Disusun oleh :
- Cresna Bayu
- Rigita Dwi Lestari
- Sania Desria
- Arrini Muthmainah azzahrah
KEMENTERIAN AGAMA
MAN 1 (MODEL) KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga Kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu Ilmu tambahan bagi
pembaca maupun penulis Dalam penelitian sejarah ini dengan penelitian yaitu
”SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA”
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap semoga pembaca dapat memaklumi apabila ada
kesalahan pada tugas ini. dan kami berharap semoga pembaca dapat mendukung
dan menilai tugas kami dengan baik. terimakasih
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Kerajaan Sriwijaya..........................................................................................1
1.2 Dapunta Hyang.................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................3
1.1 Sistem Pemerintahan........................................................................................3
1.2 Hubungan Luar Negeri.......................................................................................3
1.3 Para Maharaja Sriwijaya....................................................................................4
1.4 Kehidupan Sosial..............................................................................................4
1.5 Kehidupan Budaya...........................................................................................5
1.6 Kehidupan Agama............................................................................................5
1.7 Kehidupan Ekonomi...........................................................................................6
1.8 Masa Kejayaan.................................................................................................7
1.9 Peninggalan Sejarah..........................................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
1.1 Kesimpulan...........................................................................................................15
1.2 Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bukti yang kedua ini memperkuat teori awal pendirian Kerajaan Sriwijaya
di abad ke-7. Sebuah.Prasasti Kedukan Bukit (682 Masehi) menyebutkan nama
Dapunta Hyang, dan prasasti Talang Tuo (684 Masehi) Kedua prasasti ini adalah
1
penjelasan tertua mengenai seseorang yang dianggap sebagai raja atau pemimpin
Sriwijaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ditunjukkan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, yang menjalin
hubungan erat dengan Kerajaan Benggala di India yang kala itu dipimpin oleh
Raja Dewapala Dewa. Raja Balaputradewa memerintahkan untuk mendirikan
asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar di Nalanda.
2. Rudra Vikraman(728)
3. Sri Indrawarman(702)
4. Sri Maharaja(775)
5. Dharanindra (778)
6. Samaragrawira(782)
7. Samaratungga(792)
8. Balaputradewa(856)
12. Sangramavijayottunggawarman(1025)
4
pendidikan. Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan
agama Buddha adalah catatan I Tsing yang menyatakan bahwa terdapat seribu
pendeta Buddha yang belajar agama Buddha di Sriwijaya, bahkan I Tsing
menyarankan kepada pendeta Cina agar belajar terlebih dahulu di Sriwijaya
sebelum melanjutkan pendidikan ke India.
Salah satu guru yang terkenal adalah Dharmakirti. Berdasarkan catatan I Tsing
dapat diketahui bahwa rakyat Kerajaan Sriwijaya sudah berpendidikan tinggi.
Oleh karena itu, Sriwijaya dapat dikatakan sebagai pusat ilmu pengetahuan
agama.
5
yang dibawakan oleh I Tsing, dinyatakan bahwa terdapat 1000 orang pendeta
yang belajar agama Budha pada Sakyakirti, seorang pendeta terkenal di Sriwijaya.
Terdapat lebih dari 1000 pandita Buddhis di Sriwijaya yang belajar serta
mempraktikkan Dharma dengan baik. Mereka menganalisa dan mempelajari
semua topik ajaran sebagaimana yang ada di India; vinaya dan ritual-ritual mereka
tidaklah berbeda sama sekali [dengan yang ada di India]. Apabila seseorang
pandita Tiongkok akan pergi ke Universitas Nalanda di India untuk mendengar
dan mempelajari naskah-naskah Dharma auutentik, ia sebaiknya tinggal di
Sriwijaya dalam kurun waktu 1 atau 2 tahun untuk mempraktikkan vinaya dan
bahasa sansekerta dengan tepat.
6
Sriwijaya, karena saat itu wangsa Sailendra di Jawa adalah bagian dari mandala
Sriwijaya. Hal ini merupakan upaya Sriwijaya untuk menjamin monopoli
perdagangan laut di Asia Tenggara dengan menggempur bandar pelabuhan
pesaingnya. Sriwijaya juga pernah berjaya dalam hal perdagangan sedari tahun
670 hingga 1025 M.
Kejayaan bahari Sriwijaya terekam di relief Borobudur yaitu
menggambarkan Kapal Borobudur, kapal kayu bercadik ganda dan bertiang layar
yang melayari lautan Nusantara sekitar abad ke-8 Masehi. Fungsi cadik ini adalah
untuk menyeimbangkan dan menstabilkan perahu. Cadik tunggal atau cadik ganda
adalah ciri khas perahu bangsa Austronesia dan perahu bercadik inilah yang
membawa bangsa Austronesia berlayar di seantero Asia Tenggara, Oseania, dan
Samudra Hindia. Kapal layar bercadik yang diabadikan dalam relief Borobudur
mungkin adalah jenis kapal yang digunakan armada Sailendra dan Sriwijaya
dalam pelayaran antarpulaunya, kemaharajaan bahari yang menguasai kawasan
pada kurun abad ke-7 hingga ke-13 Masehi.
