NAMA KELOMPOK:
1. MELIANA GUSTI ALIA 1811521001
2. BAIQ SUKMA WAHIDA 1811521015
3. AKHMAD FARRKHAN FARRABI AZRA 1811521019
4. DINDA ADELLIA BUDIARTO 1811521027
5. ARSY CHAIRUNNISA 1811521046
6. I MADE WESYA PUTRA ADIYADNYA 1811521048
7. TRI AGUNG WAHYU PAMUNGKAS 1811521052
Oleh:
Meliana Gusti Alia 1811521001
Baiq Sukma Wahida 1811521015
Akhmad Farrkhan Farrabi Azra 1811521019
Dinda Adellia Budiarto 1811521027
Arsy Chairunnisa 1811521046
I Made Wesya Putra Adiyadnya 1811521048
Tri Agung Wahyu Pamungkas 1811521052
Pembimbing Penguji
I Gst. Putu Bgs. Sasrawan Mananda, SST.Par., MM., M.Par. Drs. I Ketut Suwena, M.Hum
NIP. 19770820 200501 1 004 NIP. 19601231 198601 1 002
Mengetahui,
Koordinator Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................... v
BAB I............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
2.1 Telaah Penelitian Hasil Penelitian Sebelumnya .................................................. 5
2.2 Deskripsi Konsep/Teori..................................................................................... 5
2.3 Kerangka Berpikir............................................................................................. 8
BAB III .......................................................................................................................... 9
3.1 Lokasi Penelitian............................................................................................... 9
3.2 Definisi Operasional Variabel/Ruang Lingkup Penelitian ................................... 9
3.3 Instrumen Penelitian........................................................................................ 10
3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 10
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 11
3.6 Teknik Penentuan Sampel................................................................................ 12
3.7 Teknik Analisa Data ........................................................................................ 13
BAB IV ........................................................................................................................ 15
4.1 Klasifikasi Karakteristik Independen Travelers Milenial yang Berkunjung ke
Kota Semarang (Teori Tourist Descriptor dan Trip Descriptor Menurut Seaton &
Bennet, 1996)............................................................................................................ 15
4.2 Pola Pergerakan Independent Travelers Milenial yang Berkunjung ke Kota
Semarang (Teori Pola Pergerakan Menurut Lau & McKercher, 2006) ......................... 20
4.1 Alasan Independent Travelers Milenial Melakukan Independent Travel dan
Masukan Bagi Pariwisata Kota Semarang................................................................... 22
BAB V ......................................................................................................................... 23
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 23
iii
5.2 Saran .............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 25
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................................9
Tabel 4.1.1 a. Klasifikasi Karakteristik Independent Travelers Milenial .........................15
Tabel 4.1.1 b. Daerah Asal Independent Travelers Milenial ...........................................16
Tabel 4.1.2 Klasifikasi Perjalanan Independent Travelers Milenial.................................18
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
generasi yang lahir antara tahun 1980-2000 (Kemenpppa, 2018) dan generasi berikutnya
dan membentuk pola pergerakan tertentu.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, jumlah kunjungan wisatawan
terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisatawan tidak hanya meningkat
pada wisatawan domestik saja, jumlah wisatawan asing juga mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun. Jenis wisata yang paling banyak kunjungi oleh wisatawan yaitu wisata
buatan dan wisata budaya. Wisata budaya di Kota Semarang terdiri dari candi, museum,
dan gua. Jumlah kunjungan wisatawan domestik yang datang ke Candi pada tahun 2018
mencapai 670 ribu, mayoritas wisatawan yang datang yaitu wisatawan domestik. Wisata
alam yang ada di Kota Semarang terdiri dari curug dan air terjun, namun jumlah
kunjungan wisata alam di Kota Semarang tidak terlalu banyak diminati oleh wisatawan
karena akses menuju lokasi wisata yang sulit dijangkau oleh wisatawan. Wisata buatan
menduduki peringkat pertama dalam jumlah kunjungan wisatawan terbanyak karena
wisata buatan lebih diminati oleh banyak wisatawan daripada wisata alam.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Semarang rata-rata jumlah kunjungan
wisatawan Kota Semarang mencapai 1,9 juta wisatawan setiap tahunnya, angka tersebut
terus meningkat setiap tahunnya. Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan sangat drastis
dari 4 tahun hingga 2 tahun sebelumnya. Pada bulan Januari 2020 jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara melalui pintu masuk Bandara Ahmad Yani mencapai 2.235
kunjungan. Dilihat dari asal negaranya warga negara Malaysia menjadi wisatawan
mancanegara terbanyak mengunjungi Kota Semarang sebanyak 849 kunjungan yang
disusul oleh warga negara Singapura sebanyak 279 kunjungan dan warga negara
Tiongkok 113 kunjungan di bulan Januari 2020 melalui pintu masuk Bandara Ahmad
Yani.
Sejak tahun 2012, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa
Tengah bekerja sama dengan industri pariwisata Jawa Tengah merancang pola
perjalanan yang mana Kota Semarang menjadi salah satu pintu masuk wisatawan
menuju ke pola perjalanan destinasi Borobudur-Dieng. Melalui Kota Semarang ini,
maka wisatawan dapat mengunjungi ke Klenteng Sam Poo Kong, Gedung Lawang
Sewu, Kota Lama dan destinasi wisata lainya sebelum menuju ke Borobudur-Dieng.
Menurut Bisma Jatmika, Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan
Kepariwisataan Badan Otorita Borobudur (BOB) mengungkapkan bahwa pola
perjalanan DIY dan Jateng yang sudah menjadi produk, bukan sekedar atraksi alam dan
budaya, namun harus menjadi produk yang dijual ke wisatawan. Oleh karena itu, pelaku
2
pariwisata saling berkoordinasi untuk mengupayakan pola perjalanan wisata yang siap
dinikmati oleh wisatawan, sehingga wisatawan mendapatkan gambaran alur perjalanan
mereka.
Dalam pembahasan pola perjalanan wisatawan, Seaton & Bennet (1996)
menyatakan bahwa hal ini tidak bisa terlepas dari menganalisis karakteristik wisatawan
(Tourist Descriptor) dan karakteristik perjalanan (Trip Descriptor). Dua hal ini sangat
berpengaruh pada pola perjalanan yang akan ditempuh oleh wisatawan itu sendiri. Tim
peneliti menggunakan konsep perjalanan mandiri oleh Hyde & Lawson (2003) untuk
menentukan gambaran perjalanan yang diatur sendiri oleh wisatawan. Selain itu, tim
peneliti juga menggunakan bentuk pola pergerakan wisatawan menurut Lau &
McKercher (2006) untuk menentukan pola pergerakan yang terbentuk dari karakteristik
wisatawan dan perjalanan yang didapatkan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Kota Semarang terkait dengan pola
pergerakan wisatawan tersebut, maka tim peneliti ingin menganalisis pola pergerakan
pengunjung (travelers) milenial yang mengatur perjalanan secara mandiri (independent
travel) ke Kota Semarang. Sehingga hasil dari penelitian ini mampu menjadi acuan
berbagai pelaku pariwisata untuk mengembangkan pariwisata di Kota Semarang.
3
2. Menganalisis dan mengetahui pola pergerakan independent traveler milenial
yang berkunjung ke Kota Semarang.
3. Mengetahui alasan traveler milenial melakukan independent travel dan masukan
bagi pariwisata Kota Semarang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
a. Pengertian Pola Perjalanan Wisata
Menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) (2010)
yang dimaksud dengan pola perjalanan (Travel Pattern) adalah pola perjalanan
wisata yang dilakukan melalui identifikasi dari pemetaan potensi daya tarik wisata,
fasilitas pendukung dan aksesibilitas menuju suatu lokasi daya tarik wisata sebagai
suatu rangkaian perjalanan wisata. Sedangkan, menurut RENSTRA tahun 2015 –
2019, pola perjalanan pariwisata adalah struktur, kerangka, dan alur perjalanan
wisata dari satu titik destinasi ke titik destinasi lainnya yang saling terkait yang berisi
informasi tentang fasilitas, aktivitas, dan pelayanan yang memberikan berbagai
pilihan perjalanan wisata bagi industri maupun individu wisatawan untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam melakukan perjalanan wisata.
b. Teori-Teori Pola Perjalanan Wisata
1. Teori Karakteristik Wisatawan (Tourist Descriptor) menurut Seaton &
Bennet (1996)
Teori ini berfokus pada karakteristik wisatawan berdasarkan
karakteristik sosio-demografisnya seperti jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, kelas sosial, ukuran keluarga atau
jumlah anggota dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.
