Anda di halaman 1dari 42

Kode /Nama Rumpun Ilmu * : 699/Kepariwisataan

Bidang Fokus**:Bidang X. Sosial-Humaniora Seni


Budaya Pendidikan

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA

PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP PERILAKU


CHINA TOURIST DI PULAU BUNAKEN, TAMAN LAUT
NASIONAL, PROPINSI SULAWESI UTARA

TIM PENGUSUL

Ketua Tim Peneliti


Vesty Like Sambeka, S.Pi, M.Si
(NIDN 0012106903)

Anggota:
Benny Irwan Towoliu, SE.,M.Par
(NIDN 002109735)

POLITEKNIK NEGERI MANADO-JURUSAN


PARIWISATA-PROGRAM STUDY D3
USAHA PERJALANAN WISATA
NOVEMBER 2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
SBK RISET DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Perilaku


China Tourist Di Pulau Bunaken, Taman Laut
Nasional, Propinsi Sulawesi Utara
Bidang Fokus : Sosial Humaniora, Seni Budaya, Pendidikan Desk
Study Dalam Negeri
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 624/Bidang Sosial Lain Yang Belum Tercantum
Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Vesty Like Sambeka, S.Pi, M.Si
b. NIDN : 0012106903
c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
d. Program Studi : (D3) Usaha Perjalanan Wisata
e. Nomor Hp : 081244165991
f. Alamat surel (e-mail : like_sambeka@yahoo.com
Anggota Peneliti :
a. Nama Lengkap : Benny Irwan Towoliu, SE.,M.Par
b. NIDN : 002109735
c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Manado
Lama Penelitian Keseluruhan : 1 tahun
Penelitian Tahun ke : 1
Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 10.000.000,-
Biaya Tahun Berjalan : - diusulkan ke DIKTI Rp. 0,-
- dana internal PT Rp. 10.000.000,-

Manado, 30 November 2018


Mengetahui,
Ketua Jurusan Pariwisata, Ketua Peneliti,

Oktavianus Lintong,SPi.,MSi Vesty Like Sambeka, S.Pi, M.Si


NIP. 197510202003121001 NIP. 19691012 2003122002

iii
RINGKASAN

Sisi positif kedatangan wisatawan asal Tiongkok ke Indonesia yang


memberikan dampak bagi devisa negara, tetapi ada juga hal negative seperti yang
dberitakan oleh berbagai media massa dunia yang menyesalkan sikap dan perilaku
wisatawan asal negeri jiran ini. Perilaku yang banyak diekspose oleh media asing
seperti: membuang hajat dijalanan, meludah di tempat umum, buang sampah
sembarangan, mengamuk di pesawat atau diruang tunggu, vandalism, menjemur
kutang di airport, dan banyak hal yang sering dibuat oleh wisatawan asal
Tiongkok sehingga pemerintah China pun mengeluarkan aturan bagi warganya
sendiri yang akan melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Di Manado sendiri
belum terdapat informasi apa saja perilaku buruk yang dilakukan oleh wisatawan
asal China ini. Beberapa informasi menyebutkan bahwa kebiasan buruk seperti
yang disebutkan sebelumnya juga sudah terjadi di Pulau Bunaken, Namun hanya
masyarakat lokal di Pulau Bunaken yang lebih tahu; disebabkan mereka yang
keseharian mereka pasti berinteraksi dengan warga China tersebut.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Persepsi Masyarakat
Lokal Terhadap Perilaku China Tourist Di Pulau Bunaken, Taman Laut Nasional,
Propinsi Sulawesi Utara.
Metode analisis yang dipakai adalah kualitatif dan kuantitatif (mix
method). Instrumen penelitian yang dipakai yaitu wawancara, kuesioner,
observasi dan dokumentasi. Skala likert dipakai untuk mengkategorikan setiap
pertanyaan serta penggunaan interpretasi skor untuk mempermudah jawaban atas
penilaian responden. Analisis yang digunakan yaitu deskriptif dengan
menngunakan table dan prosentasi, serta dilakukan uji validitas dan reliabilitas,
untuk menilai kelayakan kuisioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian
ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab atas
pernyataan perilaku positif wisatawan China dengan tidak setuju, artinya mereka
memiliki kecenderungan destruktif (merusak) ketika mereka berada di taman
nasional bunaken. Apalagi ketika mereka dalam suatu group yang besar, jadi
disarnkan supaya ada aturan pembatasan jumlah wisatawan atau pengunjung
untuk masuk ke taman supaya bisa terawasi aktivitas wisatawan ketika
berkunjung ke taman nasional dalam hal pulau Bunaken

Kata kunci: persepsi masyarakat lokal, perilaku China Tourist, Bunaken, Taman
Laut Nasional

ii
iii
PRAKATA

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur


kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas kurnia-Nya, sehingga
penelitian Dosen Pemula di tahun 2018, boleh masuk dalam proses penyelesaian
akhir dengan baik.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada Ir. Ever N Slat, MT selaku Direktur Politeknik
Negeri Manado yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti
skema penelitian Dosen Pemula. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada DR.
Tineke Saroinsong selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, dan juga kepada Oktavianus Lintong, SPi.,MSi selaku Ketua Jurusan
Pariwisata atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti
kompetisi penelitian pada skema Dosen Pemula.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus kepada Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado, Lurah dan Kepala Desa di
Kelurahan Bunaken dan Alungbanua. Para kelompok kerja (Pokja) di Pulau
Bunaken masyarakat lokal yang berdomisili di Pantai Liang, serta teman-teman
akademisi yang paham tentang Pariwisata di Pulau Bunaken yang telah
memberikan masukan sehingga penelitian ini telah memasuki pentahapan akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada semua pihak yang sudah membantu jalannya proses
penelitian ini.

November 2018

Penulis

iv
iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... i
RINGKASAN …………………………….………………………………. ii
PRAKATA ……………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 4
2.1 Konsep Pariwisata ………………………………………… 4
2.1.1 Pariwisata ………………………………………………….. 4
2.1.2 Wisatawan …………………………………………………. 5
2.2 Perilaku Wisatawan ……………………………………….. 7
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Wisatawan … 9
2.4 Masyarakat Lokal ………………………………………… 10
2.5 Penelitian Sebelumnya…………………………………….. 10

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ……………… 13


3.1 Tujuan Penelitian ................................................................. 13
3.2 Manfaat Penelitian ............................................................... 13
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................. 14
4.1 Pendekatan Penelitian ..................................................... 14
4.2 Lokasi Penelitian ............................................................ 14
4.3 Jenis dan Sumber Data ................................................... 14
4.4 Teknik Pengambilan Sampel ............................................. 15
4.5 Definisi Operasional Variabel ………………………….. 15
4.6 Tehnik Pengumpulan Data………………………………. 16
4.7 Instrumen Penelitian ....................................................... 16
4.8 Metode Analisis Data ..................................................... 16
BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI.................... 18
5.1 Deskripsi Objek............................................................ 18
5.1.1 Sejarah Penunjukan Kawasan............................................... 18
5.1.2 Data Penduduk di Pulau Bunaken ……………………….. 20
5.1.3 Industri Pariwisata di Pulau Bunaken ……………………. 21
5.2 Hasil dan Pembahasan ……………………………………. 23
5.2.1 Pengukuran Sampel dan Validity and Reliability Test …… 23
5.2.2 Pembahasan ………………………………………………. 24

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………………… 28

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN …………………………… 29

viv
7.1 Kesimpulan………………………………………………… 29
7.2 Saran ………………………………………………………. 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 31

LAMPIRAN……………………………………………………………….. 33

Kuisioner

viv
DAFTAR TABEL

Halaman

5.1 Jumlah penduduk di Bunaken …………………………………… 20


5.2 Tingkat pendidikan di Keluruhan Bunaken ……………………. 21
5.3 Tingkat pendidikan di Keluruhan Alung Banua.............................. 21
5.4 Jumlah penginapan yang ada di Pulau Bunaken ………………… 22
5.5 Hasil test validitas ………………………………………………… 24
5.6 Demographic profile of responden ……………………………… 25
5.7 Persepsi responden terhadap perilaku wisatawan China di Pulau
Bunaken …………………………………………………………… 26

vi
vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Road Map Penelitian ....................................................................... 11


5.1 Aktivitas wisatawan China melanggar aturan di sekitar
Pulau Bunaken ……………………………………………………. 27

viii
vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini china telah menjadi raksasa ekonomi yang kuat, dilihat refromasi
ekonomi yang berkelanjutan, didukung pendapatan nasional perkapita yang
meningkat cepat, telah menjadikan tiongkok sebagai negara yang sasaran pasar
pariwisata. Ini juga didukung oleh kebijakan pemerintah tiongkok untuk
meningkatkan kualitas hidup warganya, pemerintah mengeluarkan kebijkana libur
resmi dan system cuti bagi karyawan dan menjadikan pariwisata sebagai gaya
hidup masyarakat Tiongkok.
Kajian dari China Statistical Yearbook 2014 menunjukkan pertumbuhan
tahunan rata-rata jumlah wisatawan outbound Tiongkok dari tahun 2004 s/d 2013
sebesar 14,74%, jumlah wisatawan outbound Tiongkok antara tahun 2010 s/d
2013 adalah sebagai berikut: 57.390.000 kali perjalanan, 70.250.000 kali
perjalanan, 83.180.000 kali perjalanan, dan 98.190.000 kali perjalanan. Dalam
studi kasus Boston Consulting Group yang diterbitkan pada tahun 2011,
diramalkan bahwa pada tahun 2020, akan ada lebih dari seperempat dari
pengunjung internasional ke Jepang dan Korea Selatan yang berasal dari
Tiongkok; jumlah pengunjung Tiongkok ke Eropa akan meningkat empat kali
lipat, dan Tiongkok akan menjadi pengunjung terbesar ketiga di Amerika Utara.
Dengan adanya kebijakan Approved Destination Status (ADS) sejak tahun
Pada tahun 1983, mempercepat warganya untuk melakukan tours wisata. (ADS)
adalah kebjiakan administratif yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok untuk
mengizinkan warganya melakukan perjalanan ke negara-negara yang dipilih untuk
keperluan pribadi dan rekreasi, yang biasanya dalam paket perjalanan wisata.
Di Indonesia wisatawan Tiongkok, menurut data Biro Pusat Statistik
Indonesia, jumlah wisatawan Tiongkok pada tahun 2013 mencapai 807.429
pengunjung (meningkat 17,57% dibandingkan tahun 2012). Dijelaskan dari sisi
pengeluaran, pada tahun 2013 wisatawan Tiongkok rata-rata menghabiskan US$
1.004,17 per kunjungan. Walaupun pun jumlah konsumsi lebih rendah daripada
wisatawan asal Australia dan Jepang, tetapi karena tingginya jumlah wisatawan
Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia, pada tahun 2013 mereka menyumbang

1
US$ 810,790,000 dengan lama tinggal wisatawan Tiongkok di Indonesia rata-rata
sebesar 6,21 hari. (Purwanto, 2016)
Salah satu daerah yang paling senang dikunjungi oleh wisatawan asal
Tiongkok selain Bali di Indonesia, adalah Manado (Sulawesi Utara). Menurut
informasi dari Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata bahwa di tahun 2017
pada periode high season ini, ada 19 penerbangan carter (charter flight) per
minggu yang terbang dari China ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Tingkat
keterisian kursi pesawat mencapai 200-212 penumpang. Selama 1 Juli 2016-20
Juli 2017 sudah ada 47.794 wisatawan China yang berkunjung ke Sulawesi Utara.
Ditambah pada periode Juni-Juli ada 19 penerbangan dari beberapa kota di China,
seperti Changsa, Guangzhou, Wuhan, Sanghai, Shenzen, Chongqing, Chengdu,
dan Kunming. Ketertarikan wisatawan tiongkok ke manado, dikarenakan: harga
yang murah, akses dari China Ke Manado dekat, serta mereka menyukai wisata
Bahari.
Namun dibalik sisi positif kedatangan wisatawan asal Tiongkok ke
Indonesia yang memberikan dampak bagi devisa negara, tetapi ada juga hal
negative seperti yang dberitakan oleh berbagai media massa dunia yang
menyesalkan sikap dan perilaku wisatawan asal negeri jiran ini. Perilaku yang
banyak diekspose oleh media asing seperti: membuang hajat dijalanan, meludah
di tempat umum, buang sampah sembarangan, mengamuk di pesawat atau diruang
tunggu, vandalism, menjemur kutang di airport, dan banyak hal yang sering dibuat
oleh wisatawan asal Tiongkok sehingga pemerintah China pun mengeluarkan
aturan bagi warganya sendiri yang akan melakukan perjalanan wisata ke luar
negeri.
Di Manado sendiri belum terdapat informasi apa saja perilaku buruk yang
dilakukan oleh wisatawan asal China ini, beberapa informasi menyebutkan bahwa
kebiasan buruk seperti yang disebutkan sebelumnya juga sudah terjadi di Pulau
Bunaken, sebagai destinasi bahari, namun tentunyainformasi tersebut perlu dikaji
lebih mendalam lagi, apakah benar wisatawan asal Tiongkok (China ) melakukan
juga kebiasaan yang buruk di Pulau Bunaken, yang merupakan pintu gerbang
Taman Laut Nasional? Tentunya hanya masyarakat lokal di Pulau Bunaken yang
lebih tahu; disebabkan mereka yang keseharian mereka pasti berinteraksi dengan

2
warga China tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
merumuskan judul: Persepsi Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Perilaku
China Tourist Di Pulau Bunaken, Taman Laut, Nasional, Propinsi Sulawesi
Utara
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang pemikiran diatas, maka


permasalahan dalam penelitian ini, adalah :
Bagaimanakah Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Perilaku China
Tourist Di Pulau Bunaken, Taman Laut, Nasional, Propinsi Sulawesi Utara ?

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pariwisata


Terdapat beberapa pengertian yang menggambarkan ruang lingkup
penelitian yang dilakukan antara lain:

2.1.1. Pariwisata
Pengertian pariwisata berdasarkan Undang- Undang RI No.10 Tahun
2009, tentang kepariwisataan, disebutkan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Pariwisata (
tourism) secara sederhana adalah suatu perjalanan untuk bersenang- senang
(Yoeti, 2001:xx). Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada empat kriteria yang harus
dipenuhi untuk menyatakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang adalah
perjalanan wisata, yaitu: 1). Perjalanan itu semata- mata untuk bersenang- senang,
2).Perjalan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal) ke
tempat lain yang bukan kota atau Nergara dimana ia biasanya tinggal, 3).
Perjalanan dilakukan dalam waktu minimal dua puluh empat jam, dan,
4).Perjalanan yang dilakukan tidak ada kaitannya dengan kegiatan mencari
nafkah. Mereka melakukan perjalanan semata- mata sebagai konsumen di tempat
yang dikunjunginya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam pengertian perjalanan yang
termasuk dalam kategori pariwisata, yaitu (Hudmnn dan Hawkins, dalam Yoeti,
2001) terjdi perpindahan antara dua tempat atau lebih ( movement between two or
more places or origin and destination), 2). Maksud kunjungan untuk bersenang-
senang ( purposes of travel for pleasure) dan 3). Perjalanan itu dilakukan untuk
sementara waktu (temporary).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah
perjalanan untukmenikmati dari suatu tempat ke tempat lain keluar dari negara
yang tempat tinggal dengan tujuan bukan untuk mencari pekerjaan dan hanya
bersifat sementara.

4
2.1.2. Wisatawan
Kemudian dalam Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009, tentang
Kepariwisataan disebutkan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan
wisata. Sedangkan menurut International Union of Travel Organization (IUTO)
dalam Yoeti (1996) wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara di suatu
tempat paling sedikit 24 jam di Negara yang dikunjunginya dengan motivasi
perjalanan untuk bersenang-senang, liburan, kesehatan, studi, keagamaan,
olahraga, kunjungan keluarga, konferensi dan misi tertentu.
Batasan pada wisatawan sangat penting dilakukan, untuk dapat melihat
sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan wisata itu dilakukan,
sehingga wisatawan dapat diklasifikasikan dapat sebagai berikut:
1. Wisatawan Mancanegara adalah individu asing yang melakukan
perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu Negara lain yang
bukan merupakan Negara yang biasanya tinggal.
2. Wisatawan Nusantara adalah warga Negara yang melakukan
perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya tanpa melewati
batas negaranya, Yoeti(1996).
Sedangkan menurut Smit (1997:124-125) bahwa pengelompokkan
wisatawan atas dasar pengaruh social dan ekonomi yang ditimbulkan terhadap
masyarakt local, daerah tujuan wisata, norma- norma yang berlaku menjadi tujuh
kategori, sebagai berikut:
1. Explorer-type toyrist, wisatawan yang bertujuan untuk menemukan
sesuatu yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Jumlah wisatawan
yang tergolong dalam tipe ini sangat sedikit dan mereka melakukan
kontak yang intensif dengan masyarakat setempat.
2. Elite tourist, kelompik wisatawan kaya yang banyak melakukan
kegiatan berbelanja. Mereka biasanya menggunakan jasa biro
perjalanan dan ditemani oleh seorang pemandu. Wisatawan jenis ini
mempunyai lama tinggal yang relative singkat.
3. Off –beat tourist, wisatan petualang yang bertujuan untuk mencari
tempat – tempat yang sepi dan jauh dari pusat keramaian, misalnya
mengikuti acara hunting safari.

5
4. Unsual tourist, wisatawan yang melakukan perjalanan sehari (one day
package tour) untuk mengunjungi tempat- tempat yang primitive dan
mengamati budaya- budaya yang masih asli.
5. Incipient mass tourist, wisatawan yang melakukan perjalanan dalam
kelompok (group) kecil dengan menggunakan bus- bus wisata dan
menginap pada hotel – hotel berbintang, Mereka sering melakukan
keluhan (complaint) apabila pelayanan yang diberikan kurang
memuaskan.
6. Mass tourist, wisatawan yang tergolong dalam tipe ini melakukan
perjalanan wisata secara kontiyu sepanjang tahun. Mereka tergolong
orang kelas menengah dan biasanya menginap pada hotel kecil.
Jumlah wisatawan jenis ini sangat banyak dengan tinggal di daerah
tujuan wisata beberapa minggu.
7. Charter tourist, Kelompok wisatawan ini menginginkan kawasan yang
maju dan cosmopolitan dengan berbagai fasilitas yang lengkap sesuai
dengan kebutuhannya. Biasanya mereka menggunakan hari liburnya
pada akhir pekan untuk menikmati keyamanan dan keindahan
lingkungan.
Wisatawan dalam pengertian international adalah : (1) pengunjung yang
tinggal di Negara yang dikunjunginya (2) lebih dari dua puluh empat jam dan (3)
datang dengan tujuan mengisi waktu senggang ( untuk bersenang- senang,
berlibur, untuk kesehatan, pendidikan, keperluan agama & olahraga), bisnis
keluarga dan pertemuan – pertemuan. Menurut Butler (1996:97) pola perilaku
wisatawan saat ini, melakukan perjalanan ke lokasi yang berbeda dan eksotik
(bagi mereka), dengan tujuan- tujuan khusus seperti mempelajari budaya, bahasa,
perilaku, adat istiadat. Transfer budaya adalah hal khusus dan juga merupakan
sebagian harapan mereka dalam melakukan perjalanannya. Jadi wisatawan
adalah disini menunjuka kepada seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu
tempat ke tempat lain atau dari satu negera ke negara lain dengan maksud tertentu
atauberdasarkan kepentingan.

6
2.2. Perilaku Wisatawan
Menurut Loudon dan Della Bitta dalam Buchari Alma, 2008:236 “Tourist
behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals
engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and
services“. (Perilaku wisatawan adalah proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam
menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-
jasa). Perilaku wisatawan menurut Ali Hasan (2008:129) adalah respon
psikologis yang kompleks yang muncul dalam bentuk perilaku atau tindakan yang
khas secara perseorangan yang langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan
menggunakan produk serta menentukan proses pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian produk termasuk dalam melakukan pembelian ulang, yang
dimaksud adalah wisatawan berkunjung ke daerah tujuan wisata, membeli
souvenir, dan suatu saat wisatawan tersebut kembali berkunjung karena merasa
nyaman dan percaya.
Sedangkan Kotler dan Keller (2009:189) mengemukakan tentang
definisi perilaku wisatawan yaitu, “Tourist behaviour is study of how individuals,
groups, and organizations select, buy, use, and dispose of goods, services, ideas,
or experiences to satisfy their needs and wants”. Jadi pemasar atau perusahaan
harus memahami tentang apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan wisatawan
baik itu berupa jasa, ide-ide, atau pengalaman yang mampu memuaskan keinginan
dan kebutuhan wisatawan.
Jadi dari beberapa hal yang penting yang dapat diungkapkan dari definisi
yang telah dipaparkan oleh para ahli, perilaku wisatawan adalah suatu proses yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Tahap perolehan (acquisition), mencari (searching) dan membeli
(purchasing).
2. Tahap konsumsi (consumption) yang berupa menggunakan (using) dan
mengevaluasi (evaluating).
3. Tahap tindakan pasca pembelian (disposition) yang berupa tindakan
wisatawan.

7
Perilaku wisatawan dalam mempengaruhi unit-unit pengambil keputusan
(decision unit) menurut Kotler dan Keller (2009:190) terdiri dari, wisatawan
sendiri yang membentuk pasar wisatawan (tourist market) dan wisatawan
organisasional yang membentuk pasar bisnis (business market). Adapun
konsep personal tourist dalam definisi perilaku wisatawan dapat lebih dijelaskan
bahwa personal wisatawan merupakan individu yang membeli barang dan jasa
untuk dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan keluarga dan dijadikan hadiah untuk
orang lain sehingga personal wisatawan merupakan pengguna terakhir. Terdapat
beberapa sifat dari perilaku wisatawan antara lain:
1. Tourist Behavior Is Dynamic.
Perilaku wisatawan dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan,
dan aksi dari setiap individu wisatawan, kelompok wisatawan, dan perhimpunan
besar wisatawan selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian
menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang
sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu
tapi gagal pada saat dan tempat lain, karena itu suatu perusahaan harus senantiasa
melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih wisatawannya.
2. Tourist Behavior Involves Interactions.
Perilaku wisatawan terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan
tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami
bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi wisatawan semakin baik perusahaan
tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan wisatawan serta
memberikan value atau nilai bagi wisatawan.
3. Tourist Behavior Involves Exchange.
Perilaku wisatawan, melibatkan pertukaran antara manusia. Dengan kata
lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu
sebagai gantinya.
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Wisatawan
Perilaku wisatawan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang
dikemukakan Kotler dan Keller (2009:190) yaitu, faktor budaya, faktor sosial,
faktor personal dan faktor psikologi. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:

8
1. Faktor Budaya
Budaya, subbudaya dan kelas sosial merupakan faktor yang paling banyak
mempengaruhi perilaku kunjungan pada wistawan. Budaya merupakan sesuatu
yang dasar dari keinginan dan kebutuhan seseorang. Masing-masing budaya
terdiri dari bagian yang lebih kecil yaitu sub budaya yang mampu menyediakan
identifikasi yang lebih spesifik dan sosialisasi bagi anggotanya. Sub budaya terdiri
dari dari kebangsaan, kepercayaan, ras, dan area geografi.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial sebagai tambahan dari faktor budaya, faktor sosial terdiri dari
referensi keluarga, kelompok, dan aturan sosial dan status berdampak pada
perilaku kunjungan.
3. Faktor Personal
Keputusan berkunjung juga dipengaruhi oleh karakteristik personal, yang
termasuk dalam kategori ini adalah umur dan daur hidup, pekerjaan dan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, dan gaya hidup dan nilai. Karena beberapa
karakteristik ini memiliki dampak yang langsung dalam perilaku wisatawan, hal
ini sangat penting untuk pemasar dalam mendekati wisatawan.
4. Faktor Psikologi
Langkah utama dalam memahami perilaku wisatawan adalah model
tanggapan rangsangan. Pemasar dan lingkungan mempengaruhi untuk masuk
dalam kesadaran wisatawan dan mengatur proses kejiwaannya yang
menggabungkan dengan karakteristik keyakinan wisatawan untuk menghasilkan
proses keputusan dan keputusan berkunjung. Tugas pemasar adalah untuk
memahami apa yang terjadi pada kesadaran wisatawan antara kedatangan stimuli
pemasaran yang masuk dan keputusan berkunjung total. Terdapat empat kunci
proses psikologi yaitu, motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori yang
merupakan hal dasar untuk mempengaruhi tanggapan wisatawan.
2.4. Masyarakat Lokal.
Menurut Handa Abidin masyarakat lokal merupakan kesatuan hidup
manusia pada suatu wilayah tertentu yang berinteraksi menurut system adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama. Masyarakat tersebut hidup bersama dalam suatu komunitas masyarakat,

