Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH ARSITEKTUR INDONESIA

19 April 2022, Banda Aceh, Indonesia

TRANSFORMASI TAMAN KERAJAAN ACEH


MENJADI HET VREDESPARK – TAMAN SARI
Oleh : Rihadatul ‘Aisyi Nafirda / 210701049
Email : aisyinafirda08@gmail.com
__________________________________________________________________________

ABSTRAK

Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sulthan Iskandar Thani pada tahun 1636 -1641
Masehi, segala kebijakan pemerintahan pada masa Sulthan Iskandar Muda dilanjutkan oleh
beliau. Kemudian, Kerajaan Kesulthanan Aceh hancur dan Aceh pun dikuasai oleh kolonial
Belanda. Maka dari itu, adanya peninggalan-peninggalan kawasan dan bangunan kerajaan
oleh Kesulthanan Aceh dan Belanda yang mana pada pergantian abad terjadinya
transformasi pada kawasan, bahkan tidak hanya transformasi, rekonstruksi dilakukan pasca
bencana Tsunami tahun 2004. Kawasan yang dimaksud adalah Keraton yang terletak di
bagian barat Krueng Aceh, keraton merupakan tempat kediaman Sulthan Aceh, yang
didekatnya terdapat Taman Ghairah. Taman Ghairah adalah taman yang digunakan untuk
pendekatan hamba kepada Sang Pencipta. Taman ini memiliki beberapa bangunan atau
objek yang ada keberadaannya sampai sekarang. Bangunan tersebut adalah Gunongan,
Pintoe Khop, dan Taman Sari. Taman sari sempat berganti nama menjadi Het Vredespark
pada masa kolonial Belanda di Aceh.

Kata Kunci: Taman Ghairah, Vredespark, Taman Sari


___________________________________________________________________________

SEJARAH

Pada tahun 1607 M yakni awal abad Pada tahun 1636 M, Sulthan Iskandar
ke-17, kerajaan Aceh Darussalam menjadi Muda wafat. Dalam memimpin
sebuah kerajaan yang terkuat di Asia pemerintahan dilanjutkan oleh menantunya
Tenggara yang dipimpin oleh Sulthan yakni Sulthan Iskandar Thani. Ia
Iskandar Muda dengan Istananya yang meneruskan kebijakan- kebijakan dari
megah dan mewah. Tidak hanya istana sulthan sebelumnya, salah satunya adalah
Kesulthanan yang megah dan mewah, akan Taman Ghairah. Masa ini merupakan
tetapi hal tersebut terjadi di taman sulthan masa yang begitu diagungkan oleh seorang
Aceh atau Taman Ghairah. Taman ulama besar yg bernama Nuruddin Ar-
Ghairah dibangun oleh Suthan Iskandar Raniri. (Muhammad Naufal Fadhil, Nurul
Muda untuk permaisurinya yang bernama Fakriah, 2021). Beliau yang menulis Kitab
Putri Pahang. Dibangun karena Putri Bustanussalatin. Terdapat 2 penamaan
Pahang sering merasa kesepian saat taman pada konteks ini, Taman Ghairah
sulthan sedang memimpin pemerintahan. memiliki makna tempat yang
Taman ini sangatlah luas yang berukuran menunjukkan kedekatan seorang hamba
sekitar 1000 depa (bentangan kedua dengan Tuhan-Nya, sedangkan menurut
tangan manusia), yang terletak di bagian Kamus Bahasa Aceh, Ghairah bermakna
utara istana. (Rahma, 2019). Haseurat, yaitu kemauan atau keinginan.
Lalu, Bustanussalatin bermakna taman
para raja, yang berasal dari 2 kata yakni
1|S e j a r a h A r s i t e k t u r Indonesia
Bustan yaitu taman, dan Salatin jama’ dari Gunongan, Taman Sari Bustanussalatin,
sulthan yaitu raja-raja. Penggunaan taman dan Taman Putroe Phang.
ini pun berlanjut hingga masa sulthan-
sulthan selanjutnya.

Pada tahun 1937 M, Aceh resmi


menjadi provinsi. Terjadi saat Belanda
berhasil menguasai Aceh, khususnya
wilayah Keraton. Adanya pemisahan
Taman Ghairah. Hal ini disebabkan
pembangunan jalan lalu lintas kota oleh
kolonial Belanda, yang mengakibatkan
Taman Ghairah terbagi menjadi beberapa Gambar 1 : peta satelit Taman Ghairah. (2022)
Sumber:https://www.google.com/maps/
area yakni Bustanussalatin, Putroe Phang, @5.5471693,95.3178119,1103a,35y,272.81h/data=!3m1!
dan Gunongan. Pada masa ini 1e3!5m1!1e4?hl=id
Bustanussalatin diganti menjadi Het
Vredespark yang bermakna Taman Taman Sari Gunongan, Taman Putroe
Perdamaian. Belanda membangun rumah Phang, dan Taman Bustanussalatin
musik dan tugu kecil dengan patung Ratu terletak di bagian selatan Masjid Raya
Wilhelmina II diatasnya. (Suud, 2011). Baiturrahman, 3 taman ini saling
berdekatan, terdapat beberapa jalan atau
Pada tahun 1945 M, tugu proklamasi arah yang dapat diakses dan terhubung ke
kemerdekaan negara Indonesia berada taman ini, yaitu jl. Sultan Mahmudsyah, jl.
dipertengahan Taman Sari, karena di tahun Sultan Iskandar Muda, jl. Teuku Umar,
ini Indonesia merdeka dari bangsa asing. dan jl. Masjid Baiturrahman.

Pada tahun 1970-an M, belum ada Suasana transportasi di sekitar taman


pembangunan yang berdiri di Taman ini, amatlah ramai, dikarenakan terletak di
hanya ada bekas peninggalan kolonial sekitar simpang jam yang juga merupakan
Belanda. pusat kota Banda Aceh.
Terdapat Krueng Daroy yang mengalir
Pada tahun 1980-an terdapat disamping Taman Sari Gunongan dan
pembangunan Menara atau tower air untuk melewati Taman Putroe Phang, Masjid
menyimpan cadangan air saat itu, dan Meuligoe Peuniti, hingga menyatu ke
dibangun juga sebuah café Bernama Krueng Aceh.
‘Rindang’ tetapi saat ini sudah tidak ada
lagi dikarenakan bencana tsunami 2004
yang menelan lahap koetaradja. Karena DESAIN & KARAKTERITIK
banyak kerusakan yang terjadi, maka
direkonstruksi dan diperbaiki sepert sedia Pembangunan dan desain objek
kala, juga ditambah beberapa fasilitas mengutamakan fungsinya. Hal ini terjadi
lainnya. karena adanya kebutuhan dan rasa cinta
Sulthan Iskandar Muda yang harus
diwujudkan. Bangunan ini dirancang oleh
TATA RUANG beberapa ahli dari Turki dan Cina yang
terlihat pada ukiran/ornamen, dan bentuk
Taman Ghairah yang sudah terbagi pada bangunan. (Budaya, 1999).
menjadi beberapa area, menimbulkan
batasan dan arah akses yang berbeda bagi Awal mula warna dinding Gunongan
para pengunjung. Taman Ghairah saat ini adalah warna putih, akan tetapi saat abad
di pisahkan menjadi 3, yaitu Taman Sari ke-19 warnanya kian memudar. Berikut

2|S e j a r a h A r s i t e k t u r Indonesia
adalah foto tentara kolonial belanda yang
menaiki Gunongan.

Gambar 4 : Gunongan (2012-sekarang)


Sumber: https://budaya-indonesia.org/Gunongan

Gambar 2 : Tentara KNIL dan Gunongan. (1874) Lorong dan tangga untuk naik keatas
Sumber: https://budaya-indonesia.org/Gunongan didesain seperti terowongan yang gelap
dan tembus ke celah yang berbentuk
seperti lingkaran.
Disamping Gunongan dibangun
Kandang, yang sebelumnya difungsikan
sebagai tempat kenduri bagi para keluarga
Sulthan Iskandar Muda. Kemudian,
sekarang sebagai Kandang Sulthan
Iskandar Thani.

Gambar 5 : celah (2015) dan Lorong Gunongan (2014)


Sumber:https://www.kompasiana.com/ferhatmuchtar/
552ba49a6ea83402438b4576/gunongan-taman-permaisuri-
raja dan
http://bebyharyantidewi.blogspot.com/2014/04/taman-
putroe-phang-dan-gunongan-tempat.html
Kemudian, Pintoe Khop yang terletak
di Taman Putroe Phang. Fungsinya
sebagai pintu penghubung dari istana ke
Gambar 3 : Gunongan dan Kandang (1910-1930) Taman Ghairah (tempat bermain Sang
Sumber: https://budaya-indonesia.org/Gunongan
Permaisuri).

Bentuk bangunan merupakan konsep


metafora dari gunung-gunung, yang sedikit
mengambil unsur mahkota pada bunga 3
tingkat dan diketahui sisinya berjumlah 8
(oktagonal). Sisi 8 sering diterapkan pada
bangunan di eropa. Memiliki ketinggian
mencapai 9,5 meter, kolom bangunan
terletak di tengah-tengah sebagai
penyangga dinding dari segala sisi.
Pintunya memiliki ketinggian 1,5 meter
saja, dan lebar sekitar 65-70 cm (lebar Gambar 6 : Pintoe Khop (2014-sekarang)
Sumber:http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/
tubuh orang dewasa). Gunongan memakai pinto-khop/
material pembangunan dari batu kapur.
maka dari itu, bangunan berwarna putih.
3|S e j a r a h A r s i t e k t u r Indonesia
Bentuk bangunan Pintoe Khop Menara Air atau Penyuplai Air juga
memiliki kemiripan dengan Gunongan. dibangun pada masa Belanda. Bangunan
Terbuat dari material batu kapur. pada bagian bawah merupakan susunan
Ornament/ragam hias yang terukir di bata keliling dan bagian atasnya
dinding dan atap berjumlah 3 tingkat merupakan susunan dari kayu yang
(biram berkelopak, sangga pelinggam, dan melingkar, bangunan di cat warna putih,
pelana). (Dwifajariyanto, 2014). Pintu atau atapnya memiliki kemiringan yang sangat
Lorong yang berada di tengah berbentuk rendah dan atap pada pintu masuk yang
melengkung. Terdapat ukiran seperti 2 merupakan bagian dari ikon Belanda.
mata dan 1 hidung pada atas pintu, yang
melambangkan pintu adalah mulutnya
untuk masuk ke 2 tempat yang berbeda.

mata mata
hidung

mulut

Gambar 9 : Taman Sari (1970)


Sumber : Leumik, 2008
Gambar 7 : Detail pintu PintoeK hop (2014)
Sumber:http://bebyharyantidewi.blogspot.com/2014/04/ Saat ini, dibangun Gedung
taman-putroe-phang-dan-gunongan-tempat.html
Bustanussalatin yang megah di Taman
Sari. Gedung ini menerapkan gaya
Kemudian, Taman Bustanussalatin arsitektur Timur Tengah seperti elemen
atau yang sering disebut Taman Sari. arches pada pintu-pintu Gedung ini.
Awalnya, taman ini masih alami dengan Ornamen khas Aceh juga terdapat di
adanya banyak vegetasi. Lalu, saat lapisan luar Gedung. Pewarnaan Gedung
Belanda masuk ke Aceh dibangun Rumah yang terdiri dari warna putih dan emas
Musik untuk hiburan. sangat mencerminkan kemegahan dan
kesucian taman para raja.
Rumah Musik ini berbentuk bundar
(Bulat), dengan warna kemerah-merahan.
Tetapi saat ini sudah tidak ada lagi.

Gambar 10 : Gedung Bustanussalatin (2017-sekarang)


Sumber: http://www.wasatha.com/2017/04/bustanussalatin-
dulu-dan-sekarang.html

Pada bagian belakang Gedung


terdapat tangga yang panjang dan lebar di
tengah Gedung, dan 2 tangga kecil di
kanan dan kiri Gedung. Pada tangga
Gambar 8 : Menara Air (2018-sekarang) tengah berjumlah sekitar 39 anak tangga.
Sumber:https://steemkr.com/indonesia/@munadikiehl/
architectural-photography-menara-air-taman-sari- (Setyadi, 2017)
9322512ed2834

4|S e j a r a h A r s i t e k t u r Indonesia
Bentera” Hukum ngen adat lage zat ngon
sifet. Ungkapan pedoman asas bagi hukum
adat istiadat di Aceh. (Rahma, 2019)

KESIMPULAN

Taman Ghairah memiliki sejarah yang


menarik, yang terjadi perubahan di setiap
pergantian masa. Bermula dari masa
Gambar 11 : Tangga tengah Gedung Bustanussalatin kesulthanan, Kolonial, hingga
(2021-sekarang) Pemerintahan saat ini. Taman Ghairah
Sumber:https://www.goodnewsfromindonesia.id/
2021/03/09/mencoba-wisata-12-jam-di-kota-banda-aceh-
merupakan saksi bisu perjuangan
cocok-untuk-solo-traveling pahlawan dan keindahan kota Banda Aceh.

Bangunan atau objek yang terdapat di


SOSIAL & BUDAYA Taman Ghairah adalah cagar budaya dan
peninggalan yang harus dijaga
Masyarakat Aceh memiliki hubungan keasliannya, agar tidak musnah sejarah
interaksi yang kuat dalam setiap individu. Kota Banda Aceh. Bangunan tersebut
Hubungan interaksi merupakan nilai sosial memiliki campuran gaya arsitektur dunia
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. maupun lokal yaitu gaya arsitektur Turki,
Hubungan ini tercipta karena munculnya Cina, India, Belanda, dan Aceh. Hal ini
rasa kepedulian antar sesama, yang sudah berkesinambungan antar-huruf pada kata
mendarah daging bagi masyarakat Aceh. “ACEH” yaitu, Arab, Cina, Eropa, dan
Hindia.
Nilai ini dapat dilihat dari suasana
antar kelurahan di Kota Banda Aceh. Jika
suatu kelurahan/gampong mengadakan
kerja bakti, maka masyarakat setempat
turut berpartisipasi dalam mengerjakannya.

Masyarakat Aceh didominasi oleh


pelajar, mahasiswa, dan pegawai. Banyak
dari mereka yang mengunjungi tempat-
tempat di Kota Banda Aceh untuk
menghilangkan rasa penat hingga
berkumpul dan bermain bersama. Salah
satu tempat tersebut adalah Taman
Ghairah atau Taman Bustanussalatin yang
dengan leluasa mereka tempati untuk
sekedar menikmati keindahan Kota Banda
Aceh.

Meskipun dapat berkumpul Bersama


di taman tersebut, masyarakat Aceh
mempunyai adat yang bersandar pada
agama Islam (mayoritas), seperti adanya
jarak antara laki-laki dan perempuan yang
bukan mahram dan berpegang teguh pada
pedoman asas hukum adat istiadat Aceh.
Seperti pepatah “Adat bak Po
Teumereuhom, Hukum bak Syiah Kuala,
Qanun bak Putro Phang, Reusam bak
5|S e j a r a h A r s i t e k t u r Indonesia
REFERENSI

Budaya, C. (1999, Januari 12). Taman Sari Gunongan. Retrieved from


http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015111600550/taman-
sari-gunongan#:~:text=Tamansari%20Gunongan%20dibangun%20semasa
%20pemerintahan,Sungai%20Daroy%20(Darul%20Asyiqi).
Dwifajariyanto. (2014, Mei 19). Pinto Khop. Retrieved from Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat jenderal Kebudayaan:
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/pinto-khop/
Muhammad Naufal Fadhil, Nurul Fakriah. (2021). The Lost Garden Of Aceh. Retrieved from
https://iptek.its.ac.id/index.php/joae/article/view/10690/6317
Rahma, R. (2019). Eksistensi Taman Ghairah (Tinjauan Historis Kitab Bustanussalatin)
Secara Tekstual dan Kontekstual. Retrieved from
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/9165/1/RINA.pdf
Setyadi, A. (2017, Januari 27). Metamorfosis Taman Sari Banda Aceh, Dulu Taman Raja
Kini Milik Warga. Retrieved from detikTravel: https://travel.detik.com/travel-news/d-
3407510/metamorfosis-taman-sari-banda-aceh-dulu-taman-raja-kini-milik-warga
Suud, Y. A. (2011, Desember 3). Taman Sari. Retrieved from atjehpost:
https://yuziemaru.wordpress.com/2011/12/04/91/

6|S e j a r a h A r s i t e k t u r Indonesia

Anda mungkin juga menyukai