Anda di halaman 1dari 15

MASA KEDATANGAN PENJAJAH EROPA DAN

MASA PENJAJAHAN VOC DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenui Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta


Sejarah Nasional Indonesia

DOSEN PEMBIMBING : Danang Tunjung L, S. Pd, M.Pd.

Di Sususn oleh :

1. Susan Riyana (A220110078 )


2. Arif Fajar Nasucha ( A220110083)
3. Jefri Ruby Pranata ( A220110086)
4. Indri Astuti (A220110087)
5. Fika Yanti (A220110095)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai sebuah negara yang berada di timur dunia, Indonesia memiliki kekayaan
yang sangat melimpah. Kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sangat
menggiurkan bangsa lain untuk menduduki atau menjajah bangsa Indonesia untuk
mendapatkan keuntungan yang melimpah dari hasil bumi Indonesia yang berupa
rempah-rempah yang sangat populer dan sangat diperlukan oleh bangsa Eropa dalam
kehidupannya sehari-hari.

Sebelumnya bangsa Eropa mendapatkan pasokan rempah-rempah dari pedangan


Arab yang kemudian dibeli oleh para pedagang dari alexandria, italia, dll yang kemudian
disalurkan keseluruh Eropa sampai ke Erpa Utara dan Selatan. Sejak runtuhnya
Konstatinopel dan putusnya hubungan antara negara konstatinopel dengan negara Eropa
pasokan rempah-rempah yang biasanya disuplai oleh pedagang Arab ini menjadi langka
dan banyak dicari oleh para warga Eropa.

Sebab tersebutlah yang melatar belakangi bangsa Eropa mulai untuk melalukan
ekspedisi untuk mencari jalur menemukan tempat yang dapat memenuhi permintaan
rempah-rempah yang kurang di Eropa saat itu. Sehingga mulailah beberapa ekspedisi
dilakukan oleh beberapa negara. hingga pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil
mencapai Kalkuta di pantai barat India. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera,
kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya.
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka
dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera
setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli
hingga awal Agustus.

Jejak keberhasilan portugis ini terdengar ke beberapa negara Eropa salah satunya
ialah negara Spanyol. Spanyol yang mulanya bukan merupakan negara maritim ikut
mengeluarkan seseorang untuk melakukan espedisi untuk mencari jalan menuju India.
Hingga ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April
1521 telah sampai di Pulau Cebu.

2
Bukan hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan
keberhasilan portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi
berita ini juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke
Indonesia. Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten,
Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali
ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda
banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.

B. Rumusan Masalah
1. Masa Kedatangan Penjajah Eropa
2. Masa Lahirnya VOC
3. Masa Kejayaan VOC
4. Masa Berakhirnya VOC

3
BAB II

MASA KEDATANGAN PENJAJAH EROPA DAN MASA PENJAJAHAN


VOC DI INDONESIA

I. Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa

Menurut Kartonagoro, (1975:138) dalam abad ke-15 Eropa sangat membutuhkan


rempah-rempah dari Indonesia, Sailon, dan India yang biasanya dikumpulkan oleh
pedagang-pedagang Arab lalu disalurkan ke Eropa melalui Alexsandria dan
Konstantinopel. Pendistribusian rempah-rempah tersebut melalui pedagang-pedagang
Italy dari Amalfi, Venitia, dan dari Genua dan kota-kota besar di laut tengah, rempah-
rempah tersebut dikirim ke Jerman dan Prancis.

Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453) mengakibatkan


hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat (Timur Tengah) terputus yang
berdampak pada kurangnya persediaan rempah-rempah di daerah Eropa
(http://sejarah11-jt.blogspot.com/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-indonesia.html).
Hal tersebut membuat beberapa bangsa di Eropa mencari solusi lain untuk mendapatkan
rempah-rempah. Ada beberapa negara di Eropa yang berlayar mencari rempah-rempah
kearah utara dan ada beberapa yang berlayar menuju timur. Terdapat beberapa faktor
yang mendorong bangsa Eropa pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut :

1. Dikuasainya rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-


orang Islam.
2. Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan
ditemukan peta dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal
sehingga harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya.
4. Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama
Nasrani ke daerah-daerah yang dikunjungi.

5. Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan


penjelajahan samudra.

II. Penjajahan Portugis dan Spanyol

4
A. Penjajahan Spanyol

Menurut Kartonagoro (1975:139) pada waktu itu spanyol bukanlah negara


maritim, akan tetapi Spanyol mempunyai seorang raja putri yang bernama Isabella
yang merasa tertarik pada usulan seorang Columbus yang yakin serta sanggup
memimpin armada guna berlayar kearah barat untuk mencari jalan ke India.
Columbus menemukan pulau yang disangkanya bagian dari India maka ia
mengadakan perjalanan pulang pergi hingga empat kali. Tiap pelayaran
menemukan pulau-pulau yang diambil untuk kerajaan spanyol. Hingga akhir
khayatnya di Valladoid ia yakin telah menemukan jalan ke India.

Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April


1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja
Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan
(http://sejarah11-jt.blogspot.com/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-
indonesia.html). Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore
yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis.

Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan


pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah persaingan antara
Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian
Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai berikut.

I. Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di


Filipina.

II. Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

B. Penjajahan Portugis

Menurut Kartonagoro (1975:139) untuk sejarah Indonesia yang penting


adalah usaha-usahanya orang-orang Portugis yang pada waktu itu sudah biasa
mengadakan pelayaran kearah selatan sampai kepulau Kanari. Tahun 1497 Vasco
da Gama berhasil mencapai Kalkuta di pantai barat India. Kalkuta saat itu menjadi
bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan
barang dagangan lainnya. Berita mengenai kekayaan Malaka tersebut kemudian
mendorong raja Portugal mengutus Diego Lopes de Sequeira untuk pergi ke
Malaka.

5
Pada awalnya Sequeira disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi,
para pedagang muslim India berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis
sangat berbahaya dan merupakan ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian
berbalik menyerang Sequeira dan mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.

Serangan Malaka terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan


orang Portugis. Portugis kemudian mengirim Gubernur Portugis di India,
yaitu Alfonso d' Albuquerque. Ia berangkat dari Goa pada bulan April 1511 menuju
Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang dan 17-18 kapal. Perang antara
Malaka dan Portugis tidak dapat dihindari lagi. Portugis menang dan berhasil
menduduki Malaka. Setelah berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mengirimkan
sebuah armada ke Maluku di bawah pimpinanFransisco Serrao. Orang-orang
Portugis kemudian tiba di Ternate. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor
dagang lengkap dengan benteng di Ternate serta memperoleh hak monopoli di
pusat rempah-rempah.

III. Kejayaan Portugis di Nusantara

Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka
dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera
setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli
hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan
putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh
atas perintah ayahnya (http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-
bangsa-portugis-ke-indonesia.html).

Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap di Malaka


sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka
untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan
kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat
ke India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas
pantai Sumatera beserta semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.

IV. Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk
mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan
Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat

6
diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede.
Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang
kemudian bermukim di Pulau Timor
(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-
indonesia.html).

V. Berakhirnya Penjajahan Portugis

Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang revolusioner.
Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer
berhasil dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia. Seperti
meriam Portugis yang dengan cepat berhasil direbut oleh orang-orang Indonesia.
Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka, dimana Johor dan
Aceh berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.

Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah
cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil memonopoli perdagangan Asia.
Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang
Indonesia yang tinggal di nusantara bagian barat, dan segera menjadi bagian yang aneh
di dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah mengacaukan secara mendasar organisasi
sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia
dapat saling dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat
Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya komunitas
dagang telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di
Selat(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-
indonesia.html).

VI. Masa Lahirnya VOC

Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman
pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan
perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya
membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak
berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.

7
A. Latar Belakang Lahirnya VOC

Lahirnya VOC dilatarbelakangi oleh masuknya para pedagang belanda ke


Indonesia dengan niat mencari rempah-rempah untuk dibawa pulang dan
kemudian dijualnya kembali. Untuk mengatasi persaingan tidak sehat antar
pedagang belanda dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota
parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah usul,
yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda
menjadi satu serikat dagang. Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada
tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan
dagang hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5
miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan
sebutan Heeren Zeventien.

B. Proses Masuknya VOC di Indonesia

Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-


rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Putusnya
hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong
bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.

Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan
empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis  de Houtman. Dalam pelayarannya
menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika, Tanjung Harapan,
Samudra Hindia, Selat Sunda, Banten.

Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad


(1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima
baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.
Karena sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari
Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur
akhirnya sampai di Bali. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan
Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten
pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis
sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik.
Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para

8
penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan
rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah
kapalnya yang lain menuju ke Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam
perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk
datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang
Belanda sendiri.

C. Tujuan VOC masuk Indonesia


Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15
Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna
keamanan tanah air”. Yang dimaksud musuh saat itu
adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 –Desember
1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi
perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih
menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.
VII. Masa Kejayaan VOC
a. Puncak kekuasaan VOC

VOC mencapai puncak kejayaannya pada saat berada dibawah pimpinan


Maetsuyker. Joan Maetsuyker diangkat menjadi pengganti Gubernur Jenderal
Cornelis Reyniersz dan ia bertugas dalam kedudukan ini selama seperempat abad.
Maetsuyker memegang rekor lamanya memangku jabatan antara Gubernur
Jenderal yang pertama (Pieter Both) dan yang terakhir (Stachouwer, 1914). Masa
jabatannya pun bersamaan dengan tahun-tahun paling makmur dan berwibawa
dari VOC.
Maetsuyker tiba di Batavia dalam tahun 1636 dengan gelar penasihat dewan
kehakiman. Tugas pokoknya adalah mengkodifikasi berbagai kumpilan undang-
undang yang berlaku, yang diselesaikan pada tahun 1642, dengan memberinya
mana Undang-undang Batavia. Sebagai panglima dari angkatan laut yang dikirim
ke Srilanka dan Goa dalam tahun 1644, ia merundingkan persetujuan gencatan
senjata dengan Portugis yang diumumkan dalam bulan Nopember tahun itu.
Pada bulan oktober 1650 dia diangkat sebagai pejabat senior kedua dalam hierarki
VOC, yaitu direktur jendral di Batavia, tempat ia mengakhiri sisa hidupnya. Dia
menjadi Gubernur Jenderal dalam bulan Mei 1653 dengan meninggal
pendahulunya. Selama masa Jabatan Gubernur Maetsuyker yang penuh dengan

9
aneka peristiwa, berakhir permusuhan dengan orang Portugis dan dengan orang
Inggris : kedua peristiwa ini ternyata menguntungkan bagi VOC.
Beberapa pertahanan Portugis, termasuk Colombo (1655-1656) dan Cochin
(1662-1663) melakukan perlawanan yang kuat, tetapi yang lain-lainnya jatuh
dengan mudah. Terutama orang Portugis sendiri sebagian besar yang
menyebabkan kehancuran militernya. Memang mereka kekurangan tenaga
manusia, kapal, serta sumber-sumber bantuan bahan, tetapi pun kesempatan-
kesempatan kemungkinan yang mereka miliki tidak mereka manfaatkan, karena
kelalaian dan tidak adanya disiplin mereka terus-menerus. VOC pada tahun 1664
adalah organisasi yang hebat yang dapat dibandingkan dengan salah satu
perusahaan multinasional modern yang besar dengan mengadakan perbedaan dan
waktu, ruang dan demografi.pada tanggal 22  Oktober, pengusaha Kompeni yang
terkenal memberitahukan kepada Dewan Perwakilan atas nama Heren XVII,
bahwa Heren XVII, bahwa VOC memilki lebih dari 140 buah kapal dan
25.000orang tercantum dalam daftar gajinya.
Dengan kata lain Jan Kompeni yang terbaik dari kedua dunia dalam perang
damai. Dimulai pada tahun 1702, yang menyatakan bahwa VOC  yang tiada
taranya ini, telah menghasilkan perbendaharaan yang tiada terbilang dari ujung
yang paling jauh di dunia ke dalam persatuan provinsi-provinsi Belanda, ketika
mencapai ulang tahunya yang keseratus. Kemakmuran perniagaanya dibuktikan
dengan tibanya dengan selamat tujuh belas buah kapal Hindia yang kaya muatan,
kendatipun perang yang baru pecah dengan Prancis dan Spanyol. Secara tersusun,
maka puncak kejayaan VOC antara lain :
1. Kompeni (sebutan untuk VOC) tumbuh dari awal yang sederhana
menjadi persekutuan yang luar biasa kayanya.
2. Saham nilainya telah bertambah banyak nilainya.
3. Dapat membina kekuatan angkatan laut dan militer dengan biaya
sendiri.
4. Melakukan perang di darat dan di laut di bagian seluruh dunia yang
jauh.
5. Merebut kastil-kastil, benteng-benteng, pelabuhan-pelabuhan dan
daratan-daratan musuh.
6. VOC memiliki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000 orang tercantum
dalam daftar gajinya.
b. Produk peraturan VOC

10
Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli
perdagangan antara lain :
1. Verplichte Leverranties
Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh
VOC. Tidak boleh menjual hasil bumi selain  kepada VOC. 
Contoh penyerahan wajib, lada, rempah-rempah kepada VOC.
2. Contingenten
Kewajibkan bagi rakyat untuk bayar pajak berupa hasil bumi.
3. Peraturan tentang ketentuan awal dan jumlah tanaman rempah- rempah
yang boleh ditanam.
4. Pelayaran Hongi.
Pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang)untuk mengawasi
pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarannya di
Maluku.
5. Ekstirpasi 
Hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
over produksi yang dapat menyebabkan harga merosot
(radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-pemerintah-kolonial.html).
c. Gubernur Jenderal
Suatu organisasi yang berjalan dalam menjalankan kegiatannya pastilah
memiliki susunan organisasi yang akan begerak sesuai dengan tugasnya dalam
organisasi tersebut. dalam sebuah organisasi apa saja pastilah memiliki seorang
yang memimpin organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Begitu juga
dengan VOC, orang yang menjadi pimpinan atau pemimpin VOC disebut dengan
Gouverneurs-generaal VOC ( Gubernur Jendral VOC ). Seperti yang diketahui
bahwasannya VOC merupakan organisasi yang dibentuk dari beberapa orang
pedagang atau perusahaan agar tidak terjadi sebuah persaingan yang sengit antar
pedangan belanda. Berikut merupakan beberapa nama orang yang pernah
menjabat sebagai gubernur jendral VOC, yakni:

1. 1610-1614    Pieter Both 
2. 1614-1615    Gerard Reynst
3. 1616-1619     Laurens Reaal
4. 1619-1623    Jan Pieterszoon Coen
5. 1623-1627    Pieter Carpentier
6. 1627-1629    Jan Pieterszoon Coen

11
7. 1629-1632    Jacques Specx
8. 1632-1636    Hendrik Brouwer
9. 1636-1645    Antonio van Diemen
10. 1645-1650    Cornelis van der Lijn
11. 1650-1653    Carel Reyniersz
12. 1653-1678    Joan Maetsuycker
13. 1678-1681    Rijcklof van Goens
14. 1681-1684    Cornelis Speelman
15. 1684-1691    Johannes Camphuys
16. 1691-1704    Willem van Outhoorn
17. 1704-1709   Joan van Hoorn
18. 1709-1713    Abraham van Riebeeck
19. 1713-1718     Christoffel van Swoll
20. 1718-1725    Hendrick Zwaardecroon
21. 1725-1729    Mattheus de Haan
22. 1729-1731    Diederik Durven
23. 1732-1735    Dirk van Cloon
24. 1735-1737    Abraham Patras
25. 1737-1741    Adriaan Valckenier
26. 1741-1743    Johannes Thedens (waarnemend)
27. 1743-1750    Gustaaf Willem Baron van Imhoff
28. 1750-1761    Jacob Mossel
29. 1761-1775    Petrus Albertus van der Parra
30. 1775-1777    Jeremias van Riemsdijk
31. 1777-1780    Reinier de Klerk
32. 1780-1796    Willem Arnold Alting
(ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-indie/)
VIII. Masa berakhirnya VOC
Para ahli sejarah masih memperdebatkan apakah VOC benar-benar runtuh karena
disebabkan korupsi. Tokoh-tokoh berwibawa seperti J. C. van Leur dan W. Coolhas
mengemukakan bahwa korupsi bukanlah faktor utama dalam kemunduran dan jatuhnya
VOC, mereka ingin menekankan bahwa  EIC, yang didalamnya juga memiliki masalah
yang sama yaitu korupsi, memiliki masalah lain seperti penyelewengan, patronase dan
main pengaruh, dianggap sebagai kenyataan hidup dalam rezim lama dan tidak punah
sampai saat ini. Sikap badan-badan pengurus kedua maskapai dagang tersebut (EIC dan

12
VOC), sejak semula ditandai oleh kecurigaan terus-menerus terhadap ketidakjujuran para
abdi mereka. Para pemilik kuasa menyadari bahwa korupsi tidak dapat dihindarkan jika
dilihat dari rendahnya upah dari sebagian besar para pegawainya.
Pietter Van Dam, yang sudah hampir lima puluh tahun berpengalaman dalam
bidang keuangan dan administrasi kompeni, mengakui dalam Beschriving (penjelasan)
rahasianya yang disusun untuk ditujukan hanya kepada Heren XVII : ”bahwa para abdi
kompeni harus berusaha hidup dalam batas gaji mereka, adalah hal yang sejak semula
diakui tidak dapat dilakukan; dan karena itu adakalanya orang harus menutup mata dan
berpaling kearah lain”.  Akan tetapi lain halnya dengan memaafkan instansi bawahan
melakukan penyogokan dan pemerasan, dengan membiarkan korupsi kasar dan jauh
jangkauannya seperti yang dilakukan oleh ”kompeni-kompeni kecil”. Kompeni-kompeni
kecil ini adalah kelompok-kelompok atau gabungan-gabungan dari orang-orang bawahan
VOC, terutama di Bengala dan Jepang, yang melakukan kecurangan penipu para pegawai
VOC dengan cara memuat banyak barang-barang selundupan daripada muatan-muatan
kompeni sendiri. 
Pada tahun 1732 Heren XVII secara tiba-tiba membebastugaskan sang Gubernur
Jendral, Direktur Jendral, dan dua orang anggota dewan senior karena korupsi. Ini
menimbulkan sensasi yang hebat, paling tidak untuk sementara. Dan pada pertengahan
abad ke 18, VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.
Sebab-sebabnya ialah sebagai berikut:
1. Ketidakjujuran para abdi VOC, karena kesejahteraan abdi VOC tidak setara
dengan gaji yang mereka terima.
2. Kemunduran dinas militer VOC karena mutu korps perwiranya.
3. Perang untuk menaklukkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan yang
dipimpin oleh pimpinan local setempat maupun ulama.
4. Konfrontasi dengan Prancis di Eropa mempengaruhi runtuhnya VOC.
IX. Hasil VOC untuk kerajaan Belanda
Beberapa tahun berada di Indonesia menjajah dan mengambil kekayaan alam
yang dimiliki oleh Indonesia (Rempah-rempah) yang akan dijual oleh pedagang belanda
ke Eropa membuat kekayaan tersendiri bagi bangsa Belanda yang menaungi VOC itu
sendiri. Keuntungan yang didapat oleh VOC secara tidak langsung membuat negara
Belanda mendapatkan pemasukan dari pajak yang dikenakan kepada pedangang maupun
VOC itu sendiri. Dimana pajak tersebut digunakan untuk keperluan pembangunan dan
juga memperkuat ekonomi di bangsa Belanda.

13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai Kalkuta di pantai barat India.
Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada,
kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Jejak keberhasilan portugis ini terdengar ke
beberapa negara Eropa salah satunya ialah negara Spanyol. Hingga ekspedisi bangsa
Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau
Cebu.

Bukan hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan
keberhasilan portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi
berita ini juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke
Indonesia. Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten,
Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali
ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda
banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang
Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau
Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral,
Pieter Both.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kartonagoro,Soewidji. 1975. Belajar Membaca Sejarah Nasional Indonesia.PN Balai


Pustaka:Jakarta.

Notosusanto,Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia IV. PN Balai Pustaka:Jakarta.

Radi. 2012. Kebijakan Pemerintah Kolonial.


radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-pemerintah-kolonial.html .

Saksono, Arie. 2008. Gubernur Jendral VOC Nederlandsch Indie.


ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-
indie/

Suyatno. 2012. Masuknya Bangsa Asing Ke http://sejarah11-


Indonesia.
jt.blogspot.com/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-indonesia.html

Suyitno. 2012. Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia.


http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-
indonesia.html

15

Anda mungkin juga menyukai