Anda di halaman 1dari 32

Laporan Praktikum 1 Rabu, 25 Agustus 2021

Mata Kuliah: Perencanaan Dasar Ekowisata

PERENCANAAN KAWASAN BERDASARKAN PENDEKATAN


DEMAND PADA KAWASAN ALAMI SAAT PANDEMI
(Studi Kasus: Curug Cibeureum)

Disusun Oleh:
Fikri Mujtahid Haikal Hamzah J3B119028

Dosen:
Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP

Asisten Dosen:
Shinta Amalia, S.Tr.,Par
Syifa Ainun Nabila, A.Md

PROGRAM STUDI EKOWISTA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
i

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Perencanaan 3
B. Demand 3
C. Supply 3
D. Kawasan alami 4
E. Pandemi 4
III. METODE PRAKTIKUM 5
A. Lokasi dan Waktu 5
B. Alat dan Bahan 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
A. Identifikasi dan Pengukuran Kualitas Supply pada Kawasan Alami 6
1. Inventarisasi Supply pada Kawasan Alami 6
a. Kawasan Wisata 6
b. Daya Tarik Wisata 7
c. Fasilitas Wisata 8
2. Penilaian Kualitas Supply pada Kawasan 12
a. Karakteristik Responden 12
b. Penilaian Pengunjung Terhadap Wisata 13
c. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata 14
Identifikasi dan Pengukuran Kualitas Demand pada Kawasan Alami 17
1. Motivasi Pengunjung pada Kawasan atau Obyek Wisata 17
2. Aktivitas dan Preferensi Pengunjung pada Kawasan atau Obyek Wisata 18
1. Perencanaan Kawasan 19
a. Obyek Wisata 19
b. Aktivitas 19
c. Fasilitas 20
2. Perencanaan Program 21
KESIMPULAN 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28
ii

DAFTAR TABEL

No Halaman
1. Alat dan bahan 5
2. Karakteristik responden 12
3. Ittenerary Jarambah 23

DAFTAR GAMBAR

No Halaman
1. Curug Cibeureum 6
2. Curug Cidengdeng 7
3. Curug Cikundul 8
4. Telaga biru 8
5. Pintu masuk TNGGP 9
6. Kantor loket 9
7. Tempat sampah 10
8. Mushola Curug Cibeureum 10
9. Gazebo Curug Cibeureum 11
10. Papan informasi 11
11. Kamar mandi Curug Cibeureum 12
12. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata 13
13. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata 14
14. Diagram penilaian atraksi wisata 15
15. Diagram Aktivitas wisata 16
16. Diagram durasi aktivitas wisata 16
17. Diagram motivasi pengunjung 17
18. Diagram preferensi aktivitas wisata 18
19. Diagram preferensi kawasan wisata 19
20. Sketsa Perencanaan 24

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1. Karakteristik responden 28
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Tahapan ini dilaksanakan dalam rangka pembangunan daerah yang memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,
baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan
manusia.
Permintaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah harga produk,
harga produk pengganti, harga produk pelengkap, jumlah pendapatan rumah tangga,
corak distribusi pendapatan masyarakat, selera konsumen, intensitas kebutuhan
konsumen, perkiraan harga pada masa depan dan jumlah penduduk.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi supply yang disediakan oleh suatu
destinasi wisata, menurut Avenzora (2008), segala sesuatu baik barang ataupun jasa
yang ditawarkan kepada pengunjung di suatu kawasan wisata pada waktu, jumlah dan
harga tertentu. Penawaran wisata akan berkaitan dengan apa yang dapat ditawarkan,
berapa banyak yang ditawarkan, kapan dapat ditawarkan, dimana dapat ditawarkan
dan kepada siapa ditawarkan. Penawaran rekreasi dan wisata dapat dikelompokkan
menjadi atraksi wisata, aksesibilitas, akomodasi, fasilitas pendukung, serta faktor
pendukung lainnya seperti informasi, interpretasi, promosi dan lainnya. Penawaran
wisata juga dapat dilihat berdasarkan atraksi wisatanya, diantaranya adalah daya tarik
alami, daya tarik budaya dan daya tarik bersifat khusus buatan manusia.
Kawasan wisata alam merupakan wilayah yang dibentuk dan bertujuan untuk
digunakan sebagai lokasi pariwisata, pendidikan, penelitian dan pelestarian
kebudayaan. Lokasi kawasan wisata alam umumnya terletak di dalam kawasan
konservasi sehingga pengelolaa wilayah ini dilakukan dengan prinsip konservasi dan
perlindungan alam. Pengertian lain mengenai kawasan wisata alam adalah suatu
kawasan pelestarian alam yang digunakan sebagai daya tarik wisata dan rekreasi alam
dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber daya alam dan ekosistem suatu
kawasan yang terbentuk secara alami maupun perpaduan buatan manusia.
Perencanaan yang akan dirancang merupakan rancangan berdasarkan demand atau
permintaan dari wisatawan. Permintaan yang diinginkan oleh wisatawan juga dapat
dijadikan sebuah alat evaluasi bagi pengelola untuk menyediakan pelayanan yang
lebih baik.
2

B. Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dalam praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas
Supply dan Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand
pada Kawasan Alami. Tujuan tersebut. Tujuan tersebut dibuat sebagai dasar dalam
membuat hasil dan pembahasan serta kesimpulan. Tujuan dari praktikum tersebut
diantaranya adalah:
1) Mengidentifikasi kualitas supply pada kawasan alami.
2) Mengidentifikasi kualitas demand pada kawasan alami
3) Merancang kawasan dan program berdasarkan pendekatan demand pada
kawasan alami
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan
Pengertian perencanaan secara umum merupakan suatu upaya dalam
menentukan berbagai hal yang hendak dicapai atau tujuan di masa depan dan juga
untuk menentukan beragam tahapan yang memang dibutuhkan demi mencapai tujuan
tersebut. Douglas mengatakan bahwa pengertian perencanaan adalah suatu proses
yang terus-menerus dalam hal pengkajian, membuat tujuan dan saran, serta
mengimplementasikan dan mengevaluasi ataupun memantaunya. Menurut Alder
(1999) Perencanaan merupakan semua proses menentukan apa yang ingin dicapai
pada masa yang akan datang dan juga menetapkan tahapan-tahapan yang diperlukan
untuk mencapainya.
B. Demand
Demand atau permintaan merupakan jumlah keseluruhan hasil produksi dalam
bentuk barang atau jasa yang akan dibeli atau diminta oleh konsumen pada tingkat
harga dan waktu tertentu. Semakin tinggi jumlah permintaan akan membuat harga
produk menjadi semakin mahal dan sebaliknya, apabila semakin rendahnya jumlah
permintaan akan membuat harga produk semakin rendah. Menurut Gilarso (2007),
dalam ilmu ekonomi, istilah demand atau permintaan memiliki arti tertentu, yaitu
selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang akan
dibeli/ditawarkan kepada konsumen dan harga dari barang tersebut. Permintaan
adalah jumlah dari suatu barang yang akan dan mampu dibeli pada berbagai
kemungkinan harga, selamaa jangka waktu tertentu dengan anggapan hal lain akan
tetap sama.
C. Supply
Supply atau penawaran baik untuk barang maupun jasa merupakan kuantitas suatu
barang atau jasa yang dijual pada barbagai tingkat harga dalam satu periode waktu
tertentu. Penawaran selalu mempertimbangkan harga dan waktu pada periode tertentu
sesuai dengan konsepnya, Adapun faktor lain di luar konsepnya dianggap konstan.
Pertimbangan yang dilakukan pihak penjual untuk melakukan penawaran terhadap
barang atau jasa yaitu berdasarkan kualitas, jumlah penjual yang menawarkan produk
serupa, prediksi perubahan harga, letak geografis, sosial, dan faktor eksternal lainnya.
Menurut T. Gilarso (2003), penawaran merupakan jumlah dari suatu barang tertentu
yang akan dijual pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu.
Berdasarkan perumusan tersebut, dapat dilihat bahwa pengertian penawaran
menunjuk pada hubungan fungsional antara jumlah yang akan dijual dan harga per
satuan. Jumlah barang yang ditawarkan atau yang akan dijual dapat dipengaruhi oleh
harga yang bersangkutan.
4

D. Kawasan alami
Kawasan adalah daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan
pengelompokan fungsional kegiatan tertentu, seperti kawasan industri, kawasan
perdagangan, dan kawasan rekreasi. kawasan merupakan wilayah yang batasannya
bersifat fungsional sering dipergunakan terminologi lain yang lebih spesifik. Jadi
wilayah yang dibatasi oleh batasan fungsional dan kegunaan, dinamakan kawasan
(Nia, 2008). Menurut Undang-undang No. 26 pada tahun 2007 mendefinisikannya
sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Kawasan wisata
alam merupakan wilayah yang dibentuk dan bertujuan untuk digunakan sebagai
lokasi pariwisata, pendidikan, penelitian dan pelestarian kebudayaan. Lokasi kawasan
wisata alam umumnya terletak di dalam kawasan konservasi sehingga pengelolaa
wilayah ini dilakukan dengan prinsip konservasi dan perlindungan alam
E. Pandemi
Pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas,
misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia. Penyakit endemik yang meluas
dengan jumlah orang yang terinfeksi yang stabil bukan merupakan pandemi. Pandemi
juga merupakan penyakit yang harus sangat diwaspadai oleh semua orang, karena
penyakit ini menyebar tanpa disadari. Untuk mengantisipasi dampak pandemi yang
ada disekitar kita maka yang kita lakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan yang ada disekitar kita. Pandemi ini terjadi tidak secara tiba-tiba akan
tetapi terjadi pada suatu wilayah tertentu yang kemudian menyebar ke beberapa
wilayah lainnya dengan cepat.
5

III. METODE PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu


Kegiatan praktikum mengenai Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply Dan
Demand Serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand Pada
Kawasan Alami dengan studi kasus Curug Cibeureum yang berlokasi di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango dilaksanakan hari Senin, 30 Agustus 2021. Tugas
Praktikum ditugaskan pada tanggal 25 Agustus dengan melalui media dalam jaringan
pada Google Clasroom.
B. Alat dan Bahan
Dalam kegiatan observasi mengenai Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply Dan
Demand Serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand Pada
Kawasan Alami dengan studi kasus Curug Cibeureum yang berlokasi di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango diperlukan alat dan bahan untuk menunjang
selama pelaksanaan praktikum.
Tabel 1. Alat dan bahan
No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Laptop Menyusun paper hasil kegiatan praktikum.
2. Google chrome Memberikan akses dalam mencari data yang diperlukan
dalam kegiatan praktikum.
3. Google Form Mengumpulkan data mengenai materi praktikum kepada
responden.

4. Microsoft Office Penunjang dalam Menyusun laporan


5. Microsoft Powerpoint Untuk membuat power point laporan

C. Langkah Pengerjaan
Setiap kegiatan praktikum memiliki tahapan kerja. Tahapan kerja dalam
kegiatan praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply dan Demand serta
Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada Kawasan Alami
diantaranya sebagai berikut.
1. Menentukan lokasi praktikum sebagai objek identifikasi.
2. Melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai data yang akan
diperoleh.
3. Merancang dan membuat kuisioner google form untuk mengumpulkan data
kepada responden.
4. Melakukan rekapitulasi data berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil
wawancara.
5. Menyusun data yang dicari secara studi literatur dengan data hasil wawancara
pada bentuk laporan dan power point.
6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi dan Pengukuran Kualitas Supply pada Kawasan Alami


1. Inventarisasi Supply pada Kawasan Alami
a. Kawasan Wisata
Curug Cibeureum adalah salah satu wisata alam yang terletak di bawah kaki
Gunung Gede Pangrongo sehingga masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango. Curug Cibeureum sendiri cukup populer di kalangan para
pendaki yang pernah naik ke Gunung Gede maupun Gunung Pangrango. Dinamakan
Cibeureum karena konon dulu air yang dialirkannya berwarna merah. Warna merah
ini berasal dari dinding tebing curug ditumbuhi lumut merah (Sphagnum gedeanum).
Jika terkena sinar matahari, warna air pun terlihat berubah menjadi merah. Selain
mitos berupa air yang berwarna merah tersebut di atas, terdapat juga mitos yang lain
yaitu diyakininya keberadaan seorang pertapa sakti yang sedang melakukan laku
ritual bertapa. Dikarenakan bertapa sangat lama dan tekun akhirnya pertama tersebut
berubah menjadi batu. Curug Cibeureum berjarak sekitar 2,8 km atau satu jam
dengan berjalan kaki dari gerbang masuk Taman Nasional. Sedangkan untuk menuju
Taman Nasional itu sendiri harus melewati pintu masuk kawasan wisata Kebun Raya
Cibodas. Biaya yang diperlukan untuk masuk ke dalam Curug Cibeureum cukup
murah yaitu Rp 18.500/orang.

Gambar 1. Curug Cibeureum


Sumber: jejakpiknik.com
Kondisi alam dari Curug Cibeureum memiliki keasrian yang masih terjaga,
dikelilingi pepohonan yang rindang dan berada di tengah hutan kawasan konservasi
Gunung Gede Pangrango, lokasi curug yang berada di Gunung Gede Pangrango
membuat suhu air dari Curug Cibeureum memiliki suhu dingin dan sejuk. Selain dari
Curug Cibeureum yang menjadi salah satu destinasi yang berada di kawasan Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat dua curug yang berdekatan dengan Curug
Cibeureum, yaitu Curug Cidengdeng dan Curug Cikundul, kedua curug tersebut
berlokasi di sebelah kanan Curug Cibeureum. Kedua Curug tersebut memiliki
7

ketinggian lebih rendah dari Curug Cibeureum dan memiliki jarak yang tidak jauh
dari destinasi Curug Cibeureum.
b. Daya Tarik Wisata
Air dari curug Cibeureum bersumber langsung dari Gunung Gede Pangrango
sehingga memiliki suhu rendah dan sejuk. Curug Cibeureum dapat digunakan untuk
berenang atau berendam sehingga menjadi daya Tarik wisata dan dapat dijadikan
objek foto. Daya Tarik dari Curug Cibeureum memiliki atraksi yang berbeda dari
destinasi lainnya, diantaranya adalah:
1) Curug Cidengdeng
Curug Cidengdeng berada tidak jauh dari Curug Cibeureum yang letaknya
diapit oleh dua curug yaitu Curug Cibeureum dan Curug Cikundul. Curug
Cidengdeng memiliki ketinggian kurang lebih 30-45 meter. Untuk menuju lokasi
dapat melanjutkan perjalanan dari Curug Cibeureum yang letaknya bersebelahan
yang jaraknya 20 meter. Curug Cidengdeng memiliki banyak lelumutan sehingga
harus berhati-hati karena licin yang disebabkan oleh lumut tersebut. Debit air dari
curug ini tidak terlalu deras dibandingkan dengan Curug Cibeureum.

Gambar 2. Curug Cidengdeng


Sumber: Dokumentasi Kelompok 35, 2021
2) Curug Cikundul
Berlokasi dalam Kawasan wisata Curug Cibeureum dan bersebelahan dengan
Curug Cidengdeng, Curug Cikundul ini bertempat tersembunyi yang disebabkan
terhalangi oleh pepohonan dan tebing, untuk menuju curug tersebut harus melewati
sungai dan genangan air juga bebatuan yang berlumut yang licin sehingga harus
memperhatikan setiap Langkah kaki. Keberadaan yang tersembunyi dan berbeda dari
curug yang lainnya membuat Curug Cikundul memiliki keunikan tersendiri. Curug
Cikundul ini memiliki debit air yang tidak terlalu deras tetapi memili hembusan angin
yang kuat juga dingin.
8

Gambar 3. Curug Cikundul


Sumber: Dokumentasi Kelompok 35, 2021
3) Telaga biru
Merupakan danau yang berada di jalur pendakian menuju Gunung Gede
Pangrango via Cibodas. Memiliki ukuran sekitar 500 m2 dan kedalaman air rata-rata
2m, dapat ditempuh selama 30 menit dengan berjalan kaki dari kantor resort. Telaga
biru memiliki keunikan pada airnya yang dapat berubah warna menjadi berwarna
biru, hal ini disebabkan oleh alga yang hidup dan tumbuh didalam danau.

Gambar 4. Telaga biru


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

c. Fasilitas Wisata
Fasilitas yang terdapat di kawasan Curug Cibeureum memiliki beberapa yang
telah disediakan oleh pihak pengelola untuk digunakan oleh pengunjung selama di
destinasi Curug Cibeureum. Pada masa pandemi Covid-19 ini pengelola memberi
tambahan fasilitas untuk mencegah penularan virus dengan memberlakukan protokol
Kesehatan. Fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola antara lain:
1) Pintu masuk
Pintu masuk terletak di bawah kawasan TNGGP dengan tulisan yang terlihat
besar untuk menyambut setiap pengunjung yang akan berkunjung. Setiap wisatawan
atau pengunjung yang menggunakan kendaraan hanya dapat menggunakannya hingga
pada pintu masuk karena jalan yang akan dilalui selanjutnya hanya dapat dilalui
dengan berjalan kaki, hal ini dikarenakan jalan yang akan dilalui selanjutnya
merupakan anak tangga yang cukup curam untuk menuju loket.
9

Gambar 5. Pintu masuk TNGGP


Sumber: rr.co.id

2) Loket
Bangunan loket merupakan satu kawasan dengan kantor pengawas TNGGPdan
kantor resort serta sebagai pusat informasi, untuk menuju loket pengunjung akan
melalui tangga yang cukup tinggi setelah dari pintu masuk kawasan. Tangga tersebut
terbuat dari material bebatuan sehingga harus selalu berhati-hati setiap akan
melangkahkan kaki. Bangunan tersebut merupakan bangunan permanen dan
bangunan yang ada di sekitar lokasi tersebut merupakan bangunan permanen juga.
Tempat loket masuk kawasan destinasi memiliki warna coklat dengan variasi
menyerupai batang pohon atau corak kayu yang nampak menyatu dengan sekitar
kawasan.

Gambar 6. Kantor loket


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
3) Tempat sampah
Dalam kawasan menuju destinasi Curug Cibeureum hanya terdapat satu tempat
sampah yang berada di dekat awal jalur menuju Curug Cibeureum. Hal ini didasari
karena Curug Cibeureum termasuk kedalam Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango yang mana merupakan kawasan konservasi sehingga terdapat peraturan
untuk menjaga kebersihan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tempat
sampah hanya terdapat jalur awal sebelah kanan apabila dilihat dari arah masuk
kawasan. Tempat sampah terbuat dari material semen membuat tempat sampah
tersebut menjadi permanen, tidak adanya sekat untuk memilah sampah membuat
semua jenis sampah tergabung menjadi tidak terorganisasi.
10

Gambar 7. Tempat sampah


Sumber: Dokumentasi pribadi
4) Mushola
Mushola merupakan bangunan untuk beribadah bagi umat Islam, pada kawasan
Curug Cibeureum terdapat bangunan mushola yang bertempat dengan atraksi Curug,
mushola tersebut memiliki ukuran 4x3 meter dengan material bangunan yaitu terbuat
dari bambu untuk penghalang atau tembok, atap dari mushola merupakan bahan dari
ijuk hitam yang diikat satu sama lain serta dianyam untuk memperkokoh atap.
Mushola dibangun dengan desain panggung untuk mencegah masuknya hewan liar
dan menghindari curah air dari curug.

Gambar 8. Mushola Curug Cibeureum


Sumber: Dokumentasi pribadi. 2021
5) Gazebo
Gazebo yang terdapat di kawasan Curug Cibeureum merupakan tempat untuk
beristihat terbuka yang diperuntukan bagi wisatawan yang sedang berkunjung dan
hendak beristirahat. Gazebo dibangun dengan material batu sebagai tempat duduk
dengan atap berbahan ijuk dengan ditopang oleh batang kayu. Terdapat 3 gazebo di
kawasan Curug Cibeureum dengan bentuk yang mirip yaitu berbentuk lingkarang dan
atap mengerucut ke atas. Kondisi dari gazebo sudah mengalami pelapukan pada atap
dengan tumbuhnya tanaman liar diatasnya. Hal ini membuat atap akan menambah
beban sehingga beresiko terjadinya rubuh.
11

Gambar 9. Gazebo Curug Cibeureum


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
6) Papan Informasi
Papan informasi di kawasan wisata Curug Cibeureum merupakan aspek penting
mengingat lokasi curug berlokasi di kawasan konservasi TNGGP sehingga sangat
diperlukan untuk membantu wisatawan yang ingin berkunjung ke Curug Cibeureum
mudah untuk mengakses menuju lokasi tanpa tersesat. Papan informasi dibuat untuk
memberikan informasi mengenai suatu hal kepada pengunjung. Selain sebagai
petunjuk arah juga dibuat beberapa informasi mengenai data informasi sumberdaya
alam yang ada di kawasan TNGGP. Papan informasi berbentuk persegi dengan bahan
plat besi atau kayu, dibuat dengan warna hijau dan corak tulisan berwarna putih.
Sebanyak 9 papan informasi yang berada di sepanjang jalur menuju kawasan Curug
Cibeureum dengan kondisi yang telah termakan usia namun, masih dapat terbaca
dengan jelas mengenai tulisan yang ada didalam papan informasi.

Gambar 10. Papan informasi


Sumber:Dokumentasi pribadi, 2021
7) Kamar mandi/WC
Kamar mandi/WC merupakan fasilitas penting dalam kawasan wisata, demikian
pula yang terdapat di kawasan wisata Curug Cibeureum memiliki kamar mandi yang
disediakan oleh pihak pengelola. Kamar mandi yang dibangun memiliki 2 bangunan
terpisah dengan kegunaan berbeda, terdapat kamar mandi yang hanya dapat
digunakan untuk membilas pakaian atau buang air kecil, tidak diperuntukan buang air
besar karena tidak terdapat kloset didalamnya. Sedangkan untuk buang air besar
dapat dilakukan pada kamar mandi yang berada di dekat aliran Curug Cibeureum.
Kamar mandi dibangun dengan material semen dan merupakan bangunan permanen,
namun belum terjaga dengan baik kebersihannya.
12

Gambar 11. Kamar mandi Curug Cibeureum


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

2. Penilaian Kualitas Supply pada Kawasan


a. Karakteristik Responden
Karakteristik merupakan aspek yang membedakan suatu ciri antara individu
satu dengan individu lainnya. Karakteristik responden diperoleh dari survei terhadap
5 orang responden dengan riwayat pernah berkunjung ke Curug Cibeureum. Aspek
karakteristik pada survei ini meliputi jenis kelamin, usia, asal daerah, status,
pendidikan terakhir, profesi dan pendapatan. Berikut adalah hasil mengenai survei
karakteristik responden yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. Karakteristik responden
No. Karakteristik Jumlah Responden Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 2 40
b. Perempuan 3 60
2. Usia
a. 19 Tahun 2 40
b. 20 Tahun 2 40
c. 21 Tahun 1 20
3. Status
a. Belum Menikah 5 100
4. Profesi
a. Pelajar/Mahasiswa 5 100
5. Pendapatan
a. <Rp.1.000.000 4 80
b. Rp. 1.000.000-Rp.3.000.000 1 20
Berdasarkan hasil rekapitulasi survei mengenai karakteristik responden dengan
mewawancarai 5 orang responden dengan menggunakan Google form, karakteristik
jenis kelamin didominasi oleh perempuan sebanyak 3 orang dengan presentase 60%
dan sisanya merupakan jenis kelamin laki-laki yaitu 2 orang responden, karakteristik
kedua merupakan usia dengan rentang keseluruhan 19-25 tahun dengan usia 19 dan
20 tahun memiliki persamaan hasil yaitu 40% sebanyak 2 orang pada masing-masing
usia, sedangkan 20% merupakan responden berusia 21 tahun pada 1 responden. Pada
karakteristik status pernikahan mendapatkan 100% presentase belum menikah. Untuk
profesi atau pekerjaan memiliki hasil yaitu keseluruhan responden merupakan
13

mahasiswa. Serta pendapatan perbulan dari 5 reponden 4 dari 5 responden memiliki


pendapatan <Rp. 1.000.000 dengan presentase 80% dan sisanya memiliki pendapatan
pada rentang Rp. 1.000.000-Rp.3.000.000.
b. Penilaian Pengunjung Terhadap Wisata
Setiap pengunjung yang pernah datang mengunjungi Curug Cibeureum
memiliki perspektif penilaian yang berbeda dari tiap invidu lainnya. Berikut
merupakan hasil dari penilaian pada kawasan Wisata Curug Cibeureum yang telah
dilakukan dengan menggunakan google form

Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata

Amenitas 4.6
Ansilaris 5.2
Aksesibilitas 4.6
Kondisi Curug 5.2
Kondisi alam 5.6
Bentuk tapak 4.2
Lokasi 5.2

Rata-rata

Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 12. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Dalam hasil dari diagram yang menunjukkan dari penilaian pengunjung


terhadap kawasan wisata Curug Cibeureum didapati bahwa kondisi alam merupakan
penilaian kawasan yang yang paling besar nilainya dengan Sebesar 5,6 atau dengan
persentase Puas, penilaian ini ini dilatarbelakangi oleh bentang alam yang masih
terjaga serta tidak banyak campur tangan manusia, Selain itu juga kondisi alam dari
sekitar Curup Cibeureum merupakan kawasan konservasi sehingga saat akan menuju
Curug Cibeureum tidak terlalu terpapar oleh sinar matahari karena terhalang oleh
pepohonan yang rindang. penilaian terhadap kondisi Curug Cibeureum sendiri
mendapat nilai sebesar 5,2 dengan artian puas, kondisi Curug Cibeureum masih
terjaga karena terletak di di tengah kawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango yang membuat tidak banyak perubahan oleh manusia, memiliki kualitas
air yang sangat baik dan masih jernih Serta terjaga. lokasi dari pada penilaian
pengunjung terhadap kawasan wisata Curug Cibeureum pendapat kan nilai puas atau
dengan persentase 5,2.
Ansilaris ataupun pelayanan yang diberikan kan oleh pihak pengelola Terhadap
responden memiliki nilai sebesar 5,2 atau dengan predikat puas, serta pada penilaian
amenitas Atau fasilitas diberi nilai sebesar 4,6 jam atau puas Hal ini didasari oleh
fasilitas yang telah disediakan oleh pihak pengelola memiliki kelengkapan serta
14

fasilitas yang baik serta dapat digunakan, namun beberapa fasilitas sudah layak
digunakan sehingga diperlukannya peremajaan ataupun pemeliharaan kembali. Untuk
penilaian aspek aksesibilitas memiliki nilai sebesar 4,6 atau biasa saja Hal ini didasari
oleh beberapa alasan dari responden yang menyebutkan aksesibilitas menuju Curug
Cibeureum memiliki jalanan yang cukup terjal dan berbatu. penilaian terakhir
merupakan bentuk tapak yang diberi nilai 4,2 atau biasa saja.
c. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata
Berdasarkan hasil survei praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply
dan Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada
Kawasan Alami kepada lima orang responden yang pernah berkunjung ke Curug
Cibeureum mengenai penilaian pengunjung terhadap daya tarik wisata, terdapat hasil
yang diperoleh sebagai berikut.

Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan


Atraksi Wisata

Aktivitas wisata 4.6


Mitos 4.4
Rangakaian Curug 5
Pemandangan alam 5
Air terjun 5.2

Rata-rata

Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 13. Diagram Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Hasil dari diagram mengenai penilaian daya tarik wisata di kawasan Curug
Cibeureum Mendapatkan beberapa penilaian yang telah diberikan oleh responden,
daya tarik dan atraksi wisata yang paling digemari adalah air terjun dengan penilaian
rata-rata sebesar 5,2 atau puas. perolehan tersebut didasari oleh beberapa penilaian
responden yang menilai mengenai daya tarik wisata. Air Terjun merupakan Kan daya
tarik utama dari kawasan wisata Curug Cibeureum sehingga memiliki penilaian
dari responden. Sedangkan untuk pemandangan alam diberi penilaian dengan rata-
rata 5 atau dengan artian puas. Curug Cibeureum memiliki pemandangan alam yang
masih asli dan merupakan habitat satwa yang ada di sana, rangkaian Curug yang
berada di kawasa wisata Curug Cibeureum mendapatkan nilai sebesar 5. di kawasan
Curug Cibeureum terdapat Curug lainnya yang Bersebelahan dengan Curug
Cibeureum sehingga pengunjung tidak hanya dapat mengunjungi Curug Cibeureum
itu sendiri. yang terdapat di kawasan Curug Cibeureum hanya mendapatkan nilai 4,6
atau biasa saja. penilaian terakhir merupakan mitos ataupun cerita rakyat yang berada
di Curug Cibeureum, memiliki nilai yang yang rendah yaitu 4,4, ini disebabkan
15

karena Responden yang berkunjung ke Curug Cibeureum tidak memiliki minat


terhadap cerita rakyat yang berkembang di Curug Cibeureum dan hanya bertujuan
untuk mengunjungi Curug Cibeureum saja.

Penilaian Atraksi Wisata

Atraksi wisata buatan 4.2

Atraksi wisata budaya 4.2

Atraksi wisata alam 5.2

Rata-rata

Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 14. Diagram penilaian atraksi wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Hasil dari Penilaian atraksi wisata yang berada di kawasan Curug Cibeureum
mendapatkan hasil berupa penilaian terhadap 3 atraksi yaitu atraksi wisata budaya,
atraksi wisata buatan dan atraksi wisata alami. Penilaian tertinggi didapatkan oleh
atraksi wisata alam Dengan nilai sebesar 5,2 atau dapat dikatakan puas, hal ini
didasari karena di kawasan Curug Cibeureum memiliki bentang alam yang luas serta
banyaknya pepohonan rindang,Curug Cibeureum memiliki ketinggian 20 meter dan
dikelilingi oleh bebatuan selain itu juga di kwasan Curug Cibeureum terdapat
2 Curug lainnya yang bersebelahan dengan Curug Cibeureum, Curug tersebut
merupakan Curug Cideng dan Curug cikundul. penilaian selanjutnya adalah atraksi
wisata budaya, penilaian yang diberikan oleh responden memiliki rata-rata 4,2 atau
dengan kata lain biasa saja hal ini memiliki alasan tertentu dari beberapa responden
yang menyatakan kan bahwa kurangnya ketertarikan terhadap budaya yang terdapat
di Curug Cibeureum tersebut. responden lainnya menyatakan Mengunjungi Curug
Cibeureum hanya berfokus pada daya tarik curug yang ada di sana. terakhir
merupakan wisata buatan yang memiliki rata-rata nilai sebesar 4,2 atau dengan kata
lain biasa saja.
16

Aktivitas wisata

Trekking 2

Bersantai 5

Pikinik 1

Berenang 1

Jumlah

Gambar 15. Diagram Aktivitas wisata


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Berdasarkan hasil dari diagram mengenai pemilihan aktivitas wisata di kawasan


Curug Cibeureum Didominasi oleh kegiatan bersantai, seluruh responden memilih
kegiatan bersantai Karena tujuan destinasi wisata Curug Cibeureum terdapat di
kawasan hutan konservasi Gunung Pangrango sehingga memerlukan perjalanan yang
cukup jauh. hal ini membuat responden yang berkunjung menginginkan aktivitas
bersantai untuk beristirahat. Kegiatan lainnya yang paling banyak diminati adalah
tracking atau berjalan-jalan Dengan pemilih 2 responden. selanjutnya nya merupakan
aktivitas piknik dan berenang yang hanya dipilih masing-masing oleh 1 responden.

Durasi Aktivitas wisata

20%

20% 60%

< 2 jam 2 - 5 jam > 5 jam

Gambar 16. Diagram durasi aktivitas wisata


Sumber: Dokumentasi pribadi,2021

Dari hasil diagram di atas mengenai durasi aktivitas wisata yang dilakukan
oleh responden memiliki durasi yang berbeda-beda, Durasi aktivitas terbanyak
yang dipilih oleh responden merupakan Bekasi aktivitas kurang dari 2 jam, ini
didasari karena na na destinasi Curug Cibeureum yang terletak di kawasan
konservasi membuat waktu tempuh menjadi lebih lama sehingga akan memakan
waktu, sebanyak 3 responden memilih durasi tersebut, sisanya memilih durasi
17

aktivitas 2 sampai 5 jam dan dan lebih dari 5 jam yang mana masing-masing
dipilih oleh 1 responden

Identifikasi dan Pengukuran Kualitas Demand pada Kawasan Alami


1. Motivasi Pengunjung pada Kawasan atau Obyek Wisata
Berdasarkan hasil survei praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply
dan Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada
Kawasan Alami kepada lima orang responden yang pernah berkunjung ke Curug
Cibeureum mengenai penilaian motivasi pengunjung pada kawasan atau objek wisata,
terdapat hasil yang diperoleh. Survei tersebut dilakukan melalui google form yang
disebarkan dan diisi oleh responden. Hasil penilaian motivasi pengunjung pada
kawasan atau objek wisata dapat dilihat pada gambar berikut.

Motivasi pengunjung pada kawasan wisata

Spiritual 4.6
Aktualisasi diri 4.8
Penelitian 4.6
Kebutuhan hidup 4.8
Bisnis 4.4
Mempelajari adat 4.2
Olahraga 4.8
Kesehatan 4.6
Relaksasi 5.8

Rata-rata

Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 17. Diagram motivasi pengunjung
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Berdasarkan hasil dari diagram mengenai motivasi pengunjung pada kawasan


wisata Curug Cibeureum terdapat hasil yang mana didominasi Oleh motivasi rekreasi
dengan rata-rata nilai sebanyak 5,8 dan menjadi Pilihan motivasi terbanyak yang
dipilih oleh responden. selanjutnya adalah motivasi olahraga, Yang dipilih oleh
responden dengan alasan Curug Cibeureum yang memiliki jalur yang cukup panjang
membuat responden yang berkunjung memiliki motivasi untuk berolahraga menuju
Curug Cibeureum, dengan nilai rata-rata yaitu 4,8. motivasi selanjutnya adalah
aktualisasi diri, manusia merupakan makhluk sosial yang bergantung satu sama
lain. didasari dengan inginnya diakui oleh orang lain. motivasi ini memiliki rata-rata
nilai 4,8. selanjutnya merupakan motivasi kesehatan dan kebutuhan hidup di mana
Kesehatan merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini ini
didasari karena setiap manusia Menginginkan waktu untuk beristirahat dari aktivitas
18

kesehariannya dan memiliki rata-rata nilai 4,6. selanjutnya merupakan motivasi


penelitian yang dipilih oleh beberapa responden dengan nilai rata-rata 4,6. kawasan
Curug Cibeureum masih memiliki ekosistem yang terjaga utuk melakukan sebuah
penelitian.
2. Aktivitas dan Preferensi Pengunjung pada Kawasan atau Obyek Wisata
Berdasarkan hasil survei praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply
dan Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada
Kawasan Alami kepada lima orang responden yang pernah berkunjung ke Curug
Cibeureum mengenai penilaian aktivitas dan preferensi pengunjung pada kawasan
atau objek wisata, terdapat hasil yang diperoleh. Survei tersebut dilakukan melalui
google form yang disebarkan dan diisi oleh responden. Hasil penilaian aktivitas dan
preferensi pengunjung pada kawasan atau objek wisata dapat dilihat pada gambar
berikut

Preferensi aktivitas wisata


Trekking 4.5
Berkemah 4.8
Piknik 4.8
Berenang 4.2

Rata-rata

Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 18. Diagram preferensi aktivitas wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021

Berdasarkan preferensi diagram aktivitas pusat tersebut dapat diketahui bahwa


Aktivitas yang disukai oleh responden adalah aktivitas piknik setelah berkemah
dengan nilai rata-rata pada masing-masing referensi aktivitas itu sebesar 4,8.
Penilaian tersebut berkaitan mengenai kepuasan dan pemilihan aktivitas yang
dilakukan di kawasan wisata Curug Cibeureum. Dalam hasil preferensi aktivitas
lainnya responden tidak terlalu menyukai aktivitas berenang di Curug Cibeureum
karena beberapa alasan yang tersendiri.
19

Preferensi kawasan wisata

Amenitas 4.4
Ansilaris 4.4
Aksesibilitas 4.4
Kondisi Curug 4.8
Kondisi alam 4.8
Bentuk tapak 4.4
Lokasi 5.4

Rata-rata

Ket: 1; Mengecewakan 2; Sangat tidak puas 3; Tidak puas 4; Biasa saja 5; Puas 6; Puas sekali 7;
Sangat memuaskan
Gambar 19. Diagram preferensi kawasan wisata
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021
Dari hasil diagram preferensi kawasan wisata Curug Cibeureum didapati
bahwa responden kawasan wisata yang disukai oleh responden adalah lokasi
curug, Kondisi alam serta kondisi Curug Dengan penilaian pada ada
referensi lokasi dengan nilai 5,4 Dan nilai rata-rata pada kondisi curug dan alam
masing-masing adalah 4,8. Untuk penilaian preferensi kawasan wisata dalam
bentuk amenitas, ansilaris, aksesibilitas, dan bentuk tampak kurang diminati oleh
responden

B. Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada Kawasan


Alami
1. Perencanaan Kawasan
a. Obyek Wisata
Perencanaan kawasan yang akan dirancang di Curug Cibeureum dengan
berdasarkan pendekatan dimen pada kawasan alami yaitu Curug Cibeureum yang
berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Curug Cibeureum
merupakan Kawasan wisata yang memiliki jalur ataupun aksesibilitas yang sama
dengan jalur pendakian menuju Gunung Gede Pangrango sehingga banyak wisatawan
yang hendak hiking menuju Gunung Gede Pangrango untuk singgah di Curug
Cibeureum. Dalam kawasan Curug Cibeureum terdapat dua Curug lainnya yang
berlokasi berdekatan dengan Curug Cibeureum yaitu Curug dengdeng dan Curug
cikundul.
b. Aktivitas
Aktivitas yang akan dilakukan pada ada perencanaan di Curug Cibeureum
Terdapat beberapa Apa aktivitas yaitu tracking, Piknik, Berenang, Berfoto, juga
20

memasak. kegiatan ini dilakukan agar pengunjung yang datang bisa menikmati
suasana di kawasan Curug Cibeureum, Hal ini didasari bahwa responden menyukai
kegiatan bersantai atau piknik di Curug Cibeureum Serta kegiatan memasak
merupakan atas dasar pemilihan aktivitas dari responden untuk dimasukkan ke
dalam perencanaan program.Aktivitas yang akan dirancang memiliki durasi selama
3-5 jam. Pemilihan durasi dilatar belakangi dari banyaknhya responden yang
memiliki durasi selama 3-5 jam.
c. Fasilitas
Dalam perencanaan ini dibutuhkan beberapa fasilitas yang akan digunakan pada
saat kegiatan berlangsung untuk menunjang serta memudahkan selama kegiatan
berlangsung, diantaranya adalah.
1) Pintu masuk
Pintu masuk terletak di bawah kawasan TNGGP dengan tulisan yang terlihat
besar untuk menyambut setiap pengunjung yang akan berkunjung. Akan digunaka
sebagai tanda berawalnya kegiatan serta para pengunjung dapat berfoto di pintu
masuk tersebut
2) Gazebo
Gazebo yang terdapat di kawasan Curug Cibeureum merupakan tempat untuk
beristihat terbuka yang diperuntukan bagi wisatawan yang sedang berkunjung dan
hendak beristirahat. Gazebo digunakan untuk menyimpan barang atau beristirahat
pada saat di kawasan Curug Cibeureum.
3) Kamar mandi
Kamar mandi yang dibangun memiliki 2 bangunan terpisah dengan kegunaan
berbeda, terdapat kamar mandi yang hanya dapat digunakan untuk membilas pakaian
atau buang air kecil, tidak diperuntukan buang air besar karena tidak terdapat kloset
didalamnya. Sedangkan untuk buang air besar dapat dilakukan pada kamar mandi
yang berada di dekat aliran Curug Cibeureum. Kamar mandi dibangun dengan
material semen dan merupakan bangunan permanen, namun belum terjaga dengan
baik kebersihannya.
4) Alat masak portable
Alat masak yang akan dibawa yaitu kompor, panci atau nesting, peratan yang
akan dibawa merupakan peralatan yang memiliki dimensi keci serta memili
kepraktisan dalam membawa. Tujuannya agar tidak terlalu sulit saat dibawa dalam
perjalan juga memudahkan, selain itu juga membawa kantung sampah untuk menaruh
sampah yang di produksi pada saat memasak di kawasan Curug Cibeureum. Juga
membawa peralatan outdoor atau luar ruangan,peralatan yang di sediakan merupakan
peralatan seperti ransel untuk membawa barang-barang, meja dan kursi lipat yang
berguna pada saat di kawasan wisata Curug Cibeureum.
21

2. Perencanaan Program
a. Dasar pemikiran
Dasar pemikiran dalam perencanaan program ini ialah mengutamakan
kesehatan dan keselamatan para pengunjunh yang mengikuti program. Perencanaan
program ini mengikuti keputusan Kementrian Pariwisata dan Ekomomi Kreatif
terkait perizininan kegiatan wisata di masa pandemi. Aturan yang diberikan akan
ditetapkan dalam kegiatan perencanaan program dengan kapasitas 25% dari kapasitas
maksimal. Program ini memiliki syarat untuk peserta yaitu berupa diwajibkan sudah
divaksin atau melakukan swab antigen sehari sebelum dilaksanakan kegiatan.
b. Latar belakang
Mewabahnya virus Covid-19 Membuat dampak besar bagi keseluruhan dan
aktivitas kehidupan manusia termasuk dalam aspek pariwisata. Beberapa tempat
wisata ditutup untuk mencegah penularan virus covid-19 sehingga membuat dunia
pariwisata mengalami penurunan. Lamanya pandemi ini membuat beberapa orang
memiliki dampak kejenuhan pada dirinya dikarenakan pemberlakuan Pembatasan
dalam aktivitas keseharian. Lamanya penutupan bagi sektor industri pariwisata
membuat sektor pariwisata yang berbasiskan alam mengalami Lonjakan dan menjadi
trend pada akhir-akhir ini. kesadaran masyaraka untuk hidup sehat dalam
menjalani segala aktivitas yang dilakukannya termasuk dalam melakukan kegiatan
wisata.
c. konsep perencanaan
Konsep perencanaan dari program yang dirancang adalah kegiatan rekreasi.
Kegiatan rekreasi yang dilakukan pada perencanaan program ini diantaranya adalah
bersantai, berkumpul dan aktivitas memasak di luar ruangan. Perencanaan program
ini membutuhkan tour guide untuk memimpin program tersebut sehingga akan
berjalan secara efektif dan kondusif.
d. Jarambah
Rancangan dari program yang yang telah di susun adalah “Jarambah” yang
diambil dari bahasa Sunda yang memiliki arti Main jauh, Jarambah juga
merupakan singkatan dari tema yang telah diambil yaitu, “Jalan raramean bari
heureuy” yang artinya jalan ramai-ramai sambil bercanda.Walaupun memiliki unsur
ramai tetapi tetap memiliki batasan dalam setiap kegiatan, selain itu juga peserta
diwajibkan untuk mengikuti terlebih dahulu antigen dan pemberlakuan peserta yang
telah mengikuti vaksin. Kegiatan dimulai dengan berkumpul di pintu masuk dan dan
berjalan menuju kawasan wisata dengan cara beriringan dan tetap mematuhi prtokol
Kesehatan dan menjaga jarak.
1. Attraction
Wisata Curug Cibeureum dapat digunakan untuk melakukan beragam aktivitas
wisata selain dari berenang ataupun menikmatinya, Perencanaan ini didasari dari
penilaian kepuasan pengunjung terhadap daya tarik wisata yang ada di Curug
22

Cibeureum. atraksi wisata alami yang menjadi daya tarik wisata yang paling disukai
oleh responden merupakan bersantai.
2. Access
Aksesibilitas yang digunakan dalam perencanaan program ini menggunakan
Jalan Setapak, Jalan Setapak yang berada di kawasan memiliki bahan dari bebatuan
yang disusun dan memiliki medan yang cukup terjal untuk dilalui. Sehingga setiap
peserta haus berhati-hati dalam melangkahkan kaki juga jalan tersebut tidak terlalu
lebar.
3. Amenities
Amenitas atau sarana prasarana pendukung perencanaan program ini digunakan
berbagai fasilitas diantaranya adalah Kamar mandi, Pintu masuk, tempat cuci tangan,
gazebo dan perlengkapan Outdoor. Dari beberapa fasilitas yang telah disesiakan memiliki
kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda disesuaikan dengan yang dibutuhkan.
4. Ancilliary Service
Ancillary Service atau pelayanan tambahan merupakan pelayanan tambahan
yang biasa disediakan oleh pemerintah atau pengelola kawasan wisata untuk
menunjang kegiatan wisata kepada wisatawan. Dalam kegiatannya yaitu mengontrol
setiap pengunjung untuk mencegah penularan Covid-19 serta memastikan setiap
peserta patuh terhadap protocol Kesehatan.

5. Tujuan
Tujuan dalam perencanaan program “Jarambah” ini diantaranya adalah
meningkatkan nilai objek wisata serta motivasi pengunjung terhadap aktivitas wisata
yang dapat menyehatkan setiap pengunjungnya. Tujuan dilaksanakannya perencanaan
program “Jarambah” untuk pengunjung adalah pengunjung dapat berekreasi dan
mencapai dirinya yang lebih kreatif.
6. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari perencanaan program “Jarambah” ini diantaranya
adalah pengunjung mampu merasakan dirinya kembali kreatif lagi setelah melakukan
kegiatan rekreasi. Manfaat bagi objek wisata yaitu dapat berkembang sesuai dengan
permintaan pengunjung.
7. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah kelompok usia 15-25 tahun dengan jumlah
sebanyak 15 hingga 25 orang. Kelompok usia yang dipilih dapat berkaitan dengan
jenis aktivitasnya yaitu aktivitas fisik seperti outbound. Jumlah peserta yang telah
ditentukan dipertimbangkan dari ketentuan yang dibuat oleh pihak pengelola.
8. Ittenerary
Itinerary dirancang untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan wisata, baik
untuk peserta/pengunjung ataupun untuk pengelola. Itinerary mencakup waktu,
kegiatan, objek/fasilitas apa yang digunakan serta deskripsi singkat mengenai
aktivitas.
23

Tabel 3. Ittenerary Jarambah


No. Aktivitas Waktu Keterangan
1. Berkumpul 08.30-09.00 Peserta akan
diberikan arahan
oleh petugas yang
bertanggung jawab
mengenai teknis
program
2. Pembukaan 09.00-09.30 Panitia akan
menjelaskan secara
singkat terkait
kegiatan yang akan
dilaksanakan
3. Berfoto bersama 09.15-09.30 Peserta akan
berfoto bersama di
depan pintu masuk
4. Perjalanan menuju 09.30-10.15 Peserta akan
Curug Cibeureum melakukan
trackking menuju
Curug Cibeureum
5. Kegiatan bebas 10.15-11.15 Peserta dapat
melakukan
aktivitas wisata
bebas di curug
6. Masak dan makan 11.15-13.30 Peserta dan panitia
bersama akan memasak dan
makan bersama
7. Penutupan 13.30-14.00 Peserta akan
kembali ke pintu
masuk TNGGP
Acara dimulai pada pagi hari pukul 08.00 dengan acara berkumpul, briefing dan
acara pembukaanyang dilaksanakan di pintu masuk, dalam kegiatan tersebut
pengunjung akan diberikan arahan mengenai aktivitas apa saja yang akan dilakukan
selama program, peraturan serta acara pembukaan oleh pihak petugas dan panitia.
Tidak lupa pengecekan Kesehatan dari setiap peserta juga pengumpulan surat hasil
tes swab/PCR disertai bukti vaksin. Peserta juga akan dilakukan pengecekan suhu dan
diwajibkan untuk mencuci tangan. Pada pukul 09.00, pengunjung diarahkan untuk
menuju jalur trekking secara beriringan serta menjaga jarak antar peserta.
Disepanjang perjalan akan ditemani oleh panitia agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan serta perjalanan akan dilakukan selama 45 menit. Waktu tersebut
terhitung tidak terlalu singkat atau Panjang dalam sehingga tidak akan peserta yang
tertinggal di belakang, saat sepanjang perjalanan berlangsung panitia akan
menjelaskan beberapa informasi mengenai kawasan TNGGP dengan berbagai sudut
pandang, serta penjelasan mengenai Curub Cibeureum. Penjelasan informasi
menggunakan Bahasa semi formal agar tidak terkesan kaku namun tetap dengan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Panjangnya jalur menuju Curug Cibeureum
akan membuat beberapa peserta mengalami kesulitan atau lelah. Untuk menghindari
hal tersebut terjadi, terdapat beberapa titik peristirahatan untuk berhenti sesaat.
Tempat pertama merupakan kawasan telaga biru, pemilihan tempat didasari dengan
24

adanya selter peristirahat yang dibangun untuk pengunjung yang sedang melakukan
pendakian juga pada tempat tersebut terdapat telaga yang memiliki keunikan pada
warna ainya yang dapat berubah warna menjadi biru yang disebabkan oleh alga yang
tumbuh di dalamnya. Serta pemilihan tempat tersebut agar peserta dapat berfoto
ataupun dapat beristirahat, durasi istirahat tidak akan terlalu lama yaitu 5-10 menit.
Perjalanan akan dilanjutkan hingga menuju di pertigaan pada jalur setapak, di
peertigaan tersebut akan akan kembali untuk beristirahat serta untuk menunggu
bilamana terdapat peserta yang tertinggal di belakang. Penentuan titik tersebut
didasari sebagai titik peritirahatan karena memiliki fasilitas selter serta terdapat jalur
percabangan yang memisahkan antara jalur menuju Curug Cibeureum dan jalur
pendakian Gunung Gede Pangrango. Hal ini juga yang membuat peristihatan
dilakukan di pertiagaan jalur tersebut untuk mencegah pengambilan jalan yang salah
pada peserta yang tertinggal sehingga dilakukan istirahat untuk memastikan seluruh
psesrta berada di jalur yang benar. Durasi lamanya istirahat yaitu sekitar 3-5 menit.
Saat pukul 10.15 sampai pada tujuan destinasi yaitu Curug Cibeureum seluruh
peserta dibebaskan untuk melakukan kegiatan apapun dengan syarat masih berada di
kawasan Curug Cibeureum. Seluruh kegiatan peserta akan dipantau oleh panitia
untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Kegiatan ini dilakukan selama 1
jam dari pukul 10.15 hingga 11.15 serta akan dilanjut dengan kegiatan memasak dan
makan bersama dengan durasi 2 jam 15 menit. Pada kegiatan ini panitia akan
mempersiapkan peralatan memasak dan bahan masakan. Menu makanan dapat
disesuaikan dengan permintaan peserta pada saat sebelumnya, namun terdapat menu
yang telah dipersiapkan yaitu nasi liwet. Hingga pada pukul 13.30 akan dilanjut
dengan perjalanan pulang sampai 14.00 sudah kembali di tempat awal
pemberangkatan yaitu pintu masuk TNGGP.
9. Sketsa perencanaan
Sketsa perencanaan merupakan sketsa yang dirancang untuk perencanaan
program yang telah dirancang. Sketsa perencanaan berfungsi sebagai alat interpretasi
mengenai program wisata yang telah dirancang. Sketsa yang telah dibuat disesuaikan
dengan perencanaan program dan kawasan yang sudah direncanakan sebelumnya

Gambar 20. Sketsa Perencanaan


25

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2021


26

KESIMPULAN

Terdapat beberapa poin kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Kualitas


Supply dan Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand
pada Kawasan Alami, diantaranya adalah:
1. Kawasan wisata yang berada di Curug Cibeureum terletak di bawah kaki Gunung
Gede Pangrongo kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Berdasarkan hasil survei praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply dan
Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada
Kawasan Alami kepada lima orang responden yang pernah berkunjung ke Curug
Cibeureum mengenai penilaian motivasi pengunjung pada kawasan atau objek
wisata dengan pengunjung pada kawasan wisata Curug Cibeureum terdapat hasil
yang mana didominasi Oleh motivasi rekreasi
2. Berdasarkan hasil survei praktikum Identifikasi Pengukuran Kualitas Supply dan
Demand serta Perencanaan Kawasan Berdasarkan Pendekatan Demand pada
Kawasan Alami kepada lima orang responden yang pernah berkunjung ke Curug
Cibeureum dengan pengunjung pada kawasan wisata Curug Cibeureum terdapat
hasil yang mana didominasi Oleh motivasi rekreasi
3. Objek yang digunakan sebagai kawasan perencanaan merupakan pendekatan
demand pada kawasan alami adalah Curug Cibeureum yang berlokasi di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango. Konsep perencanaan dari program yang
dirancang adalah kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi yang dilakukan pada
perencanaan program ini diantaranya adalah bersantai, berkumpul dan aktivitas
memasak di luar ruangan.
27

DAFTAR PUSTAKA

Adler, David. 1999. New Metric Handbook Planning and Design Data. Architectural
Press:Oxford.
Avenzora R. 2008. Ecotourism Teori dan Praktek. BRR NAD-NIAS. Banda Aceh.
Departemen Pekerjaan Umum. 2006. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Gilarso, T., 2003, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Edisi Revisi, Kanisius,
Yogyakarta.
28

LAMPIRAN

Link google formular: https://bit.ly/2YcnFFh


Berdasarkan hasil wawancara responden melalui google formulir, berikut adalah
hasil karakteristik responden.
Lampiran 1. Karakteristik responden
No. Keterangan R1 R2 R3 R4 R5 J %

1. Usia
a. < 20 tahun 1 1 2 40
b. 20-30 tahun 1 1 1 3 60
c. > 30 tahun 0 0
2. Jenis kelamin
a. Pria 1 1 2 40
b. Wanita 1 1 1 3 60
3. Status pernikahan
a. Belum menikah 1 1 1 1 1 5 100
b. Sudah menikah 0 0
4. Pekerjaan
a. Mahasiswa/i/pelajar 1 1 1 1 1 5 100
b. Pegawai swasta 0 0
c. PNS/TNI/Polri 0 0
d. Lainnya 0 0
5. Pendapatan
a. < Rp 1.000.000 1 1 1 1 4 80
b. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 1 1 20
c. > Rp 3.000.000 0 0
29

Anda mungkin juga menyukai