Anda di halaman 1dari 3

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUKU BALUK, BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT

Rumah Suku Baluk ini menggunakan


konsep rumah panggung

Tiang penyangga utama pada bangunan


ini hanya berada di tengah bangunan.
Bangunan ini tidak memiliki jendela
pada bagian dindingnya. Hanya
membuat bukaan yang cukup lebar
dibagian atapnya sebagai sirkulasi
udara

Atap selalu dibuat lebih


panjang dan tinggi dari
ukuran dindingnya
Tiang utama ini merupakan tiang kayu
utuh yang ditancapkan langsung
kedalam tanah

Ukuran tiang yang lainnya lebih kecil dan


disusun di pinggir-pinggir bangunan sesuai
jarak yang ditentukan

Tiangitiang penyangga ini di sambungkan lagi dengan kayu lain sehingga dapat
menahan beban dengan kokoh Makna burung enggang
yang ada diatas atap
rumah ini adalah suatu
keberuntungan. Karena
masyarakat percaya
burung enggang
merupakan makhluk atas
sehingga jika ada yang
mendarat di atapnya dapat
membawa keberuntungan
• Bentuk rumah ini bundar dan memiliki diameter
sekitar 10 meter dan tinggi kurang lebih 10 meter
serta tinggi sekitar 12 meter yang disanggah dengan
sekitar 20 tiang kayu dan beberapa kayu penopang
lainnya dan juga satu batang tiang yang dipakai
sebagai tangga berbentuk seperti titian. Arti dibalik
ketinggian bangunan rumah adat ini adalah untuk
memberi gambaran tentang kedudukan atau tempat
Kamang Triyuh yang harus dihormati.

Anda mungkin juga menyukai