Anda di halaman 1dari 25

KONDISI KEHIDUPAN NELAYAN (STUDI KASUS BAPAK

MARWAN) DI DESA PELAWA BARU KECAMATAN PARIGI


TENGAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI
SULAWESI TENGAH

LAPORAN SOSIOLOGI PERIKANAN DAN KEHIDUPAN NELAYAN

Oleh

TAHRIR
21 001 055

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN
PALU
2022

i
KONDISI KEHIDUPAN NELAYAN (STUDI KASUS BAPAK
MARWAN) DI DESA PELAWA BARU KECAMATAN PARIGI
TENGAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI
SULAWESI TENGAH

LAPORAN SOSIOLOGI PERIKANAN DAN KEHIDUPAN NELAYAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Sosiologi Perikanan Dan Kehidupan Nelayan
Pada
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
Sekolah Tinggi Perikanan Dan Kelautan Palu

Oleh

TAHRIR
21 001 055

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN
PALU
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kondisi Kehidupan Nelayan (Studi Kasus Bapak


Marwan) di Desa Pelawa Baru Kecamatan Parigi
Tengah Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi
Tengah
Nama : Tahrir
Nomor Induk Mahasiswa : 21001055
Program Studi : Teknologi Hasil Perikanan
Lulus Ujian :

Menyetujui
Pembimbing

Mubin, S.Pi, M.Si

Disahkan oleh
Mengetahui :

Ketua Koordinator Program Studi


Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Teknologi Hasil Perikanan

Dr. Ir. Minarny Gobel, M.Si Renol, S,Pi, M.P

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

saya menyatakan bahwa dalam laporan Sosiologi Perikanan dan Kehidupan


Nelayan yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan laporan praktek pengenalan kehidupan nelayan ini hasil ciplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, Juni 2022

Tahrir
21001055

iv
RINGKASAN

Tahrir. NIM 21 001 055. Kondisi Kehidupan Nelayan ( Studi Kasus : Bapak
Marwan), di Desa Pelawa Baru Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten Parigi
Moutong Provinsi Sulawesi Tengah Dibawah Bimbingan Bapak Mubin, S.Pi, M.Si
Kehidupan Nelayan sangatlah bergantung pada sumberdaya yang ada di
lautan. Dengan potensi yang sangat besar di lautan, para nelayan dapat
memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan sangat baik untuk kelangsungan
hidup mereka dan keluarga. Namun peralatan yang diigunakan oleh para
nelayan masih sangat tradisional, sehingga membuat mereka kesulitan
menangkap ikan yang lebih banyak. Namun dengan penghasilan yang tidaklah
banyak, tetapi bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Pelaksanaan praktek Sosiogi Perikanan dan Kehidupan Nelayan
dilaksanakan pada tanggal 26 – 27 Maret 2022 di. Desa Pelawa Baru
Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah
Metode yang digunakan pada saat praktek yaitu Wawancara dan Pengambilan
Gambar

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT . yang telah


memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktek Sosiologi Perikanan dan Kehidupan Nelayan.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah
Sosiologi Perikanan dan Kehidupan Nelayan. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Rasa terima
kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Minarny Gobel, M.Si Selaku Ketua Sekolah Tinggi Perikanan
dan Kelautan Palu.
2. Bapak Renol, S.Pi, MP selaku Ketua Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan.
3. Bapak Alismi M. Salanggon S.Pi M.Si Selaku Penanggung Jawab mata
kuliah Sosiologi Perikanan dan Kehidupan Nelayan.
4. Bapak Mohamad Syahril S.Pi, M.P selaku Dosen Wali yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
motivasi dalam penyusunan laporan.
5. Bapak Mubin,S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
motivasi dalam penyusunan laporan ini.
6. Kedua Orang Tua beserta keluarga yang telah memberikan dukungan
moril maupun materil dan doa yang tulus.
7. Semua rekan-rekan mahasiswa angkatan 2021 yang telah memberikan
bantuan baik spirit dan motivasinya selama penulisan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan ini tidak lepas dari
kekurangan dan kekeliruan. Oleh nya itu demi kesempurnaan tulisan ini, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Akhirnya, semoga
Karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi penulis pada
khususnya. Amiin Ya Rabbal Alamin.

Palu, Juni, 2022

DAFTAR ISI

1
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat .............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Nelayan .............................................................................3
2.2 Kondisi Kehidupan Nelayan .................................................................3
2.2.1 Kondisi Alam ................................................................................4
2.2.2 Tingkat Pendidikan Nelayan .........................................................4
2.3 Pendapatan Nelayan............................................................................5
BAB III METODOLOGI PRAKTEK
3.1 Waktu dan Lokasi Praktek....................................................................6
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................6
3.3 Pengumoulan Data .............................................................................6
3.3.1 Data Primer ..................................................................................6
3.3.2 Data Sekunder .............................................................................7
3.4 Teknik Pengambilan Data ....................................................................7
3.5 Analisis Deskriptif .................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Peta Lokasi Praktek ................................................8
4.2 Keadaan Penduduk .............................................................................8
4.2.1 Data Penduduk Menurut Jenis Kelamin .......................................9
4.2.2 Data Penduduk Menurut Pekerjaan..............................................9
4.2.3 Gambaran Umum Masyarakat Nelayan Desa Pelawa Baru .......9
4.3 Aktifitas Nelayan (Bapak Marwan) ......................................................9
4.3.1 Bapak Marwan ............................................................................9
4.3.2 Persiapan Didarat (Fishing base) ................................................10
4.3.3 Fishing Grown ............................................................................11

2
4.4 Hasil Tangkapan ................................................................................11
4.4.1 Kondisi Ekonomi Keluarga Bapak Marwan .................................12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................13
5.2 Saran ...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Rumah milik Bapak Marwan ..........................................................................19
2. Foto Perahu Bapak Marwan ..........................................................................19
4. Alat tangkap yang digunakan .........................................................................19

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi sumberdaya lautan dan pesisir,


diperkirakan luas perairan sekitar 3 (tiga) kali luas daratan yakni 193.923,73 km2
membentang sepanjang wilayah sebelah timur sejauh teluk tolo, teluk tomini,
sebelah barat adalah selat makassar dan sebagian laut sulawesi, potensi
perairan laut mengandung sumber penghasilan yang sangat besar berupa bahan
makanan ikan dan tumbuhan laut. Potensi sumberdaya perairan laut sulawesi
tengah di perkirakan sebesar 1.593.796 ton pertahun (Badan Pusat Statistik
Sulawesi, 2015).
Kehidupan nelayan sangatlah bergantung pada sumberdaya yang ada di
lautan. Dengan potensi sangat besar di lautan, para nelayan dapat
memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan sangat baik dan kelangsungan
hidup mereka dan keluarga. Namun peralatan yang digunakan oleh para nelayan
yang masih sangat tradisional membuat mereka sangat kesulitan untuk
menangkap ikan yang lebih banyak. Dengan begitu penghasilan yang mereka
peroleh tidaklah banyak, tetapi bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selain
peralatan yang digunakan masih sangat tradisional, nelayan juga biasanya
kesulitan memperoleh hasil tangkapan ikan karena cuaca, ombak dan angin
yang kencang. Dengan keadaan yang seperti para nelayan tidak bisa melaut. Hal
ini mempengaruhi penghasilan mereka yang harus memenuhi kebutuhan hidup.
Masyarakat dikawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi
sebagai nelayan yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang
mereka. Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis
sumber daya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan
yang maksimal, nelayan harus berpindah-pindah. Selain itu, usaha resiko yang
tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras,
yang selalu diliputi ketidak pastian dalam menjalankan usaha-usahanya
(sebenan,2007).

Kegiatan masyarakat nelayan dengan penghasilan yang tidak menentu dan


tidak mampu menghadapi tantangan alam yang buruk dengan peralatan yang

5
sederhana meskipun sudah ada peralatan yang digerakan oleh mesin, namun
semuah itu belum mampu membuat masyarakat nelayan masih berada tetap
posisi garis kemiskinan secara ekonomi terutama pada buruh nelaya. Mereka
tidak berdaya dalam mengikuti perkembangan teknologi penangkapan ikan.
Bahkan kadang-kadang mereka menghadapi resiko yang sangat besar dari laut
mereka sering ditimpah gelombang pasang sehingga menghancurkan komplek
pemukiman dan peralatan dalam menangkap ikan (sarjulis, 2011).

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui kondisi


kehidupan nelayan yang tinggal di Kelurahan Kabonga Kecil Kecamatan Banawa
Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah memberikan kesempatan kepada


mahasiswa untuk melihat sekaligus mengamati secara langsung tentang Kondisi
Kehidupan Nelayan di Kelurahan Kabonga Kecil Kecamatan Banawa Kabupaten
Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Nelayan

Nelayan adalah orang atau individu yang aktif dalam melakukan


penangkapan ikan dan hewan air lainnya. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat
ditentukan oleh hasil tangkapannya. Seiring dengan banyaknya tangkapan maka
akan terlihat juga besarnya pendapatan yang diterima oleh nelayan yang
nantinya dipergunakan untuk konsumsi keluarga, dengan demikian tingat
pemenuhan konsmsi keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterima
(Suyitno, 2012).
Nelayan kecil atau nelayan tradisional mempunyai tingkat kehidupan yang
tidak banyak berubah apabila dilihat dari segi sosial ekonominya. Artinya, tingkat
kesejahteraan nelayan semakin merosot jika dibandingkan dengan masa-masa
tahun 1970-an. Karena tingkat sosial ekonomi dan kesejahteraan hidup yang
rendah, dan nelayan adalah lapisan sosial yang paling miskin. Sebagai bangsa
yang memiliki wilayah lautan yang luas dan daratan yang sangat subur, sudah
semestinya Indonesia menjadi bangsa yang makmur (Kusnadi, 2003).

2.2 Kondisi Kehidupan Nelayan

Sebagian besar kategori sosial nelayan Indonesia adalah nelayan


tradisional dan nelayan buruh. mereka adalah penyumbang utama kuantitas
produksi perikanan tangkap nasional. walaupun demikian, posisi sosial mereka
tetap marginal dalam proses transaksi ekonomi yang timpang dan eksploitatif
sehingga sebagai pihak produsen, nelayan tidak memperoleh bagian
pendapatan yang besar. pihak yang paling beruntung adalah para pedagang ikan
berskala besar atau pedagang perantara.para pedagang inilah yang
sesungguhnya menjadi penguasa ekonomi di Kelurahan nelayan. kondisi
demikian terus berlangsung menimpa nelayan tanpa harus mengetahui
bagaimana cara mengakhirinya.hal ini telah melahirkan sejumlah masalah sosial
ekonomi yang krusial pada masyarakat nelayan.namun demikian, belenggu
structural yang menimbulkan persoalan sosial di kalangan nelayan, factor-faktor
lain yang sinergi, seperti semakin meningkatnya kelangkaan sumberdaya
perikanan, kerusakan ekosistem pesisir dan laut, serta keterbatasan kualitas dan
kapasitas teknologi penangkapan, rendahnya kualitas sumberdaya manusia,

7
ketimpangan akses pembangunanuntuk masyarakat nelayan masih menjadi
faktor yang sumberdaya perikana, serta lemahnya proteksi kebijakan dan
dukungan fasilitas menimbulkan persoalan.
Kondisi kesejahteraan sosial yang memburuk di kalangan nelayan sangat di
rasakan di desa-desa pesisir yang perairannya mengalami overfishing (tangkap
lebih) sehingga hasil tangkap atau pendapatan yang di peroleh nelayan bersifat
fluktuatif, tidak pasti, dan semakin menurun dari waktu ke waku. Dalam situasi
demikian, krusial dalam kehidupan mereka, yaitu (1) pergulatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, (2) tersendat sendatnya pemenuhan kebutuhan
pendidikan anak-anaknya, dan (3) terbatasnya akses mereka terhadap jaminan
kesehatan.ketiga akses di atas merupakan kebutuhan hidup yang paling
mendasar dalam rumah tangga nelayan, yang sering tidak terpenuhi secara
optimal. Dengan realitas kehidupan yang demikian, sangat sulit merumuskan dan
membangun kualitas sumberdaya masyarakat nelayan, agar mereka memiliki
kemampuan optimal dalam mengelola potensi sumberdaya pesisir laut yang
ada.ketiadaan atau kekurangan kemampuan kreatif masyarakat nelayan untuk
mengatasi sosial ekonomi didaerahnya akan mendorong mereka masuk
perangkat keterbelakangan yang bekerpanjangan sehingga dapat mengganggu
pencapaian tujuan kebijakan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan.
Untuk itu, perlu di pikirkan solusi strategi altematif untuk mengatasi persoalan
kehidupan sosial ekonomi yang di hadapi oleh masyarakat nelayan. Dalam hal
ini, program jaminan sosial (sosial security) yang di rancang secara formal
merupakan salah satu strategi yang patut ( Kusnadi,2007 ).

2.2.1 Kondisi Alam


Perubahan iklim juga dapat mengganggu atau dapat memberikan dampak
terhadap mata pencaharian para masyarakat nelayan di akibatkan oleh karena
pola iklim yang berubah-ubah. Kondisi iklim yang berubah-ubah maka juga akan
menghadirkan adanya perubahan musim yaitu musim angin. Bagi para nelayan
musim angin ini dikenal dengan musim angin Timur dan muaim angin Barat.
Musim inilah yang menentukan bagaimana kehidupan masyarakat nelayan
dan yang menuntun mereka untuk harus bisa beradaptasi dengan alam. Nelayan
begitu tergantung pada musim yang terkait dengan keadaan alam atau iklim, dan
juga tempat yang biasa di datangi ikan di tentukan oleh keadaan iklim, atau
tempet keberadaan ikan mempunyai musim-musimnya. Jenis ikan pasti berbeda

8
di setiap titik sesuai dengan kondisi alam atau musim yang sedang berlangsung.
Hal ini menjadi faktor yang menyebabkan setiap nelayan akan berbeda cara
kerjanya dari satu tepat ke tempat lain, dalam satu kondisi musim ke musim yag
lain.
Alam menjadi penantang terberat bagi nelayan, mereka terpaksa
menyesuaikan diri dengan alam dan segala keterbatasannya. Oleh karena itu
kehidupan nelayan memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan alam.
Keeratan hubungan ini menciptakan ketergantungan neleyan pada lingkungan
alam yaitu perubahan iklim (Joko et.al, 2005).

2.2.2 Tingkat Pendidikan Nelayan


Pendidikan formal anak pada keluarga nelayan sangat di pengarui oleh
berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi antara lain tingkat pendidikan kepala keluarga, umur kepala
keluarga, besarnya pendapatan keluarga, jumlah tanggungan, nilai anak dalam
kelurga dan status sosial dalam pekerjaan.
Merurut Yuniarti (2000) bahwa disalah satu sisi pendidikan sangat diperlukan
oleh masyarakat, namun kemiskinan yang melekat pada nelayan mengakibatkan
mereka tidak mampu memberikan pendidikan yang cukup bagi anak-anaknya
terutama pendidikan formal. Nilai anak dalam keluarga dan status sosial juga
diduga mempengaruhi tingkat pendidikan formal anak pada keluarga nelayan.
Nilai anak adalah peranan yang dimainkan oleh anak dalam kehidupan orang
tuanya. Peranan tersebut mencakup peranan yang di lakukan anak untuk orang
tua masih hidup maupun sudah meninggal yang dapat di tinjau dari segi religius,
sosial dan psikologis (Astiti, 1999).

2.3 Pendapatan Nelayan


Menurut Sitorus (1994), Pendapatan masyarakat nelayan bergantung
terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan yang terdapat dilautan.
Pendapatan masyarakat nelayan secara langsung maupun tidak akan sangat
mempengaruhi kualitas hidup mereka, sehingga besar kecilnya pendapatan akan
sangat memberikan pengaruh terhadap kehidupan mereka, terutama terhadap
kemampuan mereka dalam mengelolah lingkungan tempat hidup mereka.
Pendapatan adalah jumlah kegunaan yang dapat dihasilkan melalui suatu usaha.
Pada hakikatnya jumlah uang yang diterima oleh seseorang produsen
(nelayan/petani ikan) untuk produksi yang dijualnya tergantung dari jumlah uang

9
yang harus dikeluarkan, jumlah produk yang dipasarkan dan biaya-biaya yang
menggerakkan produk ke pasar.

10
BAB III
METODOLOGI PRAKTEK

3.1 Waktu dan Lokasi Praktek

Pelaksanaan Praktek Sosiologi Perikanan dan Kehidupan Nelayan


dilaksanakan selama kurang lebih 2 ( Dua ) hari, bertempat di. Desa Pelawa
Baru, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi
Tengah pada tanggal 26 – 27 Maret 2022.

3.2 Alat dan Bahan

Pengambilan dokumentasi menggunakan alat dan bahan seperti alat tulis,


kamera dan lembar kuesioner/daftar pertanyaan.

3.3 Pengumpulan Data


3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.
Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh dengan melakukan
wawancara langsung ke masyarakat Desa Pelawa Baru.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari
sumbernya melainkan sudah dikumpulkan dan sudah diolah oleh pihak lain. Data
sekunder meliputi dokumentasi, jurnal, buku ataupun data tertulis lainnya seperti
data yang diambil dari kantor kelurahan di Desa Pelawa Baru

3.4 Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data yang digunakan di lapangan dalam praktek yaitu:
Wawancara, Alat Tulis, Observasi langsung dilapangan dan Dokumentasi.

3.5 Analisis Deskriptif


Menurut Sugiyono (2004:169) analisis deskriptif adalah statistik yang di
gunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.Adapun
analisis statistika deskriptif ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran
(deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah di pahami
dan informatif bagi orang yang membacanya.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Peta Lokasi Praktek

Desa Pelawa Baru merupakan salah satu Desa yang terletak


Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Propinsi Sulawesi
Tengah. Jarak Desa Pelawa Baru dari ibu kota provinsi sekitar 77 km dan dari
ibu Kota Kabupaten sekitar 5 km, serta jarak ibu Kota Kecamatan sekitar 3 KM
dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Secara
administrasi Desa Pelawa Baru terbagi atas 5 dusun 5 RW dan 5 RT.
Sebelah Utara : Desa Pangi
Sebelah Timur : Teluk Tomini
Sebelah Selatan : Desa Pelawa
Sebelah Barat : Desa Binangga dan Desa Matolele

Gambar 1. Peta Desa Pelawa Baru

4.2 Keadaan penduduk


4.2.1 Data Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk merupakan komponen yang sangat penting dalam penataan


suatu kawasan. Faktor ini merupakan indikator utama dalam memperkirakan
kebutuhan fasilitas dan rutilitas suatu pemanfaatan lahan dimasa yang akan
datang.
Perkembangan penduduk pada Desa Pelawa Baru dapat dilihat berdasarkan
tabel dibawah ini.

12
Tabel 1. data penduduk menurut Jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah
L P
1 1103 1045 2152
Sumber :data Desa Pelawa Baru 2021

4.2.2. Data Penduduk Menurut Pekerjaan

Komposisi penduduk menurut pekerjaan didominasi oleh Petani/Pekebun


dan Nelayan. Hal ini terkait dengan banyaknya penduduk yang Berkebun dan
Nelayan. Rincian komposisi penduduk menurut pekerjaan dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 2. Data penduduk menurut pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah (orang)


1 Pegawai negeri sipil (PNS) 31
2 ABRI 5
3 Polri 10
4 Swasta 207
5 Petani/Pekebun 400
6 Nelayan 703
7 Total 1356
Sumber : Data Desa Pelawa Baru Tahun 2021

4.2.3. Gambaran Umum Masyarakat Nelayan Desa Pelawa Baru

Desa Pelawa Baru merupakan salah satu Desa yang masyarakatnya


sebagian besar bermata pencaharian sebagai Petani dan nelayan. Dengan jenis
alat tangkap yang umum dipakai adalah alat tangkap pancing.

4.3. Aktifitas Nelayan (Bapak Marwan)


4.3.1. Bapak Marwan

Nama : Marwan
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Nelayan

13
Nama Istri : Ani
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jumlah Anak : 2 orang

Bapak Marwan berprofesi sebagai seorang nelayan tradisional yang berada


di desa pelawa baru, Kec. Parigi Tengah, Kab. Parigi Moutong. bapak Marwan
menjalani hidup sebagai nelayan 20 Tahun. Bapak Marwan termasuk dalam
kelompok nelayan. Sedangkan istri bapak Marwan bekerja sebagai ibu rumah
tangga ,Bapak Marwan memiliki 1 (satu) orang istri dan 2 (dua) orang anak, anak
yang pertama duduk di bangku SMK dan yang terakhir duduk di bangku SMP.
Pada pukul 16:30 WITA bapak Marwan turun melaut, jarak yang dia tempuh
sekitar 1 mil dari garis pantai, biasanya Bapak marwan melakukan penangkapan
selama 2 jam dan kembali menepi didaratan sekitar pukul 08:00 WITA (jam
delapan pagi), para tengkulak biasanya telah menunggu kedatangan para
nelayan yang turun melaut. Bapak marwan memiliki pelanggan tetap untuk
membeli hasil tangkapannya, biasanya jika hasil tangkapan kurang bapak
Marwan hanya menjual sebagian dari hasil tangkapan dan sisanya buat
dikonsumsi keluarga bapak Marwan sendiri.

4.3.2 Persiapan Didarat (Fishing base)

Sebelum Bapak Marwan turun melaut menggunakan perahu milik sendiri.


Sebelum melakukan proses penangkapa beliau terlebih dahulu mempersiapkan
perbekalan makanan serta kelengkapan alat dan bahan seperti mengecek
mesin, bahan bakar, alat penangkapan, styrofoam, senter, lampu dan jas hujan.
Bapak Marwan melakukan proses penangkapan ikan dengan jarak tempuh
kurang lebih 1 mil dari garis pantai.
Biaya Operasional yaitu jumlah pengeluaran yang digunakan dihitung
dalam rupiah per turun melaut, pengeluaran yang dihitung yaitu Bensin liter
dengan harga Rp 20.000, Roko satu bungkus dengan harga Rp 20 000, Es batu
2 dengan harga Rp 2.000, Konsumsi Rp 20.000,Umpan 1 cucuk dengan harga
Rp 15.000.total pengeluaran Bapak Marwan sekali turun melaut yaitu Rp 77.000.
Jumlah hasil pemasaran per hari Rp 250.000 – Rp 118.000 jumlah pengeluaran
Rp 77.000. Jadi total yang di dapatkan Bapak Marwan per hari yaitu Rp 153.000

14
Agar hasil tangkapan tetap segar, bapak Ismail menyimpan hasil
tangkapan pada termos yang sudah di siapkan lalu diberi es yang sudah
dihancurkan. Penanganan ikan dilakukan untuk mempertahankan tingkat
kesegaran ikan.

4.3.3 Fishing Grown

Jarak yang ditempuh bapak Ismail dari darat kelokasi penangkapan ikan
(Fishing grown) sekitar 300 sampai 500 meter dari tempat perahu (Fisihng bese).
Waktu yang ditempuh bapak kusain ke lokasi penangkapan yaitu ± 30 menit.
Setelah sampai dilokasi penangkapan ikan (Fishing grown), bapak Ismail melihat
situasi yang bisa dilakukan untuk penangkapan ikan. Jika lokasi penangkapan
ikan yang baik telah di dapat, bapak Ismail langsung menyiapkan alat dan bahan
yang digunakan untuk memancing. Setelah alat dan bahan siap maka dilakukan
penangkapan ikan dengan menurunkan alat pancing ke dasar laut.
Setelah alat tangkap di ulurkan kedasar laut, dilakukan pengontrollan
pada alat tangkap. Ketika menjelang siang, sambil mengontrol alat tangkap,
bapak Ismail membuka dan makanan siang yang telah disiapkan.

4.4. Hasil Tangkapan

Jenis ikan hasil tangkapan bapak marwan biasanya adalah jenis ikan
permukaan (pelagis). Untuk lebih jelasnya, jenis ikan hasil tangkapan bapak
Ismail dapat dilihat pada tabel 3. berikut ini.

Tabel 4. harga ikan hasil tangkapan


No Jenis ikan Jumlah/Ekor Harga (Rp)
1. Katamba 5 ekor 20.000
2. Langgora 4 ekor 10.000
Sumber : Data diolah 2022

Dari pemasaran hasil tangkapan, pendapatan bapak marwan bervariasi


antara 100 ribu sampai dengan 150 ribu tergantung dari jenis ikan yang
ditangkap.Bapak Marwan melakukan pembersihan perahu dan alat bantu lainnya
terkadang seminggu sekali. Pembersihan perahu dilakukan dengan cara
menggosok area bawah perahu yang ditumbuhi lumut, dan menggosok area
permukaan perahu yang kotor akibat bekas irisan umpan dan juga menguras air
yang masuk kedalam perahu.

15
4.4.1 Kondisi Ekonomi Keluarga Bapak Marwan

Bapak Marwan adalah salah satu nelayan tradisional di desa pelawa baru,
dengan pendidikan terakhir sekolah dasar (SD), dengan kondisi perekonomian
yang paspasan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan
perhari Rp 153.000.00 Dengan penghasilan sekian Bapak Marwan mampu
mencukupi kebutuhan rumah tangga, kebutuhan anak yang bersekolah dan
beliau mampu membagun rumah dengan lahan milik sendiri semua dari hasil
bekerja sebagai nelayan tangkap. Bapak Marwan sama sekali tidak memiliki
pekerjaan sampingan selain melaut, dan istri Bapak Marwan ( Ibu Ani ) hanya
seorang IRT.
Pada pukul 16:30 WITA bapak Marwan Dan anaknya turun melaut, jarak
yang mereka tempuh sekitar 1 mil dari garis pantai, biasanya mereka melakukan
penangkapan selama kurang lebih 2 jam dan kembali menepi di daratan sekitar
pukul 08:00 WITA (jam delapan pagi).

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bapak Marwan adalah seorang nelayan tradisional di desa Pelawa baru


yang berusia 43 tahun dan memiliki pendidikan hanya Sekolah Dasar (SD).
Bapak Marwan berprofesi sebagai nelayan 20 Tahun. Bapak Marwan memeliki
seorang istri dan 2 orang anak yang sedang duduk di bangku sekolah. Kondisi
ekonomi yang paspasan dengan penghasilan Rp 153.000 per hari beliau mampu
mencukupi kebutuhan rumah tangga dan mampu memenuhi kebutuhan anaknya
yang bersekolah

5.2 Saran

Saran saya sebagai mahasiswa adalah mengharapkan pemerintah desa


Pelawa baru untuk memperhatikan para nelayan tradisional, dengan memberikan
bantuan berupa penyuluhan kepada kelompok nelayan, pemberian alat tangkap
dan kebutuhan-kebutuhan lainya kepada nelayan tradisional yang nantinya akan
memudahkan mereka dalam proses penangkapan ikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Astiti T. 1999. Nilai Anak Dalam Kehidupan Keluarga Orang Bali. Di Dalam :
Ihromi T, Editor. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia

Kusnadi, 2003. Pemberdayaan Nelayan Tetinggal Dalam Mengatasi Krisis


Ekonomi : Telah Terhadpa Sebuah Pendekatan, Puslitbang Ekonomi Dan
Pembangunan, LIPI, Jakarta.

Sitorus, M.T.F, 1994. Peranan Wanita Dalam Rumah Tangga Nelayan Miskin
Dipedesaan Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.

Sugiyono (169), 2004. Definisi Analisis Deskriptif. Diakses tanggal 13 juni 2019

Suyitno, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan.


Ekonomi Pembangunan. Menjelajahi Dunia Dengan Ilmu Pengetahuan.

Yuniarti, 2000. Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Formal di


Pantai Pamayang, Kabupaten Tasikmalaya (Skiripsi). Bogor : Fakultas
Pertanian, Institut Petanian Bogor.

Kusnadi. 2007. Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Sarjulis, 2011. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Tanjung


Kabupate agah (1970-2009). Skripsi. Universitas Andalas. Padang

18
LAMPIRAN

19
Lampiran 1 Lampiran 2

Perahu Bapak Marwan Rumah Bapak Marwan

Lampiran 3

Alat Tangkap Bapak Marwan

20

Anda mungkin juga menyukai