Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

TEMPAT WISATA YANG BERSEJARAH


7 DI INDONESIA DAN 13 DI DUNIA

Disusun oleh:
Firah Ananda
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
dengan judul “Tempat Wisata Yang Bersejarah 7 Di Indonesia Dan 13 Di Dunia” dapat tersusun
hingga selesai.
Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran sejarah
minat. Selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah informasi tempat wiata
yang memiliki nilai sejarah baik di Indonesia dan dunia
Dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan baik dalam hal penulisan maupun isi dari makalah ini. Semoga apa yang sudah
tertuang dalam makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………..……… i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….
iii
Tempat Wisata Bersejarah di Indonesia…...………………………………………………………
1
Lawang Sewu…………………………………………………………………………………….. 2
Candi Borobudur………………………………………….……………………………………… 4
Taman Sari..……………………………………………..……………………………………….. 7
Tirta Gangga………..……………………………………..………………………………………
9
Benteng Rotterdam...……………………………………………………………………………
10
Taman Nasional Komodo………………………………………………………………………. 12
Istana Maimun…..……………………………………………………………………………… 14
Tempat Wisata Bersejarah di Dunia…..………………………………………………………... 15
Achropolis Of Athens.………………………………………………………………………...…
16
Great Pyramid Of Giza…………………………………………………………………………..
17
Machu Picchu…………………………………………………………………………………… 18
Petra……………………………………………………………………………………………...
19
Tikal…………………………………………………………………………………………….. 21
Colosseum………………………………………………………………………………………. 23
Grand Canal Of Venice…………………………………………………………………………..
25
Library Of Celsus……………………………………………………………………………….. 26
Taj Mahal……………………………………………………………………………………….. 27
Stonehenge……………………………………………………………………………………… 28
Sigriya…………………………………………………………………………………………... 29
Leptis Magna…………………………………………………………………………………… 30
Tower Of Hercules……………………………………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
32
TEMPAT WISATA BERSEJARAH DI INDONESIA
Lawang Sewu

Lawang Sewu ("Seribu Pintu") (bahasa Jawa: ꦭꦮꦁꦱꦺꦮꦸ, translit. Lawang Sèwu) adalah
landmark di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, yang dibangun sebagai kantor pusat Perusahaan
Kereta Api Hindia Belanda. Bangunan era kolonial terkenal sebagai peninggalan situs bersejarah
di Indonesia, meskipun pemerintah kota Semarang telah berusaha mengubah citra itu.
Nama Lawang Sewu berasal dari bahasa Jawa; yang memiliki arti "Seribu Pintu". Nama ini
berasal dari desainnya, dengan banyak uang. Bangunan ini memiliki sekitar 1000 jendela besar.
Dalam bahasa indonesia Lawang Sewu memiliki arti 1000 pintu. Nama tersebut mengacu pada
fisik bangunan itu sendiri. Bangunan bersejarah ini memiliki banyak pintu dan juga jendela-
jendela besar. Ukuran jendelanya sangat besar dan hampir sama lebar dan tingginya dengan
pintunya. Hal ini membuat secara keseluruhan, kusen memiliki lebih banyak pintu tanpa jendela.
Jendela ukuran besar sering ditemukan pada bangunan Belanda di Indonesia. Banyak bangunan,
rumah, atau struktur lain yang dibuat oleh mereka memiliki jendela dengan ukuran yang serupa.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi iklim lembab dan panas di Indonesia. Jendela yang lebih
besar berarti lebih banyak masuknya udara dan ini membuat udara di dalam bangunan menjadi
lebih dingin.
Kompleks Lawang Sewu terdiri dari beberapa bangunan, dua yang utama bernama A dan B dan
dua yang lebih bernama C dan D, di Jalan Pemuda.Bangunan A yang berbentuk l menghadap
bundaran Tugu Muda. Ada dua menara identik di gedung A, yang awalnya digunakan untuk
menyimpan air, masing-masing dengan kapasitas 7000 liter (1800 US gal). Bangunan ini
memiliki jendela-jendela kaca besar dan tangga besar di tengahnya. Ada juga sebuah terowongan
yang menghubungkan bangunan A ke beberapa situs lain di kota, termasuk rumah gubernur dan
pelabuhan.
Gedung B terletak di belakang gedung A. Tingginya tiga lantai, dengan dua lantai pertama terdiri
dari perkantoran dan yang ketiga memegang ruang dansa. Bangunan itu, dengan jendela-jendela
besar dan besar, juga memiliki lantai bawah tanah yang sebagian dibanjiri untuk mendinginkan
bangunan melalui penguapan.
Di depan sebuah gedung berdiri sebuah monumen untuk lima karyawan yang terbunuh selama
Perang Kemerdekaan Indonesia .
Lawang Sewu dirancang oleh Cosman Citroen, dari perusahaan JF Klinkhamer dan BJ Quendag.
Ini dirancang dalam Gaya Hindia Baru, istilah yang diterima secara akademis untuk
Rasionalisme Belanda di Hindia. Mirip dengan Rasionalisme Belanda, gaya adalah hasil dari
upaya untuk mengembangkan solusi baru untuk mengintegrasikan preseden tradisional
(klasisisme) dengan kemungkinan teknologi baru. Ini dapat digambarkan sebagai gaya transisi
antara Tradisionalis dan Modernis, dan sangat dipengaruhi oleh desain Berlage .
Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dengan bangunan A, yang selesai pada tahun 1907.Sisa
kompleks selesai pada tahun 1919. Awalnya digunakan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg
Maatschappij, perusahaan kereta api pertama di Belanda Timur. Hindia
Setelah Jepang menginvasi Indonesia pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih Lawang
Sewu. Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara, dengan beberapa eksekusi terjadi
di sana. Ketika Semarang direbut kembali oleh Belanda dalam pertempuran di Semarang pada
Oktober 1945, pasukan Belanda menggunakan terowongan yang mengarah ke gedung A untuk
menyelinap ke kota. Pertempuran terjadi, dengan banyak pejuang Indonesia sekarat. Lima
karyawan yang bekerja di sana juga tewas.
Setelah perang, tentara Indonesia mengambil alih kompleks. Ia kemudian dikembalikan ke
perusahaan kereta api nasional . Pada tahun 1992 dinyatakan sebagai Properti Budaya Indonesia .
Pada 2009 kompleks Lawang Sewu berada dalam keadaan bobrok. Simon Marcus Gower,
menulis di The Jakarta Post, mencatatnya sebagai "gelap dan jelas-jelas sakit. Dinding putihnya
memudar di seluruh; dihitamkan oleh polusi dan penelantaran. Dinding yang dirender retak dan
kertas dinding telah lama jatuh ke mengungkapkan batu bata merah di bawah. Jamur dan gulma
tumbuh di sebagian besar bangunan dan tikus dan tikus adalah penghuni utama."
Bangunan segera menjalani renovasi untuk memastikan bahwa itu akan menguntungkan sebagai
daya tarik wisata.Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengerahkan beberapa lusin tentara
untuk membantu renovasi; para prajurit fokus pada perbaikan eksternal.Penduduk setempat
kecewa dengan renovasi tersebut, karena berpendapat bahwa itu telah kehilangan keasliannya.
Pada tanggal 5 Juli 2011 kompleks yang baru direnovasi diresmikan oleh Ibu Negara Ani
Yudhoyono. Namun, pada saat itu hanya bangunan B yang tersedia untuk tur. Diharapkan
menjadi daya tarik utama dalam program pariwisata pemerintah Jawa Tengah pada tahun 2013.
Rencana masa depan termasuk mengubah Gedung B menjadi ruang kantor, pujasera, dan bahkan
pusat kebugaran.Pada akhir 2013, pemerintah kota Semarang mengumumkan rencana untuk
menghilangkan "gambar seram" bangunan itu untuk menarik lebih banyak pengunjung. Ini untuk
mencakup penataan kembali situs sebagai tempat untuk kegiatan sosial dan budaya, didukung
oleh renovasi bangunan. Pada saat itu, Lawang Sewu menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap
hari.
Candi Borobudur

