Anda di halaman 1dari 16

Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ialah cara dimana melakukan penelitian dari merumuskan suatu
masalah hingga membuat suatu kesimpulan atas penelitian tersebut. Pendekatan penelitian
terdapat 2 jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode yang diterapkan guna meneliti fraud tree
ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif, dimana berupa nominal yang melahirkan kesimpulan
akhir dari studi ini. Nominal yang dikumpulkan menjadi komponen dalam mengukur bagaimana
interaksi kausalnya. 

Pada penelitian ini menggunakan data cross section dalam sistem waktu pengumpulan,
dimana dikarenakan bahwa ACFE mengeluarkan laporan setiap dua (2) tahun sekali maka
penelitian menggunakan sistem cross section. Dan Skala pengungkuran pada analisis ini ialah
menggunakan skala pengukuran data rasio dimana melakukan perbandingan laporan antar 2
nominal angka dari 2 tahun laporan yang terdapat dalam ACFE.

Ruang Lingkup

Penelitian yang akan dilaksanakan ialah dengan menganalisis bagaimana kondisi kasus
fraud yang terjadi secara Global, Asia Pasifik, dan Indonesia dengan ulasan yang sudah
diungkapkan oleh ACFE.

Penelitian ini hanya mengenai kasus fraud tree yang terjadi secara Global, Asia Pasifik,
dan Indonesia dengan ketiga kategori yang ada.

Teknik Pengumpulan Data

Metode yang terdapat pada studi ini yakni memanfaatkan data sekunder. Dimana data
tersebut terdapat dalam laporan tahunan ACFE. Dikarenkan pada penelitian tersebut
menggunakan data kuantitatif maka penelitian ini menggunakan data sekunder untuk dijadikan
sebagai data penelitian.

Pemahaman akan data sekunder sendiri adalah penjelasan atau keterangan yang
ditemukan dari sumber yang telah ada guna mewujudkan kepentingan dalam melaksanakan
studi. Data bisa di akses pada website ACFE.
Metode Analisis Data

Menganalisis secara deskriptif menjadi cara yang akan dijalankan pada studi ini,dimana
data tersebut berbentuk angka nominal yang dijelaskan sebagai refleksi dalam menangani
kejadian yang muncul dengan data-data yang tersedia.

Definisi Operasional Variabel

Fraud Tree dibagi menjadi 3 bentuk, yakni:

1. Asset Misappropriation, yang melibatkan tindakan seperti pencurian atau


penyalahgunaan aset di suatu organsasi, misalnya penggelapan pendapatan, pencurian
inventaris dan penipuan dalam penggajian (ACFE,1996)..
Asset Misappropriation dapat terbagi mejadi 2 jenis,yakni berupa tunaidan non-tunai.
Aset non-tunai dapat berupa pencurian inventory atau equipment perusahaan. Sedangkan
untuk tunai, dapat dibagi menjadi 3 kategori, yakni:
a. Fraudulent Disbursement, dimana pelaku menyebabkan organisasi mencairkan suatu
dana melalui beberapa trik atau perangkat, misalnya mengirimkan faktur palsu.
Fraudulent Disbursement dibagi menjadi 5 kategori, yakni:
a) Billing Schemes, dimana penipu menyebabkan organisasi yang menjadi korban
mengeluarkan pembayaran dengan mengirimkan fakur barang atau jasa fiktif atau faktur
untuk pembelian pribadi.
b) Payroll Schemes, dimana seorang karyawan menyebabkan organisasi yang menjadi
korban mengeluarkan pembayaran dengan membuat klaim palsu untuk kompensasi.
c) Expense Reimbursement Schemes, dimana seorang karyawan membuat suatu klaim untuk
penggantian fiktif.
d) Check Tampering, dimana pelaku mengkonversikan dana suatu organisasi dengan
menggantikan bank checkterhadap rekening bank lembaga atau mengambil cek yang
telah dikeluarkan oleh lembaga secara sah kepada penerima pembayaran lain.
e) Register Disbursement Schemes, dimana seorang karyawan membuat entri atau transaksi
palsu pada kasir untuk menyembunyikan penghapusan mata uang secara curang.
b. Skimming, dimana uang tunai dicuri dari suatu organisasi sebelum dicatat dalam
pembukuan dan catatan organisasi.
c. Cash Larceny, dimana uang dicuri dari suatu organisasi setelah dana tersebut dicatat di
pembukuan organisasi.

2. Corruption, dimana terjadinya penyalahgunaaan kekuasaan yang


memanfaatkandampaknyaatas transaksi suatu bisnis supaya mendapatkan keuntungan
bagi diri mereka sendiri atau bertentangan dengan kewajibannya kepada yang lain,
misalnya menerima suap atau terlibat dalam konflik kepentingan (Anwar,2008)..
a. Skema penyuapan, melibatkan penawaran, memberi, menerima, atau meminta sesuatu
yang penting untuk mempengaruhi keputusan bisnis.
b. Skema pembayaran kembali, yang terjadi ketika vendor melakukan pembayaran yang
dirahasiakan kepada karyawan perusahaan pembeli untuk mendaftarkan karyawan dalam
skema pembayaran berlebih (Anwar,2008)..
c. Skema persekongkolan tender, yang terjadi ketika seorang karyawan secara curang
membantu vendor dalam memenangkan kontrak melalui proses penawaran kompetitif
d. Skema pemerasan ekonomi, yang terjadi ketika seorang karyawan menuntut pembayaran
dari vendor untuk keputusan yang dibuat yang menguntungkan vendor. Penolakan untuk
membayar extorter berakibat merugikan vendor
e. Skema gratifikasi ilegal, yang melibatkan memberi atau menerima sesuatu yang berharga
untuk menghargai keputusan bisnis

3. Fraudulent Statement, dimana biasanya melibatkan dalam pemalsuan laporan keuangan


organisasi, misalnya melebih-lebihkan pendapatan dan meremehkan kewajiban atau
biaya (Sartono,2014).

1996
1. Asset Misappropriation, bentuk penipuan pekerjaan yang paling umum dengan lebih dari
empat dari lima pelanggaran yang dilaporkan. Aset disalahgunakan biasanya untuk
keperluan karyawan, transaksi yang melibatkan kas organisasi jauh lebih banyak daripada
aset lainnya termasuk inventory, equipment.
2. Corruption, didefinisikan sebagai penipuan yang berlawanan dengan orang lain dan
hanya untuk kepentingan sendiri. Biasanya mengikut-sertakan pihak internal organisasi
yang mengkhianati perusahaan dan bekerja sama dengan orang luar. Korupsi
menyumbang sekitar 10% terjadinya kasus penipuan pekerjaan.
3. Fraudulent Statements, memenuhi definisi penipuan kerja, yang mana membawa
keuntungan financial secara langsung atau tidak langsung. Fraudulent Statement
menyumbang sekitar 5% dari semua kasus penipuan pekerjaan.

2002

Sumber : ACFE, 2002

Asset Misappropriation memiliki jumlah persentase kasus yang diteliti lebih dari 80% kasus,
Corruption memiliki jumlah persentase kasus 12.8% dan Fraudulent Statement memiliki jumlah
persentase kasus 5.1%, sehingga kasus penyalahgunaan aset menjadi kasus yang paling banyak
terjadi. Namun, sebaliknya kerugian terbesar cenderung diakibatkan oleh Fraudulent Statement
seumlah $4.250.000. Artinya, meskipun jumlah kasus yang diteliti sedikit, namun Fraudulent
Statement mengakibatkan kerugian yang paling besar dan signifikan.
Sumber : ACFE, 2002
Sekitar 90% dari kasus penyalahgunaan aset melibatkan pencurian uang tunai. Skema yang
melibatkan aset non-tunai seperti inventaris, fasilitas perusahaan yang mana lebih jarang terjadi
hanya sekitar 10%, namun secara keseluruhan lebih signifikan kerugiannya dibandingkan aset
tunai.

Sumber : ACFE, 2002


Dari ketiga kategori aset tunai, yakni Fraudulent Disbursements, Skimming dan Cash Larceny,
Fraudulent Disbursement dilaporkan palig sering yakni mencapai 71% dan memiliki kerugian
tertinggi dengan biaya korbannya rata-rata $100.000.
Sumber : ACFE, 2002

Dari 5 kategori Fraudulent Disbursement, Biiling Schemes memiliki persentase kasus hingga
45% sehingga menjadi kasus yang paling sering terjadi dan memiliki kerugian yang paling besar
yakni $160.000.

Sumber : ACFE, 2002

Pada tahun 1996 dan 2002, memiliki persamaan dimana Asset Misappropriations masih menjadi
kasus yang paling sering terjadi dengan rata-rata persentase kasus yaitu 83.4% dan Fraudulent
Statements menjadi kategori fraud yang mengalami kerugian paling besar dan mengalami
peningkatan dari 1996 ke tahun 2002.
Sumber : ACFE, 2002

Jika dilihat dari tabel perbandingan tahun 1996 dan tahun 2002, Kategori tunai yang paling
banyak terjadi dibandingkan dengan non-tunai, namun non-tunai menghasilkan kerugian paling
besar dibandingkan tunai. Kategori tunai yakni Fraudulent Disbursement dengan rata-rata 51.2%
kasus terjadi dan mengalami peningkatan kerugian dari $75.000 hingga $100.000. Kemudian
kategori Fraudulent Disbursement, Billing Schemes merupakan kasus paling banyak terjadi
sekitar 20.4% kasus terjadi dengan kerugian paling besar, pada tahun 1996 sebesar $250.000 dan
tahun 2002 sebesar $160.000.
Tahun 2004
Sumber: ACFE, 2004

Fraud Statements mempunyai jumlah kasus yang diteliti sebesar 7.9% kasus, Corruption
memiliki jumlah kasus 30.1% dan Fraudulent Statement memiliki jumlah persentase kasus
92.7%, sehingga kasus penyalahgunaan aset menjadi kejahatan yang sering muncul pada periode
2004. Namun, sebaliknya kerugian terbesar cenderung diakibatkan oleh Fraudulent Statement
sejumlah $1,000,000. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa penyalahgunaan walaupun
merupakan kasus yang sering terjadi tetapi merupakan kasusk erugian yang terkecil dari ketiga
kategori tersebut. Namun pada kasus yang jarang terjadi merupakan kasus yang mengalami
kerugian terbesar ialah kasus fraud Statements.

Sumber: ACFE, 2004

Banyaknya kasus penyalahgunaan aset yaitu lebih dari 90%, Kasus yang melibatkan
penyalahgunaan aset yaitu dengan penyalahgunaan uang tunai sebesar 93.4% dan sisanya
merupakan penyalahgunaan non tunai ialah 22.1%, kerugian median dalam dua kategori tersebut
sangat mirip, tetapi dimana ketika kasus yang non cash terjadi akan lebih merugikan dibanding
cash.
Sumber: ACFE, 2004

Dimana dari ketiga kateogori jenis kasus cash, fraud disbursement merupakan kerugian
terbesar sebesar $125,000 dan juga merupakan kasus yang sering terjadi sebesar 74.1%
dibandingkan dengan 2 kategori aset tunai tersebut

Sumber: ACFE, 2004

Dimana dari kelima kateogori jenis kasus fraud disbursement, Billing merupakan kasus
yang sering terjadi sebesar 52.1% dibandingkan dengan 4 kategori lainnya, tetapi billing bukan
merupakan kerugian terbesar dari kategori lainnya melainkan Check Tampering yang merupakan
kasus yang mengalami kerugian terbesar sebesar $155,000.

Sumber: ACFE, 2004

Pada tabel perbandingan antara tahun 2002 dan 2004, kategori tunai yang paling sering
terjadi dibandingkan dengan non tunai, namun pada kasus non tunai menghasilkan kerugian yang
terbesar dibandingkan dengan kategori tunai walaupun non tunai kasus yang jarang terjadi. Pada
kategori penyalahgunaan aset tahun 2004 mengalami peningkatan yang besar dibanding dengan
tahun 2002 hanya pada kategori skimming yang mengalami penurunan. Dari ketiga kategori
fraud tree yang paling sering terjadi ialah kasus penyalahgunaan aset, dan kategori yang
mengalami kerugian terbesar ialah Fraudulent Statements, dan pada tahun 2004 mengalami
penurunan kerugian pada kategori corruption Schemes and Fraudulent Statements.
Tahun 2006

Sumber: ACFE, 2006

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kategori kasus yang sering terjadi adalah
penyalahgunaan aset sebesar 91.5% dimana banyaknya kasus sebesar 1,038 kasus yang terjadi
dalam penyalahgunaan aset. Namun, kasus Fraudulent Statements yang mengalami kerugian
terbesar ialah $2,000,000 tetapi merupakan kasus yang jarang terjadi, kasus yang terjadi sebesar
10.6% dan banyaknya kasus yang dilaporkan sebesar 120 kasus. Sedangkan pada kasus korupsi
merupakan kerugian kedua yang dimana sebesar $538,000 kasus yang terjadi sebesar 30.8% dari
kasus dan sebanyak 349 kasus yang dilaporkan untuk korupsi.
Sumber: ACFE 2006

Kasus yang melibatkan penyalahgunaan aset yaitu dengan penyalahgunaan uang tunai
sebesar 87.7% dan sisanya merupakan penyalahgunaan non tunai ialah 23.4%, kerugian median
dalam dua kategori tersebut yang terbesar ialah kategori non cash sebesar $200.000

Sumber: ACFE, 2006

Dimana dari kedua kateogori jenis kasus Cash, Skimming merupakan kerugian terbesar
sebesar $76,000 dan juga merupakan kasus yang sering terjadi sebesar 18.9% dibandingkan
dengan kategori aset tunai lainnya.
Sumber: ACFE, 2006

Dimana dari keenam kateogori jenis kasus fraudulent disbursement, Billing merupakan
kasus yang sering terjadi sebesar 28.3% dibandingkan dengan 5 kategori lainnya, tetapi billing
bukan merupakan kerugian terbesar dari kategori lainnya melainkan Wire Transfers yang
merupakan kasus yang mengalami kerugian terbesar sebesar $500,000
Sumber: ACFE, 2006

Dimana dari ketiga kateogori jenis kasus Noncash Misappropriations, Inventory merupakan
kasus yang sering terjadi sebesar 16.6% dibandingkan dengan 3 kategori lainnya, tetapi
inventory bukan merupakan kerugian terbesar dari kategori lainnya melainkan Securities yang
merupakan kasus yang mengalami kerugian terbesar sebesar $1,850,000
Sumber: ACFE, 2006

Dimana dari kelima kateogori jenis kasus Financial Statements Fraud Schemes,
Concealed Liabilities merupakan kasus yang sering terjadi sebesar 45.0% dibandingkan dengan
4 kategori lainnya dan juga merupakan jenis kasus yang sering dilaporkan.
Sumber: ACFE, 2006

Dimana dari keempat kateogori jenis kasus Corruption Schemes, Conflicts of Interest
merupakan kasus yang sering terjadi pada skema korupsi sebesar 61.6% dibandingkan dengan 4
kategori lainnya dan juga merupakan jenis kasus yang sering dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai