DOSEN:
DISUSUN OLEH:
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang karena berkat dan
anugerah dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan sederhana ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Ketua Jurusan Arsitektur sekaligus dosen pendamping kegiatan Kuliah Kerja Lapangan,
Bapak DR. Indrabakti Sangalang, ST., MT.
2. Dosen koordinator mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan sekaligus dosen pembimbing
kegiatan, Ibu Alderina Rosalia, ST., MT.
3. Serta dosen-dosen pembimbing kegiatan Kuliah Kerja Lapangan, Ibu Amiany, ST., MT,
Bapak Ave Harysakti, ST., MT, Bapak Tatau Wijaya Garib, ST., MT, dan Bapak Giris
Ngini, ST., MT.
4. Pihak ADA Tour yang telah berperan aktif memperlancar kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
5. Seluruh teman-teman peserta kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah bekerja sama
dalam kegiatan.
Adapun laporan ini ialah tentang hasil kegiatan observasi objek-objek kunjungan di Bali,
yang merupakan pemenuhan dari tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan, yang mana
diharapkan dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pemahaman mengenai
objek-objek menarik dalam segi arsitekturalnya.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
perlukan demi perbaikan laporan ini di masa yang akan datang.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan dan Sasaran Kegiatan 2
1.4. Manfaat Kegiatan 3
1.5. Batasan Pengamatan 3
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
M
ata Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah mata kuliah wajib bagi seluruh program
studi hampir di seluruh Indonesia salah satunya Universitas Palangka Raya (UPR).
Mata kuliah ini bertujuan agar para mahasiswa UPR dapat memperluas wawasan
dengan bukan hanya dari teori namun juga pembelajaran di luar kampus atau dari lapangan
sehingga mahasiswa selain kuliah namun juga sekaligus mendapat pembelajaran dan
gambaran bagaimana kerja di lapangan nantinya baik dari segi kedisiplinan, kerja sama
kelompok, kekuatan mental, berbaur dengan masyarakat, dll yang mana sangat penting
diperhatikan sebelum masuk ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Terlebih saat ini
perkembangan zaman dan teknologi menuntut manusia untuk terus maju salah satunya dalam
hal kualitas sumber daya manusia.
Sebagai mahasiswa tentu dituntut mampu memahami dan mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama kuliah kedalam dunia kerja. Disinilah tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja
Lapangan ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan hasil yang didapat selama belajar di
kampus untuk diterapkan di masa yang akan datang.
KKL dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan Misi dan Bobot
pendidikan bagi mahasiswa. Kuliah kerja lapangan ditujukan dengan maksud meningkatkan
relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) guna melaksanakan pembangunan dengan tumbuh dan
berkembang pesat dewasa ini.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang sangat penting
dilakukan mengingat adanya perkembangan zaman yang menuntut mahasiswa untuk
meningkatkan kualitasnya termasuk dalam hal ilmu pengetahuan. Di dalam dunia
Arsitektur, seorang mahasiswa dalam pembelajarannya membutuhkan pengalaman secara
visual. Mengingat bahwa teori yang dipelajari tidak akan bulat jika tanpa pengetahuan
lapangan secara langsung.
Objek-objek yang terdapat di kota Palangka Raya mungkin saja tidak terdapat di
tempat lainnya, dan sebaliknya di tempat lain pasti memiliki objek yang tidak terdapat di
Palangka Raya. Di sinilah kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dibutuhkan, guna
meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara lebih luas. Dalam hal ini tujuan kegiatan
3
diadakan di Bali, Indonesia, dengan mengangkat tema Culture and Recreation yang
tentunya disesuaikan dengan tujuan, mengingat Bali adalah tempat penuh hiburan dan
kebudayaan yang kental.
Bali adalah salah satu kota yang juga terkenal dengan banyaknya tempat pariwisata
yang menarik. Pariwisata umumnya berkaitan dengan Arsitektur salah satunya Arsitektur
Tradisional Bali dll, karena suatu objek atau bangunan beserta lansekap yang baik disertai
sejarah terdahulu yang kental akan budaya dan adat istiadat menjadikannya menarik
untuk dikunjungi pengunjung dan menarik pula untuk dipelajari. Selain objek bersejarah,
terdapat pula objek menarik lainnya yang akan dibahas pada laporan ini.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat diambil pokok
permasalahan yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objek kunjungan di Bali?
2. Bagaimana lansekap dari Pura Ulun Danu Bedugul dan Art Center?
3. Estetika seperti apa yang terdapat di Joger?
4. Struktur apa yang digunakan di Desa penglipuran?
5. Bagaimana kondisi Kantor Puspem Kab. Badung Mangupraja dan Garuda Wisnu
Kencana secara fungsi?
6. Bagaimana rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Udayana (Unud)?
7. Bagaimana wisata di Tanah Lot, Pantai Dreamland, dan Krisna?
1.3. Tujuan
Tujuan Laporan ini adalah untuk pemenuhan tugas MK Kuliah Kerja Lapangan
sekaligus hasil kerja dari observasi kegiatan tersebut yang diharapkan akan berguna
dikemudian hari.
Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung
melalui bentuk visual.
2. Mengaplikasikan materi perkuliahan dengan keadaan di lapangan.
3. Mengetahui unsur-unsur arsitektur tradisional Bali.
4. Menambahkan wawasan dan pengetahuan tentang arsitektur Bali.
5. Mahasiswa dapat lebih beradaptasi, bersosial, dan bekerja sama dalam kegiatan
6. Mengamati dan mengetahui tentang obyek-obyek yang ada di daerah Bali sebagai
bahan untuk referensi, teori pembelajaran dan studi banding.
7.
4
1.4. Manfaat
Manfaat adanya laporan KKL ini ialah sebagai pengingat sekaligus bahan
pembelajaran tentang bagaimana objek-objek Arsitektur Bali yang diamati.
Diadakannya kegiatan KKL Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya tahun
2017 di Bali ini memberi manfaat antara lain:
1. Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa Arsitektur dalam pembelajaran maupun di masa depan.
2. Menumbuhkan solidaritas, rasa kekeluargaan, dan kerja sama serta meningkatkan
kedisiplinan mahasiswa Arsitektur
3. Melatih Memotivasi mahasiswa untuk berwirausaha
4. Memberi bekal perencanaan usaha bagi mahasiswa.
LOKASI
NO. NAMA OBJEK BATASAN MASALAH
OBJEK
1. Pura Ulun Danu, Bedugul Tabanan, Bali Data Umum, Lansekap & Bentuk
2. Joger Badung, Bali Data Umum Objek dan Estetika
3. Penglipuran Bangli Data Umum, Struktur & Lansekap
Kantor Pusat Pemerintahan
4. Badung, Bali Data Umum, Fungsi & Akses
Badung Mangupraja
5. Universitas Udayana Badung, Bali Data Umum Objek dan Utilitas
6. Art Center Denpasar, Bali Data Umum, Lansekap & Struktur
7. Krisna Badung, Bali Data Umum Objek dan Estetika
8. Pantai Dreamland Ubud, Bali Data Umum Objek dan Struktur
9. Garuda Wisnu Kencana Badung, Bali Data Umum, Fungsi & Ornamen
10. Fivelements Badung, Bali Data Umum objek dan Utilitas
11. Pura Tanah Lot Tabanan, Bali Data Umum Objek
5
BAB II
OBJEK KUNJUNGAN
1
Penataan sirkulasi dapat
dikatakan sangat baik mulai
dari jalur masuk yang tidak
langsung dengan adanya jalur
lambat di dekat kawasan
parkir bertujuan agar sirkulasi
keluar masuk dapat terkontrol
dan teratur.
2
Kondisi jalur pejalan kaki di kawasan Bedugul, terlihat bersih dan nyaman.
3 Pola penataan bangunan di
kawasan Bedugul ini terlihat
seperti membentuk pola
memusat atau merujuk pada
satu titik yaitu Pura Ulun
Danu yang berada di tengah
danau. Terdapat beberapa
bangunan lain (selain untuk
ibadah/ upacara) dikawasan
ini yang terpisah namun tetap
saling terhubung.
3
5 Terdapat fasilitas atau hiasan
yang memper-cantik lansekap
kawasan seperti bangku
taman yang unik, patung
binatang, tempat sampah,
map kawasan dll
4
2.2.2 Joger (Hari ke-2)
Waktu : Selasa, 3 Oktober 2017
JOGER merupakan salah satu pusat
oleh-oleh atau tempat wisata belanja di Bali
yang dulunya hanyalah sebuah toko atau
sejenis galeri yang menjual berbagai
barang-barang seni dan batik dengan nama
toko “Art & Batik Shop Joger“. Namun kini
Joger menjelma sebagai salah satu tempat
wisata belanja yang wajib dikunjungi bagi
wisatawan.
Kata Joger diambil dari perpaduan nama sang pemilik yaitu Joseph Theodorus Wulianadi
dan sahabat karibnya yang bernama Mr.Gerhard Seeger. Toko Joger pada awalnya didirikan
pada tanggal 19 Januari 1981 dengan bantuan dari Gerhard yang menghibahkan uang sebesar
US$ 20.000 sebagai hadiah pernikahan sahabat karibnya yang merupakan pemilik Joger
sekarang yaitu Joseph Theodorus Wulianadi. Uang tersebut kemudian digunakan sebagai modal
melakukan usaha. Dan tanpa disangka, usaha yang dirintisnya pun mampu berkembang pesat
menjadi usaha besar yang produk-produknya disukai oleh masyarakat.
Seperti halnya Krisna dan Cening Bagus, Joger merupakan pusat oleh-oleh khas Bali yang
sangat terkenal. Namun yang membedakan hanyalah Joger lebih terkesan unik dengan kata-kata
yang tertera dalam segala produk. Di samping itu, kualitas produk Joger pun dapat dijamin awet
dan bagus, meskipun memang harus merogoh kocek yang cukup mahal. Tapi harga mahal cukup
sebanding jika dengan produk berkualitas tinggi.
Awalnya masyarakat belum tau dan belum tertarik dengan Product yang di jual oleh toko
ini namun karena seiring berjalannya waktu dan tren yang terus bergerak akhirnya produk–
produk Toko Joger di terima dan menarik banyak masyarakat karena setiap barang seperti Kaos
dan souvenir–souvenir lainnya terdapat kata–kata yang unik khas Joger. Hingga akhirnnya
nama Joger menjadi nama besar dan harum. Pada tanggal 7 Juli 1987 diputuskan bahwa Joger
hanya akan di buka di satu toko di Bali dimana hanya akan bisa di jumpai di Jl. Raya Kuta–Bali.
Dan sejak tahun 1990-an hingga saat ini Joger di sebut sebagai Pabrik Kata–Kata.
Joger Luwus bertempat di jalan Parean Bedugul, tepatnya dipinggir jalan arah menuju ke
Bedugul. Sehingga hari pertama setelah Bedugul rombongan langsung menuju Joger. Kegiatan
yang dilakukan pada saat di Joger adalah berbelanja souvenir, dll dan yang utama adalah
mengamati objek fisiknya, namun sayangnya pada saat itu dilarang mengambil gambar di dalam
Joger sehingga tidak ada foto yang dapat menggambarkan kondisi, estetika bangunan.
Joger memiliki ciri khas tersendiri dari segi Estetika pada eksterior bangunan dan
interiornya terdapat beberapa poin yang membuatnya menjadi menarik, terlepas dari itu
bagaimanapun tidak akan menjadi penghalang bagi pengunjung berbelanja disana.
5
Pada bagian eksterior di halaman
depan terdapat pepohonan dan suatu
penanda berupa beberapa sendal yang
didirikan dan disusun dengan balance
dengan berukuran skala besar sebagai
ciri khas dan memberi kesan unik pada
pengunjung yang masuk.
Pada bagian Interior terdapat pula
hiasan/ pajangan yang di gantung
menunjukan adanya peng-
ulangan dan ada pula yang
ditempel berupa papan dengan
kata-kata yang unik.
Bagian interior Joger
memberi kesan tersendiri, terdapat patung-
patung mulai dari yang berukuran kecil
hingga berukuran cukup besar yang mencolok
dan memberi kesan estetik pada ruang.
Sekeliling dindingnya sendiri sebagian
besar ditutupi oleh produk-produk Joger
seperti kain khas bali, tas, dll dengan motif
bervariasi sehingga mampu membuat ruang
tampak lebih berwarna.
Pada bagian depan setelah memasuki
bangunan terdapat rangka kayu berbentuk
seperti waffle, dengan ukuran sedang yang
dijadikan sebagai penutup atas seperti kanopi
namun didalam ruang.
6
2.2.3 Penglipuran (Hari ke-2)
Waktu : Selasa, 3 Oktober 2017
Desa Penglipuran adalah
sebuah desa di Bali yang dikenal
sebagai desa terbersih di Indonesia
dan merupakan desa terbersih ke-3
di dunia dan masih memegang
teguh adat dan budaya Bali. Hal
tersebut dapat dilihat dari
kehidupan sehari-hari para
penduduknya yang hingga saat ini masih kuat menjaga tradisi, ritual adat, dan berbagai
kearifan lokal lainnya. Berada pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut
(mdpl), desa adat ini tak hanya terkenal akan nuansa tradisinya, akan tetapi juga dikenal
karena keasrian, kesejukan, dan kebersihan lingkungan desa. Selain itu, keramahan
penduduknya pun menjadi pelengkap perjalanan bagi siapapun yang berkunjung ke desa
tradisional yang eksotik ini. Kemudian menjadi salah satu desa adat yang
telah berkembang menjadi desa wisata yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan,
lokal maupun mancanegara.
Berdasarkan cerita penduduk, Desa Penglipuran telah ada sejak lebih dari 700 tahun
silam atau tepatnya pada masa Kerajaan Bangli. Dimana dahulu Desa Penglipuran ini
menjadi sebuah tempat peristirahatan bagi para raja-raja Bali yang ingin mendapati
suasana tenang dan damai.
Desa adat seluas 112 hektar ini
merupakan kawasan pedesaan yang
memiliki tata ruang d an arsitektur yang
ramah lingkungan. Suasana di dalam desa
terasa sangat sejuk dan asri, hal ini
dikarenakan tidak ada kendaraan
bermotor yang boleh melewati jalan desa.
Dengan konsep tata ruang pemukiman adat di Desa Penglipuran yang menganut prinsip
trimandala. Konsep tersebut secara fungsi dan tingkat kesuciannya terbagi ke dalam
tiga ruang yang berbeda yakni ruang utama, madya, dan nista. Letak ketiga ruang ini
membujur dari sisi utara yang melambangkan elemen gunung hingga ke sisi selatan
yang melambangkan elemen laut. Di tengah-tengahnya terbentang jalan desa yang lurus
berundak sebagai poros tengah yang membelah ruang madya.
7
Gaya arsitektur rumah-rumah penduduk di Desa Penglipuran ini tampak seragam.
Rumah-rumah tersebut dilengkapi dengan gapura dan Di dalam kompleks rumah selalu
ada pura kecil sebagai tempat sembahyang bagi pemilik rumah. Selain itu ada juga
lumbung dan balai sebagai tempat untuk menjamu tamu atau wisatawan yang singgah.
Konsep penataan yang ada di Desa Penglipuran ini tak lepas dari tradisi dan budaya
yang secara turun temurun dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Kombinasi gaya
arsitektur pemukiman adat Bali dan ruang terbuka yang telah dibentuk oleh masyarakat
adat Desa Penglipuran sejak dahulu membuat suasana desa khas Bali makin kental dan
nyaman sebagai tempat untuk berkontemplasi dengan lingkungan asri yang ada di desa
adat ini.
Topografi desa tersusun sedimikian rupa dimana pada daerah utama desa
kedudukannya lebih tinggi demikian seterusnya menurun sampai daerah hilir. Pada
daerah desa terdapat Pura penataran dan Pura Puseh yang merupakan daerah utama desa
yang unik dan spesifik karena disepanjang jalan koridor desa hanya digunakan untuk
pejalan kaki, yang kanan kirinya dilengkapi dengan atribut-atribut struktur desa; seperti
tembok penyengker, angkul-angkul dan telajakan yang seragam. Keseragaman dari
wajah desa tersebut disamping karena adanya keseragaman bentuk juga dari
keseragaman bahan yaitu bahan tanah untuk tembok penyengker dan angkul-angkul
(pol-polan) dan atap dari bambu yang dibelah untuk seluruh bangunan desa.
Penggunaan bambu baik untuk atap, dinding maupun lain-lain kebutuhan merupakan
suatu keharusan untuk digunakan karena desa Penglipuran dikelilingi oleh hutan bambu
dan masih merupakan teritorial desa Penglipuran.
8
2.2.4 Kantor Pusat Pemerintahan Kab. Badung Mangupraja (Hari ke-3)
Waktu : Rabu, 4 Oktober 2017
Kantor Puspem Kabupaten
Badung "Mangupraja Mandala"
berada di dalam suatu kawasan
terpadu Jl. Raya Sempidi,
Mengwi, Kab. Badung yang
merupakan pusat pemerintahan
kabupaten Badung. Di dalam satu
kawasan terdiri dari beberapa unit
kantor yang sangat besar dan
berkesan megah. Gedung-gedung tersebut diletakan di atas lahan seluas 46,6 hektar, dan
diperkirakan menelan biaya pembangunan Rp 470 miliar.
Citra kemegahan Gedung Puspem Badung
secara fisik tervisualisasikan melalui gaya desain
didukung kualitas bahan dan penerapan nilai-nilai
arsitektur tradisional Bali (ATB) pada desain
Puspem Badung keseluruhan. Kemegahan Gedung
Puspem
Badung
tersebut dapat
diapresiasi dengan baik oleh masyarakat. Puspem
Badyng ini dirancang oleh Arsitek Bapak Ir. Wayan
Gomudha yang juga merupakan pemateri kegiatan
Kuliah umum di Puspem Kab. Badung. Beliau
mengatakan bahwa gedung puspem menggunakan
metode hybrid yaitu yakni perkawinan atau
pencampuran dua nilai langgam ATB dan AMK
(Arsitektur Masa Kini). Dengan pencapaian yaitu
perkembangan dan kemajuan peradaban
masyarakat Bali, ramah lingkungan budaya dan
alam Bali, survive dan berkesinambungan serta memiliki identitas lokal dalam
pergaulan global. Dapat dilihat secara visual bahwa lebih dominannya penerapan nilai-
nilai arsitektur tradisional Bali (ATB) sehingga desainnya dapat menjadi media ungkap
budaya tradisional Bali dan ekspresi bentuk arsitekturnya.
9
Wujud desain Gedung Puspem Badung merupakan desain arsitektural posmodern
yang sangat menghargai tradisi. Bentuk rancang bangun dan bahan bangunannya
memanfaatkan material lokal sehingga secara visual desainnya tidak didominasi oleh
unsur material pabrikan. Konstruksi bangunannya juga telah disesuaikan dengan situasi
dan kondisi teknis pada lahan di area Puspem Badung sehingga wujud desainnya
didukung oleh manajeman konstruksi, elektrikal, jaringan utilitas, dan drainase gedung
dan kawasan. Wujud keseluruhan desain gedung dan gubahan ruangnya mengacu
kepada Peraturan Daerah (Perda) Bali No. 4, Tahun 1974 tentang Bangunan-Bangunan,
dan Perda Bali No.5, Tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung.
Oleh karena itu di Puspem Badung diterapkan nilai-nilai ATB, seperti pola tri mandala
untuk pola tata ruang kawasan dan struktur tri angga diterapkan pada struktur
banguannya. Selain itu, juga diterapkan beberapa ragam hias tadisional Bali sebagai
unsur estetika pada bangunannya.
Berdasarkan gambar diatas, pola ruang tri mandala yang diterapkan pada tata ruang
kawasan Puspem Badung diaplikasikan secara linier dari arah utara ke selatan.
Pola ruang tradisional Bali ini menempatkan tata nilai paling suci (utama mandala) di
zona paling utara (kaja) dari kawasan Puspem Badung. Zona ini digunakan sebagai
tempat suci Pura Lingga Bhuwana di Puspem Badung. Zona tempat suci ini didukung
oleh keberadaan bangunan wantilan sebagai bangunan penunjang aktivitas religi,
yang ada di luar (jaba) pura. Ruang jaba pura ini merupakan ruang terbuka seperti
plaza, berfungsi sebagai ruang transisi, yang memberikan jarak antara pura dan unit-
unit bangunan di kawasan Puspem Badung. Selanjutnya, di zona tengah (madya
mandala) merupakan area Kantor Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, dan dinas-dinas
yang ada di lingkungan Kabupaten Badung. Zona paling selatan (kelod) merupakan
area dengan tata nilai profan (nista mandalala) digunakan untuk ruang terbuka,
daerah resapan, dan area pelayanan, seperti kantin.
10
NO DESKRIPSI GAMBAR
1. Puspem Kab. Badung
dengan kawasan berpola ruang
tri mandala dan gedung-
gedung dengan struktur tri
angga yang menyatu dengan
alam lingkungannya, memiliki
makna konsep ruang dalam
keseimbangan kosmos
(balance cosmologi).
2. Nilai-nilai ATB yang
diterapkan pada perencanaan
Puspem Badung, baik yang
menyangkut perencanaan ka-
wasan maupun fisik ba-
ngunannya, seperti konsep
ruang tri mandala, konsep
struktur bangunan tri angga
dan falsafah tri hitakarana
berfungsi sebagai media
kearifan lokal dalam budaya
Sumber Gambar: Dokumen Kelompok
tradisional Bali untuk menjaga
keselarasan hubungan manusia
dengan Tuhan, manusia
dengan sesama manusia, dan
manusia dengan alam ling-
kungannya. Gedung identik
dengan struktur tubuh manusia,
dan juga dengan tiruan alam.
11
4. Fungsi Utama ialah sebagai
(wadah aktifitas) bangunan
Kantor pemerintahan kab.
Badung. Fungsi Pendukung
hal-hal pendukung/penunjang
dari bangunan dapat berupa
fasilitas/sarana/penghung:
Selasar dan Lobby berfungsi
sebagai jalur penghubung dan
jalur transisi. Dan utilitas
bangunan (Lift, plumbing dl)
serta vegetasi berfungsi sebagai
media penyejuk dan pusat
bangunan. Fungsi perlantai:
Lantai 1 difungsikan untuk
BKD Diklat (ruang Ketua,
ruang. Kepala BKD & Diklat,
ruang Sekretariat, ruang Bag.
Pengembangan SDM, ruang
Bidang pegadaian dan ruang
Persiapan) Lantai 2, difungsi-
kan untuk Bapeda & Litbang,
dan Lantai 3 untuk Inspektorat.
13
Dinding koridor tersebut
dihias dengan ornamen
dari bahan batu padas,
yang dikombinasikan de-
ngan dinding bata merah
gosok. Dinding koridor
bagian bawah, dilapisi papan
bermotif hias. Elemen de-
koratif ruang yang lain
adalah berupa beberapa
lukisan wayang Kamasan
dan patung Garuda Wisnu.
Hal tersebut bertujuan
untuk mencerminkan ATB
sekaligus mempercantik
view ruang.
14
8. Murda di puncak atap Gedung Puspem Badung,
merupakan salah satu bentuk ragam hias ATB yang
dapat memperkuat tanda simbolik, bahwa gedung
tersebut merupakan gedung penguasa wilayah di
Kabupaten Badung. Adanya bentuk murda di puncak
atap gedung juga berfungsi sebagai unsur estetik
penutup puncak atap dan menambah kewibawaan
gedung. Dapat dilihat pada gambar lembar selanjutnya.
Wujud Desain
Adanya ruang terbuka
berupa lapangan upacara.
lapangan upacara tersebut
tidak menghalangi pan-
dangan ke arah gedung
utama Puspem Badung dari
arah selatan, hal tersebut
berfungsi menunjukan ke-
san monumental dan agung. Makna Tanda
17
2.2.6 Art Center (Hari ke-4)
Lokasi : Jl. Nusa Indah No.1, Denpasar Timur, Panjer, Denpasar.
Waktu : Kamis, 5 Oktober 2017
18
berbentuk bulan sabit dengan panggung berada tepat di depannya sehingga hampir
dikelilingi oleh alun-alun tersebut. Memiliki 7 barisan yang setiap barisan kursinya terdapat
15 deret kursi
7. Kalangan Ratna Kanda & Kalangan Ayodya
Panggung ini biasa digunakan
untuk pementasan seni seperti arja,
joged, maupun tari-tarian. Sebenarnya
setiap panggung di art centre
mempunyai fungsi yang sama, hanya
tempatnya yang berbeda. Ada yang
khusus diperuntukkan untuk indoor
stage, dan ada juga yang digunakan untuk open stage. Kalangan ayodya dan kalangan ratna
kanda ini termasuk open stage. Biasanya panggung ini ramai dikunjungi wisatawan
maupun masyarakat apabila ada pertunjukan dan pementasan seni.
Selain memiliki lokasi yang strategis, taman budaya ini juga dirancang dengan lanskap
yang baik dimana penataan letak bangunan dan penataan vegetasi taman-taman tertata rapi,
serta sejumlah pohon perindang di setiap massa bangunan dan di pinggiran jalur pedestrian.
sehingga cukup sejuk. Tempatnya pun dijaga serta terawat, berkesan indah, dan kental akan
budaya dan khas Bali.
Jika diamati mengenai lanskap di Art Center, terlihat bahwa tiap-tiap massa bangunan
ditata dengan sangat baik dan dengan alur sirkulasi yang baik pula. Pada saat awal masuk
disambut dengan pintu gerbang dengan gaya jepang ricori sakura namun juga kental dengan
adat Bali dan terdapat pintu masuk lainnya pada arah Selatan. Sebelum memasuki area bangunan
pada Kalangan Ayodya jalur sirkulasi dibagi menjadi dua.
19
AREA DESKRIPSI GAMBAR
Penataan Vegetasi:
Pada bagian Ardha Candra
Vegetasi terdapat pada
background atau latar di
belakang panggung dan
bagian luar area sehingga jika
Penataan Vegetasi:
Vegetasi berupa pepohonan
hanya terdapat di bagian luar
Gedung
gedung dan di kedua sisi
Ksirarnawa
gerbang atau tangga pintu
masuk. Vegetasi di sekitar
daerah ini tidak cukup banyak.
Penataan Letak Bangunan
&Jalan Pedestrian/Sirkulasi
Gedung Bangunan berada di depan jalur
Ksirarnawa sirkulasi dan berseberangan atau
tepat didepan Ardha Candra
(Panggung Terbuka).
21
Deskripsi umum Gedung Ksirarnawa
Teater tertutup Ksirarnawa ini mampu menampung 800 orang dengan tempat pameran yang berada
di lantai bawah teater indoor. Di dalam Gedung Ksirarnawa juga terdapat kios-kios yang digunakan
untuk berjualan. Gedung Ksirarnawa memiliki satu panggung terbuka kecil yang memiliki akses ke
lantai luar teater tertutup. Pada saat pementasan Pesta Kesenian Bali, panggung ini juga digunakan
untuk berpentas. Panggung berada di ruang terbuka antara Amphiteater Ardha Candra dan Gedung
Ksirarnawa. Gedung ini memiliki tiga entrance (keluar-masuk). Dua entrance menuju lantai 1 dan
satu entrance langsung menuju ke lantai 2 gedung teater).
Penataan Vegetasi
Kalangan Terdapat banyak pepohonan
Ratna peneduh di kawasan Kalangan
Kanda Ratna Kanda dan Kalangan
dan
Ayodya ini sehingga pengunjung
Kalangan
Ayodya akan merasa nyaman berada
disana.
Jalan Pedestrian/Sirkulasi
Kalangan Kondisi jalan di kawasan ini
Ratna sangat nyaman dan teduh.
Kanda
Bentuk pola jalannya terlihat
dan
linier dengan di letakkan pohon
Kalangan
Ayodya di depan kalangan sebagai
pembagi jalan menjadi dua
22
Deskripsi umum Kalangan
Kalangan adalah Amphiteater/ panggung terbuka dengan skala kecil di dalam kompleks
Taman Werdhi Budaya. Amphiteater ini biasa digunakan untuk pertunjukan dengan skala
kecil seperti lomba pidato pelajar, lomba tari anak-anak, tempat pementasan anak-anak, dan
seni tari bali.
Penataan Vegetasi:
Terdapat pepohonan di tepi
jalur menuju area ini seperti
vegetasi ringan, rerumputan,
pohon pinang, bugenvill dll.
Jalan Pedestrian/Sirkulasi
Jalur sirkulasi menuju
Mandhu-
bangunan ini merupakan jalur
hara
Mandara sirkulasi tidak langsung
Giribwuana karena pengunjung harus
23
berjalan melalui jembatan
untuk menyeberangi drainase.
24
NO DESKRIPSI (Estetika) GAMBAR
Pada bagian eksterior di
halaman depan terdapat lahan
parkir yang cukup luas. Dan
bangunannya pun terbilang
1. cukup menarik karena pada
area depan ketika pengunjung
masuk maka akan disambut
oleh patung Krisna yang
berukuran cukup besar.
Pada bagian depan jalur
masuk terdapat tulisan Krisna
dan dua patung setelah Wisnu
di sisi kanan dan kiri
2. mencerminkan kental akan
budaya Bali. Bentuk atap
cukup unik sehingga memberi
kesan klasih namun mewah
dan indah.
Pada interior bangunan Krisna
terdapat banyak sekali
pencahaan lampu sehingga
semakin menambah kesan
luas dan megah.
Selain itu nilai estetik dapat
dilihat dari peletakan dan
penyusunan rak untuk area
wadah barang-barang yang
diperjualbelikan sehingga
terjadi pengulangan dengan
warna yang beragam.
25
2.2.8 Pantai Dreamland (Hari ke-4)
Lokasi : Kompleks Bali Pecatu Graha
Waktu : Kamis, 5 Oktober 2017
Pada mulanya kawasan dreamland merupakan lahan yang tandus dan gersang,
kemudian seorang investor Tomy Soeharto, putra dari mantan Presiden RI ketiga,
membeli lahan tersebut dan menyulapnya menjadi tempat wisata dan resort yang begitu
indah. Disana terdapat berbagai fasilitas pariwisata, antara lain villa, resort, tempat
belanja, mall, lapangan golf, dan lain-lain. Selain itu, di sepanjang pantai terdapat
banyak cafe yang menyediakan berbagai macam jenis makanan dan minuman. Di
pantainya sendiri juga disewakan kursi untuk berbaring menikmati terik matahari serta
jasa pijat refleksi, yang masing-masing dipatok dengan harga Rp 50.000,00.
26
Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau
mascot Bali, yakni patung berukuran raksasa setengah badan Dewa Wisnu yang sedang
menunggangi tunggangannya, burung Garuda setinggi 120 meter.
Fungsi Utama Taman Budaya GWK ini adalah sebagai taman wisata dengan
keberagaman khas Bali dan sebagai tempat melakukan pertunjukan dan upacara adat.
Di dalam kawasan Garuda Wisnu Kencana ini terdiri dari beberapa area dengan
fungsinya masing-masing diantaranya yang diketahui yaitu:
Wisnu Plaza, yaitu area berdirinya patung
Wisnu setinggi 22 meter yang sangat sakral
disekelilingnya juga dapat difungsikan sebagai
area pertunjukan dan upacara. Ada pula
pelantaran wisnu fungsinya untuk tempat
sembahyang.
Patung Wisnu, sebagai monumental titik
pusat dari Wisnu Plaza. Di sebelah barat daya
dari arah patung Dewa Wisnu terdapat Balai
Bengong (tempat yang disucikan) yang
berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat.
Lotus pond, merupakan area peletakkan monumental patung patung kepala burung
garuda (Garuda Plaza) setinggi 18 meter. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus
dari area terbuka yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi dan sebuah lorong besar
yang dikelilingi pilar berukir batu kapur. Pilar-pilar batu kapur kolosal berfungsi
(solid void) sebagai jalur sirkulasi juga membuat ruang terbuka menjadi semakin estetik.
Area terbuka dapat difungsikan untuk mengadakan acara outdoor skala besar, dengan
kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang.
27
2.2.10 Fivelements (Hari ke-5)
Lokasi : Mambal, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali
Waktu : Jumat, 6 Oktober 2017
28
bermaksud ruang yang menjadikan suasana terasa sejuk, tentram, dan mampu membuat
pengunjung relaks.
Pembagian tapak yang sesuai dengan Arsitektur Bali, yakni tiga bagian Utama,
Madya, dan Nista. Penerapannya pada Puri Ahimsa, meletakkan bagian Utama, adalah
bagian yang sakral, dimana tapak menghadap ke Gunung Agung. Terdapat lobby, pura
Padma Sari, serta sacred space sebagai pusat perlintasan energy dan titik pertemuan
antar kepercayaan. Pada bagian Madya, diposisikan sebagai pusat kegiatan. Sehingga
terdapat meeting rooms, restoran, kolam renang, serta dek kayu untuk konferensi
outdoor, ruang pertunjukan, meditasi, seni bela diri, dan yoga. Pada bagian Nista,
terdapat area bernuansa hening di tepi sungai sebagai tempat peristirahatan.
29
GAMBAR DESKRIPSI
30
GAMBAR DESKRIPSI (Fungsi)
AGNI HOTRA
RESEPSIONIS
SACRED SPACE
31
GAMBAR DESKRIPSI (Fungsi)
“MANDALA ALIT”
32
GAMBAR DESKRIPSI (Fungsi)
“MANDALA AGUNG”
33
2.2.11 Pura Tanah Lot (Hari ke-5)
Lokasi : Beraban, Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali
Waktu : Jumat, 6 Oktober 2017
Tanah Lot adalah sebuah
objek wisata di Bali, Indonesia.
Pada kawasan ini terdapat dua
pura yang terletak di atas batu
besar. Satu terletak di atas
bongkahan batu dan satunya
terletak di atas tebing mirip
dengan Pura Uluwatu. Pura
Tanah Lot ini merupakan bagian
dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan
dewa-dewa penjaga laut.
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten
Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah
pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan
pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal
sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis
biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini. Seperti Pantai
Kuta, biasanya Tanah Lot merupakan tujuan terakhir bagi para pelancong setelah
seharian mengunjungi berbagai tempat wisata menarik lainnya.
Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop, toko-toko
pakaian, kedai minuman, dll. Namun sayangnya jalur pejalan kaki menuju dan keluar
area terasa kurang nyaman dan aman (macet) terlebih dengan jarak yang cukup jauh.
34