Anda di halaman 1dari 9

5.

KEHIDUPAN KERAJAAN KEDIRI


a. Kehidupan Ekonomi
pereokonomian kediri bersumber pada kegiatan pertanian dan perdagangan.
Sebagai kerajaan agraris, kediri memiliki lahan pertanian yang baik disekitar
sungai brantas.pertanian menghasilkan banyak beras dan menjadikannya
sebagai komoditas perdagangan utama. Sektor perdagangan kediri
dikembangkan melalui jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras, barang
barang yang diperdagangkan di kediri antara lain emas, perak, kayu cendana,
rempah-rempah dan pinang.
para pedagang kediri membawa rempah-rempah ke sejumlah bandar di
Indonesia bagian barat, yaitu sriwijaya dan ligor. Selanjutnya, rempah-rampah
dibawa ke India,Teluk Persia, dan Laut Merah. Komoditas ini kemudian
diangkut oleh kapal-kapal Venesiamenuju Eropa. Dengan demikian, melalui
kediri wilayah maluku mulai dikenal dalam lalu lintas perdagangan dunia.
b. Kehidupan Agama
Masyarakat kediri sangan religius. Mereka hidup berdasarkan ajaran agama
Hindu Syiwa. Terlihat dari berbagai peninggalan arkeologi yang di temukan
di wilayah kediri. Peninggalan tersebut berupa arca-arca di candi Gurah dan
candi Todowongso. Arca-arca tersebut menunjukkan latar belakang agama
Hindu Syiwa. Para prajurit Hindu Syiwa menyembah Dewa Syiwa. Dewa
Syiwa dipercaya dapat menjelma mejadi Syiwa Maha Dewa (Maheswara),
Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah satu bentuk pemujaan Syiwa yang
dilakukan oleh para pendeta adalah dengan mengucapkan mantra yang
disebut Mantra Catur Dasar Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.

c. Kehidupan Sosial
Menurut berita Cina, dan Kitab Ling-wai-tai-ta diterangkan bahwa dalam
kehidupan sehari-hari orang-orang mamakai kain sampai bawah lutut.
Rambutnya diurai. Rumah-rumah mereka bersih dan teratur, lantainya ubin
yang berwarna kuning dan
hijau. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima mas kawin
berupa emas. Rajanya berpakaian sutera, memakai sepatu, dan perhiasan
emas. Rambutnya disanggul keatas. Kalau berpergian, Raja naik gajah atau
kereta yang diiringi oleh 500 sampai 700 prajurit.

d. Budaya
Di bidang kebudayaan, yang menonjol adalah perkembangan seni sastra dan
pertunjukkan wayang. Di kediri dikenal dengan Wayang Panji. Beberapa
karya sastra yang terkenal: Kitab Baratayuda, Kitab kresnayana, Kitab
Samaradahana, Kitab Lubdaka.
6. PENINGGALAN-PENINGGALAN
KERAJAAN
KEDIRI
1. Candi Penataran
Candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari kerajaan kediri sekitar tahun
1200 masehi dan berlanjut digunakan sampai masa
pemerintahan Wikramawardhana,
Raja Kerajaan Majapahit sekitar
tahun 1415.
2. Candi Gurah
Pada tahun 1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih
2km dari situs Todowongso yaitu candi Gurah, karena kekurangan
dana candi ini dikubur kembali.
3. Situs Todowongso
situs ini dianggap sebagai penemuan
terbesar untuk priode klasik sejarah
Indonesia dalam 30 tahun terakhir.
4. Arca Buddha Vajrasettva
Arca ini berasal dari zaman kerajaan
kediri (abad X/XI). Dan sekaranng me
rupakan koleksi museum fur indische
Kunst, Berlin-Dehlem, Jerman.

5.Prasasti Kamulan

Prasasti ini dibuat pada masa pemerintahan Raja


Kertajaya, pada tahun 1194masehi, atau 1116
caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari
jadi dari kabupaten Trenggelek sendiri tepatnya
pada hari rabu kliwon, tanggal 31 Agustus1194.
6. Prasasti Galunggung
Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung.
Di sekeliling prasati Galunggung banyak
terdapat tulisan memakai huruf Jawa Kuno.
Tulisan ini berjajar rapi. Total ada 20 baris yang
masih bisa dilihat mata. Sedangkan sisi lain
prasasti bebrapa huruf sudah hilang lantaran
rusak dimakan usia.

7. Prasasti Jaring
r4tdfc
8.Candi tuban
Dinamakan demikian,karena candi ini
terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan,
Kecamatan Kalidawir, Kabupaten
Tulungagung. Candi tuban sendiri hanya
terisa kaki candinya saja. Setelah dirusak,
candi ini dipendam dan kini di atas candi
telah berdiri kandang kiambing, ayam dan
bebek.

9. Prasasti Panumbangan
Prasasti tersebut berisi penetapan desa panumba
ngan sebagai sima swatantra oleh raja sebelmnya
yang dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya
yang dimaksud dalam prasasti ini diperkirakan
adalah Sri Jayaswara.
10. Prasasti Talan
Cap prsasti ini adalah berbentuk
Garudhamukacala pada bagian atas prasasti
dalam bentuk badan manusia dengan kepala
burung garuda serta sayap. Isi prasasti ini
berkenaan dengan anugerah sima kepada desa
Talan yang masuk wilayah Panumbangan mem
perlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan
cap kerajaan Garudamukha yang telah mereka
terima dari Bhatara guru pada tahun 961 saka dan menetapkan Desa Talan
sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga
mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap
kerajaan Narasingha.

Anda mungkin juga menyukai