Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktikum VI Rabu, 19 Desember 2018

Mata Kuliah: Rekreasi dan Ekowisata

PERENCANAAN KEGIATAN REKREASI DAN EKOWISATA


DI BUKIT SABAK

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Agiel Ramadhan J3B818095


Amalia Putri Lucky Amahsyi J3B918149
Cristianto Immanuel J3B818118
Hasna Nurmeifardiani J3B918152

Dosen :
Kania Sofiantina Rahayu, S.Ikom, MPar, MTHM

Asisten Dosen :
Ali Usman, A.Md
Muhamad Raka Adrian, A.Md

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SUKABUMI
2018
i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR TABEL iv

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 3

A. Perencanaan 3

B. Rekreasi 5

C. Ekowisata 6

III. METODOLOGI PRAKTIKUM 8

A. Waktu dan Lokasi 8

B. Alat dan Bahan 8

C. Tahapan Kerja 8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9

A. Tema dan Judul Perencanaan 9

B. Alur Perencanaan Rekreasi 9

1. Latar Belakang 9

2. Tujuan Kegiatan 10

3. Target Pasar atau Sasaran 10

4. Identifikasi Sumberdaya Wisata 10

5. Atraksi, Aksesibilitas, Dampak dan Akomodasi 11

6. Strategi Pelaksanaan 13

C. Kegiatan Rekreasi 17
ii

V. KESIMPULAN 18

DAFTAR PUSTAKA 19
iii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Pemandangan Dari Puncak Bukit Sabak 11


2. Kondisi Jalan Menuju Puncak Bukit Sabak 12
iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Alat dan Bahan Yang Digunakan 8
2. Itinerary Kegiatan Ekowisata 13
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman yang sudah semakin maju seperti sekarang ini, orang-orang akan
bekerja semakin banyak dan berat. Maka dari itu kegiatan rekreasi akan sangat
dibutuhkan oleh orang khususnya yang berasal dari kalangan pekerja. Namun
dengan memasukkan kegiatan ekowisata yang bermanfaat bagi lingkungan
menjadi rekreasi semakin bermanfaat.
Sukabumi memiliki banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi. Daya
tarik yang dimiliki oleh Sukabumi adalah keindahan alamnya karena terletak di
kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, dan banyaknya destinasi wisata yang
mulai dikembangkan oleh pemerintah Sukabumi, menjadikan Sukabumi memiliki
banyak wisatawan yang berkunjung.
Salah satu destinasi wisata yang dapat dikunjungi di Sukabumi adalah Bukit
Sabak, Desa Semplak. Destinasi wisata ini berada di ketinggian 900 mdpl,
membuat udara disekitar destinasi wisata tersebut menjadi dingin, selain itu daya
tarik yang dimiliki oleh Bukit Sabak ini adalah hutan pinus. Sayangnya, destinasi
wisata Bukit Sabak ini kurang terawat, maka dari itu kegiatan praktikum
perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di Bukit Sabak akan sangat berguna
bagi destinasi wisata tersebut.
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar
terhadap alam, salah satu konsep ekowisata adalah konsep keberlanjutan. Maka
dari itu perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di destinasi wisata Bukit
Sabak ini sangat dibutuhka, mengingat kondisi destinasi wisata bukit sabak ini
sangat memprihatinkan. Pengelolaan yang ditanggung oleh warga sekitar, dan
tidak adanya dukungan dari pemerintah setempat, menjadikan destinasi wisata
tersebut hanya mempunyai fasilitas yang seadanya.
Kegiatan merencanakan suatu kegiatan ekowisata di destinasi wisata Bukit
Sabak merupakan suatu keinginan untuk mensejahterakan kegiatan wisata di
destinasi wisata tersebut, berdasarkan konsep, dan tiga pilar ekowisata yaitu:
Ekologi, Ekonomi dan Sosial Budaya. Suatu kegiatan agar bisa berjalan lancar,
2

dibutuhkan suatu perencanaan untuk kegiatan tersebut, dan bagaimana kegiatan


ekowisata dapat berjalan sesuai kriteria yang ada. Untuk itulah kegiatan praktikum
Perencanaan Kegiatan Rekreasi dan Ekowisata di Bukit Sabak ini berjalan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Perencanaan Kegiatan Rekreasi dan Ekowisata di


Bukit Sabak ini adalah merencanakan kegiatan rekreasi dan ekowisata di bukit
sabak, mengidentifikasi sumberdaya wisata yang ada, dan membuat target dan
strategi pemasaran wisata berdasarkan manfaaat dan prinsip ekowisata.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu bentuk alat yang sistematis yang diarahkan


untuk pendapatkan tujuan dan maksud tertentu melalui pengaturan, pengarahan
atau pengendalian terhadap proses pengembangan dan pembangunan.
Perencanaan memuat rumusan dari berbagai tindakan yang dianggap perlu untuk
mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan
berorientasi pada kepentingan masa depan terutama untuk mendapatkan suatu
bentuk social good, dan umumnya dikategorikan juga sebagai
pengelolaan[ CITATION Nur01 \l 1057 ].
Perencanaan menurut [ CITATION Son96 \l 1057 ], adalah keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang pada hal-hal yang akan datang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Maka dari itu,
perencanaan merupakan proses penentuan sebelum melakukan suatu kegiatan
untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Perencanaan mempunyai beberapa tujuan, seperti yang dikemukakan oleh
[ CITATION Sai98 \l 1057 ]. Tujuan dari perencanaan antara lain:
1. Membantu para pelaksana dalam melaksanakan program dengan
perencanaan yang baik maka setiap pelaksanaakan memahami rencana
tersebut dan akan merangsang para pelaksana untuk dapat melakukan
beban tugas masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2. Membantu para pelaksana untuk membuat perencanaan pada masa depan,
jadi hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan perencanaan pada saat ini
dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk menyusun rencana kerja pada
masa depan dan demikian seterusnya.
3. Sebagai upaya pengaturan, baik dalam bidang waktu, tenaga pelaksana,
sarana, biaya tujuan, lokasi serta macam organisasi pelaksananya. Jadi
dengan perencanaan yang baik akan menghindari kemungkinan terjadinya
duplikasi, bentrokan ataupun penghamburan dan penyia-nyiaan dari setiap
program kerja ataupun aktivitas yang dilakukan. Jadi pemanfaatan dari
4

sumber data dan tata cara yang dipunnyai dapat diatur secara efektif dan
efisien.
4. Untuk memperoleh dukungan baik berupa dukungan legislatif (melalui
peraturan ataupun perundang-undangan), dapat berupa dukungn moril
(persetujuan masyarakat, ataupun dukungan materiil dan finansial).
Perencanaan mempunyai tiga macam jenis [ CITATION Asr96 \l 1057 ],
tiga macam jenis perencanaan tersebut adalah
1. Perencanaan Jangka Panjang (Long-range Planning), adalah perencanaan
yang masa berlaku recananya antara 12 sampai 20 tahun.
2. Perencanaan Jangka Menengah (Medium-range Planning), adalah
perencanaan yang masa berlaku rencana tersebut antara 5 sampai 7 tahun.
3. Perencanaan Jangka Pendek (Short Range Planning), adalah perencanaan
yang masa berlaku rencananya hanya untuk 1 tahun saja.
Perencanaan menurut [ CITATION Pet82 \l 1057 ] adalah suatu proses kerja
yang terus menerus yang meliputi pengambilan keputusan yang bersifat pokok
dan penting dan yang akan dilaksanakan secara sistematik, melakukan perkiraan-
perkiraan dengan mempergunakan segala pengetahuan yang ada tentang masa
depan, mengorganisir secara sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk
melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur
keberhasilan dari pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan hasil
yang dicapai terhadap target yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan umpan
balik yang diterima dan yang telah disusun secara teratur dan baik.
Menurut [ CITATION Oka08 \l 1057 ] perencanaan strategis pembangunan
pariwisata berkelanjutan memberikan kerangka sebagai berikut:
1. Future Generation, yaitu generasi yang akan datang yang perlu
diperhatikan kecukupan sumber daya untuk memperoleh kehidupan yang
berimbang.
2. Tourism Resources, yaitu sumberdaya pariwisata yang dikelola dengan
memperhatikan keempat faktor lainnya: future generation, equity
partnership, dan carrying capacity.
5

3. Equity, yaitu sikap perencana dan pengelola yang dituntut selalu


memperhatikan unsur keadilan untuk mencapai pembangunan yang
berkesinambungan di waktu yang akan datang.
4. Carrying Capacity, yaitu kemampuan suatu kawasan untuk menampung
kunjungan wisatawan dan semua permasalahan yang terjadi sebagai akibat
kunjungan wisata ini.
5. Partnership, yaitu kemitraan yang perlu diciptakan antara generasi
sekarang dan generasi yang akan datang.
Perencanaan pembangunan pariwisata menurut [ CITATION Cla94 \l 1057 ]
ditentukan oleh keseimbangan potensi sumberdaya dan jasa wisata yang dimiliki
(Supply), dan permintaan atau minat wisatawan (Demand).

B. Rekreasi

Rekreasi secara harfiah berarti membuat ulang, yaitu kegiatan yang


dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Rekreasi
dalam Bahasa Latin berarti re-creare, dalam Bahasa Inggris rekreasi berasal dari
kata re dan creature. Creature difahami sebagai daya cipta, sehingga re-creature
difahami sebagai pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta. Daya cipta
berarti menciptakan dan/atau menemukan sesutau yang baru atau adanya inovasi.
Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seseorang atau secara
bersama-sama dengan orang lain dalam waktu-waktu senggang secara sadar serta
sukarela untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan serta kesegaran pribadi
dengan langsung dan segera[ CITATION Mar72 \l 1057 ].
Rekreasi dikutip dari [ CITATION Ric08 \l 1057 ], adalah sebuah aktivitas
yang dilakukan pada waktu luang dengan tujuan untuk kembali kreatif. Sehingga
rekreasi dapat difahami sebagai kegiatan yang dilakukan saat waktu senggang
untuk menyegarkan pikiran, untuk kembali kreatif dan membuat inovasi.
Karakteristik rekreasi menurut [ CITATION Buc75 \l 1057 ] yaitu: 1)
Leisure Time, dilakukan pada waktu luang. 2) Enjoyable, dilakukan untuk tujuan
kesenangan. 3) Voluntary, dilakukan berdasarkan kemauan sendiri. 4)
Constructive, dapat membangun atau mengembangkan kemampuan dan
kreativitas yang ada. 5) Non-Survival, bukan merupakan kegiatan untuk mencari
nafkah atau kehidupan.
6

Aktivitas rekreasi mempunyai empat bentuk menurut [ CITATION Sey \l 1057 ],


dari keempat bentuk tersebut di dalamnya terdapat perbedaan aktivitas rekreasi.
Keempat bentuk rekreasi tersebut adalah:
1. Rekreasi fisik, adalah bentuk dari rekreasi yang membutuhkan
penggunaan atau usaha fisik dalam melakukan aktivitas rekreasi.
2. Rekreasi sosial, adalah bentuk rekreasi yang mencakup interaksi sosial
sebagai aktivitasnya.
3. Rekreasi kognitif, adalah bentuk rekreasi yang mencakup pendidikan,
kebudayaan dan estetika.
4. Rekreasi lingkungan, adalah bentuk rekreasi yang memerlukan
penggunaan sumberdaya alam, misalnya air, pepohonan, pemandangan
atau kehidupan liar.
Rekreasi menurut [ CITATION Kla94 \l 1057 ], merupakan salah satu
kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali
dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak orang di
lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah,
sehingga mereka membutuhkan istirahat sehabis bekerja, tidur dengan nyaman,
bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan,
mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa
aman dari resiko buruk.

C. Ekowisata

Ekowisata dalam bahasa indonesia lebih populer, dibanding penggunaan


istilah ekoturisme yang merupakan terjemahan dari kata ecotourism. Ekowisata
berarti wisata ekologis. Istilah ecotourism ini terbentuk dari dua kata, yaitu eco
dan tourism. Eco berarti lingkungan. Lingkungan yang dimana berarti luas
mencakup lingkungan ekologi, lingkungan ekonomi dan lingkungan sosial
budaya. Sementara kata turisme merupakan perjalanan. Secara sederhana
ekoturisme berarti perjalanan yang memperhatikan konsep lingkungan.
Mengutip dari Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1994 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam dan Zona Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan
Taman Wisata Alam. Ekowisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
7

menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di Taman Nasional, Taman Hutan
Raya dan Taman Wisata Alam.
Ekowisata bergantung pada pengalaman pengamat pada sumberdaya atau
lingkungan, hal ini mengkonsumsi informasi serta menuntut kualitas pengalaman
yang tinggi agar tidak berdampak terhadap lingkungan tersebut. [ CITATION
Sma94 \l 1057 ] sementara, ekowisata menurut [CITATION Had96 \l 1057 ]
adalah bagian dari wisata alam yang dapat dilakukan di kawasan yang dilindungi
seperti Taman Nasional, Taman Wisata Alam, atau di kawasan yang tidak
dilindungi seperti daerah pertanian dan desa wisata. Jadi, ekowisata merupakan
suatu perjalanan ke kawasan atau tempat yang masih alami, sehingga apabila
wisatawan tersebut datang ke tempat wisata akan merasakan ketenangan dan
kenyamanan.
Konsep pengertian dan pemahaman ekowisata yang dikutip dari
[ CITATION Ric08 \l 1057 ] yaitu:
1. Tahapan Wisata, yang dimana perlu disadari bahwa wisata memiliki lima
tahapan, sehingga tak sempurna jika definisi mengenai ekowisata hanya
bertumpu dan dikaitkan dengan destinasi saja
2. Konsep Keberlanjutan (Sustainability Concepts), dalam pembangunan,
termasuk bidang wisata, memelihara tiga pilar berkelanjutan: 1) pilar
ekologi, 2) pilar sosial-budaya, dan 3) pilar ekonomi, jika dikaitkan
dengan tahapan wisata maka ketiga pilar tersebut harus dibangun dan
dipelihara dalam satu kesatuan.
3. Rangkaian Aktivitas Pariwisata (Continuum of Tourism Activities).
Maksud dari sini adalah rangkaian kegiatan pariwisata yang sangat luas,
sehingga pengkaitan aktivitas ekowisata yang hanya berorientasi pada
alam dapat dikatakan ambigu.
4. Sudut Pandang Psikologi Wisata. Perlu diingat bahwa adanya pola
perilaku memaksimumkan para wisatawan.
Ekowisata harus berorientasi lingkungan, berkelanjutan secara ekologi,
memiliki nilai pendidikan, menyertakan kontribusi masyarakat lokal, dan
menciptakan kepuasan wisatawan [ CITATION Pag02 \l 1057 ].
8

III.
9

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi

Lokasi dilaksanakannya praktikum Perencanaan Kegiatan Rekreasi dan


Ekowisata bertempat di Bukit Sabak, Desa Semplak, Kecamatan Sukalarang,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pada hari Senin, 10 Desember 2018. Waktu
yang dibutuhkan selama pelaksanaan praktikum adalah dua jam, yaitu dari jam
15:00 – 18:00 WIB.

B. Alat dan Bahan

Setiap praktikum selalu membutuhkan alat dan bahan untuk menunjang


keberhasilan dari praktikum tersebut. Alat dan bahan juga berguna untuk
mempermudah dalam pengambilan data. Alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Alat dan Bahan Yang Digunakan
NO Alat dan Bahan Kegunaan
1. Alat Tulis Untuk mencatat hal hal penting yang akan dikaji dalam pembuatan
laporan dan mengisi thallysheet.
2. Handphone Untuk melakukan dokumentasi dalam praktikum
3. Laptop Untuk merekap data, membuat laporan praktikum, dan membuat
presentasi praktikum.
C. Tahapan Kerja

Tahapan kerja yang dilakukan selama praktikum Perencanaan Kegiatan


Rekreasi dan Ekowisata di Bukit Sabak adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi dilaksanakannya praktikum
2. Melakukan observasi dan pengambilan dokumentasi di lokasi praktikum
yang telah ditentukan.
3. Mendiskusikan data yang telah didapat dan perencanaan yang akan dibuat
untuk destinasi wisata tersebut.
4. Membuat laporan dan presentasi dengan pembahasan tentang perencanaan
ekowisata yang akan dibuat untuk destinasi wisata Bukit Sabak
10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tema dan Judul Perencanaan


Kondisi destinasi wisata Bukit Sabak yang masih belum dikelola dengan
baik, membuat pemilihan tema perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di
Bukit Sabak adalah peduli lingkungan disekitar Bukit sabak, dengan
memperhatikan konsep ekowisata yang berkelanjutan, dan memelihara tiga pilar
keberlanjutan yaitu: pilar ekologi, pilar ekonomi dan pilar sosial-budaya dan
memperhatikan segala sisi dari Bukit Sabak.
Pemilihan tema praktikum perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di
bukit sabak adalah peduli lingkungan, dan judul perencanaan kegiatan rekreasi
dan ekowisata di Bukit Sabak adalah SABER (Sabak Bersih).
B. Alur Perencanaan Rekreasi
1. Latar Belakang
Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan beberapa aspek
yaitu: aspek ekologi, aspek pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan sosial-
budaya masyarakat setempat, ekowisata merupakan perjalanan bertanggung jawab
(Responsible Travel) ke kawasan alami untuk melestarikan lingkungan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Dalam hal ini ekowisata bukan
seperti kegiatan pariwisata seperti pada umumnya, namun juga bertanggung jawab
untuk memperhatikan aspek-aspek ekowisata.
Pada waktu ini, wisata alam seperti mendaki atau trekking cukup digemari
oleh beberapa kalangan masyarakat, khususnya dari kalangan remaja dan dewasa.
Para pegiat kegiatan mendaki seperti ini biasanya akan mencari destinasi wisata
yang memiliki jalur trekking, dan salah satu dari destinasi wisata yang mempunyai
jalur trekking ini adalah Bukit Sabak. Destinasi yang mempunyai daya tarik
seperti hutan pinus ini biasa digunakan oleh para pegiat kegemaran mendaki untuk
mengasah kemampuan mendakinya. Jalur pendakian yang tidak terlalu berat dan
sumberdaya wisata yang cukup memadai membuat destinasi wisata tersebut
banyak dipilih orang untuk melakukan kegiatan rekreasi dan ekowisata.
11

Objek Wisata Alam Bukit Sabak sendiri masih dikelola oleh masyarakat
setempat, oleh karena itu destinasi wisata tersebut masih kurang dikenal oleh
masyarakat luas, kondisi destinasi wisata tersebut juga cenderung
memprihatinkan. Promosi untuk destinasi wisata ini sendiri masih terbilang
kurang memadai. Sarana, prasarana dan fasilitas di destinasi wisata tersebut juga
kurang memadai. Oleh karena itu, destinasi wisata Bukit Sabak masih mempunyai
sedikit pengunjung.
Kondisi destinasi wisata Bukit Sabak yang kurang memadai, menjadikan
perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata ini dibuat. Perencanaan ini dibuat
dengan memperhatikan prinsip keberkelanjutan dari ekowisata, dan
memperhatikan tiga pilar ekowisata yaitu: ekologi, ekonomi dan sosial-budaya.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di bukit sabak
adalah meningkatkan potensi wisata di destinasi wisata tersebut, selain itu
perencanaan ini bertujuan untuk membersihkan destinasi wisata tersebut dari
sampah, melakukan penanaman kembali hutan pinus yang terbakar, mempererat
tali silaturahmi antara masyarakat sekitar dengan pengunjung dan memberikan
penyuluhan tentang pengelolaan destinasi wisata kepada warga sekitar, sekaligus
mempromosikan destinasi wisata tersebut.
3. Target Pasar atau Sasaran
Target Pasar atau Sasaran dalam Perencanaan Rekreasi dan Ekowisata di
Bukit Sabak adalah Remaja dan Orang dewasa yang memiliki fisik yang kuat dan
keinginan untuk mendapatkan pengalaman baru yang bisa didapatkan di Bukit
Sabak dengan target pemasaran 5-10 orang per hari dilihat dari sulitnya
aksesibilitas ke Bukit Sabak yang tidak memungkin apabila target terlalu banyak,
4. Identifikasi Sumberdaya Wisata
Sumberdaya wisata adalah fitur-fitur dari sebuah destinasi wisata yang
diberi nilai sebagai daya tarik oleh wisatawan dalam periode waktu tertentu
[ CITATION Wea06 \l 1057 ]. Sumberdaya wisata yang terdapat di Objek Wisata
Alam Bukit Sabak dan dapat dimanfaatkan untuk program perencanaan kegiatan
rekreasi dan ekowisata di bukit sabak adalah sumberdaya lahan, seperti hutan
12

pinus, dan lahan untuk berkemah di Puncak Bukit Sabak, rumah- rumah warga
yang digunakan untuk bersinggah sebelum menuju puncak Bukit Sabak.

5. Atraksi, Aksesibilitas, Dampak dan Akomodasi


a. Atraksi
Atraksi difahami sebagai daya tarik suatu obyek yang dapat menarik
wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata tersebut [ CITATION JJS87 \l
1057 ]. Atraksi wisata dibagi menjadi tiga yaitu: daya tarik alami, daya tarik
budaya dan daya tarik bersifat khusus buatan manusia. Atraksi yang terdapat di
destinasi wisata Bukit Sabak adalah pemandangan Sukabumi, hutan pinus dan
iklim yang sejuk karena Puncak Bukit Sabak berada di ketinggian 900 mdpl.
Dalam perencanaan kegiatan ekowisata di Bukit Sabak, atraksi yang
ditawarkan adalah kegiatan Sabak Bersih yang dimana kegiatan tersebut adalah
membersihkan Puncak Bukit Sabak, api unggun, yang dimana fokus kegiatannya
adalah sharing sesama wisatawan untuk mengembangkan destinasi wisata Bukit
Sabak, dan penanaman kembali hutan pinus yang terbakar.
13

Gambar 1 Pemandangan Dari Puncak Bukit Sabak


Sumber: Dokumentasi Pribadi

b. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah sarana dan infrastuktur untuk menuju destinasi.
Aksesibilitas menuju Bukit Sabak cukup mudah dari Kota Sukabumi dengan jarak
sekitar 18 km menempuh perjalanan selama 1 jam dengan kendaraan pribadi dari
Institut Pertanian Bogor di Kota Sukabumi, sedangkan jika ingin menggunakan
angkutan umum, cari lah angkutan menuju Sukalarang lalu diteruskan dengan
menggunakan ojek. Dari bawah bukit menuju ke rumah warga terakhir pun hanya
dapat di lalui oleh motor karena jalan yang dilalui berbatu dan licin jika hujan
sehingga aksesibilitas menuju bukit dari rumah warga terakhir pun dengan
trekking menuju puncak tidak dapat menggunakan kendaraan
14