Borobudur (bahasa Jawa: ꦕꦤ꧀ꦝꦶꦧꦫꦧꦸꦝꦸꦂ, translit. Candhi Båråbudhur) adalah sebuah


candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak
kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40
km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi dengan banyak stupa ini didirikan oleh para
penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,sekaligus salah
satu monumen Buddha terbesar di dunia.
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504
arca Buddha.Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.Stupa
utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan
melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila
dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda
dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk
memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia
beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran
Buddha.Para peziarah masuk melalui sisi timur dan memulai ritual di dasar candi dengan
berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya
melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu
(ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam
perjalanannya para peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan
menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar
langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya
pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.Dunia
mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford
Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu
Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan
kembali). Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun waktu 1975 hingga 1982 atas upaya
Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar
Situs Warisan Dunia.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha
yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk
memperingati Trisuci Waisak. Terkait kepariwisataan, Borobudur adalah objek wisata tunggal di
Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Pada 11 Februari 2022, pemerintah meresmikan status Candi Borobudur kembali sebagai tempat
peribadatan umat Buddhis di Indonesia dan dunia.
Dalam Bahasa Indonesia, bangunan keagamaan purbakala disebut candi; istilah candi juga
digunakan secara lebih luas untuk merujuk kepada semua bangunan purbakala yang berasal dari
masa Hindu-Buddha di Nusantara, misalnya gerbang, gapura, dan petirtaan (kolam dan pancuran
pemandian). Asal mula nama Borobudur tidak jelas,meskipun memang nama asli dari
kebanyakan candi di Indonesia tidak diketahui.Nama Borobudur pertama kali ditulis dalam buku
"Sejarah Pulau Jawa" karya Sir Thomas Stamford Raffles.Raffles menulis mengenai monumen
bernama borobudur, akan tetapi tidak ada dokumen yang lebih tua yang menyebutkan nama yang
sama persis.Satu-satunya naskah Jawa kuno yang memberi petunjuk mengenai adanya bangunan
suci Buddha yang mungkin merujuk kepada Borobudur adalah Nagarakretagama, yang ditulis
oleh Mpu Prapanca pada 1365.
Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata
bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore (Boro);
kebanyakan candi memang sering kali dinamai berdasarkan desa tempat candi itu berdiri. Raffles
juga menduga bahwa istilah 'Budur' mungkin berkaitan dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa
yang berarti "purba"– maka bermakna, "Boro purba".Akan tetapi arkeolog lain beranggapan
bahwa nama Budur berasal dari istilah bhudhara yang berarti gunung.
Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama
ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana
di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya.
Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi
menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan
"beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana
bara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya
ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah
sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950
berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan
Tri Tepusan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa
Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M.
Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti
Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh
Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut
Bhūmisambhāra.Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal,
bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis
memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sanskerta yang berarti "Bukit
himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.
Taman Sari

Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta (bahasa Jawa:
ꦠꦩꦤ꧀ꦱꦫꦶꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Tamansari Ngayogyakarta) adalah situs bekas taman
atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dapat dibandingkan dengan Taman
Sari Surakarta dan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada
zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang
mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar
57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau
buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara
1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara
kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah
yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.
Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan
oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke
Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung
Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung
Prawirosentiko, beserta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari
pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran
Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun
kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai
benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun
kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.
Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau
buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di
sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah
Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian
terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai
tenggara kompleks Magangan.
Tirta Gangga

Tirta Gangga adalah bangunan bersejarah bekas istana kerajaan Karangasem yang terletak di
bagian timur Pulau Bali. Berlokasi dekat dengan Gunung Agung, bangunan taman ini terkenal
karena istana airnya yang indah. Kompleks taman dan bangunan seluas satu hektar ini dibangun
pada tahun 1946 oleh Raja Karangasem.
Pada tahun 1963, taman ini hampir hancur akibat letusan Gunung Agung. Sehabis bencana
tersebut, taman itu dipulihkan dan dibangun kembali hingga keberadaannya masih bisa kamu
kunjungi di Pulau Dewata. Selain daya tarik sejarahnya, objek wisata sejarah di Indonesia satu
ini juga dikenal terletak di daerah yang kaya akan teras sawahnya yang asri
Tirta Gangga secara harfiah berarti air dari Sungai Gangga yang merupakan penghormatan
kepada masyarakat Hindu Bali. Nama ini mengacu pada istana air yang dibangun pada tahun
1948 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung. Namun, nama
ini juga digunakan untuk merujuk pada wilayah yang meliputi istana air beserta daerah pedesaan
yang subur di sekitarnya. Istana Air Tirta Gangga berupa labirin kolam dan air mancur yang
dikelilingi oleh taman yang rimbun serta patung-patung. Kompleks seluas satu hektar ini
dibangun pada tahun 1946 oleh almarhum Raja Karangasem tetapi hampir hancur seluruhnya
akibat letusan Gunung Agung pada tahun 1963.[1] Kemudian dibangun kembali dan dipulihkan.
Daerah di sekitar Tirta Gangga terkenal dengan teras-teras sawahnya.
Benteng Rotterdam

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan
Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar,
Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng
Bonto Karaeng Lakiung . Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa
pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu
padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung
Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi
bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di
laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar
menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak
Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang
salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada
Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah
menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk
mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda
sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Sekitar 200 tahun Belanda menggunakan benteng ini sebagai pusat pemerintahan, ekonomi dan
berbagai macam aktivitas.Pada 1937 kepemilikan Benteng Rotterdam oleh Dutch Indies
Goverment diserahkan kepada Fort Rotterdam Foundation.Benteng ini terdaftar sebagai
bangunan bersejarah pada 23 Mei 1940.
Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya
terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-
daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan
menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.
Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo terletak di daerah administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur.Taman
nasional ini terdiri atas tiga pulau besar Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta
beberapa pulau kecil lainnya. Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan wilayah total adalah
1817 km².
Pada tahun 1980, taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya. Di
taman nasional ini terdapat 277 spesies hewan yang merupakan perpaduan hewan yang berasal
dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies
reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies hewan darat dan burung termasuk
hewan yang dilindungi, karena jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka.
Selain itu, di kawasan ini terdapat pula terumbu karang. Setidaknya terdapat 253 spesies karang
pembentuk terumbu yang ditemukan di sana, dengan sekitar 1.000 spesies ikan. Keindahan
terumbu ini menarik minat wisatawan asing untuk berenang atau menyelam di perairan ini.
Pulau-pulau ini aslinya adalah pulau vulkanis. Jumlah penduduk di wilayah ini kurang lebih
adalah 4.000 jiwa. Pada tahun 1991 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia
UNESCO.
Pada tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara,
dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan
Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa,
dan Table Mountain.Taman Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak.

Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan
Indonesia Tengah. Secara administrative termasuk dalam Wilayah Kecamatan Komodo,
Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini ditetapkan sebagai
Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980 dan dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan
Biosfer pada tahun 1977 dan juga sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991,
sebagai Simbol Nasional oleh Presiden RI pada tahun 1992, sebagai Kawasan Perlindungan Laut
pada tahun 2000 dan juga sebagai salah satu Taman Nasional Model di Indonesia pada tahun
2006.
Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 ha meliputi wilayah daratan dan lautan dengan
lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan
juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut dinyatakan sebagai Taman nasional untuk
melindungi Komodo yang terancam punah dan habitatnya serta keanekaragaman hayati di dalam
wilayah tersebut. Taman lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat beragam
yang terdapat disekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di bumi.
Taman Nasional komodo terletak di kawasan Wallacea Indonesia. Kawasan Wallacea terbentuk
dari pertemuan dua benua yang membentuk deretan unik kepulauan bergunung api, dan terdiri
atas campuran burung serta hewan dari kedua benua Autralia dan Asia. Terdapat 254 spesies
tumbuhan yang berasal dari Asia dan Australia di Taman Nasional Komodo. Selain itu, juga
terdapat 58 jenis binatang dan 128 jenis burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional
Komodo memberikan lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini.
Terdapat empat kampung di dalam Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo memiliki satu
kampung yakni kampung Komodo; Pulau Rinca memiliki dua kampung yakni Rinca dan Kerora,
dan Pulau Papagarang memiliki satu kampung yakni kampung Papagaran. Hingga tahun 2010,
masyarakat yang tinggal di dalam kawasan berjumlah 4.251 orang dan sebagian besar
masyarakat bermata pencaharian sebagai Nelayan. Mayoritas masyarakat memeluk agama Islam.
Istana Maimun

Istana Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang merupakan salah satu ikon Kota Medan,
Sumatra Utara. Istana ini terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Aur, Medan Maimun.
Istana Maimun didesain oleh arsitek Capt. Theodoor van Erp, seorang tentara Kerajaan Belanda
yang dibangun atas perintah Sultan Deli, Sultan Ma'moen Al Rasyid.[3] Pembangunan istana ini
dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas
sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan.[1] Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian
yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana ini
menghadap ke Timur dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.
Istana Maimun pada tahun 1890 - 1905
Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, tetapi juga desain
interiornya yang unik, memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu Deli, dengan gaya
Islam, Spanyol, India, Belanda dan Italia.
Istana Maimun merupakan salah satu tujuan wisata sejarah di Kota Medan yang masih ada.
Tempat untuk mengenal Istana yang dibangun di jaman Kesultanan Deli ketika mencapai puncak
kejayaan saat berada di bawa kepemimpinan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Pada
masa itu pula, tepatnya di tahun 1888 Istana Maimun dibangun.Istana Maimun saat ini telah
menjadi destinasi wisata, baik bagi wisatawan lokal maupun luar negeri
TEMPAT WISTA BERSEJARAH DI DUNIA
Achropolis of Athens

Akropolis Athena atau Citadel Athena adalah akropolis (dari bahasa Yunani: akros, akron, ujung,
akhir + polis, kota, jamak: akropoleis) yang paling terkenal di dunia. Meskipun ada banyak
akropolis di Yunani, tetapi signifikansi Akropolis Athena sangat besar sampai-sampai kata
akropolis kebanyakan merujuk pada akropolis ini. Akropolis ini secara resmi dinyatakan sebagai
monumen unggulan dalam daftar monumen Pusaka Budaya Eropa pada 26 Maret
2007.Akropolis ini adalah tebing berpuncak datar dengan ketinggian 150 m (490 ft) di atas
permukaan laut di kota Athena, dengan area permukaan seluas 3 hektar. Tempat ini juga dikenal
sebagai Kekropeia, yang namanya berasal dari nama Kekrops
Great Pyramid of Giza

Piramida Agung Giza adalah piramida tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di
Nekropolis Giza dan merupakan satu-satunya bangunan yang masih menjadi bagian dari Tujuh
Keajaiban Dunia. Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun dinasti
keempat Mesir, Khufu (Χεωψ, Cheops) dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan
diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 SM.Piramida ini dulu disebut sebagai
Piramida Khufu.
Piramida Agung Giza adalah bagian utama dari kompleks bangunan makam yang terdiri dari dua
kuil untuk menghormati Khufu (satu dekat dengan piramida dan satunya lagi di dekat Sungail
Nil), tiga piramida yang lebih kecil untuk istri Khufu, dan sebuah piramida "satelit" yang lebih
kecil lagi, berupa lintasan yang ditinggikan, dan makam-makam mastaba berukuran kecil di
sekeliling piramida para bangsawan. Salah satu dari piramida-piramida kecil itu menyimpan
makan ratu Hetepheres (ditemukan pada tahun 1925), adik, dan istri Sneferu serta ibu dari
Khufu. Juga ditemukan sebuah kota, termasuk sebuah pemakaman, toko-toko roti, pabrik bir,
dan sebuah kompleks peleburan tembaga. Lebih banyak lagi bangunan dan kompleks ditemukan
oleh Proyek Pemetaan Giza. Beberapa ratus meter di barat daya Piramida Agung terdapat sebuah
piramida yang sedikit lebih kecil, Piramida Khafre, salah satu penerus Khufu yang juga dianggap
sebagai pembangun Sphinx Agung, dan beberapa meter lebih jauh ke barat daya adalah Piramida
Menkaure, penerus Khafre, yang ketinggian piramidanya sekitar separuhnya. Perkiraan waktu
penyelesaian Piramida ini disepakati sekitar tahun 2560 BC. Wazir Khufu, Hemon, atau
Hemiunu, dipercaya sebagai arsitek dari Piramida Agung
Machu Picchu

Machu Picchu (yang bermaksud "Gunung Tua" dalam bahasa Quechua; sering juga disebut
"Kota Inca yang hilang") adalah sebuah lokasi runtuhan Inca pra-Columbus yang terletak di
wilayah pergunungan pada ketinggian sekitar 2,350 m diatas permukaan laut. Machu Picchu
berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km ke barat laut Cusco.
Merupakan simbol Kerajaan Inka yang paling terkenal. Dibangunkan pada sekitar tahun 1450,
tetapi ditinggalkan seratus tahun kemudian, ketika bangsa Sepanyol berjaya menakluki Kerajaan
Inka. Tapak bersejarah ini telah dilupakan oleh masyarakat dunia antarabangsa, tetapi tidak oleh
masyarakat tempatannya. Tapak ini kembali ditemukan oleh seorang ahliarkeologi dari
Universiti Yale yang bernama Hiram Bingham III yang menemukannya kembali pada tahun
1911. Sejak itu, Machu Picchu menjadi bahan pelancongan berasaskan sejarah yang menarik
bagi para pelancong tempatan mahupun asing.
Machu Picchu dibangun dengan gaya Inka kuno dengan batu tembok berpelitur. Bangunan
utamanya adalah Intihuatana, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga Jendela. Tempat-tempat ini
disebut sebagai Distrik Sakral dari Machu Picchu.
Tapak sejarah tersebut telah ditetapkan sebagai Tapak Warisan Dunia UNESCO sejak tahun
1983, Machu Picchu juga merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia baharu yang
diumumkan oleh New 7 Wonders of The World Votes Comitte, juga mendapatkan perhatian
akibat kerosakan yang ditimbulkan oleh para pelancong (jumlah pengunjung mencapai 400,000
pada tahun 2003). Pada bulan September tahun 2007, Peru melakukan usaha-usaha legal atau
perundangan dengan hasil tercapainya sebuah persetujuan dengan Universiti Yale untuk
mengambil kembali artifak-artifak yang pernah dibawa oleh Bingham dari tapak sejarah tersebut
pada awal abad ke-20.

Petra

Petra (dari πέτρα petra, "batu" dalam bahasa Yunani; bahasa Arab: ‫البتراء‬, al-Bitrā) adalah sebuah
situs arkeologikal di Ma'an, Yordania. Tempat ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang
dipahat pada bebatuan serta sistem pengairannya.
Diperkirakan dibangun pada awal tahun 312 sebelum masehi, sebagai ibu kota dari Nabath,yang
sekarang menjadi simbol dari Yordania, dan juga menjadi tempat kunjungan favorit para
turis.Tempat ini terletak pada yang terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung Gunung
Hor yang membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang berawal dari Laut Mati
sampai Teluk Aqaba.
Situs ini tidak pernah diketemukan oleh dunia barat hingga 1812, ketika pengelana dari Swiss,
Johann Ludwig Burckhardt menemukannya untuk pertama kalinya. Situs ini digambarkan seperti
"sebuah kota mawar merah yang antik" dalam salah satu puisi yang menang dalam lomba
Newdigate Prize, karya dari John William Burgon. Sedangkan UNESCO menyatakannya sebagai
"salah satu peninggalan kultural yang paling penting dalam peradaban manusia" dan masuk
sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 6 Desember 1985.Petra dipilih oleh majalah
"Smithsonian"sebagai salah satu dari "28 tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal
dunia"
Petra terletak ditengah-tengah antara Teluk Aqaba dan Laut Mati pada ketinggian kurang lebih
800 hingga 1.396 meter diatas permukaan laut, di sebuah lembah dari sebuah pegunungan Edom,
sebelah timur dari lembah Arabah. Saat ini ia terletak kurang lebih 200 km arah selatan dari ibu
kota Yordania, Amman yang dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dengan berkendaraan mobil.

Lokasi dari Petra, tersembunyi di antara bebatuan dan tebing bertingkat dengan pasokan air yang
sangat baik, menjadikannya tempat ideal untuk sebuah kota mandiri. Tempat tersebut hanya bisa
dikunjungi melalui celah sempit di pegunungan dari arah barat daya atau timur melalui sebuah
canyon dengan panjang kurang lebih 1,5 kilometer dan kedalaman 200 meter, yang disebut
dengan Siq, sebagai akses utama, yang merupakan celah sangat sempit, dengan lebar hanya 2
meter.
Ketersediaan air dan keamaanan yang dimilikinya menjadikan Petra sebagai tempat perhentian
yang layak di perlintasan jalur-jalur kafilah penghubung Mesir dengan Suriah dan Arab Selatan
dengan Mediterania, yang terutama menyalurkan barang-barang mewah (rempah-rempah dan
sutra dari India, gading dari Afrika, mutiara dari Laut Merah, dan kemenyan dari Arab Selatan).
Damar dari "pohon kemenyan" ( Boswellia ) sangat dihargai di seluruh dunia kuno khususnya
sebagai persembahan dalam upacara-upacara keagamaan, namun juga sebagai obat.
Dunia usaha yang digerakkan oleh kafilah-kafilah dan pemungutan cukai menghasilkan
keuntungan besar bagi orang-orang Nabatea. Dengan demikian kota ini menjadi sebuah pasar
yang penting sejak abad ke-5 SM sampai abad ke-3 SM.
Plinius yang Tua dan para penulis lainnya, menyatakan bahwa Petra adalah ibu kota dari Nabath,
dan pusat dari perdagangan dengan mempergunakan karavan. Terdiri dari dinding batu dengan
sistem pengairan yang baik, Petra tidak hanya memiliki banyak keuntungan sebagai benteng,
tetapi ia juga mengontrol rute perdagangan utama yang melewati Gaza di Barat, ke Bushra dan
Damaskus di Utara, ke Aqaba di Laut Merah, dan sepanjang gurun hingga ke Teluk Persia.
Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru adalah Petra. Penetapan tujuh keajaiban dunia itu
merupakan pilihan dari 100 juta orang di seluruh dunia lewat situs internet dan pesan singkat
(SMS) telepon seluler, yang diadakan oleh Swiss Foundation, serta diumumkan di Lisbon,
Portugal, pada 07-07-07 alias 7 Juli 2007.
Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra
berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'batu'. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan.
Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah
lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi
40 meter.
Petra merupakan ibu kota Kerajaan Nabatea. Didirikan 300an tahun sebelum Masehi sampai
dengan tahun ke-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan
aman dari bencana alam seperti badai pasir.
Suku Nabatea membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat
terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjir
mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidraulik untuk mengangkat air.
Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Kini, Istana Makam
Hellenistis yang memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana.

TIKAL

Tikal (Tik’al dalam ejaan Maya modern) adalah reruntuhan kota kuno di hutan hujan Guatemala
yang dulu mungkin bernama Yax Mutal. Tikal merupakan salah satu kota terbesar dalam
peradaban Maya pada zaman pra-Kolumbus. Kota ini terletak di wilayah Cekungan Petén di
Departemen El Petén. Situs ini merupakan bagian dari Taman Nasional Tikal, yang dinyatakan
sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979.
Tikal adalah ibu kota sebuah negara yang pernah menjadi salah satu kerajaan terkuat dalam
peradaban Maya.Walaupun bangunan-bangunan besar di situs tersebut dapat ditilik kembali ke
abad ke-4 SM, Tikal mencapai puncak kejayaannya pada zaman Klasik (200-900 M). Pada masa
ini, Tikal mendominasi politik, ekonomi, dan militer wilayah Maya, sekaligus berhubungan
dengan wilayah-wilayah lain di Mesoamerika seperti kota besar Teotihuacan di Lembah
Meksiko. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa Tikal pernah ditaklukan oleh Teotihuacan
pada abad ke-4 M. Setelah berakhirnya zaman Klasik Akhir (550–830 M), tidak ada lagi
monumen besar yang dibangun di Tikal. Jumlah penduduk Tikal juga menurun secara perlahan
hingga akhirnya kota ini ditinggalkan oleh penduduknya pada abad ke-10.
Situs ini sempat terlupakan oleh peradaban modern hingga Modesto Méndez dan Ambrosio Tut
mengunjungi reruntuhan ini pada tahun 1848. Setelah majalah Akademi Sains Berlin
menerbitkan kembali laporan tersebut pada tahun 1853, para arkeolog dan pemburu harta karun
mulai mengunjungi kawasan ini. Kini situs ini menjadi salah satu tujuan wisata di Guatemala.
Nama Tikal mungkin berasal dari kata ti ak'al dalam bahasa Maya Yukatek. Nama ini konon
berarti "di lubang air". Para pemburu dan pengelana di wilayah setempat tampaknya telah
menggunakan istilah tersebut untuk menyebut salah satu waduk kuno di situs ini.Terdapat pula
penafsiran lain yang menyatakan bahwa kata tersebut bermakna "tempat suara-suara" dalam
bahasa Maya Itza. Nama Tikal sendiri bukanlah nama asli kota ini, melainkan nama modern
yang baru digunakan setelah situs tersebut ditemukan kembali pada dasawarsa 1840-an.
[Inskripsi-inskripsi hieroglif di reruntuhan situs ini menyebut kota ini dengan nama Yax Mutal
atau Yax Mutul, yang berarti "Mutal Pertama".Tikal mungkin mendapatkan julukan seperti itu
karena Dos Pilas juga menggunakan glif dengan nama "Mutal", sehingga para penguasa Tikal
barangkali hendak menunjukkan bahwa kota mereka adalah kota pertama dengan nama
tersebut.Kerajaannya sendiri disebut Mutul, tetapi arti dari kata tersebut masih belum diketahui.
Permukiman modern besar yang terletak paling dekat dengan Tikal adalah Flores dan Santa
Elena, kurang lebih sekitar 64 km di sebelah barat daya reruntuhan ini.Tikal terletak sejauh 303
km di sebelah utara Kota Guatemala. Kota ini juga berjarak sejauh 19 km di sebelah selatan kota
Maya kuno Uaxactun dan 30 km di sebelah barat laut Yaxha. Kota ini terletak sejauh 100 km di
sebelah tenggara Calakmul, musuh bebuyutan kota ini pada zaman Klasik, dan 85 km di sebelah
barat laut sekutu Calakmul, Caracol (kini terletak di Belize).
Kota ini sudah dipetakan oleh para ahli, dan diperkirakan memiliki luas di atas 16 km2 dan
memiliki sekitar 3.000 struktur.Topografi situs ini terdiri dari punggung bukit gamping paralel di
atas dataran rendah yang berawa-rawa. Bangunan-bangunan utama di situs ini terletak di
dataran-dataran yang lebih tinggi dan dihubungkan dengan jalan-jalan yang terangkat.Daerah di
sekitar Tikal telah dinyatakan sebagai Taman Nasional Tikal, dan luas daerah yang dilindungi di
taman nasional tersebut mencapai 570 km2.Taman nasional ini didirikan pada tanggal 26 Mei
1955 di bawah naungan Instituto de Antropología e Historia dan merupakan kawasan lindung
pertama di Guatemala.
Reruntuhan yang terletak di hutan hujan tropis Guatemala utara ini pernah menjadi tunas
peradaban di wilayah dataran rendah Maya. Kota ini sendiri terletak di atas tanah tinggi yang
subur, dan kota ini mungkin pernah menguasai jalur dagang alami dari timur ke barat
Semenanjung Yukatan.Pohon-pohon yang dapat terlihat di Tikal meliputi pohon kapok raksasa
(Ceiba pentandra) yang merupakan pohon keramat di peradaban Maya, pohon aras tropis
(Cedrela odorata), serta pohon mahoni Honduras (Swietenia macrophylla). Sementara itu,
hewan-hewan yang sering terlihat di daerah Tikal meliputi, agouti, coati, rubah kelabu, monyet
geoffroy, monyet Alouatta, elang harpi, falkon, kalkun Meleagris ocellata, burung guan, tukan,
dan bayan hijau. Jaguar, ocelot, dan puma juga konon berkeliaran di Taman Nasional Tikal.
Selama berabad-abad reruntuhan Tikal terlupakan sejarah dan ditutupi oleh hutan.
Rata-rata curah hujan tahunan di Tikal saat ini mencapai 1.945 mm. Walaupun Tikal merupakan
daerah yang basah, hujan turun secara tidak menentu, dan kekeringan yang parah bisa terjadi
sebelum musim panen.Satu-satunya sumber air Tikal pada zaman dahulu adalah dengan
menangkap air hujan dan menyimpannya di sepuluh waduk. Para arkeolog yang bekerja di Tikal
pada abad ke-20 memperbaharui salah satu dari waduk kuno tersebut untuk menyimpan air yang
dibutuhkan oleh mereka.
Colosseum

Koloseum (bahasa Latin: Colosseum atau Colisseum;bahasa Italia: Colosseo) adalah sebuah
peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, dibangun oleh Vespasian. Tempat pertunjukan
yang besar berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Amphitheatrum
Flavium, yang termasuk salah satu dari Enam Puluh Sembilan Keajaiban Dunia Pertengahan.
Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Wali kota Vespasianus pada
masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus, dan menjadi salah satu karya terbesar dari
arsitektur Kekaisaran Romawi yang pernah dibangun. Koloseum dirancang untuk menampung
50.000 orang penonton.
Koloseum dibangun pada pemerintahan Vespasian pada tahun 72 M dan terselesaikan oleh
anaknya Titus pada tahun 80 M. Colosseum didirikan berdekatan dengan sebuah istana megah
yang sebelumnya dibangun Nero, yang bernama Domus Aurea[3] yang dibangun sesudah
kebakaran besar di Roma pada tahun 64 M. Dio Cassius seorang ahli sejarah mengatakan bahwa
ada sekitar 9000 hewan buas yang telah terbunuh di 100 hari sebagai perayaan peresmian dan
pembukaan Colosseum tersebut. Lantai dari arena Colosseum tertutupi oleh pasir untuk
mencegah agar darah-darah tidak mengalir ke mana-mana.
Di Koloseum pada saat itu adalah tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang spektakuler,
yaitu sebuah pertarungan antara binatang (venetaiones), pertarungan antara tahanan dan
binatang, eksekusi tahanan (noxii), pertarungan air (naumachiae) dengan cara membanjiri arena,
dan pertarungan antara gladiator (munera). Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang
maupun binatang mati di pertunjukkan Koloseum.
Nama dari Koloseum seperti pada di atas diambil dari nama sebuah patung setinggi 130 kaki
atau 40 m, Colossus. Patung Colossus dibuat ulang sebagai pengganti Nero sebagai
perumpamaan dari Sol dewa matahari, dengan menambahkan mahkota matahari. Di waktu
pertengahan tahun, patung colossus telah menghilang. Seorang ahli mengatakan bahwa sejak
patung itu terbuat dari tembaga, patung itu telah dileburkan untuk digunakan kembali.
Selain diambil dari nama Koloseum, Koloseum juga disebut sebagai Flavian Amphitheatre yang
tidak diketahui siapa yang memberi nama itu. Di Itali, Koloseum diberi nama il colosseo tetapi
bahasa Roma lainnya menggunakan nama le colisée dan el coliseo untuk menyebutkan
Colosseum.
Koloseum masih digunakan sampai tahun 2017, meskipun telah rusak kebakaran karena
disambar petir. Koloseum telah diperbaiki pada tahun 238 dan permainan gladiator berlanjut
sampai umat kristen secara berangsur-angsur menghentikan permainan tersebut karena terlalu
banyak memakan korban jiwa.
Bangunan tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai macam jenis binatang sampai pada
tahun ke 524. Dua gempa bumi pada tahun 442 dan 508 menyebabkan kerusakan yang parah
pada bangunan tersebut. Pada Abad pertengahan, Koloseum rusak sangat parah akibat gempa
bumi lagi yakni pada tahun 847 dan 1349 dan dijadikan sebagai benteng dan sebuah gereja juga
didirikan disana.
Banyak batu marmer digunakan untuk melapisi dan membangun kembali bagian-bagian
Koloseum yang telah rusak karena terbakar. Pada abad 16 dan 17, keluarga-keluarga Roman
menggunakan Koloseum sebagai tempat pengambilan batu marmer untuk konstruksi bangunan
St. Peter’s Basilica dan kediaman khusus palazzi, keluarga Roman.
Pada tahun 1749, ada sebuah bentuk dari pemeliharaan Koloseum. Paus Benediktus XIV
melarang untuk menggunakan Koloseum sebagai tempat penambangan. Pada tahun 2000 ada
sebuah protes keras di Itali dalam rangka menentang penggunaan hukuman mati untuk negara-
negara di seluruh dunia (di Italia, hukuman mati dihapuskan pada tahun 1948). Beberapa
demonstran memakai tempat di depan Koloseum. Sejak saat itu, sebagai sebuah isyarat
menentang kapitalis tersebut, penduduk lokal mengganti warna Koloseum di malam hari dari
putih menjadi emas dengan menggunakan penerangan berupa lilin dan lampu neon sampai pada
saat dimana seluruh dunia menghapuskan tindakan penghukuman mati itu.
Grand Canal Of Venice

Kanal Besar (bahasa Italia: Canal Grande [kaˌnal ˈɡrande]; bahasa Venesia: Canal Grando, pada
zaman kuno disebut Canałasso [kanaˈɰaso]) adalah sebuah terusan di kota Venesia, Italia. Kanal
ini merupakan salah satu koridor lalu lintas air utama di Venesia. Transportasi umum dilayani
oleh bus air (bahasa Italia: vaporetti; bahasa Venesia: vaporeti) dan taxi air, dan banyak
wisatawan menjelajahi kanal dengan menggunakan gondola.
Kanal ini berbentuk seperti S yang terbalik dan melalui distrik-distrik utama (sestieri) di Venesia.
Kanal ini bermula dari laguna di dekat stasiun kereta api Venezia Santa Lucia dan berakhir di
Cekungan San Marco. Panjang kanal ini tercatat sebesar 3,8 km, lebarnya 30 hingga 90 m dan
rata-rata kedalamannya sebesar lima meter (16.5 ft).
Tepi kanal ini dihiasi oleh lebih dari 170 bangunan yang sebagian besar berasal dari abad ke-13
hingga 18. Bangunan-bangunan tersebut memiliki gaya yang berbeda-beda, seperti gaya
Bizantium, Gothik, Renaisans dan Baroque. Bangunan-bangunan ini menunjukkan kekayaan dan
seni di Republik Venesia. Para bangsawan Venesia pada masa itu menghabiskan banyak uang
untuk memamerkan kekayaannya dalam bentuk palazzo. Kontes ini menunjukkan rasa bangga
warga Venesia dan ikatan mereka yang erat dengan laguna Venesia. Beberapa bangunan penting
di tepi kanal ini adalah Palazzi Barbaro, Ca' Rezzonico, Ca' d'Oro, Palazzo Dario, Ca' Foscari,
Palazzo Barbarigo dan Palazzo Venier dei Leoni yang menyimpan Koleksi Peggy Guggenheim.
Terdapat pula gereja-gereja di sepanjang kanal seperti Basilika Santa Maria della Salute.
Lalu lintas air di kanal ini pada umumnya melewati kanal ini daripada menyeberanginya,
sehingga hanya terdapat satu jembatan yang dibangun pada abad ke-19 untuk menyeberang
kanal, yaitu Jembatan Rialto. Saat ini terdapat tiga jembatan lain, yaitu Ponte degli Scalzi, Ponte
dell'Accademia, dan Ponte della Costituzione yang kontroversial
Library Of Celsus

Perpustakaan Celcus adalah salah satu bangunan paling indah di Ephesus. Dibangun pada tahun
114-117 M oleh Tiberius Julius Aquila dan dirancang oleh arsitek Romawi Vitruoya,
perpustakaan dibangun untuk memperingati ayahnya Tiberius Julius Celsus Polemaeanus,
seorang Gubernur Romawi, ibukota provinsi Asia Roma saat itu dari 105-107 Masehi. Celsus
juga pernah menjadi penasihat hukum di Roma pada tahun 92 M serta dan seorang pecinta buku
yang hebat. Perpustakaan ini dibangun untuk menyimpan 12.000 gulungan kertas.
Interiornya adalah satu ruangan besar berdimensi 10,90-16,70 meter. Ruang perpustakaan ini
terletak di atas bangunan bawah berkubah. Perpustakaan sendiri memiliki dua lantai, dengan
kolom gaya Korintus di lantai dasar dan tiga pintu masuk ke gedung. Penggunakan trik optik di
dalamnya memberikan kesan bahwa kolom di sisi fasad (muka bangunan) lebih pendek daripada
yang ada di tengah, dan juga memberikan ilusi bangunan yang berukuran lebih besar. Di depan
pintu masuk perpustakaan adalah halaman seluas 21 meter yang dilapisi marmer.
Sementara gulungan naskahnya disimpan dalam lemari (di relung) di dinding. Untuk mengurangi
kelembaban dan supaya suhu di dalam ruangan lebih stabil (mencegah kerusakan teks-teks
berharga di perpustakaan), relung kosong dibangun di dalam dindingnya. Kapasitas perpustakaan
ini lebih dari 12.000 gulungan dan menjadi perpustakaan terkaya ke-3 di zaman kuno setelah
Perpustakaan Alexandra dan Pergamus.
Taj Mahal

Taj Mahal (bahasa Urdu: ‫تاج محل‬, Hindi: ताज महल) adalah sebuah monumen yang terletak di
Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shāh Jahān, anak Jahangir, sebagai sebuah
mausoleum untuk istri Persianya, Arjumand Banu Begum, juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-
Zamani atau Mumtaz Mahal. Taj Mahal merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal.
Shah Jahan, kaisar dari Kekaisaran Mughal memiliki kekayaan yang besar selama masa
kejayaannya. Pada 1631 istri ketiganya dan merupakan istri yang paling dicintainya wafat
sewaktu melahirkan putrinya Gauhara Begum, anak ke-14 mereka.
Pada tahun 1983 Taj Mahal diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO
Taj Mahal merupakan salah satu contoh arsitektur Mughal yang terbaik dan paling canggih.
Asal-usulnya terletak pada keadaan yang beradaskan budaya dan sejarah pemerintahan kerajaan
Mughal Islam di sebagian besar India. Kaisar Mughal Shah Jahan, memerintahkan untuk
membangun mausoleum tersebut pada saat kematian istri kesayangannya Mumtaz Mahal.[1]
Arsitektur mughal adalah produk jenius inovatif yang bersumber dari India, Timurid dan bahkan
Eropa. Para seniman Mughal menafsirkan bentuk penemuan ini, baik dari segi simbolisme
maupun gaya, dengan latar belakang mereka sendiri. Namun, untuk membayangkan, sebanyak
yang dilakukan, arsitektur Mughal adalah bangunan pertama yang memanfaatkan secara
ekstensif motif asli beserta bentuk standar Islam; misalnya kubah dan lengkungan yang
merupakan warisan Indo-Islam sebelumnya.
Stonehenge

Stonehenge merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum.
Ia terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer barat laut
Salisbury. Sebagai salah satu situs yang paling terkenal di dunia, Stonehenge merupakan
lingkaran batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok tanah.
Terdapat pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu tersebut, tetapi kebanyakan
arkeolog memperkirakan bahwa bangunan tersebut didirikan antara 3.000 SM hingga 2.000 SM.
Pada tahun 2008, penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa batu pertama didirikan antara
2400 hingga 2200 SM.Sedangkan teori lain mengindikasikan bahwa batu biru (bluestone)
didirikan sekitar 3.000 SM.
Gundukan tanah dan parit berbentuk melingkar yang ada di sekitarnya, merupakan penanda
mengenai tahapan awal pembangunan monumen tersebut. Penanggalan yang didapat dari fitur
tersebut adalah sekitar 3.100 SM. Situs Stonehenge dan lingkungan di sekitarnya ditambahkan ke
dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986 bersamaan dengan Avebury
Henge.[
Stonehenge berasal dari kata Stone dan Henge. Stone berarti batu, sedangkan Henge berarti
lingkaran. Arkeolog mendefinisikan henge sebagai tembok tanah yang berbentuk melingkar dan
terdapat parit di dalamnya.
Pada awal abad ke-20, kebanyakan dari batu-batu itu tidak lagi berdiri tegak. Hal ini
kemungkinan disebabkan banyaknya wisatawan yang menaiki Stonehenge pada sekitar abad ke-
19 karena keingintahuan mereka yang besar. Semenjak itu, telah dilakukan tiga tahap renovasi
untuk menegakkan kembali batu yang miring atau terbalik, dan untuk mengembalikan batu-batu
tersebut ke tempat semula dengan teliti.

Sigiriya

Sigiriya (batu Singa) adalah benteng dan istana batu kuno yang terletak di distrik Matale, Sri
Lanka, dikelilingi oleh sisa kebun, waduk dan struktur lainnya. Merupakan destinasi wisata
populer, Sigiriya juga terkenal akan lukisan kunonya.[1] Sigiriya dibangun pada masa
pemerintahan Raja Kassapa I (477 – 495), dan merupakan salah satu dari tujuh Situs Warisan
Dunia UNESCO
Ini adalah sisa-sisa peninggalan istana kuno yang terletak di atas bukit batu. Sigiriya atau Batu
Singa, begitu sebutannya. Terletak di Matale District, Sri Lanka, dikelilingi hutan, waduk, juga
kebun. Letaknya yang unik, ditambah dengan pemandangan menakjubkan, membuat Sigiriya
banyak dikunjungi wisatawan. Melihat dari udara, Sigiriya seperti lukisan kuno yang
mengingatkan orang pada Ajanta Caves di India.
Sigiriya dibangun pada masas pemerintahan Raja Kassapa I yang memerintah dari 477-495 AD.
Tempat ini adalah satu dari tujuh peninggalan kuno yang dimiliki Sri Langka. Diduga, Sirigiya
didiami sejak masa pra-sejarah. Lalu, pada abad ke-5 BC, tempat ini dipakai sebagai biara.
Leptis Magna

Leptis Magna,(bahasa Arab: ‫ده‬x‫ )لب‬juga dikenal sebagai Lectis Magna (kadang-kadang Lepcis
Magna), juga disebut Lpqy atau Neapolis, adalah kota utama pada masa Kekaisaran Romawi.
Reruntuhannya berada di Al Khums, Libya, 130 km di timur Tripoli, pada pantai di mana Wadi
Lebda bertemu lautan. Leptis Magna merupakan salah satu reruntuhan Romawi paling
spektakuler dan tak terjamah di Laut Tengah.
Di antara kota-kota terindah peninggalan Kekaisaran Romawi, Leptis Magna adalah satu situs
yang terbengkalai dan dijauhi oleh turis setelah satu dekade di masa perang. Belakangan
sejumlah pihak melihat potensinya untuk dilahirkan kembali. Hanya segelintir pengunjung yang
hampir kesemuanya warga Libya berkunjung tanpa harus antre di pintu masuk diantara
reruntuhan megah di Situs Warisan Dunia UNESCO itu. Abdessalam Oueba (60), pemerhati
sejarah yang mengunjungi tempat tersebut, menuturkan bahwa mengunjungi bekas pos terdepan
Romawi di pantai selatan Mediterania ini layaknya menempuh perjalanan melintasi masa lalu
dan menyelam ke dalam sejarah. Kota yang dibangun bangsa Fenisia dan kemudian ditaklukkan
oleh Roma ini adalah tempat kelahiran Kaisar Septimius Severus yang berkuasa dari tahun 193
hingga 211 M. Kaisar ini melancarkan ekspansi militer di seluruh Eropa dan ke Irak modern
sebelum meninggal di York, Inggris, jauh dari kampung halaman tempat ia mencurahkan
hidupnya.
Reruntuhan yang berdiri kokoh di lereng bukit dengan pemandangan Mediterania yang
memukau itu terpelihara dengan baik termasuk basilika besar, arena pacuan kuda, dan teater
yang dapat menampung hingga 15.000 penonton di teras melengkung yang menghadap ke laut.
Tower Of Hercules

Menara Hercules (Bahasa Galisia dan Spanyol: Torre de Hércules) adalah sebuah mercusuar
Romawi kuno di semenanjung sekitar 2,4 kilometer (1,5 mi) dari pusat A Coruña, Galisia, di
barat laut Spanyol. Sampai abad ke-20, menara itu sendiri dikenal sebagai "Farum Brigantium".
Kata bahasa Latin farum berasal dari bahasa Yunani pharos untuk Mercusuar Alexandria.
Menara ini memiliki tinggi 55 meter (180 ft) dan menghadap pantai Atlantik Utara Spanyol.
Strukturnya, berusia hampir 1900 tahun dan direhabilitasi pada tahun 1791, ini adalah yang
mercusuar Romawi tertua yang digunakan saat ini. Di sini terdapat sebuah taman patung yang
menampilkan karya-karya Pablo Serrano dan Francisco Leiro.
Menara Hercules adalah Monumen Nasional Spanyol, dan sejak 27 Juni 2009, telah menjadi
Situs Warisan Dunia UNESCO.Ini adalah mercusuar tertinggi kedua di Spanyol, setelah Faro de
Chipiona
Mercusuar arsitektur Romawi di La Coruna di Spanyol barat laut. Dipercaya bahwa menara
Hercules dimodelkan di mercusuar besar Alexandria. Meskipun sudah lama diabaikan,
mercusuar dari satu-satunya era Romawi di dunia, yang diperbaharui perdagangan laut menjadi
aktif di abad ke-18. Menara setinggi 55 m berdiri di sebuah tanjung setinggi 57 m di atas
permukaan laut dan sekarang digunakan sebagai mercusuar aktif untuk menavigasi Atlantik
dengan aman. Terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia 2009.

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Lawang_Sewu
https://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur
https://en.wikipedia.org/wiki/Taman_Sari_%28Yogyakarta%29
https://id.wikipedia.org/wiki/Tirta_Gangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Fort_Rotterdam#/media/Berkas:Fort_Rotterdam_nama.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Komodo
https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Maimun
https://id.wikipedia.org/wiki/Akropolis_Athena
https://en.wikipedia.org/wiki/Great_Pyramid_of_Giza
https://ms.wikipedia.org/wiki/Machu_Picchu#/media/Fail:80_-_Machu_Picchu_-_Juin_2009_-
_edit.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Petra
https://id.wikipedia.org/wiki/Tikal
https://id.wikipedia.org/wiki/Koloseum
https://en.wikipedia.org/wiki/Grand_Canal_(Venice)
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan_Celsus
https://id.wikipedia.org/wiki/Taj_Mahal
https://id.wikipedia.org/wiki/Stonehenge
https://id.wikipedia.org/wiki/Sigiriya#/media/Berkas:Sigiriya.jpg
https://id.wikipedia.org/wiki/Leptis_Magna#:~:text=Dari%20Wikipedia%20bahasa
%20Indonesia%2C%20ensiklopedia%20bebas%20Leptis%20Magna%2C,pada%20pantai%20di
%20mana%20Wadi%20Lebda%20bertemu%20lautan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Hercules

Anda mungkin juga menyukai