MERIYANTI NGABITO
P03 042 10 002
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Pengelolaan Lingkungan Hidup
MERIYANTI NGABITO
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
iii
TESIS
ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA
PULAU SARONDE KABUPATEN GORONTALO UTARA
PROVINSI GORONTALO
MERIYANTI NGABITO
Nomor Pokok: P0304210002
Menyetujui,
Komisi Penasehat
__________________ __________________
Prof. Dr. Ir. Ambo Tuwo, DEA Prof. Dr. Ir. Amran Achmad
Ketua Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi
PLH PPS-UNHAS
_____________________
Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc
iv
PRAKATA
Meriyanti Ngabito
vi
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to (1) analyze the suitability of the area for tourism
and recreation beach snorkeling, and (2) estimating the carrying capacity
of the area for tourism and recreation beach snorkeling tour. This study
was conducted in September-November 2012 at Saronde Island North
Gorontalo Gorontalo regency. The method used is exploratory with using
survey methods and direct measurements in the field. The data used are
primary data is data obtained directly in the form of field measurement
data of estimates, surveys, observations, interviews with travelers and
stakeholders as well as secondary data is data obtained from the study of
literature and documents related agencies.
The results showed that conformity Saronde tourist island for beach
recreation ie: zones 2, 3, 4 and 5 are very appropriate category (S1): 90%,
94,44%, 93,33% and 85,56%, zone 1 including the appropriate category
(S2) 73,33%. As for the snorkeling, zones 1, 3, 4 and 6 corresponding
category (S2): 63.2%, 75.4%, 73.7% and 71.9%, zone 2 and 5 are not
appropriate category (TS) 45.61% and 43.86%. Saronde island carrying
capacity for coastal recreational tourism activities 1162 day-1 while
snorkeling tourist activity 397 days-1.
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR TABEL xi
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Kegunaan Penelitian 4
C. Pantai 10
A. Rancangan Penelitian 31
1. Sumber Data 31
1. Penentuan Zona 38
A. Penetuan Zona 53
56
B. Kesesuaian Wisata Pulau Saronde
56
1. Kesesuaian Wisata Rekreasi Pantai
60
2. Kesesuaian Wisata Snorkeling
65
C. Daya Dukung Kawasan Pulau Saronde
x
A. Kesimpulan 70
B. Saran 70
72
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
nomor halaman
DAFTAR GAMBAR
nomor halaman
DAFTAR LAMPIRAN
nomor halaman
1. Jenis ikan karang yang ditemukan di Pulau Saronde 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari 17.504 pulau baik itu pulau yang besar
maupun pulau yang kecil. Pulau kecil adalah pulau yang berukuran kecil
yang secara ekologis terpisah dari pulau induknya (mainland) dan memiliki
batas yang pasti, terisolasi dari habitat lain, sehingga mempunyai sifat
kawasan pulau-pulau kecil sangat besar dan produktif. Satu atau lebih
Ekosistem yang bersifat alami seperti terumbu karang dan pantai berpasir,
dapat pulih seperti ikan dan lamun sedangkan sumberdaya yang tidak
yang sedang marak diekspos di media massa maupun media cetak saat
ini adalah wisata pantai dan wisata bahari terutama wisata bawah laut,
yang besar.
2
Pulau Saronde adalah salah satu pulau kecil yang memiliki potensi
sumberdaya alam yang cukup besar dengan ciri khas berupa bentuk pulau
segitiga, dikelilingi hamparan pasir putih dan bebatuan granit yang seolah
tertata rapi serta keindahan taman laut yang dihuni berbagai jenis ikan
wisata pantai dan bahari. Pulau ini menjadi salah satu sektor yang
pengunjung, juga polusi dari bahan bakar perahu atau kapal. Selanjutnya
juga akan semakin tinggi. Permintaan wisata alam yang tinggi dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
kategori snorkeling.
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau dari garis
pantai (coast line), maka suatu wilayah pesisir memiliki dua macam batas,
yaitu: batas yang sejajargaris pantai (long shore) dan batas yang tegak
wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi,
ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari
6
wilayah laut itu untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi
kabupaten/kota.
beberapa ekosistem yang unik dan saling terkait, dinamis dan produktif.
Ekosistem utama di pesisir dan laut adalah (a) estuaria, (b) hutan
mangrove, (c) padang lamun, (d) terumbu karang, (e) pantai berbatu dan
Pulau kecil adalah pulau yang berukuran kecil yang secara ekologis
terpisah dari pulau induknya (mainland) dan memiliki batas yang pasti,
1996). Saat ini batasan pulau kecil di Indonesia mengacu pada UU No. 27
yaitu pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 beserta
pulau-pulau kecil yang tidak berpenduduk dan terpencil itu bebas dari
1998).
suatu himpunan integral dari komponen hayati dan non hayati yang mutlak
sistem. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari kedua komponen
daya pesisir dan laut. Terumbu karang merupakan ekosistem khas yang
Cnidaria yang dapat mengeluarkan CaCo3. Jika CaCO3 terkena air laut
suhu perairan yang hangat, gerakan gelombang yang besar dan sirkulasi
air yang lancar serta terhindar dari proses sedimentasi. Menurut Wagiyo
15-35 ton setara karbon per hektar setiap tahun; (2) pelindung daerah
pantai dari abrasi akibat hempasan ombak dan arus kuat yang berasal
dari laut; (3) sebagai habitat atau tempat tinggal, tempat mencari makanan
terumbu karang dan sekitarnya; dan (4) pendaur zat-zat hara secara
penangkapan berbagai jenis ikan hias dan jenis biota laut yang dapat
menyumbangkan 25% dari total lapangan kerja yang tersedia; (3) sebagai
objek wisata, dimana wisata selam dunia memberi kontribusi sebesar 4,5
milyar dollar per tahun diperoleh dari 4.726 pusat dan resort selam; (4)
sebagai penghasil bahan aktif obat dan kosmetik; dan (6) sebagai
2011).
C. Pantai
pesisir atau pantai. Daerah pantai adalah suatu kawasan pesisir beserta
darat maupun laut (Pratikto et al., 1997). Garis pantai merupakan suatu
garis batas pertemuan (kontak) antara daratan dengan air laut. Posisinya
bersifat tidak tetap, dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air
pesisir, dan terletak antara garis air surut terendah dengan air pasang
tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah yang substratnya berbatu dan
berkerikil (yang mendukung flora dan fauna dalam jumlah terbatas) hingga
kondisi fisik yang tidak stabil akibat fluktuasi suhu, salinitas, dan
1. Pantai berpasir
Pantai pasir umumnya terdiri dari batu kuarsa dan feldspar, bagianyang
gerakan air yang kuat mengangkut partikel yang halus dan ringan.
diving. Parameter utama bagi daerah pantai berpasir adalah pola arus
3. Pantai berlumpur
dengan pantai pasir terbuka adalah bahwa pantai berlumpur tidak dapat
yang bervariasi. Daerah ini terbentuk bila pergerakan air rendah, maka
2. Pantai berbatu
memanjang ke arah laut dan terbenam di air (Dahuri et al., 2004). Batu
tergenang pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut. Menurut
Nybakken (1992) pantai berbatu yang tersusun dari bahan yang keras
wisata terbagi menjadi dua yaitu wisata pesisir dan wisata bahari. Wisata
pariwisata pesisir diasosiasikan dengan tiga “S” (sun, sea dan sand) yaitu
wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata
yang dilakukan di daerah pantai dan umumnya tidak terendam air kecuali
wisata alam yang tinggi dan ketersediaan sumberdaya alam yang semakin
mendatang.
keberlanjutan pembangunan.
