Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH INDONESIA

SEJARAH KERAJAAN KALINGGA

Dibuat oleh :

Khalil Mahfi Ramadhan

X IPS 3

SMA NEGERI 16 MAKASSAR

SULAWESI SELATAN

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat TUHAN YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul SEJARAH KERAJAAN
KALINGGA ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata pejaran Sejarah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang seperti apa sejarah kerajaan Kalingga bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 14 November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 3
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
A. SEJARAH KERAJAAN KALINGGA ....................................................................................... 5
B. PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA ............................................................................ 6
C. MASA KEJAYAAN KERAJAAN KALINGGA ..................................................................................... 7
D. MASA KEHANCURAN KERAJAAN KALINGGA ................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat
hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti
India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia
diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain:
Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau
Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha,
yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad
ke-16. Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit.
Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang
pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang
sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa
Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan
Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364,
Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian
besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari
masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa,
seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di
Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri
kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini. Kerajaan
kalingga merupakan salah satu kerajaan Hindu-Budha di Indonesia lalu seperti apa
sejarah kerajaan ini terbentuk, akan kami bahas di dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagimana sejarah terbentuknya kerajaan Kalingga ?
2. Apa saja peninggalannya ?.
3. Seperti apa kerajaan Kalingga pada masa kejayaaanya?

3
4. Apa yang menyebabkan kerajaan Kalingga runtuh?

C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia serta untuk mengetahui sejarah kerajaan yang ada di Indonesia.
.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH KERAJAAN KALINGGA


Kerajan Kalingga (bahasa Jawa: ꦏꦭꦶꦁꦒ ; Kalinggå) atau Kerajaan
Halong (nama Pekalongan berasal dari istilah setempat halong yang berarti
hasil)[1] (Hanzi: 訶 陵; Hēlíng atau 闍 婆; Dūpó dalam sumber-sumber Tiongkok)
adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang pertama muncul di pantai utara Jawa
Tengah pada abad ke-6 Masehi, dan bersama dengan Kerajaan
Kutai dan Tarumanagara. Para ahli sejarah memperkirakan jika pusat Kerajaan
Kalingga (Ho-ling) berada di wilayah Jepara dan Pekalongan. Merupakan salah satu
kerajaan tradisional yang bercorak Hindu-Budha yang berkembang di pesisir utara
Jawa Tengah sekitar abad 16 – 17 M. Bahasa yang berkembang dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sansekerta. Sebagian
besar yang tinggal di wilayah kerajaan ini masyarakatnya beragama Budha dan Hindu
dan sebagian kecil lainnya menganut kepercayaan leluhur. Kerajaan Kalingga
mencapai puncak keemasan dibawah kepemimpinan seorang ratu yang bernama
Maharani Shima. Ratu Shima digambarkan sebagai seorang pemimpin yang sangat
tegas dan taat terhadap peraturan kerajaan.
Menurut sejarah yang berasal catatan lokal masyarakat Jawa Tengah dan
kronik Tiongkok Ratu Shima memerintah dari tahun 674 – 732 M. Keberadaan
kerajaan Ho-ling ini untuk pertama kali di beritakan oleh seorang pendeta sekaligus
penjelajah bernama I-Tsing. Selain itu keberadaan kerajaan ini juga diceritakan oleh
Dinasti Tang (618 – 906 M). Diceritakan juga kalau ibu kota Ho-ling dikelilingi
tembok besar terbuat dari potongan kayu. Raja Ho-ling sendiri tinggal di bangunan
besar bertingkat dengan atap dari daun palem dan singgasana terbuat dari gading.
Sebagian besar penduduknya sangat pintar membuat minuman keras dengan komoditi
yang ditawarkan adalah emas, perak, kulit penyu, gading gajah dan cula badak.

5
B. PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA
Sebagai salah satu kerajaan yang sebagian besar penduduknya memeluk ajaran
Hindu-Budha tentu memiliki peninggalan-peninggalan sejarah tersendiri. Apalagi
disebutkan jika sejak abad ke-7 Kerajaan Ho-ling dibawah pemerintahan Ratu Shima
sudah menjadi salah satu pusat kebudayaan Budha Hinayana. Bentuk peninggalan
bersejarah Kerajaan Ho-ling yang terkenal tersebut antara lain berupa 2 prasasti, candi
dan situs bersejarah.
1. Prasasti
Terdapat 2 prasasti yang ditemukan di daerah sekitar pesisir pantai utara pulau
Jawa. Kedua prasasti ini sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Kalingga yang
dulunya dipimpin oleh Ratu Shima. Prasasti-prasasti ini sebagai bukti sejarah
kalau Kerajaan Ho-ling dulunya memang benar-benar ada yaitu:

 Prasasti Tukmas

Prasasti Tukmas ini ditemukan pertama kali


di lereng sebelah barat Gunung Merapi lebih
tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak,
Kecamatan Grabak, Magelang Jawa Tengah.
Peninggalan Kerajaan Kalingga yang berupa
prasasti ini bertuliskan dengan bahasa
Sansekerta dan memakai huruf Pallawa. Bentuk aksaranya lebih muda jika
dibandingkan dengan aksara masa Purnawarman.

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu alam besar dekat sebuah mata air
sekitar abad ke-7 M. Dalam prasasti ada gambar kendi, trisula, kapak,
cakra, kelangsangka, dan bunga teratai yang melambangkan hubungan
antara manusia dengan dewa-dewa Hindu. Prasasti Tukmas menyebutkan
mengenai mata air yang jernih dan bersih serta sungai yang mengalir sama
dengan Sungai Gangga di India.

 Prasasti Sojomerto

Tempat ditemukannya prasasti ini adalah di desa


Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah. Jenis prasasti ini menggunakan aksara Kawi dan
bahasa Melayu Kuno serta berasal dari abad ke-7 M.
Bahan prasasti ini terbuat dari batu andesit dengan tinggi
78 cm, panjang 43 cm, dan tebal 7 cm. Dengan tulisan
terdiri dari 11 baris dan sebagian barisnya sudah rusak
terkikis usia.

Prasasti Sojomerto bersifat keagamaan Siwais yang isinya memuat semua


keluarga dari tokoh utama yaitu Dapunta. Seperti ayahnya yang bernama
Santanu, ibunya yang bernama Bhadrawati serta istrinya yang bernama
Sampula. Tokoh utama Dapunta Selendra merupakan cikal bakal dari raja-

6
raja keturunan Wangsa Syailendra yang pernah berkuasa di Kerajaan
Mataram Hindu.

Dengan adanya temuan 2 prasasti tersebut menjadi bukti jika di kawasan


pantai utara Jawa Tengah dahulu pernah ada Kerajaan Kalingga. Sebuah
kerajaan besar bercorak Hindu Siwais dengan Ratu Shima sebagai
penguasanya. Seorang ratu yang disiplin dan memegang teguh semua
peraturan yang berlaku di Kerajaan Ho-ling.

2. Candi

Selain 2 prasasti tersebut diatas bentuk lain dari peninggalan Kerajaan Kalingga
adalah berupa candi dan situs bersejarah. Candi dan situs bersejarah ini sama-
sama ditemukan di seputar puncak Gunung Muria. Semua terletak secara
berdekatan dan tersebar dari bawah hingga hampir ke puncak gunung.

 Candi Angin. Bangunan Candi ini ditemukan di sekitar Desa Tempur,


Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
 Candi Bubrah. Sama seperti Candi Angin ternyata Candi Bubrah ini juga
ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah.
 Situs Puncak Sanga Likur. Situs bersejarah peninggalan Kerajaan
Kalingga ini berada di Puncak Rahtawu (Gunung Muria) dekat Kecamatan
Keling. Di kawasan pegunungan inilah terdapat 4 arca batu yakni arca
Batara Guru, Togog, Wisnu dan Narada. Sampai sekarang belum ada yang
tahu bagaimana caranya mengangkut arca-arca tersebut sampai ke puncak
mengingat medan yang sangat sulit.

Masih disekitar puncak tersebut pada tahun 1990 Balai Arkeologi Yogyakarta
juga menemukan Prasasti Rahtawun. Selain 4 arca tersebut di kawasan itu
terdapat juga 6 tempat pemujaan yang tersebar dari arah bawah hingga puncak
gunung. Keenam tempat pemujaan tersebut diberi nama tokoh pewayangan
seperti Abiyoso, Bambang Sakri, Jonggring Saloko, Pandu Dewonoto, Sekutrem
dan Kamunoyoso.

C. MASA KEJAYAAN KERAJAAN KALINGGA

Kerajaan Ho-ling mengalami masa keemasan pada saat kepemimpinan Ratu


Shima yang terkenal sangat disiplin. Hal ini membuat kerajaan-kerajaan lain merasa
hormat, segan, kagum sekaligus penasaran dengan kepemimpinan beliau. Pada masa
ini juga perkembangan segala macam kebudayaan semakin maju pesat. Begitu juga
dengan agama Budha yang berkembang secara rukun dan sangat harmonis.

Keadaan ini membuat wilayah sekitar kerajaan Ratu Shima sering disebut Di
Hyang yang artinya tempat bersatunya dua kepercayaan Budha dan Hindu. Dalam hal
bercocok tanam Ratu Shima mengadopsi suatu sistem pertanian kerajaan kakak
mertuanya yang diberi nama subak. Kebudayaan baru inilah yang melahirkan istilah
Tanibhala yaitu masyarakat dengan mata pencaharian bercocok tanam (bertani).

7
D. MASA KEHANCURAN KERAJAAN KALINGGA

Seperti halnya dengan kerajaan-kerajaan lain di tanah Jawa Kerajaan Ho-


ling ini juga mengalami kemunduran. Hal ini akibat dari persaingan dagang yang
terjadi dengan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya ingin menguasai seluruh
jaringan perdagangan di pesisir pantai utara Jawa.

Kerajaan Ho-ling atau Kalingga mengalami kemunduran akibat dari serangan


Sriwijaya yang telah menguasai perdagangan. Serangan inilah yang mengakibatkan
pemerintahan Kijen pindah ke Jawa bagian timur sekitar tahun 742 – 755 M. Ini
bersamaan dengan Melayu dan Tarumanegara yang sama-sama telah ditaklukkan oleh
Kerajaan Sriwijaya. Yang mana ketiga kerajaan tersebut merupakan saingan kuat
jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya – Budha.

8
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Sebagai sebuah kerajaan yang bercorak Hindu di Jawa Tengah kerajaan Ho-ling ini
memiliki pertalian yang erat dengan Kerajaan Galuh. Dibawah kepemimpinan Ratu Shima
yang sangat disiplin serta menjunjung tinggi peraturan kerajaan Hindu ini mencapai puncak
kejayaan. Hal ini membuat kerajaan-kerajaan lain di sekitar Kalingga menaruh rasa hormat
dan segan terhadap sang ratu.

Kehidupan masyarakat Kalingga selama pemerintahan Ratu Shima juga sangat


makmur dan bahagia. Ini dikarenakan sang ratu sangat memperhatikan perkembangan
ekonomi rakyatnya. Sebagai bukti nyata Ratu Shima selalu berusaha mengembangkan sistem
irigasi dan pertanian bagi rakyat Kalingga. Suatu kepemimpinan yang patut untuk ditiru dan
dijadikan suri tauladan bagi seluruh kerajaan-kerajaan yang ada di tanah Jawa.

Anda mungkin juga menyukai