Disusun Oleh:
Praktikum B1 / Kelompok 6
Ahmad Zhilli Mamdudi Mahaguna J1302201009
Rizaldy Syabitul Azmy J0302201018
Amalia Tri Rizki J1302201021
Indah Ayu Kusuma J0302201017
Rista Akkadia Kamila J1302202058
Dosen:
Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 2
DAFTAR TABEL 2
I. PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan Praktikum 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Identifikasi 4
B. Inventarisasi 4
C. Destinasi 4
D. Pariwisata 5
E. Nasional 5
F. Sumberdaya Alam 5
III. METODE PRAKTIKUM 6
A. Waktu dan Tempat 6
B. Alat dan Bahan 6
C. Tahapan Kerja 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 7
A. Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata 7
B. Fasilitas Pendukung Destinasi Pariwisata 17
V. KESIMPULAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
2
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Letak geografis Kota Tanjung Selor 9
2. Sungai Kayang 10
3. Rangkok Badak 11
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Alat yang digunakan dalam Proses Penyelesaian Praktikum 6
2. Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata Kota Tanjung Selor 7
3. Lanjutan Sumberdaya Geografis Destinasi Pariwisata Kota Tanjung Selor 8
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata menjadi sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh
pemerintah. Pariwisata berkembang layaknya perkembanga zaman yang selalu
disesuaikan dengan kebutuhan konsumennya. Sumbangan pariwisata masih
merupakan alternatif dalam mempercepat pembangunan di berbagai negara dan
daerah yang tidak memiliki keunggulan komparatif di sektor industri. Pariwisata
saat ini telah menjadi bagian dari industri terbesar di dunia dan menjadi sektor yang
tumbuh secara masif. Pariwisata dapat dipandang sebagai suatu konteks fenomena
yang bersifat multidimensional yang memiliki ciri dan karakteristik yang bersifat
fisikal, sosial, kultural, ekonomikal, maupun politikal (Gasemi & Hamzah 2004).
Kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi telah menjadikan pariwisata
sebagai bagian pokok dari kebutuhan atau gaya hidup manusia, dan menggerakkan
jutaan manusia untuk mengenal alam dan budaya ke berbagai daerah di Indonesia.
Kota Tanjung Selor memiliki potensi kepariwisataan yang besar dan menunggu
untuk dikelola dan dikembangkan menjadi objek wisata yang dapat memberikan
kontribusi yang besar dan dikembengkan menjadi objek wisata yang dapat
memberikan kontribusi yang besar pada pendapatan asli daerah. Sumberdaya wisata
dapat berupa adanya wisata budaya ketiga suku asli yaitu Balungan, Dayak, dan
Tidung berupa tarian, upacara adat, bahasa, seni musik, kuliner, dan cerita rakyat
dapat menjadi objek wisata budaya yang menarik dengan derah lain di Indonesia.
Selain objek wisata alam dan wisata budaya yang telah menjadi prioritas, objek
wisata buatan juga memiliki peluang besar untuk dikelola dan menjadi saya tarik
bagi wisatawan lokal. Pemerintahan Kota Tanjung Selor belum mampu mengelola
objek wisata buatan dengan modern. Wisata buatan tersebut antara lain waterpark,
kebun binatan, pusat pembelanjaan, dan museum sejarah yang dikelola swasta.
Pemerintah Kota Tanjung Selor membangun arah pengembangan yang baru
dalam bidang pariwisata. Adanya usaha pembangunan ini Pemerintah Kota Tanjung
Selor mencoba untuk mensinergikan antara sektor pariwisata, pertanian, dan
pendidikan sehingga menjadikan Kota Tanjung Selor semakin dikenal oleh
wisatawan. Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis tertarik untuk
mengidentifikasi dan menginventarisasi destinasi pariwisata di Kota Tanjung Selor.
B. Tujuan Praktikum
A. Identifikasi
B. Inventarisasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), ada dua pengertian inventarisasi, yaitu
inventarisasi adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik kantor,
sekolah, rumah tangga, dan sebagainya yang dipakai dalam melaksanakan tugas dan
inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan atau pengumpulan data tentang
kegiatan, hasil yang dicapai, pendapat umum, persurat kabaran, kebudayaan dan
sebagainya. Inventarisasi menurut Purnama (2007) adalah daftar barang-barang
persediaan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
inventarisasi adalah serangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan, mencatat,
mendokumentasikan sampai menganalisis suatu data atau barang. Inventarisasi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pengumpulan sampai analisis
komponen-komponen sumberdaya wisata alam terdapat di Kota Tanjung Selor.
C. Destinasi
D. Pariwisata
E. Nasional
F. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah keseluruhan faktor fisik, kimia, biologi dan sosial
yang membentuk lingkungan sekitar kita. Sumberdaya alam adalah unsur-unsur
yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani
(satwa) dengan unsur non hayati disekitarnya yang secara keseluruhan membentuk
ekosistem. Sumberdaya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia. Secara yuridis, pengertian sumberdaya alam pada Pasal 1 ayat 9 Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, ialah SDA adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya
hayati dan non hayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.
6
C. Tahapan Kerja
geografis, topografi, iklim, cuaca, sungai, satwa, dan pantai. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai komponen geografi fisik dari Kota Tanjung Selor tersebut.
a. Letak Geografis (Rista Akkadia Kamila / J1302202058)
Tanjung Selor juga merupakan ibu kota dari kabupaten Bulungan, Tanjung
Selor memiliki luas wilayah 677,77 km² dan berdasarkan data BPS kabupaten
Bulungan tahun 2021, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km². Pada tahun 2012, penduduk Tanjung
Selor berjumlah 42.231 jiwa dengan rincian jumlah penduduk 22.488 laki-laki dan
19.743 perempuan, dengan Angka Sex Ratio sebesar 113,90 persen. Apabila
dikaitkan dengan luas wilayah Kota Tanjung Selor dengan jumlah penduduknya
yang cukup signifikan maka kepadatan penduduk Kota Tanjung Selor adalah
sebesar 33 orang per km² pada tahun 2012. Wilayah administratif pemerintahan
Kecamatan Tanjung Selor membawahi 3 (tiga) wilayah pemerintahan Kelurahan
yaitu: Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor Hilir dan Tanjung Selor Timur.
Membawahi pula 6 (enam) desa, meliputi: Jelarai Selor, Gunung Seriang, Bumi
Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak.
2. Geografi Sosial
Geografi sosial adalah bagian dari ilmu geografi yang mempelajari tentang
interaksi antar manusia. Komponen geografi sosial antara lain jumlah penduduk,
mata pencaharian, bahasa, pakaian, kesenian, dan kuliner. Penjelasan mengenai
komponen geografi sosial di Kota Tanjung Selor akan dibahas pada sub-sub bab ini.
a. Jumlah Penduduk (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Tanjung Selor memiliki luas wilayah 677,77 km² dan berdasarkan data BPS
kabupaten Bulungan tahun 2021, jumlah penduduk Tanjung Selor sebanyak 56.569
jiwa, dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km². Pada tahun 2012, penduduk
Tanjung Selor berjumlah 42.231 jiwa dengan rincian jumlah penduduk 22.488 laki-
laki dan 19.743 perempuan, dengan Angka Sex Ratio sebesar 113,90 persen.
Apabila dikaitkan dengan luas wilayah Kota Tanjung Selor dengan jumlah
penduduknya yang cukup signifikan maka kepadatan penduduk Kota Tanjung Selor
adalah sebesar 33 orang per km² pada tahun 2012.
b. Mata Pencaharian (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Mata pencaharian penduduk Indonesia termasuk Kaltara, 60 persennya dikuasai
sektor mata pencaharian petani. Karenanya sektor pertanian punya andil besar
terhadap perekonomian nasional. Namun sektor pertanian Indonesia masih sedikit
tertinggal dengan pertanian di semenanjung Skandinavia di Eropa. Pengalaman di
negara-negara semenanjung itu seperti Norwegia dan Swedia, sektor pertanian yang
membuatnya menjadi negara maju. Masyarakat juga memiliki mata pencaharian
sebagai nelayan.
c. Bahasa (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Kayak. Bahasa Kenyah Kelinyau atau
Dayak Kenyah Kelinyau adalah sebuah dialek bahasa Dayak yang dipertuturkan
oleh Suku Kenyah Kelinyau di wilayah desa Pimping, Long Setulang, Batu Kajang,
Long Uli, Long Belua, aliran Sungai Kayan, Mahakam, Baram hulu, Bahau, Balui
hulu, Malinau, Belayan, dan Telen di Kalimantan Utara, Indonesia. Bahasa Kenyah
dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
Tepatnya di Desa Jelarai Selor, Kecamatan Tanjung Selor, Desa Long Tungu,
Kecamatan Peso Hilir, Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Tengah,
Kabupaten Bulungan dan di Desa Long Nawang, Kecamatan Kayan Hulu, Desa
Long Kelawit, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau.
