Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR MAGANG

MANAJEMEN TATA KELOLA PELABUHAN PERIKANAN DI


PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN
JAKARTA

SARAH SETYA PRILIANI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
MANAJEMEN TATA KELOLA PELABUHAN PERIKANAN DI
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN
JAKARTA

SARAH SETYA PRILIANI

Laporan akhir magang


sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan program
Magang pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan
Tangkap

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Manajemen Tata Kelola Pelabuhan Perikanan di Pelabuhan


Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
Lokasi : Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
Nama : Sarah Setya Priliani
NIM : C4401201079
Program : MBKM Magang

Mengetahui:
Dosen Pendamping Lapang Mahasiswa

(Dr. Ir. Ronny Irawan Wahju, M.Phil) (Sarah Setya Priliani)


NIP : 196109061987031002 NIM : C4401201079

iii
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga laporan akhir magang ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam kegiatan magang yang dilaksanakan sejak bulan September
2023 sampai bulan Desember 2023 ini adalah Manajemen Tata Kelola Pelabuhan,
dengan judul “Manajemen Tata Kelola Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Nizam Zachman Jakarta”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pembimbing lapang
yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulisan laporan akhir
magang ini berhasil dilaksanakan dan selesai.
Laporan ini disusun sebagai hasil pelaksanaan kegiatan magang. Akhir kata,
semoga hasil kegiatan magang ini dapat menambah pengalaman dan bermanfaat
kedepannya bagi keberlanjutan kinerja Manajemen Tata Kelola Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta.

Jakarta, 30 November 2023

Sarah Setya Priliani


NIM. C4401201079

iv
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
II PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ............................................................ 3
2.1 Uraian Kegiatan 3
2.2 Pelaksanaan Kegiatan 3
2.3 Indikator Keberhasilan 3
III HASIL PEMBELAJARAN .............................................................................. 4
3.1 Aktivitas Magang 4
Petugas Pendataan Enumerator 4
Tata Kelola dan Pelayanan Usaha (TKPU) 6
Kesyahbandaran 7
3.2 Keberhasilan kegiatan magang 8
Peningkatan Efisiensi Pendataan Enumerator 8
Optimalisasi Kesyahbandaran 8
Tata Kelola Pelayanan Usaha yang Lebih Baik 8
IV SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11

v
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan perikanan merupakan pusat aktivitas perikanan yang memiliki peran
penting dalam mendukung industri perikanan suatu negara atau wilayah. Tata
kelola perikanan yang baik tidak hanya mempengaruhi produktivitas dan kualitas
hasil tangkapan, namun juga berdampak pada hilangnya sumber daya perikanan
dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Oleh karena itu, pengelolaan tata kelola
pelabuhan perikanan harus dilakukan secara sistematis dan terintegrasi (Matin dan
Haque 2018).
Manajemen tata kelola pelabuhan perikanan adalah suatu pendekatan yang
bertujuan untuk mengelola, mengoperasikan, dan mengembangkan pelabuhan
dengan efisien dan berkelanjutan, sehingga mendukung kegiatan perikanan dan
pesisir secara optimal. Pelabuhan perikanan memiliki peran penting dalam rantai
pasokan perikanan, mulai dari penangkapan, pengolahan, hingga distribusi produk
perikanan. Dengan pengelolaan tata kelola yang baik, pelabuhan perikanan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian lokal, kebermanfaatan
sumber daya laut, dan kesejahteraan masyarakat pesisir (Gopakumar 2019).
Pengelolaan tata kelola pelabuhan perikanan meliputi aspek-aspek seperti
perencanaan infrastruktur kapal, pengaturan lalu lintas, penyediaan fasilitas
pengolahan dan penyimpanan ikan, keamanan kerja, pengelolaan limbah, serta
koordinasi antara nelayan, pedagang, pengusaha, dan pemerintah. Faktor
lingkungan juga menjadi pertimbangan penting dalam pengelolaan pelabuhan
perikanan, karena interaksi dengan ekosistem pesisir dapat berdampak jangka
panjang terhadap keanekaragaman hayati laut (Lagu dan Zhang 2019).
Keberhasilan manajemen tata kelola pelabuhan perikanan melibatkan
kolaborasi antara pemerintah, komunitas nelayan, pengusaha, ilmuwan, dan
lembaga terkait. Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis partisipatif,
pelabuhan perikanan dapat dijalankan dengan cara yang lebih berkelanjutan,
melindungi lingkungan, dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial kepada
seluruh pemangku kepentingan (Matin dan Haque 2018).
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta menjadi
percontohan bagi seluruh pelabuhan perikanan di Indonesia dalam kebijakan PNBP
(Penerimaan Negara Bukan Pajak) pasca produksi. Pendapatan ini diperoleh oleh
pemerintah dari berbagai aktivitas yang terkait dengan pelabuhan perikanan, tetapi
bukan merupakan jenis pajak. Pendapatan ini digunakan untuk mendukung
operasional dan pengembangan pelabuhan perikanan, serta untuk meningkatkan
sektor perikanan secara keseluruhan. Dengan demikian, kebijakan PNBP pasca
produksi juga mendukung kebijakan penangkapan ikan terukur.
Penangkapan ikan terukur merujuk pada praktik penangkapan ikan yang
dilakukan dengan memperhitungkan dan memastikan berbagai aspek yang
mencakup kelangsungan hidup spesies ikan yang ditangkap. Dengan bertujuan
untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut, mendukung populasi ikan yang
berkelanjutan, dan memastikan manfaat jangka panjang bagi nelayan dan
masyarakat pesisir.

