PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.2 Permasalahan
1.4 Metodologi
Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kritik
arsitektur, model kritik yang digunakan adalah kritik interpretatif advokasi
dimana advocacy sendiri memiliki arti pembelaan. Pada kritik ini tidak
memiliki bentuk penghakiman maupun upaya merendahkan orang lain
melainkan penjelasan yang terperinci dengan topik yang perlu diperhatikan
dalam sebuah bangunan seperti manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek
dalam membangun sebuah bangunan. Intinya adalah kritik tersebut merupakan
rasa apresiasi si pengamat terhadap sebuah bangunan yang telah dirancang
oleh seorang arsitek.
BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang, permasalahan dan tujuan, metode
penyusunan laporan serta sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisikan tentang krikitan terhadap objek..
BAB V KESIMPULAN
Berisi kesimpulan tentang laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat pustaka-pustaka yang dikutip atau yang benar-benar digunakan
sebagai acuan penulisan laporan.
BAB II
TINAJUAN UMUM
a. Kritik Advocative
Kritik ini tidak diposisikan sebagai penghakiman (judgement)
sebagaimana pada Normatif Criticism. Bentuk kritiknya lebih kepada sekadar
anjuran yang mencoba bekerja dengan penjelasan lebih terperinci yang
kadangkala juga banyak hal yang terlupakan. Isi kritik tidak mengarahkan pada
upaya yang memandang rendah orang lain. Kritikus mencoba menyajikan satu
arah topik yang dipandang perlu untuk kita perhatikan secara bersama tentang
bangunan. Kritikus membantu kita melihat manfaat yang telah dihasilkan
arsitek melalui bangunannya dan berusaha menemukan pesona yang kita kira
hanya sebuah objek menjemukan. Dalam hukum kritik advokasi, kritiknya
tercurah terutama pada usaha mengangkat apresiasi pengamat.
b. Kritik Evokatif
c. Kritik Impressionis
TINJAUAN KHUSUS
PEMBAHASAN
(Sumber ; google.com)
4.1 Lanskap
Secara garis sejarah landscape masjid raya dulunya hanya sebatas rerumputan
hijau yang asri, yang biasanya difungsikan sebagai tempat shalat ketika masjid
tersebut penuh, lambat laun, setelah di review ulang pemerintah menyatakan
landscape masjid tersebut layak diperbaharui karena kebutuhan masyarakat akan
sarana dan prasarana rumah ibadah. Tahun 2015 pemerintah aceh melelang proyek
landscape tersebut dengan nilai kontrak mencapai 500 milyar dengan kontrak
multiyear yang dimenangkan oleh PT. Waskita Karya. Setelah proyek tersebut selesai
banyak pendapat dari berbagai pihak baik dari kalangan arsitek maupun masyarakat
biasa.
Pendapatnya pun beragam ada yang setuju da nada yang tidak setuju, penulis
menilai bahwa landscape tersebut terlalu berlebihan, mengingat hampir seluruh area
landscape yang soft material diganti menjadi hard material. Hal ini tentu bertolak
belakang dengan iklim daerah tropis dimana seharusnya rumput menjadi penyejuk di
saat panasnya matahari bukanya material marmer yang malah menyerap panas dan
memantulkan cahaya. Efek dari pergantian material ini kemudian ditutup oleh
hadirnya 10 buah payung elektrik raksasa. Namun penulis sedikit mengapresiasi pada
bagian penambahan basement, karena dinilai terlalu sempit dan penggunan kendaraan
cenderung memarkir kendaraan secara asal-asalan di pinggir jalan, dengan adanya
basement ini diharapkan parkiran menjadi lebih tertib.
(sumber: google.com)
Gambar : Masjid Raya Baiturrahman sebelum renovasi
(sumber: google.com)
4.2 Eksterior
(sumber: google.com)
4.3 Interior
Interiror masjid Raya Biturrahman Kota Banda Aceh terlihat cukup klasik,
banyaknya tiang-tiang berpilar dan penuh ukiran khas Aceh, warna putih
mendominasi interior masjid tersebut. Pemakaian material alam seperti kayu juga
menambah kesan nyaman ketika berada di dalam masjid ini. Di area mihrab juga
terdapat ornamen-ornamen yang berbentuk simbol-simbol islam. Hal yang patut
diapresiasi dari interior masjid ini adalah masjid tersebut mempertahankan gaya
interiornya.
(sumber: google.com)
BAB V
KESIMPULAN
Kritik Interpretif adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai
secara judgemental, Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang
professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan
orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. teknik kritik interpretative
ada beberapa teknik yaitu teknik advokatif, evokatif dan impresionis.
https://finifio.wordpress.com/2015/11/03/kritik-interpretatif-arsitektur/
http://ferialputraaa.blogspot.com/2018/11/kritik-interpretatif-arsitektur.html
http://adirathallah.blogspot.com/2017/10/contoh-kritik-interpretif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Raya_Baiturrahman
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/masjid-raya-baiturrahman-
kebanggaan-aceh-yang-melintas-sejarah
https://www.arsitag.com/article/mengenal-arsitektur-klasik
https://www.arsitur.com/2017/03/definisi-arsitektur-klasik-klasifikasi.html
https://www.arsitur.com/2015/10/pengertian-arsitektur-modern-menurut.html
https://www.dekoruma.com/artikel/63228/ciri-khas-arsitektur-modern