artinya ekowisata pesisir dan laut bukan menjual destinasi tetapi menjual
filosofi. Dari aspek inilah ekowisata tidak akan mengenal kejenuhan pasar.
penentuan nilai (kelas) lahan serta pola tata guna lahan yang dihubungkan
spasial; (b) kapasitas asimilasi dan daya dukung lingkungan, dan (c)
yang secara biofisik “sesuai”. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan cara
lestari dari stok ikan tersebut. Demikian juga jika kita menggunakan air
waktu tertentu; (3) jika kita membuang limbah ke lingkungan pulau, maka
jumlah limbah (bukan limbah B3, tetapi limbah yang biodegradable) tidak
(jetty) dan hotel, maka harus sesuai dengan pola hidrodinamika daerah
wisata yang akan dikembangkan. Parameter fisik pantai dan perairan lebih
pasir pantai, kecerahan air laut, kedalaman, kecepatan arus, lebar pantai,
suatu kawasan wisata. Analisis ini menilai seberapa besar suatu kawasan
belum bisa dikatakan baik dan sesuai secara ekologi, masih harus
Pemberian nilai skor berbeda untuk tiap kelas kesesuaian, tetapi sama
20
nilainya untuk semua parameter dalam kelas kesesuaian yang sama. Oleh
Keterangan :
pemanfaatan.
dibangun dan dibuang di pulau dan perairan sekitar pulau tersebut. Daya
(1988 dalam Clark 1996) pengertian daya dukung dapat dijelaskan dalam
kepadatan orang pada suatu pantai atau kunjungan pada suatu tempat
saat ini meliputi empat komponen dasar yaitu biofisik, sosial budaya,
mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu
DDK = KX ×
Keterangan:
(orang)
dimanfaatkan
24
untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh keberadaan
yangminimal. Konsep ini meliputi dua faktor yang utama yang membatasi
dari tiga unsur pokok: sistem, informasi dan geografis. Dengan demikian,
keputusan. SIG adalah sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras,
geografis.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu alat yang dapat
daratan maupun lautan; (2) Aspek daratan dan lautan tidak dapat
26
dipisahkan secara fisik oleh garis pantai karena saling berinteraksi dan
terjadi; (3) Bentang alam wilayah pesisir secara cepat berubah dibanding
membuat peta tetapi merupakan alat analitik (analytical tool) yang mampu
berupa data spasial maupun data atribut. Data spasial merupakan data
kesesuaian SIG yaitu 1) Model dan struktur data yang digunakan dapat di
pakai pada wilayah yang luas dengan ketelitian dan resolusi yang tinggi,
2) Data spasial maupun non spasial yang telah tersusun dapat diperbaiki,
efisien dan efektif (Rofiko, 2005). Menurut Charter dan Agtrisari (2003)
informasi posisi geografis (lintang dan bujur). Database yang telah dibuat
suatu layer yang akan dimasukan dalam dalam peta dasar yang telah
berbentuk titik, sehingga untuk dapat melakukan analisis antar layer, data-
(SIG) telah tersebar luas pada berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu
pembangunan secara fisik seperti untuk objek wisata sangat baik untuk
dikembangkan. Di sisi lain, hal ini akan sangat berdampak besar berupa
terumbu karang, pantai berpasir, pantai berbatu dan berupa areal wisata
sesuai dan tidak sesuai untuk berbagai jenis kegiatan ekowisata tertentu.
Data dan informasi dari hasil analisis kesesuaian dan daya dukung
kawasan P. Saronde.
30
Wilayah Pesisir
Pengembangan
Pulau Saronde
PulauSaronde PulauSaronde
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RancanganPenelitian
diteliti adalah parameter fisik, biologi pantai dan perairan serta daya
dukung kawasan.
1) Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data
primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh secara
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur dan
mulai dihitung dengan batasan jarak pantau 2,5 meter pada sisi kiri
pada buku jenis ikan karang di Indonesia yang ditulis oleh Kuiter
papan manta, peralatan tulis bawah air, jam tangan bawah air dan
GPS.
2. Tipe Pantai
3. Lebar Pantai
4. Kedalaman Perairan
1 - 3 meter.
6. Kecepatan Arus
sangat sesuai untuk rekreasi pantai adalah tidak terlalu kuat atau
7. Kemiringan Pantai
8. Kecerahan Perairan
adalah 100 %.
Ketersediaan air tawar dilihat dari seberapa jauh sumber air tawar
terhadap pantai tersedia cukup dan tidak jauh yaitu < 1 km.
sekunder yaitu laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan
Gorontalo Utara.
Data kondisi iklim dan cuaca diperoleh dari data sekunder yaitu
Gorontalo.
38
Gorontalo Utara.
1. Penentuan Zona
dengan menghitung nilai median kategori tutupan karang dari seluruh titik
SS S TS
Parameter Bobot
Skor (3) Skor (2) Skor (1)
1 2 3 4 5
Kedalaman perairan (m) 5 0-5 5-10 >10
Pasir putih,
Lumpur,
Tipe Pantai 5 Pasir putih berbatu granit
berbatu terjal
besar
Lebar Pantai (m) 5 >15 5-15 <5
40
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3 4 5
Karang berpasir,
bagian tepi
Material dasar perairan 3 Pasir Lumpur
tertutupi batu
granit besar
Kecepatan arus (m/dtk) 3 0-0.20 0.20 - 0.50 >0,50
Kemiringan Pantai (0) 3 <15 15-45 >45
Cemara Pepohonan
Penutupan Lahan
3 pantai, lahan Semak belukar rapat, belukar
Pantai
terbuka tinggi
Kecerahan (%) 1 >80 50 –80 <50
Bulu babi, ikan
Biota Berbahaya 1 Tidak ada Bulu babi, teritip
pari, lepu, hiu
Keterseiaan Air Tawar
1 <1 1-2 >2
(jarak/km)
Keterangan:
Nilai maksimum = 90
S1 = Sangat sesuai, dengan IKW 83 – 100 %
S2 = Sesuai, dengan IKW 50 - < 83 %
TS = Tidak sesuai < 50 %
SS S TS
Parameter Bobot
Skor (3) Skor (2) Skor (1)
Kecerahan Perairan (%) 5 100 50-<100 <50
Tutupan Komunitas Karang (%) 5 >75 50-75 <50
Bentuk Pertumbuhan Karang 3 >12 7-12 <7
41
Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5
Jenis Ikan Karang 3 100 50-<100 <50
Kecepatan Arus (cm/det) 1 0-15 >15-50 >50
Kedalaman Terumbu Karang (m) 1 1-5 >5-10 >10
Lebar Hamparan Datar Karang (m) 1 >500 100-500 <100
Keterangan:
Nilai maksimum = 57
S1 = Sangat sesuai,dengan IKW : 83 – 100 %; S2 = Sesuai,dengan IKW : 50 - < 83 %;
TS = Tidak sesuai,dengan IKW : < 50 %
kesesuaian meliputi :
b) Sesuai (S2)
42
Basis data akan dibentuk dari data spasial yaitu data yang
atau coverage yang akan dimasukkan ke dalam peta dasar yang tersedia
susun untuk setiap peruntukan dimulai dari parameter yang paling penting
tampung suatu kawasan wisata, karena bersifat mudah rusak dan terbatas
ruang pemanfaatannya.
yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang tersedia pada waktu
DDK = KX ×
Keterangan:
(orang)
dimanfaatkan
Tabel 4. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)
(Modifikasi Yulianda, 2007) .
K Unit Area
No. Jenis Kegiatan
( pengunjung) (Lt)
1. Rekreasi Pantai 1 50 m2/orang
Waktu kawasan adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari.
Tahap Persiapan
Survey Lapangan
Penentuan Zona
BAB IV
Utara tahun 2004 bahwa secara geografis Pulau Saronde terletak pada
00º 55' 32,10" LU - 122º 51' 54,30" BT. Pemberian nama Saronde sendiri
diangkat dari nama tarian tradisional rakyat Gorontalo dengan nama yang
sama yakni tari Saronde. Secara administratif Pulau ini merupakan bagian
dari gugus Kepulauan Ponelo yang termasuk dalam wilayah Desa Ponelo
merupakan sebuah pulau kecil tak berpenghuni, namun saat ini ada satu
pesisir pantai yang unik dimana sepanjang pantai bagian timur laut hingga
sampai besar yang terlihat seolah tertata rapi. Sementara itu pantai bagian
timur sampai barat laut tertutupi hamparan pasir putih. Bagian utara
berupa tanah datar ditumbuhi oleh cemara pantai yang sengaja ditanam
oleh pengelola untuk menjadi area wisata seperti terlihat pada lampiran
14.
48
terdapat padang lamun serta terumbu karang (lampiran 16) yang berada
yang dapat mempengaruhi kualitas perairan secara signifikan. Hal ini pula
Utara.
wisata adalah kondisi flora dan fauna pantai. Beberapa vegetasi pantai
Sementara itu fauna yang dapat dijumpai dengan mudah adalah jenis
camar laut.
umum berupa angkot dengan tarif normal Rp. 15.000/orang atau mobil
kegiatan ekowisata. Pulau Saronde memiliki sumber air bersih berupa air
tengah pulau ini yang berjarak sekitar 100 meter dari pantai dan
terealisasi sebanyak empat buah. Selain itu juga terdapat satu aula
di pulau ini dan pulau sekitarnya sangat baik. Hal ini sangat baik
51
lokasi yang sangat jauh dan terpencil sehingga memiliki kendala dalam
BAB V
A. Penentuan Zona
1). Zona 1 adalah daerah pantai yang tertutupi batu yang bagian
2). Zona 2 adalah daerah pantai yang berupa dangkalan pasir yang
arah timur;
pulau kecil yang hanya terdiri dari batu dan bebera pepohon kecil. Bagian
meter;
Gambar4.
yang sedikit lebih rendah disbanding zona lainnya adalah pada morfologi
jual wisata, kondisi pantai berbatu mulai dari bagian intertidal dan
pantai yang ditawarkan Pulau ini. Hal ini mengingat tidak banyak situs
sangat bersih. Profil pantai yang landai serta minimnya ancaman biota laut
pada lokasi yang secara biofisik “sesuai”. Persyaratan ini dapat dipenuhi
Tabel 7. Perhitungan % IKW untuk kategori rekreasi pantai berdasarkan bobot parameter dan pembagian zona Pulau
Saronde Kabupaten Gorontalo Utara.
Keterangan :
% IKW : % IndeksKesesuaianWisata
IKW83– 100 % : SangatSesuai (SS)
IKW 50 -<83 % : Sesuai (S)
IKW < 50 % : TidakSesuai (TS)
58
kondisi komunitas karang dan ikan serta organism lainnya yang hidup
empat zona sesuai (S2) yakni pada zona 1, 3, 4, dan 6. Sementara itu
hasil skor zona 2 dan 5 terklasifikasi sebagai zona yang tidak sesuai (TS).
Hal ini disebabkan karena zona 2 adalah daerah pantai yang berupa
dangkalan pasir yang selalu terendam air dan zona 5 adalah daerah
ada perbedaan antara data dengan yang ditampilkan dari analisis GIS.
dan tutupan karang sebagai penentu kesesuaian dengan bobot dan skor
tertinggi. Hal ini dikarenakan jika kecerahan suatu perairan tinggi maka
Tabel 8. Perhitungan % IKW untuk kategori wisata snorkeling berdasarkan bobot parameter dan pembagian zona Pulau
Saronde Kabupaten Gorontalo Utara.
Keterangan :
% IKW : % IndeksKesesuaianWisata
IKW83– 100 % : SangatSesuai (SS)
IKW 50 -<83 % : Sesuai (S)
IKW < 50 % : TidakSesuai (TS)
62
Menurut The British Sub Aqua Club dan Holbrook (2001) bahwa
yaitu padakedalaman 3-6 meter dan ada sesuatu yang menarik untuk
meter.
(2011), bahwa salah satu famili ikan karang yang selalu ditemukan di
kakatua (Scarus sp.) dan ikan bendera (Zanclidae) masih cukup banyak
masih cukup baik. Hal ini tidak berbeda jauh dengan yang dilaporkan oleh
64
Unhas tahun 2004 bahwa warna tubuh ikan-ikan yang ada di Pulau
ditemukan antara lain ikan indikator yakni ikan kakatua (Scarus sp.) dan
ikan bendera (Zanclidae), ikan target yakni ikan baronang (Siganus sp.)
dan ikan kakap (Lutjanidae) serta ikan major yakni ikan kuli pasir
luas Pulau Saronde adalah 6,22 ha dengan luas lahan yang sangat sesuai
untuk wisata pantai kategori rekreasi adalah 5,19 ha, yang sesuai adalah
0,62 ha dan yang tidak sesuai adalah 0,41 ha. Sedangkan luas areal
perairan adalah 114,11 ha dengan lahan yang sesuai untuk wisata bahari
65
kategori snorkeling adalah 19,85 ha dan yang tidak sesuai adalah 88,03
Tabel 9. Kelas Kesesuaian dan Luas Lahan untuk Setiap Kegiatan Wisata
penginapan, fasilitas MCK dan gazebo. Sedangkan luas lahan yang tidak
yang dalam dan juga kurang bagus serta kecepatan arus yang tinggi.
maksimum individu atau manusia pada suatu lahan yang dapat didukung
gangguan pada alam dan manusia. Hasil analisis dari daya dukung
Tabel 10. Daya Dukung Kawasan Pulau Saronde untuk Rekreasi Pantai
dan Snorkeling
dapat ditampung adalah sebesar 1162 orang dalam sehari, jumlah ini
melakukan wisata snorkeling yaitu 397 orang dalam sehari. Hal ini
diasumsikan setiap orang membutuhkan areal snorkeling 500 m2. Hal ini
diketahui bulan yang memiliki curah hujan tertinggi yaitu antara April-Juni
mengunjungi pulau pada saat curah hujan sedang tinggi karena akan
aktifitas wisata pantai, dan hujan yang disertai angin juga kurang aman
suguhan atraksi dan suguhan alami di lingkungan pesisir dan lautan tetapi
BAB VI
D. Kesimpulan
disimpulkan:
E. SARAN
Pulau Saronde.
DAFTAR PUSTAKA
English, S., Wilkinson, C., Baker, V. 1997. Survey Manual for Tropical
Marine Resources. Australian Institute of Marine Science.
Townsville.
Hall CM. 2001. Trends in Ocean and Coastal Tourism: The End of the
Last Frontier. Ocean & Coastal management 44:601-608.
Plathong, S., Inglis, G.J., Huber, M.E. 2000. Effect of Self Guided Trails on
Corals in Tropical Marine Park. J Conservation Biology. 14
(16).1821-1830.
The Britis Sub Aqua Club, Holbrook M. 2001. Snorkeling for All.
Ebury.London.
LAMPIRAN
76
1 2 3
Ni
No. Parameter Bobot Hasil Pengukuran Skor
(B x S)
Kedalaman Perairan
1. 5 2-3 3 15
(m)
Pasir putih, berbatu granit
2. Tipe Pantai 5 2 10
besar
3. Lebar Pantai (m) 5 11-13 2 10
Material Dasar Karang berpasir, bagian tepi
4. 3 2 6
Perairan tertutupi batu granit besar
5. Kecepatan Arus 3 0,25-0,30 2 6
(m/dtk)
Kemiringan Pantai
6. 3 10-13 3 9
(0)
Penutupan Lahan Pepohonan rapat, belukar
7. 3 1 3
Pantai tinggi
8. Kecerahan (%) 1 60-70 2 2
9. Biota Berbahaya 1 Bulu babi, teritip 2 2
Ketersediaan Air
10. 1 0,1 – 0,4 3 3
Tawar (jarak/km)
Jumlah Nilai 66
79
Ni
No. Parameter Bobot Hasil Pengukuran Skor
(B x S)
1. Kedalaman Perairan (m) 5 2-3 3 15
2. Tipe Pantai 5 Pasir putih 3 15
3. Lebar Pantai (m) 5 12-13 2 10
4. Material Dasar Perairan 3 Pasir 3 9
5. Kecepatan Arus (m/dtk) 3 0,20-0,30 2 6
6. Kemiringan Pantai (0) 3 12-13 3 9
Cemara pantai, lahan
7. Penutupan Lahan Pantai 3 3 9
terbuka
8. Kecerahan (%) 1 75-80 2 2
9. Biota Berbahaya 1 Tidak ada 3 3
Ketersediaan Air Tawar
10. 1 0,1 – 0,3 3 3
(jarak/km)
Jumlah Nilai 81
80
Ni
No. Parameter Bobot Hasil Pengukuran Skor
(B x S)
1. Kedalaman Perairan (m) 5 1-3 3 15
2. Tipe Pantai 5 Pasir putih 3 15
3. Lebar Pantai (m) 5 10-12 2 10
4. Material Dasar Perairan 3 Pasir 3 9
5. Kecepatan Arus (m/dtk) 3 0,13-0,15 3 9
6. Kemiringan Pantai (0) 3 11-12 3 9
Cemara pantai, lahan
7. Penutupan Lahan Pantai 3 3 9
terbuka
8. Kecerahan (%) 1 100 3 3
9. Biota Berbahaya 1 Tidak ada 3 3
Ketersediaan Air Tawar
10. 1 0,1 – 0,2 3 3
(jarak/km)
Jumlah Nilai 85
81
Ni
No. Parameter Bobot Hasil Pengukuran Skor
(B x S)
1. Kedalaman Perairan (m) 5 2-3 3 15
2. Tipe Pantai 5 Pasir putih 3 15
3. Lebar Pantai (m) 5 11-13 2 10
4. Material Dasar Perairan 3 Pasir 3 9
5. Kecepatan Arus (m/dtk) 3 0,13-0,15 3 9
6. Kemiringan Pantai (0) 3 11-13 3 9
Cemara pantai, lahan
7. Penutupan Lahan Pantai 3 3 9
terbuka
8. Kecerahan (%) 1 100 3 3
9. Biota Berbahaya 1 Bulu babi, teritip 2 2
Ketersediaan Air Tawar
10. 1 0,1 – 0,2 3 3
(jarak/km)
Jumlah Nilai 84
82
Ni
No. Parameter Bobot Hasil Pengukuran Skor
(B x S)
1. Kedalaman Perairan (m) 5 2-3 3 15
Pasir putih, berbatu
2. Tipe Pantai 5 2 10
granit besar
3. Lebar Pantai (m) 5 16-17 3 15
4. Material Dasar Perairan 3 Pasir 3 9
5. Kecepatan Arus (m/dtk) 3 0,20-0,30 3 9
6. Kemiringan Pantai (0) 3 12-13 3 9
Pepohonan rapat,
7. Penutupan Lahan Pantai 3 1 3
