Anda di halaman 1dari 11

Laporan Ragam Hias

Seni Mapping Projector Candi Tikus

Oleh:
Ivan Hendrika
8131013
Fina Angga
8131015

Jurusan Desain Produk


Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya
2016
Latar Belakang

Candi Tikus terletak di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan,


Kabupaten Mojokerto. Bangunanini merupakan petirtaan, namun masyarakat
menyebutkan Candi Tikus, terbuat dari bata merah, dibangun 3,5 meter dpl,
berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 22,5 x 22,5 meter. Disebut Candi Tikus
karena pada tahu 1914 banyak ditemukan sarang tikus. Bangunan ini
diperkirakan berdiri pada tahun XIII-XIV masehi, fungsi tidak diketahui secara
pasti, tetapi melihat dari bentuknya, mirip seperti Gunung Mahameru di India,
dengan kata lain, pembangunannya tidak lepas dari kesucian gunung Mahameru.
Dipugar pada tahun 1984/1985 – 1988-1989. Dilakukan oleh Direktorat
Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala melalui proyek
Pemugaran dan Pemeliharaan Bekas Kota Kerajaan Majapahit. Pemugaran
selesai pada tanggal 21 September 1989, diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (sumber: pos lokasi Candi Tikus)
Saat ini, banyak bermunculan seni dan gaya desain yang menggunakan teknologi,
khususnya seni Mapping Projector. Seni tersebut pernah populer di Bandung dan
kota – kota besar lainnya, termasuk Surabaya. Seni ini menggunakan teknik
penggabungan antara teknologi 3d modelling dengan seni.
Penulis sebagai mahasiswa, dituntut agar mampu mengembangkan motif relief
yang terdapat pada Candi Tikus, menjadi sebuah karya yang mampu mengikuti
jaman. Penulis memilih sebuah ikon berbentuk bunga, yang terletak pada pusat
motif yang terpilih, yang diapit oleh lingkaran – lingkaran yang memanjang
vertikal, memiliki kesan yang tertata rapi dan motif yang ringan dan tidak sulit
namun, juga tidak terlalu sederhana jika dibandingkan lainnya. Cocok untuk
berbagai produk, baik fashion maupun produk lainnya.
Tinjauan Pustaka
Candi Tikus, bagi sebagian penduduk sekitar dipercayai memiliki unsur magis dan
dapat memberikan kesejahteraan. Cerita ini bermula dari seorang petani di Desa
Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto yang gelisah karena serbuan tikus
sawah. Hasil tani yang biasanya cukup untuk menghidupi seluruh anggota
keluarga, kini nyaris tak tersisa. Tak tahan menghadapi serbuan tikus, dia
memohon pada Sang Pencipta. Lalu suatu malam, Si Petani mendapat wangsit
agar mengambil air di kawasan Candi Tikus lalu menyiramkan air itu ke empat
sudut sawah. Sebuah keajaiban terjadi, tikus-tikus yang biasanya kerap beraksi di
malam hari hilang begitu saja. Tanah sawah juga mendadak jadi subur. Si Petani
tak kuasa menahan kegembiraannya dan bercerita pada warga desa. Namun lain
lagi yang dialami oleh saudagar kaya mendengar kabar tentang khasiat air Candi
Tikus. Dengan rakus, sang saudagar mencari jalan pintas untuk menambah
kekayaannya. Suatu malam, dia mencuri batu candi dan meletakkannya di sudut-
sudut sawah. Lagi-lagi sebuah kejaiban terjadi. Tapi kali ini, tikus-tikus malah
datang dan menghabisi padi di sawah. Fenomena ini membuat warga desa sadar,
bahwa mereka tak bisa berharap lebih. "Kami hanya bisa memanfaatkan air di
Candi Tikus, tapi bukan batu-batu candi," kata mereka. Dan mitos ini, ternyata
masih dipercaya hingga kini. Bahkan Raden Timbal saudara kandung Raden Patah
diyakini pernah melakukan tapa di candi ini. Di sisi lain, ada mitos lain yang
berkembang kebalikannya. Pada tahun 1914, candi ini ditemukan oleh Bupati
Mojokerto RAA Kromojoyo Adinegoro. Sebelumnya, dia mendengar keluh kesah
warga Desa Temon yang kalang kabut karena serbuan hama tikus di sawah
mereka. Tanpa pikir panjang, Kromojoyo memerintahkan aparat desa agar
memobilisasi massa dan menyatakan perang pada tikus. Anehnya, saat terjadi
pengejaran, tikus-tikus itu selalu lari dan masuk dalam lubang sebuah gundukan
besar. Karena ingin membersihkan tikus sampai habis, Kromojoyo meminta agar
gundukan itu dibongkar. Ternyata, di dalam gundukan terdapat sebuah candi.
Sehingga Kromojoyo memberi nama Candi Tikus. Menurut Mpu Prapanca dalam
kitab Nagarakertagama, candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke XIII atau
abad ke-XIV ini merupakan tempat untuk mandi raja dan upacara-upacara
tertentu yang dilaksanakan di kolam-kolamnya. Dalam kitab tersebut pada
pupuh 27 dan 29 menyebutkan adanya tempat pemandian (petirtaan) raja yang
dikunjungi Hayam Wuruk dan keterangan yang menyebutkan adanya upacara-
upacara tertentu yang dirayakan di kolam-kolam. Di sisi lain, menara-menara
