Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum 5 Selasa, 18 April 2023

Mata Kuliah: Geografi Pariwisata

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI DESTINASI


PARIWISATA NASIONAL – PULAU KALIMANTAN
(Studi Kasus: Kota Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Utara)

Disusun Oleh:
Praktikum B1 / Kelompok 6
Ahmad Zhilli Mamdudi Mahaguna J1302201009
Rizaldy Syabitul Azmy J0302201018
Amalia Tri Rizki J1302201021
Indah Ayu Kusuma J0302201017
Rista Akkadia Kamila J1302202058

Dosen:
Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
1

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 2
DAFTAR TABEL 2
I. PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan Praktikum 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Identifikasi 4
B. Inventarisasi 4
C. Destinasi 4
D. Pariwisata 5
E. Nasional 5
F. Sumberdaya Alam 5
III. METODE PRAKTIKUM 6
A. Waktu dan Tempat 6
B. Alat dan Bahan 6
C. Tahapan Kerja 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 7
A. Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata 7
B. Fasilitas Pendukung Destinasi Pariwisata 17
V. KESIMPULAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
2

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Letak geografis Kota Tanjung Selor 9
2. Sungai Kayang 10
3. Rangkok Badak 11

DAFTAR TABEL

No Halaman
1. Alat yang digunakan dalam Proses Penyelesaian Praktikum 6
2. Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata Kota Tanjung Selor 7
3. Lanjutan Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata Kota Tanjung Selor 8
3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata menjadi sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh
pemerintah. Pariwisata berkembang layaknya perkembanga zaman yang selalu
disesuaikan dengan kebutuhan konsumennya. Sumbangan pariwisata masih
merupakan alternatif dalam mempercepat pembangunan di berbagai negara dan
daerah yang tidak memiliki keunggulan komparatif di sektor industri. Pariwisata
saat ini telah menjadi bagian dari industri terbesar di dunia dan menjadi sektor yang
tumbuh secara masif. Pariwisata dapat dipandang sebagai suatu konteks fenomena
yang bersifat multidimensional yang memiliki ciri dan karakteristik yang bersifat
fisikal, sosial, kultural, ekonomikal, maupun politikal (Gasemi & Hamzah 2004).
Kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi telah menjadikan pariwisata
sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia, dan menggerakkan
jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya ke berbagai daerah di Indonesia.
Kota Tanjung Selor memiliki potensi kepariwisataan yang besar dan menunggu
untuk dikelola dan dikembangkan menjadi objek wisata yang dapat memberikan
kontribusi yang besar dan dikembengkan menjadi objek wisata yang dapat
memberikan kontribusi yang besar pada pendapatan asli daerah. Sumberdaya wisata
dapat berupa adanya wisata budaya ketiga suku asli yaitu Balungan, Dayak, dan
Tidung berupa tarian, upacara adat, bahasa, seni musik, kuliner, dan cerita rakyat
dapat menjadi objek wisata budaya yang menarik dengan derah lain di Indonesia.
Selain objek wisata alam dan wisata budaya yang telah menjadi prioritas, objek
wisata buatan juga memiliki peluang besar untuk dikelola dan menjadi saya tarik
bagi wisatawan lokal. Pemerintahan Kota Tanjung Selor belum mampu mengelola
objek wisata buatan dengan modern. Wisata buatan tersebut antara lain waterpark,
kebun binatan, pusat pembelanjaan, dan museum sejarah yang dikelola swasta.
Pemerintah Kota Tanjung Selor membangun arah pengembangan yang baru
dalam bidang pariwisata. Adanya usaha pembangunan ini Pemerintah Kota Tanjung
Selor mencoba untuk mensinergikan antara sektor pariwisata, pertanian, dan
pendidikan sehingga menjadikan Kota Tanjung Selor semakin dikenal oleh
wisatawan. Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis tertarik untuk
mengidentifikasi dan menginventarisasi destinasi pariwisata di Kota Tanjung Selor.

B. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui, mengerti, dan memahami konsep geografi destinasi pariwisata;


2. Mengidentifikasi dan menginventarisasi geografis destinasi pariwisata nasional;
3. Mengidentifikasi dan menginventarisasi fasilitas destinasi pariwisata;
4. Mampu merancang program wisata berdasarkan potensi geografis pariwisata.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa pendefinisian terkait dengan praktikum yang dilaksanakan untuk


mengidentifikasi dan menginventarisasi destinasi pariwisata nasional – Pulau Jawa
diantaranya pengertian mengenai identifikasi, inventarisasi, destinasi, pariwisata,
nasional, dan sumberdaya. Penjelasan teori tersebut sebagai berikut.

A. Identifikasi

Identifikasi adalah sebuah proses seseorang menyamakan dirinya dengan sifat-


sifat objek luar. Objek ini biasanya manusia tetapi dapat juga benda (Budiman,
2006). Identifikasi merupakan suatu cara pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari pengunjung atau wisatawan sehingga kita dapat
menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu, dengan kata
lain bahwa dengan identifikasi dapat mengetahui sumberdaya alam berupa geografi
fisik, geografi sosial, dan geografi regional. Setiap jenis sumberdaya alam memiliki
komponen yang berbeda-beda. Identifikasi ini diperlukan dalam praktikum
identifikasi dan inventarisasi geografi pariwisata nasional di Kota Tanjung Selor.

B. Inventarisasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), ada dua pengertian inventarisasi, yaitu
inventarisasi adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik kantor,
sekolah, rumah tangga, dan sebagainya yang dipakai dalam melaksanakan tugas dan
inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan atau pengumpulan data tentang
kegiatan, hasil yang dicapai, pendapat umum, persurat kabaran, kebudayaan dan
sebagainya. Inventarisasi menurut Purnama (2007) adalah daftar barang-barang
persediaan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
inventarisasi adalah serangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan, mencatat,
mendokumentasikan sampai menganalisis suatu data atau barang. Inventarisasi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pengumpulan sampai analisis
komponen-komponen sumberdaya wisata alam terdapat di Kota Tanjung Selor.

C. Destinasi

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 mendefinisikan destinasi wisata adalah


kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyrakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan. Ngafean (1991) mendefinisikan destinasi wisata adalah objek
wisata atau dikenal dengan tourism objek merupakan segala objek yang dapat
menimbulkan daya tarik bagi para wisatawan untuk datang melihatnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata adalah
kawasan geografis yang dapat menimbulkan daya tarik dimana didalamnya terdapat
pula fasilitas dan aksesibilitas yang membuat wisatawan ingin melihatnya dan
berkunjung. Destinasi wisata yang dimaksud dalam praktikum identifikasi dan
inventarisasi destinasi pariwisata nasional yang terdapat di Kota Tanjung Selor.
5

D. Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk


sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan
maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan
yang beraneka ragam. Kodhyat (1998) mendefinisikan pariwisata adalah perjalanan
dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau
kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian
dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang
untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ketujuan- tujuan di luar tempat di
mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama
tinggal di tempat-tempat tujuan itu. Pariwisata dibutuhkan dalam praktikum
identifikasi dan inventarisasi destinasi pariwisata nasional guna mengetahui
sumberdaya alam di berbagai daerah Indonesia, khusunya di Kota Tanjung Selor.

E. Nasional

Kepariwisataan nasional (national tourism) atau disingkat Wisnas merupakan


kombinasi antara home tourism dengan outbound tourism yang ditandai dengan
adanya kunjungan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara baik di dalam
(wisnus) maupun ke luar negari. Istilah ini, mengacu pada konsumsi yang mereka
lakukan di dalam negeri (domestic tourism consumption) dan di luar negeri sebagai
“import“, (catatan: konsumsi mereka di luar negeri bernilai sebagai import,
mengingat mereka akan membawa pulang “tourim products” yang dikonsumsinya
di luar negeri). Konsumsi yang terjadi di dalam bentuk kepariwisataan ini
mengindikasikan adanya kegiatan ekonomi (konsumsi dan import) yang dilakukan
oleh penduduk suatu negara. Maka dalam hubungan ini, warga suatu negara yang
berdomisili di luar negeri, kalau “pulang mudik” dinilai sebagai “pengunjung non-
penduduk” (non-resident visitors). Demikian juga pertumbuhan pasar pariwisata
secara nasional saat ini, telah mendorong banyak wisatawan menggunakan
kesempatan untuk melakukan persaingan secara natural dalam industri pariwisata
dengan menawarkan program yang diharapkan dapat menarik wisatawan.

F. Sumberdaya Alam

Sumberdaya alam adalah keseluruhan faktor fisik, kimia, biologi dan sosial
yang membentuk lingkungan sekitar kita. Sumberdaya alam adalah unsur-unsur
yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani
(satwa) dengan unsur non hayati disekitarnya yang secara keseluruhan membentuk
ekosistem. Sumberdaya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia. Secara yuridis, pengertian sumberdaya alam pada Pasal 1 ayat 9 Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, ialah SDA adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya
hayati dan non hayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.
6

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum identifikasi dan inventarisasi destinasi pariwisata nasional – Pulau


Kalimantan dilaksanakan pada hari Selasa, 18 April 2023 pukul 13.00 – 16.00 WIB
via Zoom Meeting. Studi kasus dari praktikum ini yaitu Kota Tanjung Selor. Hasil
praktikum tersebut akan dikumpulkan dalam bentuk soft copy melalui Google Drive
pada hari Senin, 17 April 2023.

B. Alat dan Bahan

Praktikum yang dilaksanakan untuk identifikasi dan inventarisasi destinasi


pariwisata nasional – Pulau Kalimantan dilakukan dengan menggunakan bantuan
alat. Alat yang digunakan dalam praktikum tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
Table 1 Alat yang digunakan dalam Proses Penyelesaian Praktikum
No Alat Fungsi
1 Alat tulis Sebagai alat untuk mencatat data selama praktikum.
2 Modul penugasan Bahan referensi dalam penyelesaian tugas.
3 Microsoft Word Media untuk menyelesaikan laporan.
4 Google Chrome Media mencari bahan referensi.
5 Zoom Meeting Media diskusi selama pembuatan laporan praktikum.
7 Laptop Menyelesaikan laporan berdasarkan data hasil praktikum.
Selain alat yang digunakan untuk melakukan praktikum, hal yang dibutuhkan
dalam praktikum adalah bahan. Objek yang digunakan dalam praktikum ini adalah
destinasi pariwisata nasional di Kota Tanjung Selor. Kota tersebut akan dianalisis
mengenai komponen sumberdaya alam yang ada di dalamnya termasuk fasilitasnya.

C. Tahapan Kerja

Tahapan kerja adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan untuk mencapai


tujuan praktikum. Praktikum tersebut dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah.
Adapaun tahapan-tahapan kerja dalam praktikum tersebut sebagai berikut.
1. Menentukan lokasi geografis destinasi wisata nasional-Kalimantan,
2. Menentukan kota sebagai destinasi nasional yang akan menjadi sasaran kajian,
3. Mengidentifikasi dan menginventarisasi elemen sumberdaya geografis,
4. Mengidentifikasi dan menginventarisasi fasilitas exiting pedukung pariwisata,
5. Memasukkan data ke dalam tabel tallysheet yang ada di Word,
6. Memberikan penjelasan tabel tallysheet tersebut,
7. Menyusun hasil praktikum ke dalam sebuah laporan praktikum.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata

Destinasi pariwisata memiliki sumberdaya alam baik fisik maupun biotik.


Sumberdaya alam tersebut memiliki komponen yang meliputi geografi fisik,
geografi sosial, dan geografi regional. Bidang kepariwisataan ditetapkan sebagai
potensi unggula daerah Kota Tanjung Selor yang didukung oleh kondisi alam dan
geografis. Kekayaan alam yang ditopang dengan sejarah, menyebabkan Tanjung
Selor menjadi tujuan wisatawan yanng berasal dari berbagai daerah. Berikut ini
merupakan sumberdaya geografi destinasi pariwisata di Kota Tanjung Selor.
Table 2 Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata Kota Tanjung Selor
Sumberdaya Alam
No Deskripsi
(Fisik dan Biotik)
A Geografi Fisik
Tanjung Selor juga merupakan ibu kota dari
kabupaten Bulungan, Tanjung Selor memiliki luas wilayah
1 Letak Geografis 677,77 km² dan berdasarkan data BPS kabupaten Bulungan
tahun 2021, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak
56.569 jiwa, dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km².
Topografi Tanjung Selor didominasi oleh dataran rendah,
dengan ketinggian 0-500 meter di atas permukaan air laut.
2 Topografi Topografi bergelombang, sementara sebagian lainnya
cenderung datar dan memiliki daratan yang berbukit,
bergunung-gunung dengan tebing terjal.
Musim panas biasanya pendek dan panas musim dingin.
3 Iklim Suhu biasanya bervariasi dari 24°C hingga 33°C dan jarang
di bawah 23°C atau di atas 34°C.
Masa cuaca lebih cerah setiap tahun di Tanjung Selor
dimulai sekitar 3 Februari dan berlangsung selama 3,2
4 Cuaca bulan, berakhir sekitar 10 Mei. Bulan paling cerah dalam
setahun adalah Maret, langit cerah, sebagian besar cerah,
atau berawan sebagian 21% saat itu.
Sungai Kayan berhulu di Gunung Ukeng dan muara ke Laut
Sulawesi dengan panjang sekitar 576 km. Daerah Aliran
5 Sungai
Sungai mencangkup Taman Nasional Kayan Mentarang
serta melintasi Kota Tanjung Selor.
Satwa yang terdapat di Tanjong Selor yaitu orang utan,
6 Fauna bekantan, beruang madu, Burung raja udang kalung-biru,
macan dahan Kalimantan.
Tumbuhan lainnya seperti, magrove, kantong Semar, Ulin,
7 Flora durian Tanjong Selor terkenal budidaya pertanian seperti
petai, bawang merah, cabai rawit, terung, kacang-kacangan.
B Geografi Sosial
Jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa,
1 Jumlah Penduduk
dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km².
Mata pencaharian masyarakat di Tanjung Selor 60 persen
2 Mata Pencaharian
adalah petani selain itu juga terdapat nelayan.
8

Table 3 Lanjutan Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata Kota Tanjung Selor


Sumberdaya Alam
No Deskripsi
(Fisik dan Biotik)
Bahasa Kenyah Kelinyau atau Dayak Kenyah Kelinyau
3 Bahasa adalah sebuah dialek bahasa Dayak yang dipertuturkan oleh
Suku Kenyah Kelinyau.
Pakaian adat Ta’a dan Sapei Sapaq merupakan pakaian adat
yang berasal dari Kalimantan timur dan Kalimantan utara.
4 Pakaian Dalam hal ini kedua provinsi juga saling mengakuinya
bahwa pakaian adat tersebut miliki bersama meskipun
berbeda provinsi.
Alat musik ini berupa Jantung Utang, Musik Babun, dan
5 Kesenian
Sluding. Selain itu terdapat juga tari tardisional jugit.
Beberapa kuliner tersebut yaitu Kepiting Soka, Tumis
6 Kuliner Kapah, Nasi Sabut, Ikan Asin Richa, Lawa, dan Sate Ikan
Pari.
C Geografi Regional
Wilayah administratif pemerintahan Kecamatan Tanjung
1 Lokasi Administratif Selor membawahi 3 wilayah pemerintahan yaitu: Tanjung
Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur.
Tarakan sekitar 127 km ke arah selatan melalui jalur lintas
2 Jarak utara Tana Tidung sekitar 56 km kea rah timur laut melalui
jalur lintas utara dan jalur lintas tidung.
Cara akses menuju Tanjung Selor, Kalimantan Utara dapat
3 Akses menggunakan beberapa jenis trasnportasi seperti pesawat
terbang, kapal laut, atau kendaraan darat.
Pola perwilayahan dapat berupa pesisir, dataran rendah,
4 Pola Perwilayahan
sungai dan perbukitan.
Tanjung Selor memiliki bentuk yang tidak terlalu simetris
dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah.
5 Bentuk Wilayah
Beberapa bagian wilayahnya terdiri dari hutan tropis dan
sungai-sungai kecil yang mengalir ke laut.
Pola kota berupa pusat kota, wilayah perumahan, wilayah
6 Pola Kota
industri, wilayah pariwisata.
Sebagai pemerintahan memberikan keuntungan dalam
sektor ekonomi, sosial ataupun politik bagi seluruh
7 Keunggulan Kota masyarakat sekitarnya. Selain itu, kota Tanjung Selor
memiliki berbagai kesenian tradisional diantaranya yaitu
alat musik Gambang, Tari Tradisional Lalatip.
Kota-kota sekirar kota Tanjung Selor diantaranya yaitu kota
8 Kota Sekitar
Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung dan Tarakan.
Merupakan dataran rendah dan mempunyai ratusan sungai
9 Ciri Wilayah yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar
dari Barat ke Timur diantara lembah-lembah.
Memiliki keterkaitan dengan kota-kota disekitarnya sebagai
Keterkaitan dengan sarana dalam pengelolaan sumber daya daerah dan
10
Kota Sekitar penyediaan sumber penghidupan bagi penduduk yang ada di
bagian wilayahnya dan sebagai pusat perdagangan.
Berdasarkan tabel 2 dan 3 di atas dapat diketahui geografi fisik, geografi sosial,
dan geografi regional Kota Tanjung Selor yang memiliki ciri khas tertentu.
Penjelasan komponen geografi tersebut akan dijeaskan pada sub-sub bab ini.
1. Geografi Fisik
Geografi fisik adalah cabang dari ilmu geografi yang mengkaji mengenai
kondisi dan peristiwa yang terjadi di permukaan bumi. Geografi fisik meliputi letak
9

geografis, topografi, iklim, cuaca, sungai, satwa, dan pantai. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai komponen geografi fisik dari Kota Tanjung Selor tersebut.
a. Letak Geografis (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Tanjung Selor juga merupakan ibu kota dari kabupaten Bulungan, Tanjung
Selor memiliki luas wilayah 677,77 km² dan berdasarkan data BPS kabupaten
Bulungan tahun 2021, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km². Pada tahun 2012, penduduk Tanjung
Selor berjumlah 42.231 jiwa dengan rincian jumlah penduduk 22.488 laki-laki dan
19.743 perempuan, dengan Angka Sex Ratio sebesar 113,90 persen. Apabila
dikaitkan dengan luas wilayah Kota Tanjung Selor dengan jumlah penduduknya
yang cukup signifikan maka kepadatan penduduk Kota Tanjung Selor adalah
sebesar 33 orang per km² pada tahun 2012. Wilayah administratif pemerintahan
Kecamatan Tanjung Selor membawahi 3 (tiga) wilayah pemerintahan Kelurahan
yaitu: Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur.
Membawahi pula 6 (enam) desa, meliputi: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi
Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak.

Gambar 1 Letak geografis Kota Tanjung Selor


Sumber: Setiawan, 2021
b. Topografi (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Topografi Tanjung Selor didominasi oleh dataran rendah, dengan ketinggian 0-
500 meter di atas permukaan air laut. Sebagian wilayah memiliki topografi
10

bergelombang, sementara sebagian lainnya cenderung datar dan memiliki daratan


yang berbukit, bergunung-gunung dengan tebing terjal dan kemiringan yang tajam.
c. Iklim (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Tanjung Selor, musim panas biasanya pendek dan panas musim dingin biasanya
pendek dan hangat untuk umumnya menyengat, hujan, dan mendung sepanjang
tahun. Sepanjang tahun, suhu biasanya bervariasi dari 24°C hingga 33°C dan jarang
di bawah 23°C atau di atas 34°C. Berdasarkan skor pantai/kolam, waktu terbaik
dalam setahun untuk mengunjungi Tanjung Selor untuk kegiatan musim panas
adalah dari early Januari hingga April dan dari Juni hingga Oktober.
d. Cuaca (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Tanjung Selor, persentase rata-rata langit yang tertutup awan mengalami variasi
musiman kecil sepanjang tahun. Masa cuaca lebih cerah setiap tahun di Tanjung
Selor dimulai sekitar 3 Februari dan berlangsung selama 3,2 bulan, berakhir
sekitar 10 Mei. Bulan paling cerah dalam setahun di Tanjung Selor adalah Maret,
di mana rata-rata langit cerah, sebagian besar cerah, atau berawan
sebagian 21% saat itu. Masa lebih berawan tahun ini dimulai sekitar 10 Mei dan
berlangsung selama 8,8 bulan, berakhir sekitar 3 Februari. Bulan paling berawan
dalam setahun di Tanjung Selor adalah November, dengan rata-rata
langit mendung atau sebagian besar berawan 89% sepanjang waktu. Curah hujan
yang terakumulasi selama periode 31-hari bergeser yang berpusat di sekitar setiap
hari dalam setahun. Tanjung Selor mengalami variasi musiman signifikan dalam
curah hujan bulanan. Bulan dengan curah hujan paling sedikit di Tanjung Selor
adalah Agustus, dengan curah hujan rata-rata 141 milimeter.
e. Sungai (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Sungai Kayan berhulu di Gunung Ukeng dan muara ke Laut Sulawesi dengan
panjang sekitar 576 km. Daerah Aliran Sungai mencangkup Taman Nasional Kayan
Mentarang serta melintasi Kota Tanjung Selor. Muara Sungai Kayan memiliki delta
yang cukup luas. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kayan memiliki luas mecapai
36.993,71 km2 dengan bentuk melebar di bagian hulu dan menyempit di bagian
tengah hingga hilir. Sungai Kayan melintasi Kabupaten Malinau dan Kabupaten
Bulungan. Hulu sungai berada di wilayah Desa Long Ampung, Kecamatan Kayan
Selatan, Kabupaten Malinau. Sedangkan muaranya berada di Kecamatan Tanjung
Palas Tengah, Kabupaten Bulungan. Sungai kayan dimanfaatkan oleh penduduk
untuk jalur transportasi, perikanan, pertanian, dan pembangkit listrik.

Gambar 2 Sungai Kayang


Sumber: Zulki, 2018
11

f. Flora (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)


Tumbuhan yang berada di Tanjung Selor adalah Anggrek Hitam sebagai
identitas tumbuhan Kalimantan utara. Terdapat tumbuhan lainnya seperti, magrove,
kantong Semar, Ulin,durian Tanjong selor terkenal budidaya pertanian modern atau
holtikultura dari beberapa komoditas terdapat jenis holtikultura seperti petai,
bawang merah, cabai rawit, terung, kacang-kacangan dan lain sebagainya.
g. Fauna (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Satwa yang terdapat di tanjong selor yaitu orang utan, bekantan, beruang madu,
Burung raja udang kalung-biru, macan dahan Kalimantan. Terdapat satwa resmi
yang berada di tanjong selor yaitu rangkok badak salah satu spesies rangkong
berukuran tubuh besar yang umum ditemukan di Kalimantan Timur. Habitat yang
digunakan oleh burung rangkong ialah hutan primer.

Gambar 3 Rangkok Badak


Sumber: Alfiriana, 2018
h. Pantai (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Pantai yang terdapat di tanjong kelor adalah pantai kelapa, salah satu objek
wisata favorit masyarakat Bulungan adalah Pantai Kelapa di Desa Mangkupadi,
Kecamatan Tanjung Palas Timur. Objek wisata ini berjarak 75 kilometer dari
Tanjung Selor, ibukota Kalimantan Utara. Pantai Kelapa menawarkan
pemandangan pantai berpasir putih dengan air laut berkilau biru, Pantai
Simangkadu lokasi Pantai Simangkadu ada di wilayah Kecamatan Nunukan
Selatan. Garis Pantai Simangkadu tergolong cukup panjang, dan yang paling unik
adalah ada sebagian wilayah pantainya penuh dengan rumput ilalang nan hijau dan
pepohonan cemara, namun sebagiannya lagi berpasir putih. Pantai Simangkadu juga
memiliki ombak yang tidak terlalu besar, jadi buat Teman traveler yang suka
bermain air di pantai serta ingin swafoto di atas rerumputan nan hijau dan pasir
putih, silakan datang ke pantai. Namun, jangan bermain air di muara sungainya ya,
sebab masih banyak buaya muara yang hidup di muara sungai Pantai Simangkadu.
Pantai Tanah Kuning, Pantai Tanah Kuning ini juga cukup berombak, jadi hati-hati
buat yang ingin mandi di laut. Dekat pantai Tanah Kuning, terdapat dermaga yang
sudah tidak berfungsi. Dermaga ini kemudian digunakan oleh sebagian warga untuk
tempat memancing dan Pantai amal jaraknya kurang lebih 11 km dari pusat
Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Dan terkenal dengan kuliner kapah, kerang yang
mempunyai cangkang dan daging yang berwarna putih.
12

2. Geografi Sosial
Geografi sosial adalah bagian dari ilmu geografi yang mempelajari tentang
interaksi antar manusia. Komponen geografi sosial antara lain jumlah penduduk,
mata pencaharian, bahasa, pakaian, kesenian, dan kuliner. Penjelasan mengenai
komponen geografi sosial di Kota Tanjung Selor akan dibahas pada sub-sub bab ini.
a. Jumlah Penduduk (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Tanjung Selor memiliki luas wilayah 677,77 km² dan berdasarkan data BPS
kabupaten Bulungan tahun 2021, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569
jiwa, dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km². Pada tahun 2012, penduduk
Tanjung Selor berjumlah 42.231 jiwa dengan rincian jumlah penduduk 22.488 laki-
laki dan 19.743 perempuan, dengan Angka Sex Ratio sebesar 113,90 persen.
Apabila dikaitkan dengan luas wilayah Kota Tanjung Selor dengan jumlah
penduduknya yang cukup signifikan maka kepadatan penduduk Kota Tanjung Selor
adalah sebesar 33 orang per km² pada tahun 2012.
b. Mata Pencaharian (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Mata pencaharian penduduk Indonesia termasuk Kaltara, 60 persennya dikuasai
sektor mata pencaharian petani. Karenanya sektor pertanian punya andil besar
terhadap perekonomian nasional. Namun sektor pertanian Indonesia masih sedikit
tertinggal dengan pertanian di semenanjung Skandinavia di Eropa. Pengalaman di
negara-negara semenanjung itu seperti Norwegia dan Swedia, sektor pertanian yang
membuatnya menjadi negara maju. Masyarakat juga memiliki mata pencaharian
sebagai nelayan.
c. Bahasa (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Kayak. Bahasa Kenyah Kelinyau atau
Dayak Kenyah Kelinyau adalah sebuah dialek bahasa Dayak yang dipertuturkan
oleh Suku Kenyah Kelinyau di wilayah desa Pimping, Long Setulang, Batu Kajang,
Long Uli, Long Belua, aliran Sungai Kayan, Mahakam, Baram hulu, Bahau, Balui
hulu, Malinau, Belayan, dan Telen di Kalimantan Utara, Indonesia. Bahasa Kenyah
dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
Tepatnya di Desa Jelarai Selor, Kecamatan Tanjung Selor, Desa Long Tungu,
Kecamatan Peso Hilir, Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Tengah,
Kabupaten Bulungan dan di Desa Long Nawang, Kecamatan Kayan Hulu, Desa
Long Kelawit, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau.
d. Pakaian (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Pada dasarnya masyarakat Kalimantan utara rata-rata kebanyakan berasal dari
sebuah suku Dayak, yang pada kenyataannya suku Dayak memiliki ciri yang
memang hampir mirip dengan orang “Thionghoa china”. Selain itu Kalimantan
utara juga memiliki pakaian adat atau yang dikenalnya dengan pakaian adat Ta’a
dan pakaian adat Sapei Sapaq. Memang dalam hal ini pakaian adat tersebut sama
dengan pakaian adat yang dimiliki oleh Kalimantan timur. Meskipun demikian dari
kedua kota atau Provinsi ini juga saling mengakuinya bahwa pakaian adat Ta’a dan
Sapei Sapaq adalah pakaian adat yang merupakan pakaian adat yang sama. Pakaian
adat Ta’a dan Sapei Sapaq merupakan pakaian adat yang berasal dari Kalimantan
timur dan Kalimantan utara. Dalam hal ini kedua provinsi juga saling mengakuinya
13

bahwa pakaian adat tersebut miliki bersama meskipun berbeda provinsi. Hal ini
disebabkan oleh suku yang dimilikinya berasal dari sebuah suku yang sama yakni
suku Dayak kenyah, jadi tidak heran jika dari kedua provinsi tersebut memiliki
pakaia adat yang sama.
e. Kesenian (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Kesenian tradisional Kalimantan Utara yang pertama adalah alat musik. Seperti
yang diketahui, alat musik Kalimantan Utara sangat beragam. Ada alat musik yang
bentuknya menyerupai gendang, ada yang bentuknya menyerupai saron pada
gamelan Jawa dan lain sebagainya. Semua alat musik tradisional tersebut tentu
memiliki alunan nada dan fungsi yang berbeda. Alat musik ini berupa Jantung
Utang, Musik Babun, dan Sluding. Selain itu terdapat juga tari tardisional jugit.
f. Kuliner (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Tanjung Selor adalah Kota yang memiliki sejarah panjang perdagangan di masa
lampau. Memiliki lokasi strategis terhadap wilayah Kesultanan Bulungan, kota ini
telah lama menjadi jalur perdangangan internasional sejak abad ke-19. Beberapa
kuliner tersebut yaitu Kepiting Soka, Tumis Kapah, Nasi Sabut, Ikan Asin Richa,
Lawa, dan Sate Ikan Pari.
3. Geografi Regional
Geografi regional adalah bagian dari kajian yang mendekatkan pada
karakteristik unik dari wilayah tertentu seperti elemen alam, elemen manusia, dan
regionalisasi yang mencakup teknik seluruh penggambaran ruang dalam wilayah.
Komponen geografi regional berupa lokasi administratif, jarak, akses, pola
perwilayahan, bentuk wilayah, pola kota, keunggulan kota, kota sekitar, ciri
wilayah, dan keterkaitan dengan kota sekitar. Berikut merupakan penjelasan
mengenai komponen geografi regional yang terdapat di Kota Tanjung Selor.
a. Lokasi Administartif (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Wilayah administratif pemerintahan Kecamatan Tanjung Selor membawahi 3
(tiga) wilayah pemerintahan Kelurahan yaitu: Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor
Hilir dan Tanjung Selor Timur. Membawahi pula 6 (enam) desa, meliputi: Jelarai
Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak
Batas-batas wilayah kecamatan Tanjung Selor adalah sebagai berikut:
1. Utara : Kecamatan Tanjung Palas Tengah
2. Timur : Kecamatan Tanjung Palas Timur di Tanjung Harapan
3. Selatan : Kabupaten Berau
4. Barat : Kecamatan Tanjung Palas
b. Jarak (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Jarak adalah suatu ukuran numerik yang menunjukkan seberapa jauh posisi
suatu objek dengan objek lainnya. Konsep jarak dibagi menjadi dua yaitu jarak
absolute dan jarak relatif. Jarak absolute atau mutlak adalah jarak yang dihitung
berdasarkan suatu panjang, sementara jarak relatif adalah jarak atau panjang
linatasan yang diukkur dengan satuan waktu. Tanjung elor merupaskan Ibu Kota
dari Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Berikut jaarak Tangjung Selor dengan
beberapa kota di sekitarnya.
14

1. Tarakan sekitar 127 km ke arah selatan melalui jalur lintas utara


2. Tana Tidung sekitar 56 km kearah timur laut melalui jalur lintas utara dan jalur
lintas tidung
3. Nunukan sekitar 260 km kearah utara melalui jalur lintas utara
4. Malinau sekitar 220 km kearah tenggara melalui jalur lintas utara dan jalan raya
Malinau-Tanjung Selor.
c. Akses (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tujuan dan
menghubungkannya dengan tujuan lain. Aksesibilitas terdiri dari sarana seperti
moda transportasi dan prasarana seperti jalan. Sebagai salah satu elemen pendukung
dalam destination mix, aksesibilitas memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk
mencapai daya tarik wisata (atraksi akomodasi, amenitas, dan aktivitas. Cara akses
menuju Tanjung Selor, Kalimantan Utara dapat menggunakan beberapa jenis
trasnportasi seperti pesawat terbang, kapal laut, atau kendaraan darat. Cara akses
menggunakan transportasi tersebut diantaranya:
1. Pesawat terbang
Bandara Juwata di Tarakan adalah pintu masuk ke Kalimantan Utara.
Penerbangan dari Jakarta, Surabaya, Balikpapan atau beberapa kota besar lainnya
ke Bandara Juwata. Setelah itu lanjut dengan menggunakan darat ke Tanjung Selor
menggunkan taksi atau bus.
2. Kapal Laut
Penggunaan kapal laut dari beberapa kota di daerah Kalimantan seperti di
Tarakan, Nunukan, atau beberapa daerah lainnya.
3. Kendaraan Darat
Penggunan kendaraan darat dari beberapa kota di Kalimantan Utara seperti
Tarakan, Tana Tidung, atau Nunukan untuk mencapai Tanjung Selor. Jalan utama
yang menghubungkan Tanjung Selor dengan kota-kota tersebut adalah Jalur Lintas
Utara (JLU).
d. Pola Pemukiman (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Pola wilayah Tanjung Selor, Kalimantan Utara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Wilayah Pesisir: Tanjung Selor terletak di pesisir utara pulau Kalimantan,
sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah pesisir. Wilayah ini
memiliki pantai yang panjang dan berpasir serta beberapa pulau kecil di
sekitarnya.
2. Wilayah Datara Rendah: Mayoritas wilayah Tanjung Selor terletak di dataran
rendah dengan ketinggian rata-rata kurang dari 100 meter di atas permukaan
laut. Wilayah ini didominasi oleh lahan pertanian dan hutan mangrove di daerah
pesisir.
3. Wilayah Perbukitan: Terdapat beberapa perbukitan yang membentang di
wilayah Tanjung Selor, terutama di daerah pedalaman. Wilayah ini memiliki
potensi sumber daya alam yang besar, seperti tambang batu bara dan
perkebunan kelapa sawit.
4. Wilayah Sungai: Terdapat beberapa sungai besar dan kecil yang mengalir di
wilayah Tanjung Selor, seperti Sungai Sembakung dan Sungai Bahau. Sungai-
sungai ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai jalur transportasi dan
sumber daya perikanan. Wilayah Kota: Sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan
15

Utara, Tanjung Selor juga memiliki wilayah perkotaan yang terdiri dari berbagai
fasilitas umum dan pusat perdagangan.
Pola wilayah Tanjung Selor yang heterogen ini menunjukkan potensi yang besar
untuk pengembangan berbagai sektor, seperti pariwisata, pertanian, perikanan, dan
pertambangan. Namun, perlu diingat untuk mengelola sumber daya alam yang ada
secara berkelanjutan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi
masyarakat setempat dan generasi mendatang.
e. Bentuk Wilayah (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Tanjung Selor merupakan sebuah kota di provinsi Kalimantan Utara yang
terletak di ujung utara pulau Kalimantan. Wilayah Tanjung Selor memiliki bentuk
yang tidak terlalu simetris dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran
rendah. Beberapa bagian wilayahnya terdiri dari hutan tropis dan sungai-sungai
kecil yang mengalir ke laut. Secara administratif, Kota Tanjung Selor terdiri dari 5
kecamatan, yaitu Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanjung Palas Barat, Tanjung Palas
Timur, dan Peso. Di kota ini terdapat pula beberapa pulau kecil di sekitar wilayah
pesisir, seperti Pulau Beras Basah, Pulau Sekatak, dan Pulau Bantal. Wilayah
Tanjung Selor secara keseluruhan memiliki potensi sumber daya alam yang besar,
seperti tambang batu bara, hutan, dan perikanan.
f. Pola Kota (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Pola kota Tanjung Selor, Kalimantan Utara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pusat Kota: Pusat kota Tanjung Selor terletak di sekitar Jalan Merdeka dan Jalan
A Yani. Wilayah ini merupakan pusat perdagangan dan bisnis, serta terdapat
fasilitas umum seperti kantor pemerintahan, pusat kesehatan, sekolah, dan
tempat ibadah.
2. Wilayah Perumahan: Terdapat beberapa kawasan perumahan di Tanjung Selor,
seperti di sekitar Jalan Tanjung Selor - Nunukan. Kawasan perumahan ini
umumnya terdiri dari rumah-rumah sederhana dan terdapat fasilitas umum
seperti pasar tradisional dan taman kota.
3. Wilayah Industri: Terdapat beberapa kawasan industri di Tanjung Selor, seperti
kawasan industri kecil dan menengah (IKM) dan kawasan industri terpadu.
Wilayah ini terletak di pinggiran kota dan biasanya menghasilkan produk-
produk kecil seperti kerajinan tangan, makanan dan minuman, serta produk
tekstil.
4. Wilayah Perdagangan: Selain pusat kota, terdapat beberapa kawasan
perdagangan di Tanjung Selor seperti pasar modern dan pasar tradisional. Pasar-
pasar ini biasanya terletak di sekitar jalan-jalan utama dan terdapat banyak
pedagang yang menjual berbagai macam produk.
5. Wilayah Pariwisata: Tanjung Selor juga memiliki potensi pariwisata yang
menarik, seperti pantai-pantai yang indah, pulau-pulau kecil yang eksotis, dan
wisata alam di sekitar kawasan perbukitan. Beberapa objek wisata yang terkenal
di Tanjung Selor antara lain Pantai Amal, Pulau Sekatak, dan Gunung Berkat.
6. Pola kota Tanjung Selor yang diversifikasi ini menunjukkan potensi yang besar
untuk pengembangan berbagai sektor, seperti pariwisata, perdagangan, industri,
dan perumahan. Namun, perlu diingat untuk mengelola pembangunan kota
16

secara berkelanjutan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi


masyarakat setempat dan generasi mendatang.
4. Keunggulan Kota (Rizaldy Syahbitul Azmy / J0302201018)
Tanjung Selor, Kalimantan Utara memiliki keunggulan kota yaitu sebagai
Ibukota dari provinsi Kalimantan Utara. Oleh karena itu, kota Tanjung Selor
sebagai pusat pemerintahan memberikan keuntungan dalam sektor ekonomi, sosial
ataupun politik bagi seluruh masyarakat sekitarnya. Selain itu, kota Tanjung Selor
memiliki berbagai kesenian tradisional diantaranya yaitu alat musik Gambang, Tari
Tradisional Lalatip dll. Selain kesenian tradisional, kota Tanjung Selor memiliki
makanan khas yang menjadi keunggulan kota ini diantaranya yaitu nasi subut, sate
ikan pari, lawa, tudai dll.
5. Kota Sekitar (Rizaldy Syahbitul Azmy / J0302201018)
Kota Tanjung Selor merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Utara, yang
terletak di pulau Kalimantan. Kota-kota sekirar kota Tanjung Selor diantaranya
yaitu kota Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung dan Tarakan. Kota yang
paling dekat secara administrasi dengan kota Tanjung Selor yaitu Kota Bulungan.
6. Ciri Wilayah (Rizaldy Syahbitul Azmy / J0302201018)
Secara umum, daratan Kota Tanjung Selor, Kalimantan Utara merupakan
dataran rendah dan mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit
berbukit yang menghampar dari Barat ke Timur diantara lembah-lembah. Sebagian
daerah daratan ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove. Dilihat
dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah terdiri dari jenis tanah PMK
(podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar 17,28 persen dari luas daerah.
Berikutnya, tanah OGH (orgosol, gley dan humus) dan tanah Aluvial sekitar 10,29
persen yang terhampar, namun sebagian besar terdapat di kabupaten daerah pantai.

7. Keterkaitan Wilayah dengan Kota Sekitar (Rizaldy S A / J0302201018)


Kota Tanjung Selor, Kalimantan Utara sebagai pusat pemerintahan, memiliki
keterkaitan dengan kota-kota disekitarnya sebagai sarana dalam pengelolaan
sumber daya daerah dan penyediaan sumber penghidupan bagi penduduk yang ada
di bagian wilayahnya dan sebagai pusat perdagangan. Selain itu memiliki fungsi
pengaturan, fungsi ini menekankan bahwa pengaturan tidak hanya untuk
masyarakat melainkan pemerintahan nya juga. Dalam hal tersebut pemerintah
mengatur dan memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menjalankan
hidupnya.

B. Fasilitas Pendukung Destinasi Pariwisata

Fasilitas pendukung destinasi pariwisata adalah segala sesuatu yang melengkapi


penyelenggaraan kegiatan wisata, yang dapat memberikan kemudahan,
kenyamanan, dan keselamatan bagi pengguna jasa wisata tersebut. Fasilitas ini
berupa sumberdaya fisik yang harus ada sebelum jasa dapat ditawarkan kepada
konsume. Berikut ini fasilitas pendukung destinasi di Kota Tanjung Selor.
17

1. Infrastruktur Jalan (Indah Ayu Kusuma / J0302201017)


Pemprov Kalimantan Utara terlebih dulu harus memperhatikan masalah
Karakteristik wilayah, kewenangan dan pemetaan kebutuhan masyarakat di
Provinsi Kalimantan Utara. Untuk pembangunan infrastruktur jalan,
pembangunannya tetap memperhatikan status jalan dan memprioritaskan jalan-
jalan yang memberikan dampak peningkatan ekonomi, termaksud di kawasan
perbatasan. Begitu juga untuk rencana tata ruang wilayah kabupaten dan provinsi,
nantinya akan dilakukan revisi sesuai kebutuhan pembangunan di Kalimantan
Utara. Di sisi pengelolaan dan pemanfaatan SDA, sampai saat ini SDA yang
dimiliki provinsi Kaltara diantaranya minyak dan gas, pertambangan, perikanan,
pertanian, perkebunan, kehutanan, serta khususnya energi baru terbarukan. Oleh
sebab itu, perlu adanya upaya sinergis dalam rangka pengelolaan SDA menuju
hilirisasi industri. Sehingga, SDA yang dimiliki Kaltara dapat dimanfaatkan dan
memberikan nilai tambah dari sisi ekonomi, serta mempertahankan kelestariannya
dengan harapan munculnya kemandirian di Kalimantan Utara.
2. Transportasi Udara, Laut, Sungai, dan Darat (Indah Ayu K / J0302201017)
Transportasi berupa kapal yang terdapat di Pelabuhan Nunukan. Pelabuhan
Tanjung Selor yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, khususnya yang menyoroti
dua pelabuhan penting di Kalimantan Utara (Kaltara) yang dinilai sangat pontensial,
yaitu Pelabuhan Nunukan dan Pelabuhan Tanjung Selor. Keberadaan Pelabuhan
Tanjung Selor diharapkan mampu membangkitkan perekonomian dan
perkembangan Kota /Kabupaten di Kalimantan Utara dengan meningkatkan
aktivitas bongkar muat komodititas perdagangan di pelabuhan tersebut.
Transportasi darat berupa ojek, bus, dan damri. Perum Damri memperluas trayek
perjalanan dari dan menuju Kalimantan Utara. Terkini, Perum Damri melayani rute
transportasi Tanjung Selor – Samarinda sejak tanggal 31 Mei 2021 kemarin. Selain
itu terdapat juga transportasi udara di Bandar Udara Tanjung Harapan.
3. Penginapan (Indah Ayu K / J0302201017)
Tanjung Selor merupakan kofa di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara,
dengan potensi wisata berupa wisata alam dan edukasi. Untuk menarik lebih banyak
pengunjung agar datang ke wilayah ini, sudah ada beberapa penginapan yang
menawarkan fasilitas lengkap dengan tarif sesuai tipe kamar. Beberapa penginapan
di Kota Tanjung Selor yaitu Penginapan Harapan Kita, Hotel Bahagia, dan
Penginapan Keluarga.
4. Rumah Makan (Indah Ayu K / J0302201017)
Restoran adalah usaha penyediaan jasa makanan dan minuman dilengkapi
dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan
penyajian di suatu tempat tetap yang tidak berpindah-pindah dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau laba (Permen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
No.11 Tahun 2014). Tempat makan di Tanjung Selor beragam sepeti Martapura,
Bale-Bale Resto, Rumah Makan Singkawang, Restoran Bintang, dan Depot Ladang
Indah. Salah satu restoran yang terkenal yaitu Martapura, restoran ini menjuak
masakan Banjar yang terletak di Jalan Jend. Sudirman, Tanjung Selor.
18

5. Tempat Rekreasi (Indah Ayu Kusuma / J0302201017)


Tempat wisata di Tanjung Selor adalah destinasi yang akan selalu dicari oleh
kebanyakan wisatawan yang datang ke Kalimantan Utara. Konon, di kawasan ini
terdapat berbagai macam destinasi wisata yang indah dan sayang sekali jika tidak
dikunjungi. Tanjung Selor sendiri memiliki potensi alam yang sungguh kaya.
Sehingga wisatawan yang datang ke sini tidak akan bosan menjelajahi satu wisata
ke wisata lainnya. Beberapa destinasi di Tanjung Selor yaitu Sungai Giram, Gunung
Putih, Sungai Kayan, Sumber Air Panas Sajau, Selimau Park, Gunung Rian, Air
Terjun Idaman, dan Gunung Seiang.
6. Tempat Hiburan (Indah Ayu Kusuma / J0302201017)
Tempat hiburan di Tanjung Selor berupa Alun-Alun Tanjung Palas. Alun-alun
tersebut juga telah dijadikan sebagai objek wisata. Lokasi tersebut menjadi ruang
interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari libur. Acara-acara yang
sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar alun-alun ini. Alun-alun ini
menjadi lokasi diadakannya penampilan musik dan kesenian yang bekerjasama
dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Tanjung Selor. Pementasan
ini diadakan secara rutin setiap malam Minggu. Tujuan pementasan ini merupakan
dukungan pemerintah daerah untuk memfasilitasi kreativitas dan inovasi generasi
muda termasuk pelaku seni.
7. Taman (Indah Ayu Kusuma / J0302201017)
Taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya
terdapat pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dikombinasikan dengan
kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai,
bermain dan kegiatan lainnya (Djamal, 2005). Taman yang berada di Kota Tanjung
Selor sangat beragam, terdapat Taman Tepian Tanjung Selor, Taman Buaya, dan
Taman Burung Enggang. Taman sering dimanfaatkan oleh warga Kota Tanjung
Selor untuk olahraga seperti lari pagi dan sore hingga bersantai. Taman ini juga
menjadi tempat berkumpul dan refreshing, telebih taman kota ini di desain dengan
baik, terawat, penuh dengan tumbuhan (pohon dan taman bunga), serta minimalis
dilengkapi tempat duduk-duduk. Taman dimanfaatkan sebagai media edukasi,
sekaligus sebagai sarana penunjang berolahraga dan ruang terbuka hijau bagi
masyarakat sekitar di Kota Tanjung Selor.
19

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum identifikasi dan inventarisasi destinasi wisata


nasional – Pulau Sumatera dengan studi kasus Kota Bukittinggi memiliki beberapa
kesimpulan. Kesimpulan mengenai praktikum tersebut sebagai berikut ini.
1. Geografi fisik berupa Tanjung Selor juga merupakan ibu kota dari
kabupaten Bulungan, Tanjung Selor memiliki luas wilayah 677,77 km² dan
berdasarkan data BPS kabupaten Bulungan tahun 2021, jumlah penduduk
Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa, dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km².
2. Geografi sosial berupa jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 84 jiwa. Mata pencaharian masyarakat di Tanjung
Selor 60 persen adalah petani selain itu juga terdapat nelayan. Bahasa Kenyah
Kelinyau atau Dayak Kenyah Kelinyau adalah sebuah dialek bahasa Dayak
yang dipertuturkan oleh Suku Kenyah Kelinyau.
3. Geogafi regional berupa wilayah administratif pemerintahan Kecamatan
Tanjung Selor membawahi 3 wilayah pemerintahan yaitu: Tanjung Selor Hulu,
Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur. Cara akses menuju Tanjung
Selor, Kalimantan Utara dapat menggunakan beberapa jenis trasnportasi seperti
pesawat terbang, kapal laut, atau kendaraan darat.
4. Beberapa destinasi di Tanjung Selor yaitu Sungai Giram, Gunung Putih, Sungai
Kayan, Sumber Air Panas Sajau, Selimau Park, Gunung Rian, Air Terjun
Idaman, dan Gunung Seiang. Taman yang berada di Kota Tanjung Selor sangat
beragam, terdapat Taman Tepian Tanjung Selor, Taman Buaya, dan Taman
Burung Enggang.
20

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. 2015. Transportasi Tradisional Khas Tanjung Selor.


https://jamgadang04.com/bendi-transportasi-tradisional-khas-tanjung-
selor/. html. [Diakses pada tanggal 19 April 2023 pukul 11.14 WIB].

Azizah L N . 2020. Pakaian Adat Kalimantan Utara: Jenis Fungsi dan


Penjelasannya. https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-
kalimantan-utara/amp/. [Diakses pada tanggal 19 April 2023 pukul
11.39WIB].
Basmatulhana H. 2022. Menganal Provinsi Kalimantan Utara, Bahasa dan
Kebudayannya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6214464/mengenal-provinsi-kalimantan-utara-bahasa-dan-kebudayaannya.
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-kalimantan-utara/amp/.
[Diakses pada tanggal 19 April 2023 pukul 11.20 WIB].

Isran. 2021. Tak Lengkap Jika Belum ke Tanjung Selor, Destinasi, Tradisi, Hingga
Kuliener Semua Ada. https://scientia.id/2021/12/12/belum-lengkap-jika-
belum-tanjung-selor-destinasi-tradisi-hingga-kuliner-semua-
adahttps://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-kalimantan-
utara/amp/. [Diakses pada tanggal 19 April 2023 pukul 11.21 WIB].

Anda mungkin juga menyukai