Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN INDIVIDU

KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)


BALI

DOSEN:

DR. INDRABAKTI SANGALANG, ST., MT AVE HARYSAKTI, ST., MT

ALDERINA ROSALIA, ST., MT GIRIS NGINI, ST., MT

AMIANY, ST., MT TATAU WIJAYA GARIB, ST., MT

DISUSUN OLEH:

NIDA AMALIA DBB 115 051

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA – FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang karena berkat dan
anugerah dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan sederhana ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Ketua Jurusan Arsitektur sekaligus dosen pendamping kegiatan Kuliah Kerja Lapangan,
Bapak DR. Indrabakti Sangalang, ST., MT.
2. Dosen koordinator mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan sekaligus dosen pembimbing
kegiatan, Ibu Alderina Rosalia, ST., MT.
3. Serta dosen-dosen pembimbing kegiatan Kuliah Kerja Lapangan, Ibu Amiany, ST., MT,
Bapak Ave Harysakti, ST., MT, Bapak Tatau Wijaya Garib, ST., MT, dan Bapak Giris
Ngini, ST., MT.
4. Pihak ADA Tour yang telah berperan aktif memperlancar kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
5. Seluruh teman-teman peserta kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah bekerja sama
dalam kegiatan.

Adapun laporan ini ialah tentang hasil kegiatan observasi objek-objek kunjungan di Bali,
yang merupakan pemenuhan dari tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan, yang mana
diharapkan dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pemahaman mengenai
objek-objek menarik dalam segi arsitekturalnya.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
perlukan demi perbaikan laporan ini di masa yang akan datang.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Palangka Raya, Desember 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan dan Sasaran Kegiatan 2
1.4. Manfaat Kegiatan 3
1.5. Batasan Pengamatan 3

BAB II OBJEK KUNJUNGAN


2.1. Jurnal Kegiatan 4
2.2. Kajian Pengamatan 8
2.3. Objek-objek Kunjungan 9
2.2.1 Pura Ulun Danu, Bedugul 9
2.2.2 Joger 12
2.2.3 Penglipuran 14
2.2.4 Kantor Pusat Pemerintahan Badung Mangupraja 20
2.2.5 Universitas Udayana 24
2.2.6 Art Center 27
2.2.7 Krisna 34
2.2.8 Pantai Dreamland 35
2.2.9 Garuda Wisnu Kencana 36
2.2.10 Fivelements 39
2.2.11 Pura Tanah Lot

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

2
BAB I

PENDAHULUAN

M
ata Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah mata kuliah wajib bagi seluruh program
studi hampir di seluruh Indonesia salah satunya Universitas Palangka Raya (UPR).
Mata kuliah ini bertujuan agar para mahasiswa UPR dapat memperluas wawasan
dengan bukan hanya dari teori namun juga pembelajaran di luar kampus atau dari lapangan
sehingga mahasiswa selain kuliah namun juga sekaligus mendapat pembelajaran dan
gambaran bagaimana kerja di lapangan nantinya baik dari segi kedisiplinan, kerja sama
kelompok, kekuatan mental, berbaur dengan masyarakat, dll yang mana sangat penting
diperhatikan sebelum masuk ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Terlebih saat ini
perkembangan zaman dan teknologi menuntut manusia untuk terus maju salah satunya dalam
hal kualitas sumber daya manusia.
Sebagai mahasiswa tentu dituntut mampu memahami dan mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama kuliah kedalam dunia kerja. Disinilah tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja
Lapangan ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan hasil yang didapat selama belajar di
kampus untuk diterapkan di masa yang akan datang.
KKL dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan Misi dan Bobot
pendidikan bagi mahasiswa. Kuliah kerja lapangan ditujukan dengan maksud meningkatkan
relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) guna melaksanakan pembangunan dengan tumbuh dan
berkembang pesat dewasa ini.

1.1. Latar Belakang

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang sangat penting
dilakukan mengingat adanya perkembangan zaman yang menuntut mahasiswa untuk
meningkatkan kualitasnya termasuk dalam hal ilmu pengetahuan. Di dalam dunia
Arsitektur, seorang mahasiswa dalam pembelajarannya membutuhkan pengalaman secara
visual. Mengingat bahwa teori yang dipelajari tidak akan bulat jika tanpa pengetahuan
lapangan secara langsung.
Objek-objek yang terdapat di kota Palangka Raya mungkin saja tidak terdapat di
tempat lainnya, dan sebaliknya di tempat lain pasti memiliki objek yang tidak terdapat di
Palangka Raya. Di sinilah kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dibutuhkan, guna
meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara lebih luas. Dalam hal ini tujuan kegiatan
3
diadakan di Bali, Indonesia, dengan mengangkat tema Culture and Recreation yang
tentunya disesuaikan dengan tujuan, mengingat Bali adalah tempat penuh hiburan dan
kebudayaan yang kental.
Bali adalah salah satu kota yang juga terkenal dengan banyaknya tempat pariwisata
yang menarik. Pariwisata umumnya berkaitan dengan Arsitektur salah satunya Arsitektur
Tradisional Bali dll, karena suatu objek atau bangunan beserta lansekap yang baik disertai
sejarah terdahulu yang kental akan budaya dan adat istiadat menjadikannya menarik
untuk dikunjungi pengunjung dan menarik pula untuk dipelajari. Selain objek bersejarah,
terdapat pula objek menarik lainnya yang akan dibahas pada laporan ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat diambil pokok
permasalahan yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objek kunjungan di Bali?
2. Bagaimana lansekap dari Pura Ulun Danu Bedugul dan Art Center?
3. Estetika seperti apa yang terdapat di Joger?
4. Struktur apa yang digunakan di Desa penglipuran?
5. Bagaimana kondisi Kantor Puspem Kab. Badung Mangupraja dan Garuda Wisnu
Kencana secara fungsi?
6. Bagaimana rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Udayana (Unud)?
7. Bagaimana wisata di Tanah Lot, Pantai Dreamland, dan Krisna?

1.3. Tujuan
Tujuan Laporan ini adalah untuk pemenuhan tugas MK Kuliah Kerja Lapangan
sekaligus hasil kerja dari observasi kegiatan tersebut yang diharapkan akan berguna
dikemudian hari.
Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung
melalui bentuk visual.
2. Mengaplikasikan materi perkuliahan dengan keadaan di lapangan.
3. Mengetahui unsur-unsur arsitektur tradisional Bali.
4. Menambahkan wawasan dan pengetahuan tentang arsitektur Bali.
5. Mahasiswa dapat lebih beradaptasi, bersosial, dan bekerja sama dalam kegiatan
6. Mengamati dan mengetahui tentang obyek-obyek yang ada di daerah Bali sebagai
bahan untuk referensi, teori pembelajaran dan studi banding.
7.
4
1.4. Manfaat
Manfaat adanya laporan KKL ini ialah sebagai pengingat sekaligus bahan
pembelajaran tentang bagaimana objek-objek Arsitektur Bali yang diamati.
Diadakannya kegiatan KKL Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya tahun
2017 di Bali ini memberi manfaat antara lain:
1. Memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa Arsitektur dalam pembelajaran maupun di masa depan.
2. Menumbuhkan solidaritas, rasa kekeluargaan, dan kerja sama serta meningkatkan
kedisiplinan mahasiswa Arsitektur
3. Melatih Memotivasi mahasiswa untuk berwirausaha
4. Memberi bekal perencanaan usaha bagi mahasiswa.

1.6. Batasan Pengamatan KKL


Dikarenakan keterbatasan waktu dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Program Studi S1 Arsitektur Universitas Palangka Raya tahun 2017, maka pengamatan
di Bali dibatasi dalam beberapa objek dan beberapa ruang lingkup pengamatan
diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Tabel Batasan Pengamatan KKL 2015

LOKASI
NO. NAMA OBJEK BATASAN MASALAH
OBJEK
1. Pura Ulun Danu, Bedugul Tabanan, Bali Data Umum, Lansekap & Bentuk
2. Joger Badung, Bali Data Umum Objek dan Estetika
3. Penglipuran Bangli Data Umum, Struktur & Lansekap
Kantor Pusat Pemerintahan
4. Badung, Bali Data Umum, Fungsi & Akses
Badung Mangupraja
5. Universitas Udayana Badung, Bali Data Umum Objek dan Utilitas
6. Art Center Denpasar, Bali Data Umum, Lansekap & Struktur
7. Krisna Badung, Bali Data Umum Objek dan Estetika
8. Pantai Dreamland Ubud, Bali Data Umum Objek dan Struktur
9. Garuda Wisnu Kencana Badung, Bali Data Umum, Fungsi & Ornamen
10. Fivelements Badung, Bali Data Umum objek dan Utilitas
11. Pura Tanah Lot Tabanan, Bali Data Umum Objek

5
BAB II
OBJEK KUNJUNGAN

2.1. Objek-objek Kunjungan


2.2.1 Pura Ulun Danu, Bedugul (Hari ke-2)
Waktu : Selasa, 3 Oktober 2017
Danau Beratan – Bedugul merupakan
salah satu objek wisata di Bali yang
memiliki keindahan alam karena letaknya
berada di daerah pegunungan dan danau
dengan suasana sejuk dan nyaman karena
adanya pepohonan tropis sehingga terlihat
jelas masih alami.
Objek wisata ini terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten
Tabanan , Bali kurang lebih berjarak 45 km dari pusat kota. Atau kurang lebih berjarak
50 km kea rah utara dari ibukota provinsi Bali yaitu Kota Denpasar. Tempat wisata
Bedugul berada di dataran tinggi, di tempat wisata ini terdapat Danau Beratan. Danau
Beratan terletak diketingian 1250 meter diatas permukaan laut. Karena terletak didaerah
dataran tinggi, maka Bedugul memiliki udara yang sejuk dan suhu berada di kisaran 17
hingga 25 derajat celcius. Bukan hanya Danau Beratan, disekitar danau ini juga terdapat
pula sebuah Pura yang dikenal dengan sebutan Pura Ulun Danu.
Objek wisata ini menawarkan suasana perbukitan yang menyejukkan dan
keindahan danau Tamablingan. Tempat dengan panorama suasana perbukitan dengan
ditambah dengan pura yang berada di tengah danau sehingga terlihat begitu indah.
Bangunan pura dan stupa Budha sekitar area taman wisata Bedugul ini merupakan
bangunan jaman dulu dan terbilang masih kuno, tempat ini menandakan sudah terjalin
hubungan yang harmonis antara pemeluk Budha dan Hindu. Bentuk stupa Budha pada
area taman ini masih dalam keadaan bersih dan tertata rapi karena pemeliharaan rutin.
Pura Ulun Danu Bratan atau Bratan Pura merupakan sebuah candi air besar di Bali.
Kompleks candi ini terletak di tepi barat laut Danau Bratan di pegunungan dekat
Bedugul .Kompleks ini dibangun pada tahun 1633 yang tersebar di beberapa pulau.
1
Meru, dengan sebelas atap didedikasikan untuk Siwa dan istrinya Parwati. Buddha pun
juga memiliki tempat dalam kuil dewa Hindu tersebut. Selain Pura Luhur Ulun Danu
Bedugul beberapa tempat wisata juga terdapat di kawasan Bedugul antara lain Danau
Beratan, Danau Tamblingan dan Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Air Terjun
Git-git dan Air Panas Angseri. Dengan banyaknya tempat wisata di daerah ini, Anda
tidak akan merasa bosan.
NO DESKRIPSI UMUM GAMBAR

1
Penataan sirkulasi dapat
dikatakan sangat baik mulai
dari jalur masuk yang tidak
langsung dengan adanya jalur
lambat di dekat kawasan
parkir bertujuan agar sirkulasi
keluar masuk dapat terkontrol
dan teratur.

2 Jalur sirkulasi pejalan kaki


diatur dengan sangat baik,
mudah dan nyaman dilalui
oleh pengunjung.
Jalur saling terhubung satu
sama lain ada yang berbentuk
melekuk, liner, dan berputar.
Terdapat trap-trap berupa
anak tangga pada saat
memasuki kawasan dan
sebagian besar jalur
pedestriannya dengan
pekerasan berupa batu sikat
yang didesain dengan ukiran
menarik khas Bali.

Sumber Gambar: Dokumen Nida

2
Kondisi jalur pejalan kaki di kawasan Bedugul, terlihat bersih dan nyaman.
3 Pola penataan bangunan di
kawasan Bedugul ini terlihat
seperti membentuk pola
memusat atau merujuk pada
satu titik yaitu Pura Ulun
Danu yang berada di tengah
danau. Terdapat beberapa
bangunan lain (selain untuk
ibadah/ upacara) dikawasan
ini yang terpisah namun tetap
saling terhubung.

4 Penataan vegetasi: terdapat


berbagai macam vegetasi di
kawasan ini baik tanaman
hias, bunga, maupun pe-
pohonan. Peletakkan vege-
tasinya pun sangat menarik
dan ditata dengan sangat baik
hampir sebagian meng-ikuti
pola dan jalur sirkulasi. Ada
pula yang berfungsi selain
estetik yaitu pada pohon
tinggi mirip glodogan yang
diletakkan di daerah Barat
agar dapat menghalau panas
matahari.

3
5 Terdapat fasilitas atau hiasan
yang memper-cantik lansekap
kawasan seperti bangku
taman yang unik, patung
binatang, tempat sampah,
map kawasan dll

Sumber Gambar: Dokumen Nida


dan Isna

4
2.2.2 Joger (Hari ke-2)
Waktu : Selasa, 3 Oktober 2017
JOGER merupakan salah satu pusat
oleh-oleh atau tempat wisata belanja di Bali
yang dulunya hanyalah sebuah toko atau
sejenis galeri yang menjual berbagai
barang-barang seni dan batik dengan nama
toko “Art & Batik Shop Joger“. Namun kini
Joger menjelma sebagai salah satu tempat
wisata belanja yang wajib dikunjungi bagi
wisatawan.
Kata Joger diambil dari perpaduan nama sang pemilik yaitu Joseph Theodorus Wulianadi
dan sahabat karibnya yang bernama Mr.Gerhard Seeger. Toko Joger pada awalnya didirikan
pada tanggal 19 Januari 1981 dengan bantuan dari Gerhard yang menghibahkan uang sebesar
US$ 20.000 sebagai hadiah pernikahan sahabat karibnya yang merupakan pemilik Joger
sekarang yaitu Joseph Theodorus Wulianadi. Uang tersebut kemudian digunakan sebagai modal
melakukan usaha. Dan tanpa disangka, usaha yang dirintisnya pun mampu berkembang pesat
menjadi usaha besar yang produk-produknya disukai oleh masyarakat.
Seperti halnya Krisna dan Cening Bagus, Joger merupakan pusat oleh-oleh khas Bali yang
sangat terkenal. Namun yang membedakan hanyalah Joger lebih terkesan unik dengan kata-kata
yang tertera dalam segala produk. Di samping itu, kualitas produk Joger pun dapat dijamin awet
dan bagus, meskipun memang harus merogoh kocek yang cukup mahal. Tapi harga mahal cukup
sebanding jika dengan produk berkualitas tinggi.
Awalnya masyarakat belum tau dan belum tertarik dengan Product yang di jual oleh toko
ini namun karena seiring berjalannya waktu dan tren yang terus bergerak akhirnya produk–
produk Toko Joger di terima dan menarik banyak masyarakat karena setiap barang seperti Kaos
dan souvenir–souvenir lainnya terdapat kata–kata yang unik khas Joger. Hingga akhirnnya
nama Joger menjadi nama besar dan harum. Pada tanggal 7 Juli 1987 diputuskan bahwa Joger
hanya akan di buka di satu toko di Bali dimana hanya akan bisa di jumpai di Jl. Raya Kuta–Bali.
Dan sejak tahun 1990-an hingga saat ini Joger di sebut sebagai Pabrik Kata–Kata.
Joger Luwus bertempat di jalan Parean Bedugul, tepatnya dipinggir jalan arah menuju ke
Bedugul. Sehingga hari pertama setelah Bedugul rombongan langsung menuju Joger. Kegiatan
yang dilakukan pada saat di Joger adalah berbelanja souvenir, dll dan yang utama adalah
mengamati objek fisiknya, namun sayangnya pada saat itu dilarang mengambil gambar di dalam
Joger sehingga tidak ada foto yang dapat menggambarkan kondisi, estetika bangunan.
Joger memiliki ciri khas tersendiri dari segi Estetika pada eksterior bangunan dan
interiornya terdapat beberapa poin yang membuatnya menjadi menarik, terlepas dari itu
bagaimanapun tidak akan menjadi penghalang bagi pengunjung berbelanja disana.
5
Pada bagian eksterior di halaman
depan terdapat pepohonan dan suatu
penanda berupa beberapa sendal yang
didirikan dan disusun dengan balance
dengan berukuran skala besar sebagai
ciri khas dan memberi kesan unik pada
pengunjung yang masuk.
Pada bagian Interior terdapat pula
hiasan/ pajangan yang di gantung
menunjukan adanya peng-
ulangan dan ada pula yang
ditempel berupa papan dengan
kata-kata yang unik.
Bagian interior Joger
memberi kesan tersendiri, terdapat patung-
patung mulai dari yang berukuran kecil
hingga berukuran cukup besar yang mencolok
dan memberi kesan estetik pada ruang.
Sekeliling dindingnya sendiri sebagian
besar ditutupi oleh produk-produk Joger
seperti kain khas bali, tas, dll dengan motif
bervariasi sehingga mampu membuat ruang
tampak lebih berwarna.
Pada bagian depan setelah memasuki
bangunan terdapat rangka kayu berbentuk
seperti waffle, dengan ukuran sedang yang
dijadikan sebagai penutup atas seperti kanopi
namun didalam ruang.

6
2.2.3 Penglipuran (Hari ke-2)
Waktu : Selasa, 3 Oktober 2017
Desa Penglipuran adalah
sebuah desa di Bali yang dikenal
sebagai desa terbersih di Indonesia
dan merupakan desa terbersih ke-3
di dunia dan masih memegang
teguh adat dan budaya Bali. Hal
tersebut dapat dilihat dari
kehidupan sehari-hari para
penduduknya yang hingga saat ini masih kuat menjaga tradisi, ritual adat, dan berbagai
kearifan lokal lainnya. Berada pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut
(mdpl), desa adat ini tak hanya terkenal akan nuansa tradisinya, akan tetapi juga dikenal
karena keasrian, kesejukan, dan kebersihan lingkungan desa. Selain itu, keramahan
penduduknya pun menjadi pelengkap perjalanan bagi siapapun yang berkunjung ke desa
tradisional yang eksotik ini. Kemudian menjadi salah satu desa adat yang
telah berkembang menjadi desa wisata yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan,
lokal maupun mancanegara.
Berdasarkan cerita penduduk, Desa Penglipuran telah ada sejak lebih dari 700 tahun
silam atau tepatnya pada masa Kerajaan Bangli. Dimana dahulu Desa Penglipuran ini
menjadi sebuah tempat peristirahatan bagi para raja-raja Bali yang ingin mendapati
suasana tenang dan damai.
Desa adat seluas 112 hektar ini
merupakan kawasan pedesaan yang
memiliki tata ruang d an arsitektur yang
ramah lingkungan. Suasana di dalam desa
terasa sangat sejuk dan asri, hal ini
dikarenakan tidak ada kendaraan
bermotor yang boleh melewati jalan desa.
Dengan konsep tata ruang pemukiman adat di Desa Penglipuran yang menganut prinsip
trimandala. Konsep tersebut secara fungsi dan tingkat kesuciannya terbagi ke dalam
tiga ruang yang berbeda yakni ruang utama, madya, dan nista. Letak ketiga ruang ini
membujur dari sisi utara yang melambangkan elemen gunung hingga ke sisi selatan
yang melambangkan elemen laut. Di tengah-tengahnya terbentang jalan desa yang lurus
berundak sebagai poros tengah yang membelah ruang madya.
7
Gaya arsitektur rumah-rumah penduduk di Desa Penglipuran ini tampak seragam.
Rumah-rumah tersebut dilengkapi dengan gapura dan Di dalam kompleks rumah selalu
ada pura kecil sebagai tempat sembahyang bagi pemilik rumah. Selain itu ada juga
lumbung dan balai sebagai tempat untuk menjamu tamu atau wisatawan yang singgah.
Konsep penataan yang ada di Desa Penglipuran ini tak lepas dari tradisi dan budaya
yang secara turun temurun dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Kombinasi gaya
arsitektur pemukiman adat Bali dan ruang terbuka yang telah dibentuk oleh masyarakat
adat Desa Penglipuran sejak dahulu membuat suasana desa khas Bali makin kental dan
nyaman sebagai tempat untuk berkontemplasi dengan lingkungan asri yang ada di desa
adat ini.
Topografi desa tersusun sedimikian rupa dimana pada daerah utama desa
kedudukannya lebih tinggi demikian seterusnya menurun sampai daerah hilir. Pada
daerah desa terdapat Pura penataran dan Pura Puseh yang merupakan daerah utama desa
yang unik dan spesifik karena disepanjang jalan koridor desa hanya digunakan untuk
pejalan kaki, yang kanan kirinya dilengkapi dengan atribut-atribut struktur desa; seperti
tembok penyengker, angkul-angkul dan telajakan yang seragam. Keseragaman dari
wajah desa tersebut disamping karena adanya keseragaman bentuk juga dari
keseragaman bahan yaitu bahan tanah untuk tembok penyengker dan angkul-angkul
(pol-polan) dan atap dari bambu yang dibelah untuk seluruh bangunan desa.
Penggunaan bambu baik untuk atap, dinding maupun lain-lain kebutuhan merupakan
suatu keharusan untuk digunakan karena desa Penglipuran dikelilingi oleh hutan bambu
dan masih merupakan teritorial desa Penglipuran.

Sumber Gambar: Dokumen Kelompok

8
2.2.4 Kantor Pusat Pemerintahan Kab. Badung Mangupraja (Hari ke-3)
Waktu : Rabu, 4 Oktober 2017
Kantor Puspem Kabupaten
Badung "Mangupraja Mandala"
berada di dalam suatu kawasan
terpadu Jl. Raya Sempidi,
Mengwi, Kab. Badung yang
merupakan pusat pemerintahan
kabupaten Badung. Di dalam satu
kawasan terdiri dari beberapa unit
kantor yang sangat besar dan
berkesan megah. Gedung-gedung tersebut diletakan di atas lahan seluas 46,6 hektar, dan
diperkirakan menelan biaya pembangunan Rp 470 miliar.
Citra kemegahan Gedung Puspem Badung
secara fisik tervisualisasikan melalui gaya desain
didukung kualitas bahan dan penerapan nilai-nilai
arsitektur tradisional Bali (ATB) pada desain
Puspem Badung keseluruhan. Kemegahan Gedung
Puspem
Badung
tersebut dapat
diapresiasi dengan baik oleh masyarakat. Puspem
Badyng ini dirancang oleh Arsitek Bapak Ir. Wayan
Gomudha yang juga merupakan pemateri kegiatan
Kuliah umum di Puspem Kab. Badung. Beliau
mengatakan bahwa gedung puspem menggunakan
metode hybrid yaitu yakni perkawinan atau
pencampuran dua nilai langgam ATB dan AMK
(Arsitektur Masa Kini). Dengan pencapaian yaitu
perkembangan dan kemajuan peradaban
masyarakat Bali, ramah lingkungan budaya dan
alam Bali, survive dan berkesinambungan serta memiliki identitas lokal dalam
pergaulan global. Dapat dilihat secara visual bahwa lebih dominannya penerapan nilai-
nilai arsitektur tradisional Bali (ATB) sehingga desainnya dapat menjadi media ungkap
budaya tradisional Bali dan ekspresi bentuk arsitekturnya.
9
Wujud desain Gedung Puspem Badung merupakan desain arsitektural posmodern
yang sangat menghargai tradisi. Bentuk rancang bangun dan bahan bangunannya
memanfaatkan material lokal sehingga secara visual desainnya tidak didominasi oleh
unsur material pabrikan. Konstruksi bangunannya juga telah disesuaikan dengan situasi
dan kondisi teknis pada lahan di area Puspem Badung sehingga wujud desainnya
didukung oleh manajeman konstruksi, elektrikal, jaringan utilitas, dan drainase gedung
dan kawasan. Wujud keseluruhan desain gedung dan gubahan ruangnya mengacu
kepada Peraturan Daerah (Perda) Bali No. 4, Tahun 1974 tentang Bangunan-Bangunan,
dan Perda Bali No.5, Tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung.
Oleh karena itu di Puspem Badung diterapkan nilai-nilai ATB, seperti pola tri mandala
untuk pola tata ruang kawasan dan struktur tri angga diterapkan pada struktur
banguannya. Selain itu, juga diterapkan beberapa ragam hias tadisional Bali sebagai
unsur estetika pada bangunannya.

Berdasarkan gambar diatas, pola ruang tri mandala yang diterapkan pada tata ruang
kawasan Puspem Badung diaplikasikan secara linier dari arah utara ke selatan.
Pola ruang tradisional Bali ini menempatkan tata nilai paling suci (utama mandala) di
zona paling utara (kaja) dari kawasan Puspem Badung. Zona ini digunakan sebagai
tempat suci Pura Lingga Bhuwana di Puspem Badung. Zona tempat suci ini didukung
oleh keberadaan bangunan wantilan sebagai bangunan penunjang aktivitas religi,
yang ada di luar (jaba) pura. Ruang jaba pura ini merupakan ruang terbuka seperti
plaza, berfungsi sebagai ruang transisi, yang memberikan jarak antara pura dan unit-
unit bangunan di kawasan Puspem Badung. Selanjutnya, di zona tengah (madya
mandala) merupakan area Kantor Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, dan dinas-dinas
yang ada di lingkungan Kabupaten Badung. Zona paling selatan (kelod) merupakan
area dengan tata nilai profan (nista mandalala) digunakan untuk ruang terbuka,
daerah resapan, dan area pelayanan, seperti kantin.
10
NO DESKRIPSI GAMBAR
1. Puspem Kab. Badung
dengan kawasan berpola ruang
tri mandala dan gedung-
gedung dengan struktur tri
angga yang menyatu dengan
alam lingkungannya, memiliki
makna konsep ruang dalam
keseimbangan kosmos
(balance cosmologi).
2. Nilai-nilai ATB yang
diterapkan pada perencanaan
Puspem Badung, baik yang
menyangkut perencanaan ka-
wasan maupun fisik ba-
ngunannya, seperti konsep
ruang tri mandala, konsep
struktur bangunan tri angga
dan falsafah tri hitakarana
berfungsi sebagai media
kearifan lokal dalam budaya
Sumber Gambar: Dokumen Kelompok
tradisional Bali untuk menjaga
keselarasan hubungan manusia
dengan Tuhan, manusia
dengan sesama manusia, dan
manusia dengan alam ling-
kungannya. Gedung identik
dengan struktur tubuh manusia,
dan juga dengan tiruan alam.

3 Penerapan konsep desain hibrid berfungsi mencerminkan percampuran budaya dan


kemunculan bentuk-bentuk baru identitas. Sehingga ATB tidak hilang dan justru dapat
dikombinasikan dengan AMK pada Gedung Puspem Badung sangat
mempertimbangkan integrasi atau keterpaduan serta potensi alam dan sosial-budaya
masyarakat di Bali. Meskipun langgam ATB dipadukan dengan AMK, wujud
langgam ATB didesain lebih dominan. Reformasi yang dilakukan terhadap ATB
dimaksudkan untuk menghasilkan desain Gedung Puspem Badung bernuansa
kontemporer, yakni desain arsitektural masa kini. Seperti gambar di bawah ini.

11
4. Fungsi Utama ialah sebagai
(wadah aktifitas) bangunan
Kantor pemerintahan kab.
Badung. Fungsi Pendukung
hal-hal pendukung/penunjang
dari bangunan dapat berupa
fasilitas/sarana/penghung:
Selasar dan Lobby berfungsi
sebagai jalur penghubung dan
jalur transisi. Dan utilitas
bangunan (Lift, plumbing dl)
serta vegetasi berfungsi sebagai
media penyejuk dan pusat
bangunan. Fungsi perlantai:
Lantai 1 difungsikan untuk
BKD Diklat (ruang Ketua,
ruang. Kepala BKD & Diklat,
ruang Sekretariat, ruang Bag.
Pengembangan SDM, ruang
Bidang pegadaian dan ruang
Persiapan) Lantai 2, difungsi-
kan untuk Bapeda & Litbang,
dan Lantai 3 untuk Inspektorat.

Sumber Gambar: Dokumen Kelompok


12
5. Ragam hias tradisi Bali
berfungsi sebagai media ungkap
budaya tradisional Bali dan
ekspresi bentuk arsitekturnya.
Diterapkan hanya pada
beberapa bagian Gedung
Puspem Badung. Hal ini
menandakan bukan keindahan
bentuk yang menjadi prioritas
utamanya. dimaksudkan agar
tidak mengganggu wujud
gedung secara fisik. Sesuai
dengan konsep desain
posmodern, justru kearifan dari
keindahan desain Gedung
Puspem Badung itulah yang
lebih diprioritaskan.
6. Desain interior pada ruang
bagian depan (lobby) Kantor
Bupati Badung berfungsi sebagai
ruang transisi. Berupa panil batu
ornamentik yang merupakan
bagian dari ragam hias
tradisional Bali. Panil batu
ornamentik pada simulasi desain
interior lobby Kantor Bupati
Badung tersebut juga berfungsi
sebagai aling-aling. Di dalam
ATB, aling-aling berfungsi
sebagai bidang pembatas antara
ruang luar dengan ruang dalam,
pengangkal hal-hal yang kurang
baik, dan memecah arus sirkulasi
ke kiri dan ke kanan. Juga untuk
menutup struktur bangunan
tempat lift menuju ke lantai
dua dan tiga. Sumber Gambar: Dokumen Kelompok

13
Dinding koridor tersebut
dihias dengan ornamen
dari bahan batu padas,
yang dikombinasikan de-
ngan dinding bata merah
gosok. Dinding koridor
bagian bawah, dilapisi papan
bermotif hias. Elemen de-
koratif ruang yang lain
adalah berupa beberapa
lukisan wayang Kamasan
dan patung Garuda Wisnu.
Hal tersebut bertujuan
untuk mencerminkan ATB
sekaligus mempercantik
view ruang.

7. Elemen-elemen desain seperti


pintu, jendela, kolom, atap dll
yang membentuk wujud
bangunan memiliki makna
tersendiri. Misalnya, Elemen-
elemen desain yang
membentuk wujud bangunan
tinggi menjulang atau
tingkatan pada atap yang
dapat berfungsi menciptakan
kesan monumental dan
makna yang agung.

14
8. Murda di puncak atap Gedung Puspem Badung,
merupakan salah satu bentuk ragam hias ATB yang
dapat memperkuat tanda simbolik, bahwa gedung
tersebut merupakan gedung penguasa wilayah di
Kabupaten Badung. Adanya bentuk murda di puncak
atap gedung juga berfungsi sebagai unsur estetik
penutup puncak atap dan menambah kewibawaan
gedung. Dapat dilihat pada gambar lembar selanjutnya.

Wujud Desain
Adanya ruang terbuka
berupa lapangan upacara.
lapangan upacara tersebut
tidak menghalangi pan-
dangan ke arah gedung
utama Puspem Badung dari
arah selatan, hal tersebut
berfungsi menunjukan ke-
san monumental dan agung. Makna Tanda

Karakter desain yang agung


dan monumental sangat kuat
apabila dilihat dari arah
selatan.

Sumber: google search, http://www.pps.unud.ac.id/


disertasi/pdf_thesis/unud-60-1152517936-b5. bab v
15
2.2.5 Fakultas Teknik Udayana (Hari ke-3)
Lokasi : Jl. Raya Kampus Unud, Jimbaran, Kuta Sel., Kabupaten Badung
Waktu : Rabu, 4 Oktober 2017
Kampus Fakultas Teknik
Universitas Udayana ini berada di
jalan PB Sudirman, Denpasar, Bali.
Fakultas Teknik Universitas
Udayana secara resmi berdiri pada
tanggal 1 Oktober 1965 dengan
Surat Keputusan Menteri PTIP No.
248/Sek/P.U/1965, tanggal 20
Oktober 1965, yang terdiri dari dua
Program Studi yaitu Program Studi Arsitektur dan Program Studi Seni Rupa. Sebagai
latar belakang pendirian Fakultas Teknik Universitas Udayana, adalah dalam rangka
pelestarian, pengembangan kebudayaan Daerah Bali pada khususnya dan kebudayaan
nasional pada umumnya, terutama di dalam menghadapi pembangunan dan
perkembangan kepariwisataan. Secara fisik perkembangan itu banyak menyangkut
bidang-bidang kearsitekturan dan kesenirupaan, yaitu suatu potensi yang mempunyai
nilai tersendiri di dalam kehidupan kebudayaan Bali.
Untuk maksud tersebut budayawan di Bali khususnya di kalangan Universitas
Udayana merintis jalan untuk mendirikan pendidikan tinggi yang relevan yaitu
pendidikan tinggi bidang arsitektur dan seni rupa.
Sejalan dengan perkembangan, Fakultas Teknik Universitas Udayana terus
berbenah dan mengembangkan diri untuk mengantisipasi perkembangan teknologi dan
tuntutan masyarakat akan tenaga teknik. Tahun 1968 Fakultas Teknik membuka
Program Studi baru yaitu Program Studi Teknik Sipil, sehingga Fakultas Teknik
Universitas Udayana resmi memiliki tiga Program Studi yaitu Program Studi Arsitektur,
Program Studi Seni Rupa, dan Program Studi Teknik Sipil.
Perkembangan berikutnya adalah dengan diberlakukannya PP No. 5/1980 dan pada
tahun 1983, Fakultas Teknik Universitas Udayana ditetapkan hanya terdiri atas dua
Program Studi yaitu Program Studi Arsitektur dan Program Studi Teknik Sipil,
sedangkan Program Studi Seni Rupa berdiri sendiri menjadi Program Studi Seni Rupa
dan Desain (PSSRD).Fakultas Teknik Universitas Udayana melengkapi Program Studi
yang dikelola dengan dua program studi baru yaitu Program Studi Teknik Mesin dan
Program Studi Teknik Elektro pada tahun 1984, berdasarkan Surat Keputusan Rektor
16
Nomor 612/PT.17/1.01.02/1984. Setelah diperjuangkan selama 4 tahun, maka tahun
1988 turun Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64 dan
65/DIKTI/KEP/1988 tentang status resmi Program Studi Teknik Mesin dan Program
Studi Teknik Elektro. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
231/DIKTI/KEP/1996, tanggal 11 Juli 1996, tentang program studi pada program
sarjana di lingkungan Universitas Udayana, maka Fakultas Teknik memiliki empat
program studi, yaitu: 1) Program Studi Arsitektur, 2) Program Studi Teknik Sipil, 3)
Program Studi Teknik Mesin, dan 4) Program Studi Teknik Elektro.
Sarana dan Prasarana Penunjang di jurusan Arsitektur sendiri saat ini Jurusan
Arsitektur Program Reguler mengelola tiga buah gedung (DB, DF, dan DG) di Kampus
Bukit Jimbaran, ruang Studio Tugas Akhir yang berada di Kampus Sudirman Denpasar,
serta gedung Undagi Graha yang digunakan bersama dengan jurusan lain di Fakultas
Teknik. Gedung yang dikelola tersebut terdiri atas 4 ruang kuliah dengan kapasitas 30–
100 mahasiswa, 5 studio gambar dengan kapasitas 30-50 mahasiswa, ruang dosen dan
administrasi, ruang komputer serta ruang baca, terdapat 7 unit laboratorium diantaranya
Laboratorium Perancangan Arsitektur, Laboratorium Sains dan Teknologi,
Laboratorium Perancangan dan Kota, Laboratorium Estetika Bentuk, Laboratorium
Perumahan dan Permukiman, Laboratorium Budaya dan Arsitektur Tradisional, dan
Laboratorium Komputer.

Beberapa contoh maket dan sketsa


perancangan hasil karya mahasiswa

17
2.2.6 Art Center (Hari ke-4)
Lokasi : Jl. Nusa Indah No.1, Denpasar Timur, Panjer, Denpasar.
Waktu : Kamis, 5 Oktober 2017

Art Center merupakan salah satu Taman


Budaya yang merupakan tempat terluas dan
terkenal untuk pergelaran budaya yang
berasal dari kearifan lokal dari seluruh pulau
dewata/Bali, dimana setiap tahunnya Pesta
Kesenian Bali dilaksanakan disana. Art
Center atau Taman Werdhi Budaya ini dibentuk pada tahun 1969 yang bertujuan untuk
melestarikan kekayaan seni budaya daerah Bali. Proyek ini merupakan gagasan dan rancangan
seorang Arsitek kelahiran Bali Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, yang mana memiliki luas lahan ± 14
hektar dengan luas bangunan sebesar 5 hektar. Pada umumnya tempat ini menjadi salah satu
target kunjungan wisatawan maupun masyarakat lokal untuk menyaksikan pagelaran budaya
dan kesenian. Di dalam Art Centre memiliki banyak kompleks bangunan. Adapun susunan
kompleks yang ada di Art Centre yaitu:
1. Komplek atau tempat Suci Pura Beiji (pura yang terletak dekat dengan sumber mata air
yang dianggap suci), Bale Selonding, Bale Pepaosan, dll,
2. Kompleks tenang meliputi perpustakaan Widya Kusuma dimana ditempat ini tersimpan
buku buku tentang sejarah Bali.
3. Kompleks setengah ramai meliputi Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, Studio
Patung, Wisma Seni dan Wantilan yang merupakan aula tempat pameran seni Bali.
4. Mandhuhara Mandara Giribwuana, merupakan tempat pameran lukisan, patung, barong,
kain Bali, dll
5. Gedung Ksir Arnawa/panggung tertutup ksirarnawa (panggung tertutup) biasa digunakan
untuk pementasan kesenian kolosal. Fungsinya hampir sama dengan ardha candra, hanya
saja bentuk gedung ini tertutup. Selain digunakan sebagai pementasan seni kolosal, gedung
ini juga bisa digunakan untuk pementasan musik maupun pementasan paduan suara.
Karena bentuk gedung ini tertutup, kapasitas tempat duduk yang disediakan juga tidak
banyak yakni 800 orang penonton (berada di Selatan Sungai).
6. Ardha Candra, merupakan panggung terbuka yang
biasa dipergunakan untuk pementasan kolosal.
Disamping pementasan kolosal, panggung ini juga
bisa digunakan sebagai tempat pertunjukan musik
dan pementasan seni. Panggung ini bisa dikatakan
menjadi icon dari Art Centre. Panggung terbuka ini berkapasitas 6.000 penonton dan
dirancang dengan arsitektur tradisional bali. Didesain dengan tempat penonton yang

18
berbentuk bulan sabit dengan panggung berada tepat di depannya sehingga hampir
dikelilingi oleh alun-alun tersebut. Memiliki 7 barisan yang setiap barisan kursinya terdapat
15 deret kursi
7. Kalangan Ratna Kanda & Kalangan Ayodya
Panggung ini biasa digunakan
untuk pementasan seni seperti arja,
joged, maupun tari-tarian. Sebenarnya
setiap panggung di art centre
mempunyai fungsi yang sama, hanya
tempatnya yang berbeda. Ada yang
khusus diperuntukkan untuk indoor
stage, dan ada juga yang digunakan untuk open stage. Kalangan ayodya dan kalangan ratna
kanda ini termasuk open stage. Biasanya panggung ini ramai dikunjungi wisatawan
maupun masyarakat apabila ada pertunjukan dan pementasan seni.
Selain memiliki lokasi yang strategis, taman budaya ini juga dirancang dengan lanskap
yang baik dimana penataan letak bangunan dan penataan vegetasi taman-taman tertata rapi,
serta sejumlah pohon perindang di setiap massa bangunan dan di pinggiran jalur pedestrian.
sehingga cukup sejuk. Tempatnya pun dijaga serta terawat, berkesan indah, dan kental akan
budaya dan khas Bali.

Gambar. Site Plan Art Center Bali

Jika diamati mengenai lanskap di Art Center, terlihat bahwa tiap-tiap massa bangunan
ditata dengan sangat baik dan dengan alur sirkulasi yang baik pula. Pada saat awal masuk
disambut dengan pintu gerbang dengan gaya jepang ricori sakura namun juga kental dengan
adat Bali dan terdapat pintu masuk lainnya pada arah Selatan. Sebelum memasuki area bangunan
pada Kalangan Ayodya jalur sirkulasi dibagi menjadi dua.
19
AREA DESKRIPSI GAMBAR

Penataan Vegetasi:
Pada bagian Ardha Candra
Vegetasi terdapat pada
background atau latar di
belakang panggung dan
bagian luar area sehingga jika

Ardha pada siang hari cukup terasa


Candra panas, namun mengingat akan
fungsinya sebagai open stage
atau panggung terbuka dan
dominan hanya diadakan pada
malam hari maka mungkin
tidak menjadi masalah.

Penataan Letak Bangunan


& Open Stage
Sistem Lighting ditata dan
diletakkan mengadap ke arah
panggung terbuka.
Di samping adalah ilustrasi
Ardha Candra. Jika diperhatikan
dapat dinilai bahwa tata letaknya
direncanakan dan didesain
Ardha dengan sangat baik menyerupai
Candra
bulan sabit yang melambangkan
makna keras dan keindahan.
Open stage ini memiliki susunan Ilustrasi by Nida

kursi berbentuk tapal kuda


sehingga penonton dari sudut
manapun akan dapat melihat
panggung tanpa terhalangi
(visual variative)

Sumber Gambar: Dokumen Kelompok


20
Jalan Pedestrian/Sirkulasi
Sirkulasi di dalam nya yakni
dari jalur kursi penonton.
Memiliki lebar ± 1,5 m pada
sela baris kursi, dan 80 m pada
sela deret kusi. Jalur sirkulasi
menuju Ardha Candra
Ardha
Candra terbilang baik dan teratur,
pengunjung akan menaiki
anak tangga (2 buah) di kedua
sisi dari sebuah masa
(perhatikan gambar di
samping) sebelum memasuki
area.
Deskripsi umum Ardha Candra
Pada Area Ardha Chandra memiliki lanskap yang dirancang dengan baik selain untuk keuntungan
penonton namun juga tidak terlepas dari unsur sejarah dan budaya Bali. Panggung Terbuka ini
tertata dengan baik pula berbentuk bulan sabit yang dalam Hindu dianggap sebagai simbol dari
“unsur keras dan keindahan” yang pada asal mulanya Ardha Candra yang memang disimbolkan
dengan bulan sabit dari sebuah kisah Manda Giri yang mana kemunculan Ardha Candra dilengkapi
dengan penjor dari bambu yang atapnya melengkung setengah lingkaran seperti bulan sabit.
Sehingga diterapkan pada desain panggung terbuka ini.

Penataan Vegetasi:
Vegetasi berupa pepohonan
hanya terdapat di bagian luar
Gedung
gedung dan di kedua sisi
Ksirarnawa
gerbang atau tangga pintu
masuk. Vegetasi di sekitar
daerah ini tidak cukup banyak.
Penataan Letak Bangunan
&Jalan Pedestrian/Sirkulasi
Gedung Bangunan berada di depan jalur
Ksirarnawa sirkulasi dan berseberangan atau
tepat didepan Ardha Candra
(Panggung Terbuka).

21
Deskripsi umum Gedung Ksirarnawa
Teater tertutup Ksirarnawa ini mampu menampung 800 orang dengan tempat pameran yang berada
di lantai bawah teater indoor. Di dalam Gedung Ksirarnawa juga terdapat kios-kios yang digunakan
untuk berjualan. Gedung Ksirarnawa memiliki satu panggung terbuka kecil yang memiliki akses ke
lantai luar teater tertutup. Pada saat pementasan Pesta Kesenian Bali, panggung ini juga digunakan
untuk berpentas. Panggung berada di ruang terbuka antara Amphiteater Ardha Candra dan Gedung
Ksirarnawa. Gedung ini memiliki tiga entrance (keluar-masuk). Dua entrance menuju lantai 1 dan
satu entrance langsung menuju ke lantai 2 gedung teater).

Penataan Vegetasi
Kalangan Terdapat banyak pepohonan
Ratna peneduh di kawasan Kalangan
Kanda Ratna Kanda dan Kalangan
dan
Ayodya ini sehingga pengunjung
Kalangan
Ayodya akan merasa nyaman berada
disana.

Penataan Letak Bangunan &


Open Stage
Kawasan panggung berskala
Kalangan kecil ini cenderung berbentuk
Ratna melengkung/lingkaran menurun
Kanda (sehingga elevasinya berbeda
dan
dari jalan diluarnya) dengan
Kalangan
Ayodya dikelilingi anak tangga dan
dibatasi oleh pagar dari batu kali.
Pintu masuk masih menggu-
nakan gapura Bali.

Jalan Pedestrian/Sirkulasi
Kalangan Kondisi jalan di kawasan ini
Ratna sangat nyaman dan teduh.
Kanda
Bentuk pola jalannya terlihat
dan
linier dengan di letakkan pohon
Kalangan
Ayodya di depan kalangan sebagai
pembagi jalan menjadi dua

22
Deskripsi umum Kalangan
Kalangan adalah Amphiteater/ panggung terbuka dengan skala kecil di dalam kompleks
Taman Werdhi Budaya. Amphiteater ini biasa digunakan untuk pertunjukan dengan skala
kecil seperti lomba pidato pelajar, lomba tari anak-anak, tempat pementasan anak-anak, dan
seni tari bali.

Penataan Vegetasi:
Terdapat pepohonan di tepi
jalur menuju area ini seperti
vegetasi ringan, rerumputan,
pohon pinang, bugenvill dll.

Mandhu- Dan ada area serupa mini


hara garden pada kedua sisi bagian
Mandara depan tangga menuju
Giribwuana
bangunan ini yang isinya
adalah sekumpulan tanaman
hias seperti pohon pisang
kipas, pohon pinang merah,
pohon bugenvill, dll

Penataan Letak Bangunan


& Open Stage

Mandhu- Bangunan utama berada di


hara bagian belakang susunan anak
Mandara tangga.
Giribwuana
Bentuk bangunan terlihat
memanjang kesamping dan
menghadap arah jalan.

Jalan Pedestrian/Sirkulasi
Jalur sirkulasi menuju
Mandhu-
bangunan ini merupakan jalur
hara
Mandara sirkulasi tidak langsung
Giribwuana karena pengunjung harus

23
berjalan melalui jembatan
untuk menyeberangi drainase.

Dalam hal ini, tata sirkulasi


pada area Madhuhara
Mandara cukup baik dan
teratur.

Deskripsi umum Mandhuhara Mandara Giribwuana


Bangunan Gedung galeri ini merupakan wadah untuk memamerkan hasil karya seni
patung, lukis, barong, maupun kerajinan lain. Memiliki bentuk entrance yang unik, gapura
Bali. Pengunjung masuk melalui entrance dengan menaiki anak tangga terlebih dahulu
kemudian pengunjung berjalan membelok/tidak langsung untuk masuk dalam ruang
pameran. Gedung Mandhuhara Mandara Giribwuana ini terletak di depan sungai yang
membelah Art Center.

2.2.7 Krisna (Hari ke-4)


Lokasi : Jalan Nusa Indah Denpasar
Waktu : Kamis, 5 Oktober 2017
Krisna merupakan suatu tempat yang menyediakan berbagai oleh-oleh khas Bali,
seperti kaos VIP Krisna Bali, camilan, lulur & produk spa, kerajinan tangan, gantungan
kunci, pajangan, assesories, dompet, tas, sandal, peralatan makan, kain pantai, endek,
dan lain-lain. Disana para mahasiswa begitu sibuk memilah dan memilih oleh-oleh yang
kiranya cocok untuk keluarga atau teman-teman terdekat di rumah. Waktu yang
diberikan untuk berbelanja kurang lebih satu jam, dan setelah dirasa cukup, rombongan
kembali ke bus dan pulang ke hotel.

24
NO DESKRIPSI (Estetika) GAMBAR
Pada bagian eksterior di
halaman depan terdapat lahan
parkir yang cukup luas. Dan
bangunannya pun terbilang
1. cukup menarik karena pada
area depan ketika pengunjung
masuk maka akan disambut
oleh patung Krisna yang
berukuran cukup besar.
Pada bagian depan jalur
masuk terdapat tulisan Krisna
dan dua patung setelah Wisnu
di sisi kanan dan kiri
2. mencerminkan kental akan
budaya Bali. Bentuk atap
cukup unik sehingga memberi
kesan klasih namun mewah
dan indah.
Pada interior bangunan Krisna
terdapat banyak sekali
pencahaan lampu sehingga
semakin menambah kesan
luas dan megah.
Selain itu nilai estetik dapat
dilihat dari peletakan dan
penyusunan rak untuk area
wadah barang-barang yang
diperjualbelikan sehingga
terjadi pengulangan dengan
warna yang beragam.

25
2.2.8 Pantai Dreamland (Hari ke-4)
Lokasi : Kompleks Bali Pecatu Graha
Waktu : Kamis, 5 Oktober 2017

Pantai dreamland berada di ujung


selatan Desa Pecatu, Kecamatan Kuta
selatan, Kabupaten Badung. Seperti
namanya, dreamland yang berarti tanah
impian. Disebut dreamland karena
pemandangan pantai disana memang
benar-benar menjadikan setiap
pengunjung takjub, dengan hiasan
pasir yang berwarna putih, ombak yang menggulung-gulung besar, serta hamparan
langit yang berwarna biru muda. Ombak yang begitu besar sangat cocok untuk para
olahragawan yang suka akan olah raga air surfing. Di samping itu, ombak yang besar
menjadi alasan tidak diperbolehkannya para pengunjung untuk berenang.

Pada mulanya kawasan dreamland merupakan lahan yang tandus dan gersang,
kemudian seorang investor Tomy Soeharto, putra dari mantan Presiden RI ketiga,
membeli lahan tersebut dan menyulapnya menjadi tempat wisata dan resort yang begitu
indah. Disana terdapat berbagai fasilitas pariwisata, antara lain villa, resort, tempat
belanja, mall, lapangan golf, dan lain-lain. Selain itu, di sepanjang pantai terdapat
banyak cafe yang menyediakan berbagai macam jenis makanan dan minuman. Di
pantainya sendiri juga disewakan kursi untuk berbaring menikmati terik matahari serta
jasa pijat refleksi, yang masing-masing dipatok dengan harga Rp 50.000,00.

2.2.9 Garuda Wisnu Kencana Krisna (Hari ke-4)


Lokasi : Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali
Waktu : Kamis, 5 Oktober 2017
Taman Budaya Garuda Wisnu
Kencana ( GWK ) adalah sebuah taman
wisata di sebelah selatan Pulau Bali yang
dibuat oleh seniman, Bapak Noman
Nuwarta. Taman wisata ini terletak di
Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung,
kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan
Denpasar, ibukota provinsi Bali. Area
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas
permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.

26
Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau
mascot Bali, yakni patung berukuran raksasa setengah badan Dewa Wisnu yang sedang
menunggangi tunggangannya, burung Garuda setinggi 120 meter.
Fungsi Utama Taman Budaya GWK ini adalah sebagai taman wisata dengan
keberagaman khas Bali dan sebagai tempat melakukan pertunjukan dan upacara adat.
Di dalam kawasan Garuda Wisnu Kencana ini terdiri dari beberapa area dengan
fungsinya masing-masing diantaranya yang diketahui yaitu:
Wisnu Plaza, yaitu area berdirinya patung
Wisnu setinggi 22 meter yang sangat sakral
disekelilingnya juga dapat difungsikan sebagai
area pertunjukan dan upacara. Ada pula
pelantaran wisnu fungsinya untuk tempat
sembahyang.
Patung Wisnu, sebagai monumental titik
pusat dari Wisnu Plaza. Di sebelah barat daya
dari arah patung Dewa Wisnu terdapat Balai
Bengong (tempat yang disucikan) yang
berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat.
Lotus pond, merupakan area peletakkan monumental patung patung kepala burung
garuda (Garuda Plaza) setinggi 18 meter. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus
dari area terbuka yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi dan sebuah lorong besar
yang dikelilingi pilar berukir batu kapur. Pilar-pilar batu kapur kolosal berfungsi
(solid void) sebagai jalur sirkulasi juga membuat ruang terbuka menjadi semakin estetik.
Area terbuka dapat difungsikan untuk mengadakan acara outdoor skala besar, dengan
kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang.

27
2.2.10 Fivelements (Hari ke-5)
Lokasi : Mambal, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali
Waktu : Jumat, 6 Oktober 2017

Fivelements Puri Ahimsa merupakan


kawasan akomodasi ramah lingkungan
mewah yang di dalamnya terdapat
bangunan seperti villa yang berkonsep
tradisional dan berkelas internasional
dengan dilengkapi keindahan alam
(terbuka) atau menyatu dengan alam, yang
mana bangunannya menggunakan material-material yang terbuat dari alam seperti
bambu, atap ilalang dan lainnya. Fivelements difungsikan sebagai tempat penginapan
(hotel) dan tempat spa (relaksasi) yang mengutamakan kenyamanan pengunjung baik
jasmani dan rohani dengan memakai Filosofi tradisional Bali yakni Tri Hita Karana:
Hidup selaras dengan Tuhan, antar manusia dan alam) Tri Kaya Parisudha: Hidup
sejajar dengan pikiran bersih, ucapan bersih dan tindakan bersih), Panca Mahabhuta:
Lima Elemen merupakan konsep Hindu, yang menjelaskan bagaimana kekuatan internal
(buana alit atau mikrokosmos) dan kekuatan eksternal (buanaagung, makrokosmos)
bekerja sama dan menyatu dengan Alam Semesta.

