DISUSUN OLEH:
WAHYU SATRIA
FEBY HERA NOLIZA
RELOFIA STELLY
BELA MANDASARI
ANGGA SAPUTRA
KELAS X MIPA 3
SMAN 1 SELUMA
TAHUN AJARAN 2022/2023
SMA NEGERI 1 SELUMA
Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Sejarah Kerajaan Kota Kapur.”
Makalah ini berisikan tentang Sejarah Kota Kapur. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
\
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Kota Kapur...........................................................................2
B. Prasasti Kota Kapur...........................................................................................
C. Kehidupan Kerajaan Kota Kapur.....................................................................3
D. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kota Kapur.....................................................6
E. Bagaimana Tradisi Asia Tenggara di Kota Kapur............................................
F. Raja yang memimpin di kerajaan kota kapur ....................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Prasasti tersebut ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892 .
Selanjutnya, prasasti ini pertama kali dianalisis oleh H. Kern, seorang ahli epigrafi bangsa
Belanda yang bekerja padaBataviaasch Genootschap di Batavia. Replika prasasti dapat
dilihat di Museum Timah Indonesia. Situs ini terletak di Desa Kota Kapur, Kec. Mendo
Barat, Kabupaten Bangka. Sebelum Sriwijaya, kelompok masyarakat yang menghuni
pemukiman di dalam lingkungan benteng tanah adalah penganut ajaran Hindu Waisnawa
seperti yang berkembang di Asia tenggara daratan dan Pantai Utara Jawa. Dari
pemukiman itu dipasarkan Kapur Sirih.
BAB II
PEMBAHASAN
Tonjolan segi empat atau tambuku digunakan untuk mengikat papan-papan dan
mengikat papan dengan gading-gading dengan menggunakan tali ijuk (Arenga
pinnata). Tali ijuk dimasukkan pada lubang di tambuku. Pada salah lubang di bagian
tepi papan perahu yang ditemukan di Sungai Kupang terlihat ujung pasak kayu yang
patah masih terpaku di dalam lubang. Biasanya, penggunaan pasak kayu untuk
memperkuat ikatan tali ijuk.
Teknologi perahu semacam itu umum ditemukan di wilayah perairan Asia Tenggara.
Bukti tertua penggunaan teknik gabungan teknik ikat dan teknik pasak kayu dijumpai
pada sisa perahu di situs Kuala Pontian di Malaysia yang berasal dari antara abad ke-3
dan abad ke-5 Masehi.
Selain papan-papan perahu, ditemukan pula kemudi perahu dari kayu besi yang
diduga bagian dari teknologi tradisi Asia Tenggara, yaitu di Sungai Buah (Palembang)
dan situs Karangagung Tengah (Kabupaten Musi Banyuasin).
Papan-papan perahu dari situs Samirejo dan situs Kolam Pinisi telah dianalisis
laboratorium dengan menggunakan metode carbon dating C14. Sepotong papan dari
situs Kolam Pinisi menghasilkan pertanggalan kalibrasi antara 434 dan 631 Masehi,
sedangkan papan dari situs Samirejo berasal dari masa antara 610 dan 775 Masehi
(Lucas Partanda Koestoro, 1993).
Sisa-sisa perahu kuno situs Kota Kapur boleh jadi berasal dari masa yang tidak jauh
dengan masa perahu di situs Samirejo dan situs Kolam Pinisi. Hasil penelitian
arkeologi sebelumnya di situs Kota Kapur menunjukkan, tempat kuno itu telah dihuni
oleh komunitas yang telah mapan sekurang-kurangnya sejak abad ke-6 Masehi,
kemudian berkembang menjadi salah satu ke-"datu"-an Sriwijaya pada abad ke-7
Masehi. Permukiman kuno itu terus berlanjut pada abad ke-10 hingga ke-15 Masehi.
Pada bagian dalam benteng tanah di kota kapur ini terdapat sisa-sisa tiga bangunan
candi yang menempati dataran yang lebih tinggi. Lokasi tempat tinggal dan hunian di
situs prasasti kota kapur ini terdapat pada lembah antara dua bukit dan di bantaran
Sungai Mendo dan Sungai Kupang, yang kini berupa rawa-rawa. Di lokasi itu banyak
ditemukan pecahan tembikar kasar dengan hiasan sederhana mirip tembikar masa
prasejarah.
F. Raja yang memimpin di kerajaan kota kapur
Raja yang memipin di kerajaan kota kapur masih belum di ketahui secara pasti
bahkan di situs prasasti kota kapur tidak di jelaskan mengenai raja kerajaan kota
kapur
Berikut ini terjemahan isi prasasti kota kapur versi Slamet Muljana :
Kamu sekalian dewata yang berkuasa dan sedang berkumpul menjaga Kerajaan
Sriwijaya! Dan kau, Tandrun Luah, dan para dewata yang disebut pada pembukaan
seluruh persumpahan ini! Jika pada saat manapun di seluruh wilayah kerajaan ini
ada orang yang berkhianat, bersekutu dengan pengkhianat, menegur pengkhianat
atau ditegur oleh pengkhianat, sepaham dengan pengkhianat, tidak mau tunduk dan
tidak mau berbakti, tidak setia kepadaku dan kepada mereka yang kuserahi
kekuasaan datu, orang yang berbuat demikian itu akan termakan sumpah. Kepada
mereka, akan segera dikirim tentara atas perintah Sriwijaya. Mereka sesanak
keluarganya akan ditumpas! Dan semuanya yang berbuat jahat, menipu orang,
membuat sakit, membuat gila, mlakukan tenung, menggunakan bisa, racun, tuba,
serambat, pekasih, pelet dan yang serupa itu, mudah-mudahan tidak berhasil. Dosa
perbuatan yang jahat untuk merusak batu ini hendaklah segera terbunuh oleh
sumpah, segera dipukul. Mereka yang membahayakan, yang mendurhaka, yang tidak
setia kepadaku dan kepada yang kuserahi kekuasan datu, mereka yang berbuat
demikian itu, mudah-mudahan dibunuh oleh sumpah ini.
Tetapi kebalikannya, mereka yang berbakti kepadaku dan kepada mereka yang
kuserahi kekuasaan datu, hendaknya diberkati segala perbuatannya dan sanak
keluarganya, berbahagia, sehat, sepi bencana dan berlimpah rezeki segenap
penduduk dusunnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami mengikuti Risalah kecil ini tentang Riwayat Sejarah Kerajaan
Tulang Bawang dan Kerajaan Kota Kapur, maka kami dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Raja Tulang Bawang yang pertama diperkirakan MAULANO AJI/ MAULANA
HAJI Tahun 623 M.
2. Raja Tulang Bawang yang terakhir adalah MINAK PATI PEJURIT gelar MINAK
KEMALA BUMI.
3. Adat Imigrasi / Transmigrasi sudah ada sejak zamannya Kerajaan Tulang Bawang.
4. Demokrasi dan Hak Azazi Manusia sudah ada sejak Zamannya Minak Kemala Bumi.
5. Prasasti Kota Kapur adalah prasasti Śrīwijaya yang pertama kali ditemukan, jauh
sebelum Prasasti Kedukan Bukit yang baru ditemukan pada 29 November 1920, dan
Prasasti Talang Tuo yang ditemukan beberapa hari sebelumnya yaitu pada 17
November 1920.
6. Prasasti Kota Kapur ini, beserta penemuan-penemuan arkeologi lainnya di daerah
tersebut, merupakan peninggalan masa Sriwijaya dan membuka wawasan baru
tentang masa-masa Hindu-Budha di masa itu. Prasasti ini juga membuka gambaran
tentang corak masyarakat yang hidup pada abad ke-6 dan abad ke-7 dengan latar
belakang agama Hindu.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tulang_Bawang
http://melayuonline.com/ind/history/dig/408/kerajaan-tulang-bawang
http://buihkata.blogspot.com/2014/08/sejarah-singkat-kerajaan-kota-kapur.html