Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

KAPASITAS PENANGKAPAN IKAN SKALA KECIL DI INSTALASI


PELABUHAN PERIKANAN PANTAI GRAJAGAN,
KABUPATEN BANYUWANGI

M. THORIQ AZIS

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal tugas akhir dengan judul
“Kapasitas Penangkapan Ikan Skala Kecil di Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai
Grajagan, Kabupaten Banyuwangi” adalah karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2023

M. Thoriq Azis
NIM. C44170077
KAPASITAS PENANGKAPAN IKAN SKALA KECIL DI INSTALASI
PELABUHAN PERIKANAN PANTAI GRAJAGAN,
KABUPATEN BANYUWANGI

M. THORIQ AZIS

Usulan Penelitian

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Penelitian Sarjana


Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
Judul Penelitian : Kapasitas Penangkapan Ikan Skala Kecil di Instalasi Pelabuhan
Perikanan Pantai Grajagan, Kabupaten Banyuwangi
Nama : M. Thori Azis
NIM : C44170077
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Pembimbing 1:

Dr. Ir. Darmawan, MAMA __________________

Pembimbing 2:

Dr. Ir. Budy Wiryawan, M. Sc __________________

Diketahui oleh

Ketua Program Studi


Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap:

Dr. Didin Komarudin, S.Pi. M.Si. __________________


NIP 198602062015041001

Tanggal disetujui: 18 Agustus 2023


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga proposal penelitian dengan judul “Kapasitas
Penangkapan Ikan Skala Kecil di Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai Grajagan,
Kabupaten Banyuwangi” berhasil diselesaikan. Penelitian ini akan dilaksanakan di
Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai Grajagan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.A.M.A.
dan Bapak Dr. Ir. Budi Wiryawani, M. Sc selaku pembimbing skripsi pada
penelitian ini yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
membimbing penulis dalam penyusunan proposal ini dan selama penelitian nanti.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu, Bapak, saudara serta
seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungan, hingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini sebagai syarat penelitian di Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan IPB.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bogor, Agustus 2023

M. Thoriq Azis
NIM. C44170077
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Manfaat 3
1.4 Ruang Lingkup 4
1.5 Kerangkap Pemikiran Penelitian 5
II METODE 6
2.1 Waktu dan Lokasi 6
2.2 Alat dan Bahan 6
2.3 Objek Penelitian 7
2.4 Metode Pengumpulan Data 7
2.4.1 Penentuan jumlah dan jenis kapal penangkapan 8
2.4.2 Prosedur Pengukuran Dimensi dan Volume Kapal 9
2.4.3 Penentujan jenis dan pengukuran dimensi media penyimpanan 9
2.4.4 Pengukuran dan pengelompokkan hasil tangkapan 9
2.5 Metode Pengolahan Data 10
2.5.1 GrossTonnage (GT) 10
2.5.2 Volume media penyimpanan 10
2.5.3 Massa jenis ikan 11
2.5.4 Fishing capacity (FC) 11
2.6 Metode Analisis Data 12
III RENCANA KERJA DAN ANGGARAM PENELITIAN 14
3.1 Rencana Kerja Penelitian 14
3.2 Anggaran Penelitian 14
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17
vi

DAFTAR TABEL

1 Peralatan yang digunakan 6


2 Jenis, sumber, cara pengumpulan dan analisis tujuan 7
3 Rencana kegiatan penelitian 14
4 Rincian anggaran biaya penelitian 14

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 5


2 Peta lokasi lenelitian 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Format kuesioner untuk responden 17


1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produksi perikanan tangkap di Indonesia terus meningkat dari tahun –
ketahun seiring dengan semakin bertambahnya jumlah armada penangkapan yang
beroperasi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPPNRI). Menurut Kepmen KP No. 19 Tahun 2022, Indonesia memiliki
kekayaan sumberdaya ikan mencapai 12 juta ton per tahun. Untuk optimalisasi
penangkapan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menentapkan
beberapa strategi kebijakan, salah satunya dengan meningkatkan kemandirian
dalam mengelola potensi sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal dan
berkelanjutan. Berdasarkan Permen KP No. 18 Tahun 2014 Pemerintah
menetapkan 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
(WPPNRI). Namun, kebijakan sistem klaster dirasa kurang tepat karena Indonesia
memiliki karakteristik ikan yang multi-spesies dan kondisi laut yang sangat
terbuka sehingga siapa saja dapat melintasi perairan.
Dilihat dari kebijakan perizinan, sistem kluster cenderung berpihak kepada
armada penangkapan skala besar. Hal ini dapat dilihat dari perizinan untuk kapal
penangkapan, seperti Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang hanya dilihat
dari jumlah dan ukuran kapal tanpa terdapat batas penangkapan pada masing –
masing kapal. Aturan tersebut menyebabkan pemilik modal besar dapat
memaksimalkan keuntungan dari jumlah hasil tangkapan, sehingga armada
penangkapan akan bertambah dan berukuran lebih besar, padahal mayoritas kapal
penangkapan di Indonesia adalah armada penangkapan skala kecil. Menurut
California Environment Associates (2018), nelayan lokal yang menggunakan
armada penangkapan skala kecil dengan kapal yang berukuran ≤10 Gross
Tonnage (GT) jumlahnya mencapai ±90% dari armada perikanan nasional dan
berkontribusi sebesar 50% dari hasil tangkapan nasioanal. Komisi Nasional
Pengkajian Sumberdaya Ikan (Komnas Kajiskan) telah menetapkan tingkat
pemanfaatan sumberdaya ikan pada masing – masing WPPNRI, namun regulasi
tersebut dirasa kurang tepat. Menurut Trenggono (2023), Regulasi yang berlaku
hanya mengatur wilayah spasial penangkapan, namun batas jumlah tangkapan
(catch limit) untuk masing – masing kapal dan alokasi kapal per-WPPNRI yang
diperbolehkan belum diatur dengan baik. Oleh sebab itu, untuk menjaga
keberlangsungan sumberdaya dan optimalisasi manfaat ekonomi sektor perikanan,
KKP telah membuat program Penangkapan Ikan Terukur berbasis kuota dan zona.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023, Penangkapan
ikan terukur (PIT) adalah penangkapan ikan yang terkendali dan proporsional,
dilakukan di zona penangkapan ikan terukur, berdasarkan kuota penangkapan ikan
dalam rangka menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan serta
pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Trenggono (2023), PIT
berbasis kouta adalah pengelolaan perikanan yang terkendali, berbasis output
control dimana jumlah ikan yang ditangkap tidak boleh melebihi batas kuota yang
diperbolehkan. PIT membagi kuota penangkapan menjadi tiga yaitu kouta fishing
industri, kuota nelayan lokal, dan kuota kegiatan bukan untuk tujuan komersial
(zona spawing and nursery ground). Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023
menyebutkan bahwa Pembagian kouta penangkapan ikan paling sedikit
2

didasarkan pada pertimbangan jumlah nelayan, jumlah dan ukuran kapal (GT),
serta alat tangkap. Data yang digunakan pada variabel dasar pembagian kouta
penangkapan menggunakan data statistik perikanan. Penggunaan data statistik
dirasa kurang tepat karena data yang belum sepenuhnya valid, khususnya data
terkait perikanan skala kecil. Kapal perikanan skala kecil di Indonesia mepunyai
bentuk dan karakteristik yang berbeda – beda sehingga akan sulit
mengelompokkannya hanya berdasarkan ukuran kapal. Belum ada variabel yang
digunakan untuk menentukan kapasitas penangkapan pada armada penangkapan.
Penerapan jumlah kouta yang mempunyai dasar yang belum tepat akan
menyebabkan penerapan kuota hasil tangkapan kurang optimal atau menyebkan
penangkapan ikan melebihi kapasitas (excess capacity) hingga over-capacity
(Berkes et al. 2001). Menurut Kirkley dan Squires (2003), Excess capacity
diartikan sebagai sebuah situasi berlebihnya kapasitas input perikanan (armada
penangkapan ikan) yang digunakan untuk menghasilkan output perikanan (hasil
tangkapan) pada level tertentu. Excess capacity merupakan kondisi jangka
pendek, jika terjadi secara terus – menerus dalam jangka panjang, akan
mengakibatkan over-capacity. Dampak dari over-capacity akan mengarah pada
over-fishing, yaitu kondisi output perikanan (hasil tangkapan) melebihi batas
maksimumnya. Oleh sebab itu, penentuan kouta penangkapan pada kebijakan PIT
memerlukan data terkait kapasitas penangkapan.
Batas kuota penangkapan di suatu pangkalan pendaratan ikan dapat
ditentukan dengan menghitung kapasitas muat pada palka atau wadah hasil
tangkapan seluruh armada di kawasan tersebut. Perhitungan kapasitas muat
armada penangkapan dapat dihitung menggunakan metode pengukuran terkait
konsep kapasitas penangkapan ikan (Berkes et al. 2001). Kapasitas penangkapan
ikan adalah kemampuan setiap kapal atau armada penangkapan ikan untuk
menangkap ikan dalam periode waktu satu tahun (Pascoe et al. 2003).
Berdasarkan Food and Agriculture Organization (1998), kapasitas penangkapan
adalah jumlah total ikan yang ditangkap pada periode waktu satu tahun oleh
armada penangkapan ikan dalam kondisi normal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57 tahun
2020, JTB ditentukan dengan dengan mengambil 80% dari total nilai potensi
lestari atau Maximum Sustainable Yield (MSY). Yanto el al. (2020) menyebutkan
bahwa MSY dihitung dengan cara membandingkan antara data hasil produksi dan
upaya penangkapan. Salah satu zona fishing industri yang mempunyai total
jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) terbesar adalah kawasan laut
Samudera Hindia yang merupakan kawasan WPP 572 dan 573 yaitu sebesar 2 juta
ton/tahun (Data beberapa pendaratan pada Pelabuhan Perikanan besar). WPPNRI
573 belum memiliki data perhitungan kapasitas penangkapan namun telah
menentukan JTB di perairan tersebut. Berdasarkan Kepmen No. 19 Tahun 2022,
JTB pada WPPNRI 573 adalah ±1 juta ton/tahun untuk seluruh kapal
penangkapan. Data tersebut didasarkan berdasarkan jumlah data produksi
perikanan dan upaya penangkapan pada daerah Pelabuhan Perikanan besar dan
armada penangkapan skala besar. Data pada armada skala kecil belum tersedia
secara lengkap. Namun, data JTB tersebut digunakan untuk pembatasan
penangkapan seluruh ukuran armada penangkapan, termasuk kapal skala kecil.
Salah satu kabupaten yang berada pada wilayah WPPNRI 573 yang menjadi pusat
3

perikanan tangkap untuk armada penangkapan skala kecil adalah Kabupaten


Banyuwangi.
Data dari Badan Pusat Statistik (2020) menyebutkan Kabupaten
Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten dengan produksi perikanan tangkap
terbesar di Jawa Timur yaitu sebesar ±40 ribu ton. Pusat penangkapan ikan
terbesar di Banyuwangi adalah kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Muncar, khususnya di Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai Grajagan dan Instalasi
Pelabuhan Perikanan Pantai Pancer yang merupakan salah satu sentral
penangkapan ikan nelayan skala kecil di WPP 573. Pembagian cabang instalasi
tersebut berguna untuk memudahkan dalam manajemen dan pendataan
dikarenakan kawasan yang dikelola UPT Muncar memiliki lebar pantai yang
sangat luas. IPPP Grajagan memprioritaskan armada penangkapan yang mayoritas
berukuran kecil (≤5 GT). Menurut Data Rekapitulasi Produktifitas tahun (2021),
terdapat jumlah kapal skala kecil sebesar 1002 kapal, tetapi yang tercatat pada
Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) sebesar 629 kapal dan 329 kapal yang
mempunyai surat pas kecil. Jenis alat tangkap yang beroperasi adalah Gillnet,
Jaring pocong, payang, dan Purse seine. Hasil tangkapan mayoritas adalah lemuru
(Sardinella lemuru), lobster (Panulirus homarus dan Panulirus ornatus), tongkol
(Euthynnus affinis), dan layur (Trichiurus sp.). IPPP Grajagan belum memiliki
informasi terkait kapasitas penangkapan untuk kapal perikanan skala kecil. Dasar
pembagian kouta pada kebijakan PIT belum jelas di IPPP Grajagan. Tanpa adanya
data kapasitas penangkapan, maka kebijakan pembagian kuota oleh KKP untuk
mewujudkan program Penangkapan Ikan Terukur akan sulit dilaksanan. Oleh
sebab itu, perlu dilaksanakan penelitian untuk menghitung kapasitas penangkapan
di IPPP Grajagan. Fokus penelitian adalah pada armada penangkapan skala kecil
(≤5 GT) yang bepangkalan di IPPP Grajagan. Nilai kapasitas penangkapan
tersebut akan dijadikan dasar dalam menentukan kuota penangkapan di IPPP
Grajagan dan melengkapi data jumlah tangkapan yang diperbolehkan WPPNRI
573 agar program Penangkapan Ikan Terukur dapat berjalan dengan baik.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengukur dan menghitung dimensi kapal penangkapan skala kecil di IPPP
Grajagan.
2. Mengetahui kebiasaan nelayan dalam menyimpan hasil tangkapan di kapal
penangkapan.
3. menghitung kapasitas penagkapan skala kecil IPPP Grajagan, Kabupaten
Banyuwangi.
4. Membandingkan nilai kapasitas penangkapan dengan data pendaratan di IPPP
Grajagan.

1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan informasi ilmiah kepada Dinas Kelautan dan Perikanan terkait
kapasitas penangkapan di IPPP Grajagan, Kabupaten Banyuwangi.
2. Perhitungan kapasitas penanagkapan skala kecil di IPPP Grajagan dapat
diguanakan referensi dalam pembuatan perhitungan kapasitas penangkapan
4

ikan di pelabuhan perikanan lain dengan kondisi yang sama atau lebih
kompleks.
3. Membantu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur untuk
menentukan kuota penangkapan nelayan skala kecil di IPPP Grajagan dan
sebagai pelengkap data di WPPNRI 573 untuk mewujudkan program PIT

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini meliputi :
1. Kapal penangkapan skala kecil (<5 GT)
2. Kapasitas penangkapan skala kecil
5

1.5 Kerangkap Pemikiran Penelitian

Sistem kluster hanya menguntungkan armada skala besar atau pemilik


modal besar karena tidak ada batas kouta penangkapan

KKP telah membuat program Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis


kuota dan zona untuk menjaga keberlangsungan sumberdaya dan
optimalisasi manfaat ekonomi sektor perikanan

Perhitungan kuota penangkapan

PP No. 11 Tahun 2023 sebagai dasar perhitungan kuota penangkapan

Kendala perhitungan kouta penangkapan

Data Statistik Tidak ada variabel Ukuran kapal


Perikanan belum kapasitas bervarisasi
(khususnya kapal
akurat penangkapan
skala kecil)

Perlu adanya perhitungan kapasitan penangkapan

IPPP Grajagan salah satu sentral armada skala kecil di WPPNRI


573

Belum ada data kapasitas penangkapan ikan di IPPP Grajagan

Perhitungan kapasitan penangkapan di IPPP Grajagan

Nilai kapasitas penangkapan ikan di IPPP Grajagan untuk menunjang


kebijakan PIT
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
6

II METODE

2.1 Waktu dan Lokasi


Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2023. Lokasi
pengambilan data bertempat di IPPP Grajagan, Kecamatan Purwoharjo,
Kabupaten Banyuwangi.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian

2.2 Alat dan Bahan


Tabel 1 Peralatan yang digunakan
Jenis Alat Fungsi
Alat Tulis Untuk mencatat kegiatan observasi, hasil
wawancara, pengukuran
Alat ukur panjang (meteran) Mengukur dimensi kapal dan media penyimapanan
hasil tangkapan
Alat perekam suara Untuk merekam hasil wawancara
Alat ukur berat (timbangan) Untuk mengukur berat ikan hasil tangkapan
Benang ukur Untuk membantu pengukuran panjang pada media
yang tidak beraturan
Kamera digital/Gawai Untuk mendokumentasikan objek atau hal lain
yang terkait tentang penelitian serta proses
pengambilan data
Laptop Untuk pembuatan laporan dan pengolahan data
menggunakan Microsoft excel
Kuesioner Untuk Pencatatan daftar pertanyaan yang
dibituhkan dalam pengumpulan data dan informasi
penelitian
7

2.3 Objek Penelitian


Objek yang akan diteliti adalah armada penangkapan yang berlabuh dan
melakukan pendaratan di IPPP Grajagan. Jenis armada penangkapan yang di ukur
adalah gillnet, jaring pocong, payang, dan purse seine. Ukuran armada yang akan
diteliti adalah armada penangkapan skala kecil berdasarkan definisi perikanan
skala kecil yang terdapat pada UU No. 45 Tahun 2009 yang menyebutkan batas
ukuran kapal perikanan berukuran ≥5 GT. Hal ini juga disesuaikan dengan
karakteristik armada penangkapan yang terdapat di kawasan IPPP Grajagan.
Objek penelitian lain adalah media penyimpanan yang mempunyai kategori
berdasarkan ukuran dan jenis yang berbeda – beda.

2.4 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan pengukuran
langsung. Pengukuran langsung dilakukan untuk menentukan pelengkap untuk
mendukung perhitungan kapasitas penangkapan yang dapat ditetapkan dalam
satuan tertentu. Cara pengumpulan data menggunakan wawancara digunakan
untuk mementukan data yang tidak bisa didapatkan menggunakan perhitungan
secara langsung. Narasumber untuk wawancara adalah stakeholder terkait aktifitas
di pebuhan perikanan seperti nelayan, penampung hasil tangkapan atau tengkulak
ikan, dan petugas Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) IPPP Grajagan. Observasi
bertujuan untuk melakukan peninjauan secara langsung di lapang terkait data yang
diperlukan. Kegiatan observasi digunakan untuk menunjang data hasil wawancara
dan pengukuran secara langsung, agar hasil data yang diperoleh lebih akurat.
Tujuan, Jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan analisis data
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Jenis, sumber, cara pengumpulan dan analisis tujuan


Sumber Cara
Tujuan Jenis data Analisis
data pengumpulan
Menghitung jenis Jumlah kapal, jenis Kapal, Wawancara, Penentuan variabel
dan jumlah kapal penangkapan Nelayan observasi, dalam pengelompokan
keseluruhan kapal berdasarkan alat perhitungan jenis kapal
penangkapan skala tangkap langsung
kecil (≤5 GT)
Menghitung Dimensi dan volume Kapal, Wawancara, Hasil perhitungan GT
dimensi kapal kapal (GT), dimensi Nelayan Observasi, kapal, Hasil perhitungan
dan volume deck Pengukuran deck kapal (jika
kapal langsung digunakan sebagai
wadah penyimpanan)
Mengukur dimensi Dimensi dan volume Kapal, Wawancara, Hasil perhitungan
ruang dan wadah media penyimpanan Nelayan Observasi, volume palka, hasil
penyimpanan (cool box), dimensi pengukuran perhitungan volume
dan volume palka langsung wadah penyimpanan
Mengetahui Perilaku nelayan Nelayan Wawancara, Analisis deskriptif
kebiasaan nelayan dalam menampung Observasi kebiasaan nelayan
dalam hasil tangkapan, dalam mengumpulkan
mengumpulkan media yang hasil tangkapan
hasil tangkapan digunakan dalam
menampung hasil
tangkapan
Mengukur Dimensi dan volume Ikan hasil Wawancara, Menghitung kapasitas
8

Sumber Cara
Tujuan Jenis data Analisis
data pengumpulan
komposisi dalam (massa jenis) ikan tangkapa observasi, muat wadah
wadah hasil tangkapan, n, pengukuran penyimpanan
penyimpanan jumlah hasil nelayan, langsung
(dimensi, bobot, tangkapan per hari, penampu
dan jenis ikan dan massa jenis es dalam ng ikan,
massa jenis es) satu wadah data
penyimpanan statistik
perikanan
IPPP
Grajagan
Menghitung total Hasil perhitungan Nelayan, Wawancara, Perhitungan kapasitas
kapasitas kapasitas muat Analsis observasi penangkapan
penagkapan wadah tujuan berdasarkan variabel
armada penyimpanan, poin ukuran dan jenis kapal
penangkapan skala jumlah hasil kedua,
kecil (≤5 GT) di tangkapan rata – rata analisis
IPPP Grajagan tiap musim poin
penangkapan, ketiga,
Jumlah hari melaut analsis
rata – rata dalam poin ke
setahun, jumlah kelima
kapal tiap armada
penangkapan
Membandingkan Kapasitas Analisis wawancara Analisis deskriptif
hasil perhitungan penangkapan di poin perbandingan hasil
kapasitas IPPP Grajagan, data keenam, tangkapan berdasarkan
penangkapan pendaratan hasil data kapasitas penangkapan
dengan data tangkapan pada statistik dengan data statistik
pendaratan hasil tahun 2022 – 2023 perikanan pendaratan hasil
tangkapan IPPP tangkapan di IPPP
Grajagan, Grajagan
petugas
UPT

2.4.1 Perhitungan populasi dan penentuan jumlah sampel kapal penangkapan


Penelitian tentang kapasitas penangkapan diawali dengan melakukan
observasi dan verifikasi jumlah kapal penangkapan. Jumlah kapal
dikelompokkan berdasarkan jenis kapal penangkapan. Untuk satu jenis unit
penangkapan ikan, dikelompokan lagi berdasarkan ukuran kapal. Setelah kapal
dikelompokan, peneliti menentukan jumlah sampel yang digunakan untuk
mewakili populasi untuk tiap jenis kapal. Penentuan jumlah sampel dapat
ditentukan dengan menggunakan formula slovin. Menurut Riyanto dan
Hatmawan (2020), pendekatan pengambilan sampel dapat ditentukan
menggunakan rumus:

keterangan
n = jumlah sampel
N = total populasi
e = tingkat kesalahan dan pengambilan sampel
9

Besaran sampel penelitian akan ditentukan oleh nilai tingkat kesalahan, dimana
semakin besar tingkat kesalahan yang digunakan, maka semakin kecil jumlah
sampel yang yang diambil. Perbandingan jumlah sampel dan tingkat kesalahan
yang digunakan sebesar 10%. Perbandingan persentase tersebut dapat
berkurang jika dari hasil observasi terdapat keseragaman yang tinggi dari
kluster unit penangkapan ikan. Jumlah sampel didasarkan pada argumen
peneliti bahwa sampel tersebut sudah mewaliki populasi.
Data jumlah sampel yang yang telah ditentukan akan dikumpulkan
menggunakan convient sampling method. Convient sampling method adalah
metode pengambilan sampel yang ditentukan berdasarkan pertimbangan
kemudahan peneliti dalam mengumpulkan data. Objek penelitian yang
digunakan menggunakan objek yang ditemui secara kebetulan atau tersedia
ketika mengambil data pada lokasi penelitian (Siregar 2017). Penerapan
dilakukan dengan melakukan pengukuran atau wawancara terkait kapal yang
berlabuh atau bertambat yang berada di lokasi penelitian pada waktu
pengambilan data.

2.4.2 Prosedur pengukuran dimensi dan volume kapal


Pengukuran Dimensi kapal dilakukan dengan cara pengukuran langsung
di kapal perikanan. Data yang diperlukan untuk menentukan GT kapal adalah
Volume ruangan di bawah geladak dan volume ruangan di atas geladak.
Pengukuran yang dibutuhkan untuk menentukan volume di bawah geladak
kapal adalah panjang keseluruhan kapal (LoA), lebar (B), dan tinggi (D).
Pengukuran yang dibutuhkan untuk menentukan volume ruangan di di atas
geladak kapal adalah panjang ruangan, lebar rata – rata, dan tinggi rata – rata.
Pengukuran dimensi kapal ini juga diperlukan untuk menentukan volume
penyimpanan ikan, jika nelayan mempunyai kebiasaan menaruh hasil
tangkapan di geladak atau dek kapal.

2.4.3 Penentujan jenis dan pengukuran dimensi media penyimpanan


Pengukuran dimensi media penyimpanan ditentukan berdasarkan
wawancara terhadap nelayan terkait kebiasaan nelayan dalam menampung
hasil tangkapan. Penampungan hasil tangkapan oleh nelayan dapat
menggunakan satu jenis media penyimpanan atau lebih. Media penyimpanan
yang digunakan biasanya menggunakan palka, cool box, dan geladak kapal.
Hasil dari observasi menunjukan mayoritas nelayan Grajagan menggunakan
cool box sebagai media penyimpanan. Dimensi kapal ditentukan dengan
menghitung panjang, lebar, dan tinggi media penyimpanan.

2.4.4 Pengukuran dan pengelompokkan hasil tangkapan


Ikan hasil tangkapan dikelompokkan berdasarkan jenis ikan. Dari
pengelompokan jenis ikan, akan dikelompokkan kembali berdasarkan ukuran
ikan. Pengukuran dilakuakn ketika kegiatan pendaratan atau bongkar hasil
tangkapan dilakukan. Pengukuran ikan dilakukan untuk mengetahui dimensi
dan berat ikan. Hasil pengukuran tersebut digunakan untuk menghitung massa
jenis ikan. Wawancara nelayan diperlukan untuk mengetahui jumlah es yang
digunakan dalam satu wadah penyimpanan.
10

2.5 Metode Pengolahan Data


Data yang telah dikumpulkan digunakan untuk melengkapi perhitungan
dalam metode pengolahan data.

2.5.1 GrossTonnage (GT)


Berdasarkan Permen Hub Nomor PM 8 tahun 2013, Gross Tonnage (GT) dapat
dihitung menggunakan rumus:
GT = 0,25 x V
Keterangan:
0,25 = Koefisisen berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut No. PY.67/1/13-90 pasal 24 ayat 2
V = volume ruangan

Volume ruangan (V) diperoleh dari perhitungan:

V = V1 + V2
Keterangan:
V1 = volume ruangan bawah geladak
V2 = volume ruangan di atas geladak

Volume ruangan bawah geladak (V1) dapat dihitung menggunakan rumus:

V1 (m3) = LoA x B x D x f
Keterangan:
LoA = Panjang keseluruhan kapal atau LoA (m)
B = lebar terlebar kapal atau B (m)
D = ketinggian kapal (m)
f = faktor yang ditentukan berdasarkan bentuk dan jenis kapal
a) 0,85 untuk kapal dengan bentuk dasar rata (kapal tongkang)
b) 0,70 untuk kapal dengan dengan bentuk dasar agak miring dari
tengah ke isi kapal (kapal motor)
c) 0,50 untuk kapal yang tidak termasuk golongan a dan b (kapal
layar/kapal layar motor)
Volume ruangan di atas geladak (V2) dapat dihitung meggunakan rumus:

V2 = p x l(r) x t(r)
Keterangan:
p = panjang ruangan (m)
l(r) = lebar rata – rata (m)
t(r) = tinggi rata – rata (m)

2.5.2 Volume media penyimpanan


a. Perhitungan media penyimpanan palka menggunakan rumus:

Vpalka (m3) = A x p
Keterangan:
p = panjang palka (m)
11

A = luas tegak melintang (m2)


Luas tegak melintang (A) dapat dihitung menggunakan rumus:

A = x h (y0 + 4y1 + 2y2 + 4y3 + 2y4 + 4y5 + y6)


Keterangan:
A = A0 = A1 (m2)
h = tinggi palka (m)

b. Perhitungan volume media penyimpanan berbentuk kubus, balok, dll


menggunakan rumus bangun ruang sederhana:
Vbox = La x t
Keterangan:
La = Luas alas wadah (m2)
t = tinggi wadah (m)

c. Kapasitas muat wadah (P) dapat dihitung menggunakan rumus dari Fyson
(1985)
P (ton) = V x SF
Keterangan:
V = Volume wadah penyimpanan
SF = Stowage factor dalam penempatan curah (ton/m3)

Stowage factor untuk masing – masing sitem penyimpanan sebagai


berikut:

a) 0,5 ton/m3 untuk ikan yang didinginkan dengan es curah dan disimpan
dalam gundukan (bulking)
b) 10,3 ton/m3 untuk ikan yang didinginkan dengan es curah dan disimpan
menggunakan sekat – sekat horizontal (shelving)
c) 0,25 ton/m3 untuk ikan yang didinginkan dengan es curah dan disimpan
dalam peti/kotak
d) 0,6 ton/m3 untuk ikan yang dibekukan dan disimpan dalam gundukan
(bulking)
e) 0,75 ton/m3 untuk ikan yang dismpan dengan refrigerated sea water
(RSW)

2.5.3 Massa Jenis Ikan


Perhitungan massa jenis ikan dapat ditentukan menggunakan rumus:

ρ = m/V
Keterangan:
ρ = massa jenis ikan (kg/m3)
m = massa ikan (kg)
V = volume ikan (m3)

2.5.4 Fishing capacity (FC)


FC = P x E x V
12

Keterangan:
FC = Kapasitas penangkapan (ton/tahun)
P = Kapasitas muat wadah
E = Jumlah hari melaut rata – rata per kapal tiap musim penangkapan
(berdasarkan kondisi normal)
V = Jumlah kapal tiap armada perikanan
Hasil perhitungan kapasitas penangkapan akan dibandingkan dengan
hasil wawancara terhadap nelayan terkait hasil tangkapan dan data pendaratan
hasil tangkapan di IPPP Grajagan dalam kurung waktu satu tahun.

2.6 Metode Analisis Data


Hasil pengukuran dimensi kapal akan digunakan untuk menghitung volume
kapal. Data volome ruangan bawah geladak dan ruangan atas geladak kapal
dijumlahkan untuk mendapatkan volume keseluruhan. Hasil penjumlahan volume
tersebut dikalikan dengan Koefisisen berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut No. PY.67/1/13-90 pasal 24 ayat 2 yaitu sebesar 0,25. Dimensi
ruang penyimpanan yang berada di kapal digunakan untuk menentukan volume
ruang penyimpanan di atas kapal. Perhitungan ruang penyimpakan hasil
tangkapan menghasilkan perhitungan volume palka dan volume dek kapal.
Dimensi wadah penyimpanan tambahan seperti cool box dihitung untuk
menentukan volume wadah. Pengukuran volume wadah penyimpanan
menggununakan ruang ruang sederhana sesuai dengan bentuk dari wadah tersebut.
Hasil pengukuran volume tempat pengumpulan ikan tersebut dikaitkan dengan
data tentang wawancara kebiasaan nelayan mengumpulkan ikan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui tempat penyimpanan apa saja yang digunakan oleh nelayan
dalam menampung hasil tangkapan. Data volume wadah atau tempat
penyimpanan dan kebiasaan nelayan di kaitkan dengan data terkait jumlah hasil
tangkapan rata – rata tiap musim penangkapan. Volume wadah penyimpanan di
kaitkan hasil wawancara tentang kebiasaan nelayan menggunakan es dalam wadah
penyimpanan untuk menentukan kapasitas muat wadah. Perhitungan Kapasitas
muat dapat ditentukan dengan pekalian antara volume wadah penyimpanan
dengan stowage factor. Stowage factor ditentukan berdasarkan massa jenis ikan
hasil tangkapan dan massa jenis es (920 kg/m3).
Kapasitas muat dipadukan dengan data jumlah kapal tiap armada perikanan
dan jumlah melaut rata – rata per kapal tiap musim penangkapan untuk
menghasilkan kapasitas penangkapan. Untuk mengetahui kebenaran perhitungan
kapasitas penangkapan, data hasil pendaratan digunakan sebagai indikator
pembanding. Hasil perhitungan kapasitas penangkapan akan dibadingkan dengan
data pendaratan hasil tangkapan di IPPP Grajagan selama kurun waktu satu tahun.
Jika perhitungan kapasitas penangkapan lebih besar dari hasil pendaratan,
kemungkinan perhitungan kapasitas penangkapan sudah benar. Dalam kondisi
normal, nelayan sulit untuk mendapatkan hasil tangkapan secara penuh sesuai
dengan perhitungan kapasitas penangkapan dalam kurun waktu satu tahun penuh.
Sebaliknya, jika nilai kapasitas penangkapan lebih kecil dari data hasil perdaratan
ikan, maka terdapat kemungkinan kesalan dalam perhitungan kapasitas
penangkapan atau data hasil pendaratan bukan hanya berasal dari armada yang
dihitung kapasitas penangkapannya. Hal ini dapat terjadi karena jumlah produksi
ikan dipengarui oleh musim tangkapan, sehingga jumlah ikan yang didaratkan
13

tidak selalu sama. Untuk memenuhi kebutuhan pasar pada satu jenis ikan tertentu,
diperlukan ikan yang diambil dari kawasan lain selain di IPPP Grajagan. Terdapat
kemungkinan data produksi ikan yang berasal dari kawasan selain IPPP Grajagan
tercatat pada data pendaratan.
14

III RENCANA KERJA DAN ANGGARAM PENELITIAN

3.1 Rencana Kerja Penelitian


Rencana kegiatan penelitian merupakan tahapan – tahapan dalam penelitian
yang akan telah dan akan dilaksanakan. Rencana kegiatan penelitian dibagi
menjadi tiga tahapan yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan
penyelesaian penelitian. Rencana penelitian disajikan pada tabel 3.

Tabel 3 Rencana kegiatan penelitian


Bulan (2023)
No. Rencana Kegiatan
Jun Jul Agu Sep Okt Nov
1 Survei Tempat Penelitian
Persiapan penelitan
Pembuatan proposal
Perizinan penelitian
2 Pelaksanaan penelitian
Pengumpulan data
3 Penyelesaian penelitian
Pelaporan hasil penelitian
Pengolahan data
Penulisan skripsi
Seminar
Ujian skripsi
Penyelesaian akhir
4 Konsultasi pembimbing

3.2 Anggaran Penelitian


Rencana anggaran penelitian merupakan dana yang akan digunakan selam
proses penelitian sampai tahap pengelesaian ujian skripsi. Rincian anggaran
penelitian disajikan pada tabel 4.

Tabel 4 Rincian anggaran biaya penelitian


No. Kegiatan Biaya
1 Tahap Persiapan
Pembuatan dan pengadaan proposal 150.000,-
Penyelesaian administrasi 200.000,-
Alat tulis 50.000,-
2 Pelaksanaan penelitian
Transportasi dan akomodasi 500.000,-
Konsumsi 500.000,-
Pengadaan kuesioner 200.000,-
Alat ukur 50.000,-
Keperluan di lapang 300.000,-
3 Pelaporan hasil penelitian
Pembuatan laporan 300.000,-
4 penyelesaian penelitian
Pengadaan dan penjilidan 500.000,-
Seminar 200.000,-
15

No. Kegiatan Biaya


Ujian skripsi 300.000,-
Total Biaya Pengeluaran 3.250.000,-
16

DAFTAR PUSTAKA

Berkes F, Mohan R, Conney PM, Pollnac R, Pomeroy P. 2001. Managing Small


Scale Fisheries: Alternative Direction and Methods. IDRC. Ottawa.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan
Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan di Provinsi Jawa
TImur. Surabaya (ID): BPS.
California Environmental Associates. 2018. Trends in Marine Resource and
Fisheries Management in Indonesia. California (US): The David and Lucile
Packard Foundation.
[UU] Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perikanan. 2011.
Food and Agriculture Organization (FAO). 1998b. Report of the Consultation on
the Management of Fishing Capacity, Shark Fisheries and Incidental Catch
of Seabirds in Longline Fisheries, Rome 26-30 October 1998. FAO
Fisheries Report No. 593. Rome, FAO.
Kirkley JE, Squires D. 2003. Capacity and capacity ultilization in fishing industri.
FAO Fisheries Technical Paper. Nomor 445. Rome FAO
[Permen] Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 tahun 2014
tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. 2014.
[Kepmen] Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19 tahun 2022
tentang Estimasi Sumberdaya Ikan, Jumlah Tangkapan Ikan yang
Diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. 2022
[Permen] Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57 tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementrian Kelutan dan Perikanan Tahun 2020 –
2024. 2020
Pascoe S, Kirkley JE, Gréboval D, Morisson CJ. 2003. Measuring and asessing
capacity in fisheries. 2. Issue and methods. FAO Fisheries Technical Paper.
433(2). Rome, FAO. 130p.
Presiden Republik Indonesia. 2023. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023
tentang Penangkapan Ikan Terukur. Jakarata (ID): Presiden Republik
Indonesia
Trenggono SW. 2023. Penangkapan ikan terukur berbasis kuota untuk
keberlanjutan sumberdaya perikanan di Indonesia. Jurnal Kelautan dan
Perikanan Terapan. 1(1): 1 – 8.
Rekapitulasi Produktifitas. 2021. Data Laporan Tahunan UPT PPP Muncar. Jawa
Timur (ID): Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.
Riyanto S, Hatmawan AA. 2020. Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian
di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan, dan Eksperimen. Yogyakarta
(ID): Grup CV Budi Utama.
Siregar S. 2017. Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta (ID):
Bumi Aksara.
Yanto F, Susiana, Muzammil W. 2020. Tingkat pemanfaatan ikan umela
(Lutjanus vitta) di Perairan Mapur yang didaratkan di Desa Kelong,
Kecamatan bintar, Pesisir Kabupaten Bintar. Jurnal Pengelolaan Perikanan
Tropis. 4(2): 1 – 9.
17

LAMPIRAN

Lampiran 1 Format kuesioner untuk responden


Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
Daftar Kuesioner
Kapasitas Penangkapan Ikan Skala Kecil IPPP Grajagan
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan :
Jabatan :
Alamat :
No. HP :
Nama Kapal :
B. IDENTITAS NELAYAN DAN KAPAL
Nama nelayan :
Nama kapal :
Jumlah ABK :
Jabatan :
Alat tangkap :
Hasil Tangkapan :
C. SPESIFIKASI KAPAL (DIMENSI)
Nama kapal :
Ukuran GT :
Alat tangkap :
Mesin :
LoA : p (V2) :
B : l (r) (V2) :
D : t (r) (V2) :
D. SPESIFIKASI WADAH PENYIMPANAN
Jenis wadah penyimpanan : 1. Palka 2. Cool box
3. Geladak kapal 4. Lainnya :
Komposisi isi wadah (%) : ...... ikan ....... es
Palka
h :
y0 : y4 :
y1 : y5 :
y2 : y6 :
y3 :
Wadah Tambahan
No. Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m)
1
2
3
18

E. JUMLAH HASIL TANGKAPAN PER MUSIM


Jumlah Hasil Tangkapan/trip (kg)
Alat tangkap
Peceklik Sedang Puncak
Gillnet
Jaring pocong
Payang
Purse seine

F. JENIS HASIL TANGKAPAN PER MUSIM


Jumlah Hasil Tangkapan/trip (kg)
Alat Tangkap
Peceklik Sedang Puncak
Gillnet
Jaring pocong
Payang
Purse seine

G. UPAYA PENANGKAPAN IKAN


Alat tangkap Trip Penangkapan/hari Lama Operasi Penangkapan
Gillnet
Jaring pocong
Payang
Purse seine

Anda mungkin juga menyukai