Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL SEMINAR PENELITIAN ARSITEKTUR

AKULTURASI BUDAYA PADA ARSITEKTUR


BANGUNAN DI KAWASAN KESAWAN

DOSEN PEMBIMBING:

ANGGOTA KELOMPOK:

Muhammad Anugerah (10104047)


Peter Esen P. Barus (10104012)
Yudistira Afhan (14104008)

Latar Belakang Masalah


Keberagaman etnik merupakan salah satu kelebihan yang selalu dijunjung tinggi di Indonesia.
Keberagaman etnik memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang sangat berharga. Dengan
keberagaman etnik ini, maka beragam pula adat dan budaya yang dimiliki Indonesia.
Kota Medan salah satunya, tak hanya menyimpan sejuta pesona, seperti panorama alam
yang indah, tetapi juga kaya akan keberagaman etnis, mulai dari suku asli Melayu Deli, berbaur
dengan suku Karo, Batak Toba, India, Cina, Minang, Aceh, dan Jawa. Uniknya, ragam etnis
yang mendiami Kota Medan ini dapat berbaur dengan baik yang terlihat dari kehidupan sosial
yang saling berdampingan dan harmonis, saling menghormati dan menghargai antar suku yang
berbeda.
Kota terbesar ketiga di Indonesia inipun menyimpan segudang cerita bersejarah yang
diabadikan melalui bangunan-bangunan kuno dengan berbagai gaya dari beragam budaya
arsitektur, seperti Eropa, Melayu, Cina dan sebagainya sejak zaman Kolonial Belanda, di sebuah
kawasan yang dikenal dengan nama Kesawan.
Kawasan Kesawan yang termasuk Kawasan Kota Lama Medan, merupakan lokasi awal
perkembangan Kota Medan modern yang mulai berdiri pada akhir abad ke-16 dan berkembang
pada awal tahun 1900an. Akibat adanya penggunaan fungsi bisnis yang sebagian terpusat di
Jalan A.Yani dan sekitarnya maka berdatanganlah perusahaan-perusahaan asing untuk membuka
berbagai perkantoran, bank, perusahaan perkebunan, kantor pusat, perusahaan pelayaran, kapalkapal asing, dan lain-lain, sehingga Kesawan menjadi pusat kota.
Bangunan-bangunan tua hasil peninggalan zaman Kolonial Belanda di sepanjang
kawasan ini memang masih dpertahankan hingga sekarang, walaupun ada beberapa peninggalan
yang tak lagi terawat dan beberapa berubah bentuk dan fungsinya. Kawasan ini menjadi saksi
sejarah Kota Medan yang menyimpan sejuta pesona dan cerita tersendiri.
Beberapa bangunan diantaranya digunakan sebagai tempat tinggal, gedung perkantoran,
tempat makan, serta butik. Dan yang menarik, mayoritas masih menampilkan tahun bangunan
tersebut berdiri.

Keberagaman budaya yang diwujudkan dalam bentuk arsitektur bangunan ini sangat
menarik untuk ditelusuri lebih dalam mengenai sejarah dan asal usul terjadinya perpaduan
budaya sehingga akan membuka cakrawala pikiran kita betapa pentingnya situs sejarah untuk
dipertahankan dan dilestarikan sebagai cagar budaya.

Batasan dan Rumusan Masalah


Akulturasi merupakan proses perpaduan dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan
saling mempengaruhi. Percampuran dan perpaduan budaya itu bisa berkenaan dengan wujud
budaya yang monumental. Salah satu bentuknya terdapat pada bidang seni bangun, seperti
penampilan arsitektur bangunan-bangunan bersejarah di kawasan Kesawan yang memperlihatkan
adanya wujud akulturasi budaya lokal, Cina, maupun Eropa.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini akan dibatasi pada permasalahan
tentang bentuk akulturasi budaya pada arsitektur bangunan sejarah Kesawan, begitu pula dengan
pengaruh budaya asing dan lokal yang ada pada bangunan sejarah di kawasan tersebut.
Bertitik tolak dari batasan masalah yang ada, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1) Apa yang melatarbelakangi terjadinya akulturasi pada arsitektur bangunan peninggalan
sejarah di kawasan Kesawan?
2) Pengaruh budaya mana saja yang terlihat pada arsitektur bangunan peninggalan sejarah
Kesawan?
3) Bagaimana bentuk akulturasi pada arsitektur bangunan peninggalan sejarah Kesawan?

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur budaya mana saja yang mempengaruhi
arsitektur bangunan sejarah di kawasan Kesawan, bagaimana budaya-budaya tersebut bisa saling
mempengaruhi, sehingga dapat diketahui bentuk akulturasi pada arsitektur bangunan-bangunan
tersebut.

Manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:


1) Secara teoritis untuk memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai sejarah dan
kebudayaan baik budaya lokal maupun budaya luar serta peninggalannya di Kota Medan
yang harus dilestarikan keberadaannya, khususnya bangunan-bangunan peninggalan
sejarah di kawasan Kesawan yang merupakan perwujudan dari keselarasan dan
keharmonisan kehidupan sosial dari beragam etnis yang mendiami kawasan tersebut.
2) Secara praktis untuk menambah bahan informasi bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya yang ingin mengetahui sejarah bangunan-bangunan tua di kawasan
Kesawan dan bentuk perpaduan budaya dari arsitektur bangunan-bangunan tersebut.

Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada saat mengadakan penelitian di Kesawan adalah metode
penelitian kualitatif yang didapat dengan cara:
Studi literatur: dari buku, website, jurnal, dan sumber informasi lainnya yang
berhubungan dengan Kesawan, arsitektur bangunan yang ada di Kesawan, serta ciri khas
arsitektur Melayu, Cina, dan Eropa.
Observasi langsung: melakukan survei terhadap arsitektur bangunan peninggalan sejarah
yang ada di kawasan Kesawan.
Wawancara: dilakukan terhadap para penghuni bangunan dan narasumber di Kesawan,
serta pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan Kesawan.
Setelah melakukan langkah-langkah diatas, peneliti melakukan analisa dan membuat kesimpulan
serta saran mengenai hasil penelitian ini.

Sistematika Pembahasan
Agar kajian penelitian ini dapat tersaji dengan baik dan terarah, maka diperlukan sistematika
pembahasan dalam bentuk sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II. TINJAUAN TEORI
Berisi data-data literatur mengenai budaya arsitektur lokal mupun luar yang ada di kawasan
Kesawan.
BAB III. TINJAUAN UMUM BANGUNAN PENINGGALAN SEJARAH KESAWAN
Berisi tentang tinjauan umum kawasan Kesawan, mengenai latar belakang terciptanya kawasan
Kesawan, perkembangannya, serta peranannya bagi masyarakat dan Kota Medan sehingga dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai profil kawasan Kesawan.
BAB IV. PENGARUH BUDAYA DAN BENTUK AKULTURASI PADA ARSITEKTUR
BANGUNAN DI KESAWAN
Berisi tentang unsur budaya yang nampak pada bangunan-bangunan tua di kawasan Kesawan,
bagaimana unsur budaya tersebut mempengaruhi bangunan-bangunan yang ada, dan akulturasi
budaya yang tampak pada bangunan-bangunan peninggalan tersebut.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban dari keseluruhan masalah dan diambil dari hasil
pembahasan, dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai