Anda di halaman 1dari 2

http://pernaskahan.perpusnas.go.id/berita-bustanussalatin.

html
diakses pada pukul 15.50, hari Senin, tanggal 15 Juni 2015

Dian Soni Amellia | Jumat, 21 Maret 2014 - 13:43:46 WIB | dibaca: 701 pembaca

Bustanussalatin yang artinya taman raja-raja dibangun sebagai taman kesultanan Aceh. Sudah ada sejak berdirinya
Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1514 M. Terletak disepanjang Krueng Daroy yang melintasi Gunongan, Pinto
Khop, Kandang, hingga ke Pulau Gajah dan Mesjid Raya. Di dalamnya banyak ditumbuhi pohon-pohon buah, bunga
dan sayuran yang khasiatnya bermacam-macam. Dulu luasnya hampir 1/3 kota Banda Aceh.
Beberapa bangunan yang terdapat dalam taman Bustanusslatin di bangun pada masa Sultan Iskandar Muda
diantaranya, Gegunongan Menara Permata (Gunongan) yang dibangun untuk istri Sultan Iskandar Muda yang dari
Pahang atau yang lebih dikenal Putro Phang. Taman Ghairah (Taman Sari) dibangun oleh Sultan Iskandar Muda
dengan maksud menjadikan Bandar Aceh Darussalam sebagai Taman Firdaus. Di dalam taman ini dahulu ditanam
sekitar 50 jenis tanaman bunga dan 50 jenis tanaman buah-buahan khas Aceh. Ditaman ini juga dibina beragam
sarana hiburan para sultan yang hingga kini masih dapat dilihat diantaranya Krueng Darol Iski atau Krueng Daroy
yang membelah taman, Gunongan, Kandang Sultan Alauddin Mughayatsyah Iskandar Tani, Patarana Sangga dan
Pinto Khop yang merupakan pintu masuk ke Taman Ghairah.
Bustanussalatin erat kaitannya dengan naskah karangan Syeikh Nuruddin Ar-Raniry. Naskah tersebut ditulis atas
permintaan Sultan Iskandar Tsani (1636-1641 M). Penulisannya di mulai pada tanggal 4 Maret 1638 dengan nama
lengkap Bustan As-Salatin fi Zikr Al-Awwalin Wal Al-Akhirin. Naskah ini terdiri dari 7 (tujuh) bab dan 40 pasal. Naskah
ini bersifat keagamaan dan sejarah. Naskah Bustanussalatin mempunyai pengaruh besar dalam sejarah dan
kesusteraan Melayu dan Aceh. Salah satu bab dari Bustanussalatin mengisahkan sejarah Aceh secara detail,
termasuk silsilah para raja dan penegakan hukum pada masa kesultanan Aceh. Nuruddin Ar-Raniry juga
menggambarkan kemegahan dan keindahan Dar Al-Dunya dan taman Bustanussalatin. Dari naskah ini pula
diketahui segala gambaran tentang keindahan bangunan, tanaman, dan Darul Isyki (Krueng Daroy) yang terdapat

dalam Bustanussalatin. Dan segala peristiwa dan perayaan yang diadakan didalam maupun di luar taman kerajaan.
Seperti perayaan Idul Adha pada masa Sultan Iskandar Tsani yang gambarannya ada dalam lukisan AD Firous.
Sumber : http://museum.acehprov.go.id/kategori/gallery/bustanussalatin/index.php

Anda mungkin juga menyukai