Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Orde Baru
Disusun Oleh
Puji serta rasa syukur kita kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Integrasi Timor Timur ke NKRI” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Sejarah Orde Baru. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang sejarah Maroko bagi para pembaca dan juga
bagi penyusun.
Penyusun pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan ini, sehingga penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari, makalah yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penyusun nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan …………………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Timor Timur atau yang sekarang dikenal dengan negara Democratic Republik Timor
Leste merupakan daerah bekas jajahan Portugis. Selain itu daeah tersebut pernah menjadi
bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disebut daerah tingkat satu
Timor Timur. Timor Timur mempunyai hubungan sejarah yang erat dengan Indonesia.
Sebelum kedatangan bangsa Posrtugis, wilayah Timor Timur berada dalam pengaruh
kekuasaan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang menjadikannya bagian dari Nusantara.
Pada saat itu orang Indonesia menyebutnya dengan Nusa Tenggara atau Sunda Kecil.
Perjalanan sejarah Timor Timur sengatlah panjang. Pada tahun 1642, Portugis mulai
melakukan proses kolonisasi di Timor Timur dengan meruntuhkan pusat kerajaannya, mulai
memperluas pengaruh politiknya serta memonopoli perdagangan di wilayah daerah pantai
tanpa masuk ke pedalaman. Penerapan system kolonialisme Portugis terhadap Timor Timur
ini lebih didorong faktor tantangan yang datang dari Belanda, dimana Belanda hampir
menguasai seluruh pulau di Nusantara termasuk wilayah Timor yang pada akhirnya wilayah
Timor ini terbagi atas dua bagian yaitu wilayah Timor bagian Barat yang dikuasai Belanda
dan wilayah Timor Timur yang dikuasai oleh Portugis.
Proses kolonisasi Portugis terhadap Timor Timur berlangsung lama, bahkan setelah
Indonesia merdeka dari Belanda dan Jepang tahun 1945, Timor Timur belum juga merdeka.
Baru pada tahun 1974 masalah Timor Timur muncul dalam perkembangan politik global. Hal
tersebut akibat dari revolusi bunga atau revolusi anyelir yang terjadi di Lisabon Portugis.
Dampak dari revolusi bunga tersebut turut memengaruhi sikap Portugis terhadap daerah
jajahan. Sikap Portugis tersebut adalah dekolonisasi terhadap daerah jajahannya termasuk
Timor Timur.
Kebiijakan Portugis tersebut untuk melakukan referendum disambut baik Timor Timur
dengan dibentuknya beberapa partai politik. Namun di dalam pelaksanaannya referendum ini
mengalami kegagalan sehingga pada saat itu Portugis mengajak partai-partai berudning di
Macau. Pada saat itu partai Fretilin tidak hadir, namun perundingan tetap dilaksanakan dan
1
semua sepakat untuk mendirikan pemerintahan sementara Timor Timur sampai pada
kemerdekaannya. Pada tanggal 28 November 1975, Fretilin memproklamsikan kemerdekaan
Timor Timur sebagai wujud ketidaksepakatannya pada hasil perundingan yang diadakan di
Macau. Tindakan Fretilin itu dibalas oleh partai U.D.T, Apodeti, KOTA, dan Trabalhista
keesokan harinya. Mereka memproklamasikan bahwa Timor Timur menjadi bagian dari
Republik Indonesia yang dikenal dengan deklarasi Balibo. Kedua proklamasi tersebuuut
membawa Timor Timur kepada perang saudara yang memaksa pemerintah Indonesia untuk
ikut campur dalam menyelesaikan masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Timor Timur merupakan sebuah daerah yang berada di jajaran kepulauan Nusa
Tenggara dan merupakan bekas jajahan Portugis pada tahun 1642, hingga kemudian menjadi
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tahun 1976 menjadi provinsi ke
27 pada masa pemerintahan Soeharto. Bergabungnya Timor Timur ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia secara resmi telah disahkan oleh Undang-undang No.7 tahun
1976 tentang penyatuan ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pembentukan
Provinsi Daerah Tingkat 1 Timor Timur.
Proses integrasi Timor Timur ke NKRI tidak berlangsung singkat, dimulai pada tahun
1974 Timor Timur mulai mengalami masalah akibat dari revolusi bunga atau revolusi anyelir
yang terjadi di Lisabon Portugal. Adapun proses dari Integrasi Timuor Timur ke NKRI
adalah sebagai berikut.
Pada tahun 1642 Portugis mulai melakukan kolonialisasi di Timor Timur. Portugis
berkuasa di Timor Timur sangat lama hingga tahun 1974, kekuasaan Portugis mulai runtuh
akibat terjadinya Revolusi Bunga di Lisabon, Portugal. Revolusi Bunga dipelopori oleh
perwira muda yang tergabung dalam Movimento das Forcas Armadas (MFA) atau Gerakan
Angkatan Bersenjata.1 Gerakan tersebut di dipimpin oleh Major Antoino Spinola yang
menyebabkan jatuhnya kekeuasaan sebelumnya yaitu Salazar, kemudian Spinola diangkat
menjadi Presiden oleh Movemento Forcas Armadas (MFA) dengan dua program politiknya
yaitu gagasan tentang demokratisasi dan dekolonialisasi.2
1
Zacky Anwar dkk, Hari-Hari Terakhir Timor Timur: Sebuah Kesaksian. (Jakarta: PT. Sportif Media
Informasindo, 2003), hlm. 22.
2
P. Gregor Neonbansu, Peta Politik dan Dinamika Pembangunan Timor Timur, (Jakarta: Yanense Mitra Sejati,
1997), hlm. 40.
3
Setelah Revolusi Bunga tersebut pemerintah mengumumkan bahwa kepada Timor
Timur diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri, hak tersebut diberikan melalui proses
dekolonisasi yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Portugal yang baru.3
Kebijakan Portugis tersebut disambut baik oleh rakyat dengan dibentuknya partai-partai
politik yang mempunyai ideologi yang berbeda-beda. Partai-partai tersebut adalah : Pertama,
UDT (Unio Democratica de Timor Timurense/Uni Demokrasi Rakyat Timor Timur). Kedua,
Fretilin (Fretilin Revolucioner de Timor Timur Leste Independence/front revolusioner untuk
kemerdekaan rakyat Timor Timur). Ketiga, Apodeti (Associaco Populer Democratica de
Timor Timurense/Asosiasi Rakyat Timor Timur Demokrat).4
Partai UDT menginginkan kemerdekaan Timor Timur yang diraih secara bertahap,
partai Fertilin ini menginginkan terwujudnya kemerdekaan di Timor Timur dengan cepat dan
Partai Apodeti partai ini sudah secara tegas menginginkan untuk berintegrasi, dan dengan
Indonesia. Masing-masing partai berlomba-lomba untuk mencari dukungan rakyat yang akan
menentukan kemenangan mereka dalam pemilihan umum tahun 1975, seseuai dengan janji
dari pemerintahan Portugal.5
Dengan begitu partai-partai politik tersebut akan melakukan referendum yang sudah
diagendakan. Referendum tersebut meliputi tiga pilihan yaitu: Pertama, menjadi daerah
otonomi dalam federasi dengan Portugal. Kedua, menjadi negara bebas dan merdeka. Ketiga,
berintegrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.6
3
Avelino. M. Coelho, Dua Kali Merdeka Esei Sejarah Politik Timor Leste, (Yogyakarta: Djaman Baroe, 2012),
hlm. 2.
4
ETAN, (2006), hlm. 16.
5
E. M. Tomodok, Hari-Hari Akhir Timor Portugis, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1994), hlm. 106.
6
Departemen Luar Negeri RI, 1982, hlm. 41.
4
partai Fretilin tidak hadir. Perundingan tetap berlangsung dan semua sepakat untuk
mendirikan pemerintahan sementara Timor Timur sampai pada kemerdekaannya.
1. Operasi Komodo
Berbagai upaya diplomasi telah dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di
Timor Timur oleh beberapa negara dan tokoh-tokoh politik. Upaya untuk mencari jalan
keluar ini tidak kunjung membuahkan hasil yang baik. Pergolakan di Timor Timur semakin
menjadi dengan adanya perang saudara yang dimulai dengan kudeta oleh UDT (Uniao
Democratica Timorense). Indonesia kemudian melakukan operasi intelijan dengan sandi
Operasi Komodo. Aktivitas kepentingan integrasi lebih banyak dilaksanakan oleh Badan
Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) dalam Operasi Komodo ini yang bertujuan untuk
mengamankan daerah yang dianggap rawan dan membahayakan keamanan nasional.7
Setelah Operasi Bunga di Portugal terjadi dan bermunculan berbagai parta di Timor
Timur. Ali Moertopo pada saat itu menggelar Operasi Intelijen yang dengan nama sandi
“Komodo”. Para agen tak lagi sekedar mengumpulkan informasi, tapi juga menyiapkan
Timor Timur agar bisa bergabung dengan Indonesia melalui jejak pendapat damai. Hal ini
seperti dilakukan dalam persiapan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Papua yang
dianggap sukses. Operasi Komodo menu8
5
masyarakat di wilayah Timor Timur dinilai kurang memuaskan dan ia menginginkan operasi
militer segera diberlakukan. Ia awalnya menggelar operasi Flamboyan, yang bertujuan
mempersenjatai, melatih, dan memobilisasi orang Timor di perbatasan tanpa perlu
menerjunkan pasukan.9 Tetapi para petinggi Kementerian Pertahanan dan Markas ABRI
mempunyai cara tersendiri untuk menyelesaikan hal tersebut.
2. Operasi Seroja
6
berintegrasi dengan Indonesia melakukan perlawanan untuk membebaskan Timur-Timur dari
Fretilin. Setelah masuknya Timor-Timur ke Indonesia pada 17 Juli 1976 dan dijadikan
sebuah Provinsi oleh Presiden Soeharto dengan nama Provinsi Timor-Timur. Disisi lain
akibat dari membelotnya beberapa partai besar di Timor-Timur, hal ini tidak membuat
Fretilin mengalami kemunduruan semangat. Karena bagi Fretilin selama masih ada pemimpin
yang berjuang bersama mereka, maka semangat mereka tidak akan mereda. Setelah gagalnya
Fretilin dalam membendung serangan militer Indonesia Fretilin mengganti strategi mereka
yang sebelumnya bersifat terbuka sekarang menjadi tertutup dengan Strategi Gerilya.12
Nanggala XIII sudah berada di Dili sejak tertanggal 20 Oktober 1976 dengan pesawat
AURI Hercules C-1313. Misi utama yang harus dilakukan oleh Nanggala XIII adalah
menghancurkan GPK yang menamai dirinya sebagai “Republic Democration de Timor
Leste”. Sub misi dari penugasan Nanggala XIII ini lebih mengarah untuk mencari tau
pemimpin-pemimpin dari GPK. Operasi yang dilakukan Nanggala XIII ini dilakukan untuk
mencari tau keberadaan dari Presiden Fretilin beserta jajarannya. Operasi tersebut selesai
12
Dwi Surya Arifian, “PERAN KOMANDO PASUKAN SANDHI YUDHA (KOPASSANDHA) DALAM OPERASI SEROJA
DI TIMOR-TIMUR PADA TAHUN 1976-1979”, AVATRA Vol. 6 No. 4, 2018, hlm. 4.
13
Dwi Surya Arifian, “PERAN KOMANDO PASUKAN SANDHI YUDHA (KOPASSANDHA) DALAM OPERASI SEROJA
DI TIMOR-TIMUR PADA TAHUN 1976-1979”, AVATRA Vol. 6 No. 4, 2018, hlm. 5.
7
sampai operasi ke 16 setelah jatuhnya Laraun pada 2 Maret dan menangkap informan dari
Fretilin yaitu Antonio dan Armindo. 14
Kemudian pelaksanaan Tugas Nanggala XXVIII, XXIX, dan XXX dengan perintah
operasi ini berfokus pada pemburuan pemimpin Fretilin. Pada pelaksanaan Operasi
pemburuan ini dilakukan setelah didapatkan informasi-informasi yang didapat oleh
Nanggala-Nanggala sebelumnya yaitu informasi tentang posisi dari pemimpin dari
GPK/Fretilin. Pokok operasi pasca seroja yang dilakukan oleh Nanggala XXVIII, XXIX, dan
XXX guna melaksanakan Operasi Intelijen Penggalangan, Pendektesian, Penyergapan dan
mengadakan pengejaran-pengejaran apabila dipandang perlu serta penangkapan tokoh-tokoh
GPK, di dapatkan informasi oleh intelijen pada 23 Desember 1978 bahwasannya pemimpin
Fretilin yaitu Nicolau Lobato bergerak ke arah selatan tepatnya di pegunungan Maubisse
yang terletak 50 Km di bagian selatan Dili. Operasi Tempur berlangsung sampai pagi hari
karena Nicolau Lobato menolak untuk menyerah padahal seluruh tepat pelariannya sudah di
blokir oleh pasukan gabungan Kopassandha dan satuan lainnya. Baku tembak yang terjadi
selama semalam berakhir pada tanggal 31 Desember 1978 pukul 11.45 dengan tewasnya
Nicolau Lobato yang tertembak di bagian perut. Pasca kematian Nicolau Lobato perlawanan
bersenjata Fretilin mulai menurun dan mudah di kalahkan. 15
Sejak tahun 1947 terjadi perang dingin diantara negara adikuasa seperti Amerika dan
Uni Soviet yang menyebar luaskan faham liberal dan komunis maka berdampak kepada
negara lainnya termasuk Indonesia sebagai negara Non Blok. Soeharto tidak tertarik untuk
14
Dwi Surya Arifian, “PERAN KOMANDO PASUKAN SANDHI YUDHA (KOPASSANDHA) DALAM OPERASI SEROJA
DI TIMOR-TIMUR PADA TAHUN 1976-1979”, AVATRA Vol. 6 No. 4, 2018, hlm. 6.
15
Dwi Surya Arifian, “PERAN KOMANDO PASUKAN SANDHI YUDHA (KOPASSANDHA) DALAM OPERASI SEROJA
DI TIMOR-TIMUR PADA TAHUN 1976-1979”, AVATRA Vol. 6 No. 4, 2018, hlm. 6.
16
Kolonel Inf Widjdan Hamam dkk, Sejarah TNI AD 1974-1975, (Jakarta: Dinas Pembinaan Mental Angkatan
Darat, 2005), hlm. 153.
8
mengambil wilayah Timor Timur tapi setelah kemenangan partai Fretilin maka terjadi
kekhawatiran terhadap pencaplokan wilayah sampai kedaulatan Indonesia. Jadi bisa
dikatakan bahwa penyerangan yang dilakukan oleh Indonesia terhadap Timor Timur kala itu
karena adanya kekhawatiran mengenai kedaulatan maka Soeharto terlebih dahulu mencaplok
wilayah Timor Timur.
Adam malik dengan posisi jabatan sebagai Menteri Luarnegeri segera mengundang 8
dubes negara yang memiliki aspek kedekatan dengan Indonesia salah satunya Amerika yang
di wakili Menlu AS Henry Kissinger. Dalam pertemuan tersebut membahas tentang bahaya
nya keadaan Timor bagi Indonesia, “ AS tidak mengakui pernyataan kemerdekaan secara
sefihak oleh Fretilin” Kissinger, (Jumpa pers dalam, Data Tempo 2020: 62 ).17
Di bawah kekuasaan Carter, Amerika Serikat memberikan dana lebih dari $250 juta
untuk mendukung militer Indonesia menyerang Timor Timur antara 1975 sampai 1979. Hal
ini ada kesinambungan dengan yang diberitakan dalam Tribunnews.com bahwa “terungkap
bagaimana Ford dan Kissinger bertanggungjawab atas kekejaman yang dilakukan oleh
kediktatoran militer Indonesia terhadap Timor Leste”.
kabar berita Para pejabat pemerintahan Clinton dalam sebuah laporan yang
diterbitkan oleh New York Times telah mengatakan bahwa Soeharto adalah pemimpin yang
membatasi peraturan ekonomi Indonesia dan membuka kran Indonesia bagi investor asing .
Komisi menemukan bukti dokumenter bahwa Amerika mengetehaui rencana mengenai penyerangan
dan pencaplokan wilayah Timor oleh Indonesia akan tetapi Amerika mendukukungnya dikarenakan
17
Analisa Tempo. 2020. Timor Leste dan Detik-detik Pasukan Indonesia Memasuki Timor
Timur. Tempo publishing
18
Fiman., T. (2019). 30 Agustus 1999 Referendum Timor Leste: Jalan Panjang Kemerdekaan
Sebuah Bangsa. Tirto.id. https://tirto.id/referendum-timor-leste-jalan-panjang-kemerdekaan-
sebuah-bangsa-bFyB [diAkses] pada 22 oktober 2020.
9
motivasi untuk mempertahankan hubungan baik dengan pemerintah Indonesia atas rezim yang
bersifat Antikomunis sehingga dipandang sebagai basis penting untuk pencegahan faham
komunisme. Dengan bantuan tersebut, mobilisasi dalam skala besar pasukan militer Indonesia
dilakukan mengarah ke kota Dili Timor Timur. Ratusan perajurit militer udara menyerang kota Dili
sehingga terlibat kontak senjata secara langsung dengan pasukan militer Fretilin yang disebut Falintil.
Tak hanya melalui udara, kapal perang yang membawa pasukan untuk segera menyerbu daratan.
19
Falintil menderita kekalahan. Malam harinya, pasukan Indonesia telah merebut kota Dili.
Nasib pasukan Fretilin yang kalah jumlah mendesaknya untuk masuk hutan dan pegunungan.
Dengan tetap melawan, taktik pertempuran gerilya mereka terapkan. Serangan tentara Indonesia
berlangsung sangat brutal menembaki warga sipil dan apa saja yang ditemuinya. Deretan kekerasan
brutal terjadi di bumi Lorosae terhitung sejak invasi pertama 1975 sampai 1999. Termasuk
pembantaian Santa Cruz terhadap ratusan pemuda yang berdemo damai membentangkan bendera
Fretilin meneriakkan pro-kemerdekaan: 250 pemuda tewas diberondong tembakan oleh tentara
Indonesia.
Terhitung mulai 17 Juli 1976, Propaganda pemerintah Indonesia dilakukan dengan mengenalkan
wilayah Timor Timur sebagai provinsi ke-27. Pemahaman ini segera diajarkan di sekolah-sekolah dan
seluruh siaran nasional. Indonesia menempatkan para nasionalis Timor Timur sebagai pemberontak
dan separatis yang harus ditumpas.20
19
Komisi Cavr. 2010. Chega ! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi
(Cavr) di Timor-Leste. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Pos-Kupang. 2020. Timor Leste dan Indonesia Punya Sejarah Kelam Dokumen Rahasia Amerika Serikat
20
10
D. Dampak Integrasi Timor Timur ke NKRI
1. Bidang Sosial
2. Bidang Politik
21
Marpaung, Hendracaroko. 2009. Timor Timur Menyerang Indonesia. Yogyakarta:
Galangpress.
22
Aimanuha, Mohammad Eldy. 2015. Petimbangan Indonesia dalam memberika
referendum kepada Timir Timur pada yahun 1999 pada era BJ Habibie . Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
23
Coelho, Avelio M. 2012. Dua kali Merdeka Essei Sejarah Politik Timor Leste.
Yogyakarta: Djaman Baroe.
11
Selain itu sistem birokrasi baru diterapkan di Timor Timur, yaitu pejabat pemerintah
berasal dari kalangan politisi. Hal ini jelas berbeda denga birokrasi pada jaman Portugis
dimana Paus adalah pemegang kewenangan tertinggi di wilayah Timor Timur. Dengan
diubahnya kebijakan ini seringkali pejabat pemerintah cenderung tidak dipatuhi dan tidak
disegani, hal ini juga dikarenakan mayoritas penduduk asli Timor Timur itu beragama
Nasrani yang menjadikan perkatakan Paus sebagai pedoman bagi kehidupan mereka.
(Marpaung, Hendracaroko 2009:50)24
3. Bidang Infrasutrukur
Semenjak Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia, banyak pedagang dari Sumatera
dan Jawa yang datang untuk berdagang di Timor Timur (Madjiah, Lela, 2002: 105). Bahan
makanan di Timor Timur sebagian besar berasal dai Nusa Tenggara, hal ini dikarenakan
24
Marpaung, Hendracaroko. 2009. Timor Timur Menyerang Indonesia. Yogyakarta:
Galangpress.
26
Madjiah, Lela E. 2002. Timor Timur perginya si Anak Hilang. Jakarta: Antara Pustaka.
27
Kuntari, CM Rien. 2008. Timor Timur Satu Menit Terakhir – Catatan Seorang
Wartawan. Bandung: Mizan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Integrasi Timor Timur adalah suatu peristiwa bersatunya Timor Timur dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dimana pada saat itu Timor Timur ini adalah bagian
dari wilayah jajahan Portugis, namun dikarenakan Portugis sedang dalam masa Revolusi
bunga akhirnya Timor Timur ditinggalkan oleh Portugis, hal ini menyebabkan kekosongan
kekuasaan pada Timor Timur. Akhirnya Portugis pun memberikan kesempatan kepada Timor
Timor untuk membentuk partai-partai yang mana nantinya partai-partai inilah yang
menyebabkan terjadinya integrasi Timor Timur ke Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang diakibatkan oleh perbedaan pendapat antara ke tiga partai yang ada di Timor
Timur. Partai-partai itu akhirnya menjadi dua bagian dimana partai fretelin yang merupakan
partai terbesar lebih memilih untuk mendirikan pemerintahan Timor Timur sedangkan ke dua
partai yang lain memilih bergabung dengan pemerintah Indonesia. Hal inilah yang
menyebabkan adanya perang saudara di Timor Timur dan hal ini juga yang menyeret
Indonesia harus ikut dalam perang saudara tersebut.
