Oleh :
NICOLAS TEAH BATARA REMPIL
G1F114041
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Hasil Penelitian Skripsi
pada Fakultas Perikanan dan Keluatan Universitas Lambung Mangkurat
Oleh :
NICOLAS TEAH BATARA REMPIL
G1F114041
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Penelitian
Skripsi dengan judul “Analisis Kerapatan Vegetasi Mangrove Berdasarkan
Karateristik Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Pada Citra
Sentinel-2 di Kawasan Mangrove Desa Pagatan Besar” penyusunan laporan ini
adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu
Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat.
Dalam penyusunan skripsi ini membutuhkan tenaga, waktu dan fikiran namun
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan bantuan beberapa pihak yang
sangat membantu penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu penulis sampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Hj. Agustiana, MP. Sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat.
2. Bapak Dafiuddin Salim, S.Kel, M.Si Sebagai Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat yang telah
banyak membantu memberikan ilmu, masukan, saran, arahan, kritik dan
pengalamannya dalam penyusunan laporan skripsi maupun dalam
perkuliahan.
3. Bapak Dr. Muhammad Syahdan, S.Pi, M.Si Sebagai Ketua Pembimbing
dalam penelitian Skripsi, yang telah banyak membantu memberikan ilmu,
saran, arahan dan kritikan dalam membimbing penulisan skripsi sampai
dengan penyusunan laporan, dan selama perkuliahan.
4. Bapak Nursalam, S.Kel, MS Sebagai Anggota Pembimbing dalam penelitian
Skripsi, yang telah banyak membantu memberikan ilmu, saran, arahan dan
kritikan dalam membimbing penulisan skripsi sampai dengan penyusunan
laporan, dan selama perkuliahan.
5. Seluruh dosen Ilmu Kelautan, Bapak Prof. Dr. Ir. M. Ahsin Rifa’i. M.Si,
Hamdani, S.Pi, M.Si, Yuliyanto, S.T, M.Si, Dr. Muhammad Syahdan,
v
S.Pi, M.Si, Baharuddin, S.Kel, M.Si, Frans Tony, S.Pi. MP, Nursalam,
S.Kel. MS, Ira Puspita Dewi, S.Kel, M.Si, Putri Mudhlika Lesatarina,
S.pi, M.Si, dan Ulil Amri, S.Pi, M.Si yang telah banyak memberikan ilmunya
selama penulis menempuh pendidikan.
6. Sera, Karlitos, Bawaihi, Ghani, Norhadiah, Jannah, Syahril, Syarif
Husin tim lapangan terbaik dan seluruh angkatan IKL 2014 atas
kebersamaan dan kerja samanya selama penulis menempuh pendidikan. yang
sangat membantu selama pengambilan data sampai dengan pembuatan
laporan yang memberikan dorongan, motivasi dan waktu selama penulis
menempun pendidikan yang juga sedang berjuang meraih skripsi di tahun ini.
7. Teristimewa untuk kedua orangtuaku Rempil Sabtanano dan Grace Arrang
Mangalik, Oma Deborah Rose yang telah melahirkan serta membersarkan
penulis dengan penuh kasih sayang dan doa yang terus mengalir untuk
keberhasilan penulis dalam meraih tujuan hidup. Adikku Adeline Wulan
Oktadwiani yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuannya
ketika penulis mengalami kesulitan.
8. Terima kasih spesial kepada Nasthasya Ayundari Nugroho, S.Tr.Keb.,
Bdn yang selalu ada memberikan motivasi, memberi semangat di saat
penulis sedang mengalami masalah dalam penyelesaian laporan maupun
masalah diluar dari itu.
9. Seluruh Keluarga Besar Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
yang tidak bisa disebutkan satu persatu dari angkatan 2008 – 2020 terima
kasih atas bantuan dan dukungannya.
vi
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang ekosistem mangrove. Penulis
menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
untuk itu saran dan kritik dan masukkannya guna penyempurnaan penulisan
skripsi ini sangat penulis harapkan.
Nicolas Teah B R
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ vii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3. Tujuan dan Kegunaan ......................................................... 5
1.3.1. Tujuan ......................................................................... 5
1.3.2. Kegunaan ..................................................................... 5
1.4. Ruang Lingkup Wilayah ..................................................... 5
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah ............................................. 5
1.4.2. Ruang Lingkup Materi ................................................ 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 6
2.1. Ekosistem Mangrove ........................................................... 6
2.1.1.Pengertian Ekosistem Mangrove................................... 6
2.1.2. Ciri – ciri Ekosistem Mangrove ................................... 7
2.1.3. Fungsi Hutan Mangrove ............................................... 8
2.2. Degradasi Hutan Mangrove ................................................. 9
2.3. Zonasi Mangrove ................................................................. 9
2.4. Definisi Penginderaan Jarak Jauh ....................................... 10
2.4.1. Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Mangrove ........... 13
2.4.2. Spesifikasi Citra Sentinel-2 ........................................ 15
2.4.3. Penggunaan Indeks Vegetasi Untuk
Kerapatan Mangrove ................................................... 16
2.4.4. Interpretasi Citra ......................................................... 17
viii
ix
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1. Spesifikasi Teknis Satelit Sentinel-2 ................................................. 15
3.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan Untuk
Pengambilan Data Dilapangan .......................................................... 21
3.2. Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada Saat Pengolahan Data .......... 21
3.3. Tabel Kontingansi Untuk Uji Akurasi ............................................... 25
4.1. Visualisasi Objek Hasil Klasifikasi .................................................... 31
4.2. Luasan Mangrove dan Non Mangrove Hasil
Klasifikasi Unsupervised ................................................................... 33
4.3. Matrix Hasil Uji Akurasi .................................................................... 34
4.4. Luasan Mangrove dan Non Mangrove
Klasifikasi Terbimbing……………………………………………… 35
4.5. Hasil Nilai NDVI dan Kelas Kerapatan Mangrove............................ 36
4.6. Sebaran Kelas Kerapatan Mangrove April 2020 di
Desa Pagatan Besar. .......................................................................... 38
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.1. Diagram Alir Kerangka Penelitian ..................................................... 4
1.2. Salah Satu Tipe Zonasi Mangrove ..................................................... 10
2.2. Sifat Pantulan Komponen Vegetasi ................................................... 13
1.3. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................ 20
2.3. Tahapan Dalam Pengolahan Data Penelitian ..................................... 22
4.1. Citra Sentinel-2 Sebelum di Potong ................................................... 27
4.2. Citra Sentinel-2 Seteleh di Potong ..................................................... 28
4.3. Penyusunan Komposit Band .............................................................. 29
4.4. Visualisasi 6 Obyek Pada Citra .......................................................... 30
4.5. Obyek Awan Pada Citra Sentinel-2 ................................................... 31
4.6. Obyek Hutan Pada Citra Sentinel-2 ................................................... 31
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Pengolahan Data Citra
2. Titik Uji Akurasi di Lapangan
3. Histogram NDVI
4. Dokumentasi Kegiatan di Lapangan
xi
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
Ekosistem Mangrove
GCP
Klasifikasi Citra
Uji
Tidak Akurasi
Jika <80%
Ya Jika >80%
Sebaran Hutan
Mangrove
Peta Kerapatan
Luasan Hutan
Mangrove
Gambar 1.1. Diagram Alir Kerangka Penelitian
5
6
7
elemen, yakni elemen mangrove mayor, elemen mangrove minor, dan elemen
mangrove asosiasi.
Menurut Lillesand dan Kiefer (1990) penginderaan jarak jauh adalah ilmu
dan seni untuk mendapat informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena
melalui analisis data yang diperoleh dengan menggunakan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah (fenomena) yang dikaji. Informasi yang diperoleh
berupa radiasi gelombang elektromagnetik yang dating dari suatu objek dan
diterima oleh sensor.
Data penginderaan jarak jauh adalah data yang berupa citra. Data
penginderaan jarak jauh tersebut adalah hasil rekaman obyek muka bumi oleh
sensor. Data penginderaan jauh ini dapat memberikan banyak informasi setelah
dilakukan proses interpretasi terhadap data tersebut. Interpretasi citra merupakan
serangkaian kegiatan identifikasi, pengukuran dan penterjemahan data-data pada
sebuah atau serangkaian data penginderaan jauh untuk memperoleh informasi
yang bermakna. Sistem perjalanan hasil perekaman setelit hingga di dapatkan
informasi dari data-data tersebut.
Jenis-jenis penginderaan jarak jauh dapat terbagi 2 yaitu Penginderaan
Jauh pasif dan Penginderaan Jauh Aktif.
11
Penginderaan Jarak Jauh Pasif : Bila umber energi yang digunakan adalah
sumber tenaga (energi) yang telah tersedia secara alamiah (matahari misalnya)
maka penginderaan jauh disebut sebagai pasif contohnya, penginderaan jauh
yang menggunakan spectrum gelombang electromagnet pada daerah fotografi
(visible sampai inframerah dekat) bekerja pada siang hari, berarti sumber
energi adalah matahari. Contoh lain adalah inderaja yang menggunakan
daerah inframerah thermal baik siang atau malam hari, karena pada malam
hari objek juga memancarakan radiasi balik dari energi dating yang di serap
pada siang hari.
Penginderaan Jarak Jauh Aktif : Bila sumber tenaga yang digunakan adalah
buatan (artificial) maka penginderaan jauh digolongkan Aktif contoh yang
jelas pemotretan yang menggunakan spectrum fotografi di waktu malam hari
tersedia energi dari sumber alamiah (sinar bulan misalnya) namun energinya
cukup kecil, contoh lain adalah penginderaan jauh golongan mikro (radar)
yang menyediakan sumber tenaga artificial dioperasikan baik malam ataupun
siang hari. Tetapi tidak semua inderaja radar menyediakan suber tenaga
artificial, bisa juga secara pasif memanfaatkan sinar matahari pada spectrum
tersebut.
Citra adalah hasil dari perekaman interaksi oleh setiap objek yang
mempunyai karateristik sendiri dalam interaksinya terhadap tenaga yang direkam
oleh sensor. Citra satelit merupakan representasi dua dimensi dari permukaan
bumi yang dilihat dari luar angkasa dan terbagi menjadi dua macam bentuk yaitu
analog dan digital. Citra analog membutuhkan proses percetakan sebelum dapat
dianalisa, misalnya foto udara. Citra digital mengandung informasi dalam format
digital yang dibangun oleh struktur dua dimensi dari elemen gambar yang disebut
piksel dimana setiap pikselnya memuat tentang warna, ukuran dan lokasi dari
sebuah objek (informasi warna pada piksel disebut angka digital dan informasi
lokasi didapatkan dari kolom dan lajur piksel yang dihubungkan posisi geografis
sebenarnya misalkan citra satelit NOAA, MODIS, LANDSAT, ALOS
QUICKBIRD dan lain sebagainya (Ekadinata., et al, 2008).
Beberapa contoh penggunaan aplikasi inderaja antara lain untuk
pengamatan :
12
6. Analisis digital
Data citra satelit Landsat tersedia dalam bentuk digital, sehingga untuk
data dalam jumlah besar dapat diproses dan dianalisis dengan melalui bantuan
komputer.
5) Monitoring sedimentasi laut lepas, ekspor bahan organik dan sistem aliran
6) Identifikasi tipe-tipe tanah
7) Monitoring tata guna lahan mangrove (akuakultur, kehutanan)
8) Monitoring perubahan penggunaan lahan di daerah mangrove.
𝑁𝐼𝑅−𝑅𝐸𝐷
NDVI=
𝑁𝐼𝑅+𝑅𝐸𝐷
Keterangan :
dan letaknya objek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai
mobil
3. Analisis merupakan pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalkan dengan
mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa mobil
tersebut berisi delapan orang.
Pengenalan objek merupakan bagian paling vital dalam interpretasi citra.
Foto udara sebagai citra tertua didalam penginderaan jauh memiliki unsur
interpretasi yang paling lenngkap dibandingkan unsur interpretasi pada citra
lainnya (Sutanto, 1994) Interpretasi citra terdiri dari :
1. Rona dan Warna
Rona merupakan tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra,
sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh matadengan menggunakan
spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
2. Bentuk
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka
suatu objek. Kita bisa mengenali adanya stadion pada suatu foto udara dari
adanya bentuk persegi panjang. Demikian pula kita bisa mengenali gunung api
dari bentuknya yang cembung.
3. Ukuran
Atribut objek antara lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Ukuran
meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume suatu objek.
4. Tekstur
Frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok objek
yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek
bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiyah.
6. Bayangan
Bayangan sering menjadi kunci pengenalan yang penting bagi banyak objek
dengan karakteristik tertentu, seperti cerobong asap, minara, tangki minyak.
7. Situs
19
Menurut Susanto (1994), adalah letak suatu objek terhadap objek lain di
sekitarnya. Situs juga diartikan sebagai letak objek terhadap bentang darat,
seperi situs suatu objek di rawa, di puncak bukit yang tinggi, dan sebagainya.
Itulah sebabnya, site dapat untuk melakukan penarikan kesimpulan (deduksi)
terhadap spesies dari vegetasi di sekitarnya. Banyak tumbuhan yang secara
karakteristik terikat dengan site tertentu tersebut. Misalanya hutan mangrove
ditandai dengan rona yang gelap, atau lokasinya yang berada di pantai.
8. Asosiasi
Keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lain. Karena adanya
keterkaitan ini maka terlihatnya suatu objek pada citra sering merupakan
petunjuk bagi adanya objek lain.
Interpretasi citra merupakan serangkaian kegiatan identifikasi, pengukuran
penterjemah data-data pada sebuah atau serangkaian data penginderaan jauh
untuk memperoleh informasi yang bermakna. Sebuah data penginderaan jauh
dapat diturunkan banyak informasi dari serangkaian proses interpretasi citra ini.
Dalam proses interpretasi, objek diidentifikasi berdasarkan pada
karakteristiknya sebagai berikut:
1. Target dapat berupa titik, garis, ataupun area
2. Target harus dapat dibedakan dengan objek lainnya.
20
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2020 hingga Juni 2021 di
Desa Pagatan Besar. Tahapan penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu
pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis awal data citra, dan pengolahan
analisis data citra.
20
21
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat dan bahan
yang digunakan pada saat pengambilan data dan pengolahan data yang disajikan
dalam Tabel 3.1. dan 3.2. dibawah ini.
Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan data dilapangan
No Alat dan bahan Keterangan
Alat
1 GPS (Global positioning Memberi tanda posisi dan GCP
Sistem)
2 Alat tulis Mencatat data
3 Kamera Mendokumentasi Kegiatan
Bahan
1 Peta rencana kegiatan Gambaran lokasi Penelitian
Tabel 3.2. Alat dan bahan yang digunakan pada saat pengolahan data
No Alat dan bahan Keterangan
Alat
1 Perangkat Komputer Mengoperasikan perangkat analisis data
Mangrove
Citra Sentinel-2
Unsupervised
Uji Akurasi
GCP
Supervised
NDVI
5 Kelas Kerapatan
a. Ground Check
a. Pemotongan Citra
citra yang kita gunakan. Untuk mendapatkan daerah yang kita inginkan kita dapat
memotong (cropping) citra tersebut. (Arhatin, 2010).
Cropping citra dapat digunakan untuk data spasial maupun data spektral.
Pemotongan citra dapat dilakukan berdasarkan titik koordinat, jumlah pixel atau
hasil zooming daerah tertentu.
d. Klasifikasi Unsupervised
e. Uji Akurasi
g. Klasifikasi Supervised
dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra
(training area). Sehingga pengambilan sampel perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan pola spektral pada setiap Panjang gelombang tertentu,
sehingga diperoleh daerah acuan yang baik untuk mewakili suatu objek tertentu.
i. Kerapatan Vegetasi
j. Layout
Tahap ini dilakukan setelah semua tahapan pengolahan, Analisa citra, dan
pengkoreksian seluruh hasil survei lapangan telah selesai. Pada tahap ini data citra
diolah dan dianalisis dengan SIG. Data yang akan dihasilkan adalah data
kerapatan dan klasifikasi mangrove yang memiliki database. Dalam SIG, proses
analisis perubahan akan mudah dilakukan untuk menghasilkan informasi,
pembaruan data, layout peta luasan dan kerapatan hutan mangrove.
27
27
28
Dari hasil cropping citra yang dilakukan pada Gambar 4.2. didapatkan
hasil gambaran citra yang hanya terfokus pada lokasi penelitian yaitu di desa
pagatan besar dan scene diluar dari batas shp desa pagatan besar akan terpotong.
Pemotongan citra dapat dilakukan sesuai dengan bentuk polygon batasan Desa
Pagatan Besar. Bahkan, teknik pemotongan citra dapat menyederhanakan area
penelitian para pengguna data hasil penginderaan jauh. cropping citra
(pemotongan citra) dapat bermanfaat untuk mempermudah kinerja seseorang
ketika sedang melakukan pengamatan citra, terutama dalam membatasi region
atau wilayah tertentu. Setelah melakukan pemotongan sesuai dengan batasan desa
pagatan besar, informasi yang di dapatkan dari data citra luas wilayah seluruhnya
adalah 3929 Ha.
29
Dengan kenampakan
1. Awan
berwarna ungu.
Lahan
4. berwarna coklat
Kosong
Sentinel-2
Tabel 4.2. Luasan Mangrove dan Non Mangrove Hasil Klasifikasi Unsupervised
143,01 Ha, dan kelas kerapatan sangat rapat adalah 138,32 Ha. Sebagian besar
mangrove di Desa Pagatan Besar di dominasi oleh kelas kerapatan rapat.
Tabel 4.6. Sebaran Kelas Kerapatan Mangrove April 2020 di Desa Pagatan Besar.
No Kelas Kerapatan Luas (Ha)
1 Sangat Jarang 3,44
2 Jarang 29,53
3 Sedang 75,23
4 Rapat 143,01
5 Sangat Rapat 138,32
6 ∑ 389,53
39
5.1. Kesimpulan
45
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Tanah Laut, 2018b. Tanah Laut Dalam Angka. Kabupaten Tanah Laut.
[KADES] Kantor Desa (2017), Profil Desa Pagatan Besar. Kecamatan Takisung
Kabupaten Tanah Laut.
Arhatin, R.E. 2007. Pengkajian Algoritma Indeks Vegetasi dan Metode Klasifikasi
Mangrove dari Data Satelit Landsat-5 TM dan Landsat-7 ETM+ : Studi
Kasus di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Tesis. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Bengen, DG, 2004. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta
Prinsip Pengelolaanya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.
IPB. Bogor.
Carolita, I., I Made P., Y. Erowati, dan Asikin A. 1995. Monitoring Keadaan
Hutan dengan Menggunakan Data NOAA AVHRR di Daerah
Kalimantan Barat dan Sebagian Kalimantan Timur. Warta LAPAN
volume 43 Hal 32-42. Jakarta.
46
47
F.A.O. 1994. Management and Untilization of Mangrove in Asia and The Pasific.
F.A.O Enviroment Paper.
Lillesand and Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Fakultas
Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
McCoy, Roger M., 2005. Field Methods in Remote Sensing. New York: The
Guilford Press.
48
Mumby, P.J., A.J. Edward, J.E. AriasGonzakz, K.C. Linderman, P.G. Blackwel,
A. Gall, M.I. Gorcynska, A.R. Harborne, C.L. Pescod, H. Renken,
C.C.C. Wabnitz, and G. Llewellyn, 2004. Mangrove enhance the
biomass of coral reefs fish management and mapping of Carbbean coral
reefs. Biological Conservation 88: 155- 168.
Projo, Danoedoro, 1996, Pengolahan Citra digital Teori dan Aplikasinya dalam
Bidang Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Klasifikasi Unsupervised
Klasifikasi Unsupervised
51
Analisis NDVI
Lampiran 2 (lanjutan).
No Latitude Longitude Interpretasi Lapangan
41 114,6443221 -3,797821759 Non Mangrove Non Mangrove
42 114,6443221 -3,797821759 Non Mangrove Non Mangrove
43 114,6616668 -3,791325252 Non Mangrove Non Mangrove
44 114,6616668 -3,791325252 Non Mangrove Non Mangrove
45 114,6616668 -3,791325252 Non Mangrove Non Mangrove
46 114,6616668 -3,791325252 Non Mangrove Non Mangrove
47 114,6616668 -3,791325252 Non Mangrove Mangrove
48 114,6616668 -3,791325252 Non Mangrove Mangrove
49 114,6616668 -3,791325252 Non Mangrove Mangrove
50 114,6350435 -3,796691043 Non Mangrove Mangrove
51 114,6096087 -3,799737545 Perairan Perairan
52 114,6096087 -3,799737545 Perairan Perairan
53 114,6096087 -3,799737545 Perairan Perairan
54 114,6127888 -3,803697361 Perairan Perairan
55 114,6115006 -3,80700485 Perairan Perairan
56 114,6170441 -3,80722582 Perairan Perairan
57 114,6170441 -3,80722582 Perairan Perairan
58 114,6212352 -3,803801641 Perairan Perairan
59 114,6220067 -3,801121174 Perairan Perairan
60 114,6250586 -3,80140749 Perairan Perairan
54
Histogram NDVI
55
Lampiran 4 (Lanjutan).
RIWAYAT HIDUP