Diajukan Oleh:
KEPADA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena
atas rahmat dan berkatnyalah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar
Proposal Arsitektur ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis banyak mendapat masukan dan saran dari pihak-pihak yang membantu
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Laporan Seminar
Proposal Arsitektur ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Runa, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Warmadewa.
2. Yth. Ibu Ni Wayan Meidayanti Mustika, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan
Fakultas Teknik Universitas Warmadewa.
3. Yth. Bapak I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc selaku Sekretaris Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik dan perencanaan, Universitas Warmadewa.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Runa, M.T., selaku Dosen Pembimbing.
5. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan Laporan Seminar Arsitektur ini.
Dalam kesempatan ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada
Laporan Seminar Arsitektur ini, karena menyadari diri sepenuhnya sebagai
mahasiswa yang masih tahap belajar dan memerlukan pengetahuan yang lebih
banyak lagi. Penulis juga mengharapkan bimbingan, kritik dan saran yang bersifat
membangun serta bermanfaat bagi kesempurnaan Laporan Seminar Proposal
Arsitektur ini.
Kondisi terumbu karang di kawasan Buleleng Barat tergolong dalam kategori baik
yaitu 77,13 %. Kondisi lingkungan di lokasi ini memiliki gelombang dan arus yang
cukup kuat, sehingga perlu perhatian yang lebih. Kondisi arus tersebut, memberikan
pengaruh terhadap peningkatan jumlah karang lunak, gorgonian, sponge dan non
acropora (coral foliose, coral massive, coral submassive, dan coral mushrom) pada
rataan terumbu, tubir, dan dinding serta profil dindingnya yang hampir tegak lurus.
Dexter dkk. (2014) dan Stone dkk. (2015) menyatakan bahwa arus perairan yang
kuat akan membentuk corak habitat yang cukup beragam, sehingga
keanekaragaman bentuk karang menjadi semakin tinggi.
Gambar 2. Potensi Bawah Laut Pantai Pemuteran
(Sumber: Kompas, 2013)
Dari data yang diperoleh, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke
Kabupaten Buleleng meningkat dari 272.64 org pertahun 2017 menjadi 510,220 org
pertahun 2018, begitu juga halnya dengan wisatawan nusantara yang mengalami
peningkatan dari 504.145 org pertahun 2016 menjadi 681.966 org pertahun 2017.
Kunjungan wisatawan ke Kecamatan Gerokgak sendiri juga terkena dampak dari
peningkatan wisatawan mancanegara maupun nusantara yang berkunjung ke
Kabupaten Buleleng yaitu meningkat dari 37.746 org pertahun 2016 menjadi
40.433 org pertahun 2017 untuk wisatawan mancanegara, begitu juga dengan
wisatawan nusantara yang meningkat dari 7.937 org pertahun 2016 menjadi 10.868
org pertahun 2017. Sedangkan kunjungan wisatawan khususnya ke Desa Pemuteran
yakni mencakup angka 25.011 org pertahun 2017 untuk wisatawan mancanegara,
berbanding dengan wisatawan nusantara yang mencakup angka 2.007 org pertahun
2017. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Buleleng masih
didominasi oleh wisatawan yang berasal dari benua Eropa seperti Belanda, Prancis
dan Jerman dengan tujuan utama untuk berlibur. Mereka berumur muda dan masih
produktif, berpendidikan tinggi, pekerjaannya sebagian besar sebagai profesional.
Wisman yang berkunjung ke Buleleng didominasi oleh mereka yang memiliki
penghasilan antara 5-14 juta rupiah per bulan dan kisaran pengeluaran selama
berkunjung di Buleleng antara 1- 5 juta rupiah.
Berdasarkan kondisi diatas mengenai issue yang dijelaskan yaitu belum
tergarapnya potensi buleleng barat secara optimal terutama pada bagian pantai dan
terumbu karang yang masih alami, maka dari itu perencanaan dan perancangan
fasilitas penunjang wisata bahari ini bertujuan untuk mendukung program
pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di kawasan buleleng barat.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Belum tergarapnya secara optimal potensi di kawasan Buleleng Barat, terutama
dibagian pantai dan kealamian terumbu karang.
2. Kawasan pantai di Buleleng bagian barat lebih menjanjikan dibandingkan
Buleleng bagian timur.
3. Jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahunnya ke Kabupaten
Buleleng maupun Kecamatan Gerokgak.
4. Kawasan Buleleng Barat memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan
menjadi andalan pariwisata Bali utara.
1.3 Rumusan Masalah
Pemaparan identifikasi masalah mengenai perencanaan dan perancangan
fasilitas penunjang wisata bahari diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan dan perancangan fasilitas penunjang wisata bahari
dapat mengoptimalkan potensi di kawasan Buleleng Barat?
2. Bagaimanakah program perencanaan dan perancangan fasilitas penunjang
wisata bahari di Pantai Pemuteran, Gerokgak, Buleleng – Bali?
3. Bagaimanakah program site pada perencanaan dan perancangan fasilitas
penunjang wisata bahari di Pantai Pemuteran, Gerokgak, Buleleng – Bali?
4. Bagaimanakan konsep dan tema perencanaan dan perancangan wisata bahari di
Pantai Pemuteran, Gerokgak, Buleleng – Bali?
1.4 Pengertian Judul
Adapun pengertian judul dari “Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Wisata
Bahari di Pantai Pemuteran, Gerokgak, Buleleng – Bali” pada laporan seminar
proposal arsitektur ini, yaitu:
a. Perencanaan: suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai dimasa yang akan
datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya
(Laksito, 2014).
b. Perancangan: proses merencanakan dan merancang bangunan, lingkungan, dan
kawasan dari tidak ada menjadi ada. (Laksito, 2014).
c. Fasilitas penunjang: fasilitas merupakan bagian dari variabel pemasaran jasa
yang memiliki peranan cukup penting, karena jasa yang disampaikan kepada
pelanggan tidak jarang sangat memerlukan fasilitas pendukung dalam
penyampaiannya (Nirwana, 2004;47).
d. Wisata bahari: seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi yang aktifitasnya
dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi daerah pantai, pulau-
pulau sekitarnya, serta kawasan lautan dalam pengertian pada permukaannya,
dalamnya, ataupun pada dasarnya termasuk didalamnya taman laut.
e. Desa Pemuteran: salah satu desa di Kecamatan Gerokgak yang memiliki potensi
wisata yang sangat menarik dengan keindahan alam yang mempesona.
f. Kabupaten Buleleng: merupakan kabupaten yang secara geografis terletak
dibagian utara Pulau Bali memiliki potensi kelautan cukup tinggi.
1.5 Tujuan, Sasaran Dan Manfaat
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memperoleh data atau informasi melalui
kegiatan penelitian yang digunakan untuk menyusun landasan secara konsepsual
sebuah bangunan dengan fungsi Fasilitas Penunjang Wisata Bahari di Pantai
Pemuteran, Gerokgak, Buleleng – Bali. Nantinya fungsi ini akan menunjang
khususnya kegiatan pariwisata dengan mengedapankan aspek kelautan (bahari)
yang ada di Pantai Pemuteran, dengan memanfaatkan keindahan alam yang
ditawarkan.
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menyusun dan mewujudkan suatu
rancangan bangunan dengan fungsi Fasilitas Penunjang Wisata Bahari di Pantai
Pemuteran, Gerokgak, Buleleng – Bali. Rancangan nantinya dapat memenuhi
fasilitas kepariwisataan dengan nuansa ramah lingkungan yang dapat ditunjang
dengan potensi Pantai di Pemuteran, Buleleng – Bali.
Seminar Proposal Arsitektur ini memberikan manfaat pada mahasiswa salah
satunya dalam perencanaan dan perancangan suatu proyek yang dapat menjadi satu
bahan pemikiran di bangku kuliah, Dapat menambah wawasan mahasiswa terkait
dengan perencanaan dan perancangan suatu proyek dalam tahapan yang lebih
kompleks dan lengkap sehingga memberikan pengalaman perencanaan dan
perancangan yang dapat berguna nantinya.
Dengan adanya suatu konsep serta program perencanaan dan perancangan pada
fasilitas terkait dapat bermafaat sebagai referensi desain bagi pihak pemerintah,
terkait isu pengembangan pariwisata di Buleleng Barat.
Dari gagasan perencanaan dan perancangan ini akan bermanfaat bagi
masyarakat sekitar karena memberikan lapangan pekerjaan dan tentunya
memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan pariwisata di kawasan
Buleleng Barat.
Dengan adanya suatu fasilitas penunjang wisata bahari ini wisatawan yang
berkunjung dan ingin berwisata bahari merasa aman karena fungsi yang akan
direncanakan sudah memenuhi standarisasi.
Sasaran dari Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Penunjang Wisata Bahari
ini ialah mahasiswa mampu menciptakan suatu desain yang bernuansa ramah
lingkungan karena terkait dengan potensi site yang masih memiliki kealamian alam
agar tidak merusaknya. Dengan melakukan analisa program perencanaan dan
perancangan serta konsep yang tepat, sehingga kedepannya dapat digunakan
sebagai referensi desain oleh pihak terkait. Selain itu fasilitas penunjang wisata
bahari ini dapat menunjang semua jenis wisatawan dan jenis aktifitas wisata yang
berkaitan dengan bahari sesuai dengan potensi site.
1.6 Batasan
Pada sub bab ini akan dijelaskan Batasan-batasan mengenai perencanaan dan
perancangan fasilitas wisata bahari, diantaranya seperti batasan fungsi, batasan
lokasi, Batasan waktu perencanaan, Batasan perencanaan (planning), Batasan
perancangan (building).
1.6.1 Batasan Fungsi
Adapun batasan fungsi dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Fungsi utama
Fungsi utama yang digunakan untuk fasilitas penunjang wisata bahari yaitu
berupa dive class yang berfungsi untuk memberikan pembelajaran sebelum
berwisata bahari, dive pool digunakan untuk simulasi sebelum berwisata
bahari, equipment room digunakan untuk menyimpan perlengkapan-
perlengkapan berwisata bahari.
2. Fungsi penunjang
Fungsi penunjang merupakan area atau fasilitas yang sifatnya mendukung
fasilitas utama yang ada. Adapun fasilitas penunjang yang akan
direncanakan yaitu berupa dive shop, restaurant, rest room.
3. Fungsi servis
Fungsi servis merupakan area atau fasilitas yang bersifat memberikan
pelayanan bagi pengguna yang membutuhkan. Adapun fasilitas yang akan
direncanakan yaitu berupa lobby, klinik, dan ruang pengelola.
1.6.2 Batasan Lokasi
Batasan lokasi perencanaan dan Perancangan Fasilitas Penunjang Wisata
Bahari ini sudah ditentukan, yang terletak di Pantai Pemuteran, Gerokgak,
Buleleng – Bali. Dikarenakan memiliki potensi pantai yang tenang dan
pemandangan bawah lautnya yang masih terjaga dengan baik oleh teknologi
biorock, serta memiliki kunjungan wisatawan yang berwisata bahari dalam
perharinya yaitu 25 – 50 orang.
1.6.3 Batasan Waktu Perencanaan
Batasan waktu perencanaan berdasarkan kebutuhan saat ini dan di
proyeksikan untuk 15 tahun yang akan datang, dengan pertimbangan bangunan
akan mengalami renovasi dan perbaikan fisik di dalamnya, baik dari segi
struktur dan material yang sudah lama dan tidak terlihat bagus lagi.
1.6.4 Batasan Perencanaan (Planning)
Batasan perencanaan (planning) pada fasilitas penunjang wisata bahari
ini adalah kegiatan yang menyangkut dengan penataan ruang secara makro dari
suatu bangunan yang akan direncanakan, yang berhubungan dengan site dan
semua kegiatan dari pengelolanya, zoning, entrance pada site, pola massa,
bentuk massa, orientasi massa, sirkulasi, ruang luar pada site, struktur dan
utilitas.
1.6.5 Batasan Perancangan (Building)
Batasan perancangan (building), merupakan suatu kegiatan yang
menyangkut dengan perancangan bangunan secara mikro pada site berupa
zonning bangunan, sirkulasi bangunan, tampilan bangunan yang menggunakan
berhubungan dengan (tema rancangan). Selain itu penerapan struktur dan
material yang digunakan, serta utilitas yang baik tetap diperhatikan dalam
setiap perancangan bangunan.
1.7 Metodologi
Pada sub bab ini membahas menegenai metode yang dilakukan dalam
menyusun laporan seminar proposal arsitektur, adapun metode yang digunakan
yaitu meliputi metodologi pengumpulan data, metodologi pengolahan data, dan
metodologi analisis data. Berikut penjelasan metodologinya:
1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun
laporan seminar proposal arsitektur ini, yaitu dengan cara:
a. Studi Literatur
Mengumpulkan data dengan mencari referensi-referensi teori yang
relevan sesuai dengan fokus kasus dan permasalahan yang ada. Referensi
teori tersebut berupa buku, jurnal, dan artikel terpercaya mengenai fasilitas
penunjang wisata bahari.
b. Observasi (Studi Lapangan)
Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung fasilitas atau proyek sejenis di lapangan dengan proyek yang akan
direncanakan.
c. Wawancara
Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab atau
diskusi dengan pihak yang terlibat dalam proyek yang akan direncanakan.
Dengan tujuan agar mengetahui data-data yang diperlukan untuk
menunjang proyek yang akan direncanakan, wawancara tersebut seperti
menanyakan potensi wisata yang dapat dikembangkan dan kunjungan
wisatawan ke daerah yang dijadikan lokus.
d. Dokumentasi
Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimpan hasil-hasil
observasi dan wawancara yang telah dilakukan baik dengan cara dicatat
maupun diabadikan melalui foto yang bertujuan untuk memperkuat dan
memperjelas data-data yang akan disajikan.
1.7.2 Metodologi Pengolahan Data
Adapun metode pengolahan data yang digunakan dalam menyusun
laporan seminar proposal arsitektur ini, yaitu:
a. Kompilasi Data
Metode yang dilakukan dengan memilih data-data yang tepat, kemudian
disajikan dalam bentuk uraian deskripsi, grafik, tabel, sketsa, gambar, dan
foto. Seperti isu pemerintah mengenai pengembangan potensi pariwisata di
kawasan Buleleng Barat dan data kunjungan wisatawan yang kemudian
disajikan dalam bentuk deskripsi.
b. Klasifikasi Data
Metode yang dilakukan dengan cara menyusun data sesuai dengan
tingkat kegunaannya didalam proses analisa. Misalkan seperti data
kunjungan wisatawan, data wisatawan yang berwisata terkait dengan fokus
objek yang akan direncanakan.
1.7.3 Metodologi Analisis Data
Data-data yang terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan
metodologi analisis data, yaitu:
a. Metode Analisa Deduksi
Menganalisa data dari penunjang ke pokok permasalahan seperti
menganalisa kebutuhan ruang dan besaran ruang yang diperlukan pada
perencanaan dan perancangan fasilitas penunjang wisata bahari.
Standarisasi dan perbandingan fungsi sejenis yang digunakan sebagai acuan
didalam menganalisa data.
b. Metode Analisa Induksi
Menganalisa data dari pokok permasalahan ke penunjang permasalahan
seperti menganalisa pengertian, fungsi, tujuan, kegiatan serta fasilitas yang
ada di perencanaan dan perancangan fasilitas penunjang wisata bahari.
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan seminar proposal arsitektur ini disusun secara
sistematis, yang dibagi kedalam 5 bab, yaitu bab I, bab II, bab III, bab IV, bab V
sebagai berikut :
Dalam bab I ini, mengungkapkan secara umum latar belakang yang dijadikan
sebagai dasar pemikiran dari perencanaan dan perancangan fasilitas penunjang
wisata bahari ini. Kemudian merumuskan masalah untuk mencapai tujuan, manfaat
dan sasaran, menentukan batasan, metodologi, sistematika penulisan, serta alur
pemikiran.
Dalam bab II ini, menguraikan tentang tinjauan pustaka mengenai teori-teori
yang berhubungan dengan fasilitas penunjang wisata bahari dan tinjauan terhadap
obyek sejenis/studi banding.
Dalam bab III ini, menjelaskan tentang gambaran umum lokasi yang menjadi
fokus obyek, analisis SWOT, dan spesifikasi proyek.
Dalam bab IV ini, menguraikan tentang konsep dasar dan tema rancangan yang
akan diterapkan pada perencanaan dan perancangan fasilitas penunjang wisata
bahari.
Dalam bab V ini, merupakan hasil akhir dari pembahasan laporan seminar
proposal arsitektur. Yang berisi tentang analisa program perencanaan dan
perancangan, antara lain program fungsional, program performansi, program
arsitektural, dan program tapak.
1.9 Sistematika Penulisan
a. Fasade Bangunan