Anda di halaman 1dari 5

MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASIC LEARNING

Abstrak

Proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas biasanya terlalu monoton, khususnya dalam
mata pelajaran Sejarah. Hal tersebut terjadi salah satunya karena tidak cakapnya guru dalam
memaksimalkan model pembelajaran yang digunakan, seharusnya adanya model pembelajaran ini
dapat dikembangakn untuk mendukung proses belajar mengajar agar berjalan dengan baik. Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran Problem Basic Learning. Model Pembelajaran Berbeasis Masalah (Problem Basic
Learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk memahami
suatu materi pembelajaran berdasarkan situasi dan masalah yang disajikan pada pembelajaran
dengan tujuan untuk melatih peserta didik menyelesaikan masalah. Model pembelajaran ini
menuntut peserta didik untuk peka terhadap masalah-masalah yang terdapat disekitarnya sehingga
dapat meningkatkan pemahaman materi dan kemampuan berpikir kreatif dalam mempelajari
Sejarah.
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Isi
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Kehidupan identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan
mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah
autentik dari kehidupan aktual siswa,untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat
tinggi.Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif,terbuka,negosiasi,dan
demokratis.
Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah (Pembelajaran Berbasis
Masalah) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
untuk para peserta didik memperoleh pengetahuan (Duch,1995), Finkle dan Torp (1995)
menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang
mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar – dasar pengetahuan dan
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah
permasalahan sehari – hari yang tidak terstruktur dengan baik.Dua definisi di atas mengandung
arti bahwa PBL atau PBM merupakan suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu
permasalahan sehari – hari.
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow,Min Liu (2005) menjelaskan karakteristik
PBM, yaitu:
a. Learning is student - centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar.Oleh karena itu,didukung juga oleh teori kontruktivisme dimana siswa di
dorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

b. Autenthic problems form the organizing focus for learning


Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa
mampu dengan masalah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya
dalam kehidupan.Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik
sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
c. New Information is acquired through self – directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan
memahami semua pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari
sendiri memalui sumbernya,baik dari buku atau informasi lainnya.

d. Learning occurs in small grops


Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun
pengetahuan secara kolaboratif,PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil.Kelompok
yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
e. Teachers act as facilitators.
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitators. Meskipun
begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong
mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

Pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah meliputi tahapan proses, yaitu :


1. Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta didik
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
2. Tahap kedua, Mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik kedalam
kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah.
3. Tahap ketiga, membimbinng penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan
eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Tahap keempat, Mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu peserta
didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model dan membantu
mereka berbagai tugas dengan sesame temannya.
5. Tahap kelima, Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Pada tahap
ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil
penyelidikan yang mereka lakukan.

Implementasi (penerapan)
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun
secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap sempurna. Berikut ini adalah pengertian implementasi menurut para ahli.
Menurut Nurdin Usman (Usman, 2002) dalam bukunya yang berjudul konteks implementasi
berbasis kurikulum, mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan.
Implementasi bermuara pada aktivitas,aksi,tindakan atau adanya mekanisme suatu sitem,
implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan
kegiatan.
Menurut Guntur Setiawan (Setiawan,2004) dalam bukunya yang berjudul implementasi dalam
birokrasi pembangunan, mengemukakan pendapatnya bahwa implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya
serta memerlukan jaribgan pelaksana, birokrasi yang efektif.
Dari beberapa pengertian diatas, bisa dikatakan bahwa implementasi adalah sebuah proses untuk
menempatkan dan menerapkan informasi, keberhasilan ataau kegagalan bisa dilihat atau dinilai
dari sudut kemampuannya secara nyata dalam meneruskan program program atau kegiatan yang
telah dirancang sebelumnya. Dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, biasanya
mengacu pada pelaksanaan suatu hal yang sudah direncanakan.

Kelebihan :
1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada kaitannya tidak perlu
dibahas oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kemompok.
5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, wawancara,
internet dan observasi.
6. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam kegiatan diskusi atau
presentasi hasil pekerjaan mereka.
8. Kesulitan siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer
teaching.

Kekurangan :
1. PBL tidak dapat direrapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam
menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu
yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2. Dalam suatu kelas yang memiliki keragaman siswa yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam
pembagian tugas.

Daftar Pustaka :
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media
Widayati, Ninik Sri dan Hafis Muaddab. 2012. 29 Model Pembelajran Inovatif. Surabaya : CV
Garuda Mas Sejahtera
Darmawan, Dani, dkk. 2018. Model Pembelajaran di Sekolah. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai