1. PENDAHULUAN
K
antor
Telpon ini adalah sentra telepon pertama yang dibangun pemerintah kolonial di Hindia Belanda
(Indonesia sekarang). Kantor telepon belanda adalah sebuah bangunan bergaya Eropa. Kemungkinan
besar, bangunan dua lantai ini dibangun pada tahun 1903. Karena, di bagian atas bangunan, di dekat
ventilasi jendela, tertulis tahun 1903.
Gedung dengan luas bangunan 18,7 m² yang berdiri di atas lahan seluas 932 m² ini, memiliki
gaya arsitektur Kolonial akan tetapi sudah dipadukan dengan kondisi tropis di Hindia Belanda. Hal ini
ditandai dengan pintu dan jendela yang lumayan besar dan berjalusi untuk pintunya. Bagian jendela
dan pintu jelas sekali bercita rasa dan bergaya Eropa dengan model bagian atas berupa setengah
lingkaran. Bagian lantai satu bangunan seluruhnya terbuat dari beton. Sedangkan bangunan lantai
dua dibangun semi permanen yang sekaligus bisa berfungsi sebagai gardu pandang juga. Gedung
putih ini berbentuk segi delapan.
Garis waktu
Gambar A.1. Taman Sari pada tahun 1905 Gambar A.2. Taman Sari pada tahun 1970 Gambar A.3. Taman Sari sebelum
Sumber: http://hack87.blogspot.co.id/2013/04/kenangan-sejarah-
banda-aceh-tempoe.html
Sumber: https://acehlandtours.com/potret-sejarah-banda-aceh/
tsunami
Sumber: https://acehlandtours.com/potret-sejarah-banda-aceh/
Gambar A.4. Taman Sari sebelum tsunami Gambar A.5. Taman Sari sesudah tsunami
Sumber: https://acehlandtours.com/potret-sejarah-banda-aceh/ Sumber: .kebudayaanindonesia.com
Taman Putroe Phang adalah taman kota yang merupakan situs sejarah yang merupakan
bagian dari era kejayaan kesultanan Aceh. Taman seluas 2,4 Ha ini termasuk kedalam salah satu
komponen ruang terbuka hijau, yaitu Taman Hutan Kota, dimana posisinya berperan ganda sebagai
Taman Kota dan Hutan Kota.
Sejarah Kota Banda Aceh dimulai dari masa Kerajaan Aceh yang meninggalkan situs
sejarah berupa Taman Putroe Phang, Makam Sultan Iskandar Muda dan Museum Aceh. Pada masa
itu, Taman Putroe Phang merupakan bagian dari wilayah kompleks Istana Sultan Aceh di Banda
Aceh. Taman Putroe Phang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda (1907 – 1639) diperuntukkan bagi
permaisurinya Putroe Phang, seorang putri dari kerajaan Johor dan Kerajaan Pahang di Semenanjung
utara melayu, Malaysia. Sebagaimana tradisi pada zaman dahulu, kerajaan yang kalah perang harus
menyerahkan glodong pengareng – reng (Rampasan Perang), upeti dan pajak tahunan. Termasuk
juga menyerahkan putri kerajaan untuk diboyong seba- gai tanda takluk.
GEDUNG PSSI
TAMAN BUSTANUSSALATIN
Berdasarkan hasil pembobotan yang diperoleh, tingkat kepentingan Taman Bustanussalatin berada
pada prioritas 1 dengan tingkat kepentingan pelestarian tinggi.
Berdasarkan hasil pembobotan yang diperoleh, tingkat kepentingan Taman Putro Phang
berada pada prioritas 1 dengan tingkat kepentingan pelestarian tinggi.
Fungsi: Sebagai sebuah tempat untuk menampung dan memberikan informasi mengenai kawasan
ataupun objek heritage yang ada di pusat Kota Banda Aceh kepada masyarakat luas.