Anda di halaman 1dari 8

1.

HUMAN ISSUE :

• FUNCTIONAL : Dalam proses programing dalam merancang bangunan seorang


perancang harus tau aktivitas atau kegiatan apa saja yang akan di
laksanakan oleh pengguna. Banguna yang akan dirancang harus mampu
mewadahi kegiatan yang akan terjadi di dalam bangunan.

Contoh : Aktivitas dirumah sakit akan berbeda dengan aktivitas


pengguna di restoran ( bangunan dirancang sesuai fungsinya).

• SOCIAL : Manusia sebagai makhluk sosial berinteraksi antar sesamanya maka


seorang perancang merancang sebuah wadah untuk manusia
berinteraksi.

Contoh : Ruang meeting dibuat tanpa sekat agar mempermudah


interaksi antar pengguna

• PHYSICAL : Dalam proses mendesain bangunan, seorang perancang harus


menyesuaikan karakter fisik pengguna bangunan tersebut.

Contoh : Ketika mendesain taman kanak-kanak bentuk dan ukuran


furniture harus disesuaikan dengan fisik anak kecil.

• PHYSIOLOGICAL : Sebuah bangunan harus menimbulkan efek nyaman kepada panca


indera dari pengguna bangunan terebut.

Contoh : Warna bangunan akan menimbulkan efek psikologi terhadap


pengguna, misal warna putih akan menimbulkan kesan bersih terhadap
ruangan atau bangunan.

• PSYCHOLOGYCAL : Seorang perancang bangunan ketika membuat bangunan harus


menimbulkan kesan terhadap pengguna bangunan tersebut yang akan
mempengaruhi rasa dari pengguna banguna.

Contoh : Bentuk bangunan yang tinggi akan mengesankan megah


sedangkan bangunan yang rendah akan mengesankan bangunan lebih
intim.

2. ENVIROMENTAL ISSUE :

• SITE : Tapak merupakan lokasi atau luas tanah yang akan dibangun
seorang perancang harus memperhatikan potensi dan kendala yang
mungkin terjadi didalam tapak.

- Topografi
Kontur ttanah atau ketinggian dan kemiringan tanah akan
berpengaruh terhadap proses perancangn sehingga
menyesuaikan dangan kegiatan yang ditunjuk serta
mempengaruhi fungsi dari bangunan yang akan dibangun.
- Geologi dan Hidrologi
Kondisi di tapak terlihat dari terhadap bangunan seperti jenis
tanah humus harus menggunakan jenis pondasi tertentu.
Menentukan sumber air yang akan digunakan memungkinkan
menggali menggunakan air tanah atau hanya menyalurkan pipa
dari PAM.

• CLIMATE : Aspek iklim terdiri dari temperature(suhu), kelembapan,


tekanan udara, curah hujan dan angin. Semua itu mempengaruhi
bentuk, material, serta konstruksi pada bangunan yan akan
dibangun.

Contoh : Bangunan di padang pasir akan berbentuk kotak agar


melindungi dari badai pasir dan jarak antar rumah sangat dekat
untuk meminimalisir panas matahari membuat lingkunganmenjadi
teduh dan nyaman.

• CONTEXT : Aspek ini berkaitan dengan factor ekonomi. Penempatan


bangunan tergantung dari fungsi bangunan tersebut tetapi harus
strategis sehingga mudah dijangkau serta menguntungkan.

Contoh : Ketika seorang perancang ingin membuat took peletakan


yang strategis adalah di persimpangan jalan karena dapat dilihat
dan di akses dengan mudah.

• RESOURCES : Seorang perancang harus memanfaatkan sumber daya alam


yang ada di lingkungan sekitar.

Contoh : Didaerah Jawa banyak terdapat batu kali. Perancang


harus memanfaatkan material ini sebagai pondasi.

• WASTE : Pembuangan limbah sangat diperhatikan, system pembuangan


limbah harus disesuaikan dengan lingkungan karena setiap wilayah
memiliki prosedur atau tatacara yang berbeda.

Contoh : Peletakan saptictank harus ditempat tertentu, flow grey


water harus dibuat sedemikian lupa agar tidak terjadi potensi
pencemaran pemisahan sampah antara organic dan non organik.

