Disusun Oleh:
Fikri Mujtahid Haikal Hamzah J3B119028
Dosen:
Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP
Asisten Dosen:
Shinta Amalia, S.Tr.,Par
Syifa Ainun Nabila, A.Md
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Perencanaan 3
B. Demand 3
C. Supply 3
D. Kawasan alami 4
E. Pandemi 4
III. METODE PRAKTIKUM 5
A. Lokasi dan Waktu 5
B. Alat dan Bahan 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
A. Identifikasi dan Pengukuran Kualitas Supply pada Kawasan Alami 6
1. Inventarisasi Supply pada Kawasan Alami 6
a. Kawasan Wisata 6
b. Daya Tarik Wisata 7
c. Fasilitas Wisata 8
2. Penilaian Kualitas Supply pada Kawasan 12
a. Karakteristik Responden 12
b. Penilaian Pengunjung Terhadap Wisata 13
c. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata 14
Identifikasi dan Pengukuran Kualitas Demand pada Kawasan Alami 17
1. Motivasi Pengunjung pada Kawasan atau Obyek Wisata 17
2. Aktivitas dan Preferensi Pengunjung pada Kawasan atau Obyek Wisata 18
1. Perencanaan Kawasan 19
a. Obyek Wisata 19
b. Aktivitas 19
c. Fasilitas 20
2. Perencanaan Program 21
KESIMPULAN 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28
ii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Alat dan bahan 5
2. Karakteristik responden 12
3. Ittenerary Jarambah 23
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Curug Cibeureum 6
2. Curug Cidengdeng 7
3. Curug Cikundul 8
4. Telaga biru 8
5. Pintu masuk TNGGP 9
6. Kantor loket 9
7. Tempat sampah 10
8. Mushola Curug Cibeureum 10
9. Gazebo Curug Cibeureum 11
10. Papan informasi 11
11. Kamar mandi Curug Cibeureum 12
12. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata 13
13. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata 14
14. Diagram penilaian atraksi wisata 15
15. Diagram Aktivitas wisata 16
16. Diagram durasi aktivitas wisata 16
17. Diagram motivasi pengunjung 17
18. Diagram preferensi aktivitas wisata 18
19. Diagram preferensi kawasan wisata 19
20. Sketsa Perencanaan 24
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Karakteristik responden 28
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Tahapan ini dilaksanakan dalam rangka pembangunan daerah yang memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,
baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan
manusia.
Permintaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga produk,
harga produk pengganti, harga produk pelengkap, jumlah pendapatan rumah tangga,
corak distribusi pendapatan masyarakat, selera konsumen, intensitas kebutuhan
konsumen, perkiraan harga pada masa depan dan jumlah penduduk.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi supply yang disediakan oleh suatu
destinasi wisata, menurut Avenzora (2008), segala sesuatu baik barang ataupun jasa
yang ditawarkan kepada pengunjung di suatu kawasan wisata pada waktu, jumlah dan
harga tertentu. Penawaran wisata akan berkaitan dengan apa yang dapat ditawarkan,
berapa banyak yang ditawarkan, kapan dapat ditawarkan, dimana dapat ditawarkan
dan kepada siapa ditawarkan. Penawaran rekreasi dan wisata dapat dikelompokkan
menjadi atraksi wisata, aksesibilitas, akomodasi, fasilitas pendukung, serta faktor
pendukung lainnya seperti informasi, interpretasi, promosi dan lainnya. Penawaran
wisata juga dapat dilihat berdasarkan atraksi wisatanya, diantaranya adalah daya tarik
alami, daya tarik budaya dan daya tarik bersifat khusus buatan manusia.
