Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dosen :
Kania Sofiantina Rahayu, S.Ikom, MPar, MTHM
Asisten Dosen :
Ali Usman, A.Md
Muhamad Raka Adrian, A.Md
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iv
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
A. Perencanaan 3
B. Rekreasi 5
C. Ekowisata 6
C. Tahapan Kerja 8
1. Latar Belakang 9
2. Tujuan Kegiatan 10
6. Strategi Pelaksanaan 13
C. Kegiatan Rekreasi 17
ii
V. KESIMPULAN 18
DAFTAR PUSTAKA 19
iii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Alat dan Bahan Yang Digunakan 8
2. Itinerary Kegiatan Ekowisata 13
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman yang sudah semakin maju seperti sekarang ini, orang-orang akan
bekerja semakin banyak dan berat. Maka dari itu kegiatan rekreasi akan sangat
dibutuhkan oleh orang khususnya yang berasal dari kalangan pekerja. Namun
dengan memasukkan kegiatan ekowisata yang bermanfaat bagi lingkungan
menjadi rekreasi semakin bermanfaat.
Sukabumi memiliki banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Daya
tarik yang dimiliki oleh Sukabumi adalah keindahan alamnya karena terletak di
kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, dan banyaknya destinasi wisata yang
mulai dikembangkan oleh pemerintah Sukabumi, menjadikan Sukabumi memiliki
banyak wisatawan yang berkunjung.
Salah satu destinasi wisata yang dapat dikunjungi di Sukabumi adalah Bukit
Sabak, Desa Semplak. Destinasi wisata ini berada di ketinggian 900 mdpl,
membuat udara disekitar destinasi wisata tersebut menjadi dingin, selain itu daya
tarik yang dimiliki oleh Bukit Sabak ini adalah hutan pinus. Sayangnya, destinasi
wisata Bukit Sabak ini kurang terawat, maka dari itu kegiatan praktikum
perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di Bukit Sabak akan sangat berguna
bagi destinasi wisata tersebut.
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar
terhadap alam, salah satu konsep ekowisata adalah konsep keberlanjutan. Maka
dari itu perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di destinasi wisata Bukit
Sabak ini sangat dibutuhka, mengingat kondisi destinasi wisata bukit sabak ini
sangat memprihatinkan. Pengelolaan yang ditanggung oleh warga sekitar, dan
tidak adanya dukungan dari pemerintah setempat, menjadikan destinasi wisata
tersebut hanya mempunyai fasilitas yang seadanya.
Kegiatan merencanakan suatu kegiatan ekowisata di destinasi wisata Bukit
Sabak merupakan suatu keinginan untuk mensejahterakan kegiatan wisata di
destinasi wisata tersebut, berdasarkan konsep, dan tiga pilar ekowisata yaitu:
Ekologi, Ekonomi dan Sosial Budaya. Suatu kegiatan agar bisa berjalan lancar,
2
B. Tujuan
A. Perencanaan
sumber data dan tata cara yang dipunnyai dapat diatur secara efektif dan
efisien.
4. Untuk memperoleh dukungan baik berupa dukungan legislatif (melalui
peraturan ataupun perundang-undangan), dapat berupa dukungn moril
(persetujuan masyarakat, ataupun dukungan materiil dan finansial).
Perencanaan mempunyai tiga macam jenis [ CITATION Asr96 \l 1057 ],
tiga macam jenis perencanaan tersebut adalah
1. Perencanaan Jangka Panjang (Long-range Planning), adalah perencanaan
yang masa berlaku recananya antara 12 sampai 20 tahun.
2. Perencanaan Jangka Menengah (Medium-range Planning), adalah
perencanaan yang masa berlaku rencana tersebut antara 5 sampai 7 tahun.
3. Perencanaan Jangka Pendek (Short Range Planning), adalah perencanaan
yang masa berlaku rencananya hanya untuk 1 tahun saja.
Perencanaan menurut [ CITATION Pet82 \l 1057 ] adalah suatu proses kerja
yang terus menerus yang meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok
dan penting dan yang akan dilaksanakan secara sistematik, melakukan perkiraan-
perkiraan dengan mempergunakan segala pengetahuan yang ada tentang masa
depan, mengorganisir secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk
melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur
keberhasilan dari pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan hasil
yang dicapai terhadap target yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan umpan
balik yang diterima dan yang telah disusun secara teratur dan baik.
Menurut [ CITATION Oka08 \l 1057 ] perencanaan strategis pembangunan
pariwisata berkelanjutan memberikan kerangka sebagai berikut:
1. Future Generation, yaitu generasi yang akan datang yang perlu
diperhatikan kecukupan sumber daya untuk memperoleh kehidupan yang
berimbang.
2. Tourism Resources, yaitu sumberdaya pariwisata yang dikelola dengan
memperhatikan keempat faktor lainnya: future generation, equity
partnership, dan carrying capacity.
5
B. Rekreasi
C. Ekowisata
menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di Taman Nasional, Taman Hutan
Raya dan Taman Wisata Alam.
Ekowisata bergantung pada pengalaman pengamat pada sumberdaya atau
lingkungan, hal ini mengkonsumsi informasi serta menuntut kualitas pengalaman
yang tinggi agar tidak berdampak terhadap lingkungan tersebut. [ CITATION
Sma94 \l 1057 ] sementara, ekowisata menurut [CITATION Had96 \l 1057 ]
adalah bagian dari wisata alam yang dapat dilakukan di kawasan yang dilindungi
seperti Taman Nasional, Taman Wisata Alam, atau di kawasan yang tidak
dilindungi seperti daerah pertanian dan desa wisata. Jadi, ekowisata merupakan
suatu perjalanan ke kawasan atau tempat yang masih alami, sehingga apabila
wisatawan tersebut datang ke tempat wisata akan merasakan ketenangan dan
kenyamanan.
Konsep pengertian dan pemahaman ekowisata yang dikutip dari
[ CITATION Ric08 \l 1057 ] yaitu:
1. Tahapan Wisata, yang dimana perlu disadari bahwa wisata memiliki lima
tahapan, sehingga tak sempurna jika definisi mengenai ekowisata hanya
bertumpu dan dikaitkan dengan destinasi saja
2. Konsep Keberlanjutan (Sustainability Concepts), dalam pembangunan,
termasuk bidang wisata, memelihara tiga pilar berkelanjutan: 1) pilar
ekologi, 2) pilar sosial-budaya, dan 3) pilar ekonomi, jika dikaitkan
dengan tahapan wisata maka ketiga pilar tersebut harus dibangun dan
dipelihara dalam satu kesatuan.
3. Rangkaian Aktivitas Pariwisata (Continuum of Tourism Activities).
Maksud dari sini adalah rangkaian kegiatan pariwisata yang sangat luas,
sehingga pengkaitan aktivitas ekowisata yang hanya berorientasi pada
alam dapat dikatakan ambigu.
4. Sudut Pandang Psikologi Wisata. Perlu diingat bahwa adanya pola
perilaku memaksimumkan para wisatawan.
Ekowisata harus berorientasi lingkungan, berkelanjutan secara ekologi,
memiliki nilai pendidikan, menyertakan kontribusi masyarakat lokal, dan
menciptakan kepuasan wisatawan [ CITATION Pag02 \l 1057 ].
8
III.
9
Objek Wisata Alam Bukit Sabak sendiri masih dikelola oleh masyarakat
setempat, oleh karena itu destinasi wisata tersebut masih kurang dikenal oleh
masyarakat luas, kondisi destinasi wisata tersebut juga cenderung
memprihatinkan. Promosi untuk destinasi wisata ini sendiri masih terbilang
kurang memadai. Sarana, prasarana dan fasilitas di destinasi wisata tersebut juga
kurang memadai. Oleh karena itu, destinasi wisata Bukit Sabak masih mempunyai
sedikit pengunjung.
Kondisi destinasi wisata Bukit Sabak yang kurang memadai, menjadikan
perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata ini dibuat. Perencanaan ini dibuat
dengan memperhatikan prinsip keberkelanjutan dari ekowisata, dan
memperhatikan tiga pilar ekowisata yaitu: ekologi, ekonomi dan sosial-budaya.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di bukit sabak
adalah meningkatkan potensi wisata di destinasi wisata tersebut, selain itu
perencanaan ini bertujuan untuk membersihkan destinasi wisata tersebut dari
sampah, melakukan penanaman kembali hutan pinus yang terbakar, mempererat
tali silaturahmi antara masyarakat sekitar dengan pengunjung dan memberikan
penyuluhan tentang pengelolaan destinasi wisata kepada warga sekitar, sekaligus
mempromosikan destinasi wisata tersebut.
3. Target Pasar atau Sasaran
Target Pasar atau Sasaran dalam Perencanaan Rekreasi dan Ekowisata di
Bukit Sabak adalah Remaja dan Orang dewasa yang memiliki fisik yang kuat dan
keinginan untuk mendapatkan pengalaman baru yang bisa didapatkan di Bukit
Sabak dengan target pemasaran 5-10 orang per hari dilihat dari sulitnya
aksesibilitas ke Bukit Sabak yang tidak memungkin apabila target terlalu banyak,
4. Identifikasi Sumberdaya Wisata
Sumberdaya wisata adalah fitur-fitur dari sebuah destinasi wisata yang
diberi nilai sebagai daya tarik oleh wisatawan dalam periode waktu tertentu
[ CITATION Wea06 \l 1057 ]. Sumberdaya wisata yang terdapat di Objek Wisata
Alam Bukit Sabak dan dapat dimanfaatkan untuk program perencanaan kegiatan
rekreasi dan ekowisata di bukit sabak adalah sumberdaya lahan, seperti hutan
12
pinus, dan lahan untuk berkemah di Puncak Bukit Sabak, rumah- rumah warga
yang digunakan untuk bersinggah sebelum menuju puncak Bukit Sabak.
b. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah sarana dan infrastuktur untuk menuju destinasi.
Aksesibilitas menuju Bukit Sabak cukup mudah dari Kota Sukabumi dengan jarak
sekitar 18 km menempuh perjalanan selama 1 jam dengan kendaraan pribadi dari
Institut Pertanian Bogor di Kota Sukabumi, sedangkan jika ingin menggunakan
angkutan umum, cari lah angkutan menuju Sukalarang lalu diteruskan dengan
menggunakan ojek. Dari bawah bukit menuju ke rumah warga terakhir pun hanya
dapat di lalui oleh motor karena jalan yang dilalui berbatu dan licin jika hujan
sehingga aksesibilitas menuju bukit dari rumah warga terakhir pun dengan
trekking menuju puncak tidak dapat menggunakan kendaraan
14
c. Dampak
Dampak yang diberikan dari adanya Perencanaan Rekreasi dan Ekowisata
ini berdampak positif terhadap lingkungan pada Hutan Pinus yang di reboisasi
sehingga membuat objek wisata ini lebih indah dan sejuk, pemungutan sampah
pun membuat daerah puncak sabak lebih menarik karena kebersihan dan
kenyamanan yang disediakan, serta api unggun yang diadakan pada malam hari
dengan cara yang tidak membuat area kemah rusak untuk memberi informasi
antar pengunjung dan warga untuk membangun dan mengelola Bukit Sabak yang
lebih baik. Dampak positif terhadap sosial dan budaya, adalah kegiatan api
unggun yang membiarkan para pengunjung untuk berdiskusi satu sama lain
tentang perkembangan Bukit Sabak atau lainnya, Dampak terhadap Ekonomi
adalah menambah pendapatan warga sekitar dan pendapatan daerah karena lebih
berkembangnya Bukit Sabak.
Dampak Negatif terhadap lingkungan, adalah rusak nya ekosistem tanah,
salah pilih tempat untuk menyalakan api unggun sehingga merusak tanah dan
mencemari udara, dampak negatif terhadap sosial budaya, adalah perbedaan
bahasa lokal sesama pengunjung dan pengelola, Dampak negatif terhadap
ekonomi adalah, persaingan antar pengunjung untuk membangun akomodasi
seperti warung- warung sehingga adanya perbedaan tarif di setiap warung.
d. Akomodasi
Akomodasi yang ada di Bukit Sabak adalah warung yang ada di rumah
warga terakhir. Sehingga setelah melewati rumah warga terakhir tak akan ada
sumber air atau makanan yang ada sepanjang jalan menuju Puncak Bukit Sabak
sehingga apabila dibangun sumber air baru akan lebih baik untuk para pendaki
agar dapat mendapatkan air lebih mudah.
6. Strategi Pelaksanaan
a. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dipakai, dimiliki atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan[ CITATION Toh00 \l 1057 ]. Produk yang ditawarkan dalam
perencanaan kegiatan ekowisata di bukit sabak ini adalah kegiatan ekowisata
15
C. Kegiatan Rekreasi
Kegiatan rekreasi yang telah dirancang dalam perencanaan kegiatan rekreasi di
bukit sabak adalah sebagai berikut:
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
23
I. Kondisi Lapangan
belum bisa diketahui secara pasti api bermula dari apa. Namun, dugaan sementara
api disinyalir akibat dari puntung roko,” pungkasnya.
Sumber:
Radar Sukabumi. (2018, Oktober 17). Radar Sukabumi. Retrieved Desember 12,
2018, from https://radarsukabumi.com:
https://radarsukabumi.com/2018/10/17/gunung-sabak-kembali-terbakar/