Disusun oleh:
Firah Ananda
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Lepasnya Timor Leste Dari Indonesia Pada Masa Pemerintahan
BJ.HABIBIE” dapat tersusun hingga selesai.
Penyusunan makalah yang berjudul “Lepasnya Timor Leste Dari Indonesia Pada Masa
Pemerintahan BJ.HABIBIE” ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
sejarah Indonesia. Selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang hal yang melatarbelakangi dari peristiwa lepasnya Timor Leste dari
Indonesia.
Dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan baik dalam hal penulisan maupun isi dari makalah yang berjudul “Lepasnya Timor
Leste Dari Indonesia Pada Masa Pemerintahan BJ.HABIBIE” ini. Semoga apa yang sudah
tertuang dalam makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998 sebagai salah satu
presiden terlama di dunia ketika ditetapkan oleh MPR untuk masa jabatan yang ke -7
pada tanggal 11 Maret 1998. Tetapi setelah dua bulan jabatan ke-7 Soeharto rezim orde
baru runtuh.
Soeharto yang selama 32 tahun memanipulasi eksistensi DPR dan MPR untuk
mengkokohkan kekuasaaanya akhirnya dilengserkan oleh lembaga yang sama pula ,
lewat pernyataan pers tanggal 18 Mei 1998 oleh ketua DPR Harmoko yang didampingi
Ismai Hasan Meutareum , Fatimah Achmad dan utusan daerah di depan wartawan dan
mahasiswa menyampaikan pernyataan bahwa “ Demi kemakmuran persatuan dan
kesatuan bangsa pimpinan dewan baik ketua maupun wakil-wakilnya mengharapkan agar
presiden secara arif dan bijaksana mengundurkan diri dari jabatannya ”.
Penolakan ini melemahkan posisi Soeharto sebagai presiden karena dukungan untuk
membentuk komite reformasi gagal ditambah lagi banyak desakan yang menganjurkan
presiden untuk mundur dan berhenti. Pada pagi harinya 21 Mei 1998 pukul 09.05 yang
dihadiri Menhankam , Mensesneg , Menteri Penerangan , Menteri Kehakiman dan
Wapres B.J. Habibie beserta pimpinan Mahkamah Agung , ketua DPR , Sekjen DPR
dihadapan wartawan dalam dan luar negeri presiden Soeharto menyampaikan
pengunduran dirinya. Setelahnya wakil presiden B.J. Habibie langsung dilantik sebgai
presiden menggantikan Soeharto dan diangkat sumpahnya menjadi presiden RI ke-3
dihadapan pimpinan MA. Peristiwa ini disambut baik oleh masyarakat terutama para
mahasiswa yang berada di gedung MPR maupun DPR dan rezim kekuasaan orde baru
Soeharto resmi diruntuhkan dan era reformasi dimulai di bahwah pemerintahan B.J.
Habibie.
Gerakan reformasi dilakukan sebagai bentuk ungkapan kekecewaan yang dirasakan oleh
rakyat Indonesia dan dilakukan pada saat terjadi krisis multidimensi di Indonesia. Dengan
momentum reformasi itu persoalan status Timor Timur yang sudah ada pada masa
pemerintahan Soeharto menarik perhatian PBB dan masyarakat Internasional diharapkan
memperoleh kejelasan. Tetapi pada akhirnya masalah status Timor Timur akhirnya lepas
dari wilayah NKRI.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang diatas adalah :
3.1.Kesimpulan
Dalam pelaksanaannya, politik luar negeri Indonesia dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yang berkembang sesuai dengan dinamika yang terjadi. Dinamika kondisi internal di
Indonesia yang berpengaruh besar terhadap arah pelaksanaan politik luar negeri Indonesia antara
lain ditandai dengan krisis ekonomi yang parah, di mana krisis ini dengan segera menjadi pemicu
berbagai aksi unjuk rasa masyarakat, kerusuhan sosial, krisis kepercayaan, serta maraknya
gerakan-gerakan separatis di Indonesia yang berujung pada proses disintegrasi seperti yang
terjadi pada kasus Timor Timur. Adanya perubahan dinamika kondisi internal tersebut telah
memaksa pemerintah untuk menyesuaikan politik luar negerinya sesuai dengan tuntutan zaman
bagi kepentingan nasional. Situasi sosial politik dan keamanan serta masalah ekonomi di tanah
air juga menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan politik luar negeri. Gerakan separatis
yang mengarah pada pemisahan diri atau disintegrasi dari Indonesia harus dicermati agar pintu
masuknya penjajah dalam rangka mengendalikan Indonesia dapat ditutup rapat-rapat. Dan jika
dilihat pada kasus Timor Timur, terdapat upaya internasionalisasi konflik domestik yang pada
akhirnya mengokohkan intervensi Negara-Negara asing untuk memisahkan wilayah konflik
tersebut dari induknya, Indonesia. Sehingga di sini, politik luar negeri Indonesia ditujukan untuk
menjaga kekuatan Indonesia, persatuan bangsa, serta stabilitas nasional.
DAFTAR PUSAKA
http://yanthie95.blogspot.com/2013/12/makalah-permasalahan-timor-timur.html
http://www.mabesad.mil.id/artikel/170706timor.htm
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/11/16/brk,20081116-146219,id.html
http://www.unhchr.ch/huridocda/huridoca…341dfcda5b802567ef003d3101?OpenDocument