Anda di halaman 1dari 9

LEPASNYA TIMOR-TIMUR DARI NEGARA KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA

DISUSUN OLEH:

‘AAMIRAH DWI ANHARI (210811612500)


REDY ESTU PUTRA (210511612801)
SALMAN ALFARIZI (210511612878)
SUNIA MAULIDIA ZAHRA (210511612851)
ZAHRA ULINNUHA FIKRI (210811612515)

OFFERING: E30

MATA KULIAH: PENDIDIKAN PANCASILA


DOSEN PENGAMPU: Nanda Harda Pratama Meiji, S.Sos, M. A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “Lepasnya Timor-Timur dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam
kami ucapkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang-benderang.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang
diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan kajian tentang
lepasnya Timor-Timur dan kaitannya dengan nilai persatuan Indonesia.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu atas ilmu baru yang kami
dapatkan dari makalah ini yang merupakan salah satu ilmu yang belum pernah kami dapatkan
sebelumnya. Semoga saja dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat pada
kita semua. Dalam pembuatan makalah ini, apabila terdapat kekurangan mohon diberikan
kritik serta sarannya sekecil apapun itu. Karena perubahan kecil dapat membawa kita pada
perubahan besar. Semoga dengan adanya makalah ini, kita semua dapat menambah
pengetahuan kita dan meningkatkan potensi yang kita miliki.
Malang, 28 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Sejarah Singkat FRETILIN.........................................................................................5


2.2 Awal Mula Pemisahan Timor – Timur........................................................................5
2.3 Upaya Menjaga Persatuan dan Mencegah Perpecahan Bangsa..................................7
BAB III.......................................................................................................................................8

PENUTUP..................................................................................................................................8

Kesimpulan.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku, bangsa, serta
agama, sudah seharusnya kita menjaganya dengan baik tanpa membeda-bedakan suku dan
agama yang dianut. Itulah indahnya bangsa kita yang saling menjunjung toleransi antar
sesama, namun apa yang akan terjadi bila setiap suku dan agama tidak bisa saling toleransi,
maka akan timbullah perpecahan bangsa yang nantinya menjadi rentan dikuasai oleh bangsa
lain, dan tenggelamlah nama NKRI di bangsa ini yang hanya tinggal cerita, maka dari itu
betapa pentingnya kita menjaga persatuan dan saling toleransi antar sesama.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah perpecahan bangsa?
2. Mengapa rasa saling menghargai dan toleransi harus ditumbuhkan?
3. Apa bukti nyata perpecahan bangsa Indonesia pada tahun 1999?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini secara umum untuk memberikan pemahaman tentang
pentingnya menjaga persatuan bangsa ini. Secara terperinci, tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut:
a) Untuk memperkuat rasa kekeluargaan dan toleransi antarsesama masyarakat.
b) Guna mencegah separatisme bangsa atau golongan tertentu yang dapat merusak
NKRI.
c) Untuk mengetahui bagaimana Timor – Timur lepas dari NKRI.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat FRETILIN


Awal mula berdirinya FRETELIN (Frente Revolucionaria de Timor – Leste
Independen) 11 September 1974 Presiden Francisco “Lu Olo” Guterres, sedangkan Sekretaris
Mari Alkatiri dan Jos Ramos Horta. FRETELIN sendiri lebih berfokus pada tujuan program
sosial radikal pada perubahan politik dan ekonomi.
2.2 Awal Mula Pemisahan Timor – Timur
Timor Timur merupakan kepulauan yang ada di Indonesia, terbagi menjadi dua
bagian, yaitu Timor Timur dan Timor Barat, yang termasuk dalam wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur di Indonesia. Luas dari Pulau Timor sendiri adalah 30,777 km 2. Pada tahun
1596 – 1975, Timor Timur dikenal sebagai Timor Portugis, sedangkan untuk Timor Barat
dikenal sebagai Timor Belanda pada tahun 1800–1949. Wilayah Timor Timur juga mencakup
kawasan yang dinamakan “Enclave Oecussi-Ambeno” di Timor Barat. Sebelumnya juga
mencakup wilayah Noemuti, di Timor Tengah Utara, sebagai enclave dari Ambeno. Belanda
dan Portugis tidak menyelesaikan masalah perbatasan ini secara resmi tahun 1912.
Timor Timur telah menjadi bagian dari NKRI tahun 1976 sebagai provinsi ke-27,
kemudian Gubernur Mario Lemos Pieres dari Timor Timur melarikan diri dari Dili akibat
kurang kapabelnya dalam menangani perang saudara. Kasus Timor Timur adalah sebuah
histori yang tidak akan terlupakan dari Indonesia, yang begitu banyak mengorbankan nyawa
dan biaya. Dahulu sebelum bergabung dengan Indonesia, di Timor Timur muncul lima partai,
yaitu: Partai UDT (yang menginginkan Timor Timur bergabung dengan Portugal), Partai
ASDT (berganti nama menjadi FRETELIN) yang menginginkan kemerdekaan Timor Timur,
serta tiga partai lain yang menginginkan Timor Timur bergabung dengan Indonesia, yaitu
AITI, KOTA, Partindo Trabalhista/Partai Buruh. Kemudian tanggal 11 September 1975, tiba
– tiba UDT mendeklarasikan ingin bergabung dengan Indonesia. Dan pada tanggal 28
November 1975 atas cetusan FRETELIN, Timor Timur merdeka dengan nama Republik
Demokratik Timor Timur. Tetapi, pada akhirnya deklarasi tersebut tidak diterima oleh partai
lain yang Pro–Integrasi sehingga kelompok Pro – Integrasi mendeklarasikan integrasi dengan
Indonesia pada 30 November 1975, serta meminta dukungan Indonesia supaya bisa
memegang kendali dari FRETILIN yang pada awalnya berhaluan komunisme. Pernyataan
deklarasi agar Timor Timur dapat bergabung dengan Indonesia disetujui dan resmi bergabung
kembali pada tanggal 17 Juli 1976. Pengintegrasian “Bumi Loro Sae” ke NKRI adalah hasil
dari dukungan masyarakat Timor Timur sendiri melalui deklarasi Balibo. Dikarenakan saat
bergabung dengan Indonesia belakangan saat sudah memproklamirkan kemerdekaan, maka
Timor Timur tidak termasuk dalam Indonesia.
Pada saat zaman pemerintahan Presiden Habibie, beliau berspekulasi bahwa jika
integrasi Timor Timur sendiri ke Indonesia disebabkan akibat kekosongan kekuasaan Timor
Timur yang dikhawatirkan nanti akan menjadi regional komunisme oleh FRETELIN. Selain
desakan dari PBB dan Portugal serta desakan internasional, mulai awal dari peralihan Orde
Baru ke Reformasi Timor Timur dianggap selalu menjadi beban bagi Indonesia. Indonesia
sendiri juga sudah banyak mengalokasikan dana untuk pembangunan daerah Timor Timur
sebesar Rp 350,7 Miliar dan Rp 602,4 Miliar yang mendorong kemajuan di Timor Timur.
Pada saat mulai besar potensi untuk memisahkan diri, Timor Timur masih menerima
alokasi APBN sebesar Rp 187,3 Miliar untuk pembangunan provinsi, kota, desa, dsb.
Kecaman dan kritik dari negara lain yang dilontarkan kepada Indonesia, semua terjadi setelah
Timor Timur bergabung dengan Indonesia, dan perang saudara selama 3 bulan yang
menyebabkan lebih dari 200.000 orang meninggal dan 183.000 disebabkan tentara Indonesia
karena keracunan bahan kimia bom. Akan hal tersebut PBB kurang setuju dengan
pengintegrasian Timor Timur ke Indonesia, selain itu juga ketidaksetujuan PBB dikarenakan
ada kaum anti – kemerdekaan yang didukung Indonesia melakukan pembantaian.
Pada akhirnya, Timor Timur diberikan kebebasan untuk menerima atau menolak
tawaran otonomi khusus dengan Indonesia. Setelah diberikan kebebasan, hasilnya
menyatakan setidaknya 78,5% rakyat Timor Timur ingin merdeka, 21,5% sisanya tetap ingin
bergabung dengan Indonesia. Dengan hasil tersebut, pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Timur
diakui dunia dengan nama Timor Leste/ Republika Democratika de Timor Leste berusaha
memutus hubungan dengan Indonesia yang seolah – olah dianggap sebagai penjajah, yang
dulunya sering membantu begitu banyak untuk APBN Timor Leste. Diperkirakan lebih dari
5.000 orang tewas akibat ingin mempertahankan provinsi Timor Timur dalam Perang Seroja.
Pada masa itu, Presiden Indonesia masih Habibie yang pada saat itu menggantikan
Presiden Soeharto, akibat ketidakmampuan Pak Habibie dalam mempertahankan Provinsi
Timor Timur. Akan tetapi, itu bukan sepenuhnya kesalahan Pak Habibie, melainkan rakyat
Timor Timur yang ingin merdeka dari Indonesia.
Diharapkan kejadian tersebut tidak terulang kembali agar bangsa ini tetap satu
kesatuan utuh, yaitu Nusantara yang gemah ripah loh jinawi.
2.3 Upaya Menjaga Persatuan dan Mencegah Perpecahan Bangsa
Belajar dari kegagalan Indonesia dalam mempertahankan Timor-Timur, rakyat Indonesia
seharusnya sadar betapa pentingnya menjaga persatuan bangsa Indonesia. Sebagai rakyat
yang mencintai bangsa dan negaranya sudah seharusnya kita juga turut mengupayakan
persatuan bangsa Indonesia.
Terdapat banyak upaya yang dapat kita lakukan. Yang pertama adalah memperkuat rasa
kekeluargaan dan toleransi antarsesama masyarakat. Kekeluargaan dan toleransi dalam
masyarakat dapat kita tumbuhkan dengan cara sering bersosialisasi dan bergotong royong.
Dengan begitu masyarakat akan saling kenal dan timbul rasa kekeluargaan serta toleransi.
Upaya lain yang dapat kita lakukan adalah mencegah separatisme bangsa atau golongan
tertentu. Gerakan separatisme adalah gerakan oleh sekelompok orang untuk memisahkan diri
dari suatu negara. Gerakan separatisme seringkali menghasut orang lain untuk bergabung
dalam golongannya. Oleh karena itu, upaya paling mudah sebagai masyarakat adalah dengan
membentengi diri dari gerakan yang telah melenceng dari prinsip pancasila. Dengan usaha-
usaha diatas, diharapkan akan terbentuk masyarakat yang penuh rasa persatuan dan kejadian
hilangnnya daerah Indonesia tidak akan terulang lagi.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Timor Timur dulunya merupakan bagian dari NKRI tahun 1976 sebagai provinsi ke-
27. Namun terjadi kerusuhan hingga peperangan yang menyebabkan Timor-Timur
melepaskan diri dari Indonesia dan menjadi negara baru yang merdeka bernama Timor Leste.
Dari berpisahnya Timor-Timur, sudah seharusnya rakyat dan pemerintah Indonesia belajar
bahwa rasa persatuan penting untuk menjaga bangsa Indonesia dari perpecahan. Salah satu
cara untuk menjaga persatuan adalah dengan memperkuat rasa kekeluargaan dan toleransi
antarsesama masyarakat, serta mencegah separatisme bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Timor Timur the Untold Story (Kiki Syahnakri)


Ambarsari, K., & Risman, H. (2019). THE INDONESIAN NATIONAL ARMED FORCES
(TNI) AND FALINTIL- FORÇAS DE DEFESA DE TIMOR LESTE (F-FDTL)’S
DEFENSE DIPLOMACY: A WAY OF CONFLICT RESOLUTION IN TIMOR
LESTE. Jurnal Pertahanan, 5(3), 115. doi: 10.33172/jp. v5i3.617
Purwanto, A. (2022). Sejarah Lepasnya Timor Timur Dari Republik Indonesia. Retrieved 27
March 2022, from https://observer.co.id/sejarah-lepasnya-timor-timur-dari-republik-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai