Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 6 : X AKUNTANSI 1

•ANDRI ANI (5)


•ARSITA P (8)
•AUGESTI SRI (9)
•DESHINTA ARUNI (12)
•SARA KRISTIASIH ( )

SEJARAH DARI BERDIRINYA


“KOTA KAPUR”
A. latar belakang keraajaan kota kapur
•Prasasti Kota Kapur adalah prasasti Śrīwijaya yang pertama kali ditemukan, jauh sebelum Prasasti
Kedukan Bukit yang baru ditemukan di Palembang pada tanggal 29 November 1920, dan Prasasti Talang
Tuwo yang ditemukan beberapa hari sebelumnya yaitu pada tanggal 17 November 1920. Berdasarkan
prasasti ini Sriwijaya diketahui telah menguasai bagian selatan Sumatera, Pulau Bangka dan Belitung
 hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer
untuk menghukum "Bhumi Jawa" yang tidak berbakti (tidak mau tunduk) kepada Sriwijaya. Peristiwa ini
cukup bersamaan waktunya dengan perkiraan runtuhnya Taruma di Jawa bagian barat dan Holing (
Kalingga) di Jawa bagian tengah. Ada kemungkinan hal tersebut akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya
tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Cina
Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.
•Prasasti Kota Kapur ini, beserta penemuan-penemuan arkeologi lainnya di daerah tersebut, merupakan
peninggalan masa Sriwijaya dan membuka wawasan baru tentang masa-masa Hindu-Budha di masa itu.
Prasasti ini juga membuka gambaran tentang corak masyarakat yang hidup pada abad ke-6 dan abad
ke-7 dengan latar belakang agama Buddha.
• Prasasti tersebut ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892 . Selanjutnya,
prasasti ini pertama kali dianalisis oleh H. Kern, seorang ahli epigrafi bangsa Belanda yang bekerja
padaBataviaasch Genootschap di Batavia. Replika prasasti dapat dilihat di Museum Timah Indonesia.
Situs ini terletak di Desa Kota Kapur, Kec. Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Sebelum Sriwijaya,
kelompok masyarakat yang menghuni pemukiman di dalam lingkungan benteng tanah adalah penganut
ajaran Hindu Waisnawa seperti yang berkembang di Asia tenggara daratan dan Pantai Utara Jawa. Dari
pemukiman itu dipasarkan Kapur Sirih.
Letak Geografis Kerajaan Kota Kapur
• Terletak di Desa Kota Kapur Kecamatan Mendo,
Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Situs
ini terletak di pinggir Sungai  Mendo yang bermuara
di selat Bangka.
Untuk mencapai lokasi,  dapat mengambil
transportasi umum dari jantung Kabupaten Bangka
Barat - Kecamatan Mendo . Sayangnya, akses
ke Desa Kota Kapur  melalui Kecamatan Mendo sulit
dijangkau. Oleh karena itu, lebih efisiens jika
mengendarai mobil pribadi sendiri untuk mencapai
lokasi tersebut
Sejarah Terbentuknya Kerajaan Kota Kapur
• Jika dilihat dai hasil temuan dan penelitian tim arkeologi yang
dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, yaitu pada tahun 1994,
dapat diperoleh suatu petunjuk mengenai kemungkinan adanya
sebuah pusat kekuasaan di daerah tersebut bahkan sejak masa
sebelum kemunculan Kerajaan Sriwijaya.
• Pusat kekuasaan tersebut meninggalkan banyak temuan
arkeologi berupa sisa-sisa dari sebuah bangunan candi Hindu
(Waisnawa) yang terbuat dari batu lengkap dengan arca-arca
batu, di antaranya yaitu dua buah arca Wisnu dengan gaya mirip
dengan arca-arca Wisnu yang ditemukan di daerah Lembah
Mekhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya, Jawa Barat, yang
berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi.
• Sebelumnya, di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah
inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka
(=686 Masehi), telah ditemukan pula peninggalan - peninggalan lain
yaitu di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga
Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi
tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu
bercorak Hindu-Waisnawa, seperti halnya di Kerajaan Tarumanegara
di Jawa Barat.

• Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah
peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua
buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masingmasing
panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian
sekitar 2–3 meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini
menunjukkan masa antara tahun 530 M sampai 870 M. Benteng
pertahanan tersebut yang telah dibangun sekitar pertengahan abad
ke-6 tersebut agaknya telah berperan pula dalam menghadapi
ekspansi Sriwijaya ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke-7.
• Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini ditandai
dengan dipancangkannya inskripsi Sriwijaya di Kota
Kapur yang berangka tahun 608 Saka (=686
Masehi), yang isinya mengidentifikasikan
dikuasainya wilayah ini oleh Sriwijaya. Penguasaan
Pulau Bangsa oleh Sriwijaya ini agaknya berkaitan
dengan peranan Selat Bangsa sebagai pintu gerbang
selatan dari jalur pelayaran niaga di Asia Tenggara
pada waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau Bangka
oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka berakhirlah
kekuasaan awal yang ada di Pulau Bangka.
PENINGGALAN KERAJAAN KOTA KAPUR
• Di daerah ini meninggalkan temuan temuan arkeologiberupa sisa sisa sebuah bangunan
candi hindu (wisnawa) terbuat dari batu bersama dengan arca arca batu, diantaranya dua
buah arca wisnu dengan gaya gaya seperti arca arca wisnu yang ditemukan di lembah
mekhing, semenanjung malaka, dan cibuaya, jawa barat, yang berasal dari masa sekitar abad
ke-5 dan ke-7 masehi. Sebelumnya di situs kota kapur selain telah ditemukan sebuah inkripsi
batu dari kerajaan sriwijaya yang berangka tahun 608 saka (=686 masehi), telah ditemukan
pula peninggalan peninggalan yang lain diantaranya sebuah arca wisnu dan sebuah arca
durga mahisasuramardhini. Dari peninggalan peninggalan arkeologi tersebut nampaknya
kekuasaan di pulau bangka pada waktu itubercorak hindu-waisnawa, seperti hal nya di
kerajaan tarumanegara di jawa barat.
• Temuan lain dari situs kota kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang
kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masing masing 
panjangnya sekitar 350 m dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2-3 meter. Penanggalan
dari tanggul benteng ini menunjukan masa antara tahun 530 m sampai 870 m. Benteng
pertahanan tersebut yang telah dibangun sekitar pertengahan abad ke-6 tersebut agaknya
telah berperan pula dalam menghadapi ekspansi sriwijaya ke pulau bangka menjelang akhir
abad ke-7.
ISI PRASASTI KOTA KAPUR
Prasasti Kota Kapur adalah salah satu dari lima buah batu prasasti kutukan yang dibuat oleh Dapunta Hyang
.Inilah isi lengkap dari Prasasti Kota Kapur:
Naskah Asli
1.   Siddha titam hamba nvari i avai kandra kayet ni paihumpaan namuha ulu lavan tandrun luah makamatai
tandrun luah vinunu paihumpaan hakairum muah kayet ni humpa unai tunai.
2.   Umentern bhakti ni ulun haraki. unai tunai kita savanakta devata mahardika sannidhana. manraksa yan
kadatuan çrivijaya. kita tuvi tandrun luah vanakta devata mulana yan parsumpahan.
3.   paravis. kadadhi yan uran didalanna bhami paravis hanun. Samavuddhi lavan drohaka, manujari
drohaka, niujari drohaka talu din drohaka. tida ya.
4.   Marppadah tida ya bhakti. tida yan tatvarjjawa diy aku. dngan diiyan nigalarku sanyasa datua. dhava
vuathana uran inan nivunuh ya sumpah nisuruh tapik ya mulan parvvanda datu çriwi-
5.   jaya. Talu muah ya dnan gotrasantanana. tathapi savankna yan vuatna jahat. makalanit uran. makasuit.
makagila. mantra gada visaprayoga. udu tuwa. tamval.
6.   Sarambat. kasihan. vacikarana.ityevamadi. janan muah ya sidha. pulan ka iya muah yan dosana vuatna
jahat inan tathapi nivunuh yan sumpah talu muah ya mulam yam manu-
7.   ruh marjjahati. yan vatu nipratishta ini tuvi nivunuh ya sumpah talu, muah ya mulan. saranbhana uran
drohaka tida bhakti tatvarjjava diy aku, dhava vua-
8.   tna niwunuh ya sumpah ini gran kadachi iya bhakti tatvjjava diy aku. dngan di yam nigalarku sanyasa
dattua. çanti muah kavuatana. dngan gotrasantanana.
9.   Samrddha svasthi niroga nirupadrava subhiksa muah vanuana paravis chakravarsatita 608 din pratipada
çuklapaksa vulan vaichaka. tatkalana
10. Yan manman sumpah ini. nipahat di velana yan vala çrivijaya kalivat manapik yan bhumi java tida bhakti
ka çrivijaya.

Anda mungkin juga menyukai