Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN STUDI LAPANGAN

KABUPATENBULELENG

OLEH :

MADE PURNAMA ARTHA YASA

NIM 18112055

DESTINASI PARIWISATA

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BALI

KEMENTERIAN PARIWISATA

2018
HALAMAN PEMERIKSA

Nusa Dua, 26Oktober 2018


DIPERIKSA OLEH:
Pembimbing I

Anom HerySuasapha, S.ST.Par.,M.Par.


NIP. 19651218 199603 1 001

Pembimbing II Pembimbing III

I Gede Gian Saputra,S.Par.,M.Par. I Gede Made


Sukariyanto,S.Par.
NIP.- NIP.-

Mengetahui,
Ketua Program Studi Destinasi Pariwisata

Luh Yusni Wiarti, A.Par.,SE.,M.Par.,M.Rech


NIP. 19761101 200212 2 00
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian lapangan

dengan judul “Laporan Studi Lapangan Kabupaten Buleleng”.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk menunjang kemampuan penulis dalam melihat

dan meninjau potensi suatu Destinasi wisata melalui penelusuran langsung ke lokasi

Destinasi. Penulisan laporan tentunya telah didukung oleh beberapa pihak sehingga

penulis dapat menemukan kelancaran dalam penulisan. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Dewa Gede Ngurah Byomantara, M.Ed, selaku ketua Sekolah

Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

2. Ibu Luh Yusni Wiarti A.Par.,SE.,M.Par.,M.Rech, selaku ketua program studi

Destinasi Pariwisata STP Nusa Dua Bali.

Semua pihak serta rekan-rekan yang telah berkontribusi dalam penyusunan

laporan Studi Lapangan Kabupaten Tabanan. Jika ada kesalahan kata mohon

dimaafkan, sekian

Penulis

Nusa Dua, 8 Maret 2018


DAFTAR ISI

HALAMAN PEMERIKSA i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR PETA vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan dan manfaat studi 3

1.4 Metodologi Studi 3

1.4.1 Objek Studi 4

1.4.2 Lokasi dan Waktu Studi 4

1.4.3 Jenis dan Sumber Data 4

1.4.4 Instrumen Studi 5

1.4.5 Teknik Analisis 5

BAB II GAMBARAN UMUM DAYA TARIK WISATA 6

2.1 Waterbom Bali 6

2.1.1 Letak Geografi 7


2.1.2 Kondisi Fisik Alamiah 9

2.1.3 Karakteristik Sosio-Ekonomi-Budaya 9

2.1.4 Kondisi Prasarana Penunjang 11

2.2 Bali Safari and Marine Park 11

2.2.1 Letak Geografi 13

2.2.2 Kondisi Fisik Alamiah 13

2.2.3 Karakteristik Sosio-Ekonomi-Budaya 14

2.2.4 Kondisi Prasarana Penunjang 16

2.3 Kawasan pantai Kedonganan 17

2.3.1 Letak Geografi 17

2.3.2 Kondisi Fisik Alamiah 19

2.3.3 Karakteristik Sosio-Ekonomi-Budaya 20

2.3.4 Kondisi Prasarana Penunjang 22

BAB III IDENTIFIKASI DAYA TARIK WISATA 23

3.1 Waterbom Bali 23

3.1.1 Atraksi Wisata 23

3.1.2 Aksesibilitas 24

3.1.3 Kondisi Sarana Wisata 25

3.1.4 Pengelola 28

3.1.5 Aktivitas Wisata 28

3.2 Bali Safari and Marine Park 34

3.2.1 Atraksi Wisata 35


3.2.2 Aksesibilitas 37

3.2.3 Kondisi Sarana Wisata 38

3.2.4 Pengelola 39

3.2.5 Aktivitas Wisata 40

3.3 Kawasan Pantai Kedonganan 41

3.3.1 Atraksi Wisata 41

3.3.2 Aksesibilitas 43

3.3.3 Kondisi Sarana Wisata 44

3.3.4 Pengelola 46

3.3.5 Aktivitas Wisata 47

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 49

4.1 Simpulan 49

4.2 Saran 50
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.4.2 Kegiatan Field trip mahasiswa Destinasi Pariwisata
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1.1 Gambar peta akses menuju Daya Tarik wisata pantai

pemuteran

2. Gambar 2.2.1 Gambar peta akses menuju Daya Tarik wisata air terjun Gitgit

3. Gambar 3.1.1 Desa pemuteran diantara pantai dan perbukitan

4. Gambar 3.1.3 Gambar Amertha Bali vila Desa pemuteran

5. Gambar 3.1.4 Strutur Organisasi Kelompok usaha bersama

6. Gambar 3.1.5 Pemandangan pantai Pemuteran

7. Gambar 3.2.1 Air terjun gitgit

8. Gambar 3.5.5 Wahana Yang terdapat di Air terjun Gitgit


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Checklist Desa Pemuteran

Lampiran 2 : Checklist Air terjun Gitgit


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 10 tahun 2009 “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah”.

Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sesorang atau

sekelompok orang dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain

dengan tujuan untuk bersenang-senang atau rekreasi dengan jangka waktu tertentu.

Kegiatan perjalan meliputi beberapa aspek yakni adanya waktu luang, atrkasi/destinasi

yang dikunjungi dan juga amenitis yang akan digunakan oleh para wisatawan yang

melakukan kunjungan wisata. Dalam hal ini Bali merupakan salah satu yang memiliki
atraksi wisata yang popular di Indonesia maupun dunai sekaligus destinasi terbaik

dunia tahun 2016.

Bali merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki banyak potensi pariwisata,

dengan kunjungan dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Oleh karena itu Bali

sebagai daerah tujuan wisata perlu di kembangkan melalui pengelolaan yang baik dari

pemerintah serta pihak pengelola swasta. Bali terkenal dengan keindahan alamnya serta

keanekaragaman budaya yang kental, hal tersebut menjadi poin penting dalam

menumbuh kembangkan pariwisata di Bali. Setiap keunikan dan keanekaragaman alam

dan budaya yang memberikan potensi yang melimpah sehingga menghasilkan sebuah

kebanggaan bagi rakyat Indonesia pada umunya serta warga Bali khususnya. Objek-

atraksi wisata yang menarik, entah itu alam maupun buatan manusia telah memberikan

nama yang baik bagi kelangsungan dunia pariwisata negara ini, sehingga

pengembangan demi pengembangan harus dilakukan agar hasil yang baik dapat

dicapai.

Berkembangnya suatu atraksi wisata secara tidak langsung akan menunjang

kondisi sosio-ekonomi-budaya suatu destinasi. Tentu banyak dampak positif yang akan

dipengaruhi oleh perkembangan suatu atraksi wisata seperti di Bali.

Bali merupakan suatu destinasi pariwisata yang sangat digemari oleh

wisatawan asing. Atraksi wisata yang unik dan menarik menjadi aset wisata tersendiri

bagi masyarakat Bali dan telah membawa banyak dampak positif bagi kehidupan

masyarakat tersebut.
Dengan semakin pesatnya perkembangan pariwisata di Bali, diikuti juga

dengan perkembangan atraksi pariwisata yang terdapat di Bali. Tetapi perkembangan

dari atraksi pariwisata tersebut harus diiringi dengan perkembangan dari sektor yang

lain, contohnya dari pemahaman masyarakat mengenai atraksi pariwisata, karena

dengan mengetahui informasi mengenai atraksi wisata yang ada di Bali, pastinya

masyarakat mampu ikut mempromosikan atraksi pariwisata agar mampu tetap

berkembang di masa depannya nanti. Informasi mengenai atraksi pariwisata ini juga

dapat menjadi sebuah refrensi untuk pengembangan dari atraksi pariwisata

kedepannya, baik itu pengembangan atraksi pariwisata yang di bahas maupun atraksi

pariwisata yang mungkin akan di bangun sebagai pendukung atraksi pariwisata yang

dibahas.

Seperti di Kabupaten Buleleng yang mempunyai potensi wisata yang dapat

menarik motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten ini karena bereeda

dengan Kabupaten lain yang ada di Bali, kedua kabupaten ini memiliki potensi wisata

bahari yang sangat baik akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dari segi

pengembangan fisik maupun non-fisik, dilakukan kegiatan Field trip ini untuk bisa

memahami apa saja potensi yang dapat dikembangkan serta untuk mengetahui apa saja

yang menjadi hambatan dalam pengembangan destinasi dari kedua Kabupaten ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam hal ini penulis dapat merumuskan berbagai masalah/kewalahan yang

ditemukan pada saat study lapangan yang dilakukan oleh penulis, diantaranya:

1. Bagaimana gambaran umum mengenai letak, kondisi fisik alamiah,

prasarana, serta kondisi sosio-ekonomi-budaya masing-masing atraksi

wisata?

2. Bagaimana aksesibilitas, pengelolaan, serta apa saja yang ditemukan

oleh peneliti di masing-masing atraksi Wisata ?

3. Apakah potensi yang harus dikembangkan serta bagaimana

perbandingan antara berbagai jenis atraksi dari masing atraksi wisata?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Studi

Dalam kegiatan study lapangan ini tentunya memiliki tujuan dan manfaat untuk

berbagai kalangan yang mampu mengembangakan atau memiliki peran penting dalam

mengembangakan destinasi yang dikunjungi.Setelah melaksanakan kegiatan ini

diharapkan mahasiswa program studi S1 Destinasi pariwisata semester mampu :

A. Tujuan

 Mengidentifikasikan potensi dan sumber daya pariwisata atau kondisi

actual destinasi khususnya aspek atraksi, aksesibilitas , amenitas , serta

pengelolaan kepariwisataan .

 Mengidentifikasikan bentuk-bentuk organisasi pengelolaan jenis-jenis daya

Tarik wisata yang berbeda.


 Mengumpulkan informasi mengenai kondisi sosial, Ekonomi dan Budaya

masyarakat sekitar.

B. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa/I

Dalam hal ini Mahasiswa mampu mengumpulkan informasi mengenai

kondisi atraksi, aksesibilitas, dan amenitas di daya tarik wisata dan Mahasiswa

mampu memilah aktivitas dan fasilitas wisata pada daya tarik wisata. Mahasiswa

mampu mengelompokan aktivitas dan fasilitas pada daya tarik wisata seperti

berbagai potensi baik alam, buatan dan minat khsusus yang dapat dijual kepada

wisatawan yang melakukan kunjungan wisata ke kabupaten Buleleng. Serta

mampu menganalisis mengenai berbagai permasalahan yang menghambat

pengemabangan dan kemajuan sector pariwisata di kabupaten Buleleng (

Destinasi Pemutaran ,, dan Air Terjun Git-git) .

Dengan begitu para stakeholder di daerah destinasi Kabupaten Buleleng

dapat menggunakan laporan ini sebagai acuan untuk mengambangkan sumber

daya alam serta sumber daya manusia yang dijadikan ujung tombak suatu

destinasi. . Dalam kegiatan ini, mahasiswa juga dituntut bergerak cepat dan tepat

waktu. Selain itu kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis, menumbuhkan

inisiatif dan kreatifitas, sehingga mampu memetakan masalah dan juga

menyusun laporan hasil studi dengan baik. Koordinasi antar mahasiswa juga
dilatih sehingga mampu mengumpulkan informasi selengkap mungkin untuk

kepentingan bersama.

2. Bagi Masyarakat dan Pengelolah

Melalui lapaoran ini Masyarakat dan penggelolah dapat menggunakan

laporan ini sebagai acuan untuk membenai berbagai kelemahan yang diperoleh

dari setiap daya Tarik wisata yang berada disetiap destinasi yang dikunjungi oleh

mahasiswa dan mahasiswi STP Nusa dua bali dari program studi Destinasi

pariwisata semester 2, sehingga kedepanya dapat dikembangkan dengan baik

sesuai dengan potensi dari setiap destinasi dan dengan mudah untuk

dikemabangkan demi kuntungan bersama (pihak masayrakat, Pengelolah di

kabupaten Buleleng ).

3. Bagi STP BALI

Laporan ini menjadi refrensi akdemik untuk membantu destinasi di kabupaten

buleleng dalam mengemabangkan potensi dari setiap destinasi yang ada dalam ruang

lingkup study lapangan. Dengan begitu maka image dari STP Nusa Dua Bali selaku

sekolah yang berbasis pariwisata di bali semakin meningkat baik dikalangan lokal,

nasional maupun internasional. Serta laporan ini juga dapat dijadikan suatu acuan

untuk mahasiswa lain yang ingin melakukan kunjungan wisata ke destinasi yang ada

di Kabupaten Buleleng sehingga pada pelaksanaanya nanti mahasiswa/I sudah

menegetahui berbagai informasi yang ada pada setiap destinasi yang ada.
1.4 Metedologi Studi

1.4.1 Obyek Studi

Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten dari 9 Kabupaten yang terdapat di

Bali, Kabupaten ini Memiliki Potensi alam dan bahari yang dapat dikemas menjadi

sebuah destinasi yang baik akan tetapi sekarang pengelolaanya masih belum Maksimal.

Dilakukanya Field trip di kedua kabupaten ini agar mahasiswa/ I dapat mengetahui apa

saja yang Menjadi potensi dan kekurangan untuk dapat dikembangkan sebaik mungkin.

Objek yang menjadi lokasi penelitian kami ini adalah sebagian kecil objek di

kabupaten Buleleng yang harus dikembangkan dan dikelola dengan baik agar menjadi

acuan dan pendorong bagi wisatawan untuk datang dan melihat potensi wisata yang

ada di daerah tujuan wisata tersebut. Dengan potensi wisata yang yaitu :

1. Potensi Wisata Alam dan Bahari

Memiliki bentang alam yang baik dan memiliki kondisi fisik alam yang

menarik akan memicu wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata serta

sebagian sebagaian besar memiliki pesona bawa laut yang sangat Indah jika

dikelolah dengan Baik.

1.4.2 Lokasi dan Waktu Studi

Kegiatan field trip ketiga yang di lakukan oleh program studi S1 Destinasi

Pariwisata bertempat di Kabupaten Buleleng, Bali. Terdapat 2 tempat yang di kunjungi

oleh mahasiswa/I, diantaranya:,Destinasi Pemutaran, Dan Air Terjun Git-git.


dilakukan pada tanggal 14 Maret 2019. Kegiatan ini dikuti oleh 58 Mahasiswa/I yang

terdiri dari 2 kelas dan didampingi oleh 3 dosen pembimbing .

14 MARET 2019

N0 WAKTU KEGIATAN

1 05.30 - 06.30 Kumpul di kampus STP Nusa Dua Bali

2 06.30 - 10.00 Perjalanan menuju pemuteran

- Snack

3 10.00 - 12.00 Observasi di Desa Pemuteran

Pengenalan Bio Rock (Snorkling )

4 12.00 - 13.00 Makan Siang

5 13.00 - 13.30 Menuju air panas banjar ( Tidak jadi )

6 13.30 - 15.30 Observasi Air panas banjar ( Tidak Jadi )

7 15.30 - 16.00 Menuju Gitgit


8 16.00 - 18.00 Observasi air terjun Gitgit

9 18.00 - 21.00 Kembali ke Nusa Dua

- Makan malam di Denpasar

10 21.00 Kegiatan selesai

Tabel 1.4.2

1.4.3 Jenis dan sumber data

Dalam mengerjakan laporan ini penulis mendapatkan refrensi dari dua

bentuk data seperti data primer dan data sekunder. Ada pun data primer yang

dimaksud adalah data yang didapatkan melalui kunjungan secara langsung serta

observasi langsung pada daerah kunjungan wisata pada tempat-tempat yang sudah

dilakukan kunjungan. Sedangkan data sekunder yang dimaksud adalah data yang

di ambil dari berbagai data, jadi yang didapatkan dari internet dan Koran sebagai

refrensi sumber data yang dimasukan dalam laporan ini. Sehingga dalam

mengumpulkan berbagai informasi pada setiap daya Tarik dalam laporan ini dapat

dibilang sangat akurat sesuai dengan aktualisasi yang sebenarnya pada destinasi

yang sudah dilakukan kunjungan wisata melalui kegiatan study lapangan.

Ada pun jenis data yang di peroleh dari laporan ini merupakan Data

kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar

seperti gambaran umum, sejarah dan informasi yang dapat menjelaskan tentang

objek penelitian seperti letak geografis, topografi, demografi, aksesibilitas,

fasilitas, tata guna lahan dan penjelasan lain yang mendukung dalam penelitian.

Sedangkan Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan seperti data jarak destinasi wisata dari tempat strategis, data

jumlah fasilitas penunjang wisata seperti toilet dan rumah makan serta data jumlah

kios dan pedagang.

1.4.4 Instrumen Studi

Dalam mengambil data serta untuk mendapatkan informasi mengenai daya

Tarik yang adat pada setiap destinasi yang dikunjungi oleh penulis di kabupaten

Tabanan menggunakan alat tulis sebagai berikut: pulpen, check list, pensil, penghapus,

kamera HP untuk mendokumentasi objek yang dikunjungi. Sehingga dapat dikatakan

bahwa laporan ini benar-benar tersusun dengan baik dan aktualisasi.

1.4.5 Teknik analisis (deskriptif)

Teknis analisis data yang digunakan oleh penulis dalam menulis laporan ini

adalah dengan menbandingkan data yang didapatkan melalui wawancara dan observasi

langsung dengan pihak penggelolah dan masyarakat setempat disetiap daya Tarik pada

destinasi di Kabupaten Buleleng lalu membandingkan dengan data yang diperoleh dari

refrensi lain seperti internet. Sehingga dalam membuat analisa mengenai data yang

diperoleh benar-benar akurat.


BAB II

GAMBARAN UMUM DAYA TARIK WISATA

2.1 Desa Pemuteran

Pemuteran Coastal Village atau Desa Pesisir Pemuteran merupakan sebuah

desa terletak di pesisir barat Pulau Bali dengan potensi wisata yang menarik dengan

keindahan alamnya yang alami dan tenang yang jauh dari keramaian. Desa

Pemuteran memilik Slogan yakni Magic Sea with Holy Hills dimana maksudnya

adalah Desa Pemuteran yang letaknya berada di antara hamparan laut dengan

terumbu karang yang indah serta gugusan perbukitan yang terdapatbanyak

Pura salah satunya Pura puncak batu kuri.


Desa Pemuteran mewakili konsep Nyegara Gunung yang dalam bahasa Bali

berarti kombinasi antara laut dan pegunungan dimana konsep ini adalah konsep

spiritual masyarakat Bali tentang keterhubungan energi antara laut dan gunung dan

diyakini membawa keberuntungan tersendiri.

2.1.1 Letak Geografis (Lokasi, Kawasan)

Objek Wisata Desa Pemuteran terletak di pesisir barat laut pulau Bali

tepatnya di kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang

berada tidak jauh dari beberapa tempat menarik di Buleleng lainnya seperti

Pantai Lovina yang berjarak 30 km, Pura Pulaki serta Pura Melanting yang

hanya berjarak sekitar 10 km atau Pulau Menjangan yang berjarak 2 km

namun harus memakai speedboat untuk mencapai kesana. Desa Pemuteran

memiliki luas wilayah kurang lebih 3.033 Ha atau sama dengan 30.330.000

m2 .

Secara administratif Desa Pemuteran memiliki batas yaitu di sebelah utara

merupakan Laut Bali, di sebelah barat nya merupakan Desa Sumberkima, di

sebelah selatan nya merupakan Hutan Negara Jembrana, dan di sebelah timur

nya merupakan Desa Banyupoh. Untuk batas alam dari Desa Pemuteran ini

sendiri disebelah utara adalah Perairan yang merupakan Laut Bali, di sebelah

barat dan timur berbatasan dengan pemukiman penduduk sedangkan disebelah


selatan berbatasan dengan Hutan.

Sumber: maps.google.com,2018

Gambar 2. Peta Akses Menuju Desa Pesisir Pemuteran

Jarak Objek Wisata Desa Pemuteran dari Ibukota Kecamatan yakni

Kecamatan Gerokgak ± 18,1 km, dari Ibukota Kabupaten yaitu Kota

Singaraja ± 52,5 km, dari Ibukota Provinsi yakni dari Kota Denpasar

berjarak ± 122 km, sementara dari Bandar Udara yaitu dari Bandara

Internasional I Gusti Ngurah Rai ± 134 km, dari Pelabuhan Laut ± 143 km

yakni Pelabuhan Benoa dan dari Akomodasi terdekat yang berada dipesisir

pantai Pemuteran yang berjarak hanya sekitar 50-200 meter. Peta Akses

menuju Desa Pesisir Pemuteran bisa dilihat di gambar berikut.

2.1.2 Kondisi Fisik Alamiah


Objek Wisata Desa Pesisir Pemuteran berada di ketinggian ±0-5 mDPL

mengingat terletak dekat dengan lautan. Konfigurasi lahan di Desa Pemuteran

boleh dibilang unik karena beberapa bagian dari Desa Pemuteran merupakan

pesisir sedangkan beberapa bagian lainnya merupakan perbukitan dengan jenis

material tanah yang kering berpasir.

Desa Pemuteran yang merupakan Desa Pesisir membuat tempat ini memiliki

suhu yang panas dimana temperaturnya bisa mencapai bisa mencapai 33 ºC dalam

setahun, sedangkan suhu minimumnya dalam setahun mencapai ± 28 ºC atau rata

– rata tahunan ± 30 ºC, dengan curah hujan rata-rata 1000 mm sehingga tidak

cocok untuk bertani di Desa Pemuteran karena curah hujannya yang rendah.

Untuk kondisi lingkungan di Objek Wisata Desa Pemuteran sudah cukup

bagus apalagi dengan adanya teknologi Bio Rock yang diperuntukan agar

Terumbu Karang tumbuh lebih cepat sehingga proses recovery dari Terumbung

Karang di Desa Pemuteran yang dulunya sempat hancur karena ulah para nelayan

bisa kembali. Selain itu kesadaran masyarakat lokal untuk menjaga lingkungan

juga sudah sangat tinggi karena mereka sudah mengerti bahwa mata pencaharian

mereka berasal dari lingkungan atau alam. Sedangkan untuk kebersihan/sanitasi

di kawasan Objek Wisata Desa Pemuteran sebagian besar kawasan sudah cukup

bersih walaupun dibeberapa kawasan Pemuteran dilaut masih tercemar oleh

sampah kiriman sehingga perlu banyak peningkatan demi kenyamanan

pengunjung.
Di Objek Wisata Desa Pemuteran tidak memakai Ground Cover apapun atau

boleh dibilang masih berupa pasir untuk disekitar kawasan Pantai kecuali

beberapa bagian pantai yang dimiliki Villa atau Resort dikawasan Desa

Pemuteran yang memakai paving maupun batu sikat. Bentang alam Desa

Pemuteran sangat baik dan memiliki jarak pandang yang bebas sehingga bisa

menikmati pemandangan laut bali yang tenang apalagi saat matahari terbenam

yang menambah keindahan Desa Pemuteran. Hanya jarak pandang dibagian laut

Pemuteran saja yang sedikit terhalang oleh sampah maupun pasir – pasir sehingga

tidak bebas menikmati alam bawah laut Pemuteran.

Objek Wisata Desa Pemuteran merupakan tempat bagi para wisatawan untuk

mencari ketenangan yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan karena di Desa

Pemuteran tidak akan ditemukan berbagai macam jenis hingar – bingar hiburan

malam seperti tempat wisata lain di Bali salah satunya Kuta. Tidak ada rambu

iklan yang terdapat di area objek wisata ini serta vandalisme maupun polusi udara

serta bau, hanya polusi di perairan Pemuteran berupa sampah yang ditemukan di

beberapa kawasan Desa Pemuteran.