Karakteristik sosio-demografis ini akan berkaitan satu sama lain secara tidak
langsung yang bisa berpengaruh kepada kemampuan orang tersebut dalam
berwisata. Karakteristik wisatawan ini juga didasari oleh karakteristik
geografis seperti daerah asal, karakteristik psikologis seperti life-style, dan
latar belakang lain wisatawan secara personal.
2. Teori Karakteristik Perjalanan (Trip Descriptor) menurut Seaton & Bennet
(1996)
Wisatawan yang dibagi berdasarkan dalam kelompok-kelompok
berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis
perjalanannya dibedakan menjadi: perjalanan rekreasi, mengunjungi
teman/keluarga, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Smith
(1989) menambahkan jenis perjalanan untuk Kesehatan dan keagamaan di
luar kelompok lainnya. Kemudian jenis-jenis perjalanan ini juga dapat
dibedakan berdasarkan lama waktu perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu
melakukan perjalanan, akomodasi yang digunakan, moda transportasi, teman
perjalanan, dan pengorganisasian perjalanan.
6
3. Teori Pola Pergerakan Wisatawan menurut Lau dan McKercher (2006)
a. Single Point, yaitu pergerakan yang menuju hanya satu titik destinasi
tanpa mengunjungi titik destinasi lain dan kembali ke tempat asal dengan
menggunakan rute yang sama.
b. Base Site, yaitu pola pergerakan yang menyerupai sebaran sinar dengan
satu titik pusat. Wisatawan memulai perjalanan dari tempat asal dan
menuju tujuan utama dan dilanjutkan melakukan kunjungan ke tujuan
sekunder dalam wilayah tertentu.
c. Stop Over, yaitu pergerakan yang menuju satu titik destinasi utama
dimana mengunjungi titik destinasi lain (sekunder) dalam proses
perherakannya.
d. Chaining Loop, yaitu pergerakan dengan memutar seperti cicin yang
menghubungkan dua titik atau lebih titik dan tidak melakukan
pengulangan rute.
e. Destination Region Loopy, yaitu pergerakan wisatawan dimulai dengan
rute mengelilingi destinasi lainnya. Setelah menyelesaikan tur secara
berkeliling (pola lingkaran), mereka akan kembali ke tempat asal melalui
rute yang paling singkat antara tujuan utama dan tempat asal berangkat.
Ini merupakan gabungan dari pola single point dan chaining loop.
f. Complex Neighbourhood, yaitu gabungan beberapa atau keseluruhan pola
perjalanan yang telah dijelaskan sebelumnya. Pola ini menggambarkan
kompleksitas pola pergerakan wisatawan yang memungkinkan variasi
dan campuran pola perjalanan yang berbeda.
c. Konsep Generasi Milenial
Menurut Manheim (1952) dalam (Kemenpppa, 2018), generasi adalah suatu
konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang memiliki
kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama. Individu yang menjadi bagian
dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki kesamaan tahun lahir dalam rentang
waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama.
Istilah milenial muncul pertama kali di buku berjudul Millennials Rising: The
Next Generation (2000) yang ditulis oleh William Strauss dan Neil. Generasi
milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang waktu 1983 sampai dengan 2001
(Carlson, 2008). Sedangkan menurut Generation Theory milik Karl Mannheim
(1923), generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun 1980 sampai
7
dengan 2000. Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y. Menurut
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa)
Republik Indonesia konsep generasi milenial Indonesia adalah penduduk Indonesia
yang lahir antara tahun 1980-2000.
d. Konsep Pengorganisasian Perjalanan Sendiri (Independent Travel)
Dalam Hyde & Lawson (2003), bagi industri perjalanan, wisatawan yang
menggunakan paket (package travelers) adalah wisatawan yang telah melakukan
pemesanan perjalanan dan akomodasi mereka serta kebutuhan berwisata lainnya
dalam bentuk paket wisata melalui agen perjalanan (travel retailer). Sedangkan
wisatawan mandiri (independent travelers) adalah wisatawan yang tidak
menggunakan paket wisata, dalam artian, mereka tidak memesan keseluruhan
perjalanan mereka melalui agen perjalanan (travel retailer). Namun, bagi wisatawan
yang hanya melakukan pemesanan tiket pesawat di agen perjalanan atau melakukan
pemesanan akomodasi melalui internet langsung kepada penyedia masih termasuk
dalam wisatawan mandiri (independent travelers).
Menurut Lozanski (2011), wisatawan mandiri (independent travelers) lebih
memilih menyebut dirinya sebagai pelancong dari pada wisatawan karena pada
umumnya pengorganisasian perjalanan secara mandiri ini dilakukan dalam jangka
waktu kurang dari 24 jam (day tripper) dan dilakukan orang golongan menengah ke
bawah (backpackers). Sebutan wisatawan adalah biasanya diindikasikan untuk
orang-orang yang melakukan perjalanan secara mass-tourism yang menggunakan
berbagai fasilitas, produk tangible, dan budaya secara objektif. Sedangkan pelancong
biasanya diindikasikan sebagai tipe backpacker atau orang yang melakukan
perjalanan dengan biaya yang terbatas (low budget), sensitif secara kultural, dan
secara sosial bertanggung jawab atas perjalanannya (Kontogeogopoulos, 2003)
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
Generasi Milenial Pengunjung yang di tahun 2020
(Kemenpppa, 2018) berusia maksimal 40 tahun.
Perjalanan Mandiri Pengunjung yang tidak
(Independent Travel) menggunakan paket wisata, dalam
(Hyde & Lawson, 2003) artian, mereka tidak memesan
keseluruhan perjalanan mereka
melalui agen perjalanan (travel
retailer)
10
1. Data Primer
Menurut Hasan (2002) data primer ialah data yang diperoleh atau di
kumpulkan secara langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian
atau yang bersangkutan yang melakukannya. Data primer di dapat dari sumber
informasi yaitu individu atau perseorangan seperti hasil penyebaran kuesioner
yang dilakukan secara online melalui Googleform.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber – sumber yang telah ada (Hasan, 2002) Data
ini di gunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari
bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder berupa jurnal ilmiah, berita,
laman resmi Pemerintah Kota Semarang dan data sekunder lainnya yang
bersangkutan dengan bahasan penelitian ini.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
15
Luar Negeri 0
Sumber : Data Penelitian Lapangan II (2020)
16
Gresik 1
Mojokerto 1
Surabaya 2
Tuban 2
2 Jawa Tengah Semarang 18
Sragen 1
Cilacap 1
Keresidenan Pati 1
Solo 6
Pekalongan 1
Surakarta 1
Karanganyar 3
Temanggung 3
Brebes 1
Pati 1
Klaten 1
Purwodadi 1
Banjarnegara 1
Demak 2
3 D.I Yogyakarta Yogyakarta 1
4 Jawa Barat Cikarang 1
Bandung 3
Bekasi 6
Depok 1
Bogor 1
Cirebon 1
5 DKI Jakarta Jakarta 12
6 Banten Serang 1
Tangerang 2
7 Nusa Tenggara Barat Lombok 2
8 Bali Bali 8
Jumlah 115
Sumber: Data Penelitian Lapangan II (2020)
17
4.1.2 Klasifikasi Perjalanan (Trip Descriptor)
Tabel 4.1.2 Klasifikasi Perjalanan Independent Travlers Milenial
No Karakteristik wisatawan Persentase (%)
1 Teman Perjalanan Sendiri 13,04
Keluarga 51,30
Teman/Pasangan 35,65
2 Tujuan Perjalanan Rekreasi 55,65
Bisnis 12,17
Studi/Penelitian 18,26
Mengunjungi Keluarga 8,70
Lainnya 5,22
3 Transportasi Motor 19,13
Mobil 51,30
Bus/Minibus 9,57
Ojek Online 5,21
Kereta Api 12,17
Lainnya 2,61
4 Lama Tinggal < 1 Hari 17,39
1-2 Hari 31,30
3-4 Hari 20,87
1 Minggu 4,35
> 1 Minggu 26,09
5 Jumlah Kunjungan Sekali 38,26
2-3 Kali 24,35
3-5 Kali 6,96
> 5 kali 30,43
6 Akomodasi Hotel 34,78
Rumah Kerabat / Teman 26,96
Tidak Menginap 20
Lainnya 18,26
7 Sumber Informasi Informasi Lisan 67,83
Media Sosial / Elektronik 12,17
18
Media Cetak 16,52
Lainnya 3,48
Sumber: Data Penelitian Lapangan II (2020)
20
c. Pola Stop Over
Indikator dari pola ini adalah pergerakan yang menuju satu titik destinasi
utama di mana mengunjungi titik destinasi lain (sekunder) dalam proses
pergerakannya. Sebanyak 6 dari 115 responden (5,21%) melakukan perjalanan
dengan mengunjungi beberapa destinasi sekunder, seperti toko oleh-oleh, toko
kopi dan tempat makan.
d. Pola Chaining Loop
Indikator dari pola ini adalah pergerakan dengan memutar seperti cicin yang
menghubungkan dua titik atau lebih titik dan tidak melakukan pengulangan rute.
Sebanyak 11 dari 115 responden (9,57%) melakukan perjalanan mengunjungi
beberapa destinasi secara memutar. Dari pola yang terbentuk, umunya responden
memulai perjalanannya dari destinasi di wilayah tengah, seperti Lawang Sewu
atau Simpang Lima, kemudian ke wilayah barat, seperti Sam Poo Kong atau
Museum Ranggawarsita, kemudian ke wilayah utara seperti Pantai Marina
kemudian ke wilayah timur seperti Masjid Agung Jawa Tengah. Pola ini dilakukan
oleh pelancong asal Semarang.
e. Pola Destination Region Loopy
Indikator dari pola ini adalah pergerakan wisatawan dimulai dengan rute
mengelilingi destinasi (pola lingkaran) kemudian kembali ke tempat asal melalui
rute yang paling singkat antara tujuan utama dan tempat asal berangkat. Sebanyak
39 dari 115 responden (33,91%) melakukan perjalanan dengan pola ini karena
mereka berasal dari luar Semarang dengan waktu kunjungan yang singkat. Pola
melingkar yang mereka kunjungi juga tak jauh berbeda dengan pola chaining loop
yang dijelaskan sebelumnya.
f. Pola Complex Neighbourhood
Indikator dari pola ini adalah gabungan beberapa atau keseluruhan pola
perjalanan yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebanyak 10 dari 11 5 responden
(8,70%) melakukan perjalanan dengan rute acak yang merupakan gabungan dari
pola-pola yang sudah disebutkan sebelumnya. Umumnya responden dengan pola
ini melakukan kunjungan ke banyak destinasi dalam waktu kunjungan yang cukup
lama.
Berdasarkan pola-pola yang terbentuk dari hasil kuesioner dari 116 responden,
maka dapat disimpulkan bahwa independent travelers milenial dominan membentuk
21
pola destination region loopy dengan persentase sebesar 33,91%, kemudian diikuti oleh
pola single point sebesar 21,74% dan base site sebesar 20,87%.
22
BAB V
PENUTUP
23
5.2 Saran
1. Saran Akademik
Diharapkan bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti terkait pola pergerakan
independent travelers milenial yang berkunjung ke Kota Semarang untuk meneliti
tentang pola pergerakan independent travelers diluar usia milenial dan yang berasal
dari luar negeri sehingga mampu memberikan gambaran lebih lengkap mengenai
pola pergerakan independent travelers Kota Semarang atau cara promosi dan
pemberian informasi yang efektif kepada publik selaku calon pengunjung Kota
Semarang.
2. Saran Praktis
Diharapkan bagi para pelaku industri pariwisata dan pengembang pariwisata
untuk meningkatkan promosi dan pemberian informasi kepada publik selaku calon
pengunjung khususnya mengenai daya tarik wisata baru Kota Semarang karena jika
dilihat dari pola pergerakan independent travelers milenial yang melakukan
kunjungan, mereka umumnya masih mengunjungi daya tarik wisata yang sudah
ternama dan menjadi ciri khas Kota Semarang sehingga persebaran kegiatan wisata
di Kota Semarang belum merata. Selain itu, perlu diperhatikan mengenai fasilitas
pendukung kegiatan wisata agar kenyamanan dan kemudahan pengunjung untuk
melakukan kegiatan wisata dapat menarik minat pengunjung untuk mengunjungi
daya tarik wisata yang lain.
24
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Nukeu N & Aji Prasetya H. 2018. Pola Perjalanan Wisatawan Timur Tengah
Berdasarkan Profil Wisatawan dan Motivasi Pola Pergerakan di Bandung. National
Conference of Creative Industry: Sustainable Tourism Industry for Economic
Development, Universitas Bunda Mulia, Jakarta, 5-6 September 2018, ISSN No:
2622-7436.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2020. Jumlah Pengunjung di Tempat Rekreasi di
Kabupaten Semarang Tahun 2019. (https://semarangkota.bps.go.id/. Diakses pada
tanggal 11 Mei 2020).
Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2020. Konsep dan Definisi Statistik Kunjungan
Wisatawan Mancanegara. (https://semarangkota.bps.go.id/. Diakses pada tanggal
11 mei 2020).
Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fakih, Muhammad F. 2017. Penentuan Pola Kunjungan Wisatawan ke Berbagai Objek Daya
Tarik Wisata di Pulau Ambon Menggunakan Metode Frequent Pattern Growth.
Tesis. Program Magister Bidang Keahlian Telematika – CIO: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
Firdaus & Fakhry Z. 2018. Aplikasi Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish. ISBN
No. 978-602-453-994-8.
Hasan, M Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Hyde, Kenneth F & Rob Lawson. 2003. The Nature of Independent Travel. Sage Journals :
Journal of Travel Research 42 (1), 13-23, 2003.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak & Badan Pusat Statistik.
2018. Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia.
Lau & McKercher. 2006. Understanding Tourist Movement Patterns in a Destination: A
GIS Approach. Palgrave Macmillan. Tourism and Hospitality Research. Vol 7, 1,
39-49.
Lozanski, Kristin. 2011. Independent Travel: Colonialism, Liberalism dan the Self. Sage
Journals: Critical Sociology 37 (4), 465-482, 2011.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
25
Milles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press,
1992, hlm. 16.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Patton, Michael Q. 1987. Triangulasi. Dalam Moleong (Ed). Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Setiyohadi, Imam. 2008. Karakteristik dan Pola Pergerakan Penduduk Kota Batam dan
Hubungannya dengan Pengembangan Wilayah Hinterland. Tesis Program
Magister. Universitas Diponegoro Semarang.
Suardana, I Wayan. 2020. Sampling. Power Point Slides.
Sucipto, Wahyu. 2019. Pola Kunjungan dan Pergerakan Wisatawan di KSPK Semarang
Tengah dan Sekitarnya. Tesis Program Sarjana. Universitas Islam Sultan Agung,
Semarang.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Supardi. 1993. Populasi dan Sampel Penelitian. Jurnal Unisia, no.17 tahun XIII Triwulan
VI, 1993.
Suwena, I Ketut & I Gusti Ngurah Widyatmaja. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Denpasar: Pustaka Larasan.
Wahyudi, Rizky A D. 2019. Pola Perjalanan Wisatawan di Kota Batu. Jurnal Penelitian
Lapangan I Fakultas Pariwisata Universitas Udayana 2019.
26