Material Batu
Registrasi D. 161
Prasasti Kota Kapur adalah prasasti berupa tiang batu bersurat yang ditemukan di pesisir barat Pulau
Bangka, di sebuah dusun kecil yang bernama Kota Kapur.[1] Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam
aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuno, serta merupakan salah satu dokumen
tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini dilaporkan penemuannya oleh J.K. van der Meulen pada
bulan Desember 1892, dan merupakan prasasti pertama yang ditemukan mengenai Sriwijaya.
Orang pertama yang menganalisis prasasti ini adalah H. Kern, seorang ahli epigrafi bangsa Belanda
yang bekerja pada Bataviaasch Genootschap di Batavia. Pada mulanya ia menganggap "Śrīwijaya"
adalah nama seorang raja. George Coedes-lah yang kemudian berjasa mengungkapkan bahwa
Śrīwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatra pada abad ke-7 Masehi, suatu kerajaan yang
kuat dan pernah menguasai bagian barat Nusantara, Semenanjung Malaya, dan Thailand bagian
selatan.
Hingga tahun 2012, prasasti Kota Kapur berada di Rijksmuseum (Museum Kerajaan) Amsterdam,
negeri Belanda dengan status dipinjamkan oleh Museum Nasional Indonesia[1].
4. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru (tidak jauh dari Sabokingking), Kel. 3 Ilir,
Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatra Selatan, pada tahun 1935.[1] Prasasti ini sekarang
disimpan di Museum Nasional dengan No. D.155. Di sekitar lokasi penemuan prasasti ini juga
ditemukan prasasti Telaga Batu 2, yang berisi tentang keberadaan suatu vihara di sekitar prasasti.
[2]
Pada tahun-tahun sebelumnya ditemukan lebih dari 30 buah prasasti Siddhayatra. Bersama-sama
dengan Prasasti Telaga Batu, prasasti-prasasti tersebut kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Prasasti Telaga Batu dipahatkan pada sebuah batu andesit yang sudah dibentuk sebagaimana
layaknya sebuah prasasti dengan ukuran tinggi 118 cm dan lebar 148 cm. Di bagian atasnya terdapat
hiasan tujuh ekor kepala ular kobra, dan di bagian bawah tengah terdapat semacam cerat (pancuran)
tempat mengalirkan air pembasuh. Tulisan pada prasasti berjumlah 28 baris, berhuruf Pallawa, dan
berbahasa Melayu Kuno.
1. Raja Ali Haji dan Karya-Karyanya
- Data Diri
Raja Ali Haji 2 Nama lengkap adalah Raja Ali al-Hajj Ibni
Raja Ahmad al-Hajj Ibni Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng
Celak alias Engku Haji Ali Ibni Engku Haji Ahmad dengan
Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor, di Pulau
Penyengat Kepulauan Riau. Lahir pada tahun 1808 M. Di pusat
Kesulthanan Riau-Lingga Pulau Penyengat.
- Pengumpulan senarai karya-karya Raja Ali Haji, rangkaiannya sebagai berikut:
1. Gurindam Dua Belas (1857)
2. Bustanul al-Khatibin(1857)
3. Muqaddimah fil Intizam Wazaif Haji al-Malik (1857)
4. Samratu al-Muhimmati / Tamarat al-Muhammah (1857-
1886)
5. Kitab Pengetahuan Bahasa (1858)
6. Silsilah Melayu dan Bugis (1865)28
7. Tuhfat al-Nafis (1865)
8. Syair Kitab / Hukum al-Nikah / Syair suluh Pegawai (1866
dan 1889)
9. Syair Siti Sianah / Jawharat al-Maknunah (1866 dan 1923)
10. Syair Sinar Gemala Mestika Alam (1893)
11. Syair Hukum Faraid (1893)
12. Syair Awal (1863)29