Anda di halaman 1dari 11

A.

PORTUGIS
1. Penjajahan Portugis

Menurut Kartonagoro (1975:139) untuk sejarah Indonesia yang penting adalah usaha-
usahanya orang-orang Portugis yang pada waktu itu sudah biasa mengadakan pelayaran kearah
selatan sampai kepulau Kanari. Tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai Kalkuta di pantai
barat India. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala,
lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Berita mengenai kekayaan Malaka tersebut
kemudian mendorong raja Portugal mengutus Diego Lopes de Sequeira untuk pergi ke Malaka.

Pada awalnya Sequeira disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi, para pedagang
muslim India berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis sangat berbahaya dan merupakan
ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian berbalik menyerang Sequeira dan mengusir kapal
Portugis dari perairan Malaka.

Serangan Malaka terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan orang Portugis.
Portugis kemudian mengirim Gubernur Portugis di India, yaitu Alfonso d' Albuquerque. Ia
berangkat dari Goa pada bulan April 1511 menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang
dan 17-18 kapal. Perang antara Malaka dan Portugis tidak dapat dihindari lagi. Portugis menang
dan berhasil menduduki Malaka. Setelah berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mengirimkan
sebuah armada ke Maluku di bawah pimpinanFransisco Serrao. Orang-orang Portugis kemudian
tiba di Ternate. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor dagang lengkap dengan benteng di
Ternate serta memperoleh hak monopoli di pusat rempah-rempah.

2. Kejayaan Portugis di Nusantara

Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan
kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah
kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus.
Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang
baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh atas perintah ayahnya
(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia.html).

Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap di Malaka sampai
bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka untuk menahan
setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan kapal-kapal yang pertama
untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat ke India dengan kapal besar, dia
berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera beserta semua barang
rampasan yang dijarah di Malaka.

3. Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir
Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat
kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis
hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan
Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor
(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia.html).

4. Berakhirnya Penjajahan Portugis

Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang revolusioner. Keunggulan
teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil dipelajari dengan
cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia. Seperti meriam Portugis yang dengan cepat
berhasil direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di
selat Malaka, dimana Johor dan Aceh berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar
bisa menguasai Malaka.

Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah cengkeraman
Portugis. Mereka tidak pernah berhasil memonopoli perdagangan Asia. Portugis hanya mempunyai
sedikit pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang Indonesia yang tinggal di nusantara bagian
barat, dan segera menjadi bagian yang aneh di dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah
mengacaukan secara mendasar organisasi sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan
pusat dimana kekayaan Asia dapat saling dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang
menjaga ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya
komunitas dagang telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di
Selat(http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-
indonesia.html).

B. VOC
1. Masa Lahirnya VOC

Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada
tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke
tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-
rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak
terjadi persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan
perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang
dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.

2. Latar Belakang Lahirnya VOC

Lahirnya VOC dilatarbelakangi oleh masuknya para pedagang belanda ke Indonesia dengan
niat mencari rempah-rempah untuk dibawa pulang dan kemudian dijualnya kembali. Untuk
mengatasi persaingan tidak sehat antar pedagang belanda dan sekaligus mematahkan dominasi
Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan
sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda
menjadi satu serikat dagang. Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret
1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa
dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas
direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.

3. Proses Masuknya VOC di Indonesia

Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon


(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai
tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai
oleh Spanyol. Putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.

Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah
kapal di bawah pimpinan Cornelis  de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda
menempuh rute Pantai Barat Afrika, Tanjung Harapan, Samudra Hindia, Selat Sunda, Banten.

Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–
1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Karena sikap yang kurang baik sehingga
orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan
perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah
pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada
bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk
sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat
hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka
penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah
kapalnya yang lain menuju ke Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan
rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya
terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.

4. Tujuan VOC masuk Indonesia


Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah
untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”. Yang dimaksud musuh
saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 –Desember 1640 bergabung
menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara
waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat
Nusantara.
5. Masa Kejayaan VOC
a. Puncak kekuasaan VOC

VOC mencapai puncak kejayaannya pada saat berada dibawah pimpinan Maetsuyker. Joan
Maetsuyker diangkat menjadi pengganti Gubernur Jenderal Cornelis Reyniersz dan ia bertugas
dalam kedudukan ini selama seperempat abad. Maetsuyker memegang rekor lamanya memangku
jabatan antara Gubernur Jenderal yang pertama (Pieter Both) dan yang terakhir (Stachouwer,
1914). Masa jabatannya pun bersamaan dengan tahun-tahun paling makmur dan berwibawa dari
VOC.
Maetsuyker tiba di Batavia dalam tahun 1636 dengan gelar penasihat dewan kehakiman.
Tugas pokoknya adalah mengkodifikasi berbagai kumpilan undang-undang yang berlaku, yang
diselesaikan pada tahun 1642, dengan memberinya mana Undang-undang Batavia. Sebagai
panglima dari angkatan laut yang dikirim ke Srilanka dan Goa dalam tahun 1644, ia merundingkan
persetujuan gencatan senjata dengan Portugis yang diumumkan dalam bulan Nopember tahun itu.
Pada bulan oktober 1650 dia diangkat sebagai pejabat senior kedua dalam hierarki VOC, yaitu
direktur jendral di Batavia, tempat ia mengakhiri sisa hidupnya. Dia menjadi Gubernur Jenderal
dalam bulan Mei 1653 dengan meninggal pendahulunya. Selama masa Jabatan Gubernur
Maetsuyker yang penuh dengan aneka peristiwa, berakhir permusuhan dengan orang Portugis dan
dengan orang Inggris : kedua peristiwa ini ternyata menguntungkan bagi VOC.
Beberapa pertahanan Portugis, termasuk Colombo (1655-1656) dan Cochin (1662-1663)
melakukan perlawanan yang kuat, tetapi yang lain-lainnya jatuh dengan mudah. Terutama orang
Portugis sendiri sebagian besar yang menyebabkan kehancuran militernya. Memang mereka
kekurangan tenaga manusia, kapal, serta sumber-sumber bantuan bahan, tetapi pun kesempatan-
kesempatan kemungkinan yang mereka miliki tidak mereka manfaatkan, karena kelalaian dan tidak
adanya disiplin mereka terus-menerus. VOC pada tahun 1664 adalah organisasi yang hebat yang
dapat dibandingkan dengan salah satu perusahaan multinasional modern yang besar dengan
mengadakan perbedaan dan waktu, ruang dan demografi.pada tanggal 22  Oktober, pengusaha
Kompeni yang terkenal memberitahukan kepada Dewan Perwakilan atas nama Heren XVII,
bahwa Heren XVII, bahwa VOC memilki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000orang tercantum
dalam daftar gajinya.
Dengan kata lain Jan Kompeni yang terbaik dari kedua dunia dalam perang damai. Dimulai
pada tahun 1702, yang menyatakan bahwa VOC  yang tiada taranya ini, telah menghasilkan
perbendaharaan yang tiada terbilang dari ujung yang paling jauh di dunia ke dalam persatuan
provinsi-provinsi Belanda, ketika mencapai ulang tahunya yang keseratus. Kemakmuran
perniagaanya dibuktikan dengan tibanya dengan selamat tujuh belas buah kapal Hindia yang kaya
muatan, kendatipun perang yang baru pecah dengan Prancis dan Spanyol. Secara tersusun, maka
puncak kejayaan VOC antara lain :
1. Kompeni (sebutan untuk VOC) tumbuh dari awal yang sederhana menjadi persekutuan
yang luar biasa kayanya.
2. Saham nilainya telah bertambah banyak nilainya.
3. Dapat membina kekuatan angkatan laut dan militer dengan biaya sendiri.
4. Melakukan perang di darat dan di laut di bagian seluruh dunia yang jauh.
5. Merebut kastil-kastil, benteng-benteng, pelabuhan-pelabuhan dan daratan-daratan
musuh.
6. VOC memiliki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000 orang tercantum dalam daftar
gajinya.
b. Produk peraturan VOC
Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara
lain :
1. Verplichte Leverranties
Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Tidak
boleh menjual hasil bumi selain  kepada VOC. 
Contoh penyerahan wajib, lada, rempah-rempah kepada VOC.
2. Contingenten
Kewajibkan bagi rakyat untuk bayar pajak berupa hasil bumi.
3. Peraturan tentang ketentuan awal dan jumlah tanaman rempah- rempah yang boleh
ditanam.
4. Pelayaran Hongi.
Pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang)untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarannya di Maluku.
5. Ekstirpasi 
Hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi over produksi
yang dapat menyebabkan harga merosot (radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-
pemerintah-kolonial.html).
c. Gubernur Jenderal
Suatu organisasi yang berjalan dalam menjalankan kegiatannya pastilah memiliki susunan
organisasi yang akan begerak sesuai dengan tugasnya dalam organisasi tersebut. dalam sebuah
organisasi apa saja pastilah memiliki seorang yang memimpin organisasi tersebut agar dapat
berjalan dengan baik. Begitu juga dengan VOC, orang yang menjadi pimpinan atau pemimpin VOC
disebut dengan Gouverneurs-generaal VOC ( Gubernur Jendral VOC ). Seperti yang diketahui
bahwasannya VOC merupakan organisasi yang dibentuk dari beberapa orang pedagang atau
perusahaan agar tidak terjadi sebuah persaingan yang sengit antar pedangan belanda. Berikut
merupakan beberapa nama orang yang pernah menjabat sebagai gubernur jendral VOC, yakni:

1. 1610-1614    Pieter Both 
2. 1614-1615    Gerard Reynst
3. 1616-1619     Laurens Reaal
4. 1619-1623    Jan Pieterszoon Coen
5. 1623-1627    Pieter Carpentier
6. 1627-1629    Jan Pieterszoon Coen
7. 1629-1632    Jacques Specx
8. 1632-1636    Hendrik Brouwer
9. 1636-1645    Antonio van Diemen
10. 1645-1650    Cornelis van der Lijn
11. 1650-1653    Carel Reyniersz
12. 1653-1678    Joan Maetsuycker
13. 1678-1681    Rijcklof van Goens
14. 1681-1684    Cornelis Speelman
15. 1684-1691    Johannes Camphuys
16. 1691-1704    Willem van Outhoorn
17. 1704-1709   Joan van Hoorn
18. 1709-1713    Abraham van Riebeeck
19. 1713-1718     Christoffel van Swoll
20. 1718-1725    Hendrick Zwaardecroon
21. 1725-1729    Mattheus de Haan
22. 1729-1731    Diederik Durven
23. 1732-1735    Dirk van Cloon
24. 1735-1737    Abraham Patras
25. 1737-1741    Adriaan Valckenier
26. 1741-1743    Johannes Thedens (waarnemend)
27. 1743-1750    Gustaaf Willem Baron van Imhoff
28. 1750-1761    Jacob Mossel
29. 1761-1775    Petrus Albertus van der Parra
30. 1775-1777    Jeremias van Riemsdijk
31. 1777-1780    Reinier de Klerk
32. 1780-1796    Willem Arnold Alting
(ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-indie/)
6. Masa berakhirnya VOC
Para ahli sejarah masih memperdebatkan apakah VOC benar-benar runtuh karena
disebabkan korupsi. Tokoh-tokoh berwibawa seperti J. C. van Leur dan W. Coolhas mengemukakan
bahwa korupsi bukanlah faktor utama dalam kemunduran dan jatuhnya VOC, mereka ingin
menekankan bahwa  EIC, yang didalamnya juga memiliki masalah yang sama yaitu korupsi,
memiliki masalah lain seperti penyelewengan, patronase dan main pengaruh, dianggap sebagai
kenyataan hidup dalam rezim lama dan tidak punah sampai saat ini. Sikap badan-badan pengurus
kedua maskapai dagang tersebut (EIC dan VOC), sejak semula ditandai oleh kecurigaan terus-
menerus terhadap ketidakjujuran para abdi mereka. Para pemilik kuasa menyadari bahwa korupsi
tidak dapat dihindarkan jika dilihat dari rendahnya upah dari sebagian besar para pegawainya.
Pietter Van Dam, yang sudah hampir lima puluh tahun berpengalaman dalam bidang
keuangan dan administrasi kompeni, mengakui dalam Beschriving (penjelasan) rahasianya yang
disusun untuk ditujukan hanya kepada Heren XVII : ”bahwa para abdi kompeni harus berusaha
hidup dalam batas gaji mereka, adalah hal yang sejak semula diakui tidak dapat dilakukan; dan
karena itu adakalanya orang harus menutup mata dan berpaling kearah lain”.  Akan tetapi lain
halnya dengan memaafkan instansi bawahan melakukan penyogokan dan pemerasan, dengan
membiarkan korupsi kasar dan jauh jangkauannya seperti yang dilakukan oleh ”kompeni-kompeni
kecil”. Kompeni-kompeni kecil ini adalah kelompok-kelompok atau gabungan-gabungan dari orang-
orang bawahan VOC, terutama di Bengala dan Jepang, yang melakukan kecurangan penipu para
pegawai VOC dengan cara memuat banyak barang-barang selundupan daripada muatan-muatan
kompeni sendiri. 
Pada tahun 1732 Heren XVII secara tiba-tiba membebastugaskan sang Gubernur Jendral,
Direktur Jendral, dan dua orang anggota dewan senior karena korupsi. Ini menimbulkan sensasi
yang hebat, paling tidak untuk sementara. Dan pada pertengahan abad ke 18, VOC mengalami
kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. Sebab-sebabnya ialah sebagai berikut:
1. Ketidakjujuran para abdi VOC, karena kesejahteraan abdi VOC tidak setara dengan gaji yang
mereka terima.
2. Kemunduran dinas militer VOC karena mutu korps perwiranya.
3. Perang untuk menaklukkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan yang dipimpin oleh
pimpinan local setempat maupun ulama.
4. Konfrontasi dengan Prancis di Eropa mempengaruhi runtuhnya VOC.
7. Hasil VOC untuk kerajaan Belanda
Beberapa tahun berada di Indonesia menjajah dan mengambil kekayaan alam yang dimiliki
oleh Indonesia (Rempah-rempah) yang akan dijual oleh pedagang belanda ke Eropa membuat
kekayaan tersendiri bagi bangsa Belanda yang menaungi VOC itu sendiri. Keuntungan yang
didapat oleh VOC secara tidak langsung membuat negara Belanda mendapatkan pemasukan dari
pajak yang dikenakan kepada pedangang maupun VOC itu sendiri. Dimana pajak tersebut
digunakan untuk keperluan pembangunan dan juga memperkuat ekonomi di bangsa Belanda.

C. DARI VOC KE KERAJAAN BELANDA DAN HINDIA BELANDA

VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah sebuah kongsi dagang swasta yang
didirikan pada 20 Maret 1602 yang berasal dari Belanda. Didirikan dengan alasan bahwa
banyaknya pedagang dari Belanda yang melakukan transaksi di Nusantara pada abad ke-15.
Setelah hampir dua abad berkuasa di Nusantara, VOC akhirnya runtuh dengan berbagai macam
penyebab. Adapun penyebabnya adalah:
Korupsi
Praktik korupsi VOC didasari oleh kecilnya gaji yang diterima oleh para pegawai VOC
sehingga terjadi korupsi besar-besaran di tubuh VOC tersebut. Dengan maraknya terjadi
korupsi, kas dan keuntungan VOC semakin menipis. Padahal segala keuntungan yang telah
diraih VOC hanya untuk mempertahankan kongsinya tersebut.
Saingan Perdagangan
Saingan perdagangan VOC yang utama adalah berasal dari Inggris. Karena Inggris telah
menguasai perdagangan di Selat Malaka. Para pedagang dari Inggris juga dengan mudah masuk
ke Nusantara untuk berdagang dan harga yang ditawarkanpun juga lebih murah.
Perlawanan dengan Rakyat di Nusantara
Setelah minimnya keuntungan yang didapatkan, VOC juga harus merugi karena
banyaknya perlawanan dari rakyat di Nusantara. Peperangan dengan Makassar, Banten, dan
Mataram itu banyak menelan biaya dan juga diperparah dengan terjadinya secara bersamaan
perlawanan-perlawanan tersebut.
Lalu pada tahun 1795, terjadi sebuah perubahan besar di Belanda. Muncullah sebuah
kelompok yang menamai dirinya sebagai Patriot yang terinspirasi dari Revolusi Prancis yang
merubah Prancis dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional.
Pada tahun 1795 juga, pasukan Prancis kemudian menyerbu Belanda. Namun Raja
Willem V berhasil kabur ke Inggris. Dibentuklah Republik Bataaf dari berhasilnya Prancis
menguasai Belanda. Republik Bataaf dipimpin oleh saudara dari Napoleon Bonaparte, Louis
Bonaparte.
Dalam pengasingannya, Raja Willem V menuliskan "surat-surat Kew" yang berisi
perintah kepada seluruh penguasa di negeri jajahan Belanda untuk diberikan ke Inggris. Namun
Republik Bataaf juga akhirnya mengambil bekas kekuasaan VOC di Nusantara.
Pada 31 Desember 1799, VOC runtuh dan diberikan kekuasaannya kepada pemerintah
Belanda (Republik Bataaf). Pegawai-pegawai VOC menjadi pegawai pemerintahan kolonial
Belanda, dan hutang VOC yang mencapai 134 juta gulden juga ditanggung oleh pemerintah
Belanda. Sejak 1 Januari 1800, Nusantara resmi berubah namanya menjadi Hindia Belanda.
Diangkatlah Herman W. Daendels diangkat sebagai gubernur jenderal. Dengan
diangkatnya dia menjadi gubernur jenderal ia bertugas mempertahankan Pulau Jawa dari invasi
Inggris. Ia melakukan banyak kebijakan, contohnya:
Kebijakan Militer dan Pertahanan
-Membangun Dee Groote Postweg (Jalan Anyer-Panarukan)
-Membangun pangkalan Angkatan Laut di Ujung Kulon dan Surabaya
