Dicetak dengan menggunakan dana DIPA Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Tahun Anggaran 2018.
Rinjani paska gempa bumi di Pulau Lombok Tahun 2018. Menurut Archer dan
Cooper (1993), wisata alternatif merupakan suatu pergerakan yang memiliki jalan
keluar untuk “mengobati sakit” dari pariwisata massal (Mass Tourism). Bentuk yang
pertanian.
metode SWOT.
dikembangkan yaitu : 1) Jalur Gunung Kukus melalui Air Terjun Mayung Polak; 2)
Kawasan Hutan Perian; 3) Jalur Gunung Kukus melalui Air Terjun Jeruk Manis; 4)
Kawasan Hutan Tetebatu; 5) Air Terjun Mangku Sakti melalui Desa Sambik Elen
dan 6) Jalur Pendakian Aikberik. Sedangkan 2 (dua) ODTWA yang belum layak
dikembangkan adalah Sabana Propok dan Bukit Telaga. ODTWA yang tidak layak
RINGKASAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIK vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
1. PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan 4
Manfaat 5
2. TINJAUAN PUSTAKA 6
Wisata Alternatif dan Ekowisata 6
Perencanaan Pariwisata Alam 10
Strategi Pemasaran Pariwisata Alam 13
Peluang dan Tantangan Ekowisata 16
3. KARAKTERISTIK KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG 20
RINJANI
Letak Geografis 20
Potensi Flora dan Fauna 21
Sosial Budaya Desa Penyangga 23
Pariwisata Alam Taman Nasional Gunung Rinjani 25
Deskripsi Zonasi 28
4. METODE 33
Kerangka Pemikiran 33
Lokasi dan Waktu Kajian 34
Metode Pengumpulan Data 34
Analisis Strategi Pengembangan ODTWA 36
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 38
Inventarisasi dan Penilaian ODTWA 38
Strategi Pengembangan ODTWA 40
Jalur Gunung Kukus –Air Terjun Mayung Polak 40
Kawasan Hutan Perian 44
Jalur Gunung Kukus –Air Terjun Jeruk Manis 48
Kawasan Hutan Tetebatu 53
Air Terjun Mangku Sakti melalui Desa Sambik Elen 57
Jalur Pendakian Aikberik 62
Sabana Propok 65
Bukit Telaga 69
Bukit Stampol 72
6. SIMPULAN DAN SARAN 75
Simpulan 75
Saran 75
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
awal (foreshock) terjadi pada tanggal 29 Juli 2018 berkekuatan 6,4 skala
telah terjadi 1.005 kali gempa susulan sampai tanggal 21 Agustus 2018.
gempa bumi Lombok dipicu oleh pergerakan sesar naik busur belakang di
utara Nusa Tenggara sebagai reaksi terhadap tekanan yang timbul akibat
tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Jalur sesar aktif ini
populer disebut Flores Back Arc Thrust dan berada didasar laut.
7.145 korban luka-luka, 73.843 unit rumah roboh dan 798 fasilitas umum dan
sosial rusak. Total kerugian tercatat sebesar Rp. 7,7 trilyun (Kompas, 2018).
Nasional Gunung Rinjani terhitung mulai Tanggal 29 Juli 2018 hingga waktu
lokal, nilai tambah lebih tinggi, perjalanan dan waktu lebih panjang
(Nugroho, 2011).
daya tarik Gunung Rinjani dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang datang
kunjungan dengan kurs Rp. 12.000 yang berlaku pada saat penelitian, dan
Rumusan Masalah
diberhentikan.
Para pelaku wisata yang yang hanya menjual paket trekking di Jalur
wisata selain wisata massal, seperti pernyataan Archer dan Cooper (1993),
melihat dari sisi ODTWA yang dapat dikembangkan selain wisata trekking di
Senaru dan Sembalun. Untuk itu beberapa pertanyaan yang harus dijawab
ODTWA serta jenis dan aktifitas wisata seperti apa yang dapat
Tujuan
Manfaat
alam.
sebagai suatu pergerakan yang memiliki jalan keluar untuk “mengobati sakit”
yang konsisten dengan alam, sosial, dan masyarakat serta yang mengijinkan
Wisata alternatif juga sering diartikan sebagai bentuk pariwisata yang sengaja
berskala besar yang dijalankan pada suatu area yang tidak terlalu cepat
pembangunannya.
merusak budaya.
menjadi dua macam, yakni : Mass Tourism dan Alternative Tourism. Mass
dan ekosistem.
tourism adalah sektor ekonomi yang lebih luas dari ekowisata yang
pengunjung.
usaha atau sektor ekonomi wisata alam yang dirumuskan sebagai bagian dari
perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih dan memuat unsur
dan peninggalan sejarah adalah nyawa atau “roh” dari kegiatan pariwisata di
Indonesia. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan terasa hambar dan
kering, dan tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Nama Pulau
Bali begitu populer dalam peta wisata dunia karena memiliki roh tersebut.
dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
Kaitan antara manusia dan kebudayaan diucapkan oleh Geertz dengan tegas,
sendiri”.
tidaklah terbatas pada upacara, mitos, cerita, legenda, dan lain-lain yang
daerah atau kawasan yang akan dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata,
misalnya atraksi berupa air terjun maka selanjutnya perlu ditetapkan jenis
wisata yang sesuai. Bahkan untuk ini diperlukan juga kesesuaian penetapan
aktivitas wisatanya.
alam. Beberapa aktifitas wisata alam yang banyak dilaksanakan antara lain :
dalam pengembangan suatu daya tarik wisata (DTW) yang potensial harus
dikembangkan. Hal ini penting agar perkembangan DTW yang ada dapat
perekonomian negara.
keseluruhan.
menguntungkan.
pelaku yang lebih luas. Sehingga model-model seperti diatas maka dapat
dan kawasan. Oleh karena pembangunan kepariwisataan alam ini sangat erat
dilakukan dengan aktifitas analisis, baik pada sisi permintaan (pangsa pasar)
harapan dan perilaku wisatawan; wild night life, adventure tourism, sex
attraction etc pada segmen pasar usia muda, wisatawan dari barat dan
seterusnya pada segmen pasar usia tua, pendidikan tinggi dan seterusnya.
berusia muda maupun tua duduk diruangan yang sama di suatu diskotik.
sun, sea, sex (beach attraction), night clubs, wild parties, one night
(Ecotourism).
lain).
pendekatan ini ada dua dimensi pokok yang dianalisis, yaitu analisis
segmenting).
Angka tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-rata per tahun untuk
pasar wisatawan lansia atau pensiunan (van Harssel, WTO, 1997; Zabriskie
dan McCormick, 2001); wisatawan dari keluarga kecil bahkan tanpa anak
Namun, menurut The Travel and Tourism Competitiveness Report 2009, daya
negara, posisi tersebut masih dibawah Malaysia (32), Singapura (10) dan
Thailand (39).
perjalanan yang ditawarkan jauh lebih murah daripada paket yang sama di
negara tujuan wisata lainnya, bukan karena atraksi yang beragam (Damanik,
2013). Lebih lanjut Damanik (2013) menyatakan jika dilihat dari kepentingan
meraih devisa dan efek pengganda pariwisata yang besar, maka daya saing
pada aborsi pasar yang murah, yakni segmen pasar yang tingkat konsumsi
dirinya sendiri. Beberapa bukti telah tampak didepan mata. Kerusakan aset-
prinsip-prinsip ekowisata.
besar negara paling sering terkena bencana dan berada diperingkat ke-3
bencana akibat proses alam (natural hazard) tidak dapat dipilih dalam waktu
Letak Geografis
Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Timur serta memiliki luas
41.330 Ha.
(25-40%) dan berat sekali (lebih dari 40%). Daerah yang relatif landai
(2010 m dpl.), yang airnya berbau belerang dengan suhu yang berbeda dari
satu tempat dengan tempat lainnya, mulai dari yang berair dingin, sedang
hangat, sampai berair panas. Di bagian tengah Danau Segara Anak tersebut
muncul anakan gunung aktif yang disebut Gunung Baru Jari (2376 m dpl).
wilayah kerja resort sudah cukup baik, terutama bagian timur karena sebagian
Santong)
Anyar)
Senaru)
Resort Steling)
Resort Joben)
Resort Sembalun).
Wallace. Kawasan ini merupakan bagian dari hutan hujan tropis di Provinsi
Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari berbagai tipe ekosistem dan vegetasi
yang cukup lengkap dari hutan tropis dataran rendah (semi-evergreen) sampai
hutan hujan tropis pegunungan (1500–2000m dpl) yang masih utuh dan
berbentuk hutan primer, hutan cemara dan vegetasi sub alpin (> 2.000m dpl).
jambuan (Syzygium sp), pala hutan (Myritica fatna), buni hutan (Antdesma
dominan vegetasi dan diberi nama sesuai dominan pohon penyusunnya yaitu
di atas 2000 m dpl pada area-area tertentu merupakan area tanpa tutupan
nasional sebagai bagian dari Dua Puluh Lima Satwa Terancam Punah
tanggal 30 Juni 2015 tentang Penetapan Dua Puluh Lima Satwa Terancam
191.568 jiwa.
wadah pengelolaan kolaborasi dibubarkan pada tahun 2014. Salah satu hal
conservation fee.
masyarakat lokal salah satunya adalah penggunaan jasa pemandu gunung dan
mencapai 449 orang dan porter 1.157 orang. Jumlah TO yang memiliki Ijin
Rinjani berupa trekking ke Gunung Rinjani dan ODTWA air terjun di lingkar
Senaru, Sembalun, Timbanuh dan Aik Berik. Air Terjun yang telah resmi
dibuka adalah Air Terjun Jeruk Manis di Kembang Kuning dan Mangku Sakti
melalui Desa Sajang. ODTWA yang lain adalah komplek pemandian dan
Sebau.
Grafik 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan di Taman Nasional Gunung Rinjani Tahun 22012-2017.
Pertumbuhan rata-rata
rata kunjungan wisatawan nusantara ke Taman
tahun.
Rinjani terhadap flora pada areal yang ramai dikunjungi wisatawan antara
bawah, meningkatnya jumlah vegetasi yang rebah, patah dan mati karena
injakan antara lokasi kontrol dan lokasi yang ramai dikunjungi oleh
sampah dan longsor di jalur trekking (Rai, 2010 dalam Sadikin dkk, 2017).
rata sampah yang dibawa oleh wisatawan ke Taman Nasional Gunung Rinjani
Deskripsi Zonasi
56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional dikenal tujuh buah
Zona inti di Taman Nasional Gunung Rinjani berupa zona inti darat
dan zona inti danau dengan luas 16.865,98 Ha atau sekitar 40,81% dari luas
luasan sekitar 15.958,85 Ha atau sekitar 38,61% dari luas kawasan Taman
Nasional Gunung Rinjani. Zona ini terdiri dari beberapa tipe ekosistem yang
beragam dari ketinggian tempat 700-3700m dpl yaitu ekosistem sub montana
(di bawah ketinggian 1500m dpl), montana (di atas ketinggian 1500m dpl),
didalamnya Gunung Baru Jari (2.229m dpl). Zona inti danau terletak di
sekitar 907,12 Ha atau sekitar 2,19% dari luas kawasan Taman Nasional
Hujan di zona cukup tinggi antara 2.200 s/d 3.800 mm/tahun. Suhu antara 4
C s/d 26 C.
11.676,53 Ha atau sekitar 28,25% dari luas kawasan Taman Nasional Gunung
Hujan 1.400 s/d 2.000 mm/tahun. Zona rimba menjadi bumper zona inti pada
areal pemanfaatan sekitar tepi danau dengan lebar 50m, pada beberapa jalur
Puncak Gunung Rinjani. Zona rimba menjadi bumper pada area pemanfaatan
sekitar camping ground selebar 500m, pada area sekitar puncak dan Propok
ekosistem pada zona inti. Zona rimba di Taman Nasional Gunung Rinjani
masih mempunyai kondisi alam yang relatif asli, utuh dan belum ada campur
tangan manusia sama dengan kondisi Zona inti. Faktor yang membedakan
bahwa zona rimba memiliki tingkat kerawanan fisiknya sedang dan tingkat
gangguan tinggi.
sekitar 10.266,09 Ha atau sekitar 24,84% dari luas kawasan Taman Nasional
kemiringan 10 % s/d 45 %, Curah Hujan di zona ini dengan rata – rata curah
hujan antara 2.200 s/d 3.400 mm/tahun. Suhu antara 18 C s/d 31 C.
Gunung Rinjani dari sisi utara ke selatan yaitu di sebagian wilayah kerja
sekitar 1,408.69 Ha atau sekitar 3,41% dari luasan kawasan Taman Nasional
area yaitu sebagian Santong wilayah kerja Resort Santong, sebagian Senaru
dan sebagian Torean wilayah kerja Resort Senaru, Seksi Pengelolaan Wilayah
Pada area tersebut terdapat sumberdaya hutan bukan kayu yang telah
kebutuhan hidupnya.
sekitar 1.008,74 Ha atau sekitar 2,44% dari luas kawasan Taman Nasional
sebagian Aikberik wilayah kerja Resort Steling dan sebagian Aikmel wilayah
39,77 Ha atau sekitar 0,10% dari luas kawasan Taman Nasional Gunung
Utara.
64,20 Ha atau sekitar 0,16% dari luasan kawasan Taman Nasional Gunung
116°29'52.24"E.
Kerangka Pemikiran
Gunung Rinjani paska gempa bumi Lombok. Tahapan kajian ini mengikuti
dan Aik Berik. Pelaksana kajian sebanyak 5 (lima) tim dengan jumlah
berikut :
pada pedoman Analisis Daerah Operasi - Objek Daya Tarik Wisata Alam
Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) Ditjen PHKA 2003 meliputi kriteria
penilaian daya tarik obyek wisata alam, potensi pasar, penilaian kadar
ini belum dibuka secara resmi untuk umum sehingga belum ada data
pengunjung.
2003, dari tiap-tiap kriteria penilaian dikalikan dengan nilai bobot dari
nilai). Kemudian hasil dari nilai yang telah didapat dibandingkan lagi dengan
layak/tidak dikembangkan).
strategi eksternal (EFAS) dalam kerangka peluang dan ancaman serta faktor
Kuadran 3 Kuadran 1
Strategi Turn- Strategi Agresif
around
KELEMAHAN KEKUATAN
Kuadran 4 Kuadran 2
Strategi Defensif Strategi
Diversifikasi
ANCAMAN
ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan yang agresif
diversifikasi produk/pasar.
Gunung Rinjani yang menjadi lokasi kajian. Jenis ODTWA cukup beragam
wisata air terjun, telaga dan aliran sungai. Hasil inventarisasi dan penilaian
Rinjani. Sebagian besar ODTWA tersebut menawarkan wisata tirta berupa air
terjun dan telaga. Air Terjun tersebut antara lain Air Terjun Mayung Polak,
Jeruk Manis, Tereng Wilis dan Mangku Sakti dan Telaga Biru. Sedangkan
jenis wisata lainnya yang berupa wisata minat khusus trekking berada dijalur
alam dan variasi pandangan dalam obyek dapat ditemui di ODTWA ini.
Kombinasi paket trekking dan air terjun menjadi atraksi alam unggulan yang
dengan dinding
inding tebing air terjun yang tinggi. Air Terjun Mayung Polak
Sungai Belimbing
Belimbi mengalir sepanjang tahun dan dimanfaatkan untuk
air bersih masyarakat Desa Jurit Baru, Desa Pengadangan Barat, Desa
Total 1 10 2,3
Mayung Polak sebesar 0,6 sedangkan IFAS 0,15. Nilai EFAS dan IFAS
mancanegara 2 orang.
yang hampir tiap tahun terjadi di wilayah Kembang Kuning. Selain itu sisi
Sudah adanya Desain Tapak Gunung Kukus tahun 2017 dapat dijadikan
landasan pengembangan pariwisata alam baik dari sisi kebijakan, ekologi dan
pertimbangan teknis.
