Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL KERJA PRAKTIK AKHIR

PEMBUATAN PETA BATIMETRI HASIL PEMERUMAN


UNMANNED SURFACE VEHICLE DI LAGUNA SAMAS
BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yogi Saputra
21.7.04.095

TEKNIK KELAUTAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2024
PROPOSAL KERJA PRAKTIK AKHIR

PEMBUATAN PETA BATIMETRI HASIL PEMERUMAN


UNMANNED SURFACE VEHICLE DI LAGUNA SAMAS
BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yogi Saputra
21.7.04.095

Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik

TEKNIK KELAUTAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2024
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pembuatan Peta Batimetri Hasil Pemeruman Unmanned


Surface Vehicle Di Laguna Samas Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta
Nama : Yogi
Taruna Saputra
Nit : 21.7.04.095

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Roberto Patar Pasaribu, DESS Roni Sewiko, S.Pi., M.Si

Diketahui oleh:

Kepala Program Studi Direktur


Teknik Kelautan Politeknik KP Karawang
Roni Sewiko, S.Pi., M.Si DH Guntur Prabowo, A.Pi., M.M
NIP. 198712182019021003 NIP. 196508111989031001
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya Proposal Kerja Praktik Akhir (KPA) yang berjudul “Pembuatan Peta
Batimetri Hasil Pemeruman Unmanned Surface Vehicle Di Laguna Samas Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta” ini dapat diselesaikan sesuai dengan target dan
waktu yang direncanakan.
Proses persiapan pelaksanaan dan penyusunan proposal ini melibatkan
konstribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:
1. DH.Guntur Prabowo, A.Pi,M.M selaku direktur Politeknik
Kelautan dan Perikanan Karawang.
2. Roni Sewiko, S.Pi.,M.Si selaku Ketua program studi Teknik
kelautan dan juga Dosen Pembimbing II atas kesediaan waktu
yang telah diberikan serta masukan dan bimbingannya.
3. Ir.Roberto Patar Pasaribu, DESS selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan arahan dan masukan re
4. PT.Geoarta Sinar Mandala yang telah memberi izin untuk
melaksanakan Pengambilan data survei batimetri.
5. Keluarga saya ,Aak,Teteh dan khususnya ibu saya serta sahabat-
sahabat yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Proposal
Kerja Praktik Akhir.
Penulis menyadari bahwa proposal Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini masih
jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan proposal ini. Akhirnya
penulis berharap semoga proposal ini memberikan informasi dan manfaat bagi
semua pihak.

Karawang, 12 Januari 2023

i
Yogi Saputra
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
1. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.4 Tujuan..........................................................................................................2
1.5 Manfaat........................................................................................................2

2. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Survei Batimetri..........................................................................................3
2.2 Unmanned Surface Vehicle (USV).............................................................4
2.3 Pemeruman..................................................................................................6
2.4 Singlebeam Echosounder............................................................................6
2.4.1 Bagian Bagian Singlebeam Echosounder (SBES).................................6
1. Time base......................................................................................................7
2. Transmitter....................................................................................................7
3. Recorder........................................................................................................7
4. Transducer.....................................................................................................8
5. Receiver.........................................................................................................8

2.5 Pemetaan Digital.........................................................................................9

3. METODOLOGI...............................................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................11
3.3 Diagram Alir...................................................................................................12
3.4 Prosedur Kerja...............................................................................................13
3.4.1 Tahap persiapan...................................................................................13
3.4.2 Pengolahan data batimetri....................................................................13

ii
3.4.3 Pembuatan Peta Batimetri....................................................................13
3.4.4 Analisis Peta Batimetri Laguna...........................................................13
3.5 Rencana Kegiatan..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Pelaksanaan Survei Batimetri...............................................................3


Gambar 2.2 Wahana USV......................................................................................5
Gambar 2.3 Time Base, Transmitter,Recorder Pada SBES.....................................7
Gambar 2.4 Transducer dan Receiver.....................................................................8
Gambar 3.1 Lokasi Kerja Pratik Akhir..................................................................10
Gambar 3.2 Lokasi Survei Batimetri.....................................................................10
Gambar 3.3 Diagram Alir......................................................................................12

iv
DAFTAR GAMBAR

Tabel. 1 Alat dan Bahan........................................................................................11


Tabel 2 Rencana Kegiatan.....................................................................................14

v
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Survei batimetri dapat diartikan sebagai proses penggambaran dasar perairan,
yang dimulai dari pengukuran, pengolahan, hingga visualisasi dasar perairan.
Survei batimetri juga merupakan proses untuk mendapatkan data kedalaman dan
kondisi topografi dasar perairan, termasuk menemukan lokasi objek yang terdapat
pada dasar perairan (Faridatunnisa dkk., 2018). Output dari survei batimetri itu
sendiri biasanya berupa peta yang biasa disebut Peta Batimetri. Peta Batimetri
umumnya diproduksi untuk mendukung keselamatan navigasi permukaan atau sub
permukaan, selain itu juga bisa difungsikan untuk menunjukkan relief dasar laut
atau daerah dasar laut sebagai garis kontur dan pemilihan kedalaman, serta mampu
menyediakan informasi mengenai navigasi permukaan.

Pemetaan Digital merupakan kegiatan pemanfaatan teknologi digital


(komputer) dalam bidang / pekerjaan pemetaan. Pekerjaan pemetaan meliputi
proses perolehan data, pengolahan data, dan penyajian data. Pemetaan digital
dimaksudkan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pekerjaan pada
lingkup pemetaan digital. Pemetaan Digital dapat mengurangi sumber-sumber
kesalahan berupa kesalahan karena faktor manusia dan kesalahan karena distorsi
media. Pada zaman yang sudah modern saat ini dibutuhkan kemudahan dan
pemanfaatan teknologi dalam dunia survei dan pemetaan,pemetaan digital dapat
dilakukan untuk kegiatan survei batimetri karena dari hasil tersebut didapatkan
suatu informasi yang akurat dan terbaru dari daerah yang di lakukan pemetaan.

Kebutuhan pemetaan pada daerah perairan dangkal sangatlah penting terhadap


perencanaan pembangunan pesisir, pemetaan batimetri merupakan alat penting
mendapatkan data batimetri yang membantu dalam menentukan lokasi pelabuhan,
menilai dampak pembangunan infrastruktur pesisir seperti pemecah gelombang
atau tanggul, serta dalam merencanakan penggunaan lahan yang
berkelanjutan.semua pelaksanaa survei batimetri perairan dangkal laguna harus
menyesuaikan SNI (Standar Nasional Indonesia) 7646:2010 tentang Survei

1
hidrografi menggunakan Singlebeam Echosounder dan standar operasional
prosedur (SOP).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan pada Kerja Praktik Akhir ini adalah sebagai
berikut:
a. Dapat mengolah data hasil pemeruman Unmanned Surface Vehicle di
laguna Samas Bantul.
b. Dapat membuat Peta batimetri laguna samas Bantul
c. Mampu memvisualisasikan dan menganalisis Peta digital batimetri laguna
samas Bantul

1.3 Manfaat
Adapun tujuan manfaat yang didapatkan pada Kerja Praktik Akhir ini adalah
sebagai berikut :
a. Memberikan informasi untuk pembuatan peta batimetri
b. Dapat menjadikan pembaruan peta batimetri untuk pengelolaan tata ruang
terbaru wilayah pesisir Bantul.
c. Dapat memberikan informasi tentang rencana pemanfaatan wisata
berkelanjutan laguna samas Bantul.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Survei Batimetri
Survei batimetri merupakan proses penggambaran garis-garis kontur
kedalaman dasar perairan yang meliputi pengukuran, pengolahan, hingga
visualisasinya. Pada survei batimetri akan didapatkan garis-garis kontur
kedalaman, dimana garis-garis tersebut didapatkan dengan menginterpolasikan
titik-titik pengukuran kedalaman yang tersebar pada lokasi yang dikaji
(Djunarsjah, 2005). Batimetri diartikan sebagai suatu teknik yang
menggambarkan kedalaman laut atau profil dasar laut dari hasil analisis data
kedalaman (Badan Standardisasi Nasional, 2010). Batimetri merupakan kegiatan
pengumpulan data kedalaman dasar laut dengan metode penginderaan atas
rekaman dari permukaan dasar perairan, yang akan diolah untuk menghasilkan
relief dasar perairan, sehingga dapat digambarkan susunan dari garis-garis
kedalaman (kontur).