14
Daftar Pustaka:
Coelho, Avelio M. 2012. Dua kali Merdeka Essei Sejarah Politik Timor Leste. Yogyakarta:
Djaman Baroe.
Kuntari, CM Rien. 2008. Timor Timur Satu Menit Terakhir – Catatan Seorang Wartawan.
Bandung: Mizan.
Madjiah, Lela E. 2002. Timor Timur perginya si Anak Hilang. Jakarta: Antara Pustaka.
Hardiyani, Nila Tri. 2013. Dinamika hubungan Indonesia – Australia Pasca Berintegrasinya
Timor Timur ke Wilayah Indonesia. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto
diakses tanggal 19 Oktober 2020 dari: http://repository.ump.ac.id/6619/2/BAB
%20I_NILA%20TRI%20HARDIYAANI_SEJARAH%2714.pdf
Zacky Anwar dkk, Hari-Hari Terakhir Timor Timur: Sebuah Kesaksian. (Jakarta: PT. Sportif
Media Informasindo, 2003), hlm. 22.
P. Gregor Neonbansu, Peta Politik dan Dinamika Pembangunan Timor Timur, (Jakarta:
Yanense Mitra Sejati, 1997), hlm. 40.
Avelino. M. Coelho, Dua Kali Merdeka Esei Sejarah Politik Timor Leste, (Yogyakarta:
Djaman Baroe, 2012), hlm. 2.
E. M. Tomodok, Hari-Hari Akhir Timor Portugis, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1994), hlm.
106.
Dwi Surya Arifian. 2018. Peran Komando Pasukan Sandhi Yudha (KOPASSANDHA) dalam
Operasi Seroja di Timor-Timur pada tahun 1976-1979. Jurnal Avatara (UNESA).
Vol. 6 No. 4. Diakses dari: https://core.ac.uk/download/pdf/230698849.pdf [21
Oktober 2020]
Etri Ratnasari. 2014. Operasi Seroja 1975-1978 di Timor Timur: Kajian tentang ABRI-AD
(Skripsi). Yogyakarta: UNY. Diakses dari: https://eprints.uny.ac.id/18408/ [21
Oktober 2020]
Hamam, dkk. (2005). Sejarah TNI AD 1974-1975. Jakarta: Dinas Pembinaan Mental
Angkatan Darat.
Pour, Julius. (1993). Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan. Jakarta: Yayasan
Kejuangan Panglima Besar Sudirman.
Pusat Data dan Analis Tempo. (2019). TNI: Kisah Intelijen TNI dalam beberapa Palagan
Sejarah Indonesia. Jakarta: Tempo Publishing..
Totok Hastihartono. (1992). Integrasi Timor-Timur dalam Perspektif Konsepsi Politik Luar
Negeri Republik Indonesia ( Skripsi). Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Analisa Tempo. 2020. Timor Leste dan Detik-detik Pasukan Indonesia Memasuki Timor Timur.
Tempo publishing
Komisi Cavr. 2010. Chega ! Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (Cavr) di
Timor-Leste. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Fiman., T. (2019). 30 Agustus 1999 Referendum Timor Leste: Jalan Panjang Kemerdekaan Sebuah
Bangsa. Tirto.id. https://tirto.id/referendum-timor-leste-jalan-panjang-kemerdekaan-sebuah-
bangsa-bFyB [diAkses] pada 22 oktober 2020.
Pos-Kupang. 2020. Timor Leste dan Indonesia Punya Sejarah Kelam Dokumen Rahasia Amerika
Serikat Bocor, Sebut Soeharto?. Tribunnews.com
https://kupang.tribunnews.com/2020/10/02/timor-leste-dan-indonesia-punya-sejarah-
kelam-dokumen-rahasia-amerika-serikat-bocor-sebut-soeharto [diakses] pada 22
oktober 2020.