Anda di halaman 1dari 3

Integrasi Timor – Timor

- Adanya Revolusi Anyelir (25 April 1974) yang terjadi di Portugal yang memberikan
perubahan dan berusaha mengembalikan hak – hak sipil termasuk hak demokrasi dan
dekolonisasi.
- Hal ini membawa pengaruh kepada Timor – Timor untuk menentukan nasibnya
sendiri termasuk mendirikan partai politik.
- Ada 3 Partai besar yang berdiri di Timor – Timur yaitu :
1. Uniao Democratica Timorense / UDT (Persatuan Rakyat Timor)
 Tokoh Mario Viegas Carracalao
 Memiliki keinginanan agar Timor – Timor tetap menjadi bagian dari Portugal
karena Timor – Timur belum dapat berdiri sendiri atas dasar ekonomi yang
lemah dan pendidikan yang tertinggal.
2. Frente Revoluciondria de Timor Leste Independente / Fretillin (Front
Revolusioner Kemerdekaan Timor Timur)
 Tokoh : Fancisco Xavier do Amaral
 Partai ini ingin Timor Timur menjadi negara merdeka yang berdiri sendiri
3. Associacau Popular Timorense / Apodeti (Ikatan Demokratik Popular
Rakyat Timor
 Tokoh : Arnoldo dos Reis Araujo
 Berkeinginan agar Timor Timur bergabung ke Indonesia dengan alasan
adanya kesamaan dan hubungan yang erat secara historis , etnis dan
geografis
- Selain itu terdapat partai lain seperti Partido Trabalhista; KOTA (Klibur Oan Timor
Asu’wain); dan ADITLA (Associação Democratica para a Integração de Timor-
Leste na Austrália).
- Partai-partai kecil, seperti KOTA menginginkan pemerintahan monarki tradisional
yang fokus pada kepemimpinan lokal, ADITLA menginginkan Timor Timur
berintegrasi dengan Australia, dan Partai Trabalhista (Partai Buruh) yang didukung
oleh komunitas Tionghoa dan Arab hanya menginginkan perubahan yang terkendali.
- Ketiga partai besar tersebut memiliki keinginan dan kepentingan sendiri – sendiri
yang menyebabkan terjadinya kekacauan politik dan mengarah pada konflik perang
saudara.
- Partai Apodeti pada tanggal 31 Agustus 1974 menyatakan bahwa partainya ingin
bergabung dengan Republik Indonesia menjadi provinsi ke 27.
- Hal ini mendapat respon positif dari pemerintah Indonesia dan dunia Internasional
terutama Amerika Serikat sebab dikhawatirkan jika Timor Timur merdeka akan
menjadi Negara komunis meningat saat itu terjadi perang dingin (Teori Domino)
- Tanggal 28 November 1975 Partai Fretilin memproklamirkan secara sepihak
berdirinya Republik Demokrasi Timor Timur.
- Hal ini mendapat respon tandingan dari partai lainya dengan adanya Proklamasi
Balibo tanggal 30 November 1975 yang menyatakan Timor Timur bergabung dengan
Indonesia
- Hal ini mengakibatkan terjadinya perang saudara antara pihak pro kemerdekaan dan
pihak pro integrasi ke Indonesia
- Pada 7 Desember 1975 Indonesia mengirim bantuan kepada pihak pro integrasi
dengan nama Operasi Seroja (7 Desember 1975 – 17 Juli 1976) yang dipimpin oleh
Ali Muthopo dan Benny Murdhani operasi ini mendapat bantuan dari Amerika
Serikat dan sekutunya
- Pada tanggal 31 Mei 1976 DPR Timor – Timur mendesak agar RI segera menerima
dan mengesahkan Timor – Timur menjadi provinsi ke 27
- Akhirnya Indonesia mengeluarkan UU No . 7 Tahun 1976 tentang Pengesahan
Penyatuan Timor – Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesa dan
pembentukan Daerah Tingkat I Timor Timur dengan Arnoldo dos Reis Araujo
sebagai gubenur sementara. Kemudian disahkan lewat Tap MPR Nomor
IV/MPR/1978 Timor Timur Resmi menjadi Provinsi ke 27 Indonesia. Walaupun
gejolak antara yang pro kemeredekaan dan pro integras masih terus berlangsung.
- Setelah turunnya Soeharto gejolak di Timor Timur semakin kuat.
- Presiden Habibie membuat berbagai pernyataan publik di mana ia menyebutkan
bahwa biaya mempertahankan subsidi moneter untuk mendukung provinsi tidak
diimbangi oleh manfaat terukur bagi Indonesia.
- Kemudian untuk mengatasi krisis PBB menyelenggarakan pertemuan antara pemerintah Indonesia
dan pemerintah Portugal (sebagai otoritas kolonial sebelumnya atas Timor Timur).
- Pada tanggal 5 Mei 1999, pembicaraan ini menghasilkan “Persetujuan antara Republik Indonesia
dan Republik Portugis tentang Masalah Timor Timur” yang menjabarkan rincian dari referendum
yang diminta.
- Referendum itu diorganisir dan dipantau oleh misi penjaga perdamaian yang dibentuk PBB
bernama UNAMET 
- Hasil referendum Timor Timur pada tanggal 30 Agustus 1999 menyatakan bahwa sebanyak
78,5% suara dari rakyat Timor Timur menolak usulan otonomi khusus dan 21,5% suara menerima
usulan otonomi khusus.
- Pada tahun 1999, wilayah Timor Timur diserahkan pemerintah Indonesia
kepada UNTAET sebagai badan pemerintahan sipil yang dibentuk oleh PBB dalam rangka
memelihara misi perdamaian di Timor Timur hingga kemerdekaannya secara resmi pada tanggal
20 Mei 2002.

Anda mungkin juga menyukai