Disusun Oleh:
Kelompok 1
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kerajaan Samudra Pasai.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran
sejarah, Ibu Maisaroh yang telah memberikan kami tugas Kerajaan Samudra Pasai.
Makalah ini berisikan tentang rancangan-rancangan pengawetan hewan ikan, mulai dari
latar belakang pemilihan hewan laut, tahapan-tahapan, dan rancangan pembuatan produk
yang akan kami lakukan.
Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan, sehubung dengan pengalaman kami
yang masih kurang. Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu petunjuk dan berguna bagi
pembaca untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai pengawetan hewan laut sebagai
makanan setengah jadi.
Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai
2. Untuk mengetahui awal didirikannya Kerajaan Samudra Pasai
3. Untuk mengetahui silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan
Samudra Pasai
4. Untuk mengetahui raja-raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai
5. Untuk mengetahui proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala
bidang
6. Untuk mengetahui masa Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan
7. Untuk mengerahui faktor- faktor yang mempengaruhi kemunduran Kerajaan
Samudra Pasai
8. Untuk mengetahui peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai
2. Dapat mengetahui awal didirikannya Kerajaan Samudra Pasai
3. Dapat mengetahui silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudra
Pasai
4. Dapat mengetahui raja-raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai
5. Dapatmengetahui proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala
bidang
6. Dapat mengetahui masa Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan
7. Dapat mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kemunduran Kerajaan
Samudra Pasai
8. Dapat mengetahui peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai
BAB II
PEMBAHASAN
2. Faktor Eksternal
a. Serangan dari Majapahit Tahun 1339
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai mengalami ancaman dari
Kerajaan Majapahit dengan Gajah Mada sebagai mahapatih. Gajah Mada
diangkat sebagai patih di Kahuripan pada periode 1319-1321 Masehi oleh
Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara. Pada 1331, Gajah
Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin oleh Ratu
Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi Mahapatih
Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa,
yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh
Nusantara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Mahapatih Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar
tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di seberang lautan sana.
Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Oleh
karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana penyerangan
Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang
serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap
kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh.
Ekspedisi Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando
Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa
tahapan.
Serangan awal yang dilakukan Majapahit di perbatasan Perlak
mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal ketat oleh tentara Kesultanan
Samudera Pasai. Namun, Gajah Mada tidak membatalkan serangannya. Ia
mundur ke laut dan mencari tempat lapang di pantai timur yang tidak terjaga.
Di Sungai Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya dan mendirikan
benteng di atas bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama Bukit
Meutan atau Bukit Gajah Mada.
Gajah Mada menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari
jurusan laut dan jurusan darat. Serangan lewat laut dilancarkan terhadap
pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air. Sedangkan penyerbuan melalui jalan
darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di antara Perlak dan Pedawa.
Serangan dari darat tersebut ternyata mengalami kegagalan karena dihadang
oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara serangan yang dilakukan
lewat jalur laut justru dapat mencapai istana.
Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai
dipicu juga karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan
kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada
berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam
rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan
Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya
perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit
di Selat Malaka.
Hingga menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai masih dapat
mempertahankan peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan
perdagangan dengan luar negeri. Para ahli sejarah yang menumpahkan
minatnya pada perkembangan ekonomi mencatat bahwa Kerajaan Samudera
Pasai pernah menempati kedudukan sebagai sentrum kegiatan dagang
internasional di nusantara semenjak peranan Kedah berhasil dipatahkan.
Namun, kemudian peranan Kerajaan Samudera Pasai yang sebelumnya
sangat penting dalam arus perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan dunia
mengalami kemerosotan dengan munculnya bandar perdagangan Malaka di
Semenanjung Melayu Bandar Malaka segera menjadi primadona dalam
bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama
setelah Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat segera dibanjiri
perantau-perantau dari Jawa.
Akibat kemajuan pesat yang diperoleh Malaka tersebut, posisi dan
peranan Kerajaan Samudera Pasai kian lama semakin tersudut, nyaris seluruh
kegiatan perniagaannya menjadi kendor dan akhirnya benar-benar patah di
tangan Malaka sejak tahun 1450. Apalagi ditambah kedatangan Portugis
yang berambisi menguasai perdagangan di Semenanjung Melayu. Orang-
orang Portugis yang pada 1521 berhasil menduduki Kesultanan Samudera
Pasai.
b. Berdirinya Bandar Malaka yang Letaknya Lebih Strategis
Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal
sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan
yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan
lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau
Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat
Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung
kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera
pasai juga mempersiapkan bandar-bandar yang digunakan untuk:
1) Menambah perbekalan pelayaran selanjutnya
2) Mengurus masalah-masalah perkapalan
3) Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar
negeri
4) Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia.
Namun Setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka
pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat
perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka
menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar
di Samudra Pasai.
c. Serangan Portugis
Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai
yang sedang lemah ini karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan
karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai
hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang
orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan
kerajaan yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin
hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.
Orang-orang Portugis datang ke Malaka, karena telah mengetahui
bahwa pelabuhan Malaka merupakan pelabuhan transito yang banyak
didatangi pedagang dari segala penjuru angin. Malaka dikenal sebagai pintu
gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan mengingat peranannya sebagai
jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk dan
keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir abad ke-15
dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia Tenggara
dan saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat menarik perhatian orang-
orang Portugis.
Maksud Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai
perdagangan melalui selat Malaka.Kedatangan orang-orang Portugis di
bawah pimpinan Diego Lopez de Squeira ke Malaka atas perintah raja
Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa-
penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini dimaksudkan untuk
memperoleh suatu izin perdagangan yang menguntungkan kedua belah
pihak. Jadi semboyan orang-orang Portugis untuk meluaskan daerah
pengaruhnya tidak hanya bermotif penyebaran agama akan tetapi terutama
motif ekonomi.
g. Naina Hasanuddin
Naina Hasamuddin wafat pada bulan Syawal 823 H ( 1420 M ). Makam beliau
terletak di Gampong Mns. Pie Kecamatan Samudera kabupaten Aceh Utara ,
dalam komplek makam terdapat 12 batu pusara.
h. Makam Batte
Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai.
Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan
Perbu yang mangkat tahun 1444 M. Lokasi di desa Meucat Kecamatan
Samudera ± sebelah Timur Kot Lhokseumawe. Diantara nisan-nisan tersebut
ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah yang terdiri dari surat Yasin, Surat
Ali Imran, Surat Al’Araaf, Surat Al-Jaatsiyah dan Surat Al-Hasyr.