2.1.3 Karakteristik Sosio-Ekonomi-Budaya

Desa Pemuteran merupakan contoh sahih kehebatan peran masyarakat dalam

sebuah destinasi wisata. Tanpa peran masyarakat lokal Desa Pemuteran, objek

wisata ini tidak akan seperti sekarang, salah satunya lewat peran serta masyarakat

dalam mendukung teknologi Bio Rock serta kesadaran tinggi masyarakat untuk

menjaga alam Pemuteran karena mereka sadar bahwa mata pencaharian mereka
terutama mereka yang nelayan, berasal dari laut, jika mereka menghancurkan laut

seperti dengan menangkap ikan menggunakan bom atau racun akan merusak

alam dan akan perlahan menghilangkan mata pencaharian mereka sendiri atau

boleh dibilang bunuh diri secara perlahan.

Saat ini, masyarakat Desa Pemuteran sedang menikmati hasil dari jerih

payah sejak 20 tahun yang lalu dalam upaya mengembalikan keasrian lingkungan

Pemuteran dengan kedatangan banyak wisatawan baik lokal maupun

mancanegara. Banyak masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata seperti

pemilik toko cinderamata/souvenir, membuka berbagai macam jenis usaha

pariwisata seperti restoran/rumah makan, menjadi penyedia jasa penyewaan alat

serta pemanduan melakukan kegiatan diving atau snorkeling. Semua hotel dan

penginapan di wilayah ini, mempekerjakan penduduk setempat sebagai

karyawan. Hanya segelintir penduduk yang berasal dari luar Pemuteran yang

bekerja di sektor pariwisata di tempat ini, itu pun terbatas hanya di beberapa

posisi strategis pengambil keputusan dan manajerial. Selebihnya, sekitar 90%

karyawan, adalah penduduk lokal. Namun masih banyak juga masyarakat

Pemuteran yang menjadi nelayan yang merupakan bagian wisata itu sendiri, juga

tentu mengingat melimpahnya sumber daya perairan Desa Pemuteran.

Mayoritas masyarakat Desa Pemuteran beragama Hindu mengingat sangat

banyak tempat ibadah umat Hindu di tempat ini seperti Pura Pulaki, Pura

Melanting, Pura Pemuteran, maupun pura lainnya yang terdapat cukup banyak di
bukit yang berada di kawasan Pemuteran salah satunya yang cukup terkenal adalah

Pantai.

2.1.4 Kondisi Prasarana Penunjang

1. Sumber Daya Air

Sumber daya air yang digunakan di Desa Pemuteran berasal dari

air PDAM , dengan debit air 2,3 m³/dtk. Kualitas airnya pun terbilang

jernih dengan rasa air yang tawar. Dan airnya tidak berbau dan kualitas

airnya cukup bagus.

2. Sumber Daya Listrik

Sumber daya listrik yang dipergunakan di Desa Pemuteran

bersumber dari PLN dengan voltage sekitar 220 volt. Pendistribusian

listrik tersebut juga sangat baik.

3. Sistem Telekomunikasi

Untuk Sistem telekominikasi yang ada di Desa Pemuteran yaitu

menggunakan Telepon Pribadi karena sejauh ini juga tidak ditemukan

website milik pengelola Desa Pemuteran.

2.2 Air Terjun Gitgit

Air Terjun Gitgit adalah air terjun tertinggi di Bali yang memiliki ketinggian

sekitar ± 35 meter dari permukaan sungai. Air Terjun Gitgit menawarkan keindahan

air terjun, dengan segarnya air pegunungan alami dengan lingkungan hutan alami.

Air Terjun Gitgit menjadi pilihan tambahan bagi wisatawan yang hanya mengenal

Bali dengan keindahan pantainya.


2.2.1 Letak Geografis (Lokasi, Kawasan)

Air Terjun Gitgit ini terletak di Desa Gitgit, kecamatan Sukasada, kabupaten

Buleleng, Provinsi Bali dengan Koordinat 8° 17' 59.38" S 114° 59' 29.37" E.

Objek wisata Air Terjun Gitgit ini memiliki luas kurang lebih 30.000 m2 atau

sama dengan 3 Ha. Secara administratif memiliki batas yaitu di sebelah utara

merupakan Desa Padang Bulia, di sebelah barat nya merupakan Desa Amengan,

di sebelah selatan nya merupakan Desa Wanagiri, dan di sebelah timur nya

merupakan Desa Pegayaman. Untuk batas alam dari Air Terjun Gitgit ini sendiri

dikelilingi oleh hijaunya hutan lindung dengan pepohonan yang rindang serta

memberikan suasana khas pedesaan dan pegunungan yang begitu sejuk.

Jarak objek wisata Air Terjun Gitgit ini dari Ibukota Kecamatan yakni

Kecamatan Sukasada ± 8 km, dari Ibukota Kabupaten yaitu Kota Singaraja ± 10

km, dari Ibukota Provinsi yakni dari Kota Denpasar berjarak ± 67 km, sementara

dari Bandar Udara yaitu dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ± 85 km,

dari Pelabuhan Laut ± 93 km yakni Pelabuhan Benoa dan dari Akomodasi

terdekat yaitu Homestay milik warga setempat yang berjarak sekitar 750 m. Bagi

yang ingin mencari akomodasi mewah yang terdekat dari Air Terjun Gitgit

diantaranya adalah Puri Candikuning Retreat dan Handara Golf & Resort Bali

berjarak ± 8-10 km dari Air Terjun Gitgit. Peta Akses menuju Air Terjun Gitgit

bisa dilihat di gambar 2.1 berikut.


Sumber: maps.google.com,2018

Gambar 2.1 Peta Akses Menuju Air Terjun Gitgit

2.2.2 Kondisi Fisik Alamiah

Objek wisata Air Terjun Gitgit berada di ketinggian ± 350 mDPL dengan

konfigurasi umum lahan berupa berbukit serta jenis material tanah vulkanik.

Karena berada di kawasan hijaunya hutan-hutan maka suhu di objek wisata ini

sangat sejuk. Untuk temperature udara di Air Terjun Gitgit ini sendiri memiliki

Rata-rata Tahunan ± 24 ºC, yang dimana suhu maksimumnya bisa mencapai 26

ºC dalam setahun, sedangkan suhu minimumnya dalam setahun mencapai ± 20

ºC serta Curah Hujan Rata-Rata 2006 mm.

Untuk kondisi lingkungan dan kebersihan/sanitasi di kawasan objek wisata

Air Terjun Gitgit ini bisa dikatakan terawat dengan baik serta tertata rapi. Selama

observasi tidak ditemukan sampah-sampah yang berserakan. Jenis Ground


covernya di Objek wisata ini adalah Batu sikat, semen serta paving. Letaknya di

Pedesaan serta dikelilingi hutan lindung yang rindang membuat Air Terjun Gitgit

memiliki bentang alam yang sangat baik serta suasana yang sangat sejuk.

Visability atau jarak pandang selama di Air Terjun Gitgit bisa dibilang bebas

halangan sehingga bisa menikmati atraksi wisata serta bentang alamnya dengan

leluasa. Selama di Objek wisata ini tidak akan terdengar kebisingingan hiruk

pikuk perkotaan maupun jalan raya karena letaknya yang berada di pedesaan.

Tidak ada rambu iklan yang terdapat di area objek wisata ini serta selama

observasi objek wisata Air Terjun Gitgit masih aman dan tidak ada vandalisme

maupun berbagai macam jenis polusi/pencemaran seperti polusi udara, polusi

sampah maupun polusi air.

2.2.3 Karakteristik Sosio-Ekonomi-Budaya

Terletak di daerah pedesaan membuat sebagian besar penduduk di sekitar

objek wisata Air Terjun Gitgit ini bermata pencaharian sebagai petani dimana

hasil produksinya mayoritas berupa padi dan cengkeh serta sebagai pedagang

souvenir di sekitar kawasan wisata Air Terjun Gitgit yang menjual berbagai jenis

pernak – pernik khas Bali seperti kain, baju dll. Masyarakat Desa Gitgit mayoritas

merupakan pemeluk agama Hindu yang masih memegang adat istiadat budaya

Bali.

2.2.4 Kondisi Prasarana Penunjang

1. Sumber Daya Air


Untuk air bersih di Air Terjun Gitgit bersumber dair Air PAM setempat

serta memanfaatkan air sungai disekitar kawasan tersebut dimana kualitas

air yang cukup jernih dengan rasa airnya tawar dan tidak memiliki bau.

2. Sumber Daya Listrik

Untuk kebutuhan listrik di Kawasan Air Terjun Gitgit sudah terdistribusi

dengan baik yang berasal dari PLN dengan kekuatan 220 volt.

3. Sistem Telekomunikasi

Pengelola Objek Wisata Air Terjun Gitgit menyediakan sarana

telekomunikasi berupa telepon yang dihubungi lewat nomor 0362 25887.

BAB III

IDENTIFIKASI DAYA TARIK WISATA

3.1 Destinasi Pemutaran

3.1.1 Atraksi Wisata/ Potensi Wisata

Pemuteran Coastal Village atau Desa Pesisir Pemuteran merupakan sebuah

desa terletak di pesisir barat Pulau Bali dengan potensi wisata yang menarik
dengan keindahan alamnya yang alami dan tenang yang jauh dari keramaian.

Desa Pemuteran memilik Slogan yakni Magic Sea with Holy Hills dimana

maksudnya adalah Desa Pemuteran yang letaknya berada di antara hamparan laut

dengan terumbu karang yang indah serta gugusan perbukitan yang terdapat

banyak pura salah satunya Pura Puncak Batu Kursi. Desa Pemuteran mewakili

konsep Nyegara Gunung yang dalam bahasa Bali berarti kombinasi antara laut

dan pegunungan dimana konsep ini adalah konsep spiritual masyarakat Bali

tentang keterhubungan energi antara laut dan gunung dan diyakini masyarakat

setempat membawa keberuntungan tersendiri seperti bisa dilihat di gambar

Sumber:kaskus.co.id, 2018

Gambar 3.1.1 Desa Pemuteran diantara Laut dan Bukit

Konon Nama Pemuteran dikarenakan ada nya sebuah gunung yang

keberadaannya agak menonjol kebibir pantai (Permukaan laut) sehingga


menyebabkan orang-orang yang ingin melintas dengan kendaraan bermotor harus

rela berjalan kaki atau kendaraan harus memutar di gunung tersebut. Nama

gunung tersebut adalah Pulaki yang berada diujung timur wilayah Pemuteran.

Ada pula kisah penamaan Pemuteran berasal dari sebuah Pura dengan nama

Pemuteran yang merupakan pesanakan Pura Pulaki yang disebut dengan Pura

Mutering Jagat yang terdapat sumber air panas. Sumber air panas tersebut di

percaya sebagai tempat pensucian sebelum melaksanakan persembahyangan.

Desa Pemuteran yang memiliki garis pantai sepanjang 6 km dengan warna

pasirnya yang hitam menawarkan alamnya yang indah dibingkai langit biru

dengan ketenangan lautnya kepada wisatawan yang ingin escape dari rutinitas

sehari – hari maupun hingar – bingarnya perkotaan. Lautnya yang tenang

membuat wisatawan yang ingin melakukan aktivitas wisata bahari tidak perlu

repot – repot melawan ombak deras. Di Desa Pemuteran tidak akan ditemui

berbagai macam jenis hiburan malam seperti tempat wisata lain di Bali Selatan

karena penduduk setempat melarang membangunnya demi kenyamanan para

pengunjung. Selain itu disepanjang pantai pemuteran tidak akan ditemui

pedagang asongan, tentunya demi kenyamanan para pengunjung. Selain itu juga

terdapat penangkaran penyu di Desa Pemuteran.

Di Desa Pemuteran, ini masih sangat kental dengan adat istiadatnya.

Seorang inverstor yang ingin membuat sebuah penginapan disana harus mentaati

sebuah aturan yang tak tertulis dalam hal pembangunan sebuah penginapan.

Untuk membangun penginapan di Pemuteran, pengusaha wisata di Desa


Pemuteran harus mempunyai lahan minimal seluas 1 hektar. Dari jumlah lahan

itu, 60% harus dijadikan halaman, 40% untuk bangunan. Tidak ada hotel

layaknya di daerah Kuta atau Sanur dengan bentuk konvensional, kamar

berdekatan satu sama lain. Kebanyakan orang-orang yang menginap disana

adalah orang-orang dari manca negara. Ketika masuk ke penginapan ini, anda

akan diberikan 2 buah pilihan yakni mau penginapan yang berTV atau tidak.

Karena kebanyakan tamu mancanegara memilih penginapan yang tidak berTV,

mereka memilih untuk membaca-baca buku untuk mengisi waktu luang mereka.

Selain itu banyak wisatawan ke Desa Pemuteran untuk melakukan meditasi.

Desa Pemuteran menjadi salah satu pelopor desa wisata yang ramah

lingkungan yang berhasil mengembalikan terumbu karang yang dahulu rusak

dikarenakan nelayan lokal menggunakan jalan pintas dalam mencari ikan seperti

menggunakan sianida maupun dengan cara dibom. Namun, semua perlahan

berubah sejak tahun 1989 silam. Seorang pria bernama I Gusti Agung Prana,

memulai gerakannya untuk mengubah wajah kawasan Desa Pemuteran ini

menjadi sebuah wilayah yang bernilai baik bagi wisatawan maupun masyarakat

lokal.

3.1.2 Aksesibilitas

1. Jalan Raya

Jalan Raya menuju Objek Wisata Desa Pemuteran

menggunakan Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk lalu Jalan Singaraja-


Gilimanuk untuk menuju Desa Pemuteran dengan total panjang 130,9

km jika ditempuh dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang

merupakan Jalan kelas Provinsi yang tentu memiliki kualitas yang

sangat baik serta cukup lebar karena memang diperuntukan untuk

kendaraan besar seperti truk dan bus dan tidak ditemui kerusakan berarti

sepanjang jalan.

2. Jalan Akses

Desa Pemuteran terletak dikiri dari Jalan Raya Denpasar

Gilimanuk sedangkan Pantai Pemuteran terletak dikanan dari Jalan

Raya Denpasar Gilimanuk sehingga Jalan aksesnya tidak begitu jauh.

Untuk mencapai Desa Pemuteran hanya sekitar 2 km sedangkan 500

meter menuju Pantai Pemuteran.

3. Jalan Setapak

Destinasi Wisata Desa Pemuteran sebenarnya tidak memiliki

Jalan Setapak kecuali untuk beberapa resort atau akomodasi lainnya di

dekat Pantai Pemuteran yang disediakan untuk tamu yang menginap.

4. Tempat Parkir

Desa Pemuteran tidak menyediakan tempat parkir kecuali bagi

wisatawan yang menginap di penginapan atau hotel bisa memarkir

kendaraan meraka di tempat tersebut, dengan lapisan permukaan dari

Beton, tanah dan paving kondisi cukup baik karena mengingat jumlah
wisatawan yang selalu datang untuk berkunjung dan kepemilikan dari

lahan parkir tersebut adalah owner dari hotel atau home stay tersebut.

5. Pintu Masuk

Desa Pemuteran tidak memiliki pintu masuk yang pasti,

wisatawan bisa masuk ke areal Pantai Pemuteran dari arah mana saja

mengingat Pemuteran juga masih dalam tahap pengembangan dan lebih

menfokuskan untuk mengembalikan alam bawah laut Pemuteran yakni

Terumbu Karang yang sempat hancur.

6. Transportasi

Jalan menuju Objek Wisata Desa Pemuteran adalah Jalan

Denpasar-Gilimanuk serta Jalan Singaraja-Gilimanuk merupakan jalan

yang cukup lebar dan berkualitas baik untuk dilewati kendaraan besar

seperti bus maupun truk. Selain itu lokasi Desa Pemuteran yang berada

tidak jauh dari Jalan Raya sehingga kendaraan besar tidak kesulitan

untuk menuju kesana. Pengelola dari Desa Pemuteran tidak

menyediakan transportasi khusus untuk mengangkut wisatawan ke

Desa Pemuteran.

3.1.3 Sarana Wisata

1. Akomodasi
Sebagai kawasan wisata, terdapat cukup banyak akomodasi di

sepanjang 6 km garis pantai Desa Pemuteran. Hotel dan resort tepi pantai ini

memang terbilang mahal dalam menentukan tarif dalam kisaran Rp.500.000

sampai Rp.1.200.000 untuk permalamnya. Jika mencari penginapan yang

lebih murah, terdapat guest house yang terletak agak jauh dari pantai (sekitar

5 menit berjalan kaki) atau dekat jalan utama. Tercatat sekitar 33 akomodasi

di Desa Pemuteran yang terdiri dari Hotel, Resort, Villa, serta

Bungalows/Homestay dimana diantaranya adalah Taman Sari Bali Resort &

Spa, Amertha Bali Villas, Taruna Homestay.

Sumber: Internet 2018

Gambar 3.1.3 Amertha Bali Villas di Desa Pemuteran

2. Restoran/Rumah Makan
Untuk Restoran/Rumah Makan, pengunjung bisa mendapatkan

di hotel atau restoran yang berada didekat pantai yang menawarkan

makanan khas Bali sambil menikmati keindahan alam Pemuteran.

Wisatawan tidak akan menemukan tempat makan didekat pantai apalagi

pedagang asongan karena dilarang oleh pihak pengelola karena

dianggap menganggu para wisatawan. Untuk makanan yang lebih

murah terdapat banyak warung makan di dekat jalan utama yang bisa

dicapai dalam waktu 5 menit dengan berjalan kaki dari pantai dimana

sebagian warung atau tempat makan di Desa Pemuteran menyajikan

seafood mengingat Desa Pemuteran memiliki sumber daya laut yang

melimpah. Tercatat sekitar 20 warung/restoran/café di Desa Pemuteran

dimana salah satu tempat makan yang wajib dikunjungi di Desa

Pemuteran adalah Warung Condon Bleu yang menyajikan ikan rica-rica

yang disebut sebagai yang terbaik di Bali.

3. Kios/Toko Cinderamata

Di Desa Pemuteran cukup banyak terdapat Toko/Kios

Cinderamata walaupun tidak bisa ditemukan didekat Pantai, Toko/Kios

Cinderamata di Desa Pemuteran terletak didekat jalan utama dimana

pemiliknya kebanyakan merupakan masyarakat lokal Pemuteran.

4. Toilet/MCK Umum

Di Desa Pemuteran khususnya di pantai, tidak ditemukan

Toilet/MCK Umum untuk pengunjung kecuali bagi mereka yang


menginap di akomodasi disekitar Pantai Pemuteran yang sudah tersedia

Toilet/MCK Umum dengan kualitas serta kondisi yang sangat baik.

5. Tempat Penitipan Barang

Tidak terdapat tempat penitipan di Desa Pemuteran khususnya

di Pantai Pemuteran, hanya terdapat gazebo yang bisa digunakan untuk

menaruh barang untuk sementara waktu selama melakukan kegiatan di

Pantai seperti diving atau snorkeling dengan catatan meminta teman

atau kerabat untuk menjaganya.

6. Pos PPPK

Tidak ditemukan Pos PPPK disekitar kawasan Pantai Pemuteran

kecuali bagi pengunjung yang menginap di akomodasi disekitar Pantai

Pemuteran yang tentunya sudah menyiapkan obat – obatan untuk

antisipasi hal – hal yang tidak diinginkan.

1. Fasilitas Penyewaan

Di Desa Pemuteran terdapat cukup banyak perusahaan jasa

diving baik sebagai pemandu maupun penyewaan alat – alatnya dimana

jumlah perusahaan tersebut tidak kurang dari 14 perusahaan. Selain itu

juga penyedia jasa snorkeling yang biayanya hanya sekitar Rp. 25.000

agar bisa mendapatkan snorkel (alat bantu pernapasan), fin (sepatu

katak), dan baju apung.


2. Tempat Bilas

Di Desa Pemuteran tidak ditemukan tempat bilas khusus untuk

pengunjung kecuali bagi mereka yang menginap di akomodasi disekitar

Pantai Pemuteran yang sudah tersedia tempat bilas.

3. Pos Satuan Kemanan/Polisi

Di Desa Pemuteran terdapat satuan keamanan yang disebut

Pecalang yang tidak hanya menjaga pengunjung dari tindak kriminal

juga menjaga perairan Pemuteran dari tindak pengambilan ikan yang

tidak sehat. Selain itu pihak Desa Pemuteran juga saling membantu

dengan pihak penyedia jasa akomodasi disekitar pantai untuk ikut

menjaga alam Pemuteran. Selain itu juga bisa mencari Polisi Sektor

Kecamatan Gerokgak yang berjarak sekitar 9,7 km dari Pemuteran.

4. Sarana Peribadatan

Tidak sulit untuk mencari tempat peribadatan khususnya untuk

tempat peribadatan umat Hindu di Desa Pemuteran. Selain beberapa

Pura yang tidak jauh dari kawasan ini seperti Pura Pulaki atau Pura

Melanting, serta tentunya Pura Pemuteran yang terkenal dengan air

panas alaminya serta banyak kawasan suci di Bukit Pemuteran hingga

akhirnya mendapat slogan Magic Sea with Holy Hills. Selain itu disetiap

akomodasi juga tersedia tempat ibadah umat Hindu.

5. Puskesmas
Untuk Puskesmas terdekat dari Desa Pemuteran adalah

Puskesmas Kecamatan Gerokgak yang berjarak sekitar 5,4 km.

Sedangkan untuk penanganan lebih lanjut bisa dirujuk menuju RSUD

Singaraja yang berjarak sekitar 54,1 km dari Desa Pemuteran.

3.1.4 Pengelola

Pengelolaan Desa Pemuteran dikelola oleh Yayasan Karang Lestari yang

didirikan oleh I Gusti Agung Prana yang sebenarnya difokuskan untuk

mengembalikan terumbu karang di perairan Pemuteran yang hancur akibat teknik

pengambilan ikan yang tidak sehat. Dalam mengelola Desa Pemuteran, yayasan

dibantu oleh masyarakat serta dari pihak ketiga seperti dari pihak pemilik

akomodasi maupun jasa lainnya, bahu membahu membangun serta menjaga

Desa.
Sumber : Data pribadi

Gambar 3.1.4 struktur anggota organisasi usaha bersama

Gambar di atas adalah struktur organisasi, yaitu ketapang indah, dari Desa

pemuteran.

3.1.5 Aktivitas Wisata

Salah satu alasan utama wisatawan datang ke Desa Pemuteran adalah

mereka ingin mengunjungi kawasan diving dan snorkeling dengan suguhan alam

bawah laut kelas dunia. Tentu juga dengan ketenangan alamnya yang cocok

sebagai tempat pelarian wisatawan dari perkotaan ataupun untuk melakukan

meditasi seperti bisa dilihat di gambar.


Sumber: Hasil Observasi, 2018

Gambar 3.1.5 Pantai Pemuteran yang Tenang

Area Pantai Pemuteran sendiri pun tak kalah indah dan kaya potensi

terumbu karangnya. Wisatawan bisa ikut peran serta dalam melestarikan terumbu

karang di Pemuteran dengan mendonasikan uang sebesar Rp. 500.000 sehingga

menjadi orang tua angkat dari terumbu karang tersebut dan akan mendapatkan

informasi secara berkala tentang pertumbuhan terumbu karangnya.

Di pagi hari, Wisatawan juga bisa menyaksikan Matahari terbit serta

menyaksikan atraksi lumba-lumba di lepas pantai. Selain itu di Pemuteran juga

terdapat proyek penangkaran penyu. Penangkaran penyu ini dijalankan oleh dive

operator yang berkerja Sama dengan masyarakat lokal.

Terdapat pula banyak tempat suci disekitar Pemuteran terutama di Bukit

Desa Pemuteran sesuai dengan slogan desa Pemuteran Magic Sea with Holy Hills.
Salah satu tempat suci di Pemuteran adalah Pura Pemuteran yang terkenal dengan

pemandian air panasnya. Terdapat dua kolam pemandian di Pura Pemuteran,

yaitu kolam khusus untuk dewasa dan untuk anak-anak. Selain dapat menikmati

keindahan arsitektur pura, berendam di air panas adalah kegiatan yang daat

merelaksasi otot dan tubuh dari kelelahan.

Selain berbagai macam jenis aktivitas wisata di Desa Pemuteran, Desa

Pemuteran juga tidak jauh dari berbagai macam jenis tempat menarik di

Kabupaten Buleleng seperti Desa Pulaki, terdapat perkebunan anggur yang

merupakan pusat industri budidaya anggur di Bali atau Pantai Lovina yang

terkenal memiliki keindahan pantainya. Pantai ini juga terbilang masih masih

alami dan merupakan jalur lintas lumba-lumba.

3.1.6 Pemasaran

Teknik pemasaran yang digunakan pihak pengelola desa pemuteran adalah

lewat online yaitu social media dan media online seperti kompas.com. tidak

terdapat brosur yang di berikan oleh pihak pengelola.

3.1.7 Permasalahan

Permasalahan yang di sebabkan oleh Desa gitgit atau daya tarik wisata air

terjun gitgit adalah

1. Daya tarik yang di sajikan cukup menarik, hanya saja banyak sampah
2. Menurut si penulis, Saat pelaksanaan snorkeling tidak ada pengarahan

untuk lokasi atau letak karang dan aturan tata cara snorkeling yang baik dan

benar. Si penulis melihat beberapa persnorkling yang menginjak karang.

3. Kurangnya tempat bilas.

3.2 Daya Tarik Wisata Air Terjun Git-Git

3.2.1 Atraksi Wisata/ Potensi Wisata

Air Terjun Gitgit adalah air terjun tertinggi di Bali yang memiliki

ketinggian sekitar ± 35 meter dari permukaan sungai. Air Terjun Gitgit

menawarkan keindahan air terjun, dengan segarnya air pegunungan alami dengan

lingkungan hutan alami. Air Terjun Gitgit menjadi pilihan tambahan bagi

wisatawan yang hanya mengenal Bali dengan keindahan pantainya. Daya Tarik

wisata ini menjadi unik dan penuh dengan daya tarik karena alamnya yang

mempesona, yang dibentuk oleh hijau segarnya tanaman, gemuruh terjunnya

air, beningnya air di sela-sela bebatuan yang bertebaran, serta sesekali di selingi

kicauan burung, Panorama wilayah pedesaan yang masih alami dan asri tentu

memberikan nuansa tersendiri bagi siapapun yang menuju ke lokasi wisata Air

Terjun Gitgit ini.

Daya Tarik Wisata Air Terjun Gitgit sendiri sudah dikenal sejak zaman

penjajahan Belanda yang bermarkas di Persanggrahan Gitgit, Objek Wisata Air

Terjun Gitgit dulu dikenal sebutan "Ceburan Tuan" (Sebagai tempat pemandian
Tuan-tuan Belanda) yang kemudian dikembangkan dengan baik tahun 1939 oleh

seorang Pegawai Belanda yang bernama : "Dr.Chooykas" yang pada saat itu

bertugas sebagai Kepala Liefring Van der Tuuk yang kini dikenal dengan Gedong

Kertya.

Untuk sampai menuju lokasi dari tempat parkir pengunjung harus

berjalan kaki melalui kebun cengkeh dan kopi juga persawahan. Sepanjang kita

berjalan menuju lokasi air terjun kita diberikan pemandangan alam desa dan

pemandangan hutan tropis yang sangat elok serta menggoda hati. Udara yang

masih bersih dan sejuk khas di daerah pegunungan menjadikan perjalanan kita

terasa sangat menyenangkan untuk dilakukan menuju lokasi air terjun yang

dituju.
Sumber: Internet, 2018

Gambar 3.2.1 Air Terjun Gitgit

Sesampainya di tempat air terjun ini, kesan alami, asri, dan jauh dari polusi,

embun atau uap air yang terbang ditiup oleh semilir angin, sungguh sebuah terapi

alam yang bisa menyegarkan jasmani dan rohani, tentu sebuah perjalanan yang

mampu memanjakan mata bagi para wisatawan. Pesona dari Air Terjun Gitgit

sendiri bisa dilihat.

3.2. 2 Aksesibilitas
Untuk mengunjungi Air Terjun Git-Git Kalian dapat Menggunakan Bus,

Mobil Dan Motor karena Kondisi Jalan Cukup Baik, terdapat satu Pintu masuk dan

Tempat parkir serta tergolong kelas Jalan Kabupaten . Luas Jalan sekitar 3-5 meter

dan jalan menuju tempat Parkir berupa Aspal.

3.2.3 Sarana Wisata

1. akomodasi

Pada umumnya penggelolah yang mengelolah air terjun Git-git

Sama sekali belum menyediakan akomodasi khusus untuk wisatwan yang

melakukan kunjungan wisata meunuju air terjun gitgit. Akan tetapi jika

wisatawan ingin menginapa di dekat lokasi air terjun gitgit, terdapat

bebrapa akomodasi seperti homestay yang jaraknya ±10 km dari lokasi air

terjun gitgit. Juga terdapat resort (puri candi kuning retreat dan handara

golf dan resort bali yang letaknya ± 8-10km dari air terjun gitgit dengan

kondisinya baik untuk di nginap oleh setiap wisatawan yang melakukan

kunjungan wisata.

2. restoran/rumah makan

Air terjun gitgit juga menyediakan berbagai jenis masakan baik lokal

maupun internasional seperti menyeddaikan makana eropa pada warung

tomat Bali dan wndy’s warung yang berlokasi di sisi kiri dan kanan jalan

menuju air terjun gitgit. Tidak hanya masakan eropa uniknya warung ini juga

meyediakan masakan khas lokal Bali (baliness food) dengan taste yang
menakjubkan sehingga menambah minat dari para wisatawan untuk

mencoba makana yang disediakan pada warung tersebut. Selain warung juga

terdapat coffe shop yang berokasi di di air terjun git-git yang menyediakan

kopi luwak khas gitgit dengan cita rasa yang sangat enak.

3. kios/cendramata

Pada sisi kiri dan kanan jalan pada jalan setapak menuju air terjun

gitgit terdapat ± 40 souvenir shop yang langsung dikelolah oleh masyrakat

setempat. Kondisi dari bangunan souvenir shop tidak merata, karena pada

saat melakukan study lapangan bentuk dan kondisi dari banguna souvenir

shop ada yang baik dan juga ada pula yang membutuhkan renovasi mungki

dari faktor usia bangunan dan bahan bangunan yang kurang kualitasnya.

Souvenir shop ini dimiliki oleh masyarakat setempat dengan berbagai jenis

kernik-kernik khas lokal Bali.

4. Tempat parkir

Tempat Parkir yang tersedia di Kawasan Objek Wisata Air Terjun

Gitgit dengan luas sekitar 40 m2 yang dapat menampung sekitar 4 bus, 15

mobil dan beberapa sepeda motor yang memakai ground cover berupa

aspal. Di sekitaran tempat parkir terdapat beberapa warung warga yang

mnyediakan berbagai minuman dingin dan snack dengan nominal harga

yang cukup terjangkau oleh wisatawan yang melakukan kunjungan

wisata. Kondisi dari tempat parker masih bagus dan tidak ada ditemukan

rusak pada bagian ground cover yang berupa aspal sehingga sangat
nyaman untuk parkiran mobil. Hanya saja luas dari tempat parker tersebut

terbilang tidak cukup untuk menampung banyak bus dan kendaraan

pribadi. Sehingga dapat dioptimalkan kendaraan untuk memasuki tempat

parker kendaraan pada daerah ini. Kepemilikan dari tempat parkir ini

merupakan masyarakat lokal dari desa gitgit dimana penggelolaanya

sangat baik.

5. Pintu masuk

Pada air terjun gitgit terdapat 2 buah pintu masuk yang berlokasi

pada jalan setapak dan dekat lokasi air terjun gitgit. Kondisi air pintu masuk

air terjun gitgit ini masih sangta baik untuk dilalui oleh setiap wisatawa

yang ingin melakukan kunjungan wisata ke lokasi air terjun tersebut.

3.2.4 Pengelola

Pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Gitgit dikelola oleh Pengelola

yang berasal dari masyarakat setempat yang tentu saja dalam pengawasan dari

Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng sehingga masyarakat bisa ikut peran serta

dalam mekanisme dari Objek Wisata Air Terjun Gitgit.

Jam operasional dari Daya Tarik Wisata Air Terjun Gitgit sendiri adalah

dari jam 07.30 – 17.30 WITA dengan harga tiket masuk sebesar Rp. 10/000 untuk

anak – anak dan Rp. 20.000 untuk dewasa

.
3.5.5 Aktivitas Wisata

Aktivitas yang bisa dilakukan di Daya Tarik Wisata Air Terjun Gitgit

tentu saja adalah menikmati keindahan alam yaitu berupa pemandangan air terjun

tertinggi di Bali setinggi 35 meter, hijaunya pepohonan dan perkebunan disekitar

kawasan Air Terjun Gitgit serta segarnya embun yang di hasilkan dari air terjun

tersebut yang tentu mampu memanjakan mata serta menyejukan jiwa selama

berada di lokasi. Dengan segala bentuk keindahan alam yang ditawarkan, Air

Terjun Gitgit tentu merupakan pilihan tambahan bagi fotografer untuk mencari

spot foto yang bagus maupun bagi pengunjung yang sekedar untuk berfoto

bersama dengan keluarga maupun teman – temannya. Kita bisa juga berenang di

sekitar air terjun dengan tetap memperhatikan keselamatan karena arus air yang

yang cukup kencang.

Selain itu di Air Terjun Gitgit pengunjung yang menyukai olahraga ekstrem

bisa mencoba kegiatan ekstrem yang bernama Canyoning. Canyoning sangat

berbeda dengan climbing. Medan yang dihadapi tak sekadar tebing, melainkan

air terjun dengan debit cukup deras. Canyoning memiliki level lebih tinggi dari

climbing. Oleh karena itu, keamanan dan keselamatan tentu menjadi perhatian

utama. Pengunjung yang ingin mencoba canyoning harus mengenakan

perlengkapan seperti helm, carabiner, juga sepatu dan tali khusus canyoning.
Sumber: image.google.com,2018

Gambar 3.5.5 Wahana yang ada di air terjun Gitgit

Salah satu operator tur yang menyediakan aktivitas ini di Air Terjun Gitgit

adalah Adventure Spirit. Sebelum menuruni air terjun, pengunjung mendapat

pengarahan teknik canyoning. Tak hanya teknik untuk turunan, tapi juga

melompat alias jumping karena kondisi yang sangat berbeda dengan climbing

yaitu kondisi tebin yang licin, air dingin yang deras yang tentu saja menambah

sensasi pengunjung.
3.1.6 Pemasaran

Proses pemasaran yang ada di air terjun gitgit adalah melalui media sosial dan

web atau browser. Tidak memakai brosur atau papan spanduk. Sekarang proses

pemasaran yang di laksanakan oleh pengelola air terjun gitgit tidak terlesaknakan

dengan lancar, dikarenakan kekurangan biaya yang di sebabkan pengunjung yang

sedikit.

3.1.7 Permasalahan

Permasalahan yang di sebabkan oleh Desa gitgit atau daya tarik wisata air

terjun gitgit adalah

1. Daya tarik yang di sajikan hanya air terjun saja

2. Menurut si penulis, Air terjun Gitgit tidak sealami dulu, karena sudah ada

bangunan yang berdiri di lokasi air terjunnya tersebut.

3. Banyaknya pertokoan yang tutup

4. Karena kurangnya pengunjung yang datang, dana untuk biata perawatan Sarana

maupun prasaran yang ada di daya Tarik wisata air terjun Gitgit.
BAB IV

SIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Pada destinasi jembrana terdapat bebrapa destinasi yang dapat

dikembangkan yakni yang memiliki potensi alam laut. Hal ini dapat dikembangkan

dengan tetap menjaga kebersihan Pantai dan pengembangan Infrastruktur sehingga

dapat meningkatkan kunjungan wisatawan pada destinasi ini. Pada pantai medewi

juga dapat dikembangkan potensi yang sudah dimiliki oleh destinasi tersebut selain

surfing, yakni wisata kuliner yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat yang
berlaksi dekat dengan pingiran pantai medewi sehingga wisatwan dapat menikmati

cita rasa makanan khas desa medewi tersebut atau pun masakan khas lokal Bali.

Kondisi Pariwisata pada detinasi kabupaten buleleng saat ini sudah sangat

dikenal oleh banyak kanganan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan

aktivitas wisata seprti pada Pulau Menjangan, air terjun gitgit, air panas banjar, dan

pemutaran. Destinasi wisata ini sudah mulai meningkt kunjungan wisata ketika

mendapatkan perhatian baik dari pemerintah maupun berkembangaya edukasi yang

dimiliki masyarakat setempat dalam memahami pengembanga dunia pariwisata.

Destinasi wisata yang berada pada kabupaten buleleng ini masih sangat bisa untuk

dikembangkan lagi dari segi potensi yang dimiliki oleh setiap destinasi yang ada

seperti air terjun gitgit dengan keadaan alam yang indah dan belum tertata dengan

maksimalisi dalam penggunaanya didunia pariwisata. Pada destinasi wisata Air

panas banjar terdapat bebrapa aspek yang dapat dikembangkan selain dengan

potensi alamnya yaitu hasil produksi masyarakat setempat dari sisi wisata agro

seperti hasil kebun anggur, cengkeh dan rambutan bisa dijadikan salah satu

destinasi baru yang dapat dijadikan destinasi alternative ketika wisatawan

melakukan kunjungan wisata ke air panas banjar. Pada destinasi braham vihara

arama terdapat potensi yang juga dapat dikembanagkan yaitu dengan menabah

candi pada sisi kiri dan kana pada daerah meditasi, serta dengan menata dengan

baik untuk dijadikan temapat khusu untuk melihat pemandangan kearah laut utara

Bali. Didesa pemuataran yang dapatkan dikembangkan kembali adalah aktivitas

yang dapat dilakukan di pantai desa pemutaran dan juga meningkatakan ceremonial
khas desa pemutaran (ceremony tarian kris yang digunakan oleh setiap masyarakat

yang dimasuki dengan roh halus dengan menusuk tubuhnya mengunakan kris

tersbut aka tetapi tidak mempan/luka).

Ada pun pengembangan destinasi wisata pada dua kabupaten jembrana dan

buleleng dibilang tidak merata dilihat dari kondisi dari Atraksi wisata yang kuang

bagus baik dari segi infrastuktur maupun hospitality pada masing-masing destinasi.

4.2 Saran

Untuk meningkatkan perkembangan dan Kualitas daya Tarik wisata pada

tiap-tiap destinasi yang berada di dua kabupaten jembrana dan buleleng Terdapat

Beberapa Alternatif yang dapat dilakukan oleh pihak pemerintah adalah dengan

melakukan berbagai kegiatan untuk mengundang partisipatif masyarakat, seperti:

1. Sosialisasi merupakan salah satu Cara untuk melakukan pendekatan terhadap

kepada masyarakat setempat untuk tetap aktif dan tetap berpaprtisipasi dalam

menjaga dan mengembangkan destinasi wisata di tiap-tiap daya Tarik. Dalam

hal ini bisa mengantisipasi mengenai berbagai permasalahan yang menghambat

kemajuan pariwisata setempat.

2. Melakukan dialog terbuka dengan masyarakat setempat menegenai solusi yang

dapat dikembangkan dalam mengembangkan destinasi sesuai dengan potensi

pada tiap daya Tarik masing-masing.

3. Membuat regulasi dalam mengembangkan tiap destinasi khususnya pada pihak

investor yang membuka business pada destinasi wisata untuk tetap menjaga
kelestarian lingkungan dan keindahan alam pada tiap-tiap desinasi, sehingga

kealamianya masih sangat menonjol.

4. Pemerintah Sebaiknya Melakukan Peningkatan Kualitas Atraksi, Aksesibilitas,

dan Amenitas agar bisa menarik Wisatawan untuk berkunjung serta melakukan

Promosi yang lebih aktif lagi.

Anda mungkin juga menyukai