d. Pakaian (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Pada dasarnya masyarakat Kalimantan utara rata-rata kebanyakan berasal dari
sebuah suku Dayak, yang pada kenyataannya suku Dayak memiliki ciri yang
memang hampir mirip dengan orang “Thionghoa china”. Selain itu Kalimantan
utara juga memiliki pakaian adat atau yang dikenalnya dengan pakaian adat Ta’a
dan pakaian adat Sapei Sapaq. Memang dalam hal ini pakaian adat tersebut sama
dengan pakaian adat yang dimiliki oleh Kalimantan timur. Meskipun demikian dari
kedua kota atau Provinsi ini juga saling mengakuinya bahwa pakaian adat Ta’a dan
Sapei Sapaq adalah pakaian adat yang merupakan pakaian adat yang sama. Pakaian
adat Ta’a dan Sapei Sapaq merupakan pakaian adat yang berasal dari Kalimantan
timur dan Kalimantan utara. Dalam hal ini kedua provinsi juga saling mengakuinya
13
bahwa pakaian adat tersebut miliki bersama meskipun berbeda provinsi. Hal ini
disebabkan oleh suku yang dimilikinya berasal dari sebuah suku yang sama yakni
suku Dayak kenyah, jadi tidak heran jika dari kedua provinsi tersebut memiliki
pakaia adat yang sama.
e. Kesenian (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Kesenian tradisional Kalimantan Utara yang pertama adalah alat musik. Seperti
yang diketahui, alat musik Kalimantan Utara sangat beragam. Ada alat musik yang
bentuknya menyerupai gendang, ada yang bentuknya menyerupai saron pada
gamelan Jawa dan lain sebagainya. Semua alat musik tradisional tersebut tentu
memiliki alunan nada dan fungsi yang berbeda. Alat musik ini berupa Jantung
Utang, Musik Babun, dan Sluding. Selain itu terdapat juga tari tardisional jugit.
f. Kuliner (Ahmad Zhili M / J1302201009)
Tanjung Selor adalah Kota yang memiliki sejarah panjang perdagangan di masa
lampau. Memiliki lokasi strategis terhadap wilayah Kesultanan Bulungan, kota ini
telah lama menjadi jalur perdangangan internasional sejak abad ke-19. Beberapa
kuliner tersebut yaitu Kepiting Soka, Tumis Kapah, Nasi Sabut, Ikan Asin Richa,
Lawa, dan Sate Ikan Pari.
3. Geografi Regional
Geografi regional adalah bagian dari kajian yang mendekatkan pada
karakteristik unik dari wilayah tertentu seperti elemen alam, elemen manusia, dan
regionalisasi yang mencakup teknik seluruh penggambaran ruang dalam wilayah.
Komponen geografi regional berupa lokasi administratif, jarak, akses, pola
perwilayahan, bentuk wilayah, pola kota, keunggulan kota, kota sekitar, ciri
wilayah, dan keterkaitan dengan kota sekitar. Berikut merupakan penjelasan
mengenai komponen geografi regional yang terdapat di Kota Tanjung Selor.
a. Lokasi Administartif (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Wilayah administratif pemerintahan Kecamatan Tanjung Selor membawahi 3
(tiga) wilayah pemerintahan Kelurahan yaitu: Tanjung Selor Hulu, Tanjung Selor
Hilir dan Tanjung Selor Timur. Membawahi pula 6 (enam) desa, meliputi: Jelarai
Selor, Gunung Seriang, Bumi Rahayu, Gunung Sari, Apung dan Tengkapak
Batas-batas wilayah kecamatan Tanjung Selor adalah sebagai berikut:
1. Utara : Kecamatan Tanjung Palas Tengah
2. Timur : Kecamatan Tanjung Palas Timur di Tanjung Harapan
3. Selatan : Kabupaten Berau
4. Barat : Kecamatan Tanjung Palas
b. Jarak (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Jarak adalah suatu ukuran numerik yang menunjukkan seberapa jauh posisi
suatu objek dengan objek lainnya. Konsep jarak dibagi menjadi dua yaitu jarak
absolute dan jarak relatif. Jarak absolute atau mutlak adalah jarak yang dihitung
berdasarkan suatu panjang, sementara jarak relatif adalah jarak atau panjang
linatasan yang diukkur dengan satuan waktu. Tanjung elor merupaskan Ibu Kota
dari Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Berikut jaarak Tangjung Selor dengan
beberapa kota di sekitarnya.
14
Utara, Tanjung Selor juga memiliki wilayah perkotaan yang terdiri dari berbagai
fasilitas umum dan pusat perdagangan.
Pola wilayah Tanjung Selor yang heterogen ini menunjukkan potensi yang besar
untuk pengembangan berbagai sektor, seperti pariwisata, pertanian, perikanan, dan
pertambangan. Namun, perlu diingat untuk mengelola sumber daya alam yang ada
secara berkelanjutan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi
masyarakat setempat dan generasi mendatang.
e. Bentuk Wilayah (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Tanjung Selor merupakan sebuah kota di provinsi Kalimantan Utara yang
terletak di ujung utara pulau Kalimantan. Wilayah Tanjung Selor memiliki bentuk
yang tidak terlalu simetris dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran
rendah. Beberapa bagian wilayahnya terdiri dari hutan tropis dan sungai-sungai
kecil yang mengalir ke laut. Secara administratif, Kota Tanjung Selor terdiri dari 5
kecamatan, yaitu Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanjung Palas Barat, Tanjung Palas
Timur, dan Peso. Di kota ini terdapat pula beberapa pulau kecil di sekitar wilayah
pesisir, seperti Pulau Beras Basah, Pulau Sekatak, dan Pulau Bantal. Wilayah
Tanjung Selor secara keseluruhan memiliki potensi sumber daya alam yang besar,
seperti tambang batu bara, hutan, dan perikanan.
f. Pola Kota (Amalia Tri Rizki / J1302201021)
Pola kota Tanjung Selor, Kalimantan Utara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pusat Kota: Pusat kota Tanjung Selor terletak di sekitar Jalan Merdeka dan Jalan
A Yani. Wilayah ini merupakan pusat perdagangan dan bisnis, serta terdapat
fasilitas umum seperti kantor pemerintahan, pusat kesehatan, sekolah, dan
tempat ibadah.
2. Wilayah Perumahan: Terdapat beberapa kawasan perumahan di Tanjung Selor,
seperti di sekitar Jalan Tanjung Selor - Nunukan. Kawasan perumahan ini
umumnya terdiri dari rumah-rumah sederhana dan terdapat fasilitas umum
seperti pasar tradisional dan taman kota.
3. Wilayah Industri: Terdapat beberapa kawasan industri di Tanjung Selor, seperti
kawasan industri kecil dan menengah (IKM) dan kawasan industri terpadu.
Wilayah ini terletak di pinggiran kota dan biasanya menghasilkan produk-
produk kecil seperti kerajinan tangan, makanan dan minuman, serta produk
tekstil.
4. Wilayah Perdagangan: Selain pusat kota, terdapat beberapa kawasan
perdagangan di Tanjung Selor seperti pasar modern dan pasar tradisional. Pasar-
pasar ini biasanya terletak di sekitar jalan-jalan utama dan terdapat banyak
pedagang yang menjual berbagai macam produk.
5. Wilayah Pariwisata: Tanjung Selor juga memiliki potensi pariwisata yang
menarik, seperti pantai-pantai yang indah, pulau-pulau kecil yang eksotis, dan
wisata alam di sekitar kawasan perbukitan. Beberapa objek wisata yang terkenal
di Tanjung Selor antara lain Pantai Amal, Pulau Sekatak, dan Gunung Berkat.
6. Pola kota Tanjung Selor yang diversifikasi ini menunjukkan potensi yang besar
untuk pengembangan berbagai sektor, seperti pariwisata, perdagangan, industri,
dan perumahan. Namun, perlu diingat untuk mengelola pembangunan kota
16
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Isran. 2021. Tak Lengkap Jika Belum ke Tanjung Selor, Destinasi, Tradisi, Hingga
Kuliener Semua Ada. https://scientia.id/2021/12/12/belum-lengkap-jika-
belum-tanjung-selor-destinasi-tradisi-hingga-kuliner-semua-
adahttps://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-kalimantan-
utara/amp/. [Diakses pada tanggal 19 April 2023 pukul 11.21 WIB].