Anda di halaman 1dari 2

REKONSTRUKSI

dalam Upaya Konservasi Arsitektur

Intan Ayu Kinasih


5112417021

KONSERVASI ARSITEKTUR, Kegiatan Konservasi


Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Bangunan heritage hidup dalam arus perkembangan kota sehingga harus


menyesuaikan diri demi kelestariannya. Bangunan heritage yang cenderung langka dan
semakin berkurang jumlahnya, perlu bahkan harus dilestarikan oleh negara dengan
langkah pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Pelestarian heritage oleh
negara ini melalui proses penetapan sehingga disebut Cagar Budaya, dalam hal ini
disebut juga konservasi. Perkembangan kota berakibat pula pada penyesuaian kekinian
terhadap fungsi dan bentuk bangunan.

“Rekonstruksi artinya mengembalikan sebuah tempat pada keadaan semula


sebagaimana yang diketahui dan dibedakan dari restorasi dengan menggunakan
material baru sebagai bahan.” (Piagam Burra, pasal 1.8)

Rekonstruksi ialah kegiatan pemugaran untuk membangun kembali dan


memperbaiki seakurat mungkin bangunan dan lingkungan yang hancur akibat bencana
alam, bencana lainnya, rusak akibat terbengkalai atau keharusan pindah lokasi karena
salah satu sebab yang darurat, dengan menggunakan bahan yang tersisa atau
terselamatkan dengan penambahan bahan bangunan baru dan menjadikan bangunan
tersebut layak fungsi dan memenuhi persyaratan teknis. (UNESCO.P. 36/2005).

Gambar 1. Kegiatan Konservasi bangunan bekas PT. Perkebunan XV yang


terletak di jalan Mpu Tantular, Kota Lama Semarang.
Rekonstruksi mengembalikan sebuah tempat pada keadaan semula
sebagaimana yang diketahui dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru
dan dibedakan dari restorasi

Bangunan bersejarah bisa diselamatkan dengan proses konservasi arsitektur.


Bahkan, bangunan bersejarah bisa diselamatkan dengan cara dihancurkan lalu
dibangun kembali atau disebutkan dengan proses rekonstruksi. Bangunan bersejarah
sering kali mengalami kerusakan berat, bahkan banyak yang sudah hilang. Selain
bangunan yang sudah termakan usia, bangunan tersebut tidak fleksibel untuk
menampung fungsi dari kebutuhan yang baru disamping juga biaya perawatannya juga
relatif mahal.

Konservasi arsitektur adalah upaya pendekatan desain yang bisa membuat


bangunan tua tersebut tetap bertahan (survive) dan berkembang memenuhi tuntutan
zaman. Hal ini dapat dilakukan dengan peremajaan sejarah dan integritas desain
bangunan melalui konstruksi dan material dengan perencanaan dan intervensi yang
sangat hati-hati.

Salahsatu teknik yang bisa dilakukan adalah dengan rekonstruksi, yakni dengan
meruntuhkan bangunan tua, lalu dibangun baru persis seperti bangunan sebelumnya.
Dengan demikian masyarakat bisa melihat desain dari bangunan tersebut.

Daftar Pustaka :

 Kamaratih, Rizki.2019.Konservasi Arsitektur


 Munthe, Ledi. 2017. “Konservasi dan Rekonstruksi Bisa Selamatkan Bangunan
Bersejarah”,
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2017/09/11/318200/konservasi_da
n_rekonstruksi_bisa_selamatkan_bangunan_bersejarah/, diakses pada 17
Maret 2020 pukul 10.15.
 Sujana, Adang. 2017. “Adaptasi Bangunan Cagar Budaya Perspektif Indonesia”
dalam Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 (hlm. A 083). Jakarta.
 https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00702-
AR%20Bab2001.pdf
 https://www.icomos.org/charters/burra1999_indonesian.pdf

Anda mungkin juga menyukai