Anda di halaman 1dari 13

Kerajaan Samudra Pasai

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai mata pelajaran sejarah”

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Nama : 1. Amanda Aprillia


2. Belinda Azalia
3. Meilisa Indriani
4. Muthiya Dwi Ferbrianty
5. Muhammad Abid Darmawan
6. Puja Lestari
7. Salsabila Oktafani
8. Zakky Nagoya
Kelas : X MIPA 4

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional


SMA Negeri 5 Kota Bengkulu

Tahun Ajaran 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kerajaan Samudra Pasai.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran
sejarah, Ibu Maisaroh yang telah memberikan kami tugas Kerajaan Samudra Pasai.
Makalah ini berisikan tentang rancangan-rancangan pengawetan hewan ikan, mulai dari
latar belakang pemilihan hewan laut, tahapan-tahapan, dan rancangan pembuatan produk
yang akan kami lakukan.
Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan, sehubung dengan pengalaman kami
yang masih kurang. Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu petunjuk dan berguna bagi
pembaca untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai pengawetan hewan laut sebagai
makanan setengah jadi.

Bengkulu, Februari 2018

Tim penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerajaan Samudera Pasai adalah salah satu kerjaan Islam pertama di
Indonesia. Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan tentang kerajaan ini. Satu-
satunya yang diperoleh oleh para arkeolog berdasarkat literature Hikayat Raja-Raja
Pasai dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan
emas dan perak dengan tertera nama rajanya
Kerajaan Samudera Pasai dikenal juga dengan nama Kerajaan Samudera Darussalam
atau Kesultanan Pasai. Kerajaan ini terletak di pesisir utara pulau Sumatera atau
persisnya di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Provinsi Aceh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai?


2. Bagaimana awal didirikannya Kerajaan Samudra Pasai?
3. Bagaimana silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudra Pasai?
4. Siapa raja-raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai?
5. Seperti apa Proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala bidang?
6. Kapan Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan?
7. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kemunduran Kerajaan Samudra
Pasai?
8. Apa saja Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai
2. Untuk mengetahui awal didirikannya Kerajaan Samudra Pasai
3. Untuk mengetahui silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan
Samudra Pasai
4. Untuk mengetahui raja-raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai
5. Untuk mengetahui proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala
bidang
6. Untuk mengetahui masa Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan
7. Untuk mengerahui faktor- faktor yang mempengaruhi kemunduran Kerajaan
Samudra Pasai
8. Untuk mengetahui peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui awal masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai
2. Dapat mengetahui awal didirikannya Kerajaan Samudra Pasai
3. Dapat mengetahui silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudra
Pasai
4. Dapat mengetahui raja-raja yang berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai
5. Dapatmengetahui proses berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di segala
bidang
6. Dapat mengetahui masa Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan
7. Dapat mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kemunduran Kerajaan
Samudra Pasai
8. Dapat mengetahui peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Awal Masuk Islam di Kerajaan Samudra Pasai


Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar
abad ke-7 dan 8, Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim
dalam pelayarannya ke negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur. Berdasarkan
berita Cina zaman T’ang, pada abad-abad tersebut diduga masyarakat Muslim telah
ada, baik di Kanton maupun di daerah Sumatra.
Di Sumatra, daerah yang pertama kali disinggahi oleh orang-orang Islam adalah
pesisir Samudra. Penyebabnya terdiri dari para mubaligh dan saudagar Islam yang
datang dari Arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Para saudagar ini banyak dijumpai di
beberapa pelabuhan di Sumatera yaitu di Barus yang terletak di pesisir Barat Sumatra,
Lamuri di pesisir Timur Sumatera dan di pesisir lainnya seperti di Perlak,yaitu sekitar
tahun 674 Masehi.
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di
kalangan masyarakat. Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan
masyarakat pedesaan atau pedalaman malainkan juga merambah lapisan masyarakat
perkotaan. Dalam perkembangan selanjutnya, berdirilah Kerajaan Samudera Pasai.

