Anda di halaman 1dari 15

MATERI

MUSEUM SEJARAH JAKARTA

Team Guide

1
MUSEUM SEJARAH JAKARTA
Sejarah Gedung

25 Januari 1707 Gedung dibangun Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Joan van
Hoorn

10 Juli 1710 Gedung diselesaikan Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Abraham
van Riebeeck

Gedung ini difungsikan sebagai Balaikota dan Pengadilan VOC Belanda


di Batavia.

1925-1942 Gedung difungsikan sebagai Kantor Provinsi Jawa Barat

1942-1945 Gedung digunakan sebagai Markas Logistik Dai Nippon ( jepang )

1945-1952 Gedung kembali digunakan sebagai Kantor Provinsi Jawa Barat

1952-1964 Gedung digunakan sebagai Kantor KODIM 0503 Jakarta Barat

1972 diserahkan kepada pemerintah DKI yang kemudian diperbaiki

30 Maret 1974 Diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta oleh Gubernur DKI Bpk. Ali
Sadikin

Ruang Buni

Desa BUNI terletak didaerah Bekasi,BUNI sebuah wilayah peninggalan sebelum adanya
kerajaan Taruma Negara. 1958 Disana ditemukan banyak peninggalan masyarakat BUNI berupa
Artepak Logam,Gerabah,Beliung Persegi,manik-manik.

Kebudayaan BUNI merupakan sebuah masyarakat Prasejarah yang sudah mengenal teknologi
saat itu ( Modern ), diantaranya : Membuat Perahu, Membuat Gerabah, Menjinakan
Hewan,Mengenal cara Penguburan.

Dikatakan penyebaran masyarakat BUNI menyebar melalui sungai Cisadane, Ciliwung, Bekasi,
Citarum.

Terbukti pada saat penggalian Situs Batujaya Kerawang ditemukan dua posil kerangka manusia
yang didalamnya terdapat gerabah yang digunakan sebagai alat bekal kubur, dimana gerabah
tersebut ada kemiripan dengan gerabah yang ditemukan di BUNI.

Disimpulkan bahwa dua kerangka tersebut merupakan kerangka manusia BUNI yang
melakukan penyebaran.
2
Koleksi :

Gerabah Masyarakat BUNI : gerabah ini ditemukan di Komplek BUNI, gerabah ini memiliki dua
jenis, Gerabah Abu-abu dan Gerabah Merah. Gerabah masyarakat BUNI memiliki corak
diantaranya garis sejajar atau pola sisir dan tumpal.

Teknik Pembuatan diperkirakan dengan teknik tatap dan pelandas serta teknik roda putar.

Ruang Prasejarah

Ruang Pra Sejarah ( sebelum mengenal tulisan ) diantarannya masa neoliticum dan masa
perundagian 3500 SM sampai 1500 M.
 Neoliticum ( Masa bercocok tanam atau Batu baru )

Pada masa ini masyarakat neoliticum sudah tidak berpindah – pindah dan sudah mengolah alam
dengan cara bertani ( bercocok tanam ) terbukti ditemukan beberapa peninggalan berupa Kapak
Beliung Persegi dan Belincung.

 Masa Perundagian ( Masa Perunggu )

Pada masa ini masyarakat sudah mengenal logam sebagai tahapan perkembangan kehidupan
manusia, peninggalannya berupa Kapak Perunggu Gelang Perunggu.

Benda-benda tersebut ditemukan diwilayah Jakarta tepatnya di aliran pinggiran sungai Ciliwung,

Ruang Taruma Negara

Taruma Negara merupakan sebuah kerajaan yang bertahta pada abad 5 sampai abad 7 Masehi,
Salah satu raja yang terkenal bernama Purnawarman, bukti peninggalan Taruma Negara berupa :

 Prasasti Kebon Kopi ( duplikat )


Prasasti yang asli terdapat di desa kebon kopi Bogor, mempunyai simbol dua telapak kaki
gajah milik Raja Purnawarman yang dipergunakan sebagai kendaraan.

 Prasasti Ciaruteun ( duplikat )


Prasasti ini ditemukan tahun 1683 oleh N.W Hoverman di sungai Ciaruteun Bogor
menyimbolkan tentang dua telapak kaki Raja Purnawarman yang mirip dengan telapak
kaki Dewa Wisnu maka beliau dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu.

3
 Prasasti Tugu ( duplikat )
Ditemukan di desa Batu Tumbu Tanjung Priok Jakarta Utara yang asli di Museum
Nasional bertuliskan huruf palawa berbahasa sangsekerta. Sebagai peringatan
diresmikannya sungai Gomati dan Candrabaga oleh Raja Purnawarman yang selesai
digali selama 21 hari dengan panjang 6122 tombak + 12 km. Dalam peresmianya raja
berkenan membagikan 1000 ekor sapi kepada para Brahmana yang berjasa dalam
pembuatan sungai tersebut. Sungai tersebut sangat jernih, berkilau dan berliku – liku
sehingga bila dipandang dari muara tergambar bagaikan ular naga yang kemudian diberi
nama Candrabaga, kemudian berganti nama menjadi Bagasi ( Bagasasi ) yang kini
menjadi nama kota Bekasi dan sungai tersebut kini dikenal kali bekasi.

 Patung – patung Dewa yang dianut / disembah agama Hindu.


 Dewa ganesa ( duplikat )
 Dewa Shiwa ( duplikat )
 Dewa Wisnu ( duplikat )
 Durga Kali ( duplikat )

Ruang Kerajaan Sunda

Kerajaan Sunda bertahta 932 – 1579 yang merupakan perpanjangan dari Kerajaan
Tarumanegara. Bukti-bukti dari kerajaan sunda berupa :

Prasasti Batu Tulis yang asli berada di jalan batu tulis bogor,perasasti batu tulis yang
mengisahkan tentang penghormatan seorang anak kepada ayahnya yaitu raja Surawisesa kepada
Prabu Siliwangi adapun arti tulisan tersebut :

“Semoga selamat ini tanda peringatan untuk prabu yang telah mangkat, dinobatkan dia dengan
nama Prabu Guru Dewata Prana, dinobatkan lagi beliau dengan nama Sri Baduga Maharaja
Ratu Aji di Pakuan.dialah yang membuat parit atau pertahan Pakuan,dia putra Rahiyang Dewa
Niskala yang dipusatkan di gunung tiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang
dipusatkan ke Nusalarang, dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-
gunug,membuat undakan untuk hutan Samida dan membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya
(dibuat) dalam tahun Saka Panca Pandawa Mengemban Bumi”.

Prasasti Batu ini menggunakan bahasa dan tulisannya tidaksama dengan masa kerajaan trauma
Negara, namun menggunakan bahasa Sunda Wiwitan.

4
Situs Gunung Padang

Situs ini merupkan situs prasejarah kebudayaan peninggalan megalitikum di jawa barat tepatnya
di daerah cianjur. Keberadaan tentang situs gunung padang ini pertama kali di ketahui oleh N.J
KROM pada tahun 1949. Kemudian tahun 1979 keberadaan situs ini penelitiannya di teruskan
oleh badan arkeologi nasional sampai saat ini.

Kesimpulan sampai saat ini yang di dapat :

Situs gunung padang di perkirakan tempat pemujaan bagi masyarakat yang bermukim 2000
tahun SM .dan keberdaannya lebih tua mengalahkan situs piramida yang ada di giza mesir.

Tempat acara bermusik, di karenakan di temukannnya batu yang apabila di pukul mngeluarkan
bunyi pada batu batuan megalitikum.

Situs gunung padang tidak di bangun pada satu masa namun melibatakan beberapa masa yang
melibatkan beberapa kebudayaan yang pernah ada saat itu.

Keberadaan situs gunung padang ini memiliki luas melebihi dan tinggi melebihi candi
Borobudur.

Peta Ciela

Peta Ciela ini merupakan peta daerah kekuasaan Kerajaan Sunda, yang pertma kali ditemukan
didesa Panembang Garut pada 1858 oleh seorang Controleur Belanda bernama K.F. Holle yang
kemudian tahun 1876 disalin ulang. Namun 1975 keberadaan yang asli hilang.

Ruang Sultan Agung dari Mataram

Lukisan karya Bpk. S. Soejoyono dibuat tahun 1973-1974

 Menguraikan tentang upacara kesultanan yang duduk ditengah – tengah adalah Sultan
Agung yang dikelilingi oleh para abdi dalem.
 Menguraikan tentang peperangan antara VOC dan pasukan Sultan Agung pada tahun
1628 dan 1629 dimana gedung yang pertama / balai kota hancur karena di bakar oleh
pasukan Sultan Agung .
 Salah satu utusan Sultan Agung adalah Pangeran Rangga Bupati dari Tegal yang
menyamar sebagai pedagang guna mengetahui kekuatan dari VOC.
 Peta Penyerangan Kota Batavia oleh Pasukan Sultan Agung pada abad ke 17
 Senjata Tradisional yang digunakan Pasukan Sultan Agung.
 Senjata Api Laras panjang dan Pistol yang dikenal dengan sebutan Locok atau Dorlok
dibuat di Eropa abad 17

5
Bandaneira

 Landscape Batavia 1619, Peta ini menggambarkan kota Batavia di awal


pembangunannya, peta ini dibangun setelah Jan Pieters Zoon Coen berhasil
membumihanguskan Kota Jayakarta. pembangunan Kota ini dimulai dari sisi timur Kali
Besar (Groote Rivier),disisi utara terdapat Port Jakarta atau benteng VOC. Kali besar ini
dahulu berliku-liku, pada tahun 1632 dibawah pemerintahan Gubernur Jacques Specx
diluruskan.
 Landscape Batavia 1650, atau 31 tahun setelah kehancuran kota Jayakarta, disini kita
bias melihat kota Batavia berkembang dengan sangat pesat. Pada masa ini Batavia dibagi
menjadi 4 wilayah. Wilayah Kastil, Sisi Timur, Barat dan Selatan. Kota Batavia ini
dikelilingi oleh tembok kota.

Catatan :
Menurut sumber-sumber Portugis dan VOC pada abad 16 nampak bahwa Jayakarta
berlokasi ditepi barat ciliwung dikelilingi anak-anak sungai yang berfungsi sebagai
sarana pertahanan kota. Tampak alun-alun, lokasi keraton (Dalem) tempat kediaman
bupati Jayakarta, disis selatan alun-alun dan masjid disebelah baratnya, sedangkan
sebelah utara alun-alun terdapat pasar.
Setelah Jayakarta dikuasi oleh VOC Gubernur Jenderal Jan Pieters Zoon Coen
membangun kota baru diatas reruntuhan kota Jayakarta. setelah Coen meningga tahun
1632 sungai yang berada disebelah barat diluruskan pada masa pemerintahan Jacques
Spect. Kemudian pembangun kota dilanjutkan oleh Hendrick Brouwer (1632-1636)
dengan menggali kanal-kanal tambahan, dan tahung 1634 Hendrick Brouwer
membangun gerbang Rotterdampoort dan pemecah gelombang di muara sungai ciliwung
dan sekaligus berfungsi sebagai dermaga. Tahun 1636 pembangun kota dilanjutkan oleh
Gubernur Jendral Antonio van Diemen dengan membangun tembok kota ditepi barat
dan menggali sejumlah kanal, jadi tampak pada peta 1650 kota terbagi menjadi 4 bagian,
wilayah kastil, kota bagian timur, kota bagian barat dan kota satelit ( Voorstad ) bagian
selatan. Pengganti Antonio van Diemen adalah Cornelis van der Lijn melanjutkan
pembuatan kanal diluar kota Batavia pada tahun 1647 untuk menhubungkan kota dengan
daerah perkebunan dan pos-pos penjagaan diluar kota, antara lain kanal ancol (
AncolSchevaart) dan kanal sunter (Sonter). Beberapa tahun kemudian digali kanal
Molenvlit (selokan molen ) disebelah selatan kota yang kini berada diantara jalan gajah
mada dan hayam wuruk.

6
Ruang Kedatangan VOC

Miniature kapal VOC,sebuah perusahaan dagang Belanda yang dibuat tahun 1602, Belanda tiba
dinusantara pada tahun 1596 di Banten, jauh setelah Portugis yang tiba pada tahun 1511 di
Malaka.

VOC merupakan kongsi dagang Belanda yang dibuat guna menghindari persaingan tidak sehat
antar warga Belanda, VOC menjadi perusahaan multi nasional pertama di dunia yang sangat kuat
dibandingkan inggris (EIC).

Lukisan seorang pedagang besar ( Opperkoopman) Belanda bernama Jacob Mathiussen dan
istrinya yang berada dipelabuhan sunda kelapa 1640.

Ruang 1527

Meriam Cirebon

Meriam ini di sebut juga sebagai meriam coak , meriam ini merupakan meriam pemerian seorang
putri china kepada sunan gunung jati, keberadaan meriam ini berada di museum sejarah Jakarta
ini untuk menunjukan hubungan antara jayakarta dan Cirebon di mana fatahillah merupakan
menantu dari sunan gunung jati, karena pada saat VOC membumi hanguskan kota jayakarta tak
ada yang tersisa kareana itu untuk koleksi peninggalan masa jayakarta tidak ada dan meraiam
inilah yang menjadikan bukti untuk mnguatkan hubungan antara Cirebon dan jayakarta .

 Pedang pancung replika ( pedang pengadilan)

Pedang pancung ini merupakan pedang yang dahulu di gunakan untuk hukuman pemenggalan
kepala.yang di buat abad 17 banyak kisah yang di ceritakan dalam pedang ini salah satunya
adalah seorang yang beranama Pieter cortenhoof yang berbuat zina dengan seorang putri anak
angkat gubernur jendral J.P COEN yang bernma saras specx sehingga beliau di jatuhkan
hukuman pancung dengan pedang seprti ini,.pedang ini memeiliki panjang 1,10 cm berat _+ 4 kg

 Pedang gurbernur jendral

7
Ruang Prasasti Padrao

Prasasti ini menjelaskan tentang perjanjian antara Portugis dan Kerajaan Sunda pada tanggal 21
Agustus 1522 di daerah Sunda Kelapa, dalam perjanjian ini Portugis diwakili oleh Enrique Leme
dan Kerajaan Sunda dihadiri oleh Raja Surawisesa yang masa itu sebagai penguasa, dalam
perjanjian ini Portugis memberikan syarat kepada Kerajaan Sunda, untuk memberikan tanah
yang digunakan untuk mendirikan benteng pertahanan diujung Muara sungai ciliwung, yg kedua
Kerajaan Sunda harus memberikan seribu keranjang lada setiap tahunnya kepada Portugis,
namun setelah perjanjian ini pelaksanaannya tidak pernah terwujud, dikarenakan perjanjian
diketahui oleh Kerajaan Demak dan Cirebon, maka diutuslah Fatahillah untuk mengusir bangsa
Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527, dan mulai saat itulah Fatahillah
menguasai Sunda Kelapa dan nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta ( Kota Kemenangan ). Dan
tanggal tersebut oleh PEMPROV DKI dijadikan sebagai hari ulang tahun kota Jakarta.
Keberadaan Prasasti Padrao berada di Museum Nasional/Museum Gajah,Prasasti ini ditemukan
pada tahun 1918, ketika dilakukan penggalian untuk membangun rumah di Jalan Cengkeh (dulu
bernama Prinsenstraat), dekat Pasar Ikan, Sunda Kelapa, Jakarta Utara.

Isi Prasasti Padrao :

Pada baris pertama tulisan prasasti tersebut terdapat lambang salib ORDO, dan di bawahnya
terdapat tulisan DSPOR yang merupakan singkatan dari Do Senhario de Portugal (penguasa
Portugal). Pada kedua baris berikutnya terdapat tulisan ESFERЯa/Mo yang merupakan singkatan
dari Esfera do Mundo (bola dunia) atau Espera do Mundo (harapan dunia).

Lobby

Mimbar masjid mimbar ini dulunya berada di masjid kampung baru dekat daerah pekojan,
dahulu mimbar ini berada di sebuah rumah yayasan ilmu pengetahuan orang belanda
(Genootschap van Kusten) saat ini museum nasional atau museum gajah, tahun 1972 mimbar
ini dihibahkan kepada Museum Sejarah Jakarta dan sekaranag koleksi tetap Museum Sejarah
Jakarta. Dahulu difungsikan sebagai tempat berkhutbah dalam penyebaran agama islam di
Batavia.

Patung Singa

Patung Singa berdiri dengan Prisai didepan melambangkan keperkasaan VOC sebagai badan
dagang yang memiliki kemampuan menghadapi tantangan termasuk berperang dalam merebut
dan mempertahankan wilayah baru (koloni) yang memberikan keuntungan dagang. Sebagai
singa memberikan semangat dan kekuatan dalam mengarungi wilayah sebrang lautan. Lambing
ini benar-benar memproklamirkan keperkasaan yang siap melumat siapa saja yang mencoba
menghalangi kegiatan VOC.

8
Patung Wijayakrama

Patung ini merupakan imajinasi sosok dari tokoh penguasa Jayakarta yang terakhir, beliu adalah
anak dari Tubagus Angke yang merupakan cucu dari Sultan Hasannudin banten. Tahun 1618 saat
pengepungan benteng VOC di Batavia yang dibantu oleh pihak Inggris dan banten saat itu
Gubernur Jenderal J.P. Coen melarikan diri ke Maluku, dan yang bertahan dibenteng tersebut
adalah seorang kepercayaan dari J.P. Coen yang bernama Pieter van Der Brug, maka terjadilah
penangkapan beliu oleh pasukan Jayakarta, sehingga Jayakarta meminta tebusan kepada VOC,
namun yang terjadi malah sebaliknya, sejak kejadian tersebut pihak banten justru menyalahkan
Wijayakrama karena rumor yang beredar apabila benteng VOC ditaklukan akan diberikan
kepada pihak Inggris dan saat itu terjadilah pencopotan jabatan dan akhirnya raden Wijayakrama
diasingkan ke desa katengahan banten sampai akhir hayatnya.

Ruang Solomon

Terdapat 3 lukisan kisah nyata tentang pengadilan karya JJ Denish pada tahun 1660.

1. Gambar tengah.
Raja Solomo ( Nabi Sulaiman ) mengambil keputusan yang bijaksana mengenai peristiwa
seorang bayi, yang diperebutkan oleh kedua wanita / orang yang mengaku sebagai ibunya.

Akhirnya dipanggilah seorang algojo untuk membelah bayi agar dibagi dua supaya adil, akan
tetapi baru saja akan dibelah maka berkatalah seorang ibu dengan ucapan “jangan – jangan
lebih baik bayi ini diberikan kepada ibu yang berdiri disebelah ini”. Demikian dan akhirnya
hakim memutuskan bahwa wanita yang berbicara itulah ibu kandungnya, dengan alasan siapa
yang mengandung dan melahirkan merasa tidak tega mendengar bayi tersebut akan dibagi
dua.

2. Sebelah kanan .
Raja sekaligus menyusun undang – undang ZALAUKOS dari Lokri ( Yunani pada abad ke
VII M ) siap mengorbakan salah satu matanya untuk mengindahkan hukum yang diundang-
undangkan sendiri dengan demikian Raja ingin menyelamatkan salah satu mata putranya
yang harusnya ditusuk kedua matanya karena melanggar hukum itu dengan berjinah.

3. Sebelah kiri.
Raja Persia Cambises abad ke V M yang sedang memerintahkan agar Hakim Korup
SISAMNES dikuliti, lalu putranya Sisamnes menggantikan ayahnya yang kulitnya dipakai
untuk melapisi kursi Hakim. Ini adalah sebuah peringatan keras bagi para Hakim – Hakim
yang dapat disuap.

9
Catatan : dalam ruangan ini terdapat koleksi mata uang, alat ukur batu bata, alat ukur genteng
berserta anak timbangan dan furniture miniatur. Yang semua ini merupakan alat dahulu
digunakan pada masa Batavia.

Ruang Sidang.
Diruangan ini dulunya digunakan untuk mengadili atau menyidangkan dan memutuskan perkara.
Diruang sidang ini ada beberapa pahlawan kita yang pernah diadili diantaranya adalah Pangeran
Diponogoro, Cut Nyadin dan Untung Suropati. Ada beberapa peniggalan disini antara lain
adalah:

 Lukisan Guberbur Jenderal Petrus Alberentus Van Der Parra tahun 1761 – 1775
 Lemari Arsip dibuat tahun 1747, yang digunakan untuk menyimpan catatan-catatan
pengadilan di Batavia. Terdapat dua patung dewi kebenaran dan dewi keadilan.
 Patung dada salah satu Raja Belanda bernama Willem van Oranye
Catatan : penambahan keterangan tentang persamaan gedung ini yang ada di Amsterdam
Belanda.

Ruang Sketsel
Catatan : dalam ruangan ini terdapat keterangan mengenai tentang berdirinya VOC dari tahun
1602 – 1799, dan juga terdapat catatan pembantaian etnis Tionghoa pada masa pemerintahan
Gubernur Jendral Adrian Valkenier pada tahun 1740.

Ruang Indies
Catatan : dalam ruangan ini terdapat beberapa gambar gedung di Jakarta, yang mana bangunan
tersebut dipengaruhi dengan arsitektur campuran ( Eropa dan Asia ).

Ommelanden
Catatan : dalam ruangan ini menceritakan tentang kehidupan diluar wilayah Batavia
(ommelanden) meliputi wilayah bogor, tanggerang, bekasi dan lain sebagainya.
Dalam ruangan ini terdapat beberapa koleksi diantaranya :

 piring keramik bertuliskan arab


 Kristal
 Lampu berbahan gerabah
 Meja kerja abad 19
 Lemari abad 19

10
Ruang Balkon
Ruangan ini dahulunya digunakan untuk para hakim dan gubernur jenderal untuk melihat
eksekusi hukuman mati yang dilaksanakan di area Palaza sebelah kiri, dan hukuman tersebut
disaksikan oleh masyarakat Batavia, pemberitahuannya melalui bunyi lonceng yang berada
diatas gedung balaikota ( Museum Sejarah Jakarta ).

Ruang Dewan Kotapraja


Diruangan ini dulunya digunakan untuk membuat hukum peraturan dalam tindak perdata,namun
setiap undang-undang yang dibuat apabila tidak sesuai dengan Gubernur Jenderal undang-
undang tersebut bisa dirubah sepihak oleh Gubernur Jenderal.

Meja bulat yang dibuat dari satu batang pohon tanpa sambunagn dengan diameter skitar 2,25
Cm.

Sketsel

Sketsel atau pembatas ruangan terbuat dari kayu jati,berukuran panjang ±5 M dan tinggi ±2,5 M.
Menjadi koleksi Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1974, merupakan peninggalan dari koleksi
Oud Bataviasche Museum, pada sketsel ini perlambangan antara lain :

Dewi Perang

Terletak pada bagian tengah sketsel, dewi perang ini digambarkan dengan sosok wanita setengah
badan bermahkota, dibahu kiri dan kanan pada bagian belakang terpampang jenis senjata antara
lain : Tombak, Panah dan lainnya. Ini merupakan perlambangan Dewi Perang yaitu Dewi yang
menguasai medan perang. Masyarakat Eropa masa lalu sangat mempercayai kehadiran dewi
perangan akan membantu mereka memenangkan perang/melawan musuh. Biasanya pada rumah
panglima militer selalu ditempatkan patung atau ukiran/lukisan dewi perang. Kemungkinan
sketsel ini dibuat saat VOC sedang berperang melawan musuh-musuhnya dengan harapan
pemerintah pusat VOC di Batavia terhindar dari ancaman musuh.

Ukiran Daun/Bunga

Terletak pada bagian kiri dan kanan sketsel. ini melambangkan kehidupan, kelembutan,
kedamaian dan cinta.

Catatan : disini terdapat beberapa koleksi diantaranya :

Dan terdapat juga catatan mengenai masyarakat Betawi, dimana dijelskan bahwa masyarakat
Betawi merupakan hasil perkawinan percampuran dari satu daerah dengan daerah yang lain,
yang terjadi menjadi empat daerah Betawi, Betawi Pusat, Betawi Pinggir, Betawi Tengah,
Betawi Pesisir.

11
Koleksi Budaya Betawi : terdapat perhiasan pengantin Betawi wanita yang dipengaruhi budaya
China dan juga terdapat makanan tradisional masyarakat Betawi yang terbuat dari tepung dan
dicampur dengan kacang hijau yang dicetak dengan cetakan kayu yang bergambar ikan dan
bentuk lain. Yang dinamakn kue tersebut kue satu.

Ruang Penjara

 Penjara Bawah Tanah.


Terdapat 5 ruangan penjara yang khusus untuk laki-laki dengan panjang 6 m, lebar 3 m, dan
tinggi 1.65 m. para tahanan dipasung dengan bola besi yang beratnya skitar 40 kg, Maksimal
menampung 50 orang. 83% diantaranya meninggal didalam ruangan ini dikarenakan ruangan
kotor dan berpenyakit. Pahlawan kita yang pernah ditahan diantaranya adalah Untung
Suropati dan Pangeran Diponogoro pada. Adapun yang dipenjara disni dibagi menjadi dua
bagian yaitu : tindakan keriminal dan politik

 Penjara Wanita.
Ruangan ini dulu dikenal dengan sebutan lorong gelap karena ruangan ini gelap gulita disaat
jendelanya ditutup dan slalu tergenang air disaat musim hujan pahlawan wanita yg pernah
disini Cut Nyadien yg kemudian diasingkan kedaerah Sumedang. Dan ukuran ruangan
tersebut panjang 9 M, lebar 6 M dan tinggi ±160 M.