(bangunan miniatur yang mengelilingi bangunan induk) merupakan bagian
terpenting dari gubahan arsitektur abad ke XIII-XIV. Secara tidak langsung
bangunan candi itu dapat diyakini didirikan pada abad ke XIII-XIV. Premis ini
semakin memperuncing kebenaran bahwa yang dimaksud dalam kitab
Nagarakartagama mengenai petirtaan yang dikunjungi oleh Hayam Wuruk dan
kolam-kolam yang dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan prosesi upacara-
upacara tertentu, salah satunya adalah Candi Tikus.
Sedangkan menurut AJ Bernert Kempers dalam bukunya Ancient Indonesia Art
susunan miniatur menara Candi Tikus, memiliki hubungan dengan konsep religi.
Menurutnya bentuk dari situs Candi merupakan replika Gunung
Mahameru/Semeru . Di mana gunung tertinggi ini dianggap sebagai tempat yang
sakral bersemayamnya para dewa. Sehingga kemungkinan besar candi ini
merupakan situs pentirtaan yang sangat disucikan bagi umat Hindu dan Buddha
kala itu. Di samping itu model bangunan Candi Tikus yang makin ke atas makin
mengecil dan pada bangunan induk seakan-akan terdapat puncak utama yang
dikelilingi oleh delapan puncak yang lebih kecil, menurut Bernert, model tersebut
ada kemiripan tersendiri dengan bentuk utuh Gunung Mahameru. Secara
mitologi, Gunung Meru selalu dihubungkan dengan air kehidupan yang dipercaya
mempunyai kekuatan magis dalam memberi kekuatan pada semua makhluk
hidup. Kepercayaan ini lahir dari konsep Hindu-Buddha yang meyakini gunung
tersebut sebagai pusat kehidupan, yang kemudian termanefestasikan dalam
bentuk bangunan candi, pemahaman itu hingga dewasa ini masih dikultuskan
oleh sebagian masyarakat. Lain halnya dengan pendapat yang dikemukankan
oleh NJ Krom lewat buku "sakti"-nya yang berjudul Inleiding tot de Hindoe
Javaansche Kunst II (Pengantar Kesenian Hindu Jawa). Dengan memperhatikan
bahan dan gaya seni dari saluran air, pakar sejarah kesenian Jawa kuno
berkebangsaan Belanda itu berasumsi bahwa ada dua tahap pembangunan candi
Tikus. Tahap pertama, saluran airnya terbuat dari bata merah dan
memperlihatkan bentuknya yang kaku. Sedangkan tahap kedua saluran airnya
terbuat dari batu andesit dan memperlihatkan bentuknya yang lebih dinamis
serta dibuat pada masa keemasan Majapahit. Ini berarti pula bahwa menurut
Krom, Candi Tikus telah berdiri sebelum kerajaan Majapahit mencapai puncak
keemasannya, yaitu pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 - 1380).
Menurut catatan hasil penelitian yang telah dilakukan H Maclaine Pont pada
1926, setidaknya terdapat 18 buah waduk besar yang diduga kuat dibangun pada
masa Majapahit (letaknya kini tersebar di seluruh Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur). Dari 18 buah waduk besar itu 4 buah diantaranya terletak di daerah
Trowulan. Yaitu di Desa Baureno, Kumitir, Domas dan Temon. Waduk-waduk
besar ini berfungsi sebagai tempat penampungan air pertama untuk selanjutnya
dialirkan ke tempat-tempat lain. Dari ke-empat waduk besar yang terletak di
daerah Trowulan, Waduk Baureno diduga merupakan sumber dari air yang
masuk ke Candi Tikus. Untuk selanjutnya air dari candi Tikus ini didistribusikan ka
arah kota. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh alm Didiek Samsu WT
selama tahun 1986/1987, diketahui bahwa debit air rata-rata dari pancuran-
pancuran air di Candi Tikus adalah 17.604.915 cm/detik. "Berdasarkan
perhitungan ini, dapat diperkirakan bahwa Candi Tikus pada masa itu memiliki
peranan yang cukup penting dalam sistem jaringan air di daerah Trowulan," tulis
arkeolog ini dalam skripsinya. Alm Didiek menyatakan bahwa air Candi Tikus juga
bisa dijadikan patokan musim kemarau dan musim penghujan. Pada musim
kemarau, debit air rata-rata setiap pancuran pancuran lebih kurang 400
cm/detik. Sedangkan jika lantai dasar Candi Tikus mulai tergenang dan pancuran
air memancarkan air lebih jauh, dapat diartikan bahwa musim hujan telah
menjelang. Ini berarti pula bahwa pada musim hujan debit air di Candi Tikus akan
naik, sehingga bisa jadi patokan untuk membuka atau menutup pintu air di
waduk atau bendungan. Sejak zaman prasejarah, air memang memiliki peranan
penting dalam kehidupan spiritual manusia. Air dipercaya memiliki daya magis
utnuk membersihkan, mensucikan dan menyuburkan. Tak heran, bila kemudian
air yang keluar dari Candi Tikus juga dipercaya memiliki kekuatan magis untuk
memenuhi harapan rakyat agar hasil pertanian mereka berlipat ganda dan
terhindar dari kesulitan-kesulitan yang merugikan.
(http://daerah.sindonews.com/read/897946/29/candi-tikus-antara-mitos-dan-realita-
1409740434/20, diakses 11/10/2016)

Berkaca dari pesatnya laju perkembangan teknologi modern, perkembangan seni


akan lebih efektif jika menggunakan sistem komputerisasi. Sistem ini akan
membuat seni menjadi lebih atraktif. Mapping merupakan salah satu bentuk
seni. Sistem Mapping sendiri, memanfaatkan software 3d modelling ini
sebelumnya sudah pernah dibuat dan digunakan, namun dengan program
aplikasi yang berbeda-beda. Beberapa sistem informasi yang berhubungan
dengan seni teknologi yang pernah dibuat adalah :
(2012). Definisi 3ds MAX. Diakses pada 29 mei 2012. 3ds Max telah mengalami
perjalanan yang cukup panjang dari mulai release pertama di tahun 1990 (3D
Studio), hingga akhirnya menjadi seperti sekarang. Autodesk 3ds max,
dipergunakan untuk berbagai macam bidang pekerjaan, sebagai contoh di dunia
arsitektur dikenal sebagai software pemodelan 3Dimensi yang dipergunakan
untuk presentasi karya arsitektur secara realistis jauh sebelum bangunan yang
dirancang tersebut dibangun. Demikian halnya di dunia desain interior, 3ds max
menjadi salah satu tools untuk pemodelan 3Dimensi yang hasilnya sangat
realistis menyerupai hasil akhirnya nanti. Bidang lain yang juga banyak
mempergunakan 3ds max adalah film dan game, kedua bidang ini telah dikenal
luas sebagai bidang yang secara intensif menggunakan software-software 3
Dimensi termasuk 3ds max. Game 3 dimensi yang banyak dimainkan pada
konsol-konsol game masa kini serta film-film animasi 3 dimensi, adalah beberapa
contoh dari sekian banyak kegunaan dari software 3ds max.
(www.kursusprivat.com)

- (2012). Definisi AutoCAD. Diakses pada 02 Juni 2012. AutoCAD - CAD adalah
singkatan dari Computer Aided Design, yang dapat diterjemahan ke dalam
Bahasa Indonesia sebagai : merancang dengan bantuan komputer. AutoCAD
adalah salah satu software menggambar teknik (drafting) yang sangat dikenal di
dunia teknik. Tingkat keakuratannya yang sangat tinggi menjadikan AutoCAD
sebagai salah satu alat bantu (tools) untuk menggambar di kalangan teknik. Tidak
mengherankan apabila beberapa bidang teknik sangat intensif menggunakan
AutoCAD sebagai alat bantu menggambar, di antaranya adalah Teknik Arsitektur,
Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan lain-lain yang sangat erat dengan pembuatan dan
penggunaan gambar teknik. (www.kursusprivat.com)

- Artikel.kampungti.com. Keunggulan dan Feature 3ds MAX. Diakses pada 12 Juni


2012.
WWW : artikel.kampungti.com

Hasil Observasi

Bunga Padma (kuncup)


Bunga sejenis teratai, yang sering
tumbuh di atas air, sesuai dengan
pemanfaatan Candi Tikus sebagai
tempat pemandian.

Bunga Padma (mekar) yang diikuti


benang sari disisi kiri dan kanan

Kepala Makara, dipercaya selalu


menjaga candi, juga sering
ditemukan di tempat suci seperti
kuil.
Bunga Padma (mekar)
Terdapat 3 bunga yang disusun
sejajar

Foto keseluruhan Candi Tikus

Motif Terpilih
Penulis sebagai mahasiswa,
dituntut agar mampu
mengembangkan motif relief yang
terdapat pada Candi Tikus, menjadi
sebuah karya yang mampu
mengikuti jaman. Penulis memilih
sebuah ikon berbentuk bunga
padma, yang terletak pada pusat
motif yang terpilih, yang diapit oleh
lingkaran – lingkaran yang
memanjang vertikal, memiliki kesan
yang tertata rapi dan motif yang
ringan dan tidak sulit namun, juga
tidak terlalu sederhana jika
dibandingkan lainnya. Cocok untuk
berbagai produk, baik fashion
maupun produk dan karya seni
lainnya.
Alur Cerita (Alternatif)

Diawali dengan kehampaan, kemudian muncul sebuah titik cahaya yang semakin
terang, yang merupakan awal cerita dari video mapping.

Kemudian,muncul gunung yang melambangkan cerita kemarahan alam dipulau


Jawa, yang membuat dewa harus memindahkan sebagian gunung Mahameru di
India ke tanah Jawa. Kemudian berubah menjadi Candi Tikus, yang
melambangkan sebagai bentuk penghormatan manusia kepada kesucian Gunung
Mahameru.
Kemudian, candi berubah menjadi siluet, dan menceritakan tentang keindahan
bunga Padma yang terkenal di cerita agama Hindu, yang merupakan sejenis
bunga teratai yang berasal dari India.

Lalu, bunga padma menghilang, dan berubah menjadi makhluk yang bernama
Makara, makhluk setengah, kuda nil, setengah naga, dan setengah naga, yang
dipercaya menjaga tempat – tempat yang dianggap penting.
Kemudian siluet candi mengecil, dan mengeluarkan cahaya biru (bisa diganti air),
melambangkan kegunaan candi Tikus, yakni digunakan sebagai tempat
pemandian tamu dan anggota kerajaan.

Kemudian Candi menghilang perlahan, menceritakan jika candi terlupakan,


seiring dengan berjalannya waktu.
Kemudian candi muncul kembali, dan bercahaya kuning cerah, menggambarkan
jika candi ditemukan kembali dan dipugar, dan dihormati kembali oleh
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai