Anda di halaman 1dari 4

Makalah sejarah Timor Timur

Disusun Oleh : Fajar Ibrahim


Soni setiawan
Recky yosman
Timor Timur, nama yang tidak asing didengar namun sejarahnya masih samar ditelan
zaman. Sejarah mengenai Timor Timur tidak terlepas dari sejarah reformasi Indonesia
dan kerusuhan Mei 1998 yang menjadi pembuka kran demokrasi utuh di Indonesia.

Jika membicarakan mengenai Timor Timur, pikiran kita mungkin akan melayang pada
nama-nama terkenal sekaliber Prabowo Subianto yang sempat mencalonkan diri menjadi
Presiden Indonesia. Atau mungkin bagi orang yang kehidupannya keras tidak akan asing
dengan Hercules sang preman Tanah Abang yang legendaris. Dialah pengubah
sejarah kepremanan di Tanah Abang. Namun diantara nama-nama yang terkenal di
telinga orang Indonesia, Xanana Gusmao menjadi nama yang sangat erat dengan sejarah
Timor Timur (TimTim).

Bumi Loro Sae –sebutan Timor Timur- bukanlah daerah asli milik Indonesia. Namun ia
mewarnai sejarah Indonesia dengan banyak warna yang sangat meriah. Wilayah di
bagian Timur Indonesia tersebut tidak menjadi bagian dari sejarah proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Justru ada banyak perjuangan sendiri
yang dilakukan oleh masyarakat Timor Timur dalam memperjuangkan kemerdekaannya.

Sejarah Timor Timur terbagi menjadi 2 bagian penting. Yaitu sejarah bergabungnya
dengan Indonesia dan sejarah terlepasnya dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kerusuhan, tragedi, air mata dan perjuangan rakyat Timor Timur patut
diapresiasi oleh semua pihak. Terutama negara-negara besar yang menurut para ahli
politik menjadi pengaruh kuat pada sejarah Timor Timur.

Timor Timur Bergabung dengan Indonesia

 Revolusi Bunga

Sejarah yang dibuat oleh rakyat Timor Timur berawal dari munculnya revolusi bunga (red
flower’s revolution) di Portugal. Pada saat itu, pemerintahan dalam negeri Portugal
sangat buruk. Terjadi kerusuhan dan chaos yang disebabkan oleh kudeta militer terhadap
Dr. Antonio De Oliveire Salazar. Kudeta ini dinahkodai oleh Jenderal De Spinola.

Akibat dari revolusi bunga ternyata tidak hanya mengacaukan kondisi politik dan
perekonomian Portugal. Lebih dari itu, sebagai negara penjajah yang sudah menerapkan
kolonialisme dan mempunyai beberapa negara koloni, Portugal memiliki kewajiban
mengurusi wilayah-wilayah koloninya. Salah satu daerah koloni milik Portugal yang telah
dimiliki sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Pemerintah Timor Timur telah kewalahan menghadapi kudeta militer yang terus menerus
menyerang pemerintahan. Akhirnya dari revolusi bunga lahirlah kebijakan yang
membebaskan daerah koloni Portugal menentukan sendiri nasibnya. Politik yang dulunya
tabu bagi warga sipil mulai dilaksanakan secara mandiri dan bebas menentukan arah
masa depan bangsa. Begitu pula dengan rakyat Timor Timur yang dicengkeram Portugal.

 Timbul Golongan

Karena diberikan kebebasan oleh Portugal, di golongan rakyat Timor Timur pun timbul
beberapa golongan partai politik yang berbeda arah tujuan. Meskipun sudah tidak lagi
menjajah, Portugal masih berkewajiban mengurus masa depan Timor Timur sampai jelas.
Sebagai tindak lanjut dari tugas tersebut, Portugal yang sudah lemah dari dalam
mendatangi Indonesia.

Dipilih Indonesia karena negara ini lebih kuat dan menjanjikan dibanding negara lain di
dekat Timor Timur. Lagi pula Indonesia merupakan negara merdeka, berdaulat dan
bahkan secara tidak langsung adat istiadat sampai kebudayaannya banyak yang diadopsi
oleh warga Timor Timur. Sehingga ada ikatan batin yang erat antara rakyat Timor Timur
dengan wilayah merah putih.

Setelah pembicaraan dengan Indonesia, muncullah beberapa kubu politik di Timor Timur.
Kubu tersebut adalah sebagai berikut :

 Fretilin yang dulu bernama ASDT. Fretilin (Frente Revolutinaria De Timor Leste
Independente menghendaki Timor Timur merdeka dan berdaulat di atas kaki
sendiri. Fransisco Xavier Do Amaral menjadi tumpuan rakyat Timor Timur yang
menginginkan kebebasan sendiri, karenanya dia menjabat sebagai pimpinan partai
Fretilin ini.
 AITI (APODETI), Partai Buruh (Pratido Trabalhista), dan KOTA maunya Timor
Timur lepas dari Portugal dan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Mereka berargumen bahwa Indonesia dan Timor Timur tidak dapat
terpisahkan. Sejarah masa lalu sempat memberikan kenangan hubungan kedua
wilayah tersebut. Bahkan Timor Timur merasa terkait dengan sejarah bahasa
Indonesia yang dalam prakteknya banyak dipakai sebagai bahasa komunikasi
mereka.
 UDT (Uni Demokrasi Timor) ingin Timor Timur bergabung dengan negara
Portugal yang menjadi induk semangnya bertahun-tahun. Alasan Mario Vegas
Carascalao sebagai pemimpin partai untuk tetap menjadi bagian dari Portugis
karena Timor Timur tidak memiliki potensi merdeka. Timor Timur masih menjadi
negara bekas jajahan Portugal yang sama sekali tidak memiliki persiapan untuk
merdeka sehingga dari segi ekonomi, politik dan taraf hidup rakyatnya
dikhawatirkan kondisi Timor Timur jika merdeka sendiri justru semakin terpuruk
dan miskin.
 Keputusan Timor Timur

Di hari lain, Fretilin nekad memproklamasikan berdirinya negara Timor Timur. Negara
baru ini mendudukkan Xavier Do Amaral yang awalnya menjadi pemimpin partai
sekarang sebagai presiden. Negaranya dinamai Republik Demokrasi Timor Timur dan
dideklarasikan tanggal 28 November 1975.

Sebagai aksi balasan dan usaha mempertahankan tujuan dari kubu lawan, gabungan 4
partai politik yang lain turut mengambil tindakan sebagai sikap tanggapan atas
kelancangan yang dilakukan Fretilin. Mereka pun membuat deklarasi lain yang dilakukan
sehari setelah proklamasi kemerdekaan Timor Timur. Tepatnya pada tanggal 29
November 1975, Kubu ini mengumumkan telah bergabung dengan NKRI. Namun
penandatanganan sebagai tanda resminya baru dilaksanakan akhir November tanggal 30
tahun 1975. Kemudian proklamasi ini dikenal dengan nama proklamasi Balibo karena
dilangsukan di Balibo.

Kubu pro Indonesia menunjukkan tekad yang tidak main-main dengan keinginannya
bergabung bersama Indonesia. Mereka menyelenggarakan Pemerintahan Sementara
Timor Timur (PSTT) di tanggal 17 Desember 1975 sebagai bentuk kekuatan hukum dan
keseriusan mereka dalam menjadi bagian dari negara berdaulat.

Timor Timur Terlepas dari Indonesia

 Tidak Puas

Setelah sekira 24 tahun bersama dengan Indonesia, Timor Timur akhirnya menyalahi
janji kesetiannya sendiri yang dulu diabdikan untuk Indonesia. Namun di balik Tragedi
Timor Timur yang menyedihkan, ada hubungan tak terlihat antara kasus ini dengan
sejarah keruntuhan Uni Soviet.

Keanehan menyeret nama sejarah Uni Soviet dalam sejarah Timor Leste bukan tanpa
alasan. Kerusuhan yang terjadi di akhir abad 19 tersebut mengundang perhatian dunia
internasional, termasuk Amerika Serikat yang menjadi polisi dunia. Amerika, Australia
dan semua sekutunya menginginkan modernisasi dan kapitalisme dipakai seluruh negara
di dunia.

Permusuhan antara Amerika dan Uni Soviet yang sudah berakhir seiring selesainya
perang dingin ternyata masih menyisakan kewaspadaan. Amerika takut dengan paham
komunisme dan marxisme yang dianut oleh pemimpin Timor Timur. Oleh karenanya, ada
usaha terselubung yang direncanakan secara dramatis.

 PBB Datang

United Nation Organization (UNO) atau disebut PBB dalam bahasa Indonesia,
merupakan organisasi dunia yang memiliki banyak sayap untuk menyelesaikan konflik di
dunia internasional. Kedatangan PBB ke Timor Timur bertujuan memastikan masa depan
Timor Timur tanpa menimbulkan lebih banyak korban.

PBB datang untuk melaksanakan jajak pendapat rakyat Timor Timur. Apakah mayoritas
berada di pihak pro integrasi atau malah pro disintegrasi. Jajak pendapat atau referendum
ini dilaksanakan tanggal 30 Agustus 1999 dan disokong oleh Amerika beserta sekutunya
seperti Australia. Sungguh mengagetkan, 78,3 % rakyat Timor Timur ingin berpisah dari
janji kesetiannya pada NKRI.

Sebenarnya pada waktu Presiden Habibie menggantikan Soeharto setahun sebelumnya,


beliau telah mengambil kebijaksanaan yang sangat tepat. Ada tawaran otonomi daerah
kepada Timor Timur untuk mengurus sendiri rumah tangganya tetapi masih di bawah
payung NKRI. Namun dunia internasional kurang sejalan dengan sikap Habibie, banyak
negara dari Eropa dan Australia yang lantas menekan Indonesia agar melepaskan Timor
Timur.

Bahkan Perdana Menteri Australia menyarankan Habibie untuk membebaskan Timor


Timur agar merdeka sendiri. Tentu saja Habibie yang sudah memanggul banyak beban
dalam negeri semakin kecewa karena ternyata dunia internasional lebih banyak menekan
melepas TimTim dibanding mempertahankannya. Beliau pun menyetujui referendum PBB
setahun setelahnya yang resmi memisahkan TimTim dengan NKRI.

Anda mungkin juga menyukai