Akasa - Eter - gagasan tentang


keterkaitan dan kelapangan. Di
dalam tubuh, Eter mewakili semua
rongga dan ruang kosong tubuh.
Dalam pikiran, itu mewakili
kesadaran sebagai nilai tambah dari
tempat ini.

Pada fivelements semua kamar dan restoran berorientasi ke sungai, dengan


peletakan kamarnya di pinggiran sungai. Penginapan yang satu dengan yang lain
memiliki jarak tertentu dengan tujuan privasi bagi pengunjung. Sekitaran jalan dan
bangunan terdapat berbagai macam vegetasi yang semakin menambah keasrian dan
terasa sangat manyatu dengan alam

Fivelements memilki 5 elemen yang menggambarkan suasana dan konsep yang


diambil yaitu air, api, tanah, udara, dan ruang kosong. Ruang kosong tersebut

28
bermaksud ruang yang menjadikan suasana terasa sejuk, tentram, dan mampu membuat
pengunjung relaks.

Menerapkan ide arsitektural yang


sesuai dengan kearifan lokal, selain
kedekatan manusia dengan alam yang
mampu memberikan potensi self-
healing yang maksimal, keterikatan
bangunan dengan iklim juga mampu
memberikan manfaat pada temperatur
suhu, penghindar tampias, dan
sustainability. Hal ini pula yang di adaptasi oleh Arte Architect yang di kepalai oleh
bapak Ketut Arthana sebagai Arsiteknya, sehingga keserasian Puri Ahimsa dengan alam
begitu mempesona.

Pembagian tapak yang sesuai dengan Arsitektur Bali, yakni tiga bagian Utama,
Madya, dan Nista. Penerapannya pada Puri Ahimsa, meletakkan bagian Utama, adalah
bagian yang sakral, dimana tapak menghadap ke Gunung Agung. Terdapat lobby, pura
Padma Sari, serta sacred space sebagai pusat perlintasan energy dan titik pertemuan
antar kepercayaan. Pada bagian Madya, diposisikan sebagai pusat kegiatan. Sehingga
terdapat meeting rooms, restoran, kolam renang, serta dek kayu untuk konferensi
outdoor, ruang pertunjukan, meditasi, seni bela diri, dan yoga. Pada bagian Nista,
terdapat area bernuansa hening di tepi sungai sebagai tempat peristirahatan.

29
GAMBAR DESKRIPSI

SAKTI DINING ROOM

Merupakan sebuah bangunan yang menjadi


vocal of interest di Fivelements. Dengan
konstruksi bermaterial bambu sebagai cara untuk
mendekatkan dengan kondisi alam sekitar yang
masih asri.
“Form Follow Structure Function”
 Bentuk berasal dari syarat sistem struktur,
konstruksi dan bahan bangunan
 Menurut penggunaan struktur, konstruksi
yang jujur, dan jelas
 Rancangan struktur untuk tujuan estetik
melalui elemen strukturnya sendiri.
Bangunan ini fungsi utama nya sebagai
tempat pengunjung menikmati makanan dan
minuman dengan kata lain restaurant. Bisa
dilihat juga bentuk atap yang menarik ini konsep
dan idenya dari lekukan daun pisang.
Interior dari Sakti dining room, struktur
Bambu yang di expose memberi kesan dekat
dengan alam, Dapat dilihat juga terdapat kolam
yang bisa sebagai penyejuk. Hal ini bertujuan
agar pengunjung reastaurant merasa tenang dan
nyaman. Bahwa fungsionalisme organis begitu
mencolok dari desain yang ada di fivelemets.
OFFICE

Bangunan yang diperuntukkan sebagai


kantor fivelements. Bentuk fasad dengan
material yang dominan dari alam seperti
bambu pada dinding dan alang-alang pada
penutup atap dari itulah mungkin pegawai

Sumber Gambar : Dok. Kelompok bekerja merasa nyaman.

30
GAMBAR DESKRIPSI (Fungsi)

AGNI HOTRA

 Berfungsi sebagai tempat acara ritual/


ibadah bagi umat hindu Bali.
Fungsionalisme kultural bahwa:

 Bentuk berasal dari pola perilaku,


kondisi sosial budaya pemakai

 Bentuk dijiwai oleh kehidupan


manusia, watak, kecenderungan dan
nafsu serta cita-cita

Sumber Gambar : Dok. omandaway.co

RESEPSIONIS

 Ruang ini berfungsi sebagai tempat


informasi dan tempat pengunjung/
penginap untuk melakukan Check In
atau Check out.

SACRED SPACE

 Tempat ini cukup unik, apabila


menggantungkan suatu benda logam di
pusat nya, logam tersebut bisa bergerak.
Contoh cincin/kalung yang digantung
akan bergerak. Seperti ada unsur
Sumber Gambar : www.fivelements.org magnet di tempat tersebut.

31
GAMBAR DESKRIPSI (Fungsi)

“MANDALA ALIT”

 Mandala Alit dan Madya seluas 65 m2.

 Merupakan ruangan yang hampir sama


dengan mandala agung namun luasan
yang lebih kecil.

 Fungsi rings atau cincin pada rangka


atap pada bangunan meeting room
Mandala Agung filosofi nya digunakan
sebagai penyatuan pendapat, atau atap
yang berbeda tempat lalu dihubungkan
dengan rings sebagai penyatu.

Sumber Gambar : Dok. Kelompok


Desain keseluruhan bangunan di
kawasan Fivelements ini sangat menyatu
dengan alam dapat dilihat dari bangunan
yang terbuka sebagai pengkondisian udara
dan agar dapat langsung meliat view alam
sehingga dikatakan sangat mengutamakan
kenyamanan dan rileksasi penghuni.

Sumber Gambar : Dok. Ultimate Bali

32
GAMBAR DESKRIPSI (Fungsi)

“MANDALA AGUNG”

Mandala Agung: 250 m2, Setiap ruang


pertemuan yang ada di fivelements
dibangun dengan bambu langgeng 100%
dan alang alang (atap jerami). Ruang
multi fungsi ini digunakan untuk praktik
Seni Suci dan dapat menampung hingga
300 tamu untuk berbagai pameran dan
pertemuan. Masing-masing dilengkapi
dengan fasilitas audio visual.

Mandala Agung, ruang terbesar, adalah


representasi dari arsitektural yang hidup
selaras dalam semangat, alam dan satu
sama lain. Bentuk spiral ganda yang
sangat besar menyatu di tengah, yang
melambangkan orang-orang dari beragam
agama, budaya dan usia, semangat dan
cinta yang mejadi satu. Saluran cahaya
bambu yang mendalam meluas secara
vertikal dari atas ke langit yang
menghubungkan manusia dengan alam
dan dengan Tuhan.

Sumber Gambar : www.fivelements.org

33
2.2.11 Pura Tanah Lot (Hari ke-5)
Lokasi : Beraban, Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali
Waktu : Jumat, 6 Oktober 2017
Tanah Lot adalah sebuah
objek wisata di Bali, Indonesia.
Pada kawasan ini terdapat dua
pura yang terletak di atas batu
besar. Satu terletak di atas
bongkahan batu dan satunya
terletak di atas tebing mirip
dengan Pura Uluwatu. Pura
Tanah Lot ini merupakan bagian
dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan
dewa-dewa penjaga laut.
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten
Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah
pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan
pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal
sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis
biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini. Seperti Pantai
Kuta, biasanya Tanah Lot merupakan tujuan terakhir bagi para pelancong setelah
seharian mengunjungi berbagai tempat wisata menarik lainnya.
Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop, toko-toko
pakaian, kedai minuman, dll. Namun sayangnya jalur pejalan kaki menuju dan keluar
area terasa kurang nyaman dan aman (macet) terlebih dengan jarak yang cukup jauh.

34

Anda mungkin juga menyukai