belukar tinggi
8. Kecerahan (%) 1 70-75 2 2
9. Biota Berbahaya 1 Bulu babi, teritip 2 2
Ketersediaan Air Tawar
10. 1 0,1 – 0,3 3 3
(jarak/km)
Jumlah Nilai 77
83
Hasil Ni
No. Parameter Bobot Skor
Pengukuran (B x S)
1. Kecerahan Perairan (%) 5 70-80 2 10
2. Tutupan Komunitas Karang (%) 5 80-90 3 15
3. Bentuk Pertumbuhan Karang 3 5-6 1 3
4. Jenis Ikan Karang 3 27 1 3
5. Kecepatan Arus (cm/det) 1 55-60 1 1
6. Kedalaman Terumbu Karang (m) 1 6-7 2 2
7. Lebar Hamparan Datar Karang (m) 1 150-200 2 2
Jumlah Nilai 36
84
Hasil Ni
No. Parameter Bobot Skor
Pengukuran (B x S)
1. Kecerahan Perairan (%) 5 70-75 2 10
2. Tutupan Komunitas Karang (%) 5 40-45 1 5
3. Bentuk Pertumbuhan Karang 3 4-5 1 3
4. Jenis Ikan Karang 3 27 1 3
5. Kecepatan Arus (cm/det) 1 55-70 1 1
6. Kedalaman Terumbu Karang 1 4-5 3 3
(m)
7. Lebar Hamparan Datar Karang 1 10-20 1 1
(m)
Jumlah Nilai 26
85
Hasil Ni
No. Parameter Bobot Skor
Pengukuran (B x S)
1. Kecerahan Perairan (%) 5 100 3 15
2. Tutupan Komunitas Karang (%) 5 85-90 3 15
3. Bentuk Pertumbuhan Karang 3 5-6 1 3
4. Jenis Ikan Karang 3 27 1 3
5. Kecepatan Arus (cm/det) 1 13-15 3 3
6. Kedalaman Terumbu Karang 1 3-4 3 3
(m)
7. Lebar Hamparan Datar Karang 1 80-90 1 1
(m)
Jumlah Nilai 43
86
Hasil Ni
No. Parameter Bobot Skor
Pengukuran (B x S)
1. Kecerahan Perairan (%) 5 100 3 15
2. Tutupan Komunitas Karang (%) 5 80-85 3 15
3. Bentuk Pertumbuhan Karang 3 5-6 1 3
4. Jenis Ikan Karang 3 27 1 3
5. Kecepatan Arus (cm/det) 1 13-15 3 3
6. Kedalaman Terumbu Karang 1 6-7 2 2
(m)
7. Lebar Hamparan Datar Karang 1 85-90 1 1
(m)
Jumlah Nilai 42
87
Hasil Ni
No. Parameter Bobot Skor
Pengukuran (B x S)
1. Kecerahan Perairan (%) 5 60-70 2 10
2. Tutupan Komunitas Karang (%) 5 35-40 1 5
3. Bentuk Pertumbuhan Karang 3 5-6 1 3
4. Jenis Ikan Karang 3 27 1 3
5. Kecepatan Arus (cm/det) 1 20-30 2 2
6. Kedalaman Terumbu Karang 1 12-13 1 1
(m)
7. Lebar Hamparan Datar Karang 1 20-40 1 1
(m)
Jumlah Nilai 25
88
Hasil Ni
No. Parameter Bobot Skor
Pengukuran (B x S)
1. Kecerahan Perairan (%) 5 100 3 15
2. Tutupan Komunitas Karang (%) 5 70-75 2 10
3. Bentuk Pertumbuhan Karang 3 10-12 2 6
4. Jenis Ikan Karang 3 27 1 3
5. Kecepatan Arus (cm/det) 1 13-15 3 3
6. Kedalaman Terumbu Karang 1 4-5 3 3
(m)
7. Lebar Hamparan Datar Karang 1 100-150 1 1
(m)
Jumlah Nilai 41
89
Cottage
Aula kecil
Sumur
91
Lanjutan
93