c. Dampak
Dampak yang diberikan dari adanya Perencanaan Rekreasi dan Ekowisata
ini berdampak positif terhadap lingkungan pada Hutan Pinus yang di reboisasi
sehingga membuat objek wisata ini lebih indah dan sejuk, pemungutan sampah
pun membuat daerah puncak sabak lebih menarik karena kebersihan dan
kenyamanan yang disediakan, serta api unggun yang diadakan pada malam hari
dengan cara yang tidak membuat area kemah rusak untuk memberi informasi
antar pengunjung dan warga untuk membangun dan mengelola Bukit Sabak yang
lebih baik. Dampak positif terhadap sosial dan budaya, adalah kegiatan api
unggun yang membiarkan para pengunjung untuk berdiskusi satu sama lain
tentang perkembangan Bukit Sabak atau lainnya, Dampak terhadap Ekonomi
adalah menambah pendapatan warga sekitar dan pendapatan daerah karena lebih
berkembangnya Bukit Sabak.
Dampak Negatif terhadap lingkungan, adalah rusak nya ekosistem tanah,
salah pilih tempat untuk menyalakan api unggun sehingga merusak tanah dan
mencemari udara, dampak negatif terhadap sosial budaya, adalah perbedaan
bahasa lokal sesama pengunjung dan pengelola, Dampak negatif terhadap
ekonomi adalah, persaingan antar pengunjung untuk membangun akomodasi
seperti warung- warung sehingga adanya perbedaan tarif di setiap warung.
d. Akomodasi
Akomodasi yang ada di Bukit Sabak adalah warung yang ada di rumah
warga terakhir. Sehingga setelah melewati rumah warga terakhir tak akan ada
sumber air atau makanan yang ada sepanjang jalan menuju Puncak Bukit Sabak
sehingga apabila dibangun sumber air baru akan lebih baik untuk para pendaki
agar dapat mendapatkan air lebih mudah.
6. Strategi Pelaksanaan
a. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dipakai, dimiliki atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan[ CITATION Toh00 \l 1057 ]. Produk yang ditawarkan dalam
perencanaan kegiatan ekowisata di bukit sabak ini adalah kegiatan ekowisata
15

bermalam. Berikut adalah itinerary kegiatan ekowisata bermalam yang


ditawarkan dalam perencanaan kegiatan rekreasi dan ekowisata di bukit sabak:
Tabel 2 Itinerary Kegiatan Ekowisata
Waktu
No Kegiatan Aktivitas Lokasi
(WIB)
1. 09.00-10.00 Berkumpul Para peserta berkumpul Pasar Degung
di titik kumpul menuju
lokasi
2. 10.00-11.30 Keberangkatan dan Para peserta berangkat Desa Semplak
tiba di lokasi menuju lokasi dan
sampai di lokasi
3. 11.30-13.00 Ishoma Istirahat, sholat, makan Desa Semplak
4. 13.00-13.30 Briefing Memberi pengarahan Desa Semplak
terhadap peserta
5. 13.30-15.00 Trekking Berjalan menuju puncak Jalur
bukit Sabak Trekking
Bukit Sabak
6. 15.00-17.00 SABER (Sabak Membersihkan sampah Puncak Bukit
Bersih) dan mengumpulkannya Sabak
untuk dibuang di tempat
yang lebih baik.

7. 17.00-18.00 Ishoma Istirahat, makan, sholat Puncak Bukit


Sabak
8. 18.00-19.00 Mendirikan tenda Persiapan untuk Puncak Bukit
bermalam di Puncak Sabak
Bukit Sabak

9. 19.00-23.00 Api Unggun Membuat API Unggun Puncak Bukit


dan sharing sesama Sabak
pengunjung
10. 23.00-05.30 Istirahat Tidur Puncak Bukit
Sabak
Hari Ke – 2
Waktu
No. Aktivitas Keterangan Lokasi
(WIB)
11. 05.30-06.00 Olahraga Olahraga pagi serta Puncak Bukit
melihat sunrise Sabak
12. 06.00-07.00 Makan Pagi Sarapan Pagi Puncak Bukit
Sabak
13. 07.00-09.00 Acara Bebas Berfoto foto dan Puncak Bukit
persiapan untuk turun Sabak
14. 09.00-12.00 Reboisasi Kegiatan penanaman Kawasan
kembali Hutan Pinus Hutan Pinus
yang Terbakar Bukit Sabak
15. 12.00-13.30 Trekking Turun dari Bukit Sabak Jalur
Trekking
Bukit Sabak
16. 13.30-14.00 Ishoma Istirahat, makan, sholat Desa Semplak
17. 14.00-16.00 Penyuluhan dan Penyuluhan masyarakat Desa Semplak
Evaluasi sekitar
18. 16.00 Penutupan Pembubaran peserta Pasar Degung
Kegiatan yang dilakukan dalam rencana kegiatan rekreasi dan ekowisata di
bukit sabak. Pada hari pertama, peserta berkumpul di titik kumpul yang telah
16

ditentukan yaitu Pasar Degung, Benteng. Selanjutnya, peserta berangkat ke Desa


Semplak untuk persiapan menanjak Bukit Sabak sekaligus makan dan
melaksanakan ibadah. Setelah itu peserta melakukan trekking ke puncak Bukit
Sabak, perjalanan ke puncak bukit sabak dapat memakan waktu 1 jam 30 menit.
Sesampainya di Puncak Bukit Sabak, peserta melakukan kegiatan SABER (Sabak
Bersih) dengan mengumpulkan sampah yang ada di Puncak Bukit Sabak. Setelah
itu peserta istirahat dan membangun tenda untuk bermalam. Setelah itu, peserta
melakukan kegiatan api unggun yang ditujukan untuk sharing sesama peserta
yang mengikuti kegiatan tentang bagaimana membangun dan mengembangkan
Bukit Sabak menjadi destinasi wisata yang baik. Setelah itu peserta beristirahat
untuk melakukan kegiatan di keesokan harinya.
Pada hari kedua dalam rencana kegiatan rekreasi dan ekowisata di bukit
sabak. Pertama, peserta melakukan olahraga pagi serta melihat sunrise yang
merupakan salah satu daya tarik dari Bukit Sabak. Lalu peserta makan pagi atau
sarapan untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah itu peserta mendapatkan
acara bebas untuk berfoto dan untuk mempersiapkan diri untuk turun dari Puncak
Bukit Sabak dan acara selanjutnya. Setelah itu peserta melakukan penanaman
kembali hutan pinus yang terbakar, dan melakukan trekking menuruni Bukit
Sabak. Setelah itu, diadakan acara penyuluhan dengan warga sekitaran destinasi
wisata tentang bagaimana cara mengelola destinasi wisata, penyuluhan ini
bertujuan agar warga sekitar mengelola destinasi wisata tersebut lebih baik lagi,
dan juga agar destinasi wisata Bukit Sabak terhindar dari kejadian seperti
kebakaran hutan. Setelah itu peserta evaluasi, untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan kegiatan, dan peserta kembali ke titik kumpul di Pasar Degung,
Benteng. Setelah itu peserta dapat pulang ke rumah masing-masing
b. Promosi
Promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran, artinya aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan [ CITATION Fan02 \l 1057 ]. Promosi yang dilakukan untuk
rencana kegiatan rekreasi dan ekowisata di bukit sabak adalah pembuatan poster
17

yang menarik tentang Perencanaan Kegiatan Rekreasi dan Ekowisata, brosur


tentang apa saja yang di tawarkan di Bukit Sabak, serta peran teknologi yang akan
selalu dipakai untuk menyebarluaskan informasi dan juga memberitahu secara
langsung ke orang lain dengan inter
18

C. Kegiatan Rekreasi
Kegiatan rekreasi yang telah dirancang dalam perencanaan kegiatan rekreasi di
bukit sabak adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Rekreasi Fisik oleh Cristianto Immanuel (J3B918149)


Kegiatan Rekreasi fisik membutuhkan tenaga dan fisik yang kuat, maka kegiatan
rekreasi fisik di Bukit Sabak adalah, trekking menuju Puncak Bukit Sabak setinggi
900 mdpl dengan medan yang cukup ekstrim.
2. Kegiatan Rekreasi Sosial Oleh Amalia Putri Lucky Amahsyi (J3B918149)
Kegiatan Rekreasi Sosial yang mencakup interaksi sosial sebagai aktivitas nya.
Kegiatan Rekreasi Sosial di Bukit Sabak adalah kegiatan Penyuluhan untuk
masyarakat sekitar dan juga sharing antar pengunjung dan warga sekitar saat api
unggun.
3. Kegiatan Rekreasi Kognitif Oleh Hasna Nurmeifardiani (J3B918152)
Kegiatan Rekreasi yang mencakup pendidikan, kebudayaan, dan estetika yang ada
di Bukit Sabak, seperti estetika Hutan Pinus sepanjang jalur trekking dang
banyaknya jenis tumbuhan yang bisa di amati
4. Kegiatan Rekreasi Lingkungan Oleh Agiel Ramdhan (J3B818095)
Kegiatan Rekreasi Lingkungan yang memerlukan penggunaan sumber daya
alam misalnya air, pepohonan, pemandangan disediakan disabak yaitu, dengan
kegiatan reboisasi hutan pinus yang gundul akibat kebakaran hutan yang di
sebabkan oleh ulah manusia yaitu membuang rokok sembarang sehingga
membuat ekosistem hutan rusak dan gundul, mengambil sampah yang berserakan
di sampah juga bentuk kegiatan ekowisata untuk membuat Bukit Sabak bersih
dari banyak sampah yang di tinggalkan oleh pengunjung dan view pemandangan
kota Sukabumi dari atas puncak Bukit Sabak.
19

V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum Perencanaan Kegiatan Ekowisata Di Bukit Sabak


dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab tujuan, yaitu perencanaan kegiatan
rekreasi dan ekowisata di Bukit Sabak dapat melakukan banyak kegiatan, dengan
fokus kegiatan adalah pengembangan destinasi wisata dan peduli lingkungan.
Wisata Bukit Sabak juga mempunyai beberapa aspek ekowisata didalamnya
seperti jalur trekking, hutan pinus dan pemandangan dari atas Bukit Sabak.
Program yang telah direncanakan adalah Program Rekreasi dan Ekowisata
Bermalam yang didalamnya terdapat aspek ekowisata berkelanjutan dengan tema
peduli lingkungan destinasi wisata dan pengembangan destinasi wisata. Tentunya
perencanaan program kegiatan tersebut memiliki manfaat dan prinsip ekowisata
didalam setiap kegiatannya.
20

DAFTAR PUSTAKA

Avenzora, R. (2008). EKOTURISME: Teori dan Praktek. Banda Aceh: BRR


NAD-NIAS.
Azwar, A. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan.
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bucher, C. A. (1975). Administration of Health and Physical Education
Programme (Vol. III). Toronto: W. B. Saunders Co.
Drucker, P. S. (1982). Management Challenges for The 21st Century. New York:
HarperBusiness.
Eplerwood, M. (1996). Proposal for Conference on Ecotourism and Community
Benefits. North Bennington: The Ecotourism Society.
Gold, S. M. (1980). Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill.
Gunn, C. A. (1994). Tourism Planning: Basics, Concepts, Cases. Oxfordshire:
Taylor & Francis.
Hadinoto, K. (1996). Perencanaan Pengembangan Destinasi Wisata. Jakarta: UI
Press.
Krippendorf, K. (1994). Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodolog. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Marjono. (1972). Rekreasi Terarah Untuk Pemuda. Jakarta: Dirjen Olahraga.
Nurisjah, S. (2001). Rencana Pembangunan Fisik Kawasan Wisata Bahari di
Wilayah Pesisir Indonesia. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia.
Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan, Volume 3, Nomor 2.
Page, S., & Dowling, R. (2002). Ecotourism. Harlow, England: Pearson
Education.
Siagian, S. P. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Smardon, R. C. (1994). Ecotourisms: Blessing or Bane to Sustainable
Development. Sweden: Comitee Am. Society Lanscape Architects.
Spillane, J. J. (1987). Pariwisata Indonesia: Sejarah dan Prospeknya.
Yogyakarta: Kanisius.
Tjiptono, F. (2002). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
21

Tohar, M. (2000). Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.


Weaver, D., & Lawton, L. (2006). Tourism Management. New Jersey: Wiley.
Yoeti, O. A. (2008). Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan
Implementasi. Jakarta: Kompas.
22

LAMPIRAN
23

I. Kondisi Lapangan

Kondisi Lapangan di Bukit Sabak


Sumber: Dokumentasi Pribadi
24

II. Berita Kebakaran Hutan Pinus Bukit Sabak

Gunung Sabak Kembali Terbakar

SUKALARANG— Gunung Sabak kembali terbakar, diduga kebakaran tersebut


berasal dari ulah orang yang tidak bertanggungjawab dengan membuang puntung
rokok disekitaran gunung.
Berdasarkan data dari Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Sukabumi, bahwa kebakaran tersebut berawal dari warga yang
membuang puntung rokok secara sembarang, maka dari itu dirinya menghimbau
kepada seluruh warga agar tidak membuang puntung rokok ke semak belukar di
kawasan Gunung Sabak dan Gunung Suta, Desa Prianganjaya, Kecamatan
Sukalarang. Lantaran, bisa memicu kebakaran di kawasan hutan tersebut.
“Dalam waktu satu bulan ini, kawasan di gunung tersebut sudah dua kali
terjadi kebakaran. Peristiwa yang pertama terjadi pada Minggu (16/9) lalu.
Sementara peristiwa kebakaran yang kedua terjadi pada Senin (16/10). Untuk itu,
kami menghimbau kepada warga agar mewaspadai kebakaran di hutan itu,
sehingga tidak menimbulkan korban bencana,” jelas Relawan BPBD Kabupaten
Sukabumi, Taufik kepada Radar Sukabumi, kemarin (16/10).
Peringatan kewaspadaan itu, sambung Taufik, sengaja dilalukan mengingat
di kawasan gunung tersebut sering terjadi kebakaran. “Meski di gunung ini, jauh
dengan pemukiman penduduk dan tidak berpotensi dapat menimbulkan korban
jiwa.
Tetapi, warga tetap harus mewaspadainya. Sebab proses pemadamannya
akan menjadi lebih sulit. Ya, karena medannya cukup terjal dibandingkan dengan
lokasi kebakaran di pemukiman penduduk,” paparnya.
Selain memberikan peringatan agar warga tidak membuang puntung roko
sembarangan, BPBD Kabupaten Sukabumi juga meminta warga agar tidak
membakar rerumputan yang mengalami kekeringan karena khawatir menimbulkan
kebakaran hutan.
“Peristiwa kebakaran yang kedua kalinya, telah menyebabkan hutan seluas
40 hektar hangus terbakar. Berdasarkan pantauan petugas dilapangan, memang
25

belum bisa diketahui secara pasti api bermula dari apa. Namun, dugaan sementara
api disinyalir akibat dari puntung roko,” pungkasnya.

Sumber:
Radar Sukabumi. (2018, Oktober 17). Radar Sukabumi. Retrieved Desember 12,
2018, from https://radarsukabumi.com:
https://radarsukabumi.com/2018/10/17/gunung-sabak-kembali-terbakar/

Anda mungkin juga menyukai