Kawasan wisata alam merupakan wilayah yang dibentuk dan bertujuan untuk
digunakan sebagai lokasi pariwisata, pendidikan, penelitian dan pelestarian
kebudayaan. Lokasi kawasan wisata alam umumnya terletak di dalam kawasan
konservasi sehingga pengelolaa wilayah ini dilakukan dengan prinsip konservasi dan
perlindungan alam. Pengertian lain mengenai kawasan wisata alam adalah suatu
kawasan pelestarian alam yang digunakan sebagai daya tarik wisata dan rekreasi alam
dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber daya alam dan ekosistem suatu
kawasan yang terbentuk secara alami maupun perpaduan buatan manusia.
Perencanaan yang akan dirancang merupakan rancangan berdasarkan demand atau
permintaan dari wisatawan. Permintaan yang diinginkan oleh wisatawan juga dapat
dijadikan sebuah alat evaluasi bagi pengelola untuk menyediakan pelayanan yang
lebih baik.
2
B. Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dalam praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas
Supply dan Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand
pada Kawasan Alami. Tujuan tersebut. Tujuan tersebut dibuat sebagai dasar dalam
membuat hasil dan pembahasan serta kesimpulan. Tujuan dari praktikum tersebut
diantaranya adalah:
1) Mengidentifikasi kualitas supply pada kawasan alami.
2) Mengidentifikasi kualitas demand pada kawasan alami
3) Merancang kawasan dan program berdasarkan pendekatan demand pada
kawasan alami
3
A. Perencanaan
Pengertian perencanaan secara umum merupakan suatu upaya dalam
menentukan berbagai hal yang hendak dicapai atau tujuan di masa depan dan juga
untuk menentukan beragam tahapan yang memang dibutuhkan demi mencapai tujuan
tersebut. Douglas mengatakan bahwa pengertian perencanaan adalah suatu proses
yang terus-menerus dalam hal pengkajian, membuat tujuan dan saran, serta
mengimplementasikan dan mengevaluasi ataupun memantaunya. Menurut Alder
(1999) Perencanaan merupakan semua proses menentukan apa yang ingin dicapai
pada masa yang akan datang dan juga menetapkan tahapan-tahapan yang diperlukan
untuk mencapainya.
B. Demand
Demand atau permintaan merupakan jumlah keseluruhan hasil produksi dalam
bentuk barang atau jasa yang akan dibeli atau diminta oleh konsumen pada tingkat
harga dan waktu tertentu. Semakin tinggi jumlah permintaan akan membuat harga
produk menjadi semakin mahal dan sebaliknya, apabila semakin rendahnya jumlah
permintaan akan membuat harga produk semakin rendah. Menurut Gilarso (2007),
dalam ilmu ekonomi, istilah demand atau permintaan memiliki arti tertentu, yaitu
selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang akan
dibeli/ditawarkan kepada konsumen dan harga dari barang tersebut. Permintaan
adalah jumlah dari suatu barang yang akan dan mampu dibeli pada berbagai
kemungkinan harga, selamaa jangka waktu tertentu dengan anggapan hal lain akan
tetap sama.
C. Supply
Supply atau penawaran baik untuk barang maupun jasa merupakan kuantitas suatu
barang atau jasa yang dijual pada barbagai tingkat harga dalam satu periode waktu
tertentu. Penawaran selalu mempertimbangkan harga dan waktu pada periode tertentu
sesuai dengan konsepnya, Adapun faktor lain di luar konsepnya dianggap konstan.
Pertimbangan yang dilakukan pihak penjual untuk melakukan penawaran terhadap
barang atau jasa yaitu berdasarkan kualitas, jumlah penjual yang menawarkan produk
serupa, prediksi perubahan harga, letak geografis, sosial, dan faktor eksternal lainnya.
Menurut T. Gilarso (2003), penawaran merupakan jumlah dari suatu barang tertentu
yang akan dijual pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu.
Berdasarkan perumusan tersebut, dapat dilihat bahwa pengertian penawaran
menunjuk pada hubungan fungsional antara jumlah yang akan dijual dan harga per
satuan. Jumlah barang yang ditawarkan atau yang akan dijual dapat dipengaruhi oleh
harga yang bersangkutan.
4
D. Kawasan alami
Kawasan adalah daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan
pengelompokan fungsional kegiatan tertentu, seperti kawasan industri, kawasan
perdagangan, dan kawasan rekreasi. kawasan merupakan wilayah yang batasannya
bersifat fungsional sering dipergunakan terminologi lain yang lebih spesifik. Jadi
wilayah yang dibatasi oleh batasan fungsional dan kegunaan, dinamakan kawasan
(Nia, 2008). Menurut Undang-undang No. 26 pada tahun 2007 mendefinisikannya
sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Kawasan wisata
alam merupakan wilayah yang dibentuk dan bertujuan untuk digunakan sebagai
lokasi pariwisata, pendidikan, penelitian dan pelestarian kebudayaan. Lokasi kawasan
wisata alam umumnya terletak di dalam kawasan konservasi sehingga pengelolaa
wilayah ini dilakukan dengan prinsip konservasi dan perlindungan alam
E. Pandemi
Pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas,
misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia. Penyakit endemik yang meluas
dengan jumlah orang yang terinfeksi yang stabil bukan merupakan pandemi. Pandemi
juga merupakan penyakit yang harus sangat diwaspadai oleh semua orang, karena
penyakit ini menyebar tanpa disadari. Untuk mengantisipasi dampak pandemi yang
ada disekitar kita maka yang kita lakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan yang ada disekitar kita. Pandemi ini terjadi tidak secara tiba-tiba akan
tetapi terjadi pada suatu wilayah tertentu yang kemudian menyebar ke beberapa
wilayah lainnya dengan cepat.
5
C. Langkah Pengerjaan
Setiap kegiatan praktikum memiliki tahapan kerja. Tahapan kerja dalam
kegiatan praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply dan Demand serta
Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada Kawasan Alami
diantaranya sebagai berikut.
1. Menentukan lokasi praktikum sebagai objek identifikasi.
2. Melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai data yang akan
diperoleh.
3. Merancang dan membuat kuisioner google form untuk mengumpulkan data
kepada responden.
4. Melakukan rekapitulasi data berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil
wawancara.
5. Menyusun data yang dicari secara studi literatur dengan data hasil wawancara
pada bentuk laporan dan power point.
6
ketinggian lebih rendah dari Curug Cibeureum dan memiliki jarak yang tidak jauh
dari destinasi Curug Cibeureum.
b. Daya Tarik Wisata
Air dari curug Cibeureum bersumber langsung dari Gunung Gede Pangrango
sehingga memiliki suhu rendah dan sejuk. Curug Cibeureum dapat digunakan untuk
berenang atau berendam sehingga menjadi daya Tarik wisata dan dapat dijadikan
objek foto. Daya Tarik dari Curug Cibeureum memiliki atraksi yang berbeda dari
destinasi lainnya, diantaranya adalah:
1) Curug Cidengdeng
Curug Cidengdeng berada tidak jauh dari Curug Cibeureum yang letaknya
diapit oleh dua curug yaitu Curug Cibeureum dan Curug Cikundul. Curug
Cidengdeng memiliki ketinggian kurang lebih 30-45 meter. Untuk menuju lokasi
dapat melanjutkan perjalanan dari Curug Cibeureum yang letaknya bersebelahan
yang jaraknya 20 meter. Curug Cidengdeng memiliki banyak lelumutan sehingga
harus berhati-hati karena licin yang disebabkan oleh lumut tersebut. Debit air dari
curug ini tidak terlalu deras dibandingkan dengan Curug Cibeureum.
c. Fasilitas Wisata
Fasilitas yang terdapat di kawasan Curug Cibeureum memiliki beberapa yang
telah disediakan oleh pihak pengelola untuk digunakan oleh pengunjung selama di
destinasi Curug Cibeureum. Pada masa pandemi Covid-19 ini pengelola memberi
tambahan fasilitas untuk mencegah penularan virus dengan memberlakukan protokol
Kesehatan. Fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola antara lain:
1) Pintu masuk
Pintu masuk terletak di bawah kawasan TNGGP dengan tulisan yang terlihat
besar untuk menyambut setiap pengunjung yang akan berkunjung. Setiap wisatawan
atau pengunjung yang menggunakan kendaraan hanya dapat menggunakannya hingga
pada pintu masuk karena jalan yang akan dilalui selanjutnya hanya dapat dilalui
dengan berjalan kaki, hal ini dikarenakan jalan yang akan dilalui selanjutnya
merupakan anak tangga yang cukup curam untuk menuju loket.
9
2) Loket
Bangunan loket merupakan satu kawasan dengan kantor pengawas TNGGPdan
kantor resort serta sebagai pusat informasi, untuk menuju loket pengunjung akan
melalui tangga yang cukup tinggi setelah dari pintu masuk kawasan. Tangga tersebut
terbuat dari material bebatuan sehingga harus selalu berhati-hati setiap akan
melangkahkan kaki. Bangunan tersebut merupakan bangunan permanen dan
bangunan yang ada di sekitar lokasi tersebut merupakan bangunan permanen juga.
Tempat loket masuk kawasan destinasi memiliki warna coklat dengan variasi
menyerupai batang pohon atau corak kayu yang nampak menyatu dengan sekitar
kawasan.
Amenitas 4.6
Ansilaris 5.2
Aksesibilitas 4.6
Kondisi Curug 5.2
Kondisi alam 5.6
Bentuk tapak 4.2
Lokasi 5.2
Rata-rata
Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 12. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
fasilitas yang baik serta dapat digunakan, namun beberapa fasilitas sudah layak
digunakan sehingga diperlukannya peremajaan ataupun pemeliharaan kembali. Untuk
penilaian aspek aksesibilitas memiliki nilai sebesar 4,6 atau biasa saja Hal ini didasari
oleh beberapa alasan dari responden yang menyebutkan aksesibilitas menuju Curug
Cibeureum memiliki jalanan yang cukup terjal dan berbatu. penilaian terakhir
merupakan bentuk tapak yang diberi nilai 4,2 atau biasa saja.
c. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata
Berdasarkan hasil survei praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply
dan Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada
Kawasan Alami kepada lima orang responden yang pernah berkunjung ke Curug
Cibeureum mengenai penilaian pengunjung terhadap daya tarik wisata, terdapat hasil
yang diperoleh sebagai berikut.
Rata-rata
Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 13. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Hasil dari diagram mengenai penilaian daya tarik wisata di kawasan Curug
Cibeureum Mendapatkan beberapa penilaian yang telah diberikan oleh responden,
daya tarik dan atraksi wisata yang paling digemari adalah air terjun dengan penilaian
rata-rata sebesar 5,2 atau puas. perolehan tersebut didasari oleh beberapa penilaian
responden yang menilai mengenai daya tarik wisata. Air Terjun merupakan Kan daya
tarik utama dari kawasan wisata Curug Cibeureum sehingga memiliki penilaian
dari responden. Sedangkan untuk pemandangan alam diberi penilaian dengan rata-
rata 5 atau dengan artian puas. Curug Cibeureum memiliki pemandangan alam yang
masih asli dan merupakan habitat satwa yang ada di sana, rangkaian Curug yang
berada di kawasa wisata Curug Cibeureum mendapatkan nilai sebesar 5. di kawasan
Curug Cibeureum terdapat Curug lainnya yang Bersebelahan dengan Curug
Cibeureum sehingga pengunjung tidak hanya dapat mengunjungi Curug Cibeureum
itu sendiri. yang terdapat di kawasan Curug Cibeureum hanya mendapatkan nilai 4,6
atau biasa saja. penilaian terakhir merupakan mitos ataupun cerita rakyat yang berada
di Curug Cibeureum, memiliki nilai yang yang rendah yaitu 4,4, ini disebabkan
15
Rata-rata
Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 14. Diagram penilaian atraksi wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Hasil dari Penilaian atraksi wisata yang berada di kawasan Curug Cibeureum
mendapatkan hasil berupa penilaian terhadap 3 atraksi yaitu atraksi wisata budaya,
atraksi wisata buatan dan atraksi wisata alami. Penilaian tertinggi didapatkan oleh
atraksi wisata alam Dengan nilai sebesar 5,2 atau dapat dikatakan puas, hal ini
didasari karena di kawasan Curug Cibeureum memiliki bentang alam yang luas serta
banyaknya pepohonan rindang,Curug Cibeureum memiliki ketinggian 20 meter dan
dikelilingi oleh bebatuan selain itu juga di kwasan Curug Cibeureum terdapat
2 Curug lainnya yang bersebelahan dengan Curug Cibeureum, Curug tersebut
merupakan Curug Cideng dan Curug cikundul. penilaian selanjutnya adalah atraksi
wisata budaya, penilaian yang diberikan oleh responden memiliki rata-rata 4,2 atau
dengan kata lain biasa saja hal ini memiliki alasan tertentu dari beberapa responden
yang menyatakan kan bahwa kurangnya ketertarikan terhadap budaya yang terdapat
di Curug Cibeureum tersebut. responden lainnya menyatakan Mengunjungi Curug
Cibeureum hanya berfokus pada daya tarik curug yang ada di sana. terakhir
merupakan wisata buatan yang memiliki rata-rata nilai sebesar 4,2 atau dengan kata
lain biasa saja.
16
Aktivitas wisata
Trekking 2
Bersantai 5
Pikinik 1
Berenang 1
Jumlah
20%
20% 60%
Dari hasil diagram di atas mengenai durasi aktivitas wisata yang dilakukan
oleh responden memiliki durasi yang berbeda-beda, Durasi aktivitas terbanyak
yang dipilih oleh responden merupakan Bekasi aktivitas kurang dari 2 jam, ini
didasari karena na na destinasi Curug Cibeureum yang terletak di kawasan
konservasi membuat waktu tempuh menjadi lebih lama sehingga akan memakan
waktu, sebanyak 3 responden memilih durasi tersebut, sisanya memilih durasi
17
aktivitas 2 sampai 5 jam dan dan lebih dari 5 jam yang mana masing-masing
dipilih oleh 1 responden
Spiritual 4.6
Aktualisasi diri 4.8
Penelitian 4.6
Kebutuhan hidup 4.8
Bisnis 4.4
Mempelajari adat 4.2
Olahraga 4.8
Kesehatan 4.6
Relaksasi 5.8
Rata-rata
Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 17. Diagram motivasi pengunjung
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Rata-rata
Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 18. Diagram preferensi aktivitas wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Amenitas 4.4
Ansilaris 4.4
Aksesibilitas 4.4
Kondisi Curug 4.8
Kondisi alam 4.8
Bentuk tapak 4.4
Lokasi 5.4
Rata-rata
Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 19. Diagram preferensi kawasan wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Dari hasil diagram preferensi kawasan wisata Curug Cibeureum didapati
bahwa responden kawasan wisata yang disukai oleh responden adalah lokasi
curug, Kondisi alam serta kondisi Curug Dengan penilaian pada ada
referensi lokasi dengan nilai 5,4 Dan nilai rata-rata pada kondisi curug dan alam
masing-masing adalah 4,8. Untuk penilaian preferensi kawasan wisata dalam
bentuk amenitas, ansilaris, aksesibilitas, dan bentuk tampak kurang diminati oleh
responden
memasak. kegiatan ini dilakukan agar pengunjung yang datang bisa menikmati
suasana di kawasan Curug Cibeureum, Hal ini didasari bahwa responden menyukai
kegiatan bersantai atau piknik di Curug Cibeureum Serta kegiatan memasak
merupakan atas dasar pemilihan aktivitas dari responden untuk dimasukkan ke
dalam perencanaan program.Aktivitas yang akan dirancang memiliki durasi selama
3-5 jam. Pemilihan durasi dilatar belakangi dari banyaknhya responden yang
memiliki durasi selama 3-5 jam.
c. Fasilitas
Dalam perencanaan ini dibutuhkan beberapa fasilitas yang akan digunakan pada
saat kegiatan berlangsung untuk menunjang serta memudahkan selama kegiatan
berlangsung, diantaranya adalah.
1) Pintu masuk
Pintu masuk terletak di bawah kawasan TNGGP dengan tulisan yang terlihat
besar untuk menyambut setiap pengunjung yang akan berkunjung. Akan digunaka
sebagai tanda berawalnya kegiatan serta para pengunjung dapat berfoto di pintu
masuk tersebut
2) Gazebo
Gazebo yang terdapat di kawasan Curug Cibeureum merupakan tempat untuk
beristihat terbuka yang diperuntukan bagi wisatawan yang sedang berkunjung dan
hendak beristirahat. Gazebo digunakan untuk menyimpan barang atau beristirahat
pada saat di kawasan Curug Cibeureum.
3) Kamar mandi
Kamar mandi yang dibangun memiliki 2 bangunan terpisah dengan kegunaan
berbeda, terdapat kamar mandi yang hanya dapat digunakan untuk membilas pakaian
atau buang air kecil, tidak diperuntukan buang air besar karena tidak terdapat kloset
didalamnya. Sedangkan untuk buang air besar dapat dilakukan pada kamar mandi
yang berada di dekat aliran Curug Cibeureum. Kamar mandi dibangun dengan
material semen dan merupakan bangunan permanen, namun belum terjaga dengan
baik kebersihannya.
4) Alat masak portable
Alat masak yang akan dibawa yaitu kompor, panci atau nesting, peratan yang
akan dibawa merupakan peralatan yang memiliki dimensi keci serta memili
kepraktisan dalam membawa. Tujuannya agar tidak terlalu sulit saat dibawa dalam
perjalan juga memudahkan, selain itu juga membawa kantung sampah untuk menaruh
sampah yang di produksi pada saat memasak di kawasan Curug Cibeureum. Juga
membawa peralatan outdoor atau luar ruangan,peralatan yang di sediakan merupakan
peralatan seperti ransel untuk membawa barang-barang, meja dan kursi lipat yang
berguna pada saat di kawasan wisata Curug Cibeureum.
21
2. Perencanaan Program
a. Dasar pemikiran
Dasar pemikiran dalam perencanaan program ini ialah mengutamakan
kesehatan dan keselamatan para pengunjunh yang mengikuti program. Perencanaan
program ini mengikuti keputusan Kementrian Pariwisata dan Ekomomi Kreatif
terkait perizininan kegiatan wisata di masa pandemi. Aturan yang diberikan akan
ditetapkan dalam kegiatan perencanaan program dengan kapasitas 25% dari kapasitas
maksimal. Program ini memiliki syarat untuk peserta yaitu berupa diwajibkan sudah
divaksin atau melakukan swab antigen sehari sebelum dilaksanakan kegiatan.
b. Latar belakang
Mewabahnya virus Covid-19 Membuat dampak besar bagi keseluruhan dan
aktivitas kehidupan manusia termasuk dalam aspek pariwisata. Beberapa tempat
wisata ditutup untuk mencegah penularan virus covid-19 sehingga membuat dunia
pariwisata mengalami penurunan. Lamanya pandemi ini membuat beberapa orang
memiliki dampak kejenuhan pada dirinya dikarenakan pemberlakuan Pembatasan
dalam aktivitas keseharian. Lamanya penutupan bagi sektor industri pariwisata
membuat sektor pariwisata yang berbasiskan alam mengalami Lonjakan dan menjadi
trend pada akhir-akhir ini. kesadaran masyaraka untuk hidup sehat dalam
menjalani segala aktivitas yang dilakukannya termasuk dalam melakukan kegiatan
wisata.
c. konsep perencanaan
Konsep perencanaan dari program yang dirancang adalah kegiatan rekreasi.
