Anda di halaman 1dari 19

KERAJAAN MAJAPAHIT

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Sejarah Hindu Buddha

Oleh:
19217103
Dani Awaludin
6
19217103
Linda Nur Sukma
4
19217100
Melly Nuragustin
9
19217107
Mochamad Raffi Fadhlurahman
0

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA
2019

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahlimpahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad saw
kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabiinnya, dan semoga sampai kepada kita selaku
umatnya yang senantiasa mengikuti jejak langkahnya sampai akhir zaman. Aamiin…

Kami ucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada semua pihak terkait yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung atas kelancaran penyusunan makalah yang berjudul “Kerajaan Majapahit” ini.

Didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Saran
dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan.

Kami berharap semoga makalah mengenai Kerajaan Majapahit ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi pembaca.

Tasikmalaya, 11 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah......................................................................................................................1
D. Kegunaan Makalah.................................................................................................................2
E. Prosedur Makalah...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Kajian Pustaka.........................................................................................................................3
1. Teori Majapahit.....................................................................................................................3
B. Pembahasan.............................................................................................................................3
1. Masa Awal Majapahit............................................................................................................3
2. Kejayaan Majapahit...............................................................................................................6
3. Keruntuhan Majapahit...........................................................................................................7
4. 7 Unsur Kebudayaan Pada Kerajaan Majapahit.....................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Majapahit merupakan kerajaan dengan periode kekuasaan terpanjang dan dengan
wilayah kekuasaan yang hampir mencakup seluruh wilayah Indonesia sekarang. Pendiri
Majapahit yang juga berasal dari keturunan Galuh kerajaan di Tatar Sunda yaitu Raden
Wijaya. Berdirinya kerajaan ini ada hubungannya dengan keruntuhan kerajaan Singosari.
Masa kejayaan kerajaan Majapahit berada dibawah kekuasaan Raja Hayam Wuruk. Ada
sumpah yang sangat terkenal dari kerajaan ini yaitu Sumpah Palapa yang di ikrarkan oleh
Gajah Mada sumpah ini berisi tekad untuk memepersatukan seluruh wilayah di Nusantara
meskipun pada akhirnya hingga Gajah mada melakukan Moksa sumpah ini tidak dapat
terpenuhi karena Majapahit tidak dapat menaklukan kerajaan Sunda Galuh.
Kerajaan ini terbilang sangat unik seperti pemberian nama majapahit yang berasal dari
pohon maja yang rasanya pahit. Setelah mengalami masa kejayaan sekitar 39 tahun majapahit
mulai mengalami kemunduran yakni setelah kematian Raja Hayam Wuruk. Tidak adanya
pengganti yang secakap Hayam Wuruk menjadikan kerajaan yang sudah amat luas dan besar
tidak dapat ditangani sepenuhnya oleh penguasa yang menduduki tahta selanjutnya.
Kerajaan ini meninggalkan banyak hasil kebudayaan diantara candi, prasasti ataupun
berbagai kitab dan naskah peninggalan yang hingga saat ini masih dijadikan acuan dalam
mencari sumber dan menggali kisah kerajaan. Ada banyak peristiwa yang pernah terjadi pada
kerajaan majapahit yang berpengaruh hingga ini diantaranya perang bubat yang berefek
adanya pendapat bahwa orang sunda tidak baik menikah dengan orang keturunan jawa.
Hingga sekarang hal ini masih dianut atau dipercayai oleh orang Sunda dan orang Jawa .
Struktur tatanan kepemerintahan dan susunan birokrasi yang sudah teratur pada masa
pemerintahan hayam wuruk termasuk yang mempelopori tatanan masyarakat di Indonesia.
Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Gajah Mada pun pernah menjadi inspirasi pada presiden
ke 2 NKRI yakni Soeharto yang pernah memerintahkan untuk mencari dimana tepatnya
sumpah palapa ini dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana sejarah awal Kerajaan Majapahit ?

1
2

2. Kapan kejayaan pada Kerajaan Majapahit ?


3. Apa penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit ?
4. Apa hasil kebudayaan Kerajaan Majapahit?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan,
1. Mengetahui sejarah awal Kerajaan Majapahit
2. Mengetahui Masa Kejayaan Majapahit
3. Mengetahui penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit
4. Mengetahui Hasil Kebudayaan Majapahit
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis.
Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep deduktif dimana
makalah ini didasarkan pada kajian teoritis yang relevan dengan permasalahan yang dibahas.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis dapat menambah kaidah wawasan penulis
2. Pembaca dapat menambah pengetahuannya terhadap pembahasan Kerajaan
Majapahit
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data
tersebut diolah dengan teknik analisis melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Teori Majapahit
Sebagian besar sumber sejarah kerajaan Majapahit berasal dari prasasti, naskah-
naskah kuno, dan berita Cina. Sejarah awal dari majapahit diawali dengan penyerangan
Kerajaan Singsari oleh Jayakatwang seorang pewaris sah Kerajaan Kediri. Raden Wijaya
yang menjadi salah satu anggota keluarga Kerajaan Singasari melarikan diri ke madura.
wurjantono et al.(2010:239) berpendapat “Dalam Prasasti Sukamerta disebutkan pula bahwa
Raden wijaya menyebrangi lautan,tentu yang dimaksudkan adalah kepergian ke Madura
seperti yang disebutkan di dalam Prasasti Kudadu”dari kutipan tersebut dapat di
interprestasikan bahwa Raden Wijaya terdesak dan melarikan diri ke daerah Madura.
Sejalan dengan itu Pangestu (2007: 87) berpendapat “Atas usaha adipati Wiraraja, Raden Wijaya berhasil
mendapat pengampunan dari Jayakatwang.Kemudian dia mendapat bumi perdikan di daerah Tarik. ....
Rimba raya hutan belantara itu segera berubah menjadi sebuah desa yang ramai. Desa ini berubah menjadi
kota yang disebut Majapahit, .... Kebetulan pula di situ terdapat pohon maja yang digigit rasanya sangat
pahit.”
Pendapat tersebut menjelaskan asal muasal penamaan Majapahit yang berasal dari sebuah
pohon maja yang berbuah pahit. Dari kedua kata tersebut disatukan oleh Raden Wijaya
menjadi nama sebuah Kota yaitu Majapahit yang kelak akan menjadi nama dari sebuah
kerajaan besar di nusantara.
B. Pembahasan
1. Masa Awal Majapahit
Ekspedisi pamalayu yang dilakukan pada masa Kertanegara menjadi salah satu titik
kunci dalam sejarah awal Kerajaan Majapahit. Ekspedisi tersebut juga menyebabkan
berkurangnya personel kemiliteran yang menjaga wilayah kerajaan di ibukotanya. Hal
tersebut dimanfaatkan oleh Jayakatwang, ia sendiri merupakan seorang pewaris dari sah dari
Kerajaan Kadiri yang sudah ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit.
Jayakatwang merupakan seorang ksatria dan dia percaya untuk membalaskan dendam
leluhurnya yang tewas di tangan leluhur Kerajaan Singhasari. Dia menyerang Kerajaan
Singhasari dengan taktik militer yang sudah dipersiapkan pada tahun 1292, kemudian dia
juga berhasil mendesak dan membunuh Raja Kertanegara. Raden Wijaya pendiri Kerajaan
Majapahit merupakan anggota keluarga Kerajaan Singhasari yang berhasil selamat dari
peristiwa penyerangan itu.

3
4

Pada saat itu pasukan Jayakatwang sampai di Desa Jasun Wungkal, Raden Wijaya dan
Arddharaja diperintahkan Raja Kertanegara untuk menahan serangan dari kepungan dua arah
oleh Pasukan Raja Jayakatwang. Singkat cerita pasukan dari Arddharaja melihat banyaknya
musuh lalu melarikan diri ke Kapulungan. Pasukan dari Raden Wijaya mulai terdesak dan
bertahan di Rabut Carat. Pasukan sedikit demi sedikit mulai tewas dan hanya menyisakan dua
belas orang saja. Meliahat peluang kemenangan yang sangat tidak mungkin kemudian
pasukan itu terus bergerak dan sampai di suatu daerah yang bernama Kudadu, di Kudadu
pasukan Raden Wijaya pergi ke Rembang selanjutnya mereka pergi ke Madura bersama istri
dan pengiringnya.
Di madura, Raden Wijaya diterima oleh seorang pemimpin yang berkuasa di madura
yang bernama Arya Wiraraja, dia merupakan bekas bawahan dari Raja Kertanegara. Atas
saran dari nya pula Raden Wijaya kemudian mengabdikan diri kepada Raja Jayakatwang.
Dari hasil pengabdian tersebut Raden wijaya mendapat bumi perdikan di daerah Tarik. Itu
merupakan hutan belantara yang memiliki jajaran pohon lebat. Dari beberapa cerita yang
berkembang di masyarakat ada juga sebagian hutan yang tidak terlindungi pohon, hingga
ketika sedang bulan purnama bisa masuk menembus lebatnya hutan belantara itu. Maka bumi
perdikan di Tarik tersebut dinamakan Terang Wulan yang kemudian berubah menjadi
Trowulan.
Hutan belantara itu kemudian dijadikan sebuah pemukiman, perkampungan dan
pedesaan. Desa semakin berkembang dan berubah menjadi kota yang sangat ramai. Nama
kota tersebut adalah Majapahit, terdapat arti khusus mengapa disebut demikian. Yaitu pada
saat itu Raden Wijaya mengalami cobaan hidup yang sangat pahit. Secara kebetulan didaerah
tersebut terdapat pohon Maja yang rasa dari buahnya pahit. Dari sebuah Kota Majapahit
itulah kemudian akan menjadi sebuah kerajaan yang besar dan berkuasa di wilayah nusantara.
Bila dilihat sekilas Raden wijaya seperti tunduk kepada Raja Jayakatwang, namun
Raden Wijaya sangat ingin merebut kekuasaan yang didapat oleh Jayakatwang itu. Dia ingin
meneruskan cita-cita dari Raja Kertanegara untuk menyatukan nusantara. Karena itu Raden
Wijaya memperkuat diri secara diam-diam sambil menunggu waktu yang tepat untuk
mengalahkan Raja Kediri itu. Sejalan dengan itu di Madura, Wiraraja juga mempersiapkan
pasukan untuk membantu Raden Wijaya dalam melawan Raja Kadiri. Bertepatan dengan itu
pada tahun 1293 M, Kubilai Khan mengirimkan pasukannya ke jawa untuk membalaskan
dendam atas penghinaan terhadap utusan yang diutus ke Kerajaan Singhasari.
Meng Ki merupakan utusan yang diutus oleh Kubilai Khan untuk menundukan
Kerajaan Singhasari. Sejalan dengan itu bukan hanya pernyataan takluk saja tapi juga dengan
5

hadiah-hadiah yang berbeda sesuai dengan keadaan negeri taklukan itu. Dan apabila menolak
untuk tunduk/takluk maka Kubilai Khan akan melakukan pendekatan militer. Pada saat itu
Raja Kertanegara menolak, menahan dan memotong hidung utusan Kubilai Khan tersebut.
Karena itu Kubilai Khan menjadi sangat marah terhadap perlakuan raja jawa tersebut, ia
kemudian melancarkan 20.000 pasukan mongol dengan 1000 perahu untuk menyerang Jawa.
Melihat kesempatan dari penyerangan Mongol, Raden wijaya tidak menyianyiakan
kesempatan yang datang itu. Pada awalnya Raden Wijaya berpura pura menyerahkan diri ke
tangan tentara mongol, hal itu ia lakukan demi merebut kekuasaan dari Raja Jayakatwang.
Ketika sedang ditangkap itu Raden Wijaya memberitahukan bahwa Jayakatwang merupakan
Raja yang memotong hidung Meng Ki. Pada awal bulan ke tiga, pasukan mongol sudah
sampai di muara Kali Mas. Di tempat itu juga terdapat armada laut Daha yang siap menlawan
musuh dari luar. Perang pun terjadi lebih dari 199 perahu besar jatuh ke pasukan Mongol.
Sebagian pasukam mongol bertahan di muara Kali Mas dan sebagian lagi menyerang ke
Daha. Sebelum pasukan mongol akan menyerang Daha, datang utusan dari Raden Wijaya
yang mengatakan bahwa pasukan Raden Wijaya diserang oleh pasukan Daha dan meminta
pasukan Iheh-mi-shih untuk membantunya. Pasukan Iheh-mi-shih menunggu di Canggu,
sedangkan pasukan Kau Shing pergi ke Kota Majapahit. Pada tanggal 7 bulan ketiga, pasukan
Daha menyerang Kota Majapahit, namun berhasil di tahan oleh pasukan mongol. Pada
tanggal 15 bulan ketiga, baru pasukan Mongol menyerang ke Daha. Sebagian dari pasukan
Mongol menggunakan perahu ke arah hulu Kali Brantas, pasukan Iheh-mi-shih menyerang
dari arah timur dan Kau Shing menyerang dari arah barat, diikuti Raden Wijaya dan
pengikutnya dari arah belakang. Tanggal 19 bulan ketiga, pasukan mereka sampai di depan
gerbang Kota Daha. Jayaktwang telah menunggu dan mempersiapkan 100.000 orang
pasukan. Pertempran dahsyat terjadi antara pasukan mongol dan pasukan Daha, pertempuran
berlangsung dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Pasukan Jayaktwang mundur ke kota
dengan jumlah 5000 orang pasukan gugur. Kota Daha berhasil dikepung oleh pasukan
mongol dan pada sore harinya Jayaktwang berhasil di tawan bersama seratus anggota
keluarga dan pejabat tinggi kerajaan.
Kemudian Kau Shing kembali ke Daha, pada saat itu Raden Wijaya tidak berada di
Daha karena dia berhasil mendapat izin Iheh-mi-shih dan Shih-pi untuk pergi ke Majapahit
untuk mempersiapkan upeti yang akan diberikan kepada Raja Mongol atau Kubilai Khan. Dia
pergi dengan dua orang opsir dan 200 tentara Mongol, namun diperjalanan ia berhasil
membunuh kedua opsirnya. Setelah itu pasukan Mongol di Daha dan Canggu diserang secara
tiba-tiba oleh Raden Wijaya. Pertarungan berlangsung secara sengit, pasukan Mongol
6

melakukan serangan balik namun 3000 pasukannya gugur oleh pasukan Raden Wijaya.
Keadaan menjadi berat sebelah dan pasukan Raden Wijaya berhasil mendesak pasukan
Mongol untuk pergi dari pulau jawa. Raden Wijaya mendapatkan kemenangan dan sebagai
hasilnya ia kemudian membuat kerajaan baru bernama Majapahit.
Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan nama
kebesarannya “Sri Kertajasa Jayawarman.” Dari beberapa sumber sejarah penobatanya terjadi
pada saat tanggal 15 bulan karttika tahun 1215 S/ 10 november 1293 M. Dia menikahi empat
orang aputri dari Kertanegara, yaitu Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Sri
Mahadewi Dyah Dewi Nerendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamitha, Sri
Rajendradewi Dyah Gayatri. Tidak lama setelah Kertarajasa naik tahta menjadi Raja
Majapahit, pasukan yang diutus dalam ekspedisi pamalayu pada saat Raja Kertanegara
kembali dengan membawa dua orang putri bernama Dara Petak dan Dara Jingga, menurut
beberapa sumber Kertarajasa memperistri Dara Petak, dia kelak akan memiliki anak bernama
kalagemet atau Jayanegara yang merupakan raja majapahit selanjutnya.
2. Kejayaan Majapahit
Setelah kekuasaan Majapahit dipegang oleh Raja Dyah Wijaya, Raja Jayanagara dan
Tribhuwana Wijayatunggadewi maka Raja ke empat Majapahit tahtanya diteruskan oleh
putra Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Kebo Anabrang yang Diberi nama Hayam wuruk.
Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja Majapahit pada usia 17 tahun dengan gelar Abhiseka
Maharaja Sri Rajasanagara. Pada masa pemerintahannya Majapahit mengalami masa
kejayaan selama 39 tahun. Perubahan besar banyak terjadi diantaranya:
1. Perluasan wilayah
Dengan adanya sumpah palapa dan berbagai program politik dari Patih
Amangkubumi Gajah Madam aka kekuasaan wilayah Majapahit mencakup hampir seluruh
wilayah Nusantara dengan wilayah kekuasaan antara lain:
a. Sebagian besar pulau Jawa, Madura dan Galiyao
b. Seluruh pulau Sumatera (Melayu)
c. Pulau Kalimantan
d. Seluruh SEmenanjung Melayu (Malaka)
e. Bali, Nusa Tenggara, Sumbawa
f. Pulau Sulawesi
g. Seluruh Maluku
h. Irian meliputi Onin (Irian Utara) dan Seram (Irian Selatan)\
2. Dalam bidang ekonomi
7

Pada masa pemerintahnya Hayam Wuruk berfokus meningkatkan bidang pertanian


dan memperbaiki atau memelihara tanggul dalam mengatasi banjir, membangun jembatan-
jembatan sebagai jalan untuk memperlancar lalu lintas perdagangan.
Komoditas perdagangan nya berupa beras dan rempah-rempah. Daerah pelabuhan
seperti Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu dan Tuban menjadi pusat perdagangan. Selain itu
Majapahit juga banyak mengimpor mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dam barang
besi.
3. Bidang hukum dan agama
Keamanan di kerajaan Majapahit sebagai kerajaan Hindu terbesar di Nusantara
terjamin yang artinya hukum dan keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu. Dan untuk urusan
agama diadakan dewan diantaranya Dharmadhyaksa Kasaiwan yang mengurus agama Siwa
Buddha dan Dharmadhyaksa Kasogatan yang mengurus agama Buddha yang keduanya
dibantu oleh pejabat keagamaan yang disebut Dharma Upapatti. Pada masa ini sudah ada
sebagian yang menganut Islam sehingga berdampingan dengan Hindu Budha secara damai
dan penuh toleransi. Kehidupan penuh toleransi ini menghasilkan semboyan Bhineka
Tunggal Ika, Tan Hana Dharmamangarua yang tercantum dalam Kakawin Sotasoma
gubahan Mpu Tantular.
4. Bendungan Kali Konto ( sebelah timur Kadiri)
5. Tempat suci palah (panataran)
6. Candi Jabung (1354)
7. Candi pari yang bercorak Campa
8. Candi Surawana dan candi Tigawangi di Kadiri (1365)
9. Kakawin Negarakertagama
10. Kakawin Niratha Prakretha
11. Kakawin Sotasoma
12. Kakawin Arjunawijaya
3. Keruntuhan Majapahit
Masa seratus tahun yang terakhir dari kerajaan Majapahit tidak banyak yang bisa
diketahui. Sumber-sumber sejarahnya sangat sedikit, dan keterangan-keterangan dari
Pararaton sangat kacau.

Sejak Wikramawardhana bintang Majapahit sudah mulai suram danmakin lama makin
pudar. Perang saudara antara para keluarga raja, hilangnya kekuasaan pusat di luar daerah
sekitar ibu kota Malaka dan disertai dengan timbulnya kerajaan-kerajaan islam yang
8

menentang kedaulatan Majapahit, adalah peristiwa-peristiwa yang menandai masa runtuhnya


kerajaan yang tadinya mempersatukan seluruh Nusantara.

Pengganti Wikramawardhana di atas tahta kerajaan Majapahit adalah anak


perempuannya yang bernama Suhita, yang memerintah dari 1429 sampai 1447. Mungkin
sekali Suhita ini dijadikan raja supaya tidak timbul lagi perang saudara. Meskipun
Wirabhumi telah gagal menentang Wikramawardhana banyak anggota keluarga raja dan para
terkemuka yang masih berdiri dipihaknya dan ibu Suhita adalah anak dari Wirabhumi.

Dalam lapangan kebudayaan, masa pemerintahan Suhita itu ditandai oleh berkuasanya
kembali anasir-anasir Indonesia. Berbagai tempat pemujaan didirikan di lereng-lereng
gunung, dan bangunan itu disusun sebagai punden berundak (berpuluh-puluh di lereng-lereng
gunung Penganggungan, Candi Sukuh dan Ceta di lereng Gunung Lawu, dsb). Selain
bangunan terdapat juga batu-batu untuk persajian, tugu-tugu batu seperti menhir, gambar-
gambar binatang ajaib yang mempunyai ari sebagai lambing tenaga ghaib, dll.

Suhita digantikan oleh adik tirinya, Kertawijaya yang memerintah dari tahun 1447
sampai 1451.

Perjalanan sejarah selanjutnya dan pergantian raja-rajanya sesudah 1451 itu tidak
dapat kita ketahui dengan pasti. Dari Pararaton kita kenal Raja Rajasawardhana sebagai
pengganti Kertawijaya, tetapi ia berekraton di kasepuhan. Ia memerintahdari 1451 sampai
1453. Tiga tahun kemudiannya gidak ada rajanya. Dari 1456 sampai 1466 ia digantikan oleh
Bhre Pandan Salas yang sesungguhnya bernama Suraprabhawa dan mempunyai nama resmi
Singhawikramawardhana. Raja ini berkeraton di Tumapel selama dua tahun. Pada tahun 1468
ia terdessak oleh Kertabhumi, anak bungsu Rajasawardhana, yang kemudian berkuasa di
Majapahit. Singhawikmawardhana sendiri memindahkan pusat kekuasaannya ke Daha, di
mana ia wafat pada tahun 1474.

Di Daha ia digantikan oleh anaknya, Ranawijaya yang bergelar Bhatara Prabhu


Girindrawardhana. Pada tahun 1478 raja ini berhasil Kertabhumi dan merebut Majapahit.
Menurut prasatinya dari tahun 1486 ia kemudian menamakan dirinya Raja Wilwatika Daha
Janggala Kadiri. Sampai ia memerintah tidak diketahui bagaimana riwayat Majapahit
kemudian. Hanya dari berita-berita portegis dapat dipastikan bahwa Majapahit pada tahun
1522 masih berdiri dan beberapa tahun kemudian kekuasaannya berpindah ke kerajaan Islam
di Demak. Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-
angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-
9

1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian
raja yang dipertengkarkan pada tahun 1450-an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan
oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogeram atau candrasengkala yang berbunyi sirna
ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahitdan harus
dibaca sebagia 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 14789 Mahesi. Arti sangkala ini adalah
“soirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian, yang sebenarnya digambarkan oleh
candrasangkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh
Girindrawardhana.

Ketika Majapahit didirikan, pedagang muslim dan para penyebar agama sudah mulai
memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit
diseluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan
baru yang berdasarkan agama Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat
nusantara. Catatan sejarah dari China, Portugis, dan Italia mengidikasikan bahwa telah terjadi
perpindahan Kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus,
penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M yang menjadi akhir dari
kerajaan majapahit.

4. 7 Unsur Kebudayaan Pada Kerajaan Majapahit


a. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan seperangkat bunyi yang keluar dari organ penghasil bunyi pada
manusia yang memiliki makna. Bahasa juga menghubungkan individu satu dengan individu
yang lainnya. Dengan demikian bahasa bisa dikatakan sebagai sarana yang penting dalam
kehidupan manusia.
Kerajaan Majapahit mengembangkan sistem bahasa yang tidak berbeda jauh dengan
kerajaan-kerajaan jawa lainnya. Sistem bahasa yang digunakan kerajaan Majapahit adalah
bahasa Jawa kuno dan Sanskerta. Bahasa Sanskerta merupakan bahasa yang lazim di gunakan
oleh para penganut agama Hindu-Buddha. Daerah Jawa pada saat itu telah memiliki sistem
bahasa sendiri yaitu Bahasa Jawa Kuno, bahasa ini hampir sama dengan Bahasa Jawa saat ini,
namun yang membedakannya adalah tata bahasa dan kalimat-kalimat yang digunakan sehari-
hari.
Sistem bahasa akan selalu dinamis, dalam hal ini bahasa yang digunakan saat ini akan
berebeda dengan bahasa yang digunakan di masa yang akan datang. Walaupun bahasa yang
10

digunakan masih tetap sama, akan terdapat perbedaaan pada kalimat-kalimat yang
digunakannya dalam hal ini dipengaruhi individu atau penutur bahasa dan kesepakan antara
individu lainnya.
b. Sistem Ilmu Pengetahuan
Perkembanagan akal manusiamenjadi salah satu faktor penentu dalam berkembangnya
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan hasil dari ide dan gagasan yang disesuaikan
dengan keadaan dan faktor-faktor lainnya. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang ahli
dalam ekspansi dan strategi militer.
Kerajaan majapahit tercatat pernah menaklukan tempat-tempat yang kelak akan
dikenal dengan nusantara. Taktik militer yang digunakan oleh maha patih Gajah Mada
merupakan pertanda berkembangnya ilmu militer di Kerajaan Majapahit.
Sistem ilmu pengetahuan yang digunakan oleh Kerajaan Majapahit tidak bisa
dilepaskan dengan pengaruh agama Hindu-Buddha. Beberapa hasil ilmu pengetahuan yang
dihasilkan oleh Kerajaan ini salah satunya adalah karya sastra yaitu kitab Negarakertagama
karangan Empu Prapanca, selain itu juga terdapat kitab Kakawih Sutasoma karangan Empu
Tantular, kitab itu menjadi rujukan kata Bhineka Tunggal Ika sebagai sebagai semboyan
negara indonesia. Dalam bidang arsitektur kerajaan ini memiliki ciri khas yaitu terdapatnya
susunan tingkatan dan terdapat relief-relief Sri Tanjung yang melambangkan pelepasan dari
kematian Jayanegara.
c. Sistem Kemasyarakatan
Dalam struktur kemasyarakatan pada masa Kerajaan Majapahit terdapat adanya
birokrasi yang sudah tertata rapih. Kerajaan Majapahit memiliki asas desentralisasi dan
sentralisasi dalam sistem pemerintahannya. Dalam struktur pemerintahan Majapahit terdapat
raja-raja bawahan.
Tugas dari raja bawahan tersebut memiliki pengaruh dari konsep penataan wilayah
macapat yaitu konsep ini berupa kerajaan pusat yang dikelilingi empat kerajaan-kerajaan
kecil sesuai arah mata angin. Raja bawahan memiliki struktur birokrasi yanghampir sama
dengan kerajaan pusat.
Hal yang menarik dari Kerajaan Majapahit adalah adanya pembagian tugas sesuai
dengan keahlian di bidangnya. Keahlian seorang pejabat dapat diketahui dari gelar yang
dipakai pada nama belakangnya. Ada ahli di bidang hukum, ada ahli di bidang kesusatraan
dan keahlian-keahlian lainnya.
d. Sistem Peralatan Hidup atau Teknologi
11

Sistem peralatan hidup atau Teknologi tidak terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan. Teknolgi merupakan buah dari ilmu pengetahuan. Sistem peralatan hidup yang
berkembang pada masa Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari keadaan geografis dan
perkembangan intelektualitas.
Seperti berkembangnya teknologi perkapalan yang digunakan maha patih Gajah mada
dalam melaksanakan sumpah menyatukan nusantara. Teknologi perkapalan yang digunakan
oleh kerajaan Majapahit adalah teknologi perkapalan yang menggunakan angin untuk
mengemudikannya.
Selain berkembang teknologi perkapalan pada masa Kerajaan Majapahit juga
berkembang teknologi militer seperti busur panah dan alat-alat berperang lainnya. Teknologi
yang berfokus pada militer menyebabkan Kerajaan Majapahit terus melakukan ekspansi
milter di daerah daerah semenanjung melayu dan daerah-daerah sekitar kepulauan Nusantara.
Teknologi arsitektur juga berkembang pada masa Kerajaan Majapahit seperti dengan
dibangunya bangunan candi untuk penghormatan kepada raja Jayanegara.
e. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian Hidup yang berkembang pada masa Kerajaan Majapahit tidak lepas
dari pengaruh letak geografis, pada wilayah pegunungan rakyat Majapahit memiliki mata
pencaharian sebagai pertanian. Sebaliknya yang hidup di dekat pantai cenderung memiliki
pekerjaan sebagai nelayan atau berdagang.
Namun yang menarik pada sistem pencaharian hidup di Kerajaan majapahit ini sudah
muncul pembagian pekerjaan sesuai keahlian yang dimiliki masing-masing individu. Pada
masa ini setiap individu di tempatkan sesuai dengan kemampuan dan tingkat
intelektualitasnya. Banyak muncul pekerjaan-pekerjaan yang relatif baru, seperti pujangga
kerajaan, yang memiliki tugas membuat karya sastra sesuai dengan permntaan penguasa
kerajaan.
f. Sistem Religi
Agama Hindu dan Buddha masuk ke kepulauan Nusantara pada abad ke 1 M, maka
cukup lama kepercayaan Hindu-Buddha mempengaruhi sistem kepercayaan Kerajaan
Majapahit. Agama resmi Kerajaan Majaphit adalah Hindu. Namun di Kerajaan ini juga
berkembang agama Buddha yang relatif saling bertoleransi di Kerajaan Majapahit.
g. Kesenian
Sistem Kesenian yang berkembang pada Kerajaan Majapahit salah satunya adalah
Seni Tari seperti, tarian bedhana surya, tarian bemtengan, tarian golek sedaun. Sealin itu
12

keunikan juga dimiliki oleh kesenian yang berkembang pada saat Kerajaan Majapahit adalah
banyaknya seni-seni pertunukan umum yang ditunjukan kepada kalangan rakyat biasa.
Kesenian-kesenian pertunjukan itu seperti pertunjukan wayang beber, berbentuk
lembaran bergambar kemudian dibeberkan selanjutnya jatilan sekilas seperti drama tari yang
melukiskan kegagahan prajurit majapahit dalam berperang diadu dengan magis atau
kesurupan. Pertunjukan seni selains sebagai hiburan juga berfungsi sebgai gambaran yang
kehidupan masyarakat Majapahit.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Majapahit yang berasal dari sebuah pohon maja yang berbuah pahit. Dari kedua kata
tersebut disatukan oleh Raden Wijaya menjadi nama sebuah Kota yaitu Majapahit yang kelak
akan menjadi nama dari sebuah kerajaan besar di nusantara. Berawal dari hutan belantara
kemudian dijadikan sebuah pemukiman, perkampungan dan pedesaan. Desa semakin
berkembang dan berubah menjadi kota yang sangat ramai. Nama kota tersebut adalah
Majapahit, terdapat arti khusus mengapa disebut demikian. Yaitu pada saat itu Raden Wijaya
mengalami cobaan hidup yang sangat pahit. Secara kebetulan didaerah tersebut terdapat
pohon Maja yang rasa dari buahnya pahit.
Raden Wijaya diterima oleh seorang pemimpin yang berkuasa di madura yang
bernama Arya Wiraraja, dia merupakan bekas bawahan dari Raja Kertanegara. Atas saran
dari nya pula Raden Wijaya kemudian mengabdikan diri kepada Raja Jayakatwang. Dari
hasil pengabdian tersebut Raden wijaya mendapat bumi perdikan di daerah Tarik. Itu
merupakan hutan belantara yang memiliki jajaran pohon lebat. Dari beberapa cerita yang
berkembang di masyarakat ada juga sebagian hutan yang tidak terlindungi pohon, hingga
ketika sedang bulan purnama bisa masuk menembus lebatnya hutan belantara itu. Maka bumi
perdikan di Tarik tersebut dinamakan Terang Wulan yang kemudian berubah menjadi
Trowulan.
Pada masa pemerintahnya Hayam Wuruk berfokus meningkatkan bidang pertanian
dan memperbaiki atau memelihara tanggul dalam mengatasi banjir, membangun jembatan-
jembatan sebagai jalan untuk memperlancar lalu lintas perdagangan. Komoditas perdagangan
nya berupa beras dan rempah-rempah. Daerah pelabuhan seperti Canggu, Surabaya, Gresik,
Sedayu dan Tuban menjadi pusat perdagangan. Selain itu Majapahit juga banyak mengimpor
mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dam barang besi.
Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogeram atau candrasengkala yang berbunyi sirna
ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahitdan harus
dibaca sebagia 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 14789 Mahesi. Arti sangkala ini adalah
“soirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian, yang sebenarnya digambarkan oleh
candrasangkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh
Girindrawardhana.

13
14

Ketika Majapahit didirikan, pedagang muslim dan para penyebar agama sudah mulai
memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, pengaruh Majapahit
diseluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan
baru yang berdasarkan agama Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai muncul di bagian barat
nusantara. Catatan sejarah dari China, Portugis, dan Italia mengidikasikan bahwa telah terjadi
perpindahan Kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus,
penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M yang menjadi akhir dari
kerajaan majapahit.
B. Saran
Menurut pendapat saya, Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar
dan merupakan contoh konkret dari indonesia saat ini. Adapun hasil-hasil kebusyaan yang
dihasilkan dapat dilihat dari beberapa peningalan yang ditemukan seperti candi, prasasti,
kitab-kitab sastra dan beberapa kesenian. Dari peninggalan tersebut kita dapat melihat
gambaran secara umum mengenai Kerajaan Majapahit.
Penulis tentu menyadari jika dalam penlisa makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca
sehingga dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Aris Munandar, Agus. et al. (2012). Indonesia dalam arus sejarah. Jakarta: Ichtisar Baru van
Hoeve.
Hall, D.G.E. (1988). Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional.
Wintala Achmad, Sri.(2017). Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Araska.
Notosanto, Nugroho dan Djoned Poesponegoro, Marwati.(1992). Sejarah Nasional Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Pangestu Rama, Ageng. (2007). Kebudayaan Jawa, Ragam kehidupan keraton dan dan
masyrakat di jawa 1222-1998. Yogyakarta: Cahaya Ningrat.

15

Anda mungkin juga menyukai