MUHAMMAD ARIFNUR
MUHAMMAD ARIFNUR
Usulan Penelitian
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Disetujui:
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga usulan proposal yang
berjudul “Efektivitas Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu
Natuna” berhasil diselesaikan. Usulan proposal ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk melakukan penelitian pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Tri Wiji Nurani MSi dan Dr
Iin Solihin SPi MSi selaku pembimbing serta semua pihak yang membantu dan
memberikan saran dan koreksi sehingga usulan penelitian ini dapat diselesaikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Muhammad Arifnur
Nim.C44160024
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembagunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu atau SKPT adalah salah
satu program prioritas Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan
Perikanan yang difokuskan di Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) dan/atau Kawasan
Perbatasan sebagai roda penggerak utama dalam mengintegrasikan sektor kelautan
dan perikanan di hulu dan hilir serta kelembagaan dalam suatu proses pembagunan
kelautan dan perikanan. Pembangunan SKPT bertujuan untuk membangun dan
menintegrasikan proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat melalui
optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan di pulau-pulau kecil
dan/atau Kawasan Perbatasan secara berkelanjutan (Permen - KP No. 48 Tahun
2015). Program SKPT nantinya akan meningkatkan konetivitas dan aksesibilitas
dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan pasar (KKP 2018).
Pelaksanaan SKPT merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor
7 Tahun 2016 tentang “Percepatan Pembagunan Industri Perikanan Nasional” yang
ditujukan kepada seluruh kementerian terkait untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat baik nelayan, pembudidaya, pengolah maupun pemasar hasil perikanan,
meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan devisa negara.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 51
Tahun 2016 terdapat 20 lokasi strategis pembangunan SKPT di Pulau-Pulau Kecil
Terluar (PPKT) dan/atau Kawasan Perbatasan menetapkan Natuna yang terletak di
Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau menjadi salah satu lokasi strategis
sebagai prioritas yang potensial bagi percepatan pengembangan sektor industri
perikanan dan posisi kedaulatan perbatasan melalui skema pembangunan Sentra
Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT).
Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Natuna difokuskan pada
pembangunan Pelabuhan Perikanan (PP) di Selat Lampa, Kabupaten Natuna,
Kepulauan Riau. Pembangunan SKPT Natuna dilakukan selama periode 2015
sampai 2019 di atas lahan seluas 5,8 hektar. Area seluas 3 hektar didapatkan melalui
reklamasi, sedangkan 2,8 hektar sisanya memanfaatkan area daratan yang sudah
ada. Alokasi dana untuk penyediaan sarana dan prasarana di Pelabuhan Perikanan
Selat Lampa mencapai Rp 221,7 miliar meliputi fasilitas pokok, fasilitas fungsional
dan fasilitas penunjang untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan kelautan dan
perikanan dari pendaratan hasil kelautan dan perikanan, pengolahan, hingga
pemasaran (Kemaritiman dan Investasi 2019 ).
Keberadaan Pelabuhan Perikanan Natuna di Selat Lampa, sangat penting
dalam pengembangan perikanan di Kabupaten Natuna yang memiliki potensi yang
sangat besar dengan produksi perikanan laut yang meningkat dari 65.180,34 ton
menjadi 86.141,74 ton pada 2017 (BPS Kab. Natuna 2018). Adanya potensi
perikanan tangkap tersebut menjadikan pelabuhan perikanan sangat penting dan
berperan: sebagai sentra bisnis perikanan Kabupaten Natuna, meningkatkan daya
saing dan memperkuat efisiensi perdagangan ikan hasil tangkapan ikan dari WPP
711 perairan Laut Natuna (Zulham et al. 2017).
Menurut Lubis (2006) bahwa untuk menunjang peningkatan produksi
perikanan laut, maka tersedianya prasarana “Pelabuhan Perikanan” memiliki arti
2
yang sangat penting sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan yang ditinjau
dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran baik berskala lokal, nasional
maupun internasional. Dengan pengelolaan pelabuhan perikanan yang baik, maka
kelancaran aktivitas operasi penangkapan, pengolahan maupun pemasarannya
menjadi lebih terjamin. Kinerja aktivitas di Pelabuhan Perikanan meliputi kegiatan
pendaratan ikan; penanganan hasil tangkapan, pengolahan dan pemasaran ikan;
serta menyediakan perbekalan untuk melaut (Widiastuti 2010).
Efektivitas suatu pelabuhan perikanan dipengaruhi oleh pengelolaan kinerja
yang baik dan penggunaan fasilitas yang sesuai fungsi dan kapasitasnya (Wibowo
et al. 2019). Hal ini berkaitan dengan seberapa besar ketercapaian yang didapatkan
pelabuhan perikanan berdasarkan tujuan yang telah di tetapkan sejak awal
pembagunan pelabuhan perikanan atau dalam hal ini tujuan pembangunan SKPT
Natuna. Tujuan pembagunan suatu pelabuhan perikanan dikatakan berhasil apabila
pengelolaan kinerja di suatu pelabuhan dapat berjalan dengan baik. Salah satu
kriteria keberhasilan tersebut yaitu adanya kerjasama yang terorganisir antara
pelaku industri (stakeholder), organisasi dan lembaga-lembaga yang berperan
didalamnya (Riyandi 2015).
