Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR CAPSTONE

PERAN DAN TANTANGAN ENUMERATOR DALAM PENGUMPULAN DATA


HINGGA VERIFIKASI DAN LAPORAN BULAN OKTOBER - NOVEMBER 2023
DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS)
NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Anggota Peneliti:
1. Faiz Poetra Rianto (C4401201006)
2. Anindita Azzahra Natasya (C4401201010)
3. Prafio Tazanesda Raharjo (C4401201049)
4. M. Dzaki Ihza Mahendra (C4401201068)
5. Sarah Setya Priliani (C4401201079)
6. Safirah Sumayyah (C4401201091)

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Capstone : Peran Dan Tantangan Enumerator Dalam


Pengumpulan Data Hingga Verifikasi dan Laporan
Bulan Oktober – November Di Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta
Nama Peneliti : Faiz Poetra Rianto (C4401201006)
Anindhita Azzahra Natasya (C4401201010)
Prafio Tazanesda Raharjo (C4401201049)
Muhammad Dzaki Ihza Mahendra (C4401201068)
Sarah Setya Priliani (C4401201079)
Safirah Sumayyah (C4401201091)
Program : MBKM Magang Capstone Project

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapang

(Dr. Ir. Ronny Wahju, M.Phil)


NIP. 196109061987031002

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga laporan magang capstone ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam kegiatan magang capstone yang dilaksanakan pada
bulan November sampai Desember 2023 ini adalah pendataan pada enumerator,
dengan judul “Peran Dan Tantangan Enumerator Dalam Pengumpulan Data
Hingga Verifikasi dan Laporan Bulan Oktober – November Di Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ronny Irawan Wahju, M
Phil, selaku dosen pembimbing lapang yang telah memberikan bimbingan dan
arahan sehingga penulisan usulan kegiatan ini bisa selesai.
Proposal ini disusun sebagai acuan awal pelaksanaan kegiatan magang
capstone, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi perubahan sesuai
dengan kondisi dan situasi di lapangan. Akhir kata, semoga usulan kegiatan ini
dapat memperlancar seluruh rangkaian kegiatan magang.

Bogor, 14 November 2023

Kelompok 2
PPS Nizam Zachman

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 2
METODE
2.1 Waktu dan Pelaksanaan Capstone
2.2 Alat Dan Bahan Selama Pelaksanaan Capstone
2.3 Metode Pengumpulan Data
2.4 Indikator Keberhasilan
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Validasi Data
3.2 Koordinasi dan Manajemen yang Buruk
3.3 Pencatatan Data
3.4 Keakuratan Data yang Diperoleh dari Data Logbook, Data Enumerator, dan Data
Laporan Bulan November 2023
3.5 Mengetahui Penyebab Ketidaksesuaian Hasil Tangkapan Kapal Cast Net Pada
Periode Oktober-November 2023
3.6 Keakuratan data dan efektivitas jembatan timbang dalam sistem estimasi yang
dilakukan oleh enumerator
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Validasi Data
4.2 Koordinasi dan Manajemen yang Buruk
4.3 Pencatatan Data
4.4 Keakuratan Data yang Diperoleh dari Data Logbook, Data Enumerator, dan Data
Laporan Bulan November 2023
4.5 Ketidaksesuaian Hasil Tangkapan Kapal Cast Net pada Periode Oktober-
November 2023
4.6 Keakuratan Data dan Efektivitas Jembatan Timbang Dalam Sistem Estimasi yang
Dilakukan oleh Enumerator
DAFTAR PUSTAKA

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Timeline kegiatan capstone project kelompok 2 di PPS Nizam Zachman


Jakarta 8
Tabel 2 Alat, bahan, dan kegunaan
Tabel 3 Metode pengumpulan data
Tabel 4 Keakuratan Nyata Data Hasil Tangkapan yang Tercatat di Data Logbook dan
Laporan Bulanan di PPS Nizam Zachman Pada Bulan November 2023. 16
Tabel 5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Wawancara petugas pendataan enumerator


Gambar 2 Alur sistem timbangan online
Gambar 3 Kapal yang melakukan pendaratan hasil tangkapan diluar tangkapan
utama (Oktober-November 2023)
Gambar 4 Pendataan hasil tangkapan 5 kapal cast net pada bulan November 2023
19
Gambar 5 Pendataan hasil tangkapan 3 kapal cast net pada bulan November 2023
20
Gambar 6 Peralatan pendataan di jembatan timbang 20
Gambar 7 Proses penimbangan hasil tangkapan 21

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Besaran Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari
perizinan kapal sangat bergantung dari jumlah dan ukuran kapal, mengakibatkan
kapal-kapal ikan semakin membesar dan bertambah jumlahnya, dikarenakan
stakeholders dapat memaksimalkan profit dari kapal-kapal berukuran besar dan
jumlah kapal yang lebih banyak. Semakin banyak dan semakin besar kapal, maka
semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Disisi lain, regulasi di Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) belum jelas mengatur tentang jumlah dan alokasi
kapal pada masing-masing WPP, meskipun Komisi Nasional Pengkajian
Sumberdaya Ikan (Komnaskajiskan) telah menetapkan status stok dan tingkat
pemanfaatan sumber daya ikan pada masing-masing WPPNRI. Regulasi yang
berlaku selama ini hanya mengatur wilayah spasial penangkapan, namun batasan
jumlah tangkapan (catch limit) per masing-masing kapal dan alokasi kapal per
WPPNRI yang diperbolehkan belum diatur dengan baik. Untuk menjaga
keberlangsungan sumberdaya, serta mengoptimalkan manfaat ekonomi sektor
perikanannya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan
saat ini sedang bekerja untuk mewujudkan program Penangkapan Ikan Terukur
(PIT) berbasis kuota dan zona.
Penangkapan Ikan Terukur (PIT) merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dengan tetap mengoptimalkan
manfaat ekonomi dan sosial bagi nelayan dan pelaku usaha perikanan. PIT
dilaksanakan melalui penetapan batasan kuota tangkapan (catch limit) sebagai
output control dan menjadi model pengelolaan perikanan yang pertama kali
diterapkan di Indonesia. Model ini menjadi alternatif bagi kebijakan pembatasan
izin kapal (input control) yang selama ini dinilai kurang implementatif,
menciptakan mental ‘race to fish’, dan rawan manipulasi ukuran kapal
(markdown). Disamping itu, diperlukan peran enumerator untuk mengumpulkan
data hasil tangkapan yang didaratkan dari masing-masing kapal perikanan agar
dapat meminimalisir terjadinya lost data. Enumerator merupakan orang yang
melakukan pendataan hasil tangkapan yang didaratkan baik dari kapal angkut,
kapal penangkap, maupun kapal port to port. Pendataan ini guna untuk
mendukung program PIT.
PIT (Penangkapan Ikan Terukur) adalah program pelaksanaan dari
pengendalian output control yang bertujuan untuk Ekonomi Biru. Prinsip
Ekonomi Biru ini bertujuan untuk menjamin keberlanjutan ekosistem laut,
kehidupan sosial masyarakat, dan kesinambungan usaha yang meliputi zona
perikanan tangkap. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman
Jakarta telah ditetapkan sebagai pelabuhan perikanan percontohan terhadap
kebijakan PIT pada tahun 2023. Enumerator harus memastikan bahwa data yang
dikumpulkan benar dan dapat diverifikasi. Namun dalam hal ini, tidak ada
jaminan bahwa enumerator tidak membuat kesalahan. Oleh karena itu, validasi
data adalah langkah penting dalam proses pendataan di lapangan. Koordinasi
dan manajemen dengan para stakeholders juga berpengaruh pada kelancaran

6
proses pendataan. Hal ini diperlukan karena penerapan PIT baru diterapkan pada
awal tahun 2023, dimana penyamarataan informasi belum sepenuhnya bisa
diterima oleh para stakeholders. Koordinasi yang buruk antara enumerator dengan
stakeholders dapat menimbulkan kesalahan penerimaan informasi yang berpotensi
menghambat pelaksanaan PIT. Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan dari
magang capstone ini untuk validasi data pendataan ikan bertujuan untuk
memastikan keakuratan, kendali, dan konsistensi informasi dalam database.
Penyelarasan standar pengumpulan data jenis ikan diperlukan untuk memastikan
data yang dikumpulkan akurat dan sesuai dengan format yang benar, khususnya
dalam pengumpulan PNBP pascaproduksi. Identifikasi faktor-faktor yang
dipengaruhi oleh pihak eksternal membantu memahami pengaruhnya terhadap
jumlah hasil tangkapan sebenarnya. Analisis tingkat keakuratan dilakukan pada
data logbook, data enumerator, dan laporan bulanan November 2023. Pemantauan
kapal-kapal yang mendaratkan hasil tangkapan diluar tangkapan utama pada bulan
Oktober hingga November 2023 dilakukan untuk memahami dinamika aktivitas
tersebut. Optimalisasi peran jembatan timbang diarahkan untuk mendukung
sistem pendataan hasil tangkapan secara efektif.

1.2 Tujuan
Kegiatan capstone bertujuan untuk:
1. Memastikan keakuratan, kendalan, dan konsistensi informasi pada pendataan ikan
yang terdapat dalam sebuah database atau basis data
2. Memastikan bahwa pendataan yang berjalan sesuai dengan standar
pengumpulan data jenis ikan, di mana data yang dikumpulkan berada dalam
format yang akurat dan benar dalam pengumpulan PNBP pascaproduksi dengan
tanpa adanya koordinasi yang baik antar sesama orang pendataan di lapangan.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dipengaruhi pihak kapal terhadap
petugas enumerator sehingga dapat mempengaruhi pendataan jumlah hasil
tangkapan sebenarnya.
4. Menganalisis tingkat keakuratan data yang dilaporkan pada data logbook, data
enumerator, dan laporan bulanan November 2023.
5. Mengetahui penyebab ketidaksesuaian hasil tangkapan kapal cast net pada periode
Oktober hingga November 2023.
6. Mengoptimalkan peran jembatan timbang dalam menunjang sistem pendataan
hasil tangkapan.

7
BAB 2
METODE
2.1 Waktu dan pelaksanaan capstone
Kegiatan capstone dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari tanggal 14
November–14 Desember 2023. Lokasi capstone dilaksanakan di Pelabuhan
Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara,
DKI Jakarta.

No. Uraian Kegiatan Oktober November Desember


1 2 3 4 5 12345 12345
1 Pra-capstone
2 Sosialisasi dengan
dosen pembimbing
kelompok
3 Penyusunan proposal
Project

Capstone Perikanan
Tangkap
4 Pengambilan data
Project

Capstone Perikanan
Tangkap di PPS Nizam
dan Project
Capstone
7 Perikanan Tangkap
Kepulangan
Lokakarya mahasiswa
dan ujian
8
magang di kampus
Tabel 1 Timeline kegiatan capstone project kelompok 2 di PPS Nizam Zachman Jakarta

2.2 Alat dan bahaan selama pelaksanaan capstone


Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan capstone ini adalah
alat tulis untuk mencatat hasil wawancara, kuesioner yang digunakan sebagai
media acuan wawancara dalam mengumpulkan data, laptop yang dilengkapi
Microsoft. Word dan Microsoft Excel yang digunakan untuk mengolah data dan
membuat laporan hasil wawancara dan data sekunder serta alat dokumentasi
berupa smartphone untuk mendokumentasikan hasil observasi secara langsung di
PPS Nizam Zachman. Bahan yang diteliti berupa kuesioner dan data sekunder
mengenai data hasil produksi hasil perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman
Jakarta. Alat dan bahan dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut:

8
No Alat dan bahan Kegunaan

1. Alat tulis Media untuk mencatat informasi


Mengolah data dalam aplikasi perangkat
lunak seperti Microsoft word & excel,
2. Laptop
Penyusunan proposal capstone dan
laporan akhir capstone
Dokumentasi selama pelaksanaan
3. Smartphone
kegiatan capstone

Tabel 2 Alat, bahan, dan kegunaan

2.3 Metode Pengumpulan Data


Pelaksanaan capstone ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan
sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan enumerator,
kesyahbandaran, pemilik kapal di PPS Nizam Zachman. Data Sekunder berupa
literatur tentang peraturan kebijakan terbaru terkait kebijakan PIT (Penangkapan
Ikan Terukur). Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan
observasi secara langsung ke kesyahbandaran, dermaga pelabuhan, dan industri
perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta serta mengamati seluruh
kegiatan aktivitas bongkar muat pendaratan ikan di dermaga PPS Nizam Zachman
Jakarta dengan mendokumentasikan setiap kegiatan dalam bentuk foto maupun
video. Adapun rincian metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2.
sebagai berikut:

Tujuan Kebutuhan data Sumber data Analisis data

Data jumlah hasil


Menganalisis
tangkapan dan berat
kualitas data yang
per jenis hasil - Observasi Analisis
dikumpulkan
tangkapan yang lapangan kualitatif,
oleh enumerator
didaratkan dari kapal - Wawancara deskriptif
dan proses
penangkap maupun
verifikasi data
kapal angkut

Menganalisis Data logbook dan data - Data Logbook


tingkat enumerator yang bulan November
keakuratan data diolah menjadi 2023
Analisisdeskrip
yang dilaporkan laporan bulanan yang - Data Pelaporan
tif komparatif
pada data memuat jumlah hasil Enumerator
logbook, data tangkapan per hari bulan November
enumerator, dan selama bulan 2023

9
laporan bulanan
November 2023
November 2023
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
dapat dipengaruhi Data primer berupa
pihak kapal pengamatan langsung
terhadap petugas di lapang ketika -Observasi
Analisis
enumerator menjadi bagian dari lapangan
deskriptif
sehingga dapat enumerator dan hasil - Wawancara
mempengaruhi wawancara kepada
pendataan jumlah petugas enumerator
hasil tangkapan
sebenarnya
Mengetahui
penyebab Data kapal jala jatuh
ketidaksesuaian berkapal (cast net) dan Data kapal
hasil tangkapan hasil tangkapan nya bulanan dan Analisis
kapal cast net selama bulan Oktober hasil tangkapan deskriptif
pada periode hingga November nya
Oktober hingga 2023
November 2023
Tabel 3 Metode pengumpulan data

2.4 Indikator Keberhasilan


Kegiatan capstone project yang dilakukan di PPS Nizam Zachman ini
diharapkan mampu mendukung PPS Nizam Zachman dalam upaya
pengembangan eco-fishing port terfokus pada aktivitas dan fasilitas yang ada di
pelabuhan. Selain itu, diharapkan dengan pelaksanaan capstone project ini kami
mampu berpikir kritis dan kreatif dalam pemecahan masalah yang kompleks,
mampu berkomunikasi dan kerjasama tim serta pengambilan keputusan secara
efektif.

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Validasi Data
Untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan oleh enumerator benar dan
dapat diverifikasi adalah permasalahan penting. Tidak ada jaminan bahwa

10
enumerator tidak membuat kesalahan, dan oleh karena itu, validasi data adalah
langkah penting dalam proses survei.
Jawab:
Pentingnya mendukung peningkatan sistem enumerasi data berbasis
penelitian untuk komoditas yang memiliki dampak signifikan secara ekonomis
dan ekologis memerlukan kerjasama yang erat dengan pihak berwenang setempat.
Ketersediaan data secara teratur dengan tingkat bias yang minimal akan
memberikan kontribusi nyata dalam proses kalibrasi dan validasi data, yang
sangat penting untuk keperluan analisis pengkajian ketersediaan stok ikan
(Nugroho dan Atmaja 2014). Fenomena peningkatan secara bertahap dalam upaya
penangkapan (technological creep), tinggal di laut berbulan-bulan, dan
kemampuan untuk singgah di lebih dari satu pelabuhan semakin mempersulit
definisi upaya penangkapan yang relevan. Selain itu, rendahnya tanggung jawab
dalam pelaporan hasil tangkapan menunjukkan kompleksitas yang semakin
meningkat dalam menghadapi permasalahan-permasalahan pendataan perikanan.
Situasi ini tidak hanya akan menyebabkan pendugaan stok ikan yang tidak akurat
dan tingkat ketidakpastian yang tinggi, tetapi juga menghadapi kendala dalam
penetapan sistem tutup-buka perizinan (Atmaja et al. 2014).
Dalam Peraturan Menteri KP No. PER 12/MEN/2009 tentang usaha
perikanan tangkap, Pasal 30 (1) menyatakan bahwa "Jangka waktu berlakunya
SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 (1) akan dievaluasi setiap dua
tahun atau apabila ketersediaan daya dukung sumber daya ikan dalam kondisi
semakin menipis". Oleh karena itu, perbaikan dan terobosan dari sistem pendataan
diusulkan melalui validasi hasil tangkapan dengan meningkatkan keterlibatan
enumerator dan observer di atas kapal (Atmaja et al. 2014). Validasi data dalam
konteks enumerator merujuk pada serangkaian tindakan yang diambil untuk
memverifikasi dan memastikan bahwa data yang dikumpulkan oleh enumerator
memiliki kualitas dan akurasi yang baik. Validasi data sangat penting untuk
memastikan bahwa informasi yang dihasilkan dapat diandalkan dan dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan yang akurat (Patmiarsih et al. 2023).
Berikut adalah beberapa konsep dan aspek yang terkait dengan validasi data
dalam enumerator:
1. Pemahaman Tugas:
2. Sebelum memulai pengumpulan data, enumerator perlu mendapatkan
pemahaman yang baik tentang tujuan pengumpulan data, jenis informasi yang
harus dikumpulkan, dan prosedur yang harus diikuti.
3. Pelatihan Enumerator:
4. Pelatihan yang cermat diberikan kepada enumerator untuk memastikan bahwa
mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas mereka. Ini mencakup pelatihan dalam penggunaan alat
pengukuran, identifikasi objek yang diukur, dan pengisian formulir dengan
benar.
5. Formulir yang Jelas dan Tervalidasi:
6. Formulir yang digunakan untuk pengumpulan data harus dirancang dengan
baik. Ini mencakup pertanyaan yang jelas dan jelas, aturan validasi otomatis
(jika menggunakan formulir elektronik), dan instruksi yang mudah dipahami.
7. Supervisi dan Pemeriksaan Lapangan:

11
8. Supervisor atau pemeriksa lapangan perlu secara berkala memantau kinerja
enumerator. Ini dapat dilakukan melalui kunjungan langsung ke lokasi
pengumpulan data, pemeriksaan formulir, dan wawancara untuk memastikan
bahwa prosedur diikuti dengan benar.
9. Audit Acak:
10. Dilakukan audit acak pada sebagian kecil data yang dikumpulkan untuk
memverifikasi keakuratan dan konsistensi. Hal ini dapat melibatkan
pemeriksaan ulang formulir, pengukuran ulang, atau perbandingan dengan
data referensi.
11. Analisis Retrospektif Data:
12. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara retrospektif untuk mendeteksi
pola kesalahan atau anomali. Analisis ini dapat membantu mengidentifikasi
trend atau kesalahan sistematis yang perlu diperbaiki.
13. Feedback dan Pelatihan Lanjutan:
14. Enumerator diberikan umpan balik berkala berdasarkan hasil validasi data.
Jika ditemukan kesalahan atau area yang perlu diperbaiki, enumerator dapat
menerima pelatihan tambahan untuk meningkatkan kinerja mereka.
15. Dokumentasi dan Bukti Pendukung:
16. Enumerator harus dapat menyediakan dokumentasi dan bukti pendukung yang
diperlukan untuk hasil data yang mereka kumpulkan. Ini dapat termasuk foto,
catatan lapangan, atau informasi tambahan yang mendukung keakuratan data.
17. Proses pelatihan enumerator dirancang untuk memastikan pemahaman yang
mendalam tentang tugas dan prosedur pengumpulan data. Pelatihan mencakup
sesi teori dan praktek, di mana enumerator diberikan pemahaman menyeluruh
tentang tugas yang akan diemban, teknik pengukuran yang diperlukan, dan
proses pengisian formulir. Untuk memastikan keakuratan pekerjaan
enumerator, supervisi lapangan dilakukan secara berkala. Ini melibatkan
kunjungan langsung ke lokasi kerja enumerator dengan tujuan memeriksa
keakuratan dan kualitas pekerjaan yang mereka lakukan. Supervisi ini
membantu memastikan bahwa enumerator mematuhi prosedur dan standar
yang ditetapkan.
18. Dalam penggunaan formulir pengumpulan data, khususnya jika menggunakan
formulir elektronik, langkah-langkah pencegahan kesalahan input
diimplementasikan. Formulir elektronik dapat memiliki aturan validasi
otomatis, seperti batasan numerik dan pemeriksaan format data, untuk
mencegah kesalahan input. Selain itu, formulir juga dapat mencakup
pertanyaan khusus yang dirancang untuk menguji pemahaman enumerator
terhadap tugas mereka dan mengidentifikasi potensi kesalahan. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa enumerator memiliki pemahaman yang
baik dan akurat terkait pekerjaan mereka. Analisis retro-spesifikasi data
menjadi langkah kritis dalam mendeteksi pola kesalahan atau anomali.
Pemeriksaan data yang telah dikumpulkan dilakukan untuk mengidentifikasi
pola kesalahan sistematis atau ketidaksesuaian data, dengan tindakan korektif
yang diambil jika diperlukan. Untuk meningkatkan validasi data secara
keseluruhan di lingkungan kerja enumerator, telah ditetapkan kebijakan dan
prosedur. Langkah-langkah ini dirancang untuk memastikan konsistensi dan
efektivitas implementasi validasi data dalam kerangka kerja enumerator.

