Anda di halaman 1dari 20

Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit

Oleh :
1. Alexandros Nook Pangapaang (20110240034)
2. Donni Arif Nugroho (18110221205)
3. Euangeliony Angelic Nikita Tampi (20110240268)
4. Indah Ayu Permatasari (20110240386)
5. Sarah Michelle (20110240753)

Tugas Makalah
Indonesian State Philosophy
COMM 24 – 16SP

JAKARTA
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Indonesian State Philosophy, dengan judul Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan
Majapahit. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Raffiudin Akil, S.H., M.Si. selaku dosen,
dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah dari awal
hingga selesai.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan kami
juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan
pertimbangan perbaikan makalah.

Jakarta, 31 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya .................................................................. 3
B. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya ....................................................................... 4
C. Perluasan Wilayah Kerajaan Sriwijaya .................................................................. 5
D. Struktur Kerajaan Sriwijaya ................................................................................... 7
E. Faktor penyebab Kerajaan Sriwijaya runtuh .......................................................... 8
F. Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit ................................................................. 9
G. Awal mula Raden Wijaya Berkuasa di Kerajaan Kerajaan Majapahit .................. 10
H. Kejayaan Kerajaan Majapahit.............................................................................. 11
I. Keruntuhan Kerajaan Majapahit .......................................................................... 12
Faktor Internal anatara lain ; ................................................................................... 13
Faktor Eksternal antara lain ; .................................................................................. 14
BAB III ........................................................................................................................... 15
PENUTUP ..................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17
A. Kerajaan Sriwijaya ............................................................................................... 17
B. Kerajaan Majapahit ............................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan kerajaan-kerajaan di Nusantara dimulai dari kerajaan -


kerajaan Hindu, kerjaan-kerajaan Buddha, kerajaan-kerajaan Islam. Perjalanan sejarah
bangsa diawali dari era prasejarah yang menjelaskan tentang pola hidup masyarakat
pada jaman itu, dimana mereka hidup secara berpindah-pindah dalam kelompok-
kelompok kecil serta mengandalkan alam sebagai penopang hidup dengan cara berburu,
dalam melakukan kegiatan ekonomi dilakukan dengan cara barter (tukar-menukar).
Sistim religius masyarakat prasejarah juga memiliki kharakteristik yang khas, hal itu
ditandai dengan tradisi-tradisi yang berbentuk kepercayaan animisme dan dinamisme
yang selalu mewarnainya.

Periodesasi perkembangan jaman kemudian memasuki era kerajan – kerajaan yang


dipercaya paling tua perdabannya dan sering juga disebut sebagai zaman keemas an
Nusantara di Indonesia, anatara lain adalah Sriwijaya (abad ke-7 M sampai abad ke-12
M) yang berpusat di Sumatera (saat ini Sumatera Selatan) dan Kerajaan Majapahit (abad
ke-13 M sampai abad ke-16 M) yang berpusat di Trowulan, Jawa Timur saat ini.

Kerajaan Sriwijaya, merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia, yang memiliki
corak dan model yang khas, sebuah prestasi juga diukir oleh kerajaan Sriwijaya sebagai
penguasa laut, selama berabad-abad, dengan dominasi perdagangan didaerah laut
semenanjung Asia. Kehidupan perekonomian melalui jalur perdagangan, khususnya di
daerah pesisir pantai yang menjadi daerah kekuasaan Sriwijaya sangat maju, hal
tersebut banyak membawa keuntungan bagi kerajaan Sriwijaya. Motif pemberian untuk
melancarkan arus perdagangan dari bangsa asing. Kemajuan Sriwijaya dalam bidang
perdagangan melalui jalur laut, ternyata telah banyak menyita perhatian kerajaan, hal ini
terbukti hanya hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan serta kehidupan pesisir
yang diupayakan, sehingga kehidupan daratnya, terlupakan, inilah yang akhirnya
menghancurkan kerajaan Sriwijaya.

1
Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya yang berlangsung lama akhirnya mengalami
kemunduran. Runtuhnya kerajaan Sriwijaya, memberikan ruang baru tentang
kekosongan kekuasaanyang harus segara diisi atau dikuasai untuk mengembangkan
sebuah kerajaan yang kuat dan Makmur. Muncullah kerajaan Majapahit sebagai kerajaan
yang besar dengan adipati-adipati, yang dipimpin oleh seorang patih yang memiliki
gagasan luhur dan agung.

Pada Zaman keemasannya, Kerajaan Majaphit hampir menaklukkan seluruh


Nusantara, yakni meliputi Jawa, Sumatera, bagian selatan Kalimantan dan Sulawesi,
malaka serta bagian selatan Thailand. Kejayaan yang dimiliki oleh Majapahit akhirnya
runtuh juga, sebagai sebuah siklus, dan dipengaruhi perubahan jaman. Kehidupan
Kalangan bangsawan yang bermewah – mewah, serta konflik perebutan kekuasaan
membawa Majapahit kedalam kemunduran serta kehancurannya, hal ini diperparah oleh
penderitaan rakyat jelata yang terus menerus dikungkung oleh sistem yang
memposisikan masyarakat atau rakyat jelata sebagai obyek penderitaan sehingga
pergolakan terjadi dimana – mana, hal tersebut juga dipengaruhi oleh kekuatan Islam
yang mulai kuat dan kokoh sehingga secara perlahan-lahan merongrong kedaulatan
Majapahit, sebagai sebuah kerajaan yang besar dan kuat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya sudah ada sejak abad ke-7 sekitar tahun (620-1270).
Kekuasaannya sangat luas dan membentang dari pulau Jawa, Sumatra, pesisir
Kalimantan, hingga sebagian wilayah di Negara Malaysia, Kamboja dan Thailand
Selatan. Sehingga dengan daerah kekuasaan yang sangat luas itu, kerajaan Sriwijaya
menjadi sangat kuat dan terkenal pada masa itu. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah
satu kerajaan yang berdiri di pulau Sumatra, dan banyak memberi pengaruh di
Nusantara.

Dalam bahasa Sanskerta Sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, sedangkan


Sriwijaya berarti “kemenangan yang gilang gemilang”. Bukti awal yang menyatakan
bahwa kerajaan Sriwijaya sudah ada sejak abad ke-7, seorang peziarah Tiongkok, I
Tsing, merupakan orang pertama yang menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun
671 dan tinggal selama 6 bulan untuk mendalami bahasa Sanskerta, ia menyatakan
bahwa “hanya dalam waktu 24tahun Kerajaan Sriwijaya telah menjadi negara yang kuat.
Selanjutnya pada abad ke-7 muncul sejumlah berita tertulis yang menginformasikan
adanya kerajaan budha yang perkasa, bernama Sriwijaya.

Dari prasasti yang di temukan di Sumatra dan Bangka sekitar tahun 682 M. Ada
juga berita yang menyatakan bahwa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya,
diantaranya adalah kedukan bukit (683 M) yang ditemukan di Palembang. Isi prasasti
tersebut adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20 ribu
tentara dan berhasil menaklukkan beberapa daerah. Dari dua bukti yang sudah
disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerajaan sriwijaya berdiri pada abad
ke-7 dengan Raja pertamanya adalah Daphung Tyang.

3
B. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya

1) Perkembangan dari berita Arab

Pada permulaan abad ke-10, pedagang-pedagang Arab cukup unggul dalam


perdaagangan maritim di Asia Tenggara, dengan kapal-kapalnya yang indah,
menyediakan pengangkutan dalam perdagangan Internasional Antara China dan India.
Peran tersebut kemudian menurun pada abad ke-12 dan ke-13. Itulah sebabnya
sejumlah berita Arab memberikan informasi penting mengenai Sriwijaya, terutama
kejayaan dan kemakmurannya.

Sumber pertama Arab berasal dari Ibn hordadzbeh tahun 844 – 848. Ia
mengatakan bahwa raja Dzabag disebut Maharaja. Yang kekuasaannya meliputi pulau-
pulau di Lautan Timur. Pada tahun 902 M Ibn alfakih memberitakan bahwa barang
dagangan kerajaan itu terdiri dari Cengkih, Kayu Cendana, Kapur Barus dan Pala.
Pelabuhannya yang besar di Pantai barat Sumatra adalah Barus.

2) Perkembangan berita dari China

Pada Tahun 1003, Raja Selichulawunifumatiauhwa atau Sri


Cumadamaniwarmadewa mengirim dua utusan ke China untuk membawa upeti. Utusan
itu mengatakan bahwa di Negerinya didirikan sebuah bangunan suci agama Budha,
bernama Chengtienwashou, untuk memuja agar Kaisar panjang umur.

Sumber kemakmuran Sriwijaya tak lepas dari hubungannya dengan negeri lain.
Hubungannya dengan China tercatat dalam sejarah dinasti Tang (Sintangshu). Pendirian
bangunan suci tadi, selain karena kepentingan agama dan hubungan politik Antara
Sriwijaya dengan China dan juga India, juga merupakan wujud kemakmuran negeri itu.

3) Perkembangan Berita dari India Selatan

Sriwijaya juga menjalin hubungan dengan Kerajaaan Chola di India Selatan.


Hubungan ini selain untuk tujuan politik dan ekonomi, juga pengembangan agama Budha
Mahayana di Sriwijaya. Tetapi hubungan ini tidak berlangsung baik secara terus
menerus. Kemudian pada tahun 1007, raja Chola mulai memperluas kekuasaannya
dengan jalan penaklukan ke timur.

4
Raja Chola mengklaim telah menaklukan 12 ribu pulau. Pada tahun 1012 raja
Chola Rajendracola bergerak maju ke wilayah Sriwijaya di Semenanjung. Kemudian
dilanjutkan tahun 1025, Maharaja Sriwijaya masih mengirim utusan ke istana Chola untuk
membicarakan permasalahan yang timbul di Kuil Budha Sriwijaya di Negapatma.

C. Perluasan Wilayah Kerajaan Sriwijaya

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Sriwijaya ialah


dengan menguasai lalu lintas perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka. Itulah
sebabnya kerajaan Sriwijaya mulai melakukan politik perluasan wilayah.Negeri yang
diduduki Sriwijaya adalah negeri-negeri yang letaknya strategis di sekitar Selat Malaka
dan Laut Jawa, dimulai dengan negeri yang dekat dengan Sriwijaya, yaitu Bangka. Di
Bangka ditemukan prasasti Kota Kapur di pantai barat pulau Bangka Prasasti ini antara
lain berisi kutukan dan hukuman terhadap siapapun yang bermaksud jahat terhadap
Sriwijaya. Pada bagian akhir disebutkan keberangkatan suatu ekspedisi ke pulau Jawa
pada tahun 686. Yang dimaksud pulau Jawa adalah kerajaan Tarumanegara. Hal ini
didasarkan pada berita Cina bahwa utusan Tarumanegara ke Cina pada tahun 689 tidak
ada lagi.

Pada tahun 686 Tarumanegara tidak mempunyai hak lagi untuk mengirim utusan
ke Cina, karena sudah menjadi negara bawahan Sriwijaya. Bukti lain adalah dengan
diketemukan prasasti berbahasa Melayu Kuno di daerah Bogor (Leuwi-liang).

Setelah berhasil menduduki kerajaan Tarumanegara, Sriwijaya meluaskan


wilayahnya ke Melayu. Hal ini dijelaskan dalam prasasti Karang Brahi di hulu sungai
Merangin/ Jambi, bahwa Sriwijaya berhasil menaklukkan daerah Jambi hulu (Melayu).
Apabila dilihat dari segi ekonomi dan perdagangan, negeri Sriwijaya tidak semaju Melayu
yang memiliki pelabuhan yang strategis, sehingga dengan menundukkan Melayu,
Sriwijaya dapat menguasai lalu lintas perdagangan dan pelayaran di selat Malaka.
Melayu tetap borfungsi sebagai pelabuhan, namun statusnya dibawah kekuasaan
Sriwijaya.

Pada tahun 682 armada Sriwijaya bergerak ke utara dan menduduki Kedah di
semenanjung Malaka. Kedah merupakan tempat persinggahan pertama perahu-perahu

5
yang berlayar dari Srilangka dan Tamralipti di teluk Benggala. Kemudian Sriwijaya
meluaskan wilayahnya ke kerajaan Tulang Bawah di Lampung, yang dibuktikan dengan
diketemukan prasasti Palas Pasmah, disebelah utara Kalianda, Lampung Selatan.
Prasasti tersebut isinya sama dengan prasasti Kota Kapur dan Karang Brahi.

Dalam naskah Cina disebutkan bahwa pada tahun 742 Shih- li - fo - shih
(Sriwijaya) tidak mengirim utusan ke Cina. Hal ini berlangsung sampai tahun 775. Di Ligor
semenanjung Malaka terdapat prasasti bertahun 775 yang menunjukkan bahwa raja
Sriwijaya bernama Dharmasetu, telah menguasai daerah Ligor dan mendirikan
bermacam-macam bangunan, termasuk bangunan suci yang dipersembahkan kepada
Budha, Bhodisatwa Padmapani dan Vajravani. Melalui pertempuran dilaut, Sriwijaya
berhasil menduduki kerajaan-kerajaan di sekitarnya, sehingga kemakmuran penduduk
sepanjang pantai Nusantara bagian barat menjadi lebih terjamin. Keberhasilan ini
mengakibatkan Sriwijaya menjadi suatu kerajaan yang lebih jaya daripada sebelumnya.
Sriwijaya menguasai 14 kota yang dulunya merupakan saingannya.

Dibidang persenjataan, kerajaan Sriwijaya mempunyai kekuatan untuk


memaksakan kekuasannya atas saing-saingannya. Senjata yang digunakan pasukan
tentara Sriwijaya, dengan ciri-ciri model India seperti panah dengan busur panjang,
pedang pipih melengkung, rencong pendek besar dan perisai panjang. Pada relief yang
terdapat di candi Borobudur terdapat 11 buah lukisan yang menggambarkan konstruksi
kapal pada zaman Sriwijaya, dari yang sangat sederhana sampai kapal yang mempunyai
berat 250 sampai 1000 ton dapat memuat 1000 orang, belum termasuk muatan barang.
Catatan Cina menyebutkan bahwa tentara Sriwijaya mahir berperang baik di darat
maupun di laut. Kekuatan pemukul Sriwijaya terletak pada armada lautnya. Raja
mempunyai kapal-kapal, dan pelaut-pelaut dari kepulauan sekelilingnya yang bergabung
guna memperkuat armada raja, dalam mempertahankan perdagangan mereka.
Meskipun Sriwijaya terletak di pantai yang tidak banyak penduduknya, namun dapat
memanfaatkan sumber daya manusia yang tinggal torsebar di pantai selat Malaka.
Menurut Walters terdapat tiga wilayah jajahan Sriwijaya :

6
1. Semenanjung Malaya, wilayah yang tidak selamanya dikuasai Sriwijaya;
2. Pantai timur laut dan utara Sumatera, yang mensuplai bahan baku untuk
perdagangan Internasional
3. Daerah pantai timur dan pulau-pulau dekat Palembang yang menjadi
daerah Pusat kerajaan.

D. Struktur Kerajaan Sriwijaya

1) Hubungan dengan luar negeri

Berbeda dengan hubungan luar negeri kerjaan-kerajaan lain di Indonesia jelas


sekali bahwa hubungan luar negeri Sriwijaya lebih aktif sifatnya. Bukan hanya di India
Sriwijaya focus pada bangunan agama, tetapi jga di negeri China. Bukan hanya pada
bangunan, tapi perdagangan juga berkembang sangat pesat. Karena letak Geografis
Sumatra sangat cocok dalam kegiatan pedagangan Internasional yang mulai
berkembang Antara India dengan daratan Asia Tenggara sejak awal Tarikh Masehi.
Letak selat Malaka menarik perhatian perdagangan didaratan Asia tenggara untuk
meluas ke selatan. Suatu hal yang baru terjadi setelah perdagangan dengan India
berkembang, penduduk Sumatra, khususnya di pantai timur bukanlah orang-orang awam
lagi dalam hal perdagangan Internasional.

2) Keamanan yang memadai

Sriwijaya lebih menunjukkan caranya sendiri dengan ditemukannya prasasti-


prasasti yang mencatat penyelesaian hokum sengketa Antara sesama warga
masyarakat. Prasasti-prasasti tersebut umumnya berasal dari abad ke-7 atau ke-8 yaitu
pada masa awal tumbuhnya kerajaan Sriwijaya sebagai suatu kekuatan. Dari prasasti-
prasasti tersebut timbul kesan bahwa masa itu adalah masa penaklukkan. Tentara
Sriwijaya bergerak di seluruh negeri dalam suatu usaha Pasifikasi.

Sebagian dari prasasti-prasasti itu mengandung ancaman kutukan yang ditujukan


kepada keluarga raja sendiri. Walaupun hal tersebut kedengaran aneh, tetapi ada
pendapat yang menganggap hal itu mungkin. Sebabnya karena keluarga raja yang

7
diancam itu memang berada di luar pengawasan langsung. Mereka adalah anak-anak
raja yang diberi kuasa pada setiap daerah-daerah.

Selain kekuatan yang dapat menghilangkan niat untuk bersaing dan kekayan yang
termashur, sriwijaya juga memenuhi kewajibannya kepada mereka yang berdagang
dengannya engan menjamin keamanan jalur-jalur pelayaran yang menuju ke Sriwijaya.
Karena sebagai sebuah Negara maritim yang berdagang Sriwijaya telah
mengembangkan suatu tradisi diplomasi yang menyebabkan kerajaan tersebut lebih
metropolitan sifatnya. Untuk dapat mempertahankan peranannya sebagai Negara
berdagang, sriwijaya lebih memerlukan kekuatan Militer yang dapat melakukan gerakan
expedisioner dari pada sebuah Negara agraris.

E. Faktor penyebab Kerajaan Sriwijaya runtuh

1. Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M, ketika itu yang di Sriwijaya
adalah Sri Sudamani Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak berhasil,
tetapi telah melemahkan Sriwijaya.
2. Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintahkan oleh Raja
Rajendracoladewapada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke
semenanjung Malaka dan berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga
dilakukan pada tahun 1068 M dilakukan oleh Wirarajendra, cucu
Rajendracoladewa.
3. Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292,
yang diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi), Mauliwarmadewa,
semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.
4. Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai yang mengambil
alih posisi Sriwijaya.
5. Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih
Gajah Mada pada tahun 1377 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan
Majapahit. Pendudukan yang dilakukan Kerajaan Majapahit atas seluruh
wilayah Sriwijaya pada tahun 1377. Pendudukan tersebut dalam upaya
mewujudkan kesatuan Nusantara.

8
6. Letak Kota Palembang semakin jauh dari laut. Akibat pengendapan yang
dibawa oleh Sungai Musi dan sungai lainya, akhirnya Kota Palembang semakin
jauh dari laut.
7. Berkurangnya kapal dagang yang singgah. Akibat semakin jauhnya Kota
Palembang dari laut menyebabkab daerah tersebut tidak strategis lagi. Kapal-
kapal dagang lebih memilih singgah di tempat lain. Hal tersebut menyebabkan
perdagangan perdagangan berkunrang dan pendapatan kerajaan dari pajak
menurun.
8. Banyak daerah yang melepaskan diri dari Sriwijaya. Akibat semakin
melemahnya perekonomian Kerajaan Sriwijaya maka penguasa kerajaan tidak
mampu lagi mengontrol daerah kekuasaanya. Daerah kekuasaan Kerajaan
Sriwijaya yang telah melepaskan diri adalah Jawa Tengah dan Melayu.

F. Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Hindu di Jawa Timur yang didirikan
oleh Raden Wijaya. Kerajaan kuno ini berdiri pada tahun 1293-1500 Masehi. Kerajaan
Hindu ini dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia, yang
wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Bali, Borneo hingga sampai di Filipina.

Menurut Prasasti Kudadu tahun 1294 menyebutkan nama asli pendiri Majapahit
adalah Sanggramawijaya, sedangkan dalam Negarakertagama yang ditulis di
pertengahan abad ke-14 menyebut pendiri Majapahit adalah Dyah Wijaya. Istilah Dyah
tersebut yang menjadi cikal bakal Raden, yang berasal dari kata Ra Dyah atau Ra Dyan
dan juga Rahadyan. Sehingga kita kenal dalam buku sejrah menjadi nama Raden Wijaya
sebagai pendiri dari Kerajaan Majapahir yang berdiri pada tahun 1293 Masehi. Kerajaan
Majapahit tidak bisa lepas dari sejarah Singasari. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
secara garis keturunan, pendiri kerajaan Majapahit merupakan pewaris kekuasaan
kerajaan Singasari yang sebelumnya runtuh.

9
G. Awal mula Raden Wijaya Berkuasa di Kerajaan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari kerajaan Singasari yang didirikan Ken
Arok. Kerajaan Singasari yang runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang
(Maduin) Jayakatwang pada 1292. Setalah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan
diri Bersama tigas sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe.

Raden Wijaya merupakan menantu sekaligus keponakan Kertanegara yang


memohon kepada Jayakatwang untuk membuka wilayah pertahanan sebagai
pengabdian terhadap Jayakatwang. Namun secara diam-diam Raden Wijaya telah
bersiap-siap untuk merebut Kembali kekuasaan dari Jayakatwang.

Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk
menghukun Raja Jawa (kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan.
Dan Melalui ini, raden Wijaya menyatakan Kesetiaan kepada Cina dan memohon
bantuan untuk menumpas Jayakatwang yang dianggap sebagai penerus Kertanegara.
Bersama mereka berhasil mengalahkan Jayakatwang yang dianggap sebagai penerus
Kertanegara, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka
angkat kaki dari Jawa.

Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggan 10
November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit Raden Wijaya
dinobatkan sebagai Raja Majapahit yang pertama. Perekonomian Modern Kerajaan
Majapahit pola perekonomian masa Kerajaan Majapahit sudah tergolong modern. Hal
tersebut bisa terlihat dari bukti temuan ekskavasi di sekitar Trowulan. Temuan
menunjukkan, ada hubungan dengan dunia luar, perdagangan komersial, tabungan
dalam bentuk celengan, mata uang domestik dan asing, serta nilai tukar tertentu antara
kedua mata uang tersebut. Sistem moneter yang tampil dalam bentuk uang domestik dan
asing tampaknya memperkuat asumsi bahwa Kerajaan Majapahit sebenarnya sudah
mulai masuk ke era modern. Bukti itu dikemukakan oleh sekelompok arkeolog dari
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia yang dipimpin Bambang Sumadio. Penelitian
yang berlangsung sejak 1984 ini melibatkan tak kurang dari 12 peneliti. Uang-uang asing,
yang antara lain berasal dari China dan Malaka serta uang domestik dengan tulisan Jawa
dan gambar wayang, dipakai untuk tujuan komersial, yang motifnya adalah keuntungan.

10
Bahkan, beberapa sumber-sumber tertulis menyebutkan, ada nilai tukar di antara uang-
uang tersebut. Mata uang Malaka, misalnya, berharga satu seperempat mata uang Jawa.

Hingga sekarang telah ditemukan sekitar 10.000 keping mata uang China di situs
Trowulan, yang saat ini seluruhnya tengah dibersihkan. Penggunaan mata uang asing
tersebut lantaran Majapahit telah mengalami era perdagangan global dengan bangsa
lain. Secara ekonomi, pada awalnya Majapahit berlandaskan ekonomi agraris. Tapi, hasil
bumi yang melimpah ruah dari daerah pedalaman yang subur diangkut ke berbagai
daerah untuk diperdagangkan, melalui jalur darat, sungai, dan laut saat puncak
kejayaannya. Ketika itu, Majapahit telah mengadakan hubungan perdagangan dengan
daerah-daerah di luar Jawa, yaitu dengan Banda, Ternate, Ambon, Banjarmasin Malaka,
dan Filipina. Beberapa daerah pesisir yang dijadikan pelabuhan pun membuat
kemunculan pusat-pusat perdagangan, seperti Canggu, Surabaya, Gresik, Sidayu,
Pasuruhan, Tuban, dan Jepara. Para pedagang dari Nusantara, Tiongkok, dan Arab
serta orang-orang Eropa pun berdatangan ke Nusantara.

H. Kejayaan Kerajaan Majapahit

Masa kejayaan Kerajaan Majapahit berada saat di masa pimpinan Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk lahir pada tahun 1334 Masehi. Ibu Hayam Wuruk bernama Tribhuwana
Tunggadewi. Sang ibu adalah ratu ketiga yang memimpin Kerajaan Majapahit. Adapun
kakek Hayam Wuruk (ayah Tribhuwana Tunggadewi) adalah Raden Wijaya yang
merupakan pendiri sekaligus raja pertama di Kerajaan Majapahit. Ayah Hayam Wuruk
bernama Sri Kertawardhana atau Cakradhara. Sang ayah merupakan penguasa di
Singosari bergelar Bhre Tumapel. Hayam Wuruk adalah Raja Majapahit keempat
menggantikan ibunya sendiri, Tribhuwana Tunggadewi yang menjadi Ratu Majapahit
ketiga. Hayam Wuruk naik tahta saat berusia 16 tahunm tepatnya pada tahun 1350
hingga 1389. Di bawah kekuasaan sang raja keempat inilah Kerajaan Majapahit
mencapai puncak keemasannya. Dalam menjalankan roda kepemimpinannya, Hayam
Wuruk dibantu oleh Mahapatih Gajah Mada. Gajah Mada pernah menyatakan, pada
Sumpah Palapa-nya, bahwa ia berambisi ingin menguasai Nusantara.

Sehingga, pada masa Raja Hayam Wuruk, Majapahit memiliki wilayah kekuasaan
yang sangat luas. Adapun wilayah kekuasaan Majapahit, saat itu, menurut catatan

11
sejarah di Kakawin Nagarakertagama pupuh XIII-IV, meliputi daerah-daerah Sumatera
bagian barat, Maluku bagian timur, sebagian Papua dan beberapa negara di Asia
Tenggara. Dengan kata lain, wilayah kekuasaan Majaphit hampir meliputi seluruh wilayah
Nusantara. Kerajaan Majapahit di masa Hayam Wuruk juga mencapai puncak kejayaan
di berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Sektor perdagangan Majapahit, di masa
Hayam Wuruk, mengalami perbaikan dan perkembangan.

Infrastruktur yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan diperbaiki, seperti jalan-


jalan dan jembatan sebagai jalur untuk memperlancar lalu lintas perdagangan. Selain itu,
tanggul sepanjang sungai juga diperbaiki dan dirawat agar tidak terjadi banjir.

Adapun komoditas atau barang dagangan utama Majapahit adalah beras dan
rempah-rempah. Selain itu, menurut catatan pedagang Tiongkok bernama Wang Ta-
yuan, Majapahit melakukan ekspor lada, garam, cengkeh, pala, kayu cendana, gading
dan beras. Dikatakan, banyak pedagang Tiongkok membeli barang-barang tersebut.
Kehidupan perpolitikan di Kerajaan Majapahit masa kepemimpinan Hayam Wuruk
berjalanan aman, tenteram dan tenang. Hayam Wuruk menerapkan sistem keterbukaan
dan komunikatif terhadap masyarakat Majapahit. Ia bahkan tidak jarang melakukan
keliling ke daerah-daerah untuk menyapa dan melihat langsung kondisi masyarakat
Majapahit. Tindakan ini pun membuat masyarakat Majapahit terkesan terhadap Sang
Raja.

Di samping itu, Kerajaan Majapahit masa kepemimpinan Hayam Wuruk juga menjalin
hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan luar Nusantara, seperti Kerajaan Champa,
Kerajaan Ayodya (Siam), Kerajaan di Kamboja dan Kerajaan di China.

I. Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Dalam buku Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha (2013) karya Suwardono,


mengatakan bahwa Majapahit telah runtuh pada 1400 Saka atau 1478 Masehi.
Keruntuhan Majapahit disebut juga dalam Serat Kanda. Runtuhnya Majapahit
dipengaruhi oleh beberapa factor Internal dan Eksternal.

12
Faktor Internal anatara lain ;

1. Tidak ada kaderisasi/pembentukan pemimpin baru :


Setelah Gajah mada meninggal dunia pada 1364 dan disusul dengan wafatnya
Hayam Wuruk, Majapahit tidak memiliki pemimpin yang mampu mengulangi masa
kejayaan kerajaan ini. Itu dikarenakan pada saat ia masih hidup/berkuasa, Beliau
tidak memberikan kesempatan dan pelatihan pada generasi penerus, sehingga
setelah Ia meninggal Majapahit tidak memeliki penggantinya yang cakap dan
berpengalaman. Kerajaan ini berangsur-angsur mengalami kemunduran. Tidak
ada tokoh pemimpin yang cakap membuat masa-masa selanjutnya menajadi
periode yang suran dan Panjang bagi Majapahit. Sering terjadi pertikaian bahkan
di dalam lingkungan istana, wilayah-wilayah takhlukan pun mulai melepaskan diri
yang semakin memperlemah pengaruh Majapahit
2. Perebutan Takhta :
Perebutan ini terjadi setelah wafatnya Hayam Wuruk tahun 1389 M. Perebutan
takhta ini melibatkan anak selir Hayam Wuruk yaitu Bhre Wirabhumi dan
menantunya yaitu Wikramawardhana. Konflik ini menyebabkan pecahnya
persatuan keluarga dan bangsawan Kerajaan Majapahit.
3. Adanya Perang Saudara (Perang Paregreg):
Perang yang terjadi sekitar tahun 1405 - 1406 ini menimbulkan kekacauan bagi
rakyat, melemahkan kekuatan secara global, dan tidak ada persatuan. Tiadanya
pemimpin yang kuat, membuat internal Majapahit goyah dan terbelah. Perang
Saudara atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Perang Paregreg menjadi
faktor utama dari runtuhnya Kerajaan Majapahit. Perang ini melibatkan
Wikramawardhana dengan Bhre Wirabumi. Perang Saudara pun berakhir dengan
menangnya Wikramawardhana dan menjadikannya sebagai Raja Majapahit
setalah raja terakhir yaitu Hayam Wuruk. Namun sayangnya, Wikramandhana
tidak mampu mempertahankan kendali atas kerajaan Majapahit dan membangun
kepercayaan daerah-daerah kekuasannya.
4. Daerah Kekuasaan Majapahit mulai melepaskan diri :

13
Krisis sosial, ekonomi dan politik di Pusat Kerajaan Majapahit membuat kerajaan
tersebut menjadi lemah dan kacau sehingga para adipati di Jawa dan kerajaan –
kerajaan di luar Jawa melepaskan diri dan membentuk hingga memerdekakan
pusat pemerintah sendiri. Hal ini kemudian berimbas pada berbagai aspek lainnya
seperti militer dan pertahanan kerajaan.

Faktor Eksternal antara lain ;

1. Kelemahan pemerintah pusat selama perang saudara mengakibatkan


kemunduran ekonomi Majapahit. Perdagangan di Kepulauan Nusantara telah
diambil alih oleh pedagang – pedagang yang datang dari luar. Misal, Laksamana
Cheng Ho yang merupakan seroang jendral Muslim-China. Cheng Ho mendirikan
komunitas Islam di beberapa kota pelabuhan di Pantai Utara Jawa (Tuban,
Semarang, Demak, dan Ampel).
2. Masuk dan berkembangnya pengaruh Islam yang kuat :
Dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara
Islam di Nusantara (2005) karya Slamet Muljana, menguatnya kekuatan Islam
pada awal abad ke-15 Masehi mampu meruntuhkan eksistensi Majapahit.
Pengaruh Islam di pantai Utara Jawa juga mendorong terlahirnya beberapa
kerajaan bercorak Islam seperti Demak, Banten, Cirebon, dsb. Islam mampu
mengubah pola pandangan masyarakat Jawa kea rah modern yang identic
dengan pembaharuan.
3. Serangan dari Kerajaan Demak :
Pada tahun 1475, Raden Patah mendirikan kesultanan Demak yang berpusat di
Demak, Jawa Tengah. Dengan dukungan dari ulama Jawa, Kesultanan Demak
menyerang sisa-sisa kekuatan Majapahit di Jawa Timur.
4. Munculnya Pusat Perdagangan di Malaka :
Kemunculan pusat perdagangan di selat Malaka menyebabkan ruang gerak
perdagangan maritime Majapahit semakin sempit

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kerajaan Sriwijaya sudah ada sejak abad ke-7 sekitar tahun (620-1270). Dalam
bahasa Sanskerta Sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, sedangkan Sriwijaya berarti
“kemenangan yang gilang gemilang”. Sriwijaya menjalin hubungan dengan Kerajaaan
Chola di India Selatan. Hubungan ini selain untuk tujuan politik dan ekonomi, juga
pengembangan agama Budha Mahayana di Sriwijaya. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat Sriwijaya ialah dengan menguasai lalu lintas
perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka. Itulah sebabnya kerajaan Sriwijaya mulai
melakukan politik perluasan wilayah Negeri yang diduduki Sriwijaya adalah negeri-negeri
yang letaknya strategis di sekitar Selat Malaka dan Laut Jawa, dimulai dengan negeri
yang dekat dengan Sriwijaya, yaitu Bangka. Melalui pertempuran dilaut, Sriwijaya
berhasil menduduki kerajaan-kerajaan di sekitarnya, sehingga kemakmuran penduduk
sepanjang pantai Nusantara bagian barat menjadi lebih terjamin. Faktor utama yang
menyebabkan Kerajaan Sriwijaya runtuh yaitu terjadinya perebutan kekuasaan Kerajaan
Sriwijaya.

Seperti yang diketahui banyak orang, Kerajaan Majapahit merupakan Kerajaan yang
bercorak Hindu-Buddha yang didirikan pada tahun 1293 di Hutan Tarik, Mojokerto.
Kerajaan Majapahit ini mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Raja
Hayam Wuruk (1350 – 1389). Kebesaran Kerajaan ditunjang oleh pertanian sudah
teratur, perdagangan lancer dan maju, memiliki armada angkutan laut yang kuat serta
dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada. Namun, Masa Kejayaan
Majapahit hilang begitu setelah Gajah Mada meninggal dunia pada 1364 dan disusul
dengan wafatnya Hayam Wuruk, Majapahit tidak memiliki pemimpin yang mampu
mengulangi masa kejayaan kerajaan ini. Hal ini menimbulkan perang saudara (perang
paregreg) dan juga perebutan takhta. Perang tersebut dimenangkan Wikramawardhana.
Walaupun begitu, pada masa kepemimpinannya tidak berjalan dengan lancar, Beliau
tidak mampu mempertahankan kendali atas kerajaan Majapahit. Terjadinya Krisis sosial,
ekonomi dan politik membuat Kerajaan Majapahit menjadi kacau dan lemah, sehingga

15
para adipati di Jawa dan kerajaan – kerajaan luar Jawa melepaskan diri dan membentuk
pusat pemerintahannya sendiri. Hal ini juga berimbas pada aspek militer (pertahanan)
kerajaan. Bukan hanya itu saja, dengan masuk dan berkembangnya Agama Islam di
pantai Utara Jawa mendorong terlahirnya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti
Demak, Banten, Cirebon, dan masih banyak lagi yang mampu mengubah pola
pandangan masyarakat Jawa kearah modern yang indentik dengan pembaharuan

B. Saran

Berdasarkan apa yang dijelaskan diatas mengenai Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan
Majapahit, kiranya dapat dimengerti dan dipahami untuk menjadi pembelajaran dan
pemahaman kita tentang sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Karena
penjelasan diatas belum mencakup semua aspek sejarah Kerajaan Swriwijaya dan
Kerajaan Majapahit, maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang sifatnya
mendukung atau membangun. Kami ucapkan Terima Kasih.

16
DAFTAR PUSTAKA
A. Kerajaan Sriwijaya

Muljana, Slamet. 2006. Sejarah Indonesia Sriwijaya. Yogyakarta: LkiS

Adam,Asvi Warman. 2010. Menguak Misteri Sejarah. Jakarta: Buku Kompas.

Ali, R. Moh.2005. Penantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: LKiS.

Amran, Rusli. 1981. Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan.

Anthony, Reid. 1992. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jilid I.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hamid, Abd Rahman. 2013. Sejarah Maritim Indonesia. Yogykarta: Penerbit Ombak.

Kartodirdjo, Sartono. Dkk. 1977. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sejarah Perang Nusantara jilid I, Pusjarah TNI, 2003.

B. Kerajaan Majapahit

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/29/141209069/penyebab-runtuhnya-
kerajaan-majapahit?page=all
https://www.brainly.com/
https://tirto.id/sejarah-majapahit-penyebab-runtuhnya-kerajaan-daftar-raja-raja-f9pk
https://apa-itu.net/majapahit/
https://kelasqu.id/biografi-hayam-wuruk-fakta-kehidupannya/
https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/sejarah-majapahit-masa-
kejayaan-dan-keruntuhannya
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/080000569/asal-usul-berdirinya-
kerajaan-majapahit?page=all
https://www.studiobelajar.com/kerajaan-majapahit/

17

Anda mungkin juga menyukai