Meriam Sijagur

Dihalaman depan museum terdapat Meriam Si Jaguar, meriam ini dibuat dari 16 meriam kecil
yang dilebur menjadi satu yaitu Meriam Sijagur, diatas meriam tersebut terdapat tulisan “Ex me
ipsa renata sum” (dari aku menjadi aku). Meriam ini peninggalan Portugis dengan berat 3,5 ton
dibuat di kota Maccao Cina dengan nama bengkel JAGOBARA. Pada tahun 1641 Portugis
dikalahkan oleh Belanda di Malaka dan meriam ini dibawa Belanda ke Batavia dan diletakkan di
benteng Diamont, meriam ini oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai Dewa Kesuburan yang
bisa menyembuhkan kemandulan khususnya untuk wanita. Karena dibagian belakang terdapat
kepalan tangan maka dianggap sebagai simbol kejorokan oleh orang – orang kita.
Uraian :
 1641 meriambuatan Manuel Tavare Bocarro di pabrik senjata Jago de Barra ini di bawa ke
Batavia. kono dari nama pabrik (jago) itulah nama Jagur bermula
 1809 setelah Gubernur Jenderal Daendels berkuasa,meriam ini ditempatka di Museum Oud
Batavia (museumwayang), kala itu meriam sijagur jadi tempat ziarah perempuan yang ingin
punya anak (karena terdapat simbol tangan dengan ibu jari diapit jari telunjuk dan jari
tengah)

12
 1951 dipindahkan di Museum Nasional ketika Mohammad Natsir diangkat menjadi perdana
menteri dan Sjamsurizal diangkat mejadi walikota Jakarta, lalu sijagur dipindahkan kembali
ke sekitar Museum Wayang dan Museum Fatahillah

Air Mancur

Yang dibuat pada tahun 1743 yang dahulu digunakan masyarakat Batavia mengambil air, namun
Air Mancur sekarang ini merupakan replika yang dibuat tahun 1973 yang diambil dari lukisan
Johannes Rach tahun 1783.

Dahulu Air Mancur ini airnya dialiri dari daerah Gelodok ( Pancoran ) dengan menggunakan
Hong ( PIPA ) yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, namun abad 19 air sudah tidak dapat
dipergunakan dikarenakan Hong tersebut tidak kuat menahan akar-akar pohon dan menimbulkan
keretakan yang membuat airnya tercemar.

Sumur

Sumur ini dibuat pada abad ke 18, semula sumur ini digunakan untuk kebutuhan pembangunan
gedung, kemudian sumur ini digunakan untuk minum para tahanan dan memandikan kuda,
sumur ini memiliki kedalaman ± 6 meter, saat ini airnya tidak lagi digunakan untuk konsumsi
namun hanya digunakan untuk menyiram tanaman yang berada di area halaman belakang
museum.

Tempat Minum Kuda

Tempat minum kuda ini dahulunya ada di daerah pasar kembang cikini dan kemudian di
pindahkan ke halaman belakang gedung Museum Sejarah Jakarta. Dan kegunaannya yaitu untuk
tempat minum kuda.

Prasasti Pieter Erberveld

Prasasti ini dahulu berada di jalan pangeran jayakarta, tepatnya dibelakang Geraja Sion, pada
masa Orde Baru prasasti ini dipindahkan ke halaman belakang Museum Sejarah Jakarta. Prasasti
ini menjelaskan seorang bernama Pieter Erberveld indo ayahnya berkebangsaan Jerman dan
ibunya dari Siam Thailand. Saat itu Pieter Erberveld diwariskan oleh ayahnya tanah yang sangat
luas, sehingga VOC menginginkan Pieter Erberveld untuk menjual tanahnya guna kepentingan
VOC, namun Pieter Erberveld menolak. Penolakan tersebut mengakibatkan kemarahan VOC,
sampai akhirnya Pieter Erberveld mengadakan kerja sama dengan orang petinggi banten yang

13
bernama Pangeran Arya Kertadria untuk membalas kecurangan VOC. Pieter Erberveld
merencanakan penyerangan ke Batavia pada malam tahun baru, namun rencana tersebut telah
diketahui oleh Belanda, sehingga pada saat Pieter Erberveld sedang mengadakan perundingan
kediamannya, Belanda mengepung dan menangkap Pieter Erberveld, Kertadria dan pengikutnya,
sampai akhirnya Pieter Erberveld dijatuhi hukuman ditarik dengan empat ekor kuda sehingga
tubuh Pieter Erberveld terpisah mejadi beberapa bagian. Untuk mengenang penghiatan Pieter
Erberveld oleh orang belanda maka dibuatlah prasasti, dimana dahulu diatas prasasti ini terdapat
kepala tengkorak Pieter Erberveld. Tulisan dalam prasasti diartikan sebagai :

Sebagai kenang-kenangan yang menjijikan atas dihukumnya sang pengkhianat: Pieter


Erberveld. Karena itu dipermaklumkan kepada siapapun, mulai sekarang tidak diperkenankan
untuk membangun dengan kayu, meletakan batu bata dan menanam apapun di tempat ini dan
sekitarnya. Batavia, 14 April 1722.

Patung Hermes

Patung Hermes dahulu berada di jembatan harmoni

Pada tahun 1900, Wilhem Stolz mendapat kewarganegaraan Belanda dan membuka toko di
Rijswijksestraat (sekarang Jalan Veteran). Toko yang bernama Jenny & Co ini khusus menjual
barang-barang logam dan gelas dari Geislingen. Toko itu maju pesat, sehingga Karl membuka
cabang di Semarang dan Surabaya.

Stolz membeli patung Hermes pada tahun 1920 di Hamburg. Patung itu sebenarnya barang
dagangan toko miliknya. Namun Stolz sangat mencintai patung ini yang akhirnya diletakkan di
kebun rumahnya di Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Tapi, sang istri tak suka dengan
patung telanjang. Baginya patung itu terlalu vulgar.

Dia selalu meminta suaminya untuk menyingkirkan patung itu. Pasangan suami istri (pasutri) ini
pun berbeda sikap soal patung ini.

Ketika istrinya meninggal dunia pada tahun 1930 di Den Haag, Stolz memutuskan menjual bisnis
dan tokonya. Stolz meninggal 30 Maret 1945, sebagai tahanan perang Jepang dan dimakamkan
di Semarang. Sebelum menjual tokonya di Jalan Veteran, dia memberikan patung itu kepada

14
Pemerintah Batavia sebagai rasa syukur karena dia diberi kesempatan untuk menjalankan bisnis
di Batavia.

Pada Agustus 1999, patung antik ini hilang dari tempatnya. Warga Jakarta terkejut. Tapi
kemudian pemerintah Jakarta membuat pernyataan bahwa patung Hermes dipindahkan ke
Museum Fatahillah untuk melindunginya dari pencurian dan mutilasi. Jadi Patung Hermes yang
kita lihat di Jembatan Harmoni saat ini adalah duplikat. Patung aslinya ditempatkan di halaman
belakang Museum Sejarah Jakarta

Dalam Mitologi Yunani hermes merupakan simbol dewa perdagangan, dewa kerumunan orang,
dewa pengetahuan, dewa atlet serta pelindung pejalan kaki.

Patung Hermes terletak dihalaman belakang Museum Sejarah Jakarta yang berukuran tinggi ±2
M terbuat dari perunggu. Sejak tahun 2000 menjadi koleksi Museum Sejarah Jakarta, semula
Patung Hermes ini berada di jembatan harmoni yang ditempatkan sejak tahun 1930-an. Patung
Hermes ini memiliki perlambangan yang terdapat pada bagian-bagian antara lain :

Bola Dunia

Bola Dunia terletak dibawah telapak kaki Hermes melambangkan dunia semesta yang dijelajahi
oleh Hermes.

Sayap Kaki

Sayap Kaki yang terdapat pada tumit belakang kaki kiri dan kanan memperlambangkan
kemampuan Hermes untuk terbang menjelajahi dunia semesta, termasuk dunia langit tempat para
Dewa Yunani bersemayam.

Tongkat Ular
Tongkat Ular yang terletak dalam genggaman tangan Hermes melambangkan kemampuan
Hermes dalam memberikan pengobatan maupun perlindungan kepada manusia yang meminta
pertolongan kepadanya.

Patung Hermes sendiri melambangkan Dewa perlindungan bagi para Pelancong/pejalan kaki,
juga Dewa Keberuntungan bagi para pedagang, karena sering disebut Dewa Perniagaan.

15

Anda mungkin juga menyukai