12
Keberhasilan validasi data menjadi kunci dalam memastikan akurasi dan
keandalan informasi yang dikumpulkan.

3.2 Koordinasi dan Manajemen yang Buruk


Koordinasi yang buruk antara enumerator, pengurus kapal dan pengurus
PT yang dapat mengakibatkan kebingungan dan kesalahan dalam pelaksanaan
pendataan ikan.
Jawab:
Kurangnya koordinasi dapat mengakibatkan kesalahan identifikasi ikan,
pengukuran yang tidak akurat, dan ketidaksesuaian data antara enumerator dan
pihak kapal atau PT, sehingga hal tersebut dapat berdampak secara beruntun,
mulai dari salahnya menetapkan PNBP kepada pihak kapal hingga ke lost-nya
data produksi dan volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan. Jika hal
tersebut sering terjadi terus-menerus, pihak yang paling terkena dampaknya
adalah negara Indonesia karena hasil lautnya diambil tanpa ada keuntungan dan
malah menimbulkan kerugian. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara
implementasi teknologi atau pembuatan seperti aplikasi seluler atau sistem
informasi sebagai saluran komunikasi yang jelas sehingga dapat membantu pihak
kapal, pihak PT, dan pihak KKP untuk sama-sama menemukan win win solution
atau sama-sama tidak ada pihak yang dirugikan maupun diuntungkan. Selain itu,
pihak SDM enumerators sebaiknya lebih tegas dalam mengambil sikap jika ada
pihak kapal/PT yang tidak mau bekerja sama kepada pihak KKP dalam
transparansi data ikan yang didaratkan.
Cara membuat enumerator PPS Nizam Zachman Jakarta menjadi lebih tegas
ialah dengan cara pelatihan, dengan diberikan pelatihan, diharapkan itu bisa
memicu peningkatan kinerja pendataan sesuai dengan prosedur operasional
standar (SOP) ataupun protokol pendataan, dan bisa meningkatkan kemampuan
identifikasi jenis ikan hasil tangkapan, sehingga jika terjadi ketidakjelasan data
ikan karena tidak ada koordinasi mengenai jenis ikan, para pihak enumerator bisa
tegas dalam mendata dan tidak ragu yang dapat menimbulkan ketidakakuratan
data di lapangan.
3.3 Pengaruh pihak kapal terhadap petugas pendataan enumerator
Dalam masa kebijakan PIT (Penangkapan Ikan Terukur) terbaru ini dan
adanya peralihan kebijakan dari kapal pra produksi menjadi kapal pasca produksi
didapatkan beberapa tanggapan dari pemilik kapal yang mengeluhkan adanya
kebijakan baru tersebut. Beberapa tanggapan dari pemilik kapal salah satunya
wajib melakukan pembayaran tagihan PNBP sebesar 10% sebagai pemasukan kas
negara dari total hasil tangkapan yang didaratkan. Maka dari itu, pemilik kapal
merasa dirugikan dengan adanya penagihan tarif PNBP tersebut. Dengan
demikian, pemilik kapal memiliki segala cara agar tarif PNBP yang dibayarkan
menjadi lebih kecil dari jumlah hasil tangkapan yang sebenarnya diantarannya
adanya intimidasi dari pihak kapal, pemberian hadiah berupa uang dan ikan, serta
kecurangan tally kapal untuk mengurangi data jumlah hasil tangkapan terhadap
petugas pendataan enumerator PPS Nizam Zachman Jakarta.
Enumerator selama proses mendata jumlah hasil tangkapan memiliki
tantangan yaitu intervensi dari pihak kapal diantarannya ancaman berupa
intimidasi, pemberian hadiah berupa tip/uang yang diberikan dua kali lebih besar
dari pemilik kapal, pemberian hadiah berupa ikan dan pengurangan data hasil

13
tangkapan yang dicatat oleh tally kapal sehingga data hasil tangkapan yang dicatat
lebih kecil dari jumlah hasil tangkapan sebenarnya dan selisih data hasil
tangkapan yang cukup besar ketika disandingkan dengan data jembatan timbang.
Berdasarkan hasil rapat evaluasi tim pendataan PPS Nizam Zachman, didapatkan
temuan kasus yaitu petugas pendataan mendapatkan hadiah dari pemilik kapal
yang tidak disebutkan nominal nya sehingga terjadi loss data yang cukup besar.
Oleh karena itu, menjadi perhatian penting bagi pihak pelabuhan agar lebih ketat
lagi dalam pengawasan petugas pendataan di lapangan.

Gambar 1 Wawancara petugas pendataan enumerator

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden dari pihak


enumerator didapatkan solusi bahwa dalam menjalankan tugas enumerasi
diantarannya enumerator harus menolak dengan tegas segala bentuk pengaruh
apapun dari pihak kapal termasuk pemberian hadiah untuk menjunjung tinggi
integritas dalam menjalankan tugas agar data yang dicatat akurat dan sesuai,
kemudian menjaga integritas adalah suatu keharusan, dengan memastikan bahwa
setiap hasil tangkapan yang didata dapat mencerminkan keadaan sebenarnya di
lapangan kemudian enumerator harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan
diri dan berbaur dengan pihak kapal, sehingga dapat membangun hubungan yang
baik dan mendapatkan informasi data hasil tangkapan dengan akurat. Terakhir,
penting untuk melaporkan setiap masalah yang terjadi di lapangan kepada
syahbandar.
Untuk mengatasi segala bentuk kecurangan tersebut, peneliti memiliki inovasi
kedepannya agar meminimalisir terjadinya kecurangan di lapang yang dapat
mengakibatkan terjadinya selisih data hasil tangkapan. Berikut inovasi yang
ditawarkan kepada pihak syahbandar PPS Nizam Zachman Jakarta yaitu sistem
timbangan online. Sistem timbangan online adalah suatu sistem yang saling
terhubung satu sama lain diantarannya timbangan di dermaga dan jembatan
timbang. Adapun cara kerja sistem tersebut adalah timbangan yang dilengkapi
kamera dan sensor untuk mengidentifikasi setiap jenis hasil tangkapan selama
aktivitas bongkar muat di dermaga sedang berlangsung yang langsung terhubung
dan dalam pengawasan pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), kemudian timbangan tersebut secara otomatis mencatat berat setiap jenis
hasil tangkapan, selanjutnya data berat hasil tangkapan tersebut per jenis hasil

14
tangkapan dimasukkan ke dalam database berbentuk tabel catatan pendaratan ikan
di micorosft excel, tahap berikutnya hasil tangkapan tersebut dijumlahkan secara
keseluruhan, kemudian masukkan plat kendaraan mobil angkut yang mengangkut
hasil tangkapan dari kapal tersebut yang langsung terhubung ke jembatan timbang
dan data hasil tangkapan dari masing-masing kapal tersebut di submit ke PIPP
mobile, sehingga tagihan PNBP dapat langsung dicetak dan ditagihkan kepada
pemilik kapal. Alur sistem kerja timbangan online dapat dilihat pada gambar 2

Alat timbang Microsoft excel Jembatan timbang PIPP Mobile

KKP

Gambar 2 Alur sistem timbangan online

3.4 Keakuratan Data yang Diperoleh dari Data Logbook, Data Enumerator,
dan Data Laporan Bulan November 2023
Data dan informasi perikanan dapat terwujud jika tersedia perangkat
pencatatan yang relevan dengan karakteristik perikanan setempat, yaitu sesuai
dengan pola kegiatan penangkapan ikan, sebaran pusat-pusat pendaratan ikan dan
tata niaga perikanan dimana terjadi aliran ikan dari tangan pembeli pertama ikan
hingga konsumen akhir. Pengembangan perangkat pencatatan data ini sejak awal
sebaiknya melibatkan para stakeholders, seperti perwakilan Dinas Kelautan dan
Perikanan dari setiap provinsi, perwakilan asosiasi nelayan dan pengusaha
perikanan (Sari et al. 2021). Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan pendataan penangkapan ikan terukur seperti:
1. Membangun sistem pendataan hasil tangkapan yang dipatuhi oleh pelaku
industri penangkapan ikan;
2. Membangun unit kerja yang bertugas melaksanakan pemantauan pemanfaatan
kuota penangkapan ikan;
3. Membangun prosedur pelaporan data yang ramah pengguna;
4. Membuat kebijakan dan peraturan yang efektif dan dipatuhi seluruh
stakeholder;
5. Membentuk nelayan yang jujur dan terampil membuat laporan hasil tangkapan.
Pencatatan data hasil tangkapan oleh Enumerator PPS Nizam Zachman
dilakukan pada saat kapal penangkapan ikan, kapal angkut, dan kapal angkut port
to port melakukan pembongkaran hasil tangkapan di dermaga PPS Nizam
Zachman. Tingkat akurasi nyata data hasil tangkapan selama bulan November
2023 di PPS Nizam Zachman dapat dilihat pada tabel berikut.
Analisis Data
Analisis deskriptif komparatif yang digunakan adalah untuk
membandingkan data yang diambil dari dua atau lebih sumber data yang berbeda,
yaitu data yang diambil dari Petugas Enumerator yang merupakan data

15
pembanding (D1) dengan data yang diperoleh dari Log Book (D2) dan Laporan
Bulanan (D3) PPS Nizam Zachman Jakarta (Pane 1998). Selanjutnya untuk
mengetahui keakuratan data hasil tangkapan dihitung dengan menggunakan
metode analisis keakuratan data hasil tangkapan.
Untuk menganalisis keakuratan data, dihitung menggunakan rumus yaitu (Pane
1998):
1. Penyimpangan Nyata Data:

2. Tingkat Keakuratan Nyata Data:

Enumerato Laporan
Logbook PD12 PD23 PD13 TKD12 TKD23 TKD13
Tanggal r Bulanan
(D2) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
(D1) (D3)
1/11/23 144.610 392.079 144.610 171,13 171,13 0,00 -71,13 -71,13 100
2/11/23 301.979 372.383 301.979 23,31 23,31 0,00 76,69 76,69 100
3/11/23 216.244 332.528 216.244 53,77 53,77 0,00 46,23 46,23 100
4/11/23 389.399 699.506 389.399 79,64 79,64 0,00 20,36 20,36 100
5/11/23 481.529 356.000 481.529 -26,07 -26,07 0,00 126,07 126,07 100
6/11/23 682.159 997.060 682.159 46,16 46,16 0,00 53,84 53,84 100
7/11/23 650.543 1.058.610 650.543 62,73 62,73 0,00 37,27 37,27 100
8/11/23 719.625 752.211 719.625 4,53 4,53 0,00 95,47 95,47 100
9/11/23 487.737 562.861 487.737 15,40 15,40 0,00 84,60 84,60 100
10/11/23 692.752 517.706 692.752 -25,27 -25,27 0,00 125,27 125,27 100
11/11/23 509.331 187.500 509.331 -63,19 -63,19 0,00 163,19 163,19 100
12/11/23 570.078 377.050 570.078 -33,86 -33,86 0,00 133,86 133,86 100
13/11/23 921.560 666.849 921.560 -27,64 -27,64 0,00 127,64 127,64 100
14/11/23 629.578 374.150 629.578 -40,57 -40,57 0,00 140,57 140,57 100
15/11/23 452.642 256.564 452.642 -43,32 -43,32 0,00 143,32 143,32 100
16/11/23 384.584 538.500 384.584 40,02 40,02 0,00 59,98 59,98 100
17/11/23 478.999 378.741 478.999 -20,93 -20,93 0,00 120,93 120,93 100
18/11/23 555.718 312.570 555.718 -43,75 -43,75 0,00 143,75 143,75 100
19/11/23 527.664 432.942 527.664 -17,95 -17,95 0,00 117,95 117,95 100
20/11/23 654.858 786.900 654.858 20,16 20,16 0,00 79,84 79,84 100
21/11/23 784.405 557.076 784.405 -28,98 -28,98 0,00 128,98 128,98 100
22/11/23 722.755 761.360 722.755 5,34 5,34 0,00 94,66 94,66 100
23/11/23 718.686 472.234 718.686 -34,29 -34,29 0,00 134,29 134,29 100
24/11/23 570.106 894.841 570.106 56,96 56,96 0,00 43,04 43,04 100
25/11/23 642.543 1.124.475 642.543 75,00 75,00 0,00 25,00 25,00 100
26/11/23 906.348 437.725 906.348 -51,70 -51,70 0,00 151,70 151,70 100
27/11/23 591.666 410.100 591.666 -30,69 -30,69 0,00 130,69 130,69 100
28/11/23 674.812 604.298 674.812 -10,45 -10,45 0,00 110,45 110,45 100
29/11/23 598.282 789.053 598.282 31,89 31,89 0,00 68,11 68,11 100
30/11/23 673.664 716.379 673.664 6,34 6,34 0,00 93,66 93,66 100
Total 17.334.856 17.334.85
17.120.251 -6,46 -6,46 0,00 93,54 93,54 100
6
Tabel 4 Keakuratan Nyata Data Hasil Tangkapan yang Tercatat di Data Logbook dan
Laporan Bulanan di PPS Nizam Zachman Pada Bulan November 2023.

Nilai rata-rata penyimpangan data (PD) yang dihasilkan dari perhitungan


data Enumerator, Logbook, dan Laporan Bulanan di PPS Nizam Zachman pada

16
bulan November 2023 yaitu PD12 sebesar 6.46%, PD13 sebesar 0.00% dan PD23
sebesar 6,46%. Tanda PD bernilai negatif, hal ini berarti jumlah data hasil
tangkapan yang dicatat oleh Enumerator dan Laporan Bulanan lebih besar dari
jumlah data Logbook. Nilai tingkat akurasi data (TKD) pada perhitungan ini
adalah TKD12 sebesar 93.54%, nilai TKD13 sebesar 100% dan nilai TKD 23 sebesar
93.54%.
Berdasarkan TKD yang didapatkan dari tiap-tiap perbandingan, maka
menurut (Pane 1998) dapat dikatakan bahwa hasil tangkapan yang diterbitkan
oleh PPS Nizam Zachman Jakarta termasuk akurat. Selanjutnya bila diuji dengan
uji tanda, didapatkan hasil bahwa nilai P (5,1≤x≤10). Hitung lebih kecil dari P
(5,1≤x≤10). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyimpangan yang
terjadi tidak signifikan, sebaran D1, D2, D3 tidak berbeda nyata atau H0 diterima.
Faktor yang mempengaruhi tingkat akurasi data hasil tangkapan ikan di PPS
Nizam Zachman adalah lamanya proses pembongkaran ikan, kalibrasi yang tidak
benar terhadap alat timbang dan sumberdaya manusia dari petugas enumerator
yang kurang optimal sehingga tidak di setiap kapal yang bongkar muatan terdapat
pengawasan. Keakuratan pendataan hasil tangkapan di suatu pelabuhan perikanan
merupakan suatu hal yang penting dan harus diperhatikan. Data hasil tangkapan
yang dikumpulkan dalam setiap pendaratan hasil tangkapan dapat dikualitatifkan
dan digunakan untuk keperluan evaluasi dan pertimbangan pengambilan
kebijakan perikanan di tempat pendaratan tersebut.

3.5 Mengetahui penyebab ketidaksesuaian hasil tangkapan kapal cast net pada
periode Oktober-November 2023
Cast net merupakan pengembangan dari alat tangkap bouke ami, yang
dioperasikan menggunakan lampu-lampu untuk menarik dan mengkonsentrasikan
obyek yang menjadi target penangkapan (cumi-cumi). Desain atau rancang
bangun bagian cast net berbentuk lingkaran kerucut yang terdiri dari bagian-
bagian jaring yakni bagian badan jaring dan bagian kantong jaring.
Pengembangan alat tangkap cast net yang semula merupakan alat tangkap
bouke ami tentunya akan mempengaruhi metode penangkapannya. Metode
penangkapan atau mekanisme tertangkapnya ikan sendiri dikelompokkan dalam 5
macam yaitu Tangling (terjerat), Trapping (terperangkap), Filtering (menyaring),
Hooking and Spearing (melukai), dan Pumping (menompa). Demikian juga
dengan cara pengendalian ikan yang tentunya akan berbeda untuk tiap alat
tangkap sesuai dengan spesifikasi alat tangkap yang digunakan.
Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan kegiatan pendataan
enumerator, ditemukan beberapa kasus kapal dengan alat tangkap jala jatuh
berkapal (cast net) mendaratkan hasil tangkapan nya diluar dari hasil tangkapan
utama. Berikut adalah data kapal yang mendaratkan hasil tangkapan nya diluar
hasil tangkapan utama:

17
Data hasil tangkapan sampingan (Oktober-November 2023)

Berat Hasil Tangkapan Sampingan


30000
27482

25000

20000
SETIA JAYA - A
(kg)

15000 AGRA MELIMPAH - I


FORTUNA - I
10000 SUMBER JAYA
5896
5000 4394

266
0

Kapal cast net


Gambar 3 Kapal yang melakukan pendaratan hasil tangkapan diluar tangkapan utama
(Oktober-November 2023)
Dari data tersebut ditemukan bahwa terdapat 4 kapal penangkap cumi
melakukan pendaratan hasil tangkapannya diluar tangkapan utama. Hasil
tangkapan sampingan cast net di dominasi oleh ikan-ikan kecil seperti selar,
lemuru, layang, tembang, teri bahkan hingga hiu. Hal tersebut masih dibilang
memiliki persentase yang kecil dari banyak nya populasi kapal penangkap cast
net yang melakukan pendaratan hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta
selama periode oktober hingga november 2023, namun hasil tangkapan
sampingan juga merupakan masalah yang dapat mempengaruhi keberlanjutan
perikanan tangkap, stok ikan di perairan dan juga mempengaruhi rantai makanan
dan habitat, dan pada akhirnya mengganggu dan merusak ekosistem.
Jika hasil tangkapan sampingan dari jala jatuh berkapal lebih dominan,
beberapa faktor yang mempengaruhinya melibatkan cara jaring tersebut
digunakan dan ekosistem perairan tempat penangkapan dilakukan. Berikut
beberapa kemungkinan faktor yang terjadi
1. Spesifikasi Jaring: Jenis jaring, ukuran mata jaring dan bahan jaring dapat
mempengaruhi tipe ikan yang tertangkap. Ukuran mata jaring pada jala jatuh
berkapal sebesar ≥1 inci, dengan panjang ≤20 meter, dan lebar ≤20 meter.
2. Daerah Penangkapan Ikan: Kedalaman dimana jala jatuh berkapal digunakan
dapat mempengaruhi jenis ikan yang tertangkap. Jala jatuh berkapal
dioperasikan di perairan yang lebih jauh dari pantai dan melakukan
pengoperasian di jalur penangkapan II dan III di semua WPP NRI.
3. Teknik Penangkapan yang Digunakan: Cara kapal menggunakan jala jatuh
berkapal apakah mereka melibatkan pencahayaan atau penggunaan suara yang
nantinya dapat mempengaruhi hasil tangkapan sampingan.
4. Ketidakseimbangan Ekosistem: Adanya ketidakseimbangan dalam ekosistem
perairan, misalnya karena overfishing atau perubahan lingkungan, dapat
menyebabkan beberapa spesies ikan menjadi lebih dominan dalam hasil
tangkapan
Penangkapan sampingan yang dominan dari suatu alat tangkap per jenis
ikan tidak selalu diinginkan, terutama jika itu melibatkan spesies yang rentan atau

18
dilindungi. Oleh karena itu, perlu nya praktek penangkapan ikan yang
berkelanjutan dan pemantauan ketat terhadap hasil tangkapan sampingan sehingga
spesies yang rentan dan dilindungi tetap terjaga.

3.6 Keakuratan data dan efektivitas jembatan timbang dalam sistem estimasi
yang dilakukan oleh enumerator
Keakuratan data perikanan tangkap merupakan hal yang penting karena data
tersebut menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di sektor
perikanan pada masa yang akan datang. Data perikanan tangkap yang tidak akurat
dapat memicu terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan
tersebut. Selain itu pendataan hasil tangkapan dapat mempengaruhi pendapatan
negara. Distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dapat mencapai 50
ton/hari (Krisnafi et al. 2023). Jembatan timbang di pelabuhan perikanan memiliki
peran penting dalam pengukuran jumlah hasil tangkapan yang didaratkan.
Jembatan timbang harus memenuhi beberapa aspek teknis dalam menunjang
aktivitasnya seperti, perawatan, menera timbangan dalam jangka waktu tertentu
dan dibantu dengan petugas pendataan yang cukup dan teliti. Hal ini membantu
meningkatkan efisiensi operasional dan akurasi pengukuran. Pengelolaan data dari
jembatan timbang juga dapat memberikan informasi yang berharga terkait dengan
kapasitas pelabuhan, penerimaan pajak hasil tangkapan, pola muatan kapal, dan
pemantauan terhadap perubahan dalam industri perikanan. Selain itu aspek
regulasi dan kebijakan menjadi hal yang terpenting terkait penggunaan jembatan
timbang, serta peran otoritas pelabuhan dan badan pengatur dalam mengawasi dan
menegakkan kepatuhan. Permasalahan dari sub bagian ini adalah bagaimana
mekanisme penyediaan data produksi perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman
Jakarta khususnya pada pendataan di dermaga dan juga di jembatan timbang
untuk mendukung keakuratan data yang didapatkan dan sistemnya. Data diambil
dari beberapa responden khususnya petugas pendataan di jembatan timbang serta
5 data kapal cast net pada bulan November 2023. Data berat hasil tangkapan di
dermaga dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Pendataan hasil tangkapan 5 kapal cast net pada bulan November 2023

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah tangkapan kapal cast net rata-rata
10,08 ton. Perhitungan didapatkan langsung dari petugas yang mencatat bobot
ikan di dermaga. Jumlah kapal yang melakukan pendaratan hasil tangkapan

19
mencapai 30-40 kapal setiap harinya. Jumlah enumerator (petugas pendataan)
yang terdapat di PPS Nizam Zachman sekitar 45 orang dan terdapat mekanisme
shift dimana petugas bekerja selama 3 hari kemudian libur selama 2 hari.
Pencatatan hasil tangkapan di dermaga juga masih manual menggunakan kertas.
Aplikasi PIPP sebenarnya dapat digunakan untuk melakukan pencatatan, namun
masih banyak kendala teknis dalam penggunaannya seperti sinyal yang kurang
memadai dan device yang harus siap digunakan. Permasalahan lain yang sering
diamati yaitu ketika ada kapal yang melakukan bongkar tetapi belum terdapat
petugas yang mencatatnya. Kondisi lain juga terkadang terjadi apabila pelaku
usaha berusaha menutupi data atau bahkan berusaha mengurangi bobot ikan yang
ditimbang dengan cara lainnya.

Gambar 5 Pendataan hasil tangkapan 3 kapal cast net pada bulan November 2023

Pada pendataan hasil tangkapan di jembatan timbang seperti pada gambar 2.


dapat diketahui bahwa terdapat 2 kapal yang melakukan timbang di dermaga
namun tidak melakukan timbang di jembatan timbang. Hal ini mengakibatkan
peran dari jembatan timbang yang seharusnya bisa dimaksimalkan untuk
tercapainya data yang presisi namun belum optimal. Petugas pendataan yang
terdapat di alur jembatan timbang sebanyak 3 orang yang masing masing bertugas
sebagai pendata di aplikasi dan excel, pendata di kartu registrasi mobil (setiap 3
bulan sekali), dan pendata bobot hasil tangkapan. Pendataan dilakukan harus
dengan secepat mungkin agar antrean mobil tidak menumpuk yang akan
menyebabkan pada lamanya pendistribusian tangkapan ke perusahaan. Alat yang
digunakan dalam penimbangan dapar dilihat pada gambar 3.

Gambar 6 Peralatan pendataan di jembatan timbang

20
Alur penggunaan jembatan timbang dimulai dari penimbangan mobil yang
digunakan oleh setiap kapal dalam kondisi kosong. Setelah diketahui bobotnya,
lalu mobil diberi kartu registrasi dan ditempel nomor registrasi. Proses
penimbangan dapat dilihat pada gambar 4. Kemudian mobil mengangkut hasil
tangkapan ke atas jembatan dan dilakukan pendataan. Rumus pendataan pada
jembatan timbang sebagai berikut.
Bobot HT = A-B-C
Keterangan:
A = Berat Total Timbangan
B = Berat Mobil Kosong (sudah tercantum pada kartu registrasi)
C = Berat Palet/blong yang dipakai (1 palet = 560 kg, 1 blong = 5 kg)
Pendataan di alur jembatan timbang dapat mencapai 500 mobil setiap
harinya. Fasilitas jembatan timbang di tera setiap 6 bulan sekali agar ketelitian
dalam pengukuran tetap sesuai. Setelah data jembatan timbang dibandingkan
dengan pendataan di dermaga maka dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang
tidak terlalu signifikan. Kesesuaian timbangan yang terkadang mengalami
perbedaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pembulatan jumlah
timbangan di dermaga, berubahnya bobot mobil dan palet/blong yang digunakan
bahkan karena kelalaian petugas pendataan sendiri. Perbandingan dari ketiga
kapal cast net tersebut hanya berkisar 0,01-0,6% saja. Solusi yang dapat diberikan
terhadap pihak pelabuhan berupa penambahan jumlah petugas pendataan,
koordinasi dan pengawasan yang lebih teliti, pembuatan alur sistem yang lebih
disederhanakan agar seluruh kapal dapat ditimbang di jembatan tanpa terkecuali,
peningkatan sistem pendataan pada aplikasi yang lebih siap serta sanksi atau
teguran keras bagi pengusaha yang melakukan kecurangan atau pengusaha yang
tidak tertib.

Gambar 7 Proses penimbangan hasil tangkapan

21
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Validasi Data
Berdasarkan hasil validasi data pendataan ikan oleh enumerator, dapat
disimpulkan bahwa proses ini memegang peran krusial dalam menghasilkan
informasi yang akurat dan dapat diandalkan. Meskipun demikian, ditemukan
beberapa temuan dan saran yang dapat meningkatkan kualitas pendataan tersebut.
Dalam validasi data, ditemukan bahwa beberapa enumerator mungkin
memerlukan pelatihan tambahan terkait metodologi pendataan dan pemahaman
jenis ikan. Oleh karena itu, disarankan agar penyelenggara meningkatkan
pelatihan bagi enumerator, baik melalui sesi kelas maupun pelatihan lapangan,
guna memastikan pemahaman yang lebih mendalam terkait tugas mereka. Selain
itu, perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap peralatan pendataan, seperti
formulir dan perangkat keras lainnya, untuk memastikan kelengkapan dan
kehandalannya. Pemantauan ini dapat membantu mencegah terjadinya kesalahan
teknis yang dapat memengaruhi akurasi data.
Pentingnya supervisi secara berkala terhadap kinerja enumerator juga tidak
boleh diabaikan. Dengan adanya supervisi rutin, dapat teridentifikasi
permasalahan yang muncul dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk
perbaikan. Hal ini dapat menjadi langkah proaktif dalam menjaga kualitas data
sepanjang proses pendataan. Terakhir, untuk meminimalkan risiko kesalahan dan
meningkatkan akurasi data, penting untuk menerapkan mekanisme verifikasi
silang atau double-checking pada sebagian sampel data. Dengan demikian, dapat
memastikan bahwa data yang terkumpul benar-benar mencerminkan kondisi
lapangan dengan sebaik-baiknya. Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan
bahwa validasi data pendataan ikan oleh enumerator dapat menjadi lebih efektif
dan memberikan kontribusi positif dalam mendukung pengelolaan sumber daya
ikan secara berkelanjutan.
4.2 Koordinasi dan Manajemen yang Buruk
Koordinasi antara enumerator, pengurus kapal, dan pengurus PT dalam
pelaksanaan pendataan ikan adalah bahwa kebingungan dan kesalahan dapat
timbul akibat kurangnya komunikasi yang efektif dan pemahaman peran masing-
masing pihak. Jika enumerator, pengurus kapal, dan pengurus PT tidak saling
berkoordinasi dengan baik, informasi terkait pendataan ikan bisa menjadi tidak
akurat dan mengakibatkan distorsi dalam analisis data. Oleh karena itu, perlu
ditekankan pentingnya komunikasi yang jelas dan koordinasi yang efisien di
antara ketiga pihak tersebut, termasuk pengaturan tugas dan tanggung jawab
masing-masing serta penyediaan panduan yang jelas untuk meminimalkan potensi
kebingungan dan kesalahan dalam proses pendataan ikan.
4.3 Pengaruh pihak kapal terhadap petugas pendataan enumerator
Pengaruh pihak kapal yang dapat mempengaruhi kinerja enumerator sehingga
mengakibatkan pengurangan data jumlah hasil tangkapan yang didaratkan baik
dari kapal penangkap, angkut, maupun port to port adalah pemberian hadiah
berupa uang/ikan yang diberikan dari pihak kapal, dan adanya ancaman yang
terjadi secara langsung di lapang.

