Mengetahui:
Dosen Pendamping Lapang Mahasiswa
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga laporan akhir magang ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam kegiatan magang yang dilaksanakan sejak bulan September
2023 sampai bulan Desember 2023 ini adalah Manajemen Tata Kelola Pelabuhan,
dengan judul “Manajemen Tata Kelola Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Nizam Zachman Jakarta”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen pembimbing lapang
yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulisan laporan akhir
magang ini berhasil dilaksanakan dan selesai.
Laporan ini disusun sebagai hasil pelaksanaan kegiatan magang. Akhir kata,
semoga hasil kegiatan magang ini dapat menambah pengalaman dan bermanfaat
kedepannya bagi keberlanjutan kinerja Manajemen Tata Kelola Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta.
iv
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
II PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ............................................................ 3
2.1 Uraian Kegiatan 3
2.2 Pelaksanaan Kegiatan 3
2.3 Indikator Keberhasilan 3
III HASIL PEMBELAJARAN .............................................................................. 4
3.1 Aktivitas Magang 4
Petugas Pendataan Enumerator 4
Tata Kelola dan Pelayanan Usaha (TKPU) 6
Kesyahbandaran 7
3.2 Keberhasilan kegiatan magang 8
Peningkatan Efisiensi Pendataan Enumerator 8
Optimalisasi Kesyahbandaran 8
Tata Kelola Pelayanan Usaha yang Lebih Baik 8
IV SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
v
I PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Kegiatan magang ini bertujuan :
1. Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang cukup di dunia profesional dari
lokasi magang masing-masing
2. Mahasiswa memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri sesuai bidang
masing-masing
3. Mahasiswa mengenal dunia pasca kampus semenjak menjadi mahasiswa
4. Mahasiswa mempunyai komitmen yang tinggi, terampil berkomunikasi, dan
bekerja sama antar profesi untuk berkontribusi dalam mengatasi permasalahan
yang ada di industri
5. Mahasiswa memiliki peluang kerja di industri
2
II PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3
III HASIL PEMBELAJARAN
4
sandingan untuk meminimalisir selisih jumlah hasil tangkapan yang
dijumlahkan dari pihak enumerator dan industri perikanan. Sistem cara
kerja jembatan timbang yaitu mobil pick up yang biasa digunakan untuk
menampung HT (Hasil Tangkapan) ditimbang terlebih dahulu tanpa
muatan, kemudian diberi label yang memuat informasi berat mobil tanpa
muatan dan plat nomor kendaraan mobil pick up. Setelah mengangkut
hasil tangkapan, mobil ditimbang kembali. Kemudian setelah aktivitas
bongkar muat selesai, bendera tanda bongkar boleh diturunkan kembali.
5
tarif bayar PNBP. (1) PNBP Pasca Produksi. Kebijakan PNBP ini sangat
menguntungkan bagi kas negara melalui KKP (Kementerian Kelautan
dan Perikanan). Tarif PNBP diberlakukan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 85 Tahun 2021 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Tarif PNBP wajib dibayarkan pemilik kapal
yang telah melakukan aktivitas bongkar muat di PPS Nizam Zachman
Jakarta sesuai dengan yang telah ditetapkan. Di PPS Nizam Zachman
biasanya terdapat pegawai khusus dari pihak pemilik kapal yang
mengurus kelengkapan dokumen untuk memperlancar alur pelayaran
mereka. Dalam hal ini, pemilik kapal (tekong/daeng) tidak mengurus
langsung dokumen-dokumennya. Setelah semua persyaratan lengkap,
kapal tersebut boleh berlayar kembali meninggalkan PPS Nizam
Zachman Jakarta. (2) Solusi permasalahan selisih data hasil tangkapan.
Perselisihan data antara enumerator dengan pemilik kapal dalam
pengumpulan informasi perikanan bisa menjadi permasalahan yang fatal.
Hal ini bisa mengakibatkan pendapatan yang diterima negara menjadi
lebih kecil. Untuk mengatasi perselisihan tersebut, berikut beberapa
solusi yang dapat dipertimbangkan diantaranya cara berkomunikasi dan
koordinasi yang baik dengan tally dari pihak pembeli (industri
perikanan), bimbingan teknis dan pelatihan, kemudian validasi data yang
dilakukan enumerator ketika sudah melakukan aktivitas bongkar muat
dengan memeriksa dan mencocokkan kembali data jenis hasil tangkapan,
jumlah dan berat per jenis hasil tangkapan tersebut, dan total keseluruhan
berat hasil tangkapan tersebut.
6
Kesyahbandaran
Syahbandar mempunyai wewenang untuk melaksanakan pemantauan
terhadap terlaksananya perundang-undangan untuk menjamin keselamatan
dan keamanan pelayaran. Melaksanakan pemeriksaan keselamatan kapal,
bongkar muat-muatan berbahaya, muatan khusus, limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3), pengisian bahan bakar, tertib menaikkan dan menurunkan
penumpang, pembangunan infrastruktur pelabuhan, penggalian dan ekstraksi,
dan tindakan pengamanan dan perlindungan kapal lainnya. Pekerjaan
pengawasan, navigasi dan laik laut, perairan pelabuhan disiplin lalu lintas
kapal dan jalur air, pengawalan dan penundaan kapal, dan penerbitan surat
izin berlayar. Melaksanakan pemeriksaan kecelakaan kapal, pemadaman
kebakaran di kawasan pelabuhan, likuidasi bencana laut, perlindungan
lingkungan laut dan penegakan undang-undang keselamatan kapal.
Syahbandar memiliki peran untuk mengawasi hal tersebut, karena
dengan banyaknya kapal-kapal yang bergerak, berlabuh, bersandar untuk
transportasi antar daerah belum dapat dibuktikan keamanannya karena sering
kali ditemukan kasus ketika kapal berlayar dokumen yang dibawa sudah tidak
berlaku lagi. Syahbandar harus mengimplementasikan tugas dan
wewenangnya sebagai pejabat tertinggi di pelabuhan/terminal dalam
keselamatan dan keamanan pelayaran terdiri: pelaksanaan, pengawasan, dan
penegakan hukum dibidang transportasi laut, kepelabuhanan, dan
perlindungan laut.
Adapun selama berada di divisi kesyahbandaran kami belajar mengenai
Logbook, STBLKK, SHTI, SPB dan Menara radio. Ketika saya menjadi
bagian dari petugas STBLKK, saya mempelajari bagaimana cara input
STBLKK yang memuat informasi seperti nama SPB, tanggal kedatangan,
tanda selar, rencana kegiatan dalam pelabuhan (bongkar/muat/isi
perbekalan/docking), nama kapal, nama nahkoda, jenis hasil tangkapan dan
berat hasil tangkapan dari masing-masing jenis ikan. Untuk aktivitas
berikutnya, saya mendapatkan pengalaman kerja di bagian menara control.
Pada aktivitas tersebut, saya mempelajari cara untuk melaporkan setiap
kedatangan kapal yang masuk ke area kolam pelabuhan PPS Nizam Zachman
dengan mencatat informasi berupa nama nahkoda, nama kapal, jenis kapal
(penangkap/angkut), tujuan kapal tersebut bersandar di PPS Nizam apakah
untuk kegiatan bongkar atau hanya docking kapal, kemudian berapa lama
kapal tersebut melakukan aktivitas bongkar.
Logbook penangkapan ikan adalah alat penting dalam mengumpulkan
data terkait aktivitas perikanan. Informasi yang biasanya dimuat dalam
logbook penangkapan ikan meliputi data identifikasi kapal: mencakup nama
kapal, nomor identifikasi kapal, serta nama dan kontak kapten atau pemilik
kapal, selanjutnya tanggal dan waktu kapan penangkapan ikan dilakukan.
Informasi ini penting untuk melacak pola penangkapan seiring berjalannya
waktu, kemudian daerah penangkapan ikan meliputi koordinat geografis atau
penunjuk lokasi, seperti nama zona atau tempat penangkapan, selanjutnya
nama spesies ikan yang ditangkap mencakup nama ilmiah spesies dan, jika
memungkinkan, nama umum spesies, berikutnya jumlah dan berat meliputi
jumlah ikan yang ditangkap dari setiap spesies dan berat masing-masing ikan.
Data ini membantu dalam menghitung total tangkapan, berikutnya ukuran
7
ikan memuat informasi tentang ukuran ikan yang ditangkap. Ini bisa berupa
panjang atau ukuran tertentu yang relevan untuk spesies tertentu, berikutnya
metode penangkapan meliputi jenis peralatan atau metode yang digunakan
untuk menangkap ikan, seperti jaring, pancing, atau trawl.
Pada tahap akhir, jumlah data hasil tangkapan dari setiap jenis ikan yang
dilaporkan oleh agen kapal kepada pihak log book syahbandar sebelum Surat
Persetujuan Bongkar (SPB) diterbitkan, ditandatangani, dan di stempel.
Selain itu, perlu ada kerja sama antara pemerintah, nelayan, dan pihak terkait
dalam pengembangan sistem logbook yang lebih baik, penyuluhan kepada
nelayan tentang pentingnya pencatatan yang akurat, serta pengawasan dan
penegakan hukum yang kuat. Dengan demikian, logbook penangkapan ikan
dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam menjaga keberlanjutan perikanan.
Optimalisasi Kesyahbandaran
Penyederhanaan prosedur yang telah menghasilkan identifikasi dan
penyederhanaan prosedur kesyahbandaran. Ini tidak hanya mempercepat alur
kerja tetapi juga mengurangi birokrasi yang tidak perlu dan peningkatan
keamanan meliputi implementasi standar keamanan baru telah memastikan
bahwa pelabuhan lebih aman dan patuh terhadap regulasi keselamatan
maritim.
8
IV SIMPULAN DAN SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
(DKP RI) Departemen Kelautan dan Perikanan RI. 2004. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor. 69/PERMEN pasal 1 ayat 1/2001.
Tentang Kepelabuhanan Perikanan. Departemen Kelautan dan
Perikanan R, Jakarta.
Gopakumar G. 2019. Buku Panduan Penelitian Dampak Bisnis Internasional
dan Urusan Politik terhadap Perekonomian Global. Jakarta (ID): IGI
Global.
Hani T. 1995. Manajemen. Yogyakarta (ID): BPFE.
Lagu Y, Zhang A. 2019. Analisis komparatif model tata kelola pelabuhan:
pelajaran dari Asia Timur. Jurnal Keberlanjutan. 11 (12): 3352.
Matin AA, Haque AB. 2018. Pengelolaan pelabuhan perikanan: studi kasus
dalam perspektif Bangladesh. Jurnal Perikanan. 6 (2): 597-602.
PERMEN-KP Nomor 20 Tahun 2014. 2014. Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor 20 / Permen-KP / 2014. 2013:1–
15.
PP Tahun 2021. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan. PP No 27 Tahun
2021 (086274): 1–268.
10
LAMPIRAN
11