9
yang mandir, hidup bersama bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
tinggal disuatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama,kabiasaan,
tradisi, sikap dan perasaan yang relative sama, serta melakukan sebagian kegiatan
besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia itu.
Sedangkan dalam Pasal 1 Angka 34 UU No 37 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil disebutkan bahwa masyarakat
lokal adalah sekelompok masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari
berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum
tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau-pulau
kecil tertentu.

2.5. Penelitian Sebelumnya


Beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi acuan untuk penelitian ini
antara lain: Budeanu, A. (2007), sikap positif dari wisatawan terhadap pariwisata
berkelanjutan dapat dilihat dari perilaku wisatawan saat membeli produk-produk
pariwisata bertanggung jawab. Disebutkan bahwa hanya sedikit wisatawan yang
memang peduli untuk melakukan hal tersebut. Ini juga dipengaruhi oleh hak
wisatawan itu sendiri. Penelitiannya membahasa interaksi antara wisatawan
dengan produk dan layanan yang dihubungkan dengan peningkatan kesadaran
menjaga lingkungan berkelanjutan. Dihubungkan dengan penelitian ini yang
perilaku wisatawan china; Fu,et.all, (2012) menyebutkan bahwa karakteristik
wisatawan Tiongkok dalam menikmati pemandangan dunia; dinikmati melalui
penglihatan, penilaian terhadap makanan didorong oleh rasa yang berbeda dan
pengaruh tradisional, kemudian interaksi sosial dalam kelompok sangat kuat, dan
juga menyebabkan rasa ingin tahu untuk mengenal orang lain di luar kelompok
sendiri.
Dibeberapa media massa banyak hal yang membahas, tentang perilaku
buruk dari wisatawan china, namun belum ada yang membahas secara mendalam;
yang menjadi pertanyaan disini apakah benar perilaku wisatawan china buruk atau
tidak ketika mereka datang berkunjung ke suatu lokasi atau destinasi tertentu,
Ataukah destinasi wisatanya yang tidak menyediakan layanan fasilitas yang
memadai serta informasi yang bersifat mengedukasi wisatawan saat berkunjung.
Bukti nyata kalau wisatawan china itu buruk dan tidak memperhatikan lingkungan

10
sekitar, negara-negara yang menjunjung perhatian terhadap prinsip pariwisata
bertanggung jawab tidak akan pernah membidik China sebagai pasar pariwisata
yang potensial.
Pada penelitian ini akan membahas tentang perilaku wisatawan China di
Taman Nasional Bunaken dengan mengambil case di Pulau Bunaken sebagai
pintu masuk taman nasional serta pusat perkembangan industry pariwisata di
Propinsi Sulwesi Utara. Adapun road map research dapat dilihat berikut ini:
Gambar 2.1. Road Map Peneliti 2018-2020

Sumber: data olahan peneliti


Peneliti telah merencanakan beberapa penelitian dalam tiga tahun kedepan dalam
peta jalan penelitian, supaya penelitian ini terarah, serta mampu memperdalam
kompetensipeneliti dalam beberapa tahun kedepan. Adapaun peta tersebut di
susun sebagai berikut:
Tahun I (2018) : Peneliti akan mengakji persepsi masyarakat lokal
terhadap perilaku wisatawan china di Pulau Bunaken,
dengan pembiayaan internal Politeknik Negeri Manado.
Tahun II (2019) : Pada tahun kedua berencana akan mengkaji model
edukasi bagi wisatawan dengan melibatkan masyarakat
lokal sebagai guide bagi pembejalaran tersebut.
Skim penelian tersebut rencana akan diusulkan melalui
DRPM-Dikti dengan skema PTUPT.
Tahun III (2020) : Pada tahun ketiga akan dilakukan uji model dengan
menyusun SOP bagi pengunjung. Skim penelitian ini juga
merupakan lanjutan dari PTUPT untuk tahapan uji model.

11
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengkaji Masyarakat Lokal Terhadap
Perilaku China Tourist Di Pulau Bunaken, Taman Laut Nasional, Propinsi
Sulawesi Utara.
3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dijabarkan menjadi dua, yaitu manfaat
penelitian secara teoritis dan secara praktis.
3.2.1. Manfaat Akademis
Secara teoritis penelitan ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan
terhadap pentingnya mempelajari perilaku wisatawan asing khususnya dari China,
selain itu sekaligus menjadi dokumen untuk bahan ajar mata kuliah Pengantar
Ilmu Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pariwisata di Jurusan Pariwisata,
Politeknik Negeri Manado.
3.2.2. Manfaat Praktis
1. Bagi pemerintah
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi
pemikiran kepada kepada pemerintah di Kota manado khususnya Dinas
Pariwisata sebagai pengawas pelaksanaan paket wisata dan Balai Taman
Nasional Bunaken yang bertanggung jawab sebagai pengelola taman nasional.
2. Bagi Masyarakat
Melalui hasil yang ditemukan dalam penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat lokal sebagai pemilik kawasan wisata untuk
mampu menjaga taman nasional sekaligus mampu menjadi guide /penunjuk bagi
keberadaan taman nasional Bunaken.
3. Bagi Pengusaha Wisata
Mampu mengingatkan menjalankan paket wisata sekaligus mengedukasi
bagi wisatawan yng berkunjung ke Pulau Bunaken.

12
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan mix method. Menurut
Creswell (2014: 5) mix- methods merupakan pendekatan penelitian yang
mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Dan
penelitian ini ditujukan pada pemecahan masalah. Metode ini tidak hanya terbatas
pada penghimpunan dan menyusun data dari berbagai fakta yang ada, tetapi
melihat analisa dan interpretasi tentang arti data, melalui penelitian yang
dilakukan terhadap lingkungan alam dan sosial. (Kusmayadi dan Sugiyarto 2000)
4.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pulau Bunaken, Taman Laut Nasional,
Propinsi Sulawesi Utara. Pemilihan lokasi ini secara sengaja dilakukan dengan
dasar pemikiran bahwa pulau Bunaken merupakan destinasi andalan, masuk
dalam kawasan taman nasional, serta menjadi lokasi andalan bagi wisatawan
nusantara dan asing untuk berkunjung.
4.3. Jenis dan Sumber Data
4.3.1. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data kualitatif berupa potensi ekologi dan sosial-budaya masyarakat di
Pulau Bunaken sedangkan,
2. Data kuantitatif dapat berupa luas areal kawasan dan jumlah china tourist
yang masuk ke Propinsi Sulut dalam tiga tahun terakhir, dan juga ke Pulau
Bunaken. Kedua data tersebut yang bisa dipakai sebagai data utama dalam
proses kajian yang berfungsi untuk menarik keputusan dan kesimpulan
dalam penelitian ini.
3.3.2. Sumber Data
1. Sumber data primer yang diperoleh secara langsung dari observasi, dan
wawancara dengan petugas di lokasi wisata, serta penyebaran kusioner
kepada masyakat lokal.
2. Sumber data sekunder diperoleh dari BPS Propinsi, Badan Pengelola
Taman Nasional Bunaken, dan Dinas Pariwisata Kota Manado.
4.4. Tehnik Pengambilan Sampel