3. CULTURAL ISSUE :

Topik ini berkaitan dengan aspek social budaya serta norma yang berlaku di lingkungan dari tapak yang
akan dibangun.
• HISTORICAL : Seorang perancang harus melihat latar belakang budaya atau
adat istiadat dari lingkungannya. Karena, di beberapa wilayah
tertentu bentuk dan peletakan bangunan sudah ditentukan oleh
adat mereka.

Contoh : Di Bali adat mereka mengharuskan bahwa bangunan


tidak boleh melebihi tinggi dari pohon kelapa sehingga
bangunan di bali tidak ada yang tinggi.

• INSTITUTIONAL : Seorang perancang dalam membuat bangunan harus


mengekspresikan institusi dari bangunan tersebut dangan tepat
dan mengikuti aturan institusi tersebut dengan baik dan benar.

• POLITICAL : Seorang perancang harus harus mengetahui batasan politik


yang ada pada lingkungan yang akan dibangun. Sehingga tidak
melanggar ketentuan yang berlaku, contohnya di korea utara
yang menganut system social liberal mengharuskan bangunan
pemerintahan harus lebih mencolok dibanding bangunan
lainnya.

• LEGAL : Peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah setempat


sehingga dapat membatasi desain yang akan dirancang.

4. TECHNOLOGICAL ISSUES :

Topik ini berkaitan dengan aspek social budaya serta norma yang berlaku di lingkungan dari tapak yang
akan dibangun.

• MATERIALS : Dalam aspek ini perancang harus mengatahui betul material


yang cocok digunakan untuk bangunan tersebut. Seiring
perkembangan zaman banyak ditemukan material material
alternatif yang dapat digunakan secara lebih efektif. Contoh
beton polimer yang lebih ramah lingkungan dibandingkan
material dasarnya.

• SYSTEMS : Setiap perancangan suatu banguanan pastinya memliki


sistem yang berbeda-beda tergantung dengan fungsi tujuan
bangunannya. Contohnya bandara memiliki memiliki system
khusus yaitu radar untuk air traffic control.

Contoh : bandara memiliki memiliki system khusus yaitu radar


untuk air traffic control.

• PROCESSES : Dalam merancang seorang arsitek pasti menggunakan


teknologi yang dapat membantu dalam proses pengerjaan
banguanan tersebut.
Contoh : mobilitas dalam membangun banguan tinggi
menggunakan pumping untuk cor dan penggunaan crane untuk
mengangkut beton precast (plat laintai, dinding)

5. TEMPORAL ISSUES :

Topik ini berkaitan dengan waktu proses pembangunan dan pasca pembangunan.

• GROWTH : Dalam proses merancang, seorang arsitek harus mampu


memikirkan pertumbuhan penggunaan bangunan tersebut.

Contoh : pasangan suami istri memiliki satu anak ketika ingin


membuat rumah, seiring berjalan waktu pasangan ini ingin
memiliki anak lagi, maka arsitek harus mempersiapkan
bangunan yang bisa memuat orang lebih tambah harus
mengubah fungsi utama bangunannya.

• CHANGE : terkadang penghuni ingin membentuk bangunan yang seiring


perkembangan waktu, dapat terjadi perubahan fungsi dari
ruang yang ada, sehingga memaksa perancang untuk berpikir
tentang perkembangan yang akan terjadi.

• PERMANANCE : dalam merancang harus memikirkan agar bangunan yang


kokoh kuat dan tahan lama sehingga penggunannya dapat
mencegah kerusakan dan mengetahui perawatan yang cocok
bangunan tersebut.

Ada 5 hubungan antara arsitektur dan struktur :


 Ornamentasi struktur
 Struktur sebagai ornament
 Struktur sebagai arsitektur
 Struktur sebagai bentuk
 Pangabaian struktur

6. ECONOMICAL ISSUES:

Topic ini berhubungan dengan aspek ekonomi dan pembiayaan sebelum, saat, dan setelah
pembangunan.

• PEMBIAYAAN : Pada saat proses programming dan desain, seorang


arsitek harus mengetahui budget dari klien, dan menghitung
serta menyesuaikan harga material dan sebagainya dengan
budget klien tersebut.
• KONSTRUKSI : Saat proses desain arsitek akan memilih material
konstruksi yang sesuai dengan anggaran yang ditentukan.

•OPERASI : Merupakan perhitungan anggaran operasi yang terjadi


sebelum dan sesudah pembangunan. Sebelum pembangunan
adalah logistic dan mobilitas alat dan material yang digunakan
dalam pembangunan, serta asuransi dari para pekerja
bangunan. Sementara sesudah pembangunan adalah operasi
yang terjadi di dalam bangunan, contohnya adalah operasi
keamanan yang terjadi di dalam bangunan yang dapat di buat
beberapa alternatif yang fapat menyesuaikan budget.

• MAINTENANCE : Merupakan perhitungan anggaran pembiayaan yang


harus di keluarkan utuk pemeliharaan bangunan. Pada saat
banguna di desain, arsitek harus dapat mengetahui apakah
material bangunan yang akan di gunakan memerlukan dana
pemeliharaan yang banyak atau tidak.

• ENERGY : Merupakan analisa anggaran biaya yang harus


dikeluarkan untuk penggunaan energi (berua listrik, air dsb) di
dalam bangunan. Arsitek harus dapat menemuka alternatif-
alternatif lain yang dapat mensubstitusi penggunaan energi agar
tidak berlebihan.

7. AESTHETIC ISSUES :

Topik ini berkaitan dengan aspek estetika/keindahan sebuah bangunan yang merupaka suatu daya tarik
utama dari bangunan.

•FORM : Seorang arsitek harus dapat merancang dan


menganalisa bentuk bangunan sehingga makna dan kesan yang
diminta sesuai dengan permintaan client. Contohnya dengan
membentuk suatu point of interest dari bangunan tersebut,
dengan membuat sign misalnya.

•SPACE : Dalam merancang, seorang arsitek harus mampu


menciptakan ruang yang sesuai agar baik dalam pandangan dan
menimbulkan kepuasan bagi penggunannya.

•MEANING : Dalam setiap design atau rancangan, seorang arsitek


harus mengetahui betul makna atau implementasi dari bentuk
yang ada. Sehingga makna yang ada dapat tersampaikan kepada
publik. Contohnya bangunan TWA Terminal, La Guardia Airport,
New York, Karya Eero Saarinen, bentuk bangunannya
merupakan metafora dari burung elang yang siap untuk terbang
dengan gagah, dan merupakan simbol Negara Amerika. Dengan
bentuk ini, juga dapat dijadikan ciri khas dari lingkungan
setempatnya.
8. SAFETY ISSUES :

Keamanan merupakan aspek yang harus betul diperhatikan karena menyangkut langsung pada
kenyamanan dan keselematan penggunannya.

•STRUKTUR : Sistem struktur yang digunakan harus dikalkulasikan


dengan teliti agar kekokohannya dapat terjamin. Ada 3 jenis
beban yaitu beban hidup, beban mati, dan beban angin, selain
itu harus dipertimbangkan potensi gempa yang akan terjadi,
sehingga bisa meminimalisir resiko apa yang akan terjadi.

•KEBAKARAN : Dalam setiap bangunan pastinya ada ancaman resiko


kebakaran yang harus diantisipasi. Yang wajib ada yaitu jalur
evakuasi, tangga darurat, peletakan hydrant, apar, dan instalasi
sprinkler agar jika terjadi musibah ini dapat teratasi dengan
cepat dan baik.

•KIMIA : Seorang arsitek harus memperhatikan bahan yang


dipergunakan dalam banguannnya apakah membahayakan bagi
manusia, selain itu lokasi tempat membangunnya terdapat
unsur kimia berbahaya.

•PERSONAL : Penempatan bangunan harus disesuaikan dengan zona


yang diperbolehkan untuk di bangun. Arsitek juga harus
menyesuaikan bentuk serta material banguannya agar tidak
mengganggu kenyamanan lingkungan sekitarnya.

•KRIMINAL : Kejahatan atau tingkat kriminalitas sekarang merupakan


hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari hari. Maka
harus diperhatikan lingkungan sekitar bangunan agar terhindar
dari tindakan dan jangkuan pelaku criminal. Contohnya
penempatan pagar bangunan, penempatan posisi pintu masuk,
atau penggunaan cctv.

Anda mungkin juga menyukai