SKRIPSI
Oleh :
Martin Yuda Paradise
202 1411026
Oleh
Martin yuda paradise
2021411026
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian di Program
Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
2
ABSTRAK
Perairan Tuing mempunyai potensi ekosistem pesisir yaitu ekosistem terumbu karang
yang memiliki daya tarik tersendiri sebagai keanekaragaman biota-biota laut. Perairan
Tuing memiliki tipe karang tepi yaitu Pantai Pelabuhan Dalam, Tengkalan dan Batu
Kebo. Pemanfaatan terumbu karang di Pelabuhan Dalam saat ini sebagai tempat
penangkapan ikan dan tempat berlabuhnya kapal.Tingginya potensi terumbu karang
di Pantai Pelabuhan Tuing dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata bahari.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang tingkat kesesuaian
wisata snorkeling di Pelabuhan Dalam Perairan Tuing Kabupaten Bangka. Penelitian
dilakukan pada bulan Maret-April 2019 bertempat di Perairan Tuing Kabupaten
Bangka. Pengambilan data ikan karang menggunakan metode Belt Transect dan
pengambilan data terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect
selanjutnya dianalisis menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW). Hasil
penelitian Indeks Kesesuain Wisata Snorkeling di Pantai Pelabuhan Dalam Tuing
pada stasiun 1 sampai dengan stasiun 6 masuk dalam kategori cukup sesuai (S2) bila
dijadikan lokasi Wisata Snorkeling, dengan nilai stasiun 1 yaitu 73,68 (%), stasiun 2
yaitu 57,89 (%), stasiun 3 yaitu 71,93 (%), stasiun 4 yaitu 66,64 (%), stasiun 5 yaitu
70,18 (%) dan stasiun 6 yaitu 56,1 (%) dan Nilai Daya Dukung Kawasan (DDK)
untuk kegiatan snorkeling di Pantai Pelabuhan Dalam Tuing memiliki luas terumbu
karang 33.448,037 (m²). Luas area yang mencakup seluruh lokasi penelitian ini dapat
menampung pengunjung yaitu 134 (orang/hari).
3
ABSTRAC
Tuing waters have potential of coastal ecosystems, namely coral reef ecosystems that
have their own special attraction as a diversity of marine biota. Tuing waters have
edge reef types in Pelabuhan dalam, tengkalan and Batu Kebo. Now, utilization of
coral reefs in Pelabuuhan dalam as a fishing ground and a pumpkin place. With the
high potential of coral reefs on the Pelabuhan Tuing beach can be utilized for marine
tourism activities. This study aims to provide information about the suitability level
of snorkeling tours in Pelabuhan Dalam of Tuing Waters in Bangka Regency. The
study was conducted in March-April 2019 in the Tuing Waters of Bangka Regency.
Reef fish data collection using the Belt Transect method and coral reef data collection
using the Line Intercept Transect method. Using analysis of Tourism Suitability Index
(IKW). The results of the Snorkeling Tourism Suitability Index at Pelabuhan Dalam
Tuing Beach at stations 1 to station 6 are in the quite appropriate category (S2) when
used as a Snorkeling Tourism location, with a value of station 1 of 73.68 (%), station
2 of 57.89 (%), station 3 is 71.93 (%), station 4 is 66.64 (%), station 5 is 70.18 (%)
and station 6 is 56.1 (%) and the Regional Carrying Capacity Value (DDK) for
snorkeling activities in the Port of Inner Beach Tuing has a coral reef area of
33.448,037 (m²). The total area that covers all the locations of this study can
accommodate visitors which is 134 (person / day).
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Kesesuaian
Dan Daya Dukung Ekosistem Terumbu Karang Sebagai Kawasan Wisata
Snorkeling Di Perairan Tuing Kabupaten Bangka”. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada henti kepada kedua orang tua
tercinta Ayahanda Usap Asbani dan Ibunda Sumartina serta keluarga besar Djahamin
yang telah memberi dukungan dan material serta kasih sayang yang diberikan kepada
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Tri Lestari, S.P., M.Si selaku Dekan Fakutas Pertanian Perikanan dan
Biologi serta bapak Wahyu Adi, S.Pi., M.Si selaku ketua prodi Manajemen
Sumberdaya Perairan yang telah memberikan pengesahan terhadap proposal
ini.
2. Bapak Okto Supratman, S.Pi.,M.Si sebagai dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu,tenaga, pikiran, serta kritik dan saran dalam penyelesaian
skripsi.
3. Ibu Eva Utami, S.Si.,M.Si sebagai pembimbing II yang telah meluangkan
banyak waktu untuk memberikan bimbingan serta masukan dan saran kepada
penulis.
4. Saudaraku di Manajemen Sumber Daya Perairan, dan kelurga besar MSP
2014 dan Pinguin Diving Club yang telah memberikan kenangan, cerita,
inspirasi dan motifasi dalam menyelesaikan Proposal Penelitian.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan proposal
penelitian, untuk itu penulis berharap proposal penelitian ini dapat berguna bagi
semua pihak.
Balunijuk, September 2019
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRAC iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………….2
1.4. Manfaat …………………………………………………………………………..2
6
2.5.3. Ikan Karang 7
2.6. Daya Dukung Kawasan Wisata…………………………………………………..7
2.5.1.Daya Dukung Sosial/Demografi 8
2.5.2. Daya Dukung Lingkungan 8
7
4.1.7. Lebar Hamparan Dasar Karang 22
4.1.8. Indeks Kesesuaian Wisata Snorkeling 22
4.1.9 . Daya Dukung Kawasan (DDK) 23
4.2. Pembahasan 23
4.2.1. Kondisi Parameter AbiotikWisata Snorkeling………………………………...23
4.2.1.1 Kecerahan Perairan 23
4.2.1.2 Kecepatan Arus 24
4.2.1.3 Kedalaman Perairan 25
4.2.1.4 Lebar Hamparan Dasar Karang 26
4.2.2. Kondisi Parameter Biotik Wisata Snorkeling…………………………………26
4.2.2.1 Tutupan Terumbu Karang 26
4.2.2.2 Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang 27
4.2.2.3 Jumlah Jenis Ikan Karang 28
4.2.2.4 Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) 29
4.2.3. Daya Dukung Kawasan (DDK)……………………………………………….30
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 36
RIWAYAT HIDUP 45
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR GAMBAR
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
1
I. PENDAHULUAN
dan keanekaragaman biota-biota yang hidup didalamya, hal ini bisa dijadikan
daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati
3
2.2.Wisata Snorkeling
Aktivitas snorkeling umumnya dilakukan bagi mereka yang ingin dan
penasaran dengan keindahan dalam lautan ataupun bagi mereka yang sudah
pernah melakukannya namun karena ketertarikan yang tinggi maka ingin
melakukan aktivitas snorkeling. Aktivitas ini memang harus didukung oleh
peralatan yang memadai dan keadaan fisik yang kuat (Ariadnoet al. 2003).
Snorkeling merupakan kegiatan menikmati keindahan alam bawah laut yang
dilakukan oleh seseorang maupun kelompok pada tempat tertentu dengan
mengenakan peralatan berupa masker selam, snorkel dan fins (kaki katak).
5
Kecepatan arus menjadi salah satu parameter yang akan dikaji dalam
menentukan tingkat kesesuaian suatu kawasan wisata snorkeling. Arus yang
ideal dengan kegiatan wisata snorkeling yakni <15 cm/det sehingga dapat
meningkatkan kepuasan dalam kegiatan snorkeling dengan demikian semakin
rendah kecepatan arus dalam kajian tersebut maka akan semakin besar juga
bobot nilai yang akan diperoleh (Yulianda,2007)
2.4.3. Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan merupakan faktor yang berhubungan dengan visibility
(jarak pandang) dalam mengamati objek penyelaman dengan kedalaman
tertentu objek bawah air sangat bagus untuk dilihat. Kedalaman perairan sangat
diperhitungkan dalam melakukan kajian tentang kesesuaian lokasi wisata
snorkeling. Terumbu karang merupakan salah satu daya tarik snorkeling dimana
sebagian besar terumbu karang tumbuh dengan baik ditemukan pada kedalaman
antara 3-10 meter (Thamrin, 2006).
2.4.4. Lebar Hamparan Dasar Karang
Lebar hamparan dasar karang sangat menentukan dalam penentuan
kawasan wisata snorkeling, semakin luas area wisata snorkeling maka akan
semakin bagus untuk kepuasan penikmat kegiatan wisata snorkeling. Yulianda
(2007) menyebutkan semakin luas area terumbu karang maka akan semakin
besar nilai yang akan diperoleh.
Keterangan:
C : Kecerahan (m)
M : Kedalaman (saat batas secchi disc tidak terlihat)
N : Kedalaman (saat batas secchi disc mulai terlihat)
Z : Kedalaman Perairan (m)
waktu (t) hingga tali tertarik lurus (Hutagalung et al. 1997). Kecepatan arus
dapat dihitung dengan persamaan:
Keterangan:
v : Kecepatan (m/s)
I : Panjang (m)
t : Waktu (s)
Keterangan:
IKW : Indeks Kesesuaian Wisata
Ni : Nilai Parameter Ke-I (bobot x skor)
N maks : Nilai maksimum dari kategori wisata snorkeling
Hasil dari perhitungan indeks kesesuaian wisata ini maka dilihat kelas
kesesuaian kawasannya Berdasarkan Yulianda (2007) dengan kategori sebagai
berikut:
Snorkeling 3 6
3.4.3. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)
Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis
kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area yang dapat digunakan oleh
pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung
sehingga keaslian tetap terjaga (Yulianda, 2007).
Tabel 6. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)
19
Keterangan:
DDK : Daya Dukung Kawasan (orang)
K : Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)
Lp : Luas area (m2) yang dapat dimanfaatkan
Lt : Unit area untuk kategori tertentu (m2)
Wt :Waktu yang disediakan untuk kegiatan dalam satu hari (jam)
Wp :Waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap kegiatan (jam)
20
4.1 Hasil
Hasil kesesuaian wisata snorkeling di Pantai Pelabuhan Dalam Tuing
dari perhitungan nilai parameter Abiotik, Biotik, yaitu kecerahan perairan,
kecepatan arus, kedalaman perairan, tutupan terumbu karang, jumlah bentuk
pertumbuhan terumbu karang, jumlah ikan karang. Indeks Kesesuain Wisata
(IKW) dan Daya Dukung Kawasan.
4.1.1. Kecerahan
Nilai kecerahan dari Stasiun 1 sampai 6 di Pantai Pelabuhan Dalam
Tuing masuk dalam skor 3 dengan kategori (Sangat Sesuai) untuk dijadikan
wisata snorkeling dapat dilihat di Tabel 7.
Tabel 7. Nilai Kecerahan di Pantai Pelabuhan Dalam Tuing.
Karang (%)
1 01°35’19.6” 106°01’42.2” 71,04 Cukup Sesuai
2 01°35’23.7” 106°01’42.3” 40,26 Sesuai Bersyarat
3 01°35’26.2” 106°01’45.1” 59 Cukup Sesuai
4 01°35’29.6” 106°01’46.7” 69,6 Cukup Sesuai
5 01°35’35.0” 106°01’58.7” 77,98 Sangat Sesuai
6 01°35’34.4” 106°02’02.7” 46,64 Sesuai Bersyarat
Tabel 14. Jenis ikan karang yang ditemukan di lokasi penelitian dengan tanda
skoring + ditemukan, - tidak ditemukan.
Stasiun
Jenis ikan karang 1 2 3 4 5 6
Abudefduf bengalensis + - - + + +
Abudefduf sexfasciatus - - + - + +
Amblyglyphidodon curacao - + + + + -
Apogon endekatenia - - + - - -
Apogon fransedai - - - + - +
Carangoides bajad - - - + - -
Casio cuning + + + - - -
Chaetodon octofasciatus + + + + + +
Chelmon rostatus + + + + - -
Chromis viridis + - - + + -
Halichoeres chrysotaenia + + + - - -
Halichoeres javanicus + + + + + +
Halichoeres leucurus - + - - - -
Labroides dimidiatus + - - - - -
Lutjanus corponotatus + + - - - -
Lutjanus lutjanus - - + - - -
Neoglyphidodon melas + + + + + +
25
Neoglyphidodon nigroris + + + + + +
Plectropomus maculates - + + - - +
PlectroglyphidodonLacrymatus + + + + + +
Pomacentrus chrysurus + + + - - +
Pomacentrus fhilipinus + + + - - -
Pomacentrus simsiang + + + + + +
Pomacentrus brancialis + - - - - -
1 1 1
Total 6 15 6 12 0 11
Keterangan : + ditemukan
- tidak ditemukan
4.2. Pembahasan
5.1. Simpulan
1. Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk kegiatan Snorkeling di Pantai
Pelabuhan Dalam Tuing pada stasiun 1 sampai dengan stasiun 6 masuk
dalam kategori cukup sesuai (S2) bila dijadikan lokasi Wisata Snorkeling,
dengan nilai stasiun 1yaitu 73,68 (%), stasiun 2 yaitu 57,89 (%), stasiun 3
yaitu 71,93 (%), stasiun 4 yaitu 66,64 (%), stasiun 5 yaitu 70,18 (%) dan
stasiun 6yaitu 56,1 (%).
2. Nilai Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk kegiatan snorkeling di Pantai
Pelabuhan Dalam Tuing memiliki luas terumbu karang 33.448,037 (m²).
35
5.2. Saran
1. Dengan adanya penelitian ini masyarakat bisa memanfaatan terumbu karang
untuk kegiatan Wisata Snorkeling dan sebagai lahan kerjaan sampingan bagi
nelayan yang ada di Pantai pelabuhan dalam tuing yang saat ini belum ada
pemanfaatan tentang terumbu karang sebagai objek wisata.
2. Peneliti menyarankan kepada masyarakat maupun pemerintah dengan hasil
penelitian indeks kesesuaian wisata snorkeling mendapatkan kategori cukup
sesuai perlu adanya pengelolan yang baik, seperti menyewakan peralatan
skin diving, pemandu wisata, fasilitas pendukung serta membuat peraturan
tentang menjaga ekositem terumbu karang, meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat setempat dan membatasi pengunjung dari nilai
maksimal pengunjung 134 orang/hari.
DAFTAR PUSTAKA
Adi B.A.,Mustafa A., dan KetjulanR. 2013. Kajian Potensi Kawasan dan
Kesesuaian Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Lara Untuk
Pengembangan Ekowisata Bahari.Jurnal Mina Laut Indonesia(1):49-60.
Ariadno B., Sitepu BI., Kartaharja S., dan Sutjiadi RH. 2003. Buku Petunjuk 1
Star Scuba Diver CMAS- Indonesia : Dewan Instruktur Selam
Indonesia. Jakarta.
English S.,C. Wikinson and V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine
Resourch.Australian Institute Marine Science.Townsvile. Australia.
Hilman Masnellyarti. 2009. EdICt dan Green Fins Panduan Menyelam dan
Snorkeling Ramah Lingkungan. Jakarta: Kementerian Lingkungan
Hidup.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi (alih bahasa
dari Marine Biology : An Ecologycal Approach, Oleh : M. Eidman,
Koesoebiono,D.G. Bengen, M.Hutomo, dan S. Sukardjo). PT Gramedia.
Jakarta.
Ramadhan S., P. Patana., dan HarapZ.A.. 2014. Analisis kesesuaian dan daya
dukung kawasan Wisata Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.
Makalah. Departemen Managemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Yulius., Hadiwijaya, L., Salim, M., Ramdhan, T., Arifin dan D. Purbani, 2014.
Penentuan Kawasan Wisata Bahari di Pulau Wangi-Wangi Dengan
Sistem Informasi Geografis.Peneliti pada Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan-KKP. Jakarta.
Yulianda FA., Fahrudin AA., Hutabarat S.,Harteti., Kusharjani., dan H.S. Kang.
2010. Pengelolaan pesisir dan laut secara terpadu. Diterbitkan oleh
Pusdiklat Kehutanan Departemen Kehutanan RI dan Secem Korea
Internasional Cooperation Agency.Jalan. Gunung Batu, Bogor Jawa
Barat 16610. Indonesia.
LAMPIRAN
Zoanthids Other
Sillt Rubble
Stasiun
Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang
1 2 3 4 5 6
Coral Branching - - + - - -
Soft Coral - - - + - -
Zoanthids + - - - - -
Other - + + + - -
Macro Algae + + + + - +
Turf Algae + + + + + +
Dead Coral Algae + + + + + +
Rubble + - - - - -
Sand + - + + + +
Silt - + - - - -
Total 13 13 14 12 9 9
Abudefduf sexfasciatus
Abudefduf bengalensis Amblyglyphidodon curacao
Apogon franssedai
45
Chaetodon octofasciatus
Casio cuning Plectropomus maculatus
Lutjanus corponotatus
Chaetodon octofasciatus 5 15 6 12 7 8
Chelmon rostatus 1 2 2 3 - -
Chromis viridis 5 - - 4 6 -
Halichoeres chrysotaenia 1 3 4 - - -
Halichoeres javanicus 3 2 1 15 16 10
Halichoeres leucurus - 1 - - - -
Labroides dimidiatus 2 - - - - -
Lutjanus corponotatus 1 1 - - - -
Lutjanus lutjanus - - 20 - - -
Neoglyphidodon melas 37 24 31 38 19 31
Neoglyphidodon nigroris 28 18 22 29 2 28
Plectropomus maculates - 1 1 - - 1
Plectroglyphidodon
lacrymatus 3 2 1 2 1 7
Pomacentrus chrysurus 6 4 2 - - 5
Pomacentrus fhilipinus 1 1 4 - - -
Pomacentrus simsiang 21 1 16 6 1 6
Pomacentrus brancialis 7 - - - - -
Total 187 156 268 124 77 113
5 Kecepatan arus 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
6 Kedalaman Perairan 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
Tingkat Kesesuaian S2 S2 S2 S2 S2 S2
1