13
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010: 62). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
teknik probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling
dengan menggunakan rumus slovin. Menurut Sugiyono (2010: 63), Probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin sebagai
berikut: Formulanya : n = N/(1 + Ne^2)
dimana:
n = jumlah elemen / anggota sampel
N = jumlah elemen / anggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1 % atau
0,01, 5 % atau 0,05, dan 10 % atau 0,1) (catatan dapat dipilih oleh
peneliti).
4.5. Definisi Operasional Variabel
Untuk membatasi ruang lingkup masalah penelitian maka secara
operasional yang dimaksud variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut: Persepsi merukan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu
proses berujud diterimanya rangsangan oleh individu melalui alat reseptornya
(alat indranya) namun proses ini tidak berhenti sampai disitu, melainkan
rangsangan itu diteruskan ke pusat susunan saraf yaitu otak dan terjadilah proses
psikologi. Sehingga individu menyadari akan apa yang dilihat, apa yang didengar,
dan sebagainya (Walgito,1990:53).
Pesepsi dalam penelitian ini persepsi merupakan suatu aktivitas individu
untuk mengenal suatu objek alat indra yang kemudian diteruskan ke otak sehingga
individu tersebut dapa memberikan tanggapan terhadap objek dengan sadar.
Tanggapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian masyarakat lokal
terhadap ciri perilaku yang bersifat adaptif dan habitual dari china tourist yang
berkunjung ke Pulau Bunaken.
A. Adaptif adalah kemampuan wisatawan untuk menyesuaikan diri
dengan mudah terhadap aturan-aturan / norma-norma yang berlaku
pada lingkungan social-budaya masyarakat yang ada di pulau Bunaken

14
B. Habitual adalah kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada wisatawan
yang dipengaruhi oleh lingkungan social-budaya yang secara sadar
atau pun tidak dilakukan di Pulau Bunaken.
C. Akomodasi, sikap wisatawan dalam menggunakan fasilitas tempat
tinggal, dan fasilitas yang ada dalam akomodasi.
D. Fasilitas umum, sikap wisatawan dalam menggunakan fasilitas seperti,
kamar mandi, air bersih, tempat sampah, jalan umum dsb.
E. Peraturan dalam areal taman nasional,segala peraturan baik
menyangkut keselamatan, pelarangan untuk diving dan snorkeling
dsb.

4.6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data
adalah, melalui survey dengan membagikan kuisioner kepada masyarakat lokal
serta didukung dengan observasi yaitu pengamatan setiap aktivitas yang
berhubungan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

4.7. Instrumen Penelitian


Alat penelitian yang digunakan yaitu kuisioner yang dibagikan kepada
masyarakat lokal di Pulau Bunaken. Sedangkan observasi berupa check list, untuk
melihat yang aktivitas yang berhubungan dengan penelitian ini serta ketersediaan
fasilitas pendukung fasilitas kelayakan objek wisata.

4.8. Metode Analisis Data


Dengan mempertimbangkan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka
penelitian ini lebih menekankan pada penggunaan pendekatan kualitatif dengan
metode diskriptif interpretatif, dengan alat ukur yang digunakan untuk
menganalisis data yaitu:
a. Skala Likert
Menurut Sugiono (2008: 132), Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

15
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat
diberi skor, misalnya:
a) Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
b) Setuju/sering/positif/ diberi skor 4
c) Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
d) Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2
Sangat tidak setuju/tidak pernah/ diberi skor 1

b. Uji Kuisioner
Uji Kuisioner dengan uji Validitas dan Reliabilitas. Uji validitas dan
reliabilitas disini yaitu untuk mengukur seberapa valid dan reliable item
pertanyaan yang dipakai dalam variable yang dieliti

16
BAB V
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Deskripsi Objek


5.1.1. Sejarah Penunjukan Kawasan

Pulau Bunaken merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken dan


menjadi pintu gerbang bagi wisatawan untuk berkunjung ke taman nasional.
Taman Nasional Bunaken adalah kawasan taman laut yang berada di propinsi
Sulawesi Utara, memiliki luas 89.065 ha yang meliputi empat wilayah
administratif yaitu Kabupaten Minahasa Induk, Minahasa Selatan, Kota Manado
dan Minahasa Utara. Namun selama ini yang menjadi sorotan untuk zona
pemanfaatan pariwisata adalah Pulau Bunaken dan sekitarnya, karena di seputar
wilayah tersebut memiliki terumbu karang yang indah tempat berkumpul ribuan
spesies ikan, sehingga menjadi titik penyelaman (spot diving) dari peminat
olahraga diving.

Bunaken dan pulau disekitarnya dikenal sebagai obyek wisata sudah sejak
tahun 1978 dimana pada tahun tersebut sudah ada beberapa aktivitas yang
dilakukan di sekitar gugus pulau Bunaken seperti pengusahaan ikan hias,
penelitian taman laut oleh PT. Ida Cipta dan pembangunan pantai Liang.

Tahun 1979, kegiatan pariwisata di sekitar Bunaken ini dimulai secara


formal setelah dipublikasikannya Hasil Penelitian Taman Laut oleh PT. Ida Cipta
serta adanya kunjungan Pangeran Bernard dari Kerajaan Belanda sebagai pemicu
(endoser) datangnya wisatawan dari eropa. Setahun kemudian tepatnya tahun
1980, Pemda Tingkat I Propinsi Sulawesi Utara mulai mempromosikan Taman
Laut Bunaken dengan mengeluarkan SK. Gubernur No. 224/1980 tentang
Perlindungan, Pengamanan dan Pengembangan Obyek Pariwisata Taman Laut
Manado. Selanjutnya Kawasan Bunaken ditunjuk sebagai Obyek Wisata Manado
meliputi wilayah Pulau Bunaken, Siladen dan sekitarnya.
Kemudian tahun 1984 kembali dikeluarkan SK. Gubernur No. 201/1984
yang berisi penetapan mengenai Perluasan Obyek Wisata Manado hingga wilayah

17
Arakan-Wawontulap. Adapun instansi yang ditunjuk untuk pengelolaan tersebut
adalah Dinas Pariwisata Daerah. Pada masa itu pernah muncul beberapa konflik
antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat lokal menyusul munculnya rencana
relokasi penduduk dari dalam Kawasan. Penolakan sangat kuat muncul dari
masyarakat sehingga pada akhirnya rencana tersebut tidak direalisasikan.
Selanjutnya kewenangan pengelolaan berpindah pada Pemerintah Pusat melalui
Instansi Teknis Departemen Kehutanan dalam hal ini Sub Balai Konservasi
Sumber Daya Alam.
Pada tahun 1986 dikeluarkan SK. Menteri Kehutanan No. 328/Kpts.-II/86
yang menetapkan kawasan Pulau Bunaken ini menjadi Cagar Alam Laut
Bunaken-Manado Tua yang meliputi Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau
Siladen dan pesisir sekitar Tanjung Pisok untuk wilayah utara dan untuk wilayah
selatan ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut Arakan-Wawontulap yang meliputi
kawasan Arakan hingga Wawontulap. Tahun 1988 Pemerintah Republik
Indonesia mengeluarkan PP Nomor 22 yang menetapkan bahwa, secara
administrasi Kawasan Taman Laut Bunaken masuk dalam wilayah Kota Manado

Tahun 1989 dikeluarkan lagi SK. Menteri Kehutanan No. 444/Menhut-


II/89 yang menetapkan Cagar Alam Laut Bunaken-Manado Tua dan Cagar Alam
Laut Arakan-Wawontulap ini sebagai Calon Taman Nasional dengan
menggabungkan keduanya dengan nama Taman Nasional Bunaken. Akhirnya
pada tanggal 15 Oktober 1991 berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No.
730/Kpts.-II/1991, resmi ditunjuk sebagai Kawasan Taman Nasional Bunaken
dengan total luas wilayahnya mencapai 89.065 hektar. Adapun peresmian Taman
Nasional Bunaken ini dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 21
Desember 1992 di Manado.
Tahun 1997 dibentuk Balai Taman Nasional Bunaken berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan, dan tahun 2000 hingga saat ini di Kelola Secara
Kolaboratif oleh Dewan Pengelolaan Taman Nasional Bunaken (DPTNB)
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Utara Nomor 233
Tahun 2000.

18
Wilayah perairan Bunaken secara geografis masuk dalam perairan "Segi
Tiga Emas" dimana kawasan ini menjadi habitat lebih dari ±3.000 spesies ikan.
Perairan yang dimaksud ialah perairan yang menghubungkan Laut Papua,
Filipina, dan Indonesia, hal ini karena kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Pemerintah dan organisasi non pemerintah baik nasional maupun internasional
bekerja sama untuk menjalankan program konservasi terumbu karang dan
mangrove di kawasan Bunaken. Program konservasi ini bertujuan untuk menjaga
ribuan jenis ikan laut dari kepunahan.(sumber: Balai Taman Nasional Bunaken)

5.1.2. Data Penduduk di Pulau Bunaken


Bunaken memiliki 3 kampung/desa yaitu: Kampung Bunaken, Kampung
Parigi dan Alung Banua. Kampung Bunaken satu kelurahn dengan kampung
Parigi dan Siladen sedangkan Alung Banua merupakan kelurahan sendiri.
Kelurahan Bunaken memiliki 7 lingkungan dengan jumlah penduduk sebanyak
2905 jiwa sedangkan Keluruhan Alung Banua memiliki 865 jiwa. Berikut ini
tabel jumlah Penduduk Bunaken. (sumber: Data kelurahan
Bunaken/Anthoni.J/2016)

Tabel 5.1. Jumlah penduduk di Bunaken


No Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelurahan Bunaken 1458 1447 2905
2 Kelurahan Alung Banua 391 474 865
Jumlah 3436
Sumber: Data kelurahan Bunaken& Alung Banua/Anthoni.J/2016)

Data tersebut hanya khusus di Pulau Bunaken, sebab terdapat 1 lingkungan yaitu
lingkungan 7, masuk dalam admistrasi Pulau Bunaken. Jadi jumlah jiwa (334
jiwa) yang ada di lingkungan 7 (Pulau Siladen) tidak dihitung.
Sedangkan tingkat pendidikan, hampir rata-rata penduduk di pulau
Bunaken saat ini masuk dalam pendidikan yang baik, tabel 5.2 dan 5.3
menunjukkan kondisi pendidikan masyarakat di pulau Bunaken dan Siladen. Pada
tabel 5.2. diperlihatkan tingkat pendidikan di Kelurahan Bunaken.

19
Tabel 5.2. Tingkat pendidikan di Kelurahan Bunaken
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 TK 108
2 SD 892
3 SMP 890
4 SLTA 1000
5 Akademi/Sarjana 15
Jumlah 2905
Sumber: Data kelurahan Bunaken& Alung Banua/Anthoni.J/2016)
Sedangkan pada tabel 5.3. menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat di
Kelurahan Alung Banua
Tabel 5.3. Tingkat pendidikan di Kelurahan Alung Banua
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 TK 30
2 SD 310
3 SMP 320
4 SLTA 200
5 Akademi/Sarjana 5
Jumlah 865
Sumber: Data kelurahan Bunaken& Alung Banua/Anthoni.J/2016)
Pada data tabel tersebut menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat di
Pulau Bunaken dengan demikian mengindikasikan juga bahwa masyarakat di
pulau telah siap mendukung perkembangan industry pariwisata.

5.1.3. Industri Pariwisata di Pulau Bunaken


Sebagai pintu masuk ke taman nasional, Pulau Bunaken merupakan pusat
perkembangan indutri pariwisata, sehingga segala aktivitas wisatawan terpusat di
pulau tersebut. Selain itu Pulau Bunaken memiliki ±16 diving spot yang tersebar
di pesisir khusus pulau Bunaken.
Perkembangan industry penginapan di Pulau Bunaken sampai dengan
tahun 2016, telah tercatat 24 penginapan dengan prosentase 35% dimiliki

20
masyarakat asli sedangkan 65% non lokal. Tabel 5.4 berikut menunjukkan nama-
nama penginapan yang sedang beroperasi di Pulau Bunaken. (Anthoni.J, 2016)

Tabel 5.4. Jumlah penginapan yang ada di Pulau Bunaken


No Nama Resort/Home Stay di Pulau Bunaken Lokasi
1 MC Resort Bunaken Negeri
2 Seabrize Resort Bunaken Pangalisang
3 Raja Laut Resort Bunaken Tanjung Parigi
4 Daniel Resort Bunaken Tanjung Parigi
5 Cakalang Resort Bunaken Tanjung Parigi
6 Jonats Resort Bunaken Tanjung Parigi
7 Bunaken Beach Resort Bunaken Tanjung Parigi
8 Kus-Kus Resort Bunaken Tanjung Parigi
9 Bunaken Village Resort Bunaken Tanjung Parigi
10 Two Fish Resort Bunaken Tanjung Parigi
11 Sea Garden Resort Bunaken Tanjung Parigi
12 Lorenso Resort Bunaken Tanjung Parigi
13 Living Color Resort Bunaken Tanjung Parigi
14 Cha-Cha Resort Bunaken Tanjung Parigi
15 Panorama Resort Bunaken Tanjung Parigi
16 Bunaken Island Resort Bunaken Tanjung Parigi
17 Bastianos Resort Bunaken Tanjung Parigi
18 Froggies Resort Bunaken Tanjung Parigi
19 Nelson Resort Bunaken Tanjung Parigi
20 Cicak Senang Resort Bunaken Tanjung Parigi
21 Mamaling Resort Bunaken Tanjung Parigi
22 Novita Home Stay Bunaken Negeri
23 Tawaris Home Stay Bunaken Negeri
24 Utusan Home Stay Bunaken Negeri
Sumber: Anthonie. J (2016)
Perkembangan wisatawan setiap tahun ke Pulau Bunaken hampir setiap
tahunnya meningkat, dan di tahun 2018 ditargetkan wisatawan masuk ke Buneken
mencapai ±60.000orang. Ini berarti ketika diambil rata-rata 6 bulan waktu normal
dengan perkiraan cuaca normal, maka dalam 1 bulan wisatawan yang berkunjung
ke pulau mencapai 10.000 orang. Apalagi saat ini banyaknya wisatawan dari
daratan China yang masuk melalui pesawat charter sampai dengan November
tahun 2017 mencapai ±68.116 (ekbis.sindonews.com), ini hanya hitungan China,
belum termasuk wisatawan asing lainnya. Selian itu wisatawan China sangat
menyukai wisata laut. Dapat dibayangkan ketika tidak terdapat pembatasan

21
jumlah wisatawan berkunjung dan diving disekitar perairan Bunaken dan
sekitarnya.
5.2. Hasil dan Pembahasan
5.2.1. Pengukuran Sampel dan Validity and Reliability Test.
(1) Pengukuran Sampel
Dalam pengambilan data responden terhadap masyarakat lokal peneliti
menggunakan pembastasan jumlah responden sebanyak 70 orang
responden yang aktif terlibat sebagai pekerja bisnis yang ada di Pantai
Liang. Jumlah sampel ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin.

Secara Matematis, Rumus Slovin yang digunakan untuk menentukan


jumlah sampel adalah sebagai berikut :

n = N / ( 1 + N.(e)2)

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = total populasi

E = batas toleransi error

Dimana jumlah masyarakat lokal yang terlibat di industri pariwisata di


Pulau Bunaken 217 ( Anthonie, 2016), maka diperoleh hasil yaitu:
n = 217/ (1+ 217 (0.1)2 )
n = 217/ (1+217 (0.01)
n = 217/ (1+ 2.17)
n = 217/3.17
n = 68.4 = 69 atau dibulatkan keatas 70 orang jumlah sampelnya
(responden).

22
(2) Hasil pengukuran test validitas dan reabilitas

Berikut ini hasil perhitungan test validitas :

Tabel 5.5. Hasil test validitas

No Korelasi R Kritik Keterrangan


1 0.679 0.3550 Valid
2 0.843 0.3550 Valid
3 0.651 0.3550 Valid
4 0.936 0.3550 Valid
5 0.842 0.3550 Valid
6 0.907 0.3550 Valid
7 0.860 0.3550 Valid
8 0.723 0.3550 Valid
9 0.750 0.3550 Valid
10 0.710 0.3550 Valid
11 0.601 0.3550 Valid
Sumber: data olahan peneliti.
Interpretasi table menyatakan nilai item 1 sampai 11 valid terlihat dari
nilai r hitung > r table (pada sig 0.05, n30, (df= n-1) maka df29 yaitu
0.3550).
Kemudian untuk test reliabilitas diperoleh hasil Cronbach's Alpha 0.932,
untuk 11 item pertanyaan , dimana hasil test cronbach alpha > r tabel yaitu
0.3550 dengan jumlah responden sebanyak 30 responden. Dengan
demikian dari hasil uji test kuisioner layak dijadikan sebagai alat
pengumpul data dalam penelitian ini.

5.2.2. Pembahasan
Berikut ini hasil diperoleh setelah dilakukan oleh data dengan
menggunakan SPSS terhadap 70 responden masyarakat lokal yang terllibat dalam
industry pariwisata di pulau Bunaken. Karakateristik respondennya berikut ini:

23
Tabel 5.6. Demographic profile of responden
Respondent Variable (n= 70) Number Per cent
Gender Male 38 54,3
Female 32 45,7
Age 20-30 18 25,7
31-40 40 57,1
41-50 9 12,9
> 51 3 4,3
Education Middle School 21 30
High School 49 70
Occupation Resort Staff 4 5,7
Tourist Venture 32 45,7
Dive Guide 29 41,4
Restaurant Staff 5 7,1
Sumber : data olahan peneliti
Pada tabel 5.2 merangkum profil demografis responden yang memenuhi
syarat. Dimana pada tabel tersebut terdapat 70 responden dengan distribusi jender
adalah 54,3 persen laki-laki dan 45,7 persen perempuan. Sebagian besar
responden berada di kelompok usia 31 hingga 40 adalah 57, 1 persen; usia 20
hingga 30 adalah 25,7 persen; usia 41 hingga 50 adalah 12,9 persen dan terakhir
usia diatas 51 tahun 7,1 persen. Kemudian khusus tingkat pendidikan didominasi
responden dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas yaitu 49 persen dan
sekolah menegah pertama 21 persen. Untuk pekerjaan yang menonjol responden
yang memiliki pekerjaan sebagai tourist venture yaitu 45,7 persen, dive guide
41,4 persen restaurat staff 7,1 persen dan resort staff 5,7 persen. Jenis pekerjaan
lain cenderung data yang diambil dari para pedagang di lokasi wisata .
Berdasarkan karakteristik responden tersebut maka dapat disimpulkan responden
terdistribusi cukup merata.
Pada Tabel 5.3 akan memperlihatakan jawaban responden terhadap prilaku
wisatawan China ketika berada diseputar kawasan Pulau Bunaken yang menjadi
Ikon wisata Taman Nasional Laut. Adapun indikator pernyataan yang
disampaikan kepada responden adalah sebagai berikut: wisatawan China (1)
selalu melakukan aktivitas dilokasi wisata secara berkelompok, (2) menataati

24
peraturan-peraturan di taman, (3) mentaati aturan pelarangan
menginjak/memegang karang pada saat aktivitas snorkeling /diving, (4) pada saat
diving /menyelam mengikuti petunjuk para guide diving, (5) menyewa peralatan
untuk berenang, snorkling, dan diving para usahawan di lokasi wisata, (6)
mendukung upaya kebersihan di lokasi wisata dengan tidak membuang sampah
sembarangan, (7) menyukai makanan – minuman yang ditawarkan dan dijual,
dengan membeli dari para usahawan di lokasi wisata, (8) pada saat aktivitas
belanja souvenir di lokasi, setuju menyukai dengan harga yang dijual, dan tidak
menawar, (9) menggunakan fasilitas publik seperti kamar mandi, shower bilas dan
toilet di lokasi dengan menjaga kebersihannya, (10) bergaul akrab dengan
masyarakat di sekitar lokasi wisata dan (11) beraktivitas foto (selfie & welfie)
hanya dilakukan di tempat-tempat yang diijinkan untuk mengambil foto dan tidak
sembarang tempat. Berikut ini jawaban atas pernyataan tersebut:
Tabel 5. 7. Persepsi responden terhadap perilaku wisatawan China di Pulau Bunaken
No Indicator Mean Sd
1 Selalu melakukan aktivitas dilokasi wisata secara berkelompok, 2.6857 1.19834
2 Menataati peraturan-peraturan di taman 2.2857 1.16896
3 Mentaati aturan pelarangan menginjak/memegang karang pada
2.0143 1.27964
saat aktivitas snorkeling /diving,
4 Saat diving /menyelam mengikuti petunjuk para guide diving 2.6143 1.50644
5 Menyewa peralatan untuk berenang, snorkling, dan diving para
2.9143 1.40127
usahawan di lokasi wisata
6 Mendukung upaya kebersihan di lokasi wisata dengan tidak
2.3571 1.48457
membuang sampah sembarangan
7 Menyukai makanan – minuman yang ditawarkan dan dijual,
2.5571 1.21149
dengan membeli dari para usahawan di lokasi wisata
8 Pada saat aktivitas belanja souvenir di lokasi, setuju dengan
1.6857 0.69246
harga yang ditawarkan
9 Menggunakan fasilitas publik dengan menjaga kebersihannya 2.2286 1.07907
10 Akrab dengan masyarakat di sekitar lokasi wisata 2.6000 1.20866
11 Beraktivitas foto (selfie & welfie) hanya dilakukan di tempat-
1.9714 0.88418
tempat yang diijinkan.
Sumber : data olahan peneliti
Dari sebelas pernyataan tersebut, peneliti telah menarik empat kesimpulan
antara lain: pernyataan pertama bahwa wisatawan menataati setiap aturan yang
saat aktivitas di taman nasional, dan jawaban yang diperoleh dari responden
menyatakan tidak setuju yaitu rata-rata 2,5 persen. Kedua wisatawan menyukai
interaksi dengan masyarakat lokal jawaban responden menunjukkan rata-rata

25
tidak setuju yaitu 2,3 persen, sedangkan pernyataan ketiga adanya dukungan
wisatawan terhadap aktivitas menjaga kebersihan fasilitas secara khususnya dan
taman nasional, namun jawaban responden rata-rata 2,3 persen tidak setuju.
Artinya secara keseluruhan rata-rata pernyataan positif yang dikemukakan kepada
responden tidak disetujui, bahwa wisatawan china ke taman nasional cenderung
destruktif. Berikut ini gambar-gambar yang menunjukkan aktivitas wisatawan
china ketika berada di sekitar pulau Bunaken.

Gambar 5.1. Aktivitas wisatawan china melanggar aturan di sekitar Pulau


Bunaken
Courtesy Special
Pada gambar tersebut memperlihatkan aktivitas dari wisatawan yang sedang
memancing disekitar area pulau Bunaken yang dilarang, namun tetap oleh
wisatawan dilakukan.

26
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Hasil penelitian ini hanya bersifat kajian sederhana untuk menilai persepsi
masyarakat lokal yang terlibat dalam industri pariwisata di Pulau Bunaken
terhadap perilaku wisatawan China ke Taman Nasional Bunaken dimana kasusnya
diambil Pulau Bunaken yang merupakan pintu gerbang taman nasional. Hasil
temuan ini masih bersifat kajian untuk satu pihak dengan metode berupa
kuisioner. Penelitian berikutnya diharapkan lebih dalam apakah memang benar
wisatawan china cenderung destruktif baik secara perorangan yang datang atau
pun yang datang berkelompok.
Penelitian ditahun berikutnya atau penelitian tahap II, (2019) perlu
dibuatkan model pembelajaran bagi wisatawan china yang datang, sehingga
mengantisipasi perilaku yang bersifat destruktif model pembelajaran tersebut
berupa, setiap aturan baik yang bersifat umum atau pun khusus perlu ditulisakan
dalam bahasa China. Selain itu perlu dibuatkan aturan menyangkut jumlah
wisatawan yang berkunjung ke taman nasional.

Khusus di tahun yang ketiga (III) 2020, setelah model pengelolaan pembelajaran
dibuat maka perlu dilakukan uji model untuk menilai apakah model tersebut layak
untuk dipakai sebagai panduan bagi pihak pengelola atraksi wisata dan
masyarakat lokal dalam mengedukasi wisatawan yang datang ke taman nasional.

27
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Hasil penelitian ini hanya bersifat kajian sederhana untuk menilai persepsi
masyarakat lokal terhadap perilaku wisatawan China, didapati bahwa wisatawan
China cenderung destruktif (merusak) yaitu dengan melihat rata-rata jawaban
responden yaitu 2.5 tidak setuju terhadap untuk pernyataan postif bahwa
wisatawan China mengikuti aturan-aturan yang berlaku di taman. Kemudian 2,3
persen tidak setuju atas pernyataan wisatawan mendukung aktivitas kebersihan
dilokasi taman serta 2,3 persen juga tidak setuju bahwa wisatawan China
berinteraksi baik dengan masyarakat lokal. Adanya temuan ini memberikan
masukan pengelola taman dan juga pemerintah daerah untuk memberikan
perhatian yang dalam dengan membatasi pengunjung yang masuk ke taman serta
perlu adanya proses edukasi bagi wisatawan China melalui operator yang
membawa mereka yang datang ke Manado.

7.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, ada beberapa
masukan yang perlu diperhatikan, antara lain:

1 . Tour operator dan guide perlu menjelaskan aturan-aturan yang berlaku di


taman nasional baik aturan yang bersifat khusus serta atauran umum yang
berlaku ditengah masyarakat.

2. Pemerintah daerah mengfasilitasi proses pembelajaran bahasa China


kepada masyarakat setempat dan pengelola wisata lokal serta
mencatumkan bahasa China pada setiap spot-spot wisata yang disekira
taman nasional.

3. Perlu adanya sinergitas kerjasama yang baik antara pihak


departemen/dinas kehutanan, dinas PU dan dinas pariwisata

28
membicarakan kondisi daya tarik wisata supaya demi kebaikan objek
wisata, mengingat wisata sebagai user dari berbagai fasilitas yag ada.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan menggunakan alat penelitian


interview guide dan observasi secara tertulis, untuk mengevaluasi lebih
dalam terhadap hasil temuan pertama yang cenderung memojokkan bahwa
wisatawan China yang datang ke Pulau Bunaken cederung destruktif atau
merusak, untuk mendapatkan hasil yang berimbang.

29
DAFTAR PUSTAKA

----------. 2011. Balai Taman Nasional Bunaken, Kumpulan Hasil Kegiatan


Inventarisasi/Monitoring Taman Nasional Bunaken
Anonim. Undang- Undang No 37 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Anonim. Undang Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
Anthoni. J. Jesica. 2016. Studi Keterlibatan Masyarakat Lokal Pada Industri
Akomodasi di Pulau Bunaken (Skripsi).Program Studi D4 Manajemen
Perhotelan. Politeknik Negeri Manado.
Abidin, S. Handa, 2012. http://www.user/Documents/definisimasyarakatlokal
penelitian hukum
Ali Hasan. (2008) Marketing. Yogyakarta: Media Utama.
Antara, M. 2009. Metodologi Penelitian Pariwisata Bali. Denpasar: Program
Pascasarjana Universitas Udayana.
Buchari Alam. (2008). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung;
Alfabeta.
Budeanu, A. (2007). Sustainable tourist behaviour–a discussion of opportunities
for change. International Journal of Consumer Studies, 31(5), 499-508.
Butler, R.W.1996.The Role of Tourism and Culture:Global Civilization in
Change,Wiendu Nuryati (ed). Yogyakarta :Gadjah Mada University
Press.
Creswell, John. 2009. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fu, X., Lehto, X. Y., & Cai, L. A. (2012). Culture-Based Interpretation of
Vacation Consumption: 度假旅游消费的文化释义. Journal of China
Tourism Research, 8(3), 320-333.
Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid I. Edisi 13. Jakarta:
Erlangga.
Kusmayadi dan Endar Sugiarto. 2000. Metode Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Mc Intosch, S dan Gupta. 1980. Tourism, Principles, Practices, Philosophies,
Third Edition. Grid Publishing Inc. Ohio

30
Pendit, N. S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
Purwanto, S. (2016). Analisis Perilaku Wisatawan Tiongkok di Luar Negeri:
Sebuah Studi Literatur. Bina Ekonomi, 20(1), 57-66.
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Smith, V.L.1997.Introduction To Host and Guest : The Antropology of Tourism in
The Eathscan Reader in Sustainable Tourism,Lesley France (ed). United
Kingdom (UK) : Earthscan Publication Ltd.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Towoliu, I Benny. 2012. “Studi Daya Dukung Air untuk Kebutuhan Pariwisata
Di Pulau Bunaken Kota Manado Propinsi Sulawesi Utara ” (tesis).
Universitas Udayana

Walgito.B.1990.Pengatar Ilmu Psikologi .Yogyakarta : Andi Offset


Yoeti, Oka, A. 1996a.Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa.
-----------------. 1996b. Pengatar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.
-----------------. 2001.Pariwisata : Sejarah, Perkembangan dan Prospeknya.
Jakarta : PT. Pertja
https://travel.kompas.com/read/2017/07/25/110900727/turis-china-senang-ke-
manado-ada-19-penerbangan-carter-per-minggu

31
Lampiran
KUISIONER
Profile Responden
Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan
Umur : a. 20 s.d 30thn b. 31 s.d 40 thn c. 41 s.d 50
d. > 51 thn
Pendidikan : a. SD b. SMP c. SMA(Sederajat) d. S1
Pekerjaan : a. Pekerja Resort b. Usaha Wisata c. Guide Dive d.
Pekerja Restoran
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Keterangan :
Sangat tidak setuju =1
Tidak setuju =2
Ragu-ragu =3
Setuju =4
Sangat setuju =5

Berikan tanda (X) atau (√) terhadap pernyataan dibawah ini yang
berkesesuian dengan keadaan yang anda temui pada Wisatawan China
ketika berada lokasi wisata.

No Pernyataan Alternatif Jawaban


5 4 3 2 1
1 Wisatawan China selalu melakukan aktivitas
dilokasi wisata secara berkelompok.
2 Pada saat beraktivitas di pantai, wisatawan China
menataati peraturan-peraturan di Taman.
3 Aturan pelarangan menginjak/memegang karang
pada saat aktivitas snorkeling /diving ditaati oleh
para Wisatawan China
4 Pada saat diving /menyelam Wisatawan China
mengikuti petunjuk para guide diving (pemandu
divers)
5 Peralatan untuk berenang, snorkling, dan diving
disewa oleh Wisatawan China dari para
usahawan di lokasi wisata.
6 Mereka mendukung upaya kebersihan di lokasi
wisata dengan tidak membuang sampah

32
sembarangan.
7 Wisatawan China menyukai makanan – minuman
yang ditawarkan dan dijual, dengan membeli dari
para usahawan di lokasi wisata
8 Pada saat aktivitas belanja souvenir di lokasi,
Wisatawan China menyukai harga yang dijual,
dan tidak menawar.
9 Wisatawan China menggunakan fasilitas publik
seperti kamar mandi, shower bilas dan toilet di
lokasi dengan menjaga kebersihannya.
10 Wisatawan China suka bergaul akrab dengan
masyarakat di sekitar lokasi wisata
11 Wisatawan China beraktivitas foto (selfie &
welfie) hanya dilakukan di tempat-tempat yang
diijinkan untuk mengambil foto dan tidak
sembarang tempat.

Berikan Komentar / Tanggapan anda secara bebas terhadap perilaku atau


kebiasaan –kebiasaan Wisatawan China ketika berada di lokasi wisata :

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

#Terima kasih atas partisipasi anda dalam menjawab kuisioner ini#

Peneliti: Vesty Like S/ Benny Towoliu

33
20

Anda mungkin juga menyukai