1
1.2 Tujuan
Kegiatan magang ini bertujuan :
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang cukup di dunia profesional dari
lokasi magang masing-masing
2. Mahasiswa memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri sesuai bidang
masing-masing
3. Mahasiswa mengenal dunia pasca kampus semenjak menjadi mahasiswa
4. Mahasiswa mempunyai komitmen yang tinggi, terampil berkomunikasi, dan
bekerja sama antar profesi untuk berkontribusi dalam mengatasi permasalahan
yang ada di industri
5. Mahasiswa memiliki peluang kerja di industri

2
II PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

2.1 Uraian Kegiatan


Kegiatan magang program MBKM dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari
bulan Agustus – Desember 2023. Lokasi magang dilaksanakan di Pelabuhan
Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Kecamatan Penjaringan, Jakarta
Utara dengan detail pelaksanaan sebagai berikut :

2.2 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan aktivitas magang ini berfokus pada beberapa kegiatan yang
berhubungan dengan unit operasional pelabuhan, identifikasi fasilitas pelabuhan,
dan hubungan antar fasilitas yang berada di PPS Nizam Zachman Jakarta. Kegiatan
tersebut mencakup pengumpulan dan pencatatan data, informasi, publikasi, dan
bimbingan teknis. Aktivitas magang dilaksanakan secara luring pada hari senin
hingga jumat. Kegiatan magang program MBKM memiliki beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi seperti proposal magang, logbook harian, dokumentasi terkait
video dan foto selama kegiatan magang serta laporan akhir sebagai
pertanggungjawaban dari kegiatan magang.

2.3 Indikator Keberhasilan


Dari kegiatan magang di PPS Nizam Zachman, diharapkan mahasiswa mampu
menguasai manajemen event, berpikir kritis dan kreatif, pemecahan masalah yang
kompleks, mampu berkomunikasi dan kerjasama tim, meningkatkan empati dan
kecerdasan emosional, pengambilan keputusan secara efektif, dan menguasai etika
profesional.

3
III HASIL PEMBELAJARAN

3.1 Aktivitas Magang


Aktivitas yang dilakukan selama 3 bulan diikuti oleh 11 mahasiswa di
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPS NZJ) dibagi
menjadi 3 penempatan yaitu bertugas sebagai tim pendataan enumerator,
menjadi petugas TKPU (Tata Kelola dan Pelayanan Usaha), dan bertugas
sebagai Kesyahbandaran yang terdiri dari STBLKK (Surat Tanda Bukti
Lapor Kedatangan Kapal), logbook, SHTI (Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan),
dan SPB (Surat Persetujuan Berlayar).
Petugas Pendataan Enumerator
Enumerator merupakan orang yang melakukan pendataan hasil
tangkapan yang didaratkan baik dari kapal angkut, kapal penangkap, maupun
kapal port to port. Pendataan ini guna untuk mendukung program PIT
(Penangkapan Ikan Terukur). Kegiatan tersebut diantaranya mengikuti untuk
inspeksi kapal, pendataan ikan pada saat aktivitas bongkar baik di dermaga
maupun pada jembatan timbang, dan penginputan data hasil tangkapan ke
aplikasi PIPP Mobile.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh didapatkan jumlah berat hasil
tangkapan berkisar 12-60 ton/hari dengan berbagai jenis seperti cumi-cumi,
cakalang, baby tuna, tuna, lemadang, lisong, tenggiri yang didaratkan baik
dari kapal angkut seperti KM. Starindo Jaya VIII, KM. Hasil Laut 32, KM.
Marcel Jaya 68, KM. Sinar Bone, KM. Lautan Supri CA dan hasil tangkapan
yang didaratkan dari kapal penangkap seperti KM. Tao Toba Jaya IV, KM.
Sumberjaya-V, KM. Garuda Makmur, KM. Vincent Jaya 03, KM. Berkat
Sahabat I dengan alat tangkap diantaranya purse seine, cast net, bouke ami
dan longline. Pendataan Hasil Tangkapan (HT) yang dilakukan oleh
enumerator terdiri dari beberapa tahap yaitu inspeksi kapal, pendataan hasil
tangkapan, dan penginputan data ke PIPP Mobile.
1. Inspeksi Kapal. Pada pelaksanaan inspeksi kapal dilakukan kepada kapal
perikanan baik kapal angkut maupun kapal penangkap sebelum/akan
melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapan nya di dermaga PPS
Nizam Zachman. Inspeksi ini meliputi pemeriksaan pada kapal yang
terdiri dari identitas kapal, nama kapten, volume palka, jumlah palka, dan
tata letak kapal. Setelah inspeksi kapal dilakukan dan surat perizinan
kepada syahbandar telah disetujui maka kapal tersebut diberikan bendera
sebagai bukti tanda bongkar sudah bisa dilakukan.

2. Pendataan Hasil Tangkapan. Pada proses kapal melakukan


pembongkaran hasil tangkapan nya maka pendataan ikan akan terus
berjalan. Biasanya aktivitas bongkar muat HT (Hasil Tangkapan)
dilakukan dari pagi hingga malam hari menyesuaikan dari banyaknya
jumlah hasil tangkapan yang akan dilakukan aktivitas bongkar muat.
Hasil tangkapan tersebut didistribusikan ke industri dan ditimbang total
hasil tangkapannya di dermaga. Setelah hasil tangkapan tersebut
ditimbang di dermaga, penimbangan jumlah hasil tangkapan juga wajib
melalui jembatan timbang. Jembatan ini digunakan sebagai data

4
sandingan untuk meminimalisir selisih jumlah hasil tangkapan yang
dijumlahkan dari pihak enumerator dan industri perikanan. Sistem cara
kerja jembatan timbang yaitu mobil pick up yang biasa digunakan untuk
menampung HT (Hasil Tangkapan) ditimbang terlebih dahulu tanpa
muatan, kemudian diberi label yang memuat informasi berat mobil tanpa
muatan dan plat nomor kendaraan mobil pick up. Setelah mengangkut
hasil tangkapan, mobil ditimbang kembali. Kemudian setelah aktivitas
bongkar muat selesai, bendera tanda bongkar boleh diturunkan kembali.

3. Penginputan Data ke PIPP Mobile. Enumerator wajib melaporkan data


hasil tangkapan dari hasil jumlah tangkapan yang telah dilakukan pada
aktivitas bongkar muat ke PIPP mobile. Pendataan ikan dari enumerator
melalui media Tally Sheet direkap di “Form Rekapitulasi Pendataan
Harian Kapal Bongkar” yang memuat informasi Nama Kapal, Tanda
Selar, Jenis API, Tanggal Bongkar & Selesai, Nama Petugas, Jenis Ikan
beserta berat totalnya (kg). Setelah dimasukkan ke dalam form, data
tersebut diunggah ke aplikasi PIPP Mobile. Di dalam aplikasi, data
tersebut dipastikan kembali dan harus valid sama dengan pendataan
rekap dari pihak enumerator. Selain itu, PIPP mobile juga bisa
mengestimasi harga produksi ikan per-kg. Aktivitas berikutnya,
penerbitan surat dari syahbandar dan penentuan tarif bayar PNBP.
Kebijakan PNBP ini sangat menguntungkan bagi kas negara melalui
KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Tarif PNBP diberlakukan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tarif PNBP wajib dibayarkan
pemilik kapal yang telah melakukan aktivitas bongkar muat di PPS
Nizam Zachman Jakarta sesuai dengan yang telah ditetapkan. Di PPS
Nizam Zachman biasanya terdapat pegawai khusus dari pihak pemilik
kapal yang mengurus kelengkapan dokumen untuk memperlancar alur
pelayaran mereka. Dalam hal ini, pemilik kapal (tekong/daeng) tidak
mengurus langsung dokumen-dokumennya. Setelah semua persyaratan
lengkap, kapal tersebut boleh berlayar kembali meninggalkan PPS
Nizam Zachman Jakarta. Data yang telah dikumpulkan di lapang mulai
dari data hasil inspeksi hingga data jumlah keseluruhan hasil tangkapan
per kg/ton menjadi data utama yang akan di input ke PIPP Mobile.
Setelah mendata ikan hasil tangkapan, hasil tangkapan tersebut akan di
input ke PIPP Mobile berdasarkan jenis dan berat keseluruhan hasil
tangkapan. Aktivitas berikutnya, enumerator wajib melaporkan hasil
tangkapan dari hasil jumlah tangkapan yang telah dilakukan aktivitas
bongkar muat ke PIPP mobile. Pendataan ikan dari enumerator melalui
media Tally Sheet direkap di “Form Rekapitulasi Pendataan Harian
Kapal Bongkar” memuat informasi Nama Kapal, Tanda Selar, Jenis API,
Tanggal Bongkar & Selesai, Nama Petugas, Jenis Ikan beserta berat
totalnya (kg). Setelah dimasukkan ke dalam form, data tersebut diunggah
ke aplikasi PIPP Mobile. Di dalam aplikasi, data tersebut dipastikan
kembali dan harus sama dengan pendataan rekap dari pihak enumerator.
Aktivitas berikutnya, penerbitan surat dari syahbandar dan penentuan

5
tarif bayar PNBP. (1) PNBP Pasca Produksi. Kebijakan PNBP ini sangat
menguntungkan bagi kas negara melalui KKP (Kementerian Kelautan
dan Perikanan). Tarif PNBP diberlakukan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Tarif PNBP wajib dibayarkan pemilik kapal
yang telah melakukan aktivitas bongkar muat di PPS Nizam Zachman
Jakarta sesuai dengan yang telah ditetapkan. Di PPS Nizam Zachman
biasanya terdapat pegawai khusus dari pihak pemilik kapal yang
mengurus kelengkapan dokumen untuk memperlancar alur pelayaran
mereka. Dalam hal ini, pemilik kapal (tekong/daeng) tidak mengurus
langsung dokumen-dokumennya. Setelah semua persyaratan lengkap,
kapal tersebut boleh berlayar kembali meninggalkan PPS Nizam
Zachman Jakarta. (2) Solusi permasalahan selisih data hasil tangkapan.
Perselisihan data antara enumerator dengan pemilik kapal dalam
pengumpulan informasi perikanan bisa menjadi permasalahan yang fatal.
Hal ini bisa mengakibatkan pendapatan yang diterima negara menjadi
lebih kecil. Untuk mengatasi perselisihan tersebut, berikut beberapa
solusi yang dapat dipertimbangkan diantaranya cara berkomunikasi dan
koordinasi yang baik dengan tally dari pihak pembeli (industri
perikanan), bimbingan teknis dan pelatihan, kemudian validasi data yang
dilakukan enumerator ketika sudah melakukan aktivitas bongkar muat
dengan memeriksa dan mencocokkan kembali data jenis hasil tangkapan,
jumlah dan berat per jenis hasil tangkapan tersebut, dan total keseluruhan
berat hasil tangkapan tersebut.

Tata Kelola dan Pelayanan Usaha (TKPU)


Divisi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha merupakan salah satu bidang
kerja yang ada di Kantor UPT PPS Nizam Zachman Jakarta. Pada divisi ini
kami belajar mengenai pelayanan usaha yang ada di pelabuhan dan juga
terkait dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada disini. Pelayanan usaha
yang dilakukan oleh pelabuhan diantaranya ada pas masuk, tambat labuh
kapal, dan sebagainya. Selama di bagian Pelayanan Usaha kami belajar terkait
dengan pelayanan-pelayanan yang ada di pelabuhan, salah satu nya pas
masuk. Aktivitas di pas masuk diantaranya pemberian karcis masuk untuk
kendaraan yang masuk ke kawasan pelabuhan. Setiap kendaraan memiliki
harga tiket masuk yang berbeda. Selain dari kegiatan di pas masuk, kami juga
belajar membuat notulensi terkait rapat yang dilakukan oleh pihak TKPU.
Bagian selanjutnya kami ditempatkan di sarana dan prasarana. Kegiatan
yang dilakukan dibagian ini terkait dengan fasilitas-fasilitas yang ada di PPS
Nizam Zachman Jakarta, mulai dari fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan
penunjang. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pengamatan dan
pemantauan rutin fasilitas, rekap pemantauan kondisi fasilitas yang
dikunjungi, mengikuti rapat bersama dengan pihak Perindo dan pelaku usaha
terkait perbaikan jalan, dan sebagainya.

6
Kesyahbandaran
Syahbandar mempunyai wewenang untuk melaksanakan pemantauan
terhadap terlaksananya perundang-undangan untuk menjamin keselamatan
dan keamanan pelayaran. Melaksanakan pemeriksaan keselamatan kapal,
bongkar muat-muatan berbahaya, muatan khusus, limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3), pengisian bahan bakar, tertib menaikkan dan menurunkan
penumpang, pembangunan infrastruktur pelabuhan, penggalian dan ekstraksi,
dan tindakan pengamanan dan perlindungan kapal lainnya. Pekerjaan
pengawasan, navigasi dan laik laut, perairan pelabuhan disiplin lalu lintas
kapal dan jalur air, pengawalan dan penundaan kapal, dan penerbitan surat
izin berlayar. Melaksanakan pemeriksaan kecelakaan kapal, pemadaman
kebakaran di kawasan pelabuhan, likuidasi bencana laut, perlindungan
lingkungan laut dan penegakan undang-undang keselamatan kapal.
Syahbandar memiliki peran untuk mengawasi hal tersebut, karena
dengan banyaknya kapal-kapal yang bergerak, berlabuh, bersandar untuk
transportasi antar daerah belum dapat dibuktikan keamanannya karena sering
kali ditemukan kasus ketika kapal berlayar dokumen yang dibawa sudah tidak
berlaku lagi. Syahbandar harus mengimplementasikan tugas dan
wewenangnya sebagai pejabat tertinggi di pelabuhan/terminal dalam
keselamatan dan keamanan pelayaran terdiri: pelaksanaan, pengawasan, dan
penegakan hukum dibidang transportasi laut, kepelabuhanan, dan
perlindungan laut.
Adapun selama berada di divisi kesyahbandaran kami belajar mengenai
Logbook, STBLKK, SHTI, SPB dan Menara radio. Ketika saya menjadi
bagian dari petugas STBLKK, saya mempelajari bagaimana cara input
STBLKK yang memuat informasi seperti nama SPB, tanggal kedatangan,
tanda selar, rencana kegiatan dalam pelabuhan (bongkar/muat/isi
perbekalan/docking), nama kapal, nama nahkoda, jenis hasil tangkapan dan
berat hasil tangkapan dari masing-masing jenis ikan. Untuk aktivitas
berikutnya, saya mendapatkan pengalaman kerja di bagian menara control.
Pada aktivitas tersebut, saya mempelajari cara untuk melaporkan setiap
kedatangan kapal yang masuk ke area kolam pelabuhan PPS Nizam Zachman
dengan mencatat informasi berupa nama nahkoda, nama kapal, jenis kapal
(penangkap/angkut), tujuan kapal tersebut bersandar di PPS Nizam apakah
untuk kegiatan bongkar atau hanya docking kapal, kemudian berapa lama
kapal tersebut melakukan aktivitas bongkar.
Logbook penangkapan ikan adalah alat penting dalam mengumpulkan
data terkait aktivitas perikanan. Informasi yang biasanya dimuat dalam
logbook penangkapan ikan meliputi data identifikasi kapal: mencakup nama
kapal, nomor identifikasi kapal, serta nama dan kontak kapten atau pemilik
kapal, selanjutnya tanggal dan waktu kapan penangkapan ikan dilakukan.
Informasi ini penting untuk melacak pola penangkapan seiring berjalannya
waktu, kemudian daerah penangkapan ikan meliputi koordinat geografis atau
penunjuk lokasi, seperti nama zona atau tempat penangkapan, selanjutnya
nama spesies ikan yang ditangkap mencakup nama ilmiah spesies dan, jika
memungkinkan, nama umum spesies, berikutnya jumlah dan berat meliputi
jumlah ikan yang ditangkap dari setiap spesies dan berat masing-masing ikan.
Data ini membantu dalam menghitung total tangkapan, berikutnya ukuran

7
ikan memuat informasi tentang ukuran ikan yang ditangkap. Ini bisa berupa
panjang atau ukuran tertentu yang relevan untuk spesies tertentu, berikutnya
metode penangkapan meliputi jenis peralatan atau metode yang digunakan
untuk menangkap ikan, seperti jaring, pancing, atau trawl.
Pada tahap akhir, jumlah data hasil tangkapan dari setiap jenis ikan yang
dilaporkan oleh agen kapal kepada pihak log book syahbandar sebelum Surat
Persetujuan Bongkar (SPB) diterbitkan, ditandatangani, dan di stempel.
Selain itu, perlu ada kerja sama antara pemerintah, nelayan, dan pihak terkait
dalam pengembangan sistem logbook yang lebih baik, penyuluhan kepada
nelayan tentang pentingnya pencatatan yang akurat, serta pengawasan dan
penegakan hukum yang kuat. Dengan demikian, logbook penangkapan ikan
dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam menjaga keberlanjutan perikanan.

3.2 Keberhasilan kegiatan magang


Output yang didapatkan selama kegiatan magang MBKM di Pelabuhan
Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPS NZJ) sebagai petugas
pendataan enumerator, kesyahbandaran, dan tata kelola pelayanan usaha telah
membawa dampak positif yang signifikan. Berikut adalah beberapa
pencapaian dan hasil yang dicapai selama periode magang:
Peningkatan Efisiensi Pendataan Enumerator
Digitalisasi Data yaitu tim enumerator berhasil mengimplementasikan
sistem pendataan digital, menggantikan metode manual sebelumnya. Hal ini
mengoptimalkan proses pendataan dan mengurangi risiko kesalahan manusia
dan akurasi data tinggi berupa penggunaan teknologi memastikan akurasi
data yang lebih tinggi, memfasilitasi analisis yang lebih tepat dan
pengambilan keputusan yang lebih baik.

Optimalisasi Kesyahbandaran
Penyederhanaan prosedur yang telah menghasilkan identifikasi dan
penyederhanaan prosedur kesyahbandaran. Ini tidak hanya mempercepat alur
kerja tetapi juga mengurangi birokrasi yang tidak perlu dan peningkatan
keamanan meliputi implementasi standar keamanan baru telah memastikan
bahwa pelabuhan lebih aman dan patuh terhadap regulasi keselamatan
maritim.

Tata Kelola Pelayanan Usaha yang Lebih Baik


Peningkatan layanan pelanggan fokus pada tata kelola pelayanan usaha
telah meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan. Pelabuhan sekarang
lebih responsif terhadap kebutuhan nelayan dan pihak terkait dan adanya
inovasi pelayanan sebagai mahasiswa magang mendorong tim untuk
mengidentifikasi dan mengimplementasikan inovasi baru dalam pelayanan
usaha, meningkatkan daya saing pelabuhan di tingkat regional.

8
IV SIMPULAN DAN SARAN

Melalui kegiatan magang di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam


Zachman, terlihat adanya dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi
operasional, tata kelola pelayanan usaha, dan pengembangan karyawan.
Digitalisasi data, optimalisasi kesyahbandaran, dan peningkatan layanan
usaha menjadi sorotan utama dalam kesuksesan magang ini. Pengalaman ini
tidak hanya memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja pelabuhan,
tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada mahasiswa dalam hal
pengembangan keterampilan dan pemahaman mendalam terhadap operasi
pelabuhan.

9
DAFTAR PUSTAKA

(DKP RI) Departemen Kelautan dan Perikanan RI. 2004. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor. 69/PERMEN pasal 1 ayat 1/2001.
Tentang Kepelabuhanan Perikanan. Departemen Kelautan dan
Perikanan R, Jakarta.
Gopakumar G. 2019. Buku Panduan Penelitian Dampak Bisnis Internasional
dan Urusan Politik terhadap Perekonomian Global. Jakarta (ID): IGI
Global.
Hani T. 1995. Manajemen. Yogyakarta (ID): BPFE.
Lagu Y, Zhang A. 2019. Analisis komparatif model tata kelola pelabuhan:
pelajaran dari Asia Timur. Jurnal Keberlanjutan. 11 (12): 3352.
Matin AA, Haque AB. 2018. Pengelolaan pelabuhan perikanan: studi kasus
dalam perspektif Bangladesh. Jurnal Perikanan. 6 (2): 597-602.
PERMEN-KP Nomor 20 Tahun 2014. 2014. Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor 20 / Permen-KP / 2014. 2013:1–
15.
PP Tahun 2021. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan. PP No 27 Tahun
2021 (086274): 1–268.

10
LAMPIRAN

Gambar 1 Dokumentasi Magang

11

Anda mungkin juga menyukai