-Membangun pabrik senjata dan benteng-benteng
Kebijakan Ekonomi dan Keuangan
-Mengeluarkan uang kertas
-Memperbaiki gaji pegawai
-Contingenten (pajak dengan hasil bumi)
-Preanger Stelsel (Tanam Paksa)
-Monopoli perdagangan bebas
Kebijakan Sosial
-Kerja rodi
-Perbudakan
-Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, dan sultan
-Membuat jaringan pos
Kebijakan diatas dijalankan Daendels dengan sangat kejam, sehingga menimbulkan rasa
benci dari orang-orang Jawa. Akhirnya Daendels atas perintah Napoleon Bonaparte dicopot
jabatan dan digantikan oleh Den William Jonson. Namun, Jonson kalah diserang oleh tantara
Inggris sehingga ia lari dan ditandatangani lah sebuah perjanjian yang diberi nama "Kapitulasi
Tuntang". Isi dari perjanjian tersebut adalah agar wilayah Jawa diberikan kepada Inggris.
Setelah itu dimulailah masa Inggris menapakki kakinya di Indonesia dibawah Gubernur
Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. Raffles merupakan pemimpin yang berprinsip
liberalisme dan menjunjung tinggi HAM. Ia menghapuskan kerja rodi dan tanam paksa dan
juga perbudakan. Ia menerapkan sistem sewa tanah gagal karena banyak faktor, yakni:
- Pemerintah sulit menyita tanah karena tidak adanya sertifikat tanah.
- Petani diberi kebebasan menanam apapun hingga petani bingung karena sudah terbiasa
disuruh oleh tanam paksa.
- Petani belum mengenal uang.

Karena gagal dan tidak menghasilkan apapun, akhirnya Inggris menganggap bahwa Jawa
bukan sesuatu yang pantas untuk dipertahankan. Belanda lepas dari Prancis dan Raja William II
menjadi raja kembali. Belanda dan Inggris melaksanakan "Konvensi London" pada tahun 1814
dan berhasil membuat Nusantara menjadi jajahan Belanda.
DAFTAR PUSTAKA
Kartonagoro,Soewidji. 1975. Belajar Membaca Sejarah Nasional Indonesia.PN Balai Pustaka:Jakarta.
Notosusanto,Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia IV. PN Balai Pustaka:Jakarta.

Radi. 2012. Kebijakan Pemerintah Kolonial. radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-pemerintah-


kolonial.html.

Saksono, Arie. 2008. Gubernur Jendral VOC Nederlandsch Indie.


ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-indie/
Suyatno. 2012. Masuknya Bangsa Asing Ke Indonesia. http://sejarah11-
jt.blogspot.com/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-indonesia.html

Suyitno. 2012. Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia.


http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia.html

Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern (1200-2004). Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.  

Kartodirdjo, Sartono. 1990. Pengatar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional


dari Kolonialisme sampai Nasionalisme,  Jilid 2, Jakarta: Gramedi

Anda mungkin juga menyukai