PROGRAM STUDI
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
IPB UNIVERSITY
BOGOR
2024
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal penelitian dengan judul
“Pengelolaan Ekowisata Di Pantai Teluk Tamiang Pulau Laut Tanjung
Selayar Kotabaru Kalimantan Selatan” adalah karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir proposal penelitian ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis proposal
penelitian saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, 2024
Proposal Penelitian
sebagai salah satu syarat untuk
melakukan penelitian pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
PROGRAM STUDI
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2024
Judul Penelitian : Pengelolaan Ekowisata Di Pantai Teluk Tamiang
Pulau Laut Tanjung Selayar Kotabaru Kalimantan
Selatan
Nama : Muhammad Saddam Husein
NIM : C2502222025
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Disetujui oleh
Pembimbing 1:
Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc
Pembimbing 2:
Dr. Ir. Gatot Yulianto , M.Si
Diketahui oleh
I. PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Perumusan Masalah 5
1.3. Tujuan 6
1.4. Manfaat 6
1.5. Kerangka Pemikiran 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kabupaten Kotabaru 8
2.2. Ekowisata Bahari 8
2.2.1. Definisi 8
2.2.2. Terumbu Karang 6
2.3. Kerusakan Terumbu Karang 6
2.4. Daya Dukung Kawasan 6
2.5. Stakeholders dalam Pengelolaan Ekowisata 7
2.6. Pengelolaan Kolaboratif 8
III. METODOLOGI PENELITIAN 10
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 10
3.2. Jenis dan Sumber Data 10
3.2.1. Data Primer 10
3.2.2. Data Sekunder 14
3.3. Metode Analisis Data 14
3.3.1. Persentase Tutupan Karang 14
3.3.2. Kecerahan Perairan 15
3.3.3. Analisis Kesesuaian Kawasan Wisata 15
3.3.4. Matriks Kesesuaian Wisata Bahari Snorkeling 16
3.3.5. Matriks Kesesuaian Wisata Rekreasi Pantai 17
3.3.6. Analisis Daya Dukung Kawasan (DDK) 18
DAFTAR PUSTAKA 20
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner 28
I. PENDAHULUAN
Keterangan:
L = persentase tutupan
Li = total panjang life form
N = panjang transek
Dengan demikian, untuk menginterpretasi kondisi ekosistem terumbu
karang, dapat diketahui tingkat kerusakan berdasarkan persentase tutupan masing-
masing komunitas terumbu karang. Kriteria persentase tutupan komunitas karang
yang digunakan, berdasarkan Gomez dan Yap (1988) dalam Setyobudiandi, et al.
(2009) dengan kategori sebagai berikut:
a). 0.0 – 24.9% : buruk
b). 25.0 – 49.9% : sedang
c). 50.0 – 74.9% : bagus
d). 75.0 – 100.0% : memuaskan
3.3.1. Analisis Biota Karang
Analisis kelimpahan untuk masing-masing biota karang dihitung dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Odum (1994) sebagai berikut:
∑Xᵢ
X= × 100
n
Keteranngan:
X = kelimpahan ikan;
∑Xᵢ = jumlah ikan pada stasiun pengamatan ke-i
n = luas terumbu karang yang diamati (m2 )
3.3.2. Kecerahan Perairan
Setelah didapatkan nilai D1 dan D2 dalam satuan meter maka kecerahan
perairan dapat dihitung dengan persamaan:
D2
K= × 100
D1
Keterangan:
K = Kecerahan
D1 = Kedalaman Perairan saat keping secchi mulai tidak terlihat
D2 = Kedalaman Perairan saat keping secchi mulai terlihat
3.3.2. Kecepatan Arus
Kecepatan arus (V) perairan dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan umum (Sudarto 1993):
S
V = T × 100
Keterangan:
V = Kecepatan arus (cm/ detik)
S = Jarak yang ditempuh (cm)
T = Waktu tempuh (detik)
3.3.3. Analisis Kesesuaian Kawasan Wisata
Kesesuaian sumber daya untuk wisata perairan dihitung untuk setiap
kegiatan atau jenis wisata. Setiap jenis wisata memiliki parameter sumber daya
perairan dan lingkungan yang menjadi tolak ukur kesesuaian untuk dapat
dimanfaatkan pada jenis wisata tersebut. Setiap parameter sumber daya memiliki
tingkat kepentingan atrau tingkat daya tarik objek wisata yang berbeda terhadap
nilai wisata perairan. Selain itu, setiap parameter sumber daya tersebut diukur atau
dinilai status kondisinya di alam sesuai dengan tingkat penilaian atau skor sehingga
pemenuhan kesesuaian sumber daya untuk setiap jenis wisata perairan dapat
diketahui dengan memperhitungkan nilai bobot setiap parameter dengan skor atau
penilaian sumber daya sember daya tersebut (Yulianda 2019).
Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesesuaian wisata
perairain adalah:
IKW = ∑𝑛𝑖=1(Bi × Si)
Keterangan:
n = Banyaknya parameter kesesuaian
Bi = Bobot parameter ke-i
Si = Skor parameter ke-i
Ketegori:
Sangat sesuai : IKW ≥ 2,5
Sesuai : 2,0≤ IKW <2,5
Tidak sesuai : 1≤ IKW <2,0
Sangat tidak sesuai : IKW <1
3.3.4. Matriks Kesesuaian Wisata Bahari Snorkeling
Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkling mempertimbangkan 7
parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian untuk wisata bahari
kategori kegiatan snorkeling, antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas
karang, jenis life form, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu
karang, dan lebar hamparan karang (Yulianda 2019). Untuk lebih jelasnya disajikan
pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Parameter kesesuaian sumber daya untuk wisata bahari kategori kegiatan
snorkeling
No Parameter Bobot Kategori Skor
1 Tutupan komunitas karang (%) 0,375 >75 3
>50-75 2
25-50 1
<25 0
2 Jenis life form 0,145 >12 3
<7-12 2
4-7 1
<4 0
3 Jenis ikan karang 0,140 >50 3
30-50 2
10-<30 1
<10 0
4 Kecerahan perairan (%) 0,100 100 3
80-<100 2
20-<80 1
<20 0
5 Kedalaman terumbu karang (m) 0,100 1-3 3
>3-6 2
>6-10 1
>10; <1 0
6 Kecepatan arus (cm/detik) 0,070 0-15 3
>15-30 2
>30-50 1
>50 0
7 Lebar hamparan datar karang (m) 0,070 >500 3
>100-500 2
20-100 1
<20 0
Sumber: Yulianda (2019)
Ketegori IKW :
IKW ≥ 2,5 : Sangat sesuai
2,0≤ IKW <2,5 : Sesuai
1≤ IKW <2,0 : Tidak sesuai
IKW <1 : Sangat tidak sesuai
3.3.5. Matriks Kesesuaian Wisata Rekreasi Pantai
Kesesuaian sumber daya pantai sangat disyaratkan untuk pengembangan
wisata pantai. Kesesuaian wisata pantai kategori rekreasi mempertimbangkan 10
parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian untuk wisata pantai
kategori rekreasi pantai, antara lain tipe pantai, lebar pantai, kedalaman perairan,
material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, kecerahan perairan,
pasang surut, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar
(Yulianda 2019). Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Parameter kesesuaian Sumber daya untuk wisata pantai kategori rekreasi
pantai
No Parameter Bobot Kategori Skor
1 Tipe pantai 0,200 Pasir putih 3
Pasir purih campur pecahan karang 2
Pasir hitam, sedikit terjal 1
Lumpur,berbatu, terjal 0
2 Lebar pantai 0,200 >15 3
(m) 10-15 2
3-<10 1
<3 0
3 Material dasar 0,170 Pasir 3
perairan Karang berpasir 2
Pasir berlumpur 1
Lumpur, lumpur berpasir 0
4 Kedalaman 0,125 0-3 3
perairan (m) >3-6 2
>6-10 1
>10 0
5 Kecerahan 0,125 >80 3
perairan (%) >50-80 2
20-50 1
<20 0
6 Kecepatan arus 0,080 0-17 3
(cm/detik) 17-34 2
34-51 1
>51 0
7 Kemiringan 0,080 <10 3
pantai (◦) 10-25 2
>25-45 1
>45 0
8 Penutupan 0,010 Kelapa, lahan terbuka 3
lahan pantai Semak, belukar, rendah, savana 2
Belukar tinggi 1
Hutan bakau, pemukiman, pelabuhan 0
9 Biota 0,005 Tidak ada 3
berbahaya Bulu babi 2
Bulu babi, ikan pari 1
Bulu babi, ikan pari, lepu, hiu 0
10 Ketersedian air 0,005 <0,5 3
tawar (km) >0,5-1 2
>1-2 1
>2 0
Sumber: Yulianda (2019)
Ketegori IKW :
IKW ≥ 2,5 : Sangat sesuai
2,0≤ IKW <2,5 : Sesuai
1≤ IKW <2,0 : Tidak sesuai
IKW <1 : Sangat tidak sesuai
Analisis kesusaian wisata sangat penting untuk dilakukan dalam
perencanaan pengelolaan sebagai kawasan wisata bahari maupun wisata pantai.
Dalam penilaiannya, dibatasi hanya untuk kesesuaian wisata bahari kategori
kegiatan snorkling dan wisata pantai kategori rekreasi pantai. Berdasarkan
parameter-parameter tersebut di atas, kemudian di-overlay dengan menggunakan
ArcGIS, sehingga menghasilkan kesesuaian wilayah untuk wisata bahari kategori
kegiatan snorkling dan wisata pantai kategori rekreasi pantai. Analisis ini sangat
diperlukan dalam perencanaan pengeloaan ekowisata yaitu untuk melakukan
pengendalian, memperkirakan dampak lingkungan dan pembatasan pengelolaan
kawasan wisata sehingga memiliki tujuan wisata yang selaras.
3.3.6. Analisis Daya Dukung Kawasan (DDK)
DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat
ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan
gangguan pada alam dan manusia (Yulianda 2019). Perhitungan DDK dalam
bentuk rumus:
𝐿𝑝 𝑊𝑡
DDK = k × 𝐿𝑡 × 𝑊𝑝
Keterangan :
DDK : Daya dukung kawasan wisata (orang/hari)
K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area
Lp : Luas area atau panjang area yang dapat di manfaatkan
Lt : Unit area untuk kategori tertentu
Wt : Waktu disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari
Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu
Potensi ekologis pengunjung dihitung berdasarkan area yang digunakan
untuk beraktivitas dan alam masih mentolerir kehadiran pengunjung. Potensi
ekologis juga ditentukan berdasarkan persyaratan jumlah orang per aktivitas. Nilai
maksimum (K) per satuan unit area (Lt) untuk setiap kategori wisata bahari serta
waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata seperti disajikan pada Tabel 3
dan 4.
Tabel 3 Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt)
Jenis kegiatan Ʃ Unit Area Keterangan
Pengunjung (Lt)
(orang)
Snorkeling 1 500 m² Setiap 1 orang dalam 100m x 5m
Rekreasi pantai 1 25 m 1 orang setiap 25 m panjang pantai
Sumber: Yulianda (2019)
Tabel 4 Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata
Kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp-(jam) Total waktu 1 hari Wt-(jam)
Snorkeling 3 6
Rekreasi pantai 3 6
Sumber: Yulianda (2019)
DAFTAR PUSTAKA
Pertanyaan:
1. Bagaimana tanggapan Anda apabila pantai Teluk Tamiang dijadikan
kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
2. Bagaimana kebijakan atau peraturan yang ada mengenai pengelolaan pantai
Teluk Tamiang sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
3. Menurut Anda, potensi apa saja yang ada pada pantai Teluk Tamiang yang
menjadikannya cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata
berbasis masyarakat? (Potensi kesiapan SDA, masyarakat, dan
stakeholders)
4. Menurut Anda, apa keuntungannya apabila pantai Teluk Tamiang dijadikan
sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
5. Menurut Anda, apa dampak yang akan terjadi apabila pantai Teluk Tamiang
dijadikan sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
6. Dukungan seperti apa yang akan berikan untuk pengelolaan pantai Teluk
Tamiang sebagai kawasan ekowisata?
7. Kendala apa yang akan terjadi dalam pengelolaan pantai Teluk Tamiang
sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
8. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut sebagai pemerintah?
9. Bagaimana cara Anda melakukan kontrol dan evaluasi apabila pantai Teluk
Tamiang dijadikan kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
10. Apa yang diharapkan oleh Anda dari adanya pengelolaan pantai Teluk
Tamiang sebagai ekowisata berbasis masyarakat?
Lampiran 3 Panduan Wawancara Mendalam (Nelayan dan Tokoh Masyarakat)
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM
STRATEGI PENGELOLAAN PANTAI TELUK TAMIANG SEBAGAI
KAWASAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT
(Studi Kasus: Pantai Teluk Tamiang)
Hari, Tanggal
Lokasi Wawancara
Nama
Usia
Jabatan
Nomer HP
Alamat
Pertanyaan:
1. Bagaimana tanggapan Anda apabila pantai Teluk Tamiang dijadikan
kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
2. Menurut Anda, potensi apa saja yang ada pada pantai Teluk Tamiang yang
menjadikannya cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata
berbasis masyarakat?
3. Menurut Anda, apa keuntungannya apabila pantai Teluk Tamiang dijadikan
sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
4. Menurut Anda, apa dampak yang akan terjadi apabila pantai Teluk Tamiang
dijadikan sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
5. Bagaimana rencana strategis dalam pengelolaan pantai Teluk Tamiang
sebagai kawasan ekowisata?
6. Bagaimana sejarah pengelolaan pantai Teluk Tamiang? (5W+1H)
7. Bagaimana cara mengajak dan meyakinkan masyarakat untuk turut serta
dalam pengelolaan pantai Teluk Tamiang sebagai kawasan ekowisata?
8. Kendala apa yang akan terjadi dalam pengelolaan pantai Teluk Tamiang
sebagai kawasan ekowisata berbasis masyarakat?
9. Menyambung pertanyaan nomor 8, bagaimana kendala tersebut dapat
terselesaikan?
10. Menurut Anda, siapa saja aktor yang dapat dilibatkan dalam pengelolaan
pantai Teluk Tamiang sebagai ekowisata berbasis masyarakat? Dan
bagaimana memetakan peran-perannya?
11. Apa yang diharapkan oleh Anda dari adanya pengelolaan pantai Teluk
Tamiang sebagai ekowisata berbasis masyarakat.