Selain menjalin hubungan dagang dengan India dan Tiongkok, Sriwijaya
juga menjalin perdagangan dengan tanah Arab. Kemungkinan utusan Maharaja
Sri Indrawarman yang mengantarkan surat kepada khalifah Umar bin Abdul-Aziz
dari Bani Umayyah tahun 718, kembali ke Sriwijaya dengan membawa hadiah
Zanji (budak wanita berkulit hitam), dan kemudian dari kronik Tiongkok
disebutkan Shih-li-fo-shih dengan rajanya Shih-li-t-‘o-pa-mo (Sri Indrawarman)
pada tahun 724 mengirimkan hadiah untuk kaisar Cina, berupa ts’engchi
(bermaksud sama dengan Zanji dalam bahasa Arab).
Pada paruh pertama abad ke-10, di antara kejatuhan dinasti Tang dan
naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup marak, terutama
Fujian, kerajaan Min dan kerajaan Nan Han dengan negeri kayanya Guangdong.
Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada
masa inilah diperkirakan rakyat Sriwijaya mulai mengenal buah semangka
(Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai), yang masuk melalui perdagangan
mereka.
Berikut beberapa barang yang menjadi komoditas ekspor Kerajaan Sriwijaya.
1. Barang ekspor ke Arab antara lain kayu gaharu, kapur barus, kayu
cendana, gading, timah, kayu ulin, rempah-rempah, dan kemenyan.
7
2. Barang ekspor ke Cina antara lain gading, air mawar, kemenyan, buah-
buahan, gula putih, gelas, kapur barus, batu karang, pakaian, cula badak,
wangi-wangian, bumbu masak, dan obat-obatan.
8
Kekuasaan dan pengaruh kerajaan Sriwijaya pun telah mencapai ke wilayah
Thailand dan Kamboja. Hal itu tampak pada Pagoda Borom That yang memiliki
gaya arsitektur Sriwijaya yang berada di Chaiya, Thailand.
Letaknya yang berada di jalur perdagangan menjadikan Sriwijaya mudah untuk
menjual hasil alam, misalnya kapur barus, cengkih, kayu gaharu, kayu cendana,
kapulaga, dan pala. Raja Balaputradewa dianggap sebagai seorang raja yang
membawa kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan di abad ke-8 dan ke-9.
9
Di kaki Bukit Seguntang tepian utara Sungai Musi, Louis Constant
Westenenk –seorang residen Palembang pada tanggal 17 November 1920
menemukan sebuah prasasti. Prasasti Talang Tuwo –begitu kemudian disebut-
adalah sebuah prasasti yang berisi doa-doa dedikasi. Prasasti ini menggambarkan
bahwa aliran Budha yang digunakan Sriwijaya pada masa itu adalah aliran
Mahayana. Ini dibuktikan dari digunakannya kata-kata khas aliran Budha
Mahayana seperti bodhicitta, vajrasarira, annuttarabhisamyaksamvodhi, dan
mahasattva.
Berangka tahun 684 Masehi berisi tantang pembuatan taman Śriksetra atas
perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaşa untuk kemakmuran semua makhluk.
10
Prasasti Kota Kapur (dari Kotakapur, Bangka) dan Prasasti Karang Birahi
(daerah Jambi hulu). Berangka tahun sama yaitu 686 Masehi. Isi kedua prasasti itu
juga hampir sama, yaitu permintaan kepada dewa yang menjaga Sriwijaya dan
untuk menghukum setiap orang yang bermaksud jahat terhadap Sriwijaya.
11
Prasasti Kota Kapur ditemukan di pesisir Pulau Bangka sebelah
Barat. Prasasti yang ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno beraksara
Pallawa ini ditemukan pada Desember 1892 oleh J.K. van der Meulen.
Isinya menjelaskan tentang kutukan bagi siapa saja yang membantah titah
dari kekuasaan kemaharajaan Sriwijaya.
12
8. Arca Budha Sakyamurni
9. Prasasti Amoghapasha
13
11. Komplek Nalanda University
14
14. Candi Muara Takus
15
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di
pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan,
Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah.
Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, dan wijaya
berarti “kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna
“kemenangan yang gilang-gemilang”.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya
tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua
mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di
Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah
bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya
tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183
kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
1.2 Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan
berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-sriwijaya.html
http://kakakpintar.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-peninggalan-pendiri-prasasti-
letak-penyebab-runtuhnya
http://www.portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-kerajaan-maritim-
terbesar.html
http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html
https://doc.lalacomputer.com/makalah-kerajaan-sriwijaya/
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/21/080000579/kehidupan-politik-
kerajaan-sriwijaya?page=all
https://www.freedomnesia.id/kehidupan-ekonomi-sosial-dan-budaya-kerajaan-
sriwijaya/
https://www.pinhome.id/blog/kerajaan-sriwijaya/
https://www.academia.edu/40579420/MAKALAH_KERAJAAN_SRIWIJAYA
17