Gunung Kukus – Air Terjun Mayung Polak berada dalam kuadran I diagram
Rinjani.
wisata tirta yang menyuguhkan Telaga Biru dan aliran Sungai Tereng Wilis.
maupun telaga.
sedangkan IFAS -0,3. Nilai EFAS positif dan IFAS negatif menunjukkan
ODTWA Kawasan Hutan Perian memiliki peluang yang sangat besar untuk
wisatawan nusantara dalam 5 tahun terakhir serta predikat geopark dan cagar
2019-2024.
alternatif dari jalur melalui Air Terjun Mayung Polak. Atraksi alam berupa
Dedurenan.
cukup bervariasi berupa tanjakan dan turunan tetapi tidak terjal, datar sampai
Manis sebesar 0,7 sedangkan IFAS 0,85. Nilai EFAS dan IFAS berada pada
orang.
yang hampir tiap tahun terjadi di wilayah Kembang Kuning serta perburuan
rusa yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Hal lain yang perlu
tersebut. Namun disisi lain aktifitas wisata yang tidak dikelola dengan
Gunung Kukus – Air Terjun Jeruk Manis berada dalam kuadran I diagram
Tabel 15. Strategi Pengembangan wisata Gunung Kukus-Air Terjun Jeruk Manis.
No. Strategi pengembangan (S-O) Kegiatan
1. Jenis Wisata Alternatif yang dapat Wisata Edukasi
dikembangkan dalam konsep Wisata Sains (penelitian ilmiah)
ekowisata (Mieczkowski, 1995). Wisata petualangan
2. Aktifitas wisata alam yang dapat Bird Watching
dilakukan (Fandeli, 1995). Observasi pengamatan hewan
Berkemah
Berenang
Fotografi
Trekking
Berjalan di alam
Bersepeda gunung
3. Segmentasi pasar wisatawan (Sunaryo, Segmen Modern Idealists dengan
1995). preferensi bersifat intelektual dan
ketertarikan pada atraksi alam
berwawasan lingkungan.
4. Pengembangan konsep wisata tematik Penyusunan buku profil ODTWA yang
berupa jelajah alam dan interpretasi menarik
flora fauna Pembuatan papan informasi flora fauna
5. Peningkatan promosi ODTWA Penyusunan buku profil ODTWA yang
menarik
Mengkreasikan video pendek secara
profesional
Pemanfaatan media sosial sebagai sarana
promosi
Mengekspos ODTWA melalui pameran
lokal maupun nasional.
6. Peningkatan sarana dan prasarana Menata jalur jelajah yang memperhatikan
ODTWA keberadaan flora dan fauna sekitar
Membuat fasilitas interpretasi dan
informasi didalam dan diluar ruangan
Membangun infrastruktur pengaman
pengunjung yang didesain secara tepat
dan estetis dijalur dengan kemiringan
lahan >25%
Kondo sebagai “Puncak Kedua” setelah Puncak Rinjani. Atraksi alam yang
1 -6 -1,5
Total
Hasil EFAS 1
1,0 sedangkan IFAS -0,94. Nilai EFAS positif dan IFAS negatif
wisatawan nusantara dalam 5 tahun terakhir serta predikat geopark dan cagar
2019-2024.
alternatif jalur selain dari Desa Sajang. Melalui jalur dari Desa Sambik Elen
Elen.
Sudut pemandangan
emandangan dari Desa Sambik Elen juga berbeda. Sudut
melihat aliran sungai yang bertingkat diatas Air Terjun Mangku Sakti.
Tabel 19. EFAS Air Terjun Mangku Sakti via Desa Sambik Elen.
PELUANG Bobot (B) Rating (R) BxR
Tren kunjungan wisatawan cenderung meningkat
0,3 3 0,9
Predikat Site Geopark dan Cagar Biosfer 0,3 4 1,2
Perkembangan KEK Mandalika 0,1 3 0,3
Dukungan pemerintah daerah Lombok Utara 0,3 3 0,9
Total 1 13 3,3
ANCAMAN Bobot (B) Rating (R) BxR
Kompetisi dengan wisata tidak sejenis yaitu jalur
pendakian Senaru dan Rumah Adat Senaru 0,1 -3 -0,3
Kompetisi dengan wisata sejenis dengan radius <15
km yaitu Air Terjun di Desa Senaru
0,1 -3 -0,3
Daerah aliran Sungai Kokoq Putih rawan longsor 0,2 -4 -0,8
Pulau Lombok rawan gempa 0,2 -4 -0,8
Gangguan terhadap
hadap flora dan fauna 0,1 -2 -0,2
Akumulasi sampah
0,1 -2 -0,2
Tabel 20. IFAS Air Terjun Mangku Sakti via Desa Sambik Elen.
0,1 sedangkan IFAS -0,6. Nilai EFAS positif dan IFAS negatif menunjukkan
ODTWA Air Terjun Mangku Sakti memiliki peluang besar untuk merebut
pasar wisatawan. Namun disisi lain, masih terdapat banyak kelemahan yang
wisatawan dalam 5 tahun terakhir serta predikat geopark dan cagar biosfer
gempa bumi Lombok. Ancaman kedua adalah jalan setapak menuju Air
Terjun Mangku Sakti melewati lahan konflik antara PT. HTI Sadana Arif
Nusa dengan Masyarakat Desa Sambik Elen. Menurut KPHL Rinjani Barat
(2013), Masyarakat Desa Sambik Elen menolak program HTI dengan tingkat
Tahun 2019-2024. Selain itu, Desa Sambik Elen merupakan Desa Binaan
Tahun 2015. Terkait dengan pengembangan Air Terjun Mangku Sakti dalam
pembuatan jalan setapak menuju obyek wisata yang mengacu pada Perdirjen
pengaman atau relling sangat diperlukan untuk jalur yang agak miring.
pengembangan Air Terjun Mangku Sakti via Desa Sambik Elen adalah
sebagai berikut :
pendakian selain Jalur Senaru dan Sembalun. Puncak jalur ini adalah
sedangkan IFAS -0,3. Nilai EFAS positif dan IFAS negatif menunjukkan
Jalur Pendakian Aikberik memiliki peluang cukup besar untuk merebut pasar
wisatawan. Namun disisi lain, masih terdapat kelemahan yang harus dibenahi
wisatawan dalam 5 tahun terakhir, predikat geopark dan cagar biosfer serta
waktu 3 Tahun (2016 s.d 2018) jumlah wisatawan mancanegara yang melalui
170 orang.
Aikberik saja. Selain itu dukungan akomodasi serta penginapan didesa sekitar
belum tersedia.
Sabana Propok
sangat menakjubkan.
daya tarik sekaligus ancaman jika tidak dikelola dengan kaidah konservasi.
dalam ADO-ODTWA
ODTWA PHKA (2003) menjelaskan bahwa ODTWA kategori
-1,1. Nilai EFAS positif dan IFAS negatif menunjukkan Sabana Propok
wisatawan dalam 5 tahun terakhir, predikat geopark dan cagar biosfer serta
terbesar adalah belum adanya sarana prasarana serta jalur yang terjal dan
Bukit Telaga
khusus, paralayang.
aralayang.
ADO-ODTWA
ODTWA PHKA (2003), Bukit Telaga termasuk kategori ODTWA
persyaratan-persyaratan
persyaratan tertentu dan memerlukan pembinaan lebih lanjut.
1,4. Nilai EFAS positif dan IFAS negatif menunjukkan Bukit Telaga
wisatawan dalam 5 tahun terakhir, predikat geopark dan cagar biosfer serta
terbesar adalah belum adanya sarana prasarana serta pedoman teknis aktifitas
Bukit Stampol
Desa Senaru, Pihak Pemerintah Desa Bayan dan Masyarakat Bayan yang
3. Waktu
aktu tempuh cukup jauh 7-8
7 jam tidak sebanding dengan keindahan
4. Ditemukan
itemukan banyak retakan dan longsoran tanah di
di sepanjang jalur
pendakian
5. Tidak
idak ada sumber air di sepanjang jalur pendakian.
ODTWA yang tidak layak dikembangkan. Oleh karena itu tidak dilakukan
Simpulan
7. Sabana Propok
8. Bukit Telaga
dan pertanian.
Saran
pelaksanaan.
aktifitas wisata.
definisi wisata alternatif menurut Archer dan Cooper (1993), yaitu suatu
Badan Pusat Statistik Lombok Utara. (2018). Bayan Dalam Angka 2018.
Bayan. Lombok Utara.
Putri, M.N., dkk. Penilaian Obyek dan Daya Tarik Riam Asam Telogah Di
Kecamatan Noyan Kabupaten Sanggau Untuk Wisata Alam. Fakultas
Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pontianak.
BILOK PETUNG
OBEL OBEL PETA
Air Terjun Mangku Sakti LOKASI KAJIAN WISATA ALTERNATIF
9080000
!
. MADAYIN
§
BELANTING U
GUMANTAR
SESAIT
8°20'0"S
SALUT LOLOANSAMBIK ELEN
SELENGEN
SUKADANA BAYAN SAJANG DARA KUNCI
PENDUA
Bukit Telaga Skala 1:150.000 SUGIAN
Bukit Stampol Km
0 1.5 3 6 9 12
MUMBUL SARI !
. BAGIK MANIS
AKAR AKAR KETERANGAN Zona
SAMBIK BANGKOL SEMBALUN
!
. Jalan Enclave
SAMBELIAZona Inti Darat
SANTONG SENARU Batas Kabupaten Zona Khusus
REMPEK
SENANGGALIH Zona Pemanfaatan
SEMBALUN TIMBA GADING
SEMBALUN BUMBUNG Zona Rehabilitasi
Plawangan Aikberik Zona Religi
9070000
9080000
9080000
Skala 1:2.000.000
!
.
BEBIDAS
Kab. Lombok Utara
KARANG SIDEMEN SAPIT MEKAR SARI
9050000
9050000
TETEBATU Mataram Kab. Lombok Timur
PUNCAK JERINGO
AIK BERIK
TOYA Kab. Lombok Tengah
BERIRI JARAK
Kab. Lombok Barat
PERIGI
9020000
9020000
AIK BUAL SERUNI MUMBUL
PENGADANGAN
8°30'0"S
Lokasi
PAKUAN JURIT BARU Air Terjun Mayung Polak
9060000
LANTAN
JERUK MANIS
!
. 390000 420000 450000 480000
!
. LABUHAN LOMBOK
PRINGGAJURANG UTARA Gunung
AIK PRAPA Kukus SUNTALANGU
SEDAU PERIAN !
. Sistem Proyeksi : UTM dan Geografi
Telaga Baru DatumSUELA : WGS 84
TIMBANUH Zona
JINENG : 50 S
PRINGGABAYA UTARA
SELAPARANG
JENGGIK UTARA
!
. OTAK RARANGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Air Terjun Tereng Wilis PESANGGRAHAN PENGADANGAN BARAT KEMBANG KERANG DAYA DIREKTORAT JENDERAL
TETEBATU SELATAN
! KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
. KEMBANG KUNING LENEK DAYA AIKMEL UTARA KARANG BARU
Air Terjun Jeruk Manis KETANGGA
BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI
WANASABA LAUK PRINGGABAYA
SETILING LENDANG NANGKA UTARA AIKMEL TIMURWANASABA DAYA BATUYANG
430000 440000 450000 460000