Anda di halaman 1dari 17

Mata kuliah Dosen pembimbing

SIAT dan Tamaddun Melayu Bambang Supardi, M.Pd.I

Sejarah Perkembangan Islam di Timor Leste

Disusun oleh:
Kelompok 10
Ade Mezyantara (11551101865)
Ardi Prima (11651101254)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul “Sejarah Perkembangan Islam di Timor Leste“ pada mata kuliah Sejarah
Islam Asia Tenggara dan Tamadun melayu.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih banyak kepada Dosen kami bapak Bambang Supardi, M.Pd.I yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.

Pekanbaru, 11 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Sejarah Negara Timor Leste ........................................................................... 3
2.2 Sejarah dan Masuknya Islam Ke Timor Leste ............................................... 4
2.2.1 Awal Masuknya Islam............................................................................. 4
2.2.2 Pengaruh Penjajahan Portugal................................................................. 6
2.2.3 Kedatangan muslim Indonesia dan masa integrasi dengan Indonesia .... 6
2.3 Dinamika Islam di Timor Leste ...................................................................... 7
2.4 Lembaga Islam di Timor Leste ...................................................................... 7
2.4.1 CENCISTIL ............................................................................................ 7
2.5 Perkembangan Muallaf................................................................................... 9
2.6 Bukti Sejarah Islam di Timor Leste ............................................................... 9
2.6.1 Masjid An-Nur Dili ................................................................................. 9
2.6.2 Masjid Amal .......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka......................................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Asia tenggara adalah sebutan untuk wilayah daratan Asia bagian timur yang
terdiri dari jazirah Indo-Cina dan kepulauan yang banyak serta terlingkupi dalam
Negara Indonesia dan Timor Leste. Melihat sejarah masa lalu, terlihat bahwa Islam
bukanlah agama pertama yang tumbuh pesat, akan tetapi Islam masuk ke lapisan
masyarakat yang waktu itu telah memiliki peradaban, budaya, dan agama.
Timor Leste dahulu adalah salah satu Provinsi di Indonesia, Timor Leste secara
resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya, negara ini bernama Timor
Leste dan setelah menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama
Portugis yaitu Timor Leste sebagai nama resmi negara mereka. Meski dari dulu di
daerah ini umat Islam menjadi minoritas, saat masih menjadi bagian Indonesia, banyak
perhatian dan peningkatan aktivitas dakwah di sana. Timor Leste, yang dahulunya
bernama Timor Leste, juga sebagian daerah Nusa Tenggara Timur lainnya mayoritas
penduduknya adalah Nasrani. Hal ini disebabkan karena daerah ini lama dikuasai
Portugis. Padahal, kedatangan Islam di daerah ini lebih dulu tiba. Namun sayangnya
Islam banyak terkikis oleh agama Nasrani yang dibawa Portugis dengan semboyan
Gospelnya, yaitu menyebarkan agama Nasrani di wilayah kolonialnya. Islam masuk
kewilayah Asia Tenggara melalui berbagai macam cara, terutama melalui jalur
perdagangan. Dimana islam masuk melalui pesisir sebagai basis dari para niagawan
untuk singgah dan melakukan transaksi disana.
Dalam makalah ini, pemakalah akan mencoba membahas beberapa hal penting
tentang Islam di Timor Leste. Pembahasan pemakalah dalam tulisan ini, karena
merupakan sebuah upaya besar dalam mengangkat dan menyebarkan agama Islam.

1
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam hal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah masuknya Islam di Timor Leste?
2. Apa saja fase-fase tentang islam masuk ke Timor Leste?
3. Bagaimana pendidikan islam di Timor Leste?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Sejarah masuknya Islam di Timor Leste
2. Untuk mengetahui fase-fase tentang islam masuk ke Timor Leste
3. Untuk mengetahui pendidikan islam di Timor Leste

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Negara Timor Leste
Orang dari Portugal mulai berdagang dengan pulau Timor pada awal abad ke-15
dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga. Setelah terjadi beberapa bentrokan
dengan Belanda, dibuat perjanjian pada 1859 di mana Portugal memberikan bagian
barat pulau itu. Jepang menguasai Timor Leste dari 1942 sampai 1945, namun setelah
mereka kalah dalam Perang Dunia II Portugal kembali menguasainya. Timor Leste
merupakan sebuah wilayah bekas koloni Portugis yang dianeksasi oleh militer
Indonesia menjadi sebuah provinsi di Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai resminya
pada 19 Oktober 1999. Kala itu provinsi ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27.
Tepat pada 4 September 1999 di Dili dan di PBB hasil jajak pendapat masyarakat
Timor Leste tentang pilihan untuk menerima otonomi khusus atau berpisah dengan
NKRI diumumkan. Dan akhirnya, 78,5 persen penduduk menolak otonomi khusus dan
memilih untuk memisahkan diri dari NKRI.

Dibawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal,
mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia. Antara waktu
referendum sampai kedatangan pasukan perdamaian PBB pada akhir September 1999,
kaum anti-kemerdekaan yang konon didukung Indonesia mengadakan pembantaian
balasan besar-besaran, di mana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 dipaksa
mengungsi ke Timor barat. Sebagian besar infrastruktur seperti rumah, sistem irigasi,
air, sekolah dan listrik hancur. Pada 20 September 1999 pasukan penjaga perdamaian
International Force for East Timor (INTERFET) tiba dan mengakhiri hal ini. Pada 20
Mei 2002, Timor Leste diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan
nama Timor Leste dengan sokongan luar biasa dari PBB(Lapian, 2019).

Timor Leste berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


setelah dijajah selama 450 tahun oleh Portugal. Wilayah provinsi ini meliputi bagian

3
timur pulau Timor, pulau Kambing atau Atauro, pulau Jaco dan sebuah eksklave di
Timor Barat yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur. Timor Leste secara
resmi merdeka menjadi negara Timor Leste pada 20 Mei 2002. Republik demokratik
Timor Leste adalah sebuah Negara kecil yang berada di kawasan Asia Tenggara,
dengan luas wilayah sekitar 14.609.375 km21 dan jumlah penduduk 978.590 jiwa pada
tahun 2006(Gunn, 2008).

Semenjak hari kemerdekaan itu, pemerintah Timor-Timur berusaha memutuskan


segala hubungan dengan Indonesia antara lain dengan mengadopsi Bahasa Portugis
sebagai bahasa resmi dan mendatangkan bahan-bahan kebutuhan pokok dari Australia
sebagai "balas budi" atas campur tangan Australia menjelang dan pada saat
referendum. Selain itu pemerintah Timor Leste mengubah nama resminya dari Timor-
Timur menjadi Republica Democratica de Timor Leste dan mengadopsi mata uang
dolar AS sebagai mata uang resmi yang mengakibatkan rakyat Timor Leste menjadi
lebih krisis lagi dalam hal ekonomi.

2.2 Sejarah dan Masuknya Islam Ke Timor Leste


2.2.1 Awal Masuknya Islam
Bicara tentang sejarah masuknya Islam di Timor Leste, tidak ada literatur
ataupun sumber hidup yang pasti menyebutkan kapan Islam masuk ke negara yang
pernah menjadi bagian dari Indonesia itu. Dalam buku “Islam di Timor Leste” karya,
dijelaskan, Islam sudah ada di Dilli, ibu kota Timor Leste, sebelum kedatangan
Portugis pada 1512. “Pasukan Portugis terusir dari Gowa, Sulawesi Selatan, mereka
tiba di Dili dan disambut oleh pemimpin masyarakat setempat yang bernama
Abdullah Afif,” 2

Ada lima pendapat ahli yang menyatakan masuknya Islam ke Timor Leste.

1
Geoffrey C. Gunn, 500 Tahun Timor Lorosae, (Yogyakarta: INSIST Press, 2005), hlm. 21.
2
Ambarak A Bazher (GIP, 1995)

4
1. Islam masuk memasuki Timor Leste bersamaan dengan masuknya Islam di
Indonesia. Pendapat ini didukung oleh alur masuknya Islam dari kerajaan
Samudra Pasai di Aceh hingga ke timur Indonesia dan kemudian ke Timor
Leste.

2. Penduduk asli Timor Leste mengatakan, Islam masuk lebih awal di bandingkan
dengan bangsa Eropa dan agama lain. Maksudnya adalah Islam masuk sebagai
agama pertama di Timor Leste dan dibawa oleh pendatang yang kedatangannya
jauh lebih awal dari kedatangan bangsa Eropa ataupun penjajah Portugis.

3. Islam masuk ke Timor Leste yang bertepatan dengan masuknya Islam di


Indonesia yang dibawa para pedagang Hadramaut. Namun, para pedagang dari
Hadramaut saat itu belum menetap, mereka mulai menetap di Dili sejak awal
abad ke-17 M. Sejumlah sumber memercayai bahwa pedagang dari Hadramaut
yang pertama kali menetap di Dili bernama Habib Umar Muhdhar.

4. Islam masuk di Timor Leste bersamaan dengan datangnya para pedagang


Eropa, seperti Portugal, Spanyol, dan Belanda. Ketika melakukan pelayaran
ke Indonesia dan Asia Pasifik, para pedagang Arab senantiasa berhubungan
dengan pedagang-pedagang Eropa. Mereka berlayar ke Timor Leste melaui
Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.

5. Keturunan Arab di Timor Leste pernah mengatakan dari leluhur mereka bahwa
para pedagang Arab itu datang di tanah Timor Dili sejak awal abad permulaan
Islam Jazirah Arab. Pada dasarnya umat Islam di daerah Dili adalah bagian dari
beberapa tokoh sejarah yang berkembang persebaran Islam di daerah tersebut.
Menurut informasi-informasi masyarakat setempat dan juga kalangan
keturunan Arab Hadramaut, sebelum bangsa Portugis, Belanda, Jepang,
Australia, dan Cina.

5
2.2.2 Pengaruh Penjajahan Portugal
Diantaranya adalah buangan dari Mozambik: Muhammad, Ahmadi Yusuf,
Ibrahim, Umar, Musa (Seorang Raja) yang bersama seorang anaknya yang bernama
Hasan (yang ibunya merupakan penduduk Pribumi. Dan buangan dari Pakistan dan
India diantaranya : Sultan Syah, Yusuf Ibrahim, dan Daulat Khan. Kehidupan
pengasingan tidak membuat mereka menjadi terasing karena mereka sama-sama
bertemu dengan komunitas Islam Dili yang menjadikan mereka tidak terasing dan
akrab karena menemukan orang-orag yang seiman dan seagama. Kebiasaan mereka
yang bersal dari Mozambik tidak ubahnya dengan muslim arab yang kerap
menggunakan baju gamisnya sehingga pada kunjungan mereka ke komunitas arab
kerap menggunakan baju gamis tersebut dan saling berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa arab, diantara mereka amat pandai dalam Ilmu Falak serta Ilmu
Agama Lainnya. Sebagian dari pada mereka menikah dan memiliki keturunan.

Penjajahan portugal atas afrika juga berdamapak pada hadirnya islam di Timor
Leste dimana ketika Portugal menjajah wilayah Magribi, banyak pejuang dari wilayah
afrika yang di buang ke Timor-Timur yang kalai itu merupakan bagian dari wilayah
jajahan dari Portugal. Hal serupa juga terjadi di berberapa wilayah jajahan Portugal
lainnya seperti : Mozambik, Angola, Macao, dan India. Dari para buangan tersebut
merupakan pejuang yang beragama Islam dan memegang teguh ajaran agamanya dan
dari sebagaian buangan tersebut merupakan Raja di daerah asalnya.

2.2.3 Kedatangan muslim Indonesia dan masa integrasi dengan Indonesia


Dalam masa Integrasi dengan Indonesia, Keberdaan Umat Islam Di Timor Leste
amat naik secara signifikan dikarenakan banyak berdatangan dari wilayah Indonesia
Tercatat berdasarkan Statistik Umat islam di Timor Leste yang di Keluarkan Cencistil
(Centro de Comunidade Islamica de Timor Leste). Keadaan jumlah penduduk muslim
mengalami perkembangan yang signifikan dimana jumlah penduduk muslim di
Timor Leste dikatakan bahwa jumlah Muslim pada tahun 1990-an mencapai
31579 jiwa, dimana terdapat 13 Masjid, 30 Mushala, 21 Madrasah, 20

6
Lembaga Islam dan 116 Ustazd(Nur Julqurniati & Dewi Indah Susanty,
2019).Sejarah masuknya Islam di Timor Leste tidak dapat dipisahkan dari awal
masuknya pedagang Arab, pengaruh penjajahan portugal serta kedatangan muslim
Indonesia pada saat Integrasi Timor-timur dengan Indonesia.

2.3 Dinamika Islam di Timor Leste


Gerakan Islam di Timor Leste sekarang ini dinilai cukup baik. Perkembangan
yang ditunjukkan berjalan tanpa adanya kendala. Meskipun Islam adalah agama
minoritas tetapi pemerintah tidak pernah membatasi perkembangan ataupun segala
aktivitas setiap agama. Pemerintah memberikan tempat yang baik bagi Islam di Timor
Leste. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Islam di Timor Leste memiliki
perbedaaan jumlah yang sangat signifikan yaitu pada masa integrasi dengan indonesia
sekitar 31579 jiwa dibanding dengan jumlah penduduk muslim sekarang yaitu hanya
sekitar 5011 jiwa. Namun semangat keislaman masih tetap tumbuh walaupun sudah
berpisah dengan NKRI. Hal ini dapat dilihat dari adanya pembentukan lembaga Islam
Timor Leste atau dikenal dengan CENCISTIL serta perkembangan muallaf di Timor
Leste.

2.4 Lembaga Islam di Timor Leste


2.4.1 CENCISTIL
CENCISTIL adalah singkatan dari Centro da Comunidade Islâmica de Timor-
Leste. Dalam bahasa Indonesianya adalah Pusat Komunitas Islam Timor-Leste. Lebih
kurang Islamic Centre of Timor-Leste dalam bahasa Inggris. Keberadaan CENCISTIL
sampai saat ini sebagai mitra pemerintah dalam pengurusan mengenai kepentingan
umat Islam di Timor Leste. Di samping itu, CENCISTIL berkomitmen menjadi
jembatan untuk membangun kerjasama antarmuslim di negara lain.

Sejak didirikan CENCISTIL mendapat subsidi dari pemerintah, namun sejak


tahun 2009 subsidi tersebut tidak lagi cair. Dalam urusan keamanan badan aparatur

7
Negara seperti polisi dan intel bekerja sama dengan CENCISTIL dalam mencegah
gangguan yang datang dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Visi CENCISTIL:
1. Ingin melahirkan pribadi-pribadi muslim yang berakhlaqul karimah seperti
yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW, yang cakap, tangguh, dan
mapan diseluruh aspek agama maupun pemerintah.

2. Menjadikan umat Islam layaknya seperti Nahl (lebah) yang dijelaskan di


Alquran.

Misi CENCISTIL:
1. Berjuang merealisasikan kepentingan umat Islam di Timor Leste.

2. Berinteraksi aktif ke grass root serta ke pemerintah.

3. Merealisasikan beasiswa, pemberdayaan ekonomi, menyediakan fasilitas


pelatihan-pelatihan, mensponsori perjalanan ibadah haji, membela dan
meringankan kaum lemah.

4. Membawa nama umat Islam Timor Leste ke kancah nasional dan internasional.

5. Berdialog dan berinteraksi secara konstruktif dan positif ke Non-muslim.

6. Menyediakan semua dokumen resmi umat Islam Timor Leste.

7. Membantu menyelesaikan masalah-masalah umat Islam Timor Leste.

Tujuan CENCISTIL:
1. Sebagai sebuah wadah pengayomi umat.

2. Sebagai satu-satunya corong suara komunitas Islam Timor-Leste.

3. Untuk usaha menjawab kesulitan umat pasca kemerdekaan

4. Untuk menjawab kebutuhan umat Islam ketika itu, kini dan akan datang

8
5. Dengan misi utama menegakan prinsip-prinsip Al-Qur'an dan Sunnah Nabi
Muhammad S.A.W disamping memperhatikan undang-undang Negara
setempat (Konstitusi Republik Demokrasi Timor Leste).

6. Dalam rangka mengakomodir kepentingan umat Islam Timor Leste baik


Internal maupun Eksternal.

2.5 Perkembangan Muallaf


Perkembangan Mualaf di Timor Leste tercatat bertambah 500 orang pada tahun
2011, Namun dalam pembinaannnya mualaf Timor Leste amat kurang, disebabkan
sedikitanya ulama atau ustadz yang membina para mualaf tersebut.
Informasi terakhir bahwa Lembaga Islam yang saat ini ada di Timor Leste hanya tersisa
7 Lembaga, sebelum merdeka jumlah Lembaga di Timor Leste mencapai 20. Hal ini
pun berpengaruh terhadap jumlah ustadz yang ada, saat ini jumlah ustadz di Timor
Leste hanya mencapai 21 orang dari sebelumnya yang mencapai 116 orang ustadz.

2.6 Bukti Sejarah Islam di Timor Leste


2.6.1 Masjid An-Nur Dili
Masjid An Nur adalah sebuah masjid yang berada di Dili Timor Leste. Masjid
ini terletak di Rua Campo Alor, Kampung Alor, Dili. Masjid An Nur sebagai salah satu
masjid yang ada di kota Dili memang selalu ramai dihadiri warga muslim Timor Leste
yang akan menunaikan ibadah sholat Jumat.

Masjid An Nur didirikan pada tahun 1955 atau 1956 atas inisiatif Imam Haji
Hasan Bin Abdulah Balatif Kepala Kampung Alor dan masyarakat muslim Dili.
Pendirian ini direstui oleh Kepala Suku Arab saat itu, Hamud bin Awad Al-Katiri.
Dalam perkembangannya kemudian terbentuk perkampungan Islam seperi sekarang
ini. Pada awal tahun 1980-an masjid ini direnovasi oleh Pangdam IX/Udayana Mayjen
Dading Kalbuadi pada tanggal 20 Maret 1981.

9
Ketika Timor Leste dibawah Portugis, oleh masyarakat di Kampung Alor
Masjid An Nur ini dijadikan sebagai salah satu tempat perjuangan politik untuk
mengusir Portugis. Tokoh-tokoh umat Islam Timor Timur seperti H. Salim Bin Said
Al-Katiri, Hedung Bin Abdullah dan Sya’ban Joaqim dalam meminta bantuan rakyat
dan pemerintah Indonesia.

Masjid An-nur mempunyai satu madrasah yang juga dinamakan madrasah An-
nur Dili. Sejak tahun 1977 sampai 1979, Madrasah Diniyah An-Nur mulai menunjukan
perkembangan karena hanya Madrasah An-Nurlah satu-satunya Madrasah tempat
menggodok generasi muda di timor Leste, dengan demikian fasilitas dari umat Islam
Dili selalu mengalir, anak didik sering mendapatkan bantuan alat-alat tulis dari
beberapa pihak, dalam tahap perkembangan selanjutnya dari awal berdirinya madrasah
ini pada tahun 1976, kebanyakan pengurus-pengurus madrasah An-Nur ini adalah
orang-orang dari Sulawesi Utara.

Kemajuan yang dialami Madrasah ini dari tahun ke tahun semakin bertambah,
sejak awal integrasi dengan Indonesia berdampak dan mempunyai pengaruh serta
memberikan inspirasi, hingga banyak madrasah-madrasah yang berdiri di Timor Leste.
Seperti Madrasah diniyah Asy-Syafiiyah dan Madrasah Diniyah Hasanuddin. Pada
tahun-tahun berikutnya Muslim Timor Leste berhasil membuka Madrasah Ibtidaiyah,
Tsanawiyah dan Aliyah dengan tenaga pengajar baru di departemen pendidikan dan
kebudayaan Dili.

Beberapa tokoh Islam sulawesi utara yang pernah menjabat Madrasah An-Nur
diantaranya:

1. Usman Huwole ( kepala Madrasah An-nur)

2. Salman Maspeke ( kepala Madrasah An-Nur 1979)

3. Muhsin Kanon ( pernah menjadi Kepala Madrasah An-Nur)

4. Rustam Timole ( guru Madrasah An-Nur)

10
5. Piris Iko (guru Madrasah An-Nur)

6. Gafar Kioana (pernah menjadi Kepala Madrasah An-Nur)

2.6.2 Masjid Amal


Masjid Al-amal adalah satu-satunya masjid di Baucau. Untuk sebuah kawasan
yang panas dan berdebu, majid ini tergolong cukup bersih dan terawat. Di bagian
belakang masjid terdapat sebuah tempat untuk anak-anak yatim dan miskin untuk
tinggal dan bersekolah di Al-amal, karena masjid ini juga mempunyai sekolah.Sebuah
LSM internasional dari Qatar bernama Qatar Charity membantu sekolah dalam bentuk
pembangunan gedung baru dan rehabilitasi gedung lama sehingga menjadi sekolah
yang layak pakai.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas koloni Portugis yang dianeksasi
oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi di Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai
resminya pada 19 Oktober 1999. Kala itu provinsi ini merupakan provinsi Indonesia
yang ke-27. Tepat pada 4 September 1999 di Dili dan di PBB hasil jajak pendapat
masyarakat Timor Leste tentang pilihan untuk menerima otonomi khusus atau berpisah
dengan NKRI diumumkan. Dan akhirnya, 78,5 persen penduduk menolak otonomi
khusus dan memilih untuk memisahkan diri dari NKRI

Bicara tentang sejarah masuknya Islam di Timor Leste, tidak ada literatur
ataupun sumber hidup yang pasti menyebutkan kapan Islam masuk ke negara yang
pernah menjadi bagian dari Indonesia itu. Dalam buku “Islam di Timor Leste” karya
Ambarak A Bazher (GIP, 1995), dijelaskan, Islam sudah ada di Dilli, ibu kota Timor
Leste, sebelum kedatangan Portugis pada 1512. “Pasukan Portugis terusir dari
Gowa, Sulawesi Selatan, mereka tiba di Dili dan disambut oleh pemimpin masyarakat
setempat yang bernama Abdullah Afif,” tulisnya, Adapun beberapa perbedaan
pendapat para ahli tentang kedatangan nya islam di Timur Leste

Gerakan Islam di Timor Leste sekarang ini dinilai cukup baik. Perkembangan
yang ditunjukkan berjalan tanpa adanya kendala. Meskipun Islam adalah agama
minoritas tetapi pemerintah tidak pernah membatasi perkembangan ataupun segala
aktivitas setiap agama. Pemerintah memberikan tempat yang baik bagi Islam di Timor
Leste.

Lembaga yang terdapat di Timur Leste salahsatunya adalah CENCISTIL ,


CENCISTIL adalah singkatan dari Centro da Comunidade Islâmica de Timor-Leste.
Dalam bahasa Indonesianya adalah Pusat Komunitas Islam Timor-Leste. Lebih kurang
Islamic Centre of Timor-Leste dalam bahasa Inggris. Keberadaan CENCISTIL sampai

12
saat ini sebagai mitra pemerintah dalam pengurusan mengenai kepentingan umat Islam
di Timor Leste. Di samping itu, CENCISTIL berkomitmen menjadi jembatan untuk
membangun kerjasama antarmuslim di negara lain.

Salah satu bukti sejarah adalah Masjid An Nur , sebuah masjid yang berada di
Dili Timor Leste. Masjid ini terletak di Rua Campo Alor, Kampung Alor, Dili. Masjid
An Nur sebagai salah satu masjid yang ada di kota Dili memang selalu ramai dihadiri
warga muslim Timor Leste yang akan menunaikan ibadah sholat Jumat

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita
khusus tentang islam di Timur Leste . Penulis berharap dengan makalah ini kita sebagai
kaum muslim agar lebih giat lagi beribadah kepada Allah.

13
Daftar Pustaka
Bazher, Ambarak. Islam di Timor-Timur (Jakarta: Gema Insani Press, 1995)
Gunn, G. C. (2008). 500 Tahun Timor Loro Sae. Yogyakarta: Sahe Institute for
Libration (SIL), INSISTPress, dan Nagasaki University.
Lapian, A. B. (2019). Sejarah Timor Timur. Antropologi Indonesia, 9–36.
Nur Julqurniati, & Dewi Indah Susanty. (2019). POTENSI KONFLIK DI
WILAYAH PERBATASAN DARAT REPUBLIK INDONESIA-REPUBLIK
DEMOKRATIK TIMOR LESTE (STUDI KASUS DI KABUPATEN TIMOR
TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Jurnal Analisa
Sosiologi.

14

Anda mungkin juga menyukai