SUTAN ALFARIZI
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh
Diketahui oleh
PRAKATA
SUTAN ALFARIZI
v
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Praktik Lapangan 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Proses Pengolahan Duri Lunak 2
Kelayakan Dasar 3
Good Manufacturing Practice (GMP) 3
Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) 3
Hazard Analysisand Critical Control Point (HACCP) 4
METODOLOGI 5
Waktu dan Tempat 5
Acuan Standar dan Regulasi 5
Metode Praktik Lapangan 6
Pengambilan Data Sekunder 6
Flow Chart Pelaksanaan Praktik Lapangan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
LAMPIRAN 9
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dengan penerapan persyaratan GMP dan SSOP yang berjalan sesuai prosedur.
Kelayakan dasar (GMP dan SSOP) dan penerapan HACCP perlu untuk diketahui
agar dapat melihat tingkat penerapan pada industri (Sutresni et al. 2016). Oleh
karena itu, mahasiswa perlu untuk mempelajari penerapan sistem Hazard Analysis
Critical Control Points (HACCP) yang ada pada industri hasil perikanan di
perusahaan Bandeng Juwana Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah.
TINJAUAN PUSTAKA
lunak menurut SNI 4106:2017 merupakan produk olahan yang berbahan baku
ikan bandeng (Chanos chanos) dengan karakteristik tulang dan duri lunak.
Tahapan proses pengolahan bandeng duri lunak dilakukan dengan penerimaan
bahan baku, penyiangan dengan atau tanpa pembelahan, perendaman dalam
larutan garam, pemberian dengan atau tanpa pemberian bumbu, penyususnan
dalam wadah pemasakan, pemasakan dengan suhu tinggi, atau tanpa tekanan
tinggi, pendinginan pada suhu ruang dan pengemasan.
Kelayakan Dasar
METODOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Peraturan kepala badan
pengawas obat dan makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.23.04.12.2206 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk
Industri Rumah Tangga. Jakarta(ID): Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 4106:2017 tentang Bandeng Duri
Lunak. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1998. Sistem Analisis Bahaya dan
Pengendalian Titik Kritis (HACCP) serta Pedoman Penerapannya. SNI
01- 4852-1998. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI CAC/RCP 1:2011. Rekomendasi
nasional kode praktis – Prinsip umum higiene pangan. Jakarta(ID):
Badan Standarisasi Nasional.
[FDA] Food and Drug Administration. 2011. Fish and Fishery Products. Hazards
and Controls Guidance. New York (US): Champan and Hall.
[KEPMENAG] Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia. 2001. Tentang
Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal
No.518. Jakarta (ID): Kementrian Agama.
[KEPMEN-KP] Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. 2013. Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Kemananan Hasil Perikanan pada Proses
Produksi, Pengolahan, dan Distribusi. Jakarta(ID): Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia.
8
[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2015. Pusat Data Statistika dan
Informasi. Jakarta (ID): Kementrian Kelautan dan Perikanan.
[PERMENKES] Peraturan Menteri Kesahatan. 2010. Persyaratan Kualitas Air
Minum Peraturan Mentri Kesehatan No. 492/MENKES/V/2010. Jakarta
(ID): Kementrian Kelautan dan Perikanan.
[PERMENPERIN] Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia. 2010.
Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good
Manufacturing Practices). Jakarta (ID): Menteri Perindustrian Republik
Indonesia.
Abna N, Nawawi, Syam N. 2018. Pengolahan ikan bandeng presto melalui
pemberdayaan majelis takli di Desa Borikamase. Jurnal Balireso.
3(1):29- 39.
Amin MZ, Nugroho LPE, Nurjanah. 2018. Kajian implementasi GMP dan SSOP
pengolahan ikan teri nasi setengah kering di Kabupaten Tuban. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 21(3):406-413.
Arifudin, R. 1988. Bandeng Presto dalam Kumpulan Hasil Penelitian Teknologi
Pasca Panen Perikanan. Jakarta (ID): Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian.
Codex Alimentarius. 1997. HACCP System and guidelines for its Application,
Annex to CACRCP I 1969 page 3 inCodex Alimentarius. Food Hygiene
Basic Texts. Roma (IT): Food and Agricultural Organization of The
United NationWorld Health Organization.
Dewi EN, Purnamayati L, Kurniasih RA. 2019. Karakteristik mutu ikan bandeng
(Chanos chanos Forsk.) dengan berbagai pengolahan. Jurnal pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia. 22(1): 41-49.
Fitri A, Anandito RBK, Siswanti. 2016. Penggunaan daging dan tulang ikan
bandeng (Chanos chanos) pada stik ikan sebagai makanan ringan
berkalsium dan berpotein tinggi. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 9(2):
65-77.
Hanafiah, Mastuti R, Sahudra TM. 2019. Pemberdayaan masyarakat pesisir
melalui pelatihan pembuatan produk bandeng presto di Desa Kuala
Geulumpang Kecamatan Julok Aceh Timur. Jurnal Ilmiah Pengabdian
Kepada Masyarakat. 1(1): 25-30.
Rahayuningsih CK, dan Astuti SSE. 2017. Proses pengolahan ikan bandeng
(Chanos chanos) terhadap kadar protein. Jurnal Penelitian Kesehatan.
15(1): 58-63.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Tentang Pangan No.18. Jakarta
(ID): Sekretariat Negara.
Rudiyanto H. 2016. Kajian good manufacturing practices (GMP) dan kualitas
mutu pada wingko berdasarkan SNI-01-4311-1996. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 8(2):148-157.
Soesetiadi. 1977. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I-II Edisi II.
Bogor(ID): Bina Cipta Bogor.
9
LAMPIRAN
10
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
11
21
22
23
24
12
A. Data Umum
1 Nama UPI/Perusahaan :
2 Alamat
Kantor Pusat :
UPI/ Ruang Proses/Gudang :
3 Jenis UPI : aUPI bUPRL-K c UGPI d UPIH eNon - UPI fKPI
4 No.Telp/Fax/Email :
CP (Nama & HP) :
5 Kelengkapan Dokumen : a IUP / Izin Usaha b SIUP c Akta dPerjanjian Sewa-Menyewa e Manual GMP-SSOP
di bidang Notaris (jika ada)
Perikanan
6 Produk
Administrasi Pengolahan
Jumlah Karyawan Perempua Perempua Penanggung Jawab Pendidikan Pelatihan / Sertifikat
Laki-laki Laki-laki
n n
a Tenaga Asing a UPI/Pabrik
(ada/tdk)
b Penerimaan Bahan
Dilakukan dengan cepat, saniter, terlindung dan mencegah X
kontaminasi; bahan yang diterima didokumentasikan dan dimonitor
VI BAHAN a Bahan Pembungkus dan Pengemas X X
PEMBUNGKUS Tidak menjadi sumber kontaminan, tidak mempengaruhi
16
KETERANGAN
a Minor : Penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi atau dibiarkan secara terus-menerus akan
berpotensi mempengaruhi mutu pangan
b Mayor Penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi mempunyai potensi mempengaruhi keamanan
pangan
c Serius Penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi dapat mempengaruhi keamanan pangan
d Kritis Penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi akan segera mempengaruhi keamanan pangan
21
HASIL PENILAIAN
1. KETIDAKSESUAIAN
a Minor :
b Mayor
c Serius
d Kritis
2. TINGKAT (GRADE) KEPATUHAN 1 A (Baik Sekali)
2 B (Baik)
3 C (Cukup)
4 D (Gagal)
Mengetahui
Penanggung Jawab UPI (UMKM) ........................., .....................
Ketua Tim
…………………………. .......................................
Keterangan
JUMLAH PENYIMPANGAN
TINGKAT Catatan: *) jumlah penyimpangan Mayor dan
(RATING) Minor Mayor Serius Kritis Minor tidak lebih dari 10
NA = Not Applicable
A = Baik sekali 6 0–5 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2 Deskripsi Produk
Deskripsi produk adalah pejelasan yang secara lengkap dari suatu
produk yang telah dihasilkan termasuk informasi mengenai komposisi,
struktur kimia/fisik (termasuk Aw, pH, dll.), perlakuan-perlakuan
mikrosidal/statis, pengemasan, kondisi penyimpanan dan daya tahan serta
metode pendistribusiannya. Deskripsi produk dari bandeng duri lunak
terdapat pada Tabel 2.
Penerimaan
Penerimaan Penerimaan
bahan baku
bahan baku bahan kemasan
dan label
Pendinginan
Pengemasa
n
Bandeng
presto
Penggunaan
air standar
Air tidak Kontaminasi √ - - - √ L N/L No PERMENKES sesuai
higienis bakteri No.492/MENKES/PER/IV/2010 standar
untuk air
3 Pencucian minum
Pertumbuhan
Tempat pencucian harus Tempat
mikroba yang Kontaminasi
memiliki saluran pembuangan pencucian
berasal dari bakteri √ - - - √ L N/L No
air yang baik sesuai ikan harus
tempat
KEP.01/MEN/2007,BAB V,B,9 bersih
pencucian
Pencucian
alat setelah
Perendaman Kontaminasi digunakan
4 dalam dari karyawan Kontaminasi √ - - - √ L N/L No Dapat dikontrol dengan SSOP dan
disimpan
bumbu dan peralatan bakteri
dalam
tempat yang
bersih.
Ikan
Produk bandeng
Pemasakan belum masak SNI 4106.3.2:2009 Bandeng dikukus
5 Pengukusan berlebihan dan - - √ √ - M M/L Yes Presto, Bagian 3.2 Penanganan pada suhu
(overcook) kerusakan dan Pengolahan 121°C
produk selama 2-3
jam. Selama
proses
pengukusan,
suhu dan
29
tekanan
harus selalu
diamati
Bandeng
presto
Kontaminasi didinginkan
Kontaminasi
6 Pendinginan bakteri dari √ - - - √ L N/L Yes Dapat dikontrol dengan SSOP pada
bakteri
lingkungan ruangan
yang bersih
dan higienis
Pengemasan
Kontaminasi dilakukan
Kontaminasi
karyawan dan √ - - √ √ L N/L No Dapat dikontrol dengan SSOP secara cepat,
bakteri
alat cermat, dan
saniter
Pengemasan sesuai dengan Pengemasan
Masuknya
Peraturan BPOM RI No. HK dilakukan
benda asing ke Kontaminasi
√ √ - √ √ L N/L Yes 03.01.23.07.11.6664 Th. 2011 secara teliti
7 Pengemasan dalam silang
tentang Pengawasan Kemasan dan dalam
kemasan
Pangan pengawasan
Pengemasan
dilakukan
Pengemasan Kerusakan
- - √ √ - L N/L Yes Dapat dikontrol dengan GMP secara cepat,
buruk/kasar fisik produk
cermat, dan
hati-hati
*FS : Food Safety *WH : Wholesomeness *EF : Economic Froud *L : Low *M : Medium * H : High *M/L : might likely
*N/L : not likely
30
pengawasan Tindakan
Bahaya Batas Kritis Untuk Koreksi verifikasi Rekaman
CCP Nyata Setiap Tindakan
Pencegahan
Apa Bagaimana Frekuensi Siapa
31
Ya Tidak CCP
Ya