Namun pada kenyataannya saat ini momentum tersebut belum dimanfaatkan
dengan baik, karena kemampuan dan fungsi entitas bisnis yang ada di Natuna belum
dipetakan dengan baik (Zulham 2018). Fungsi dan peranan dari pelabuhan
perikanan merupakan pengembangan dari tujuan awal pembangunan pelabuhan
perikanan dimana tujuan tersebut dibuat atau dirancang agar pembangunan
pelabuhan perikanan memiliki arah yang jelas dalam menjalankan fungsi dan
peranannya. Untuk mengetahui sejauh mana SKPT Natuna menjalankan fungsi dan
peranannya sehingga tujuan awal tercapai, maka perlu dilakukan pengukuran
mengenai fasilitas pelabuhan dan kinerja aktivitas pelaku industri di SKPT Natuna,
yaitu industri penangkapan, pengolahan dan pemasaran. Melalui pengukuran
tersebut, maka akan dapat diketahui sebatas mana atau sejauh mana pencapaian
SKPT Natuna dalam jangka waktu tertentu guna menuju kepada tujuan utama yang
telah dirancang. Kinerja yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kinerja
aktivitas operasional dari pelabuhan perikanan tersebut (Gigentika 2010).
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder serta
dilakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait. Analisis data dilakukan dengan
mendeskripsikan dan menilai langsung untuk mengetahui fasilitas dan kapasitas
operasional di SKPT Natuna dan aktivitas operasional SKPT Natuna melalui
metode deskriptif kualitatif, metode skoring (scoring method) dan dirumuskan
strategi peningkatan efektivitas pembangunan dengan metode SWOT.
Penelitian Terdahulu
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
SKPT Natuna
Efektivitas
METODE
Peralatan Penelitian
Metode Penelitian
Analisis Data
Penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga analisis yaitu analisis deskriptif
untuk fasilitas, kapasitas dan kegiatan operasional di SKPT Natuna, scoring method
dengan pemberian bobot nilai pada setiap pertanyaan mengenai parameter dan sub
parameter penilaian tingkat efektivitas pengelolaan SKPT Natuna, serta analisis
SWOT untuk menciptakan strategi operasional SKPT Natuna.
Tabel 3 Parameter dan sub parameter pengukuran kinerja aktivitas SKPT Natuna
Dasar Penentuan
No. Parameter Subparameter Parameter dan
Subparameter
1 Produksi Jumlah produksi ikan Keputusan Direktur
(ton) Jenderal Perikanan
Tangkap No.
20/KEP-DJPT/2015
2 Frekuensi kunjungan Jumlah kunjungan Keputusan Direktur
kapal perhari (unit) kapal (unit) Jenderal Perikanan
Tangkap No.
20/KEP-DJPT/2015
3 Penyediaan perbekalan - Penyediaan BBM Keputusan Direktur
melaut - Penyediaan es Jenderal Perikanan
- Penyediaan air bersih Tangkap No.
20/KEP-DJPT/2015
12
Lanjutan tabel 3 Parameter dan sub parameter pengukuran kinerja aktivitas SKPT Natuna
Fasilitas pemasaran 25
𝑋2
2 Frekuensi kunjungan Jumlah kunjungan kapal x 100%
𝑁2
kapal perhari (unit)
4 Pemasaran 𝑋6
- Pemasaran lokal x 100%
𝑌
Keterangan:
X1 = jumlah produksi ikan di SKPT Natuna
X2 = jumlah kunjungan kapal di SKPT Natuna
X3 = jumlah penyediaan BBM di SKPT Natuna
X4 = jumlah penyediaan es di SKPT Natuna
X5 = jumlah penyediaan air bersih di SKPT Natuna
X6 = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan secara lokal di SKPT Natuna
X7 = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan ke luar kota di SKPT Natuna
N1 = nilai indikator yang telah ditetapkan KKP untuk produksi ikan di PPP
N2 = nilai indikator yang telah ditetapkan KKP untuk jumlah kunjungan kapal
di PPP
N3 = nilai indikator yang telah ditetapkan KKP untuk penyediaan BBM di PPP
14
5. Penentuan skor/nilai
Parameter dan subparameter yang telah diketahui nilai keberhasilannya
akan diberikan skor/nilai berdasarkan keberhasilan tersebut. Berikut adalah
tahap-tahap pemberian skor/nilai tersebut:
1. Penetuan nilai 1 yang merupakan penilaian skor dari nilai keberhasilan dari
masing-masing parameter dan subparameter. Nilai keberhasilan yang tinggi
(lebih dari 80%) akan mendapatkan nilai 1 sebesar 5 sedangkan nilai
keberhasilan yang rendah (kurang dari 20%) akan mendapatkan nilai 1
sebesar 1. Tabel 7 berikut akan memperlihatkan lebih rinci mengenai
pemberian nilai 1 pada rentang nilai keberhasilan tertentu:
2. Perhitungan nilai 2 yang merupakan hasil perkalian nilai 1, bobot dari masing masing
parameter dan bobot dari masing-masing subparameter.
3. Seluruh nilai 2 dari masing-masing parameter dan subparameter kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh nilai riil jumlah skor.
4. Penentuan penilaian kinerja berdasarkan nilai riil jumlah skor.
Setelah itu, maka dapat ditentukan penilaian skor untuk aktivitas kinerja
SKPT Natuna. Berikut penilaian skor tersebut:
Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari 2020, rencana kegiatan yang
akan dilakukan terbagi kedalam beberapa bagian yaitu Persiapan penelitian,
Pelaksanaan penelitian dan Penyelesaian penelitian.
Anggaran Penelitian
II Pelaksanaan Penelitian
1. Transportasi 5.000.000
2. Dokumentasi 100.000
3. Penginapan 700.000
4. Keperluan Lapangan 300.000
Jumlah 6.100.000
Total 8.400.000
20
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. 2018. Kepulauan Riau Dalam
Angka 2018. Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau.
Direktorat Jenderal Perikanan, 1994. Petunjuk Teknis Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan. Direktorat Bina Prasarana. Direktorat Jenderal Perikanan.
Jakarta. 140 halaman.
Gigentika S. 2010. Kinerja operasional pelabuhan perikanan pantai Labuhan
Lombok, kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Instruksi Presiden No. 7 tahun 2016 tentang “Percepatan Pembagunan Industri
Perikanan Nasional”
Kemaritiman dan investasi. 2019. Jadi Garda Depan Utara Indonesia, SKPT Natuna
Diresmikan [Internet]. [diunduh 2019 Desember 15]. Tersedia pada :
https://maritim.go.id/jadi-garda-depan-utara-indonesia-skpt-natuna-
diresmikan/.
Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 20/KEP-DJPT/2015.
Pedoman Evaluasi Kinerja Unit Pelaksanaan Teknis Pelabuhan Perikanan
Jakarta.
Khaerunisa DP. 2017. Efektivitas pengelolaan pelabuhan perikanan pantai Labuhan
Lombok Kabupaten Lombok Timur. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
KKP. 2018. KKP Bangun Indonesia dari Pinggiran Melalui Program Sentra
Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) [internet]. [diunduh 2019
Desember 15]. Tersedia pada: https://kkp.go.id/djprl/artikel/2799-kkp-
bangun-indonesia-dari-pinggiran-melalui-program-sentra-kelautan-dan-
perikanan-terpadu-skpt.
Lubis E. 2006. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Mingkid et al. 2017. Efektivitas Penggunaan Dana Desa Dalam Peningkatan
Pembangunan: Suatu Studi Di Desa Watutumou Dua Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan. Volome 2
No. 2 Tahun 2017
Narbuko C, Achmadi A. 2013. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta (ID): Bumi
Aksara.
Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Nurani et al. 2017. Analisis Ekonomi dan Value Chain untuk Mendukung
Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional: Studi Kawasan
Natuna, Bitung, dan Mimika. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 16/MEN/2006 tentang
pelabuhan perikanan BAB VII pasal 17 – pasal 20.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 48 Tahun 2015
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 51 Tahun 2016
Riyandi Y. 2015. Kajian kelembagaan terhadap kelancaran kegiatan operasional
PPS Nizam Zachman Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Singarimbun M dan Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta (ID): PT
Pustaka LP3ES.
21
LAMPIRAN
1. Nama :.......................................................................
2. Jenis kelamin : L/P
3. Umur :.......................................................................
4. Status :.......................................................................
5. Pendidikan :.......................................................................
• Formal: SD /SMP/SMA/S1
6. Pekerjaan utama :.......................................................................
7. Pekerjaan sampingan :.......................................................................
8. Alamat : ......................................................................
9. NO HP : ......................................................................
• Sangat puas
6. Apakah penyediaan dan pelayanan fasilitas tempat penjemuran alat
tangkap memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
7. Apakah penyediaan dan pelayanan fasilitas bengkel sudah
memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
8. Apakah Apakah penyediaan dan pelayanan fasilitas slipway
memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
9. Apakah penyediaan dan pelayanan fasilitas gudang jaring sudah
memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
10. Apakah penyediaan dan pelayanan fasilitas vessel lift sudah
memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
11. Apakah penyediaan dan pelayanan fasilitas dermaga sudah
memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
12. Apakah penyediaan dan pelayanan fasilitas kolam pelabuhan sudah
memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
25
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
13. Apakah penyediaan dan pelayanan TPI sudah memenuhi kebutuhan?
• Tidak puas
• Kurang puas
• Cukup puas
• Puas
• Sangat puas
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
Nilai keberhasilan = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 x 100%
6,379 𝑡𝑜𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
Nilai keberhasilan = x 100%
10 𝑡𝑜𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
Nilai keberhasilan = 63,79%
Subparameter Nilai 1
Jumlah produksi ikan 4
Nilai riil jumlah skor = jumlah seluruh nilai 2 pada seluruh subparameter