22
4.4 Keakuratan Data
Mekanisme pendataan hasil tangkapan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta
berawal dari pengumpulan data dari enumerator oleh petugas produksi harian
pada setiap penimbangan. Kemudian data tersebut diolah dan disajikan oleh Seksi
Operasional Pelabuhan dengan cara mengolah data untuk memperoleh keterangan
ringkasan yang mudah dimengerti, yakni berupa Laporan Bulanan dan Laporan
Tahunan. Nilai rata-rata penyimpangan data (PD) yang dihasilkan dari
perhitungan data Logbook dan Laporan Bulanan di PPS Nizam Zachman Jakarta
pada bulan November 2023 yaitu PD 12 dan PD23 sebesar 6.46%, PD13 sebesar
0.00%. Tanda PD bernilai negatif, hal ini berarti jumlah data hasil tangkapan yang
dicatat oleh Enumerator dan Laporan Bulanan lebih besar dari jumlah data
Logbook. Nilai tingkat akurasi data (TKD) pada perhitungan ini adalah TKD 12 dan
TKD23 sebesar 93.54%, serta nilai TKD13 sebesar 100%. Faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi enumerator sehingga menyebabkan tidak akuratnya data
jumlah hasil tangkapan yang didaratkan baik dari kapal penangkap, angkut,
maupun port to port. Oleh karena itu, perlu adanya pengecekan hasil tangkapan
yang didaratkan di PPS Nizam Zachman agar diketahui kemampuan produksi
hasil tangkapan yang didaratkan sebenarnya dan perlu adanya ketepatan waktu
dalam pengolahan dan penyajian data hasil tangkapan yang diterbitkan PPS
Nizam Zachman agar data dapat disajikan dengan baik.
4.5 Ketidaksesuaian hasil tangkapan kapal cast net pada periode Oktober
hingga November 2023
Pada bulan Oktober hingga November 2023 didapatkan sejumlah kapal yang
melakukan pendaratan hasil tangkapannya diluar dari hasil tangkapan utama yaitu
cumi. Hasil tangkapan pada kapal jala jatuh berkapal didominasi oleh ikan-ikan
kecil yang menjadi target hasil tangkapan sampingan. Hal tersebut bisa
disebabkan oleh beberapa faktor seperti spesifikasi jaring alat tangkap, kedalaman
penangkapan, teknik penangkapan yang digunakan dan keseimbangan
ekosistemada bulan Oktober hingga November 2023.
4.6 Keakuratan data dan efektivitas jembatan timbang
Setelah data dibandingkan dengan pendataan di dermaga maka dapat dilihat
bahwa terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Kesesuaian timbangan
yang terkadang mengalami perbedaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti pembulatan jumlah timbangan di dermaga, berubahnya bobot mobil dan
palet/blong yang digunakan bahkan karena kelalaian petugas pendataan sendiri.
Perbandingan dari ketiga kapal cast net tersebut hanya berkisar 0,01-0,6% saja.

23
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja SB, Nugroho D, Suryanto. 2014. Adaptasi perikanan pukat cincin di pulau Jawa
dan implikasinya terhadap pengelolaan. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia.
6(2): 105-111.
(DKP RI) Departemen Kelautan dan Perikanan RI. 2004. Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor. 69/PERMEN pasal 1 ayat 1/2001. Tentang Kepelabuhanan
Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan R, Jakarta.
Gopakumar G. 2019. Buku Panduan Penelitian Dampak Bisnis Internasional dan
Urusan Politik terhadap Perekonomian Global. Jakarta (ID): IGI Global.
Hani T. 1995. Manajemen. Yogyakarta (ID): BPFE.
Krisnafi Y, Sari RP, Ikhsan SA, Mardiah SR. 2023. Kesesuaian kriteria teknis dan
operasional PPS Nizam Zachman Jakarta terhadap peraturan tentang
kepelabuhanan perikanan. Albacore. 7(2): 323-331.
Lagu Y, Zhang A. 2019. Analisis komparatif model tata kelola pelabuhan: pelajaran
dari Asia Timur. Jurnal Keberlanjutan. 11 (12): 3352.
Matin AA, Haque AB. 2018. Pengelolaan pelabuhan perikanan: studi kasus dalam
perspektif Bangladesh. Jurnal Perikanan. 6 (2): 597-602.
Nugroho D, Atmaja SB. 2014. Kajian penanggulangan IUUF pada perikanan cantrang
di Laut Jawa (wpp - 712). Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. 6(2): 55-64.
Pane AB. 1998. Bahan Kuliah m.a Analisis Metodologi Penelitian. Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Patmiarsih S, Juniar RD, Efendi DS. 2023. Monitoring pemanfaatan perikanan pelagis
kecil di Perairan Laut Jawa berbasis data log book penangkapan ikan. Jurnal
Kelautan dan Perikanan Terapan. 6(1): 49-57.
PERMEN-KP Nomor 20 Tahun 2014. 2014. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia Nomor 20 / Permen-KP / 2014. 2013:1–15.
PP Tahun 2021. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan. PP No 27 Tahun 2021.
(086274): 1–268.
Ramadhani NM, Sondita MFA, Nurani TW. 2021. Strategi pengembangan sistem
pemantauan kuota penangkapan pada perikanan indonesia. Journal Marine
Fisheries. 13(1): 15-29.
Sari I, Ichsan M, White A, Raup SA, Wisudo SH. 2021. Monitoring small-scale
fisheries catches in Indonesia through a fishing logbook system: Challenges and
strategies. Marine Policy. 13434 (2021) 104770.

24

Anda mungkin juga menyukai