Di Sususn oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai sebuah negara yang berada di timur dunia, Indonesia memiliki kekayaan
yang sangat melimpah. Kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sangat
menggiurkan bangsa lain untuk menduduki atau menjajah bangsa Indonesia untuk
mendapatkan keuntungan yang melimpah dari hasil bumi Indonesia yang berupa
rempah-rempah yang sangat populer dan sangat diperlukan oleh bangsa Eropa dalam
kehidupannya sehari-hari.
Sebab tersebutlah yang melatar belakangi bangsa Eropa mulai untuk melalukan
ekspedisi untuk mencari jalur menemukan tempat yang dapat memenuhi permintaan
rempah-rempah yang kurang di Eropa saat itu. Sehingga mulailah beberapa ekspedisi
dilakukan oleh beberapa negara. hingga pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil
mencapai Kalkuta di pantai barat India. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera,
kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya.
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka
dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera
setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli
hingga awal Agustus.
Jejak keberhasilan portugis ini terdengar ke beberapa negara Eropa salah satunya
ialah negara Spanyol. Spanyol yang mulanya bukan merupakan negara maritim ikut
mengeluarkan seseorang untuk melakukan espedisi untuk mencari jalan menuju India.
Hingga ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April
1521 telah sampai di Pulau Cebu.
2
Bukan hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan
keberhasilan portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi
berita ini juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke
Indonesia. Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten,
Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali
ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda
banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.
B. Rumusan Masalah
1. Masa Kedatangan Penjajah Eropa
2. Masa Lahirnya VOC
3. Masa Kejayaan VOC
4. Masa Berakhirnya VOC
3
BAB II
4
A. Penjajahan Spanyol
B. Penjajahan Portugis
5
Pada awalnya Sequeira disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi,
para pedagang muslim India berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis
sangat berbahaya dan merupakan ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian
berbalik menyerang Sequeira dan mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka
dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera
setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli
hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan
putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh
atas perintah ayahnya (http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-
bangsa-portugis-ke-indonesia.html).
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk
mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan
Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat
6
diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede.
Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang
kemudian bermukim di Pulau Timor
(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-
indonesia.html).
Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang revolusioner.
Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer
berhasil dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia. Seperti
meriam Portugis yang dengan cepat berhasil direbut oleh orang-orang Indonesia.
Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka, dimana Johor dan
Aceh berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.
Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah
cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil memonopoli perdagangan Asia.
Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang
Indonesia yang tinggal di nusantara bagian barat, dan segera menjadi bagian yang aneh
di dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah mengacaukan secara mendasar organisasi
sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia
dapat saling dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat
Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya komunitas
dagang telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di
Selat(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-
indonesia.html).
Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman
pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan
perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya
membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak
berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.
7
A. Latar Belakang Lahirnya VOC
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan
empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya
menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika, Tanjung Harapan,
Samudra Hindia, Selat Sunda, Banten.
8
penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan
rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah
kapalnya yang lain menuju ke Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam
perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk
datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang
Belanda sendiri.
9
aneka peristiwa, berakhir permusuhan dengan orang Portugis dan dengan orang
Inggris : kedua peristiwa ini ternyata menguntungkan bagi VOC.
Beberapa pertahanan Portugis, termasuk Colombo (1655-1656) dan Cochin
(1662-1663) melakukan perlawanan yang kuat, tetapi yang lain-lainnya jatuh
dengan mudah. Terutama orang Portugis sendiri sebagian besar yang
menyebabkan kehancuran militernya. Memang mereka kekurangan tenaga
manusia, kapal, serta sumber-sumber bantuan bahan, tetapi pun kesempatan-
kesempatan kemungkinan yang mereka miliki tidak mereka manfaatkan, karena
kelalaian dan tidak adanya disiplin mereka terus-menerus. VOC pada tahun 1664
adalah organisasi yang hebat yang dapat dibandingkan dengan salah satu
perusahaan multinasional modern yang besar dengan mengadakan perbedaan dan
waktu, ruang dan demografi.pada tanggal 22 Oktober, pengusaha Kompeni yang
terkenal memberitahukan kepada Dewan Perwakilan atas nama Heren XVII,
bahwa Heren XVII, bahwa VOC memilki lebih dari 140 buah kapal dan
25.000orang tercantum dalam daftar gajinya.
Dengan kata lain Jan Kompeni yang terbaik dari kedua dunia dalam perang
damai. Dimulai pada tahun 1702, yang menyatakan bahwa VOC yang tiada
taranya ini, telah menghasilkan perbendaharaan yang tiada terbilang dari ujung
yang paling jauh di dunia ke dalam persatuan provinsi-provinsi Belanda, ketika
mencapai ulang tahunya yang keseratus. Kemakmuran perniagaanya dibuktikan
dengan tibanya dengan selamat tujuh belas buah kapal Hindia yang kaya muatan,
kendatipun perang yang baru pecah dengan Prancis dan Spanyol. Secara tersusun,
maka puncak kejayaan VOC antara lain :
1. Kompeni (sebutan untuk VOC) tumbuh dari awal yang sederhana
menjadi persekutuan yang luar biasa kayanya.
2. Saham nilainya telah bertambah banyak nilainya.
3. Dapat membina kekuatan angkatan laut dan militer dengan biaya
sendiri.
4. Melakukan perang di darat dan di laut di bagian seluruh dunia yang
jauh.
5. Merebut kastil-kastil, benteng-benteng, pelabuhan-pelabuhan dan
daratan-daratan musuh.
6. VOC memiliki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000 orang tercantum
dalam daftar gajinya.
b. Produk peraturan VOC
10
Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli
perdagangan antara lain :
1. Verplichte Leverranties
Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh
VOC. Tidak boleh menjual hasil bumi selain kepada VOC.
Contoh penyerahan wajib, lada, rempah-rempah kepada VOC.
2. Contingenten
Kewajibkan bagi rakyat untuk bayar pajak berupa hasil bumi.
3. Peraturan tentang ketentuan awal dan jumlah tanaman rempah- rempah
yang boleh ditanam.
4. Pelayaran Hongi.
Pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang)untuk mengawasi
pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarannya di
Maluku.
5. Ekstirpasi
Hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
over produksi yang dapat menyebabkan harga merosot
(radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-pemerintah-kolonial.html).
c. Gubernur Jenderal
Suatu organisasi yang berjalan dalam menjalankan kegiatannya pastilah
memiliki susunan organisasi yang akan begerak sesuai dengan tugasnya dalam
organisasi tersebut. dalam sebuah organisasi apa saja pastilah memiliki seorang
yang memimpin organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Begitu juga
dengan VOC, orang yang menjadi pimpinan atau pemimpin VOC disebut dengan
Gouverneurs-generaal VOC ( Gubernur Jendral VOC ). Seperti yang diketahui
bahwasannya VOC merupakan organisasi yang dibentuk dari beberapa orang
pedagang atau perusahaan agar tidak terjadi sebuah persaingan yang sengit antar
pedangan belanda. Berikut merupakan beberapa nama orang yang pernah
menjabat sebagai gubernur jendral VOC, yakni:
1. 1610-1614 Pieter Both
2. 1614-1615 Gerard Reynst
3. 1616-1619 Laurens Reaal
4. 1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
5. 1623-1627 Pieter Carpentier
6. 1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
11
7. 1629-1632 Jacques Specx
8. 1632-1636 Hendrik Brouwer
9. 1636-1645 Antonio van Diemen
10. 1645-1650 Cornelis van der Lijn
11. 1650-1653 Carel Reyniersz
12. 1653-1678 Joan Maetsuycker
13. 1678-1681 Rijcklof van Goens
14. 1681-1684 Cornelis Speelman
15. 1684-1691 Johannes Camphuys
16. 1691-1704 Willem van Outhoorn
17. 1704-1709 Joan van Hoorn
18. 1709-1713 Abraham van Riebeeck
19. 1713-1718 Christoffel van Swoll
20. 1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
21. 1725-1729 Mattheus de Haan
22. 1729-1731 Diederik Durven
23. 1732-1735 Dirk van Cloon
24. 1735-1737 Abraham Patras
25. 1737-1741 Adriaan Valckenier
26. 1741-1743 Johannes Thedens (waarnemend)
27. 1743-1750 Gustaaf Willem Baron van Imhoff
28. 1750-1761 Jacob Mossel
29. 1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
30. 1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
31. 1777-1780 Reinier de Klerk
32. 1780-1796 Willem Arnold Alting
(ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-indie/)
VIII. Masa berakhirnya VOC
Para ahli sejarah masih memperdebatkan apakah VOC benar-benar runtuh karena
disebabkan korupsi. Tokoh-tokoh berwibawa seperti J. C. van Leur dan W. Coolhas
mengemukakan bahwa korupsi bukanlah faktor utama dalam kemunduran dan jatuhnya
VOC, mereka ingin menekankan bahwa EIC, yang didalamnya juga memiliki masalah
yang sama yaitu korupsi, memiliki masalah lain seperti penyelewengan, patronase dan
main pengaruh, dianggap sebagai kenyataan hidup dalam rezim lama dan tidak punah
sampai saat ini. Sikap badan-badan pengurus kedua maskapai dagang tersebut (EIC dan
12
VOC), sejak semula ditandai oleh kecurigaan terus-menerus terhadap ketidakjujuran para
abdi mereka. Para pemilik kuasa menyadari bahwa korupsi tidak dapat dihindarkan jika
dilihat dari rendahnya upah dari sebagian besar para pegawainya.
Pietter Van Dam, yang sudah hampir lima puluh tahun berpengalaman dalam
bidang keuangan dan administrasi kompeni, mengakui dalam Beschriving (penjelasan)
rahasianya yang disusun untuk ditujukan hanya kepada Heren XVII : ”bahwa para abdi
kompeni harus berusaha hidup dalam batas gaji mereka, adalah hal yang sejak semula
diakui tidak dapat dilakukan; dan karena itu adakalanya orang harus menutup mata dan
berpaling kearah lain”. Akan tetapi lain halnya dengan memaafkan instansi bawahan
melakukan penyogokan dan pemerasan, dengan membiarkan korupsi kasar dan jauh
jangkauannya seperti yang dilakukan oleh ”kompeni-kompeni kecil”. Kompeni-kompeni
kecil ini adalah kelompok-kelompok atau gabungan-gabungan dari orang-orang bawahan
VOC, terutama di Bengala dan Jepang, yang melakukan kecurangan penipu para pegawai
VOC dengan cara memuat banyak barang-barang selundupan daripada muatan-muatan
kompeni sendiri.
Pada tahun 1732 Heren XVII secara tiba-tiba membebastugaskan sang Gubernur
Jendral, Direktur Jendral, dan dua orang anggota dewan senior karena korupsi. Ini
menimbulkan sensasi yang hebat, paling tidak untuk sementara. Dan pada pertengahan
abad ke 18, VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.
Sebab-sebabnya ialah sebagai berikut:
1. Ketidakjujuran para abdi VOC, karena kesejahteraan abdi VOC tidak setara
dengan gaji yang mereka terima.
2. Kemunduran dinas militer VOC karena mutu korps perwiranya.
3. Perang untuk menaklukkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan yang
dipimpin oleh pimpinan local setempat maupun ulama.
4. Konfrontasi dengan Prancis di Eropa mempengaruhi runtuhnya VOC.
IX. Hasil VOC untuk kerajaan Belanda
Beberapa tahun berada di Indonesia menjajah dan mengambil kekayaan alam
yang dimiliki oleh Indonesia (Rempah-rempah) yang akan dijual oleh pedagang belanda
ke Eropa membuat kekayaan tersendiri bagi bangsa Belanda yang menaungi VOC itu
sendiri. Keuntungan yang didapat oleh VOC secara tidak langsung membuat negara
Belanda mendapatkan pemasukan dari pajak yang dikenakan kepada pedangang maupun
VOC itu sendiri. Dimana pajak tersebut digunakan untuk keperluan pembangunan dan
juga memperkuat ekonomi di bangsa Belanda.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai Kalkuta di pantai barat India.
Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada,
kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Jejak keberhasilan portugis ini terdengar ke
beberapa negara Eropa salah satunya ialah negara Spanyol. Hingga ekspedisi bangsa
Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau
Cebu.
Bukan hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan
keberhasilan portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi
berita ini juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke
Indonesia. Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten,
Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali
ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda
banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.
14
DAFTAR PUSTAKA
15