Kegiatan rekreasi yang dilakukan pada perencanaan program ini diantaranya adalah
bersantai, berkumpul dan aktivitas memasak di luar ruangan. Perencanaan program
ini membutuhkan tour guide untuk memimpin program tersebut sehingga akan
berjalan secara efektif dan kondusif.
d. Jarambah
Rancangan dari program yang yang telah di susun adalah “Jarambah” yang
diambil dari bahasa Sunda yang memiliki arti Main jauh, Jarambah juga
merupakan singkatan dari tema yang telah diambil yaitu, “Jalan raramean bari
heureuy” yang artinya jalan ramai-ramai sambil bercanda.Walaupun memiliki unsur
ramai tetapi tetap memiliki batasan dalam setiap kegiatan, selain itu juga peserta
diwajibkan untuk mengikuti terlebih dahulu antigen dan pemberlakuan peserta yang
telah mengikuti vaksin. Kegiatan dimulai dengan berkumpul di pintu masuk dan dan
berjalan menuju kawasan wisata dengan cara beriringan dan tetap mematuhi prtokol
Kesehatan dan menjaga jarak.
1. Attraction
Wisata Curug Cibeureum dapat digunakan untuk melakukan beragam aktivitas
wisata selain dari berenang ataupun menikmatinya, Perencanaan ini didasari dari
penilaian kepuasan pengunjung terhadap daya tarik wisata yang ada di Curug
22
Cibeureum. atraksi wisata alami yang menjadi daya tarik wisata yang paling disukai
oleh responden merupakan bersantai.
2. Access
Aksesibilitas yang digunakan dalam perencanaan program ini menggunakan
Jalan Setapak, Jalan Setapak yang berada di kawasan memiliki bahan dari bebatuan
yang disusun dan memiliki medan yang cukup terjal untuk dilalui. Sehingga setiap
peserta haus berhati-hati dalam melangkahkan kaki juga jalan tersebut tidak terlalu
lebar.
3. Amenities
Amenitas atau sarana prasarana pendukung perencanaan program ini digunakan
berbagai fasilitas diantaranya adalah Kamar mandi, Pintu masuk, tempat cuci tangan,
gazebo dan perlengkapan Outdoor. Dari beberapa fasilitas yang telah disesiakan memiliki
kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda disesuaikan dengan yang dibutuhkan.
4. Ancilliary Service
Ancillary Service atau pelayanan tambahan merupakan pelayanan tambahan
yang biasa disediakan oleh pemerintah atau pengelola kawasan wisata untuk
menunjang kegiatan wisata kepada wisatawan. Dalam kegiatannya yaitu mengontrol
setiap pengunjung untuk mencegah penularan Covid-19 serta memastikan setiap
peserta patuh terhadap protocol Kesehatan.
5. Tujuan
Tujuan dalam perencanaan program “Jarambah” ini diantaranya adalah
meningkatkan nilai objek wisata serta motivasi pengunjung terhadap aktivitas wisata
yang dapat menyehatkan setiap pengunjungnya. Tujuan dilaksanakannya perencanaan
program “Jarambah” untuk pengunjung adalah pengunjung dapat berekreasi dan
mencapai dirinya yang lebih kreatif.
6. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari perencanaan program “Jarambah” ini diantaranya
adalah pengunjung mampu merasakan dirinya kembali kreatif lagi setelah melakukan
kegiatan rekreasi. Manfaat bagi objek wisata yaitu dapat berkembang sesuai dengan
permintaan pengunjung.
7. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah kelompok usia 15-25 tahun dengan jumlah
sebanyak 15 hingga 25 orang. Kelompok usia yang dipilih dapat berkaitan dengan
jenis aktivitasnya yaitu aktivitas fisik seperti outbound. Jumlah peserta yang telah
ditentukan dipertimbangkan dari ketentuan yang dibuat oleh pihak pengelola.
8. Ittenerary
Itinerary dirancang untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan wisata, baik
untuk peserta/pengunjung ataupun untuk pengelola. Itinerary mencakup waktu,
kegiatan, objek/fasilitas apa yang digunakan serta deskripsi singkat mengenai
aktivitas.
23
adanya selter peristirahat yang dibangun untuk pengunjung yang sedang melakukan
pendakian juga pada tempat tersebut terdapat telaga yang memiliki keunikan pada
warna ainya yang dapat berubah warna menjadi biru yang disebabkan oleh alga yang
tumbuh di dalamnya. Serta pemilihan tempat tersebut agar peserta dapat berfoto
ataupun dapat beristirahat, durasi istirahat tidak akan terlalu lama yaitu 5-10 menit.
Perjalanan akan dilanjutkan hingga menuju di pertigaan pada jalur setapak, di
peertigaan tersebut akan akan kembali untuk beristirahat serta untuk menunggu
bilamana terdapat peserta yang tertinggal di belakang. Penentuan titik tersebut
didasari sebagai titik peritirahatan karena memiliki fasilitas selter serta terdapat jalur
percabangan yang memisahkan antara jalur menuju Curug Cibeureum dan jalur
pendakian Gunung Gede Pangrango. Hal ini juga yang membuat peristihatan
dilakukan di pertiagaan jalur tersebut untuk mencegah pengambilan jalan yang salah
pada peserta yang tertinggal sehingga dilakukan istirahat untuk memastikan seluruh
psesrta berada di jalur yang benar. Durasi lamanya istirahat yaitu sekitar 3-5 menit.
Saat pukul 10.15 sampai pada tujuan destinasi yaitu Curug Cibeureum seluruh
peserta dibebaskan untuk melakukan kegiatan apapun dengan syarat masih berada di
kawasan Curug Cibeureum. Seluruh kegiatan peserta akan dipantau oleh panitia
untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Kegiatan ini dilakukan selama 1
jam dari pukul 10.15 hingga 11.15 serta akan dilanjut dengan kegiatan memasak dan
makan bersama dengan durasi 2 jam 15 menit. Pada kegiatan ini panitia akan
mempersiapkan peralatan memasak dan bahan masakan. Menu makanan dapat
disesuaikan dengan permintaan peserta pada saat sebelumnya, namun terdapat menu
yang telah dipersiapkan yaitu nasi liwet. Hingga pada pukul 13.30 akan dilanjut
dengan perjalanan pulang sampai 14.00 sudah kembali di tempat awal
pemberangkatan yaitu pintu masuk TNGGP.
9. Sketsa perencanaan
Sketsa perencanaan merupakan sketsa yang dirancang untuk perencanaan
program yang telah dirancang. Sketsa perencanaan berfungsi sebagai alat interpretasi
mengenai program wisata yang telah dirancang. Sketsa yang telah dibuat disesuaikan
dengan perencanaan program dan kawasan yang sudah direncanakan sebelumnya
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Adler, David. 1999. New Metric Handbook Planning and Design Data. Architectural
Press:Oxford.
Avenzora R. 2008. Ecotourism Teori dan Praktek. BRR NAD-NIAS. Banda Aceh.
Departemen Pekerjaan Umum. 2006. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Gilarso, T., 2003, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Edisi Revisi, Kanisius,
Yogyakarta.
28
LAMPIRAN
1. Usia
a. < 20 tahun 1 1 2 40
b. 20-30 tahun 1 1 1 3 60
c. > 30 tahun 0 0
2. Jenis kelamin
a. Pria 1 1 2 40
b. Wanita 1 1 1 3 60
3. Status pernikahan
a. Belum menikah 1 1 1 1 1 5 100
b. Sudah menikah 0 0
4. Pekerjaan
a. Mahasiswa/i/pelajar 1 1 1 1 1 5 100
b. Pegawai swasta 0 0
c. PNS/TNI/Polri 0 0
d. Lainnya 0 0
5. Pendapatan
a. < Rp 1.000.000 1 1 1 1 4 80
b. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 1 1 20
c. > Rp 3.000.000 0 0
29