Gambar 2.1 Pelaksanaan Survei Batimetri

Pemetaan kondisi dasar perairan tersebut dikonversikan dalam keadaan


surut terendah atau Low Water Surface (LWS). Unsur utama pembuatan
batimetri adalah pengukuran jarak dan kedalaman. Peralatan yang digunakan

3
untuk mengukur jarak antara lain Theodolith, Electronic Distance Measurement
(EDM), atau Global Positioning System (GPS). Sedangkan pengukuran
kedalaman dilakukan dengan menggunakan echosounder. Pengukuran
kedalaman dapat dilakukan dengan beberapa cara yang dikelompokkan menjadi
3 metode sebagai berikut :

1. Metode mekanik/pengukuran kedalaman yang dilakukan secara


langsung
2. Metode optik, metode ini memanfaatkan transmisi sinar laser dari
pesawat
terbang dan prinsip-prinsip optik untuk mengukur kedalaman.
3. Metode akustik, metode ini menggunakan gelombang akustik yang
dipancarkan dan diterima kembali oleh transducer (Poerbandono dan
Djunarsjah, 2005)

Selain informasi kedalaman, dibutuhkan juga informasi posisi dari titik


kedalaman tersebut. Kegiatan penentuan posisi dan penentuan kedalaman dari
suatu titik, umumnya kita sebut dengan kegiatan pemeruman. Dari data
pemeruman itu sendiri, kita dapat membuat topografi dasar perairan.

2.2 Unmanned Surface Vehicle (USV)


Wahana apung tanpa awak atau Unmanned Surface Vehicle (USV). Wahana
apung tanpa awak saat ini dikenal dengan USV merupakan suatu wahana yang
beroperasi di permukaan suatu perairan tanpa adanya awak yang turut dalam
wahana tersebut. USV telah digunakan secara luas di bidang oseanografi,
meteorologi, industri minyak dan gas serta dapat digunakan pada perairan
tercemar yang telah terkontaminasi nuklir, biologi, atau bahan kimia. USV
dilengkapi dengan sistem navigasi untuk memberikan informasi letak atau posisi
wahana pada jam tertentu. Salah satu aplikasi USV yang sering dimanfaatkan
adalah pemantauan kualitas berbagai jenis perairan serta pemantauan vegetasi
bawah air. Evaluasi kualitas perairan laut dan pemantauan vegetasi bawah air
merupakan sesuatu yang penting karena berkaitan dengan kesejahteraan manusia,
seperti aktivitas ekonomi yang bergantung pada kualitas perairan tersebut.

4
Aktivitas pemantauan yang dilakukan secara terus menerus pada lokasi yang
cukup luas dapat dipermudah jika dilakukan dengan menggunakan USV,
sehingga perlu dilakukan pengembangan pada teknologi USV. Unmanned
Surface Vehicle (USV) dibagi menjadi 2 berdasarkan jumlah lambung kapal
yang digunakan, yakni katamaran dan trimaran. Kapal katamaran adalah kapal
yang memiliki dua lambung yang terikat menjadi satu. Sedangkan kapal trimaran
merupakan kapal yang memiliki satu lambung utama pada bagian tengah kapal
dan dua lambung yang terletak disamping kapal untuk menyeimbangkan saat
berlayar. Kapal jenis katamaran memiliki daya angkut lebih besar, sehingga
cocok digunakan diperairan dangkal dan lebih stabil dibanding kapal trimaran.
Desain kapal katamaran juga disebut sebagai desain terbaik untuk kapal laut,
karena dapat mengakomodasi kebutuhan akan kecepatan, stabilitas, dan kapasitas
yang besar dalam sebuah kapal ( Iskendar, 2013).

Gambar 2.2 Wahana USV


( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

USV dapat digunakan untuk pemetaan batimetri apabila sudah dilengkapi


dengan alat navigasi (penentuan posisi secara horizontal) dan alat pengukur
kedalaman (penentuan posisi secara vertikal). Alat yang digunakan dalam
mengukur kedalaman dengan metode akustik adalah Echosounder. Echosounder
merupakan alat yang memanfaatkan pantulan gelombang untuk mengukur

5
kedalaman suatu titik. Echosounder dibagi menjadi 2, berdasarkan pada
cakupan pengukurannya, yakni singlebeam dan multibeam echosounder.

2.3 Pemeruman
Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh
gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface).
Proses penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan
hingga visualisasi) disebut dengan survei batimetri. Model batimetri (kontur
kedalaman) diperoleh dengan menginterpolasikan titi-titik pengukuran
kedalaman bergantung pada skala model yang hendak dibuat. Titik-titik
pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur pengukuran kedalaman yang
disebut sebagai lajur perum (sounding line). Jarak antar titik-titik fiks perum
pada suatu lajur pemeruman setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari
interval lajur perum.

2.4 Singlebeam Echosounder


Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang
menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal
gelombang suara (Parkinson, 1996). Komponen dari single-beam yang terdiri
dari transceiver (tranducer dan receiver) terpasang pada lambung kapal. Sistem
ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal survei. Transceiver
mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam
beam (gelombang suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik
memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever.
Transciever terdiri dari sebuah transmitter yang mempunyai fungsi sebagai
pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga
elektris untuk besar frekuensi yang diberikan. Singlebeam echosounder relatif
mudah untuk digunakan, tetapi alat ini hanya menyediakan informasi kedalaman
sepanjang garis track yang dilalui oleh kapal.

2.4.1 Bagian Bagian Singlebeam Echosounder (SBES)


Menurut MacLennan dan Simmonds (2005), pada umumnya
echosounder memiliki 5 bagian utama. Bagian - bagian echosounder

6
tersebut adalah :

1. Time base
Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk
mengaktifkan pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh
transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base
akan
memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit
transmitter dan receiver.

2. Transmitter
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan
dipancarkan. Suatu perintah dari kotak pemicu pulsa
padarecorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa
bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat
oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke
tranducer. Oscillator itu sendiri adalah suatu rangkaian yang
menghasilkan luaran (pulsa listrik) yang amplitudonya berubah -
ubah secara periodik dengan waktu.
3. Recorder
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal
echo dan juga berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan
mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan
echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk
menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder juga
mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan
sensitifitasnya.

7
Gambar 2.3 Time Base, Transmitter,Recorder Pada SBES
Sumber : Dokumentasi Pribadi

4. Transducer
Fungsi utama dari tranducer adalah mengubah energi listrik
menjadi energi suara, ketika suara akan dipancarkan ke medium
air, dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika
energi diterima dari suatu target. Selain itu, fungsi lain dari
tranducer adalah memusatkan energi suara yang dipantulkan
sebagai beam.

5. Receiver
Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display
atau recorder sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah
yang dihasilkan oleh tranducer, harus diperkuat beberapa ribu kali
sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung
tranducer menerima echo dari target, dimana target yang
terdeteksi oleh tranducer terletak dari pusat pulsa suara dan echo
dari target akan dikembalikan dan diterima oleh tranducer pada
waktu yang bersamaan.

Gambar 2.4 Transducer dan Receiver

8
2.5 Pemetaan Digital
Pemetaan Digital merupakan kegiatan pemanfaatan teknologi digital
(komputer) dalam bidang / pekerjaan pemetaan. Pekerjaan pemetaan meliputi
proses perolehan data, pengolahan data, dan penyajian data. Pemetaan digital
dimaksudkan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pekerjaan pada
lingkup pemetaan digital. Pemetaan Digital dapat mengurangi sumbersumber
kesalahan berupa kesalahan karena faktor manusia dan kesalahan karena distorsi
media. Produk dari proses pemetaan digital adalah peta digital. Kelebihan Peta
Digital adalah pada segi Accuracy, Changeability dan Flexibility :
 Accuracy (akurasi). Berkurangnya kesalahan-kesalahan yang terjadi
pada proses pemetaan digital, tentunya akan menghasilkan peta yang
memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Selain itu sumber sumber
penurunan kualitas citra seperti generalisasi dan kehilangan data pada
saat transfer data dapat benar benar dikurangi.
 Changeability (kemampuan untuk berubah-ubah). Informasi spasial
jarang sekali bersipat stabil. Penggunaan metode konvensional dalam
merevisi peta seringkali harus melakukan pengulangan pada setiap
tahap reproduksinya, dan seringkali biaya untuk proses revisi semahal
membuat peta baru. Saat ini dengan cepatnya perubahan yang terjadi,
kemudahan proses revisi sangat perlu diperhatikan.

9
3. METODOLOGI PRAKTIK
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) akan dilaksanakan pada tanggal
23 Januari – 7 April 2024. di Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan. Jl.
Lingkar Tanjungpura, Karang pawitan, Kec. Karawang Barat, Karawang, Jawa
Barat
41315

Gambar 3.1 Lokasi Kerja Pratik Akhir

Untuk Tempat pelaksanaan pengambilan data survei batimetri berlokasi di


laguna samas Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta.

10
3.2 Alat dan Bahan
Gambar 3.2 Lokasi Survei Batimetri
Alat dan bahan yang digunakan dalam pada kerja praktik akhir ini dapat
dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Table. 1 Alat dan Bahan

No Alat dan bahan Kegunaan


1. Handphone Untuk dokumentasi kegiatan
2. Alat Tulis Mencatat sejumlah data sekunder
3. Laptop Menyusun laporan dan Pengolahan Data
Singlebeam Sebagai alat insrumentasi untuk merekam dan
4.
echosounder (SBES) mengambil data kedalaman
UnmannedSurface Sebagai wahana apung pada proses
5.
Vehicle (USV) pemeruman.
GlobalNavigation
6. Alat untuk pengambilan titik koordinat real time
Satellite System (GNSS)
8. ArcGis 10.4 Software untuk pembuaan peta digital batimetri
Software untuk analisis dan koreksi data
9. Microsoft Excel
pemeruman
10. Golden Surfer 16 Software untuk pembuatan Peta Kontur

11
3.3 Diagram Alir
Berikut adalah diagram alir kerja pada kegiatan Praktik Kerja Lapang
berikut:

Gambar 3.3 Diagram Alir

12
Batasan masalah yang dikerjakan dalam pelaksanaan kerja praktik akhir ini
adalah pengolahan hasil data batimetri dapat digunakan dan diolah dalam suatu
bentuk data batimetri perairan laguna samas yang berguna untuk dimanfaatkan dan
dianalisis potensi wisata atau rancangan pembangunan berkelanjutan di periode
kedepannya.

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1 Tahap persiapan
Untuk melakukan Kerja Praktik Akhir dilakukan pengumpulkan
data literatur sebagai bahan pendukung yang berkaitan dengan objek
pekerjaan kerja praktik akhir. data lapangan yang didapat pada saat survei
batimetri berbentuk data hasil pemeruman Unmanned surface vehicle dan
data tersebut akan masuk dalam tahapan pengolahan.
3.4.2 Pengolahan data batimetri
Pengolahan data batimetri hasil pemeruman Unmanned surface
vehicle tidak langsung diolah dan mendapatkan hasil kedalaman batimetri
yang akurat.harus melewati filtering data dan menghapus data yang kosong
atau tidak terbaca oleh sensor echosounder.pengolahan ini dilakukan
dengan menggunakan software excel.

3.4.3 Pembuatan Peta


Pembuatan peta ini meliputi hasil dari filtering data yang sudah
diolah pada software excel.hasil dari data ini sudah bisa untuk membuat
peta batimetri dari hasil pemeruman,langkah-langkah dari awal hingga
akhir dalam bentuk peta batimetri akan dibuat untuk mempermudah dalam
penjelasan pembuatan peta batimetri laguna samas.

3.4.4 Analisis Peta Batimetri Laguna


Setelah melalui proses filtering data pemeruman dan data sudah
terbentuk dalam peta batimetri selanjutnya peta tersebut dianalisis. dari
hasil tersebut akan didapatkan informasi yang terbaru mengenaai
kedalaman dan topografi dasar perairan laguna dari hasil pemeruman USV.

13
3.5 Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan KPA tentang “Pembuatan Peta Batimetri Hasil
Pemeruman Unmanned Surface Vehicle Di Laguna Samas Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta” akan dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2024 sampai
7 April 2024 di Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang. Jadwal
rencana kegiatan pelaksanaan KPA dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rencana Kegiatan

Kegiatan Jan Februari Maret April


2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Bimbingan dengan
pembimbing
Mencari jurnal referensi
Mempersiapkan alat dan
bahan
Pengolahan data
Penyusunan laporan
Revisi laporan

14
DAFTAR PUSTAKA

Bakosurtanal, (2010). Survei Hidrografi Menggunakan Singlebeam Echosounder.

Ferriska, Okta (2017) Survei Batimetri di Perairan Dangkal dengan Menggunakan


Wahana USV(Unmanned Surface Vehicle), HIMAGE USV
I. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Iskendar. (2013). Kapal Katamaran Bergelombang Kecil (Low Wash Katamaran


Ship. BPPT.

Maclennan, J.E. (2005). Fisheries acoustics: Theory and practice: Second edition.

Poerbandono dan Djunarsjah, E. 2005. Survei Hidrografi. PT. Refika Aditama,


Bandung, 163 hlm.

Parkinson, B. (1996). Introduction and heritage of NAVSTAR, the global


positioning system. Global positioning system: Theory and
applications, 3-28.

15

Anda mungkin juga menyukai