2.2 Awal Didirikannya Kerajaan Samudra Pasai


Samudera Pasai didirikan oleh Nizamudin Al-Kamil pada tahun 1267.
Nizamudin Al-Kamil adalah seorang laksmana angkatan laut dari Mesir sewaktu
dinasti Fatimiyah berkuasa. Ia ditugaskan untuk merebut pelabuhan Kambayat di
Gujarat pada tahun 1238 M. Setelah itu, ia mendirikan kerajaan Pasai untuk
menguasai perdagangan Lada. Dinasti Fatimiyah merupakan dinasti yang beraliran
paham Syiah, maka bisa dianggap bahwa pada waktu itu Kerajaan Pasai juga
berpaham Syiah. Akan tetapi, pada saat ada ekspansi ke daerah Sampar Kanan dan
Sampar Kiri sang laksamana Nizamudin Al-Kamil gugur.
Setelah keruntuhan dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah pada tahun 1284,
dinasti Mamuluk yang bermadzhab Syafi’I berinisiatif mengambil alih kekuasaan
Kerajaan Pasai. Selain untuk menghilangkan pengaruh Syiah, penaklukan ini juga
bertujuan untuk menguasai pasar rempah-rempah dan lada dan pelabuhan Pasai.
Maka, Syekh Ismail bersama Fakir Muhammad menunaikan tugas tersebut. Mereka
akhirnya dapat merebut Pasai. Selanjutnya dinobatkanlah Marah Silu sebagai raja
Samudera Pasai yang pertama oleh Syekh Ismail. Setelah Marah Silu memeluk Islam
dan dinobatkan menjadi raja, dia diberi gelar “Malikus Saleh” pada tahun 1285. Nama
ini adalah gelar yang dipakai oleh pembangunan kerajaan Mamuluk yang pertama di
Mesir yaitu “Al Malikus Shaleh Ayub”.

2.3 Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memerintah di Kerajaan Samudra Pasai

No. Periode Nama Sultan atau Gelar Peristiwa penting


1. 1267 – Sultan Malik al-Saleh (Meurah Silu) Pendiri Samudra
1297 Pasai
2. 1297 – Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Menjadikan koin
1326 Muhammad I emas sebagai mata
uang
3. 1326 – Sultan Ahmad I Penyerangan
133? ke Kerajaan Karang
Baru, Tamiang
4. 133? – Sultan Al-Malik azh-Zhahir II Dikunjungi Ibnu
1349 Batutah
5. 1349 – Sultan Zainal Abidin I Diserang Majapahit
1406
6. 1406 – Ratu Nahrasyiyah Masa kejayaan
1428 Samudra Pasai
7. 1428 – Sultan Zainal Abidin II
1438
8. 1438 – Sultan Shalahuddin
1462
9. 1462 – Sultan Ahmad II
1464
10. 1464 – Sultan Abu Zaid Ahmad III
1466
11. 1466 – Sultan Ahmad IV
1466
12. 1466 – Sultan Mahmud
1468
13. 1468 – Sultan Zainal Abidin III Digulingkan oleh
1474 saudaranya
14. 1474 – Sultan Muhammad Syah II
1495
15. 1495 – Sultan Al-Kamil
1495
16. 1495 – Sultan Adlullah
1506
17. 1506 – Sultan Muhammad Syah III Memiliki 2 makam
1507
18. 1507 – Sultan Abdullah
1509
19. 1509 – Sultan Ahmad V Malaka jatuh ke
1514 tangan Portugis
20. 1514 – Sultan Zainal Abidin IV
1517

2.4 Raja-Raja yang Berpengaruh di Kerajaan Samudra Pasai


2.5 Proses Berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai di Segala Bidang
2.6 Masa Kerajaan Samudra Pasai Mencapai Puncak Kejayaan
Masa kebangkitan kembali kerajaan Samudera Pasai adalah dibawah masa
pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir. Tepatnya pada tahun 1383
sampai tahun 1405. Menurut catatan dari negeri Cina dalam bentuk kronik cina Sultan
Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir dikenal dalam catatan tersebut dengan nama
cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Namun, masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik
Az-Zahir harus berakhir ditandai dengan tewasnya beliau di tangan Raja Nakur dalam
sebuah pertempuran. Sejak itu Kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh
Janda Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yaitu Sultanah Nahrasiyah. Raja
Perempuan pertama Kerajaan Samudera Pasai.
Dibawah tampuk kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera
Pasai mengalami masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya pernah didatangi
seorang Laksamana Laut Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berkali-kali ke
Kerajaan Samudera Pasai antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.
Cheng ho dalam laporannya yang ditulis oleh pembantunya seperti Ma Huan
dan Fei Xin. Dalam catatannya menuliskan bahwa batas wilayah Kerajaan Samudera
Pasai adalah sebelah selatan dan timur terdapat pegunungan tinggi. Sebelah timur
berbatasan dengan kerajaan Aru. Utara dengan laut dan dua kerajaan disebelah barat
yaitu Kerajaan nakur dan Kerajaan Lide. Terus kearah barat ada kerajaan Lamuri
yang jika kesana perjalannya menempuh jarak 3 hari dan 3 malam dari pasai.

2.7 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai


1. Faktor Internal
a. Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan Terkenal Setelah Sultan Malik At
Thahrir
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Malik At Tahrir, sistem pemerintahan Samudera Pasai
sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional.
Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke
Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa
juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat tidak ada penggantinya yang
cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan terkenal, sehingga
peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai semakin lemah ketika di Aceh berdiri satu
lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi sebuah peradaban yang besar dan
maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan Aceh Darussalam yang
didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh Darussalam
sendiri dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan yang pernah ada di
Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra
Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada 1524, Kerajaan
Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah menyerang
Kesultanan Samudera Pasai. Akibatnya, pamor kebesaran Kerajaan
Samudera Pasai semakin meredup sebelum benar-benar runtuh. Sejak saat
itu, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah kendali kuasa Kesultanan
Aceh Darussalam.

b. Terjadi Perebutan kekuasaan


Pada tahun 1349 Sultan Ahmad Bahian Syah malik al Tahir meninggal
dunia dan digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin Bahian
Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini tidak
banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai
banyak diliputi suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan kekuasaan,
sebagai dapat diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang
menyebabkan runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang
dilakukan sekelompok orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan
kerajaan Samudra Pasai. Karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa
pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara
yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia. Untuk mengatasi hal ini,
Sultan Kerajaan Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu hal yang bijak,
yaitu meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk segera menengahi dan
meredam pemberontakan. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh
setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun1521 yang sebelumnya telah
menaklukan Malaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai
sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

2. Faktor Eksternal
a. Serangan dari Majapahit Tahun 1339
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai mengalami ancaman dari
Kerajaan Majapahit dengan Gajah Mada sebagai mahapatih. Gajah Mada
diangkat sebagai patih di Kahuripan pada periode 1319-1321 Masehi oleh
Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara. Pada 1331, Gajah
Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin oleh Ratu
Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi Mahapatih
Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa,
yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh
Nusantara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Mahapatih Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar
tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di seberang lautan sana.
Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Oleh
karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana penyerangan
Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang
serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap
kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh.
Ekspedisi Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando
Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa
tahapan.
Serangan awal yang dilakukan Majapahit di perbatasan Perlak
mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal ketat oleh tentara Kesultanan
Samudera Pasai. Namun, Gajah Mada tidak membatalkan serangannya. Ia
mundur ke laut dan mencari tempat lapang di pantai timur yang tidak terjaga.
Di Sungai Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya dan mendirikan
benteng di atas bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama Bukit
Meutan atau Bukit Gajah Mada.
Gajah Mada menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari
jurusan laut dan jurusan darat. Serangan lewat laut dilancarkan terhadap
pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air. Sedangkan penyerbuan melalui jalan
darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di antara Perlak dan Pedawa.
Serangan dari darat tersebut ternyata mengalami kegagalan karena dihadang
oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara serangan yang dilakukan
lewat jalur laut justru dapat mencapai istana.
Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai
dipicu juga karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan
kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada
berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam
rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan
Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya
perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit
di Selat Malaka.
Hingga menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai masih dapat
mempertahankan peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan
perdagangan dengan luar negeri. Para ahli sejarah yang menumpahkan
minatnya pada perkembangan ekonomi mencatat bahwa Kerajaan Samudera
Pasai pernah menempati kedudukan sebagai sentrum kegiatan dagang
internasional di nusantara semenjak peranan Kedah berhasil dipatahkan.
Namun, kemudian peranan Kerajaan Samudera Pasai yang sebelumnya
sangat penting dalam arus perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan dunia
mengalami kemerosotan dengan munculnya bandar perdagangan Malaka di
Semenanjung Melayu Bandar Malaka segera menjadi primadona dalam
bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama
setelah Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat segera dibanjiri
perantau-perantau dari Jawa.
Akibat kemajuan pesat yang diperoleh Malaka tersebut, posisi dan
peranan Kerajaan Samudera Pasai kian lama semakin tersudut, nyaris seluruh
kegiatan perniagaannya menjadi kendor dan akhirnya benar-benar patah di
tangan Malaka sejak tahun 1450. Apalagi ditambah kedatangan Portugis
yang berambisi menguasai perdagangan di Semenanjung Melayu. Orang-
orang Portugis yang pada 1521 berhasil menduduki Kesultanan Samudera
Pasai.
b. Berdirinya Bandar Malaka yang Letaknya Lebih Strategis
Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal
sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan
yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan
lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau
Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat
Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung
kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera
pasai juga mempersiapkan bandar-bandar yang digunakan untuk:
1) Menambah perbekalan pelayaran selanjutnya
2) Mengurus masalah-masalah perkapalan
3) Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar
negeri
4) Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia.
Namun Setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka
pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat
perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka
menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar
di Samudra Pasai.
c. Serangan Portugis
Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai
yang sedang lemah ini karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan
karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai
hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang
orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan
kerajaan yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin
hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.
Orang-orang Portugis datang ke Malaka, karena telah mengetahui
bahwa pelabuhan Malaka merupakan pelabuhan transito yang banyak
didatangi pedagang dari segala penjuru angin. Malaka dikenal sebagai pintu
gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan mengingat peranannya sebagai
jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk dan
keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir abad ke-15
dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia Tenggara
dan saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat menarik perhatian orang-
orang Portugis.
Maksud Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai
perdagangan melalui selat Malaka.Kedatangan orang-orang Portugis di
bawah pimpinan Diego Lopez de Squeira ke Malaka atas perintah raja
Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa-
penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini dimaksudkan untuk
memperoleh suatu izin perdagangan yang menguntungkan kedua belah
pihak. Jadi semboyan orang-orang Portugis untuk meluaskan daerah
pengaruhnya tidak hanya bermotif penyebaran agama akan tetapi terutama
motif ekonomi.

2.8 Peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai


a. Deureuham atau Dirham
Dalam buku Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan, sang juru tulis dan
penterjemah Laksamana Muslim Cheng Ho dari Cina saat muhibah ke
Sumatera Utara (1405 - 1433), disebutkan bahwa mata uang Samudera Pasai
adalah Dinar emas dengan kadar 70 persen dan mata uang keueh dari timah (1
Dinar = 1.600 keueh). Pasai telah mencetak Dinar pertamanya pada masa
Sultan Muhammad (1297-1326) dengan satuan mas yang sepadan dengan 40
grains atau 2,6 gram. Dirham merupakan alat pembayaran dari emas tertua di
Asia Tenggara. Mata uang ini digunakan Samuedera Pasai sebai alat
pembayaran pada masa Sultan Muhammad Malik al-Zahir. Pada satu sisi
dirham atau mata uang emas itu tertulis; Muhammad Malik Al-Zahir.
Sedangkan di sisi lainnya tercetak nama Al-Sultan Al-Adil. Diameter Dirham
itu sekitar 10 mm dengan berat 0,60 gram dengan kadar emas 18 karat.
b. Cakra Donya adalah lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa
buatan Cina 1409 M. dengan tinggi 125 cm. dan lebar 75 cm. Cakra berarti
poros kereta, lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari. Sedangkan
Donya berarti dunia. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat hiasan dan
simbol-simbol berbentuk aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing
Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam
bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi
karena telah aus. Pada dasarnya Cakra Donya adalah nama sebuah kapal
perang Sultan
Lonceng-Cakra-Dounya. Cakra Donya adalah hadiah yang diberikan Kaisar
Cina kepada Sultan Samudera Pasai. Hadiah berupa bel itu terbuat dari besi
dan diproduksi pada tahun 1409 M. Bel itu dipindahkan ke Banda Aceh sejak
Portugis dikalahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.
c. Makam Sultan Malik Al-Saleh .
Makam Malik Al-Saleh terletak di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera,
sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Nisan makam sang sultan ditulisi
huruf Arab, yang artinya Dikubur almarhum, yang diampuni, yang takwa,
pemberi nasihat, yang dicintai, bangsawan, yang mulia, yang penyantun,
penakluk, yang digelar dengan “Sultan Al-Malikussaleh”. Yang paham agama,
yang berpindah (wafat) dalam bulan Ramadhan tahun 690 H.
malikul-saleh
d. Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
Malik Al-Zahir adalah putera Malik Al- Saleh, Dia memimpin Samudera Pasai
sejak 1287 hingga 1326 M. Pada nisan makamnya yang terletak bersebelahan
dengan makam Malik Al-Saleh, tertulis kalimat; Ini adalah makam yang
dimuliakan Sultan Malik Al-Zahir, cahaya dunia dan agama. Al-Zahir
meninggal pada 12 Zulhijjah 726 H atau 9 November 1326.
e. Makam Sultanah Nahrisya
Makam Sultanah Nahrisyah terletak di Kabupaten Aceh Utara sekitar satu
kilometer ke arah pantai. Letak makam memang tidak jauh dari bibir pantai.
Hanya dibatasi tambak-tambak ikan yang konon pada zaman kejayaan
Samudera Pasai adalah kanal-kanal kecil yang dapat dilalui perahu untuk
transportasi laut.
f. Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Beliau adalah pemangku jabatan Menteri Keuangan. Makam beliau terletak di
Gampong Kuta Krueng Kecamatan Samudera ± 18 makam sebelah timur Kota
Lhokseumawe. Batu nisannya terbuat dari marmer berhiaskan ukiran kaligrafi,
ayat kursi yang ditulis At-Taubah ayat 21-22.melingkar pada pinggiran nisan.

g. Naina Hasanuddin
Naina Hasamuddin wafat pada bulan Syawal 823 H ( 1420 M ). Makam beliau
terletak di Gampong Mns. Pie Kecamatan Samudera kabupaten Aceh Utara ,
dalam komplek makam terdapat 12 batu pusara.
h. Makam Batte
Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai.
Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan
Perbu yang mangkat tahun 1444 M. Lokasi di desa Meucat Kecamatan
Samudera ± sebelah Timur Kot Lhokseumawe. Diantara nisan-nisan tersebut
ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah yang terdiri dari surat Yasin, Surat
Ali Imran, Surat Al’Araaf, Surat Al-Jaatsiyah dan Surat Al-